3. Surveilans kematian
Yang tercantum dalam data kematian meliputi nama, tempat atau barak, umur, jenis kelamin,
tanggal meninggal, diagnosis, gejala, identitas pelapor.
Manfaat:
Perencanaan & mobilisasi utk penanggulangan yang tepat
Memberikan informasi yang benar bagi pimpinan & masyarakat.
Secara tidak langsung mencegah KLB & akibat buruk lain.
https://docplayer.info/30943843-Manajemen-epidemiologi-bencana-pusat-data-dan-
surveilans-epidemiologi-kementerian-kesehatan-ri.html
7.1 surveilans epidemiologi pengungsi
Pengungsian adalah peristiwa berpindahnya penduduk dari suatu tempat ketempat lainnya
untuk mengamankan dan menyelamatkan diri akibat terjadinya suatu peristiwa mendadak
seperti bencana dan konflik sosial maupun sebab lain
yang terjadi di suatu tempat. Terjadinya pengungsian memerlukan upaya
penanggulangan sehingga tidak berdampak timbulnya kondisi emergensi dengan kematian
yang besar.Berdasarkan pengalaman selama ini, kejadian pengungsian sekelompok orang
dalam jumlah yang cukup besar akan terjadi risiko terhadap status kesehatan masyarakat
pengungsi, baik pada saat melakukan pengungsian,maupun pada saat berada di tempat
penampungan pengungsi. Risiko perubahan status kesehatan akan terjadi sangat cepat, tidak
terduga dan lebih dari itu,adanya penyakit sekunder, terutama penyakit menular potensi KLB,
dapat berisiko jatuhnya korban yang besar.Untuk mempersiapkan kondisi rawan dengan
sikap antisipatif terhadap program pencegahan penyakit, maka peran surveilans epidemiologi
sebagai“evidance base” untuk menetapkan priotitas program perlu dibangun.
Surveilas epidemiologi yang dikembangkan pada pengungsi pada periode emergensi
merupakan Sistem Kewaspadaan Dini KLB penyakit dan keracunan. Sistem yang akan
dikembangkan harus selalu didahului dengan kajian awal. Kajian awal harus dapat
mengidentifikasi prioritas-prioritas penyakit penyebab kesakitan dan kematian, faktor-
faktor yang berpengaruh, serta program intervensi yang mungkin dapat
dilakukan, terutama penyakit potensial KLB. Prioritas-prioritas penyakit tersebut nantinya
menjadi prioritas upaya perbaikan-perbaikan kondisi rentan pada kelompok pengungsi, agar
kejadian luar biasa penyakit dan keracunan dapat ditekan frekuensi atau beratnya
kejadian, atau bahkan dapat dihindari sama sekali. Prioritas-priotas penyakit penyebab
kesakitan kematian pada pengungsi
tersebut juga menjadi dasar perumusan terhadap kemungkinan
penyelenggaraan surveilans kesehatan masyarakat dalam bentuk sistem
kewaspdaan dini KLB dan keracunan. Model surveilans yang akan dikembangkan juga
perlu menjadi salah satu sasaran kajian awal. Prioritas-
prioritas penyakit penyebab kesakitan dan kematian pada pengungsi tersebut, juga
menjadi dasar dari prioritas kesiapsiagaan menghadapi
kemungkinan terjadinya kejadian rawan atau KLB penyakit menular dan
keracunan. Kesiapsiagaan diarahkan pada kesiapsiagaan tenaga dan tim penanggulangan
gerak cepat, sistem konsultasi ahli, komunikasi, informasi dan transportasi, serta
kesiapsiagaan penanggulangan KLB, baik dalam teknisk penanggulangan, tim maupun
logistic.
Sumber :
“Manajemen Pengungsi Surveilans Epidemiologi Subdirektorat Surveilans Epidemiologi,
Direktorat Surveilans Epidemiologi, Imunisasi dan Kesehatan Matra,Direktorat Jenderal
Pemberantasan Penyakit Menular dan PenyehatanLingkungan,Departemen KesehatanJakarta,
2003