Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

PERENCANAAN DAN EVALUASI PROGRAM KESEHATAN


KONSEP DASAR DEMOGRAFI PERENCANAAN KESEHATAN

DISUSUN OLEH :
1. Azzahra (181040500069)
2. Nia Octaviani (181040500067)
3. Shinta Nur Azizah (181040500042)
4. Wyndy Rosiana (181040500051)

Kelas 3B
S1 Kesehatan Masyarakat

STIKes Kharisma Persada


Jl. Pajajaran No. 1, Pamulang, Pamulang Barat, Tangerang Selatan
Banten-15417
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Konsep Dasar Demografi Perencanaan Kesehatan”. Penyusunan makalah ini untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perencanaan dan Evaluasi Program
Kesehatan, kami berharap dapat menambah wawasan dan pengetahuan. Serta
pembaca dapat mengetahui tentang beberapa materi tentang Dasar Demografi
Perencanaan Kesehatan.
Menyadari banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini. Karena itu
kami sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca untuk melengkapi
segala kekurangan dan kesalahan dari makalah ini. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu selama proses penyusunan makalah
ini.

Pamulang, 04 September 2019

Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................3
2.1 Pengertian Demografi..........................................................................................3
2.2 Pertimbangan Demografi Umum.........................................................................4
2.3 Sumber-Sumber dan Kesalahan Data Kependudukan.........................................6
2.4 Data Kependudukan Khusus dalam Perencanaan Kesehatan............................22
BAB III........................................................................................................................24
PENUTUP...................................................................................................................24
3.1 Kesimpulan........................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................25

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar Negara-negara
berkembang di dunia. Hal yang paling mendasar yang umum dijumpai dalam
suatu Negara berkembang adalah jumlah penduduk yang sangat besar. Indonesia
merupakan slah satu Negara dengan jumlah penduduk yang terbanyak. Hal ini
dapat dilihat dari hasil sensus penduduk yang semakin tahun semakin meningkat.
Dalam pengetahuan tentang kependudukan dikenal sebagai istilah karakteristik
penduduk yang berpengaruh penting terhadap proses demografi dan tingkah laku
sosial ekonomi penduduk.
Pertumbuhan penduduk yang meningkat berkaitan dengan kemiskinan dan
kesejahteraan masyarakat. Pengetahuan tentang aspek-aspek dan komponen
demografi seperti fertilitas, mortalitas, morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan,
perkawinan, dan aspek keluarga dan rumah tangga akan membantu para penentu
kebijakan dan perencana program untuk dapat mengembangkan program
pembangunan kependudukan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang
tepat pada sasarannya.
Dengan jumlah penduduk yang sangat tinggi tersebut akan melahirkan
beragam masalah dalam kehidupan. Masalah utama yang dihadapi di bidang
kependudukan di Indonesia adalah masih tingginya pertumbuhan penduduk dan
kurang seimbangnya penyebaran dan struktur umur penduduk. Program
kependudukan dan keluarga berencana bertujuan turut serta menciptakan
kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi seluruh masyarakat melalui usaha-usaha
perencanaan dan pengendalian penduduk. Dengan demikian diharapkan tercapai

1
keseimbangan yang baik antara jumlah dan kecepatan pertambahan penduduk
dengan perkembangan produksi dan jasa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari demografi?
2. Apa pertimbangan demografi umum?
3. Apa saja sumber-sumber dan kesalahan data kependudukan?
4. Bagaimana data kependudukan khusus dalam perencanaan kesehatan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari demografi
2. Untuk mengetahui pertimbangan demografi umum
3. Untuk mengetahui sumber-sumber dan kesalahan data kependudukan
4. Untuk mengetahui data kependudukan khusus dalam perencanaan kesehatan

1.2.1.1.1.1.1

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Demografi


Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti: ‘Demos’ adalah
rakyat atau penduduk dan ‘Grafein’ adalah menulis. Jadi Demografi adalah
tulisan-tulisan atau karangan-karangan mengenai rakyat atau penduduk. Istilah ini
dipakai untuk pertama kalinya oleh Achille Guillard dalam karangannya yang
berjudul ‘Elements de Statistique Humaine on Demographic Compares’ pada
tahun 1885.
Beberapa ahli pun punya pendapat masing-masing tentang pengertian dari
demografi itu sendiri. Berikut ini pendapat para ahli tersebut.
1. Menurut Johan Susczmilch (1762), demografi adalah ilmu yang mempelajari
hukum Ilahi dalam perubahan-perubahan pada umat manusia yang tampak
dari kelahiran, kematian dan pertumbuhannya.
2. Menurut Achille Guillard, demografi adalah ilmu yang mempelajari segala
sesuatu dari keadaan dan sikap manusia yang dapat diukur.
3. Menurut George W. Barclay, demografi adalah ilmu yang memberikan
gambaran menarik dari penduduk yang digambarkan secara statistika.
Demografi mempelajarai tingkah laku keseluruhan dan bukan tingkah laku
perorangan.
4. Menurut Phillip M. Hauser dan Dudley Duncan, demografi adalah ilmu yang
mempelajari tentang jumlah, persebaran teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahan dan sebab-sebab perubahan tersebut.
5. Menurut D.V. Glass, demografi adalah ilmu yang secara umum terbatas untuk
mempelajari penduduk yang dipengaruhi oleh proses demografis, yaitu :
fertilitas, mortalitas dan migrasi.

3
6. Menurut Donald J. Boague (1973), demografi adalah ilmu yang mempelajari
secara statistika dan matematika tentang besar, komposisi dan distribusi
penduduk serta perubahan-perubahannya sepanjang masa melalui bekerjanya
5 komponen demografi, yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas),
perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.
Dapat disimpulkan bahwa demografi adalah ilmu yang mempelajari persoalan
dan keadaaan perubahan-perubahan penduduk atau dengan kata lain segala hal
ihwal yang berhubungan dengan komponen-komponen perubahan tersebut
seperti: kelahiran, kematian, migrasi, sehingga menghasilkan suatu keadaan dan
komposisi penduduk menurut jenis kelamin tertentu.

2.2 Pertimbangan Demografi Umum


A. Fertilitas
Adalah angka kesuburan yang berkaitan dengan reproduksi dan mengarahkan
pada natalitas.
Faktor yang mempengaruhi :
1. Komposisi umur
2. Status perkawinan
3. Umur kawin pertama
4. Fekuditas
B. Mortalitas
Adalah hilangnya semua tanda – tanda kehidupan secara permanen yang bias
terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.
Faktor yang mempengaruhinya :
1. Faktor langsung :
a. Umur
b. Jenis kelamin
c. Penyakit
d. Kecelakaan,kekerasan,bunuh diri

4
2. Faktor tidak langsung :
a. Tekanan baik psikis maupun fisik
b. Kedudukan dalam perkawinan
c. Tingkat pendidikan
d. Beban anak yang dilahirkan
3. Morbiditas
Adalah kedaan sakit, terjadinya penyakit atau kondisi yang mengubah
kesehatan dan kualitas hidup.
Faktor yang mempengaruhinya :
a. Kemiskinan
b. Kurang gizi
c. Penyakit infeksi
d. Kebersihan lingkungan
4. Natalitas
Adalah angka kelahiran penduduk disuatu populasi.
Faktor yang mempengaruhinya :
a. Kepercayaan atau agama
b. Tingkat pendidikan
c. Kondisi perekonomian
d. Adat istiadat di masyarakat
Struktur penduduk merupakan aspek yang statis, yang menggambarkan
penduduk dari hasil sensus penduduk pada hari sensus tersebut. Data yang dapat
pada hari dilakukan sensus dijadikan sebagai basis perhitungan penduduk. Setelah
hari sensus penduduk tersebut dilakukan maka struktur penduduk akan berubah
dari basis penduduk tadi. Unsur-unsur yang dinamis yang terdiri kelahiran,
kematian, dan migrasi. Proses perubahan tersebut disebut pula dengan proses
yang dinamis.
Masalah kependudukan sangat mempengaruhi kesejateraan dan
perkembangan suatu daerah dan negara. Pada tahun 1973 di Paris selama kongres

5
masalah kependudukan dilangsungkan, Aldhope Laundrey telah membuktikan
adanya hubungan antara unsur-unsur demografi secara kelahiran, kematian, jenis
kelamin, umur dan sebagainnya. Ia menyarankan penggunaan istilah “Pure
Demography” untuk cabang ilmu demografi yang bersifat deskriptif.
Studi kependudukan (Population Study) mempunyai kajian yang lebih luas
dari kajian demografi murni, karena dalam memahami struktur dan proses
kependudukan di suatu daerah, factor-faktor non demorafis ikut dilibatkan.
Kammeyer (1971) memperjelas perbedaan antara demografi formal dengan
studi kependudukan lewat perbedaan antara variable pengaruh dan variable
terpengaruh. Jika kedua variable tersebut terdiri dari variable demografi maka
tipe studi adalan demografi murni. Apabila salah satu variabelnya adalah variable
non demografi, maka kajian tersebut adalah studi kependudukan.

2.3 Sumber-Sumber dan Kesalahan Data Kependudukan


A. Sumber Data Kependudukan
Sumber data kependudukan adalah data-data yang diterbitkan oleh Biro
Pusat Statistik (BPS), baik yang berbentuk angka,grafik,maupun gambar.
Tetapi sumber data kependudukan tidak terbatas dari hasil terbitan BPS saja,
melainkan dapat juga dari lembaga-lembaga lain, baik pemerintah maupun
swasta. Oleh sebab itu data-data dapat bersifat data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang dari proses pembuatan daftar pertanyaan sampai
pengolahan dan penyajiannya ditangani oleh peneliti sendiri. Data sekunder
adalah data yang telah diolah dan disajikan dalam bentuk laporan penelitian,
terbitan periodik atau buku tahunann,dan lain-lain.
Secara umum, segala terbitan resmi oleh badan-badan resmi, baik
berbentuk angka, grafik maupun gambar, adalah sumber data. Disamping itu,
catatan-catatan badan-badan pemerintah maupun nonpemerintah yang tidak
diterbitkan, dapat pula disebut sebagai sumber data.

6
Data-data tersebut bisa tersedia dalam bentuk catatan asli (seperti laporan
sensus, survai, catatan di kantor-kantor pemerintah, dan lain-lainn serta bisa
pula terbitan resmi yang telah diolah dan disajikan secara sistemik.
Sehubungan dengan ini, dikenal pula istilah sumber primer dan sumber
sekunder. Yang dimaksud dengan sumber primer adalah segala catatan-
catatan asli sebagaimana disebutkan di atas. Dalam hal ini, tabel-tabel
penduduk yang diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik (seperti seri C, E, dan
sebagainya), termasuk sumber primer. Sedangkan yang dimaksudkan dengan
sumber sekunder adalah data yang telah diolah dan disajikan baik dalam buku
teks, laporan penelitian, karya tulis, terbitan-terbitan periodik atau buku
tahunan.
Antara lain bisa disebutkan disini ‘statistical pocketbook’ (BPS),
Demographic Yearbook (UN), Statistical Yearbook (UN), dan lain
sebagainya.
Dalam proses pengumpulan data, maka sumber data pendudukan dapat
dikelompokkan atas tiga pengelompokan besar, yaitu :
1. Sensus Penduduk
2. Survai (Sample)
3. Registrasi.
Disamping tiga sumber ini, ada pula sumber-sumber lain yang tak dapat
dimasukkan pada salah satu macam sumber diatas karena data yang ada
bukanlah ditujukan untuk mengumpulkan data penduduk, melainkan untuk
kepentingan lain. Dapat disebutkan misalnya catatan mengenai anak-anak
sekolah, catatan pemilik kendaraan di kantor polisi, catatan jumlah pemilih
pada lembaga pemilihan umum, dan lain sebagainya.
1. Sensus Penduduk
a. Pengertian Sensus Penduduk
Sensus penduduk suatu proses keseluruhan dari pada pengumpulan,
pengolahan, penilaian, penganalisaan dan penyajian data kependudukan

7
yang menyangkut antara lain : ciri-ciri demografi, sosial ekonomi, dan
lingkungan hidup. Kedudukan sensus penduduk menjadi amat penting
terutama bagi negara-negara yang tidak atau belum tersedia sumber data lain
seperti registrasi atau survei. Agar hasil sensus penduduk dapat
diperbandingkan antara beberapa negara, maka dapat disepakati untuk
melaksanakan melaksanakan sensus penduduk tiap 10 tahun sekali yaitu
pada tahun-tahun yang berakhiran dengan angka nol.
Prinsip yang digunakan dalam sensus pendudukan adalah menghitung
jumlah orang atau penduduk suatu negara. Survei sudah sejak lama
dilakukan, abad 16-17 M diadakan sensus oleh Romawi – Yunani yang
bertujuan untuk merekrut pasukan atau tentara untuk ekspansi wilayah.
Definisi sensus menurut PBB Tahun 1958 adalah Keseluruhan proses
pengumpulan (collecting), menghimpun dan menyusun (compiling) dan
menerbitkan (publishing) data demografi, ekonomi dan sosial yang
menyangkut semua orang pada waktu tertentu di suatu negara atau suatu
wilayah tertentu (Dasar Dasar Demografi-LDFE UI).
b. Karakterikstik Sensus Penduduk
Karakteristik sensus yang harus dipenuhi antara lain :
1) Meliputi semua orang
Semua orang atau penduduk yang tinggal dalam wilayah yang dicacah
haruslah tercakup
2) Dalam waktu tertentu
Harus dilaksanakan pada saat yang telah ditentukan secara serentak
3) Meliputi suatu wilayah tertentu:
Ruang lingkup sensus harus meliputi batas wilayah tertentu
c. Macam-Macam Sensus Penduduk
1) Sensus De jure
Ialah pencacahan penduduk yang hanya dikenakan kepada penduduk
yang benar-benar bertempat tinggal diwilayah sensus  tersebut.

8
KEUNGGULAN:

a) Jumlah penduduk yang tercatat adalah penduduk yang betul-betul


memiliki bukti kependudukan secara sah dalam sistem pemerintahan.
b) Pelaksanaan sensus tidak harus bersamaan waktunya dan serempak
karena hanya penduduk yang memiliki bukti kependudukan yang
disensus.
c) Kemungkinan terjadinya pencatatan dua kali atau lebih pada
penduduk yang sama dapat dihindari.
KELEMAHAN:
a) Penduduk yang tidak memiliki bukti tanda kependudukan (KTP)
tidak akan tercatat sebagai penduduk meskipun orang tersebut lahir
dan tinggal di tempat tersebut.
b) Jumlah penduduk yang tercatat tidak sesuai dengan jumlah
penduduk yang sebenarnya.
c) Data hasil sensus apabila digunakan untuk kepentingan perencanaan
yang berkaitan dengan layanan publik tidak akurat.

2) Sensus De facto
Ialah pencacahan penduduk yang dikenakan kepada setiap orang-orang
yang pada saat pencacahan berada di wilayah sensus.
KEUNGGULAN:
a) Jumlah penduduk yang tercatat adalah jumlah riil di suatu tempat.
b) Dilakukan secara serempak di setiap daerah sehingga data cepat
terkumpul dan lebih cepat diolah.
c) Data yang diperoleh dapat digunakan untuk kepentingan
perencanaan yang berkaitan dengan layanan publik.

9
KELEMAHAN :
a) Kemungkinan pencatatan dua kali atau lebih pada penduduk yang
sama dapat terjadi.
b) Untuk negara kepulauan yang luas diperlukan petugas dan dana
yang cukup besar karena harus dilakukan secara serempak.
c) Bagi daerah yang mobilitas penduduknya sangat dinamis, seperti di
laut, pesawat, kereta, atau kendaraan lainnya kemung kinan tidak
tercatat.

c. Kelebihan Sensus Penduduk


Dalam pelaksanaannya tentunya sensus penduduk memiliki beberapa
kelebihan, diantaranya :
1) Dianggap paling akurat jika dibandingkan dengan registrasi dan survei
penduduk.
2) Cakupan data yang diambil cukup lengkap.
3) Dapat digunakan untuk acuan dasar perencanaan.
4) Dapat dimanfaatkan sebagai sampling frame untuk survei lain.
5) Data sensus penduduk tidak hanya dapat disajikan pada tingkat wilayah
administrasi besar tetapi juga dapat disajikan pada tingkat wilayah administrasi
kecil. Oleh karena itu data sensus penduduk dapat dimanfaatkan untuk mengisi
kebutuhan statistik wilayah kecil (small area statistics) yang dirasakan semakin
penting di masa desentralisasi ini.
6) Berbeda dengan data yang dipeoleh dari sampel survei, data dari sensus
penduduk umumnya terhindar dari kesalahan sampling (sampling errors).

d. Kekurangan Sensus Penduduk


Dalam pelaksanaannya tentunya sensus penduduk memiliki beberapa
kekurangan, diantaranya :
1) Biaya sangat mahal karena pendataannya menyeluruh.

10
2) Sensus penduduk yang dilakukan 10 tahunan menimbulkan
ketidakakuratan data, kemungkinan setelah beberapa tahun sudah banyak
terjadi perubahan seperti penambahan umur, tanggal pernikahan, kapan
melahirkan sehingga hanya dapat menggambarkan perubahan yang terjadi
selama sepuluh tahun. Tidak dapat melihat perubahan yang terjadi dalam waktu
singkat misalnya 3 atau 5 tahun.
3) Sering dijumpai terjadi content error atau kesalahan dalam pencacahan dan
jawaban responden
4) Kemungkinan tidak semua tercacah dan terdata.
5) Kesulitan dalam memperoleh data semua anggota populasi yang relevan.

e. Kesalahan Yang Terjadi Ketika Sensus Penduduk


Kesalahan cakupan umumnya terjadi karena lewat cacah dan cacah ganda. Hal
ini bisa disebabkan kekurang cermatan petugas dalam mengidentifikasi wilayah
tugasnya dan memahami konsep penduduk secara benar, atau petugas sudah
benar melakukan tugasnya, tetapi jawaban responden tidak sesuai dengan fakta
dirinya.

f. Syarat-syarat Sensus Penduduk


Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu sensus yang modern, yaitu :
1) suatu sensus nasional diselengggarakan oleh Pemerintah dibantu oleh
Pemerintah setempat/otonom.
2) sensus harus meliputi daerah yang tertentu. 
3) sensus harus mencangkupi segenap individu tanpa ada yang dilupakan atau
dihitung dua kali. 
4) jumlah yang dicacah harus bertalian dengan satu waktu yang tertentu dan
sedapat mungkin bersamaan untuk seluruh wilayah. 
5) Keterangan-keterangan harus didapatkan dari penanyaan langsung, bukan
dari daftar-daftar (register desa dan sebagainya). 

11
6) pengolahan, dan penyusunan dan penyiaran hasil pencacahan merupakan
bagian-bagian yang tidak terpisahkan dari pekerjaan Sensus.

g. Metode Pengisian Sensus Penduduk


Adapun metode sensus penduduk ini diantaranya:

1) Sensus Penduduk dengan Metode Householder

Pada metode Householder, pengisian daftar pertanyaan mengenai data


kependudukan diserahkan kepada penduduk atau juga responden, sehingga
penduduk tersebut diberi daftar pertanyaan untuk dilakukan pengisian dan
akan diambil kembali beberapa waktu setelah nya. Metode semacam tersebut
hanya dapat dilakukan pada daerah yang tingkat pendidikan penduduknya
relatif tinggi, oleh sebab itu mereka mampu memahami serta juga  menjawab
tiap-tiap pertanyaan yang diserahkan kepada mereka.

2) Sensus Penduduk dengan Metode Canvaser

Pada metode Canvaser, pengisian daftar pertanyaan mengenai data


kependudukan dilakukan oleh petugas sensus dengan cara mendatangi serta
juga mewawancarai penduduk atau responden dengan secara langsung.
Petugas sensus mengajukan pertanyaan-pertanyaan sesuai daftar serta juga 
penduduk yang didatangi menjawab dengan secara lisan sesuai dengan
keadaan atau juga kondisi yang sebenarnya.

h. Kelebihan dan Kekurangan Sensus Penduduk Dibandingkan Survey dan


Registrasi.
Perbedaan antara sensus, survei serta registrasi:

1) Cakupan penduduknya:

Sensus: Seluruh penduduk

Survei: Sebagian penduduk

12
2) Waktu pelaksanaan:

Sensus: Biasanya 10 tahun sekali

Survei: Biasanya 5 tahun sekali, bergantung dengan adanya biaya.

Registrasi: Memberi gambaran tentang perubahan penduduk secara terus


menerus

Pada dasarnya sensus penduduk bertujuan menghitung jumlah orang atau


penduduk suatu negara. Berbagai definisi dan batasan diberikan pada apa yang
dimaksud dengan sensus, sejak sensus itu dikenal pada zaman dulu sampai
sekarang ini. Sensus sebagai yang dikenal sekarang ini, yakni dalam zaman
modern ini, agaknya dapat digambarkan melalui definisi yang digunakan oleh
PBB dalam dokumennya yang berjudul “Principles and Recomandation for
National Population Census” –Statistical Papers, Series M, No. 7, 1958 dimana
disebutkan :
“Sensus penduduk adalah keseluruhan proses pengumpulan (collecting),
menghimpun dan menyusun (compiling) dan menerbitkan data-data demografi,
ekonomi dan sosial yang menyangkut semua orang pada waktu tertentu di suatu
negara atau suatu wilayah tertentu”
Melihat definisi di atas, ada beberapa ketentuan yang membedakan sensus
dari kegiatan pengumpulan data yang lain. Ada karakteristik tertentu yang harus
dipenuhi.
Pertama, semua orang. Artinya semua orang atau penduduk (yang hidup)
dalam wilayah dicacah haruslah tercakup.
Kedua, waktu tertentu. Artinya sensus haruslah dilaksanakan pada saat
tertentu yang telah ditentukan dan harus dilaksanakan secara serentak.
Ketiga, suatu wilayah tertentu. Artinya ruang lingkup sensus haruslah
meliputi batas wilayah tertentu. Misalnya, Sensus Penduduk Indonesia artinya
harus mencakup seluruh wilayah Indonesia yang batas-batasnya adalah batas
negara.

13
Di samping ketiga hal tersebut diatas, perlu pula ditambahkan bahwa unit
cacah pada sensus adalah perorangan dan buka keluarga atau rumah tangga,
sensus dilaksanakan secara periodik, dan akhirnya, sensus barulah dikatakan
selesai bila keterangan-keterangan yang dikumpulkan sudaah diterbitkan.
Hal yang perlu diperhatikan kemudian adalah apa saja keterangan-
keterangan yang dikumpulkan. Dalam definisi disebutkan bahwa keterangan
yang dikumpulkan adalah mengenai demografi, ekonomi dan sosial. Secara
lebih terperinci keterangan-keterangan apa yang dikumpulkan tergantung pada
kebutuhan dan kepentingan negara, keadaan keungan dan kemampuan teknis
pelaksanaan memperbandingkan hasil sensus antara negara yang satu dengan
negara lainnya.
Sensus penduduk yang ada di Indonesia sampai saat ini telah dilaksanakan
empat kali sensus penduduk. Yang pertama kali diadakan pada zaman
pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1930 (Volkstelling 1930). Sensus
berikutnya baru diadakan kembali sesudah Indonesia merdeka yaitu pada tahun
1961, tahun 1971 dan terakhir pada tahun 1980. Semuanya dilaksanakan oleh
Biro Pusat Statistik, suatu badan pemerintah nondepartemen.

2. Survey
a. Pengertian survey
Survei  Penduduk adalah cara pengumpulan data yang dilaksanakan
melalui pencacahan sampel dari suatu populasi untuk memperkirakan
karakteristik objek pada saat tertentu. Maksud dari hal tersebut adalah
survei penduduk dengan cakupan nasional. Biasanya survei kependudukan
ini dilaksanakan dengan sistem sampel atau dalam bentuk studi kasus.
Sistem kerja dan informasi yang dikumpulkan sama dengan sensus.
Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengadakan survei-survei
kependudukan, misalnya Survei Ekonomi Nasional yang dimulai sejak
tahun 1963, Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) dan Survei

14
Antar Sensus (SUPAS). Hasil-hasil survei ini melengkapi informasi yang
didapat dari Sensus Penduduk dan Registrasi Penduduk.

b.Tipe Survey
Berdasarkan tipenya, survei demografi dapat dikelompokkan ke dalam
beberapa kelompok, sebagai berikut :
1) Survei Bertahap Tunggal (Single Round Surveys)
Survei ini adalah survei yang bertujuan untuk menjaring data berbagai
peristiwa demografis seperti mortalitas, fertilitas, dan migrasi dengan cara
mengajukan pertanyaan kepada penduduk yang bersangkutan.
2) Survei Bertahap Ganda  (Multiround Surveys)
Survei ini dilakukan oleh petugas pencacah jiwa di lapangan dengan
melakukan pendataan kepada responden tertentu berulang-ulang ntuk
mencatat berbagai peristiwa demografi yang terjadi, seperti mortalitas,
fertilitas, dan migrasi. Pendataan tersebut dilaksanakan dalam kurun
waktu tertentu.
3) Kombinasi antara Survei Bertahap Tunggal dan Survei Bertahap Ganda
Survei ini mengombinasikan kedua metode survei, survei bertahap tunggal
dan survei bertahap ganda.

c.Kelebihan Survey
Kelebihan dari survey, yaitu :
1) Biaya lebih murah dibanding sensus.
2) Kualitas data mungkin lebih baik dari pada sensus.
3) Dapat digunakan untuk menguji ketelitian sensus dan registrasi.
d.Kekurangan Survey
Kekurangan dari survey, yaitu :
1) Data kurang akurat
2) Tidak representative

15
3) Tidak dapat menggambarkan kondisi penduduk apabila terjadi
kesalahan dalam pengambilan sampel.

e. Cara Pengumpulan Data Dalam Survey


Survei dapat dilakukan berbagai cara, antara lain :
1) Singgle round survey (survei bertaraf tunggal)
Petugas mengajukan beberapa pertanyaan mengenai kejadian atau
peristiwa demografi yang dialami seseorang di masa lalu dalam periode
tertentu.
2) Multi round survey (survei bertaraf ganda)
Petugas melakukan kunjungan rumah berulang kali dengan interval
waktu tertentu. Misalnya petugas survei mengunjungi penduduk setiap 2
tahun sekali. Namun dalam survei memiliki kelemahan, yaitu :
a) Petugas dan responden bisa sama-sama bosan hingga timbul
error data.
b) Kualitas kerja petugas tidak selalu konstan setiap waktu.
c) Kualitas kerja antar petugas bisa berbeda, karena petugas tidak
selalu sama (mungkin ada pergantian petugas antar waktu).
3) Kombinasi metode Singgle round survey dan Multi round survey
atau kombinasi salah satu metode dan registrasi.
Dimaksudkan dengan survai disini adalah survai yang cakupannya
nasional (seperti halnya sensus). Dalam hal tahapan kerja dan keterangan
apa yang dikumpulkan, pada dasarnya survai tidak berbeda dengan sensus.
Hal yang membedakan survai dengan sensus yang terpenting adalah
cakupan penduduk yang dicacah. Bila sensus mencacah seluruh penduduk,
maka survai hanya mencaca sebagian penduduk saja. Jadi hanya diambil
sampel.
Hal lain yang membedakan survai dengan sensus adalah fleksibilitasnya.
Survai bisa diadakan kapan saja. Tidak hanya memenuhi persyaratan

16
periodik seperti sensus. Dalam hal materi yang dikumpulkan, survai bisa
berganti-ganti topik atau dapat diberi penekanan pada aspek-aspek tertentu
sesuai dengan kebutuhan.
Disamping perbedaan-perbedaan yang disebutkan diatas, survai dan
sensus sesungguhnya merupakan kegiatan yang saling mengisi atau lebih
tepat bila dikatakan bahwa survai bisa berfungsi sebagai pelengkap sensus.
Misalnya, sesudah sensus bisa diadakan survai untuk memeriksa atau
mencek hasil sensus itu sendiri. Atau survai bisa diadakan sebelum sensus
dan hasil survai tersebut bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan
(input) bagi sensus yang akan dilaksanakan.
Kita tahu bahwa sensus biasanya diadakan sepuluh tahun sekali. Dengan
demikian sensus hanya dapat menggambarkan perubahan yang terjadi
selama sepuluh tahun. Bila ingin melihat perubahan yang terjadi dalam
waktu yang lebih singkat, misalnya 4 atau 5 tahun, maka dengan survai hal
ini bisa diperoleh. Untuk inilah mengapa antara lain diadakan ‘intercensak
survey’ (survai antar sensus). Dalam hal ini perlu diingat bahwa memang
agaknya lebih menguntungkan mengadakan survai antara dua sensus yang
dilaksanakan sepuluh tahun sekali daripada mengadakan sensus lima tahun
sekali, mengingat biaya sensus yang jauh lebih tinggi daripada biaya
survai.
Akhirnya, perlu diingat pula bahwa pada survai bisa terjadi kesalahan
karena pengambilan sample (sampling error).
Berbagai survai di Indonesia telah diadakan sejak Indonesia merdeka.
Yang terpenting adalah survai yang diadakan setelah sensus penduduk
1961 yaitu apa yang dinamakan Survey Sosial Ekonomi Nasional
(SUSENAS) yang dilaksanakan secara bertahap (3 tahap) mulai tahun 1963
sampai 1967. SUSENAS ini dilaksanakan oleh Biro Pusat Statistik.
Survai berikutnya yang penting adalah Survey Penduduk antar Sensus
1976 (SUPAS) yang terbagi atas SUPAS I, SUPAS II, dan SUPAS III.

17
Masing-masing mempunyai cakupan dan topik yang berbeda. Misalnya,
SUPAS III adalah survai fertilitas yang merupakan bagian dari World
Fertility Survey dan hanya dilaksanakan di Jawa Bali saja. SUPAS ini juga
dilaksanakan oleh BPS.
Survai lain yang juga penting adalah Survey Fertilitas-Mortalitas 1973
(FM Survai) yang dilaksanakan oleh Lembaga Demografi Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia bekerja sama dengan berbagai Universitas
di seluruh Indonesia.

3. Registrasi (Pencatatan)
a. Pengertian Registrasi
Registrasi merupakan kumpulan keterangan mengenai terjadinya
peristiwa-peristiwa lahir dan mati serta segala kejadian penting yang
merubah status sipil seseorang sejak dia lahir sampai mati. Kejadian-
kejadian yang dimaksud adalah perkawinan, perceraian, pengangkatan
anak (adopsi) dan perpindahan (migrasi). Karena mencatat peristiwa-
peristiwa penting yang berhubungan dengan kehidupan, maka disebut
juga registrasi vital dan hasilnya disebut statistik vital.
Karena yang dicatat adalah kejadian (lahir, mati, kawin, dan
sebagainya), maka registrasi berlangsung terus-menerus mengikuti
kejadian. Karena itu statistik vital sesungguhnya memberikan gambaran
mengenai perubahan yang terus menerus. Jadi berlainan dengan sensus
atau survai yang menggambarkan karakteristik penduduk pada suatu
saat (moment) saja.
Registrasi ini, karena mencatat bermacam-macam peristiwa,
dilakukan oleh badan-badan yang berbeda-beda. Di Indonesia,
kelahiran dicatat oleh badan-badan yang berbeda-beda. Di Indonesia,
kelahiran dicatat oleh kantor pencatatan sipil dan kantor kelurahan.
Perkawinan dan perceraian di catat oleh Departemen Agama dan kantor

18
pencatatan sipil. Migrasi dicatat oleh Departemen Kehakiman.
Kematian di catat oleh Departemen Kesehatan.
Hal yang agaknya perlu dicatat mengenai registrasi ini adalah bahwa
disini penduduklah yang melaporkan kepada badan yang berwenang
mencatat. Jadi berlainan dengan sensus atau survai dimana pada sensus
atau survai ini justru penduduk didatangi untuk diminta keterangannya.
Registrasi di Indonesia mulai dikenal ketika Raffles menjadi
Gubernur Jendral dan ia menerapkan apa yang disebut registrasi desa di
Jawa dan Madura. Kemudian dilanjutkan oleh pemerintah Hindia
Belanda. Pada waktu itu, dilakukan rasialisme yaitu diadakan
perbedaan peraturan untuk bangsa Eropa, pribumi dan bangsa timur
asing lainnya (Arab, Tionghoa dan lain-lain).
Sampai saat ini masalah registrasi yang utama adalah cakupan dan
ketelitian. Masih banyak kejadian-kejadian vital yang tak tercatat,
sedangkan yang tercatat, diperkirakan banyak yang tercatat dengan
tidak tepat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketelitian data:
1) Partisipasi dan kerjasama masyarakat
Ketersediaan masyarakat memberi keterangan dan jawaban yang benar
kepada petugas-petugas sensus, survai, atau registrasi dan tidak
mempersulitnya
2) Masalah geografi
Apakah ada tempat-tempat yang sulit dicapai sehingga ada
kemungkinan suatu daerah tidak tercakup, padahal seharusnya daerah
tersebut tercakup.
3) Apakah tenaga pencacah baik atau tidak
Apakah pelaksanaan di lapangan bisa dilaksanakan sesuai dengan
rencana dan ketentuan-ketentuan yang telah dibuat, dan apakah
peralatan-peralatan yang diperlukan tersedia dengaan baik.

19
4) Kesalahan pencacahan, kesalahan lapor, kesalahan sampling, dan
kesalahan data umur.

b. Kelebihan Registrasi
1) Dapat diketahui perubahan penduduk setiap waktu
2) Biaya lebih murah

c. Kekurangan Registrasi
Bila sistem pencatatan yang berlaku tidak dilaksanakan dengan baik,
maka data yang dihasilkan juga berkualitas rendah.

4. Perbedaan Antara Sensus,Survey,dan Registrasi


a) Cakupan penduduknya :
1) Sensus : Pencacahan penduduk dengan menyeluruh di suatu wilayah.
2) Survei : Pencacahan penduduk hanya sebagian saja dari suatu wilayah
3) Registrasi : Pencatatan kejadian penting yang berlangsung secara terus-
menerus
b) Sifat Petugasnya :
1) Sensus : aktif
2) Survey : aktif
3) Registrasi : pasif

B. Kesalahan Data Kependudukan


Kesalahan umum data penduduk :
1. Mengamati grafik piramida penduduk.
2. Bila pelaporan baik maka hasilnya akan halus dan licin.
3. Menggunakan sex – ratio untuk membandingkannya.
4. Bisa juga menggunakan indeks (indeks umur tunggal, indeks whipple, indeks
mayer).

20
Kesalahan data umur terdapat dua kesalahan yaitu :
1. Terjadinya perbedaan kelengkapan
Biasanya terjadi dalam pencatatan penduduk antara kelompok umur yang
berbeda.
2. Terjadinya mis – stetement
Kesalahan pencatatan yang bisa oleh ketidaktahuan responden akan umurnya
sendiri atau pencatatan yang salah oleh petugas atau karena tidak
dimengertinya pada kuesioner .

2.4 Data Kependudukan Khusus dalam Perencanaan Kesehatan


Data kependudukan adalah data perseorangan atau data agregat yang
terstruktur sebagai hasil kegiatan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil. Data
perseorangan meliputi nomor kartu keluarga, nomor induk kependudukan,
golongan darah, agama, status perkawinan, status hubungan dalam keluarga, cacat
fisik dan/atau mental, pendidikan terakhir, jenis pekerjaan, NIK ibu kandung,
nama ibu kandung, NIK ayah, nama ayah, alamat sebelumnya, alamat sekarang,
kepemilikan akta kelahiran, nomor akta kelahiran, kepemilikan akta perkawinan,
tanggal perkawinan, kepemilikan akta perceraian, nomor akta perceraian, tanggal
perceraian, sidik jari, iris mata, tanda tangan, dan elemen data lainnya yang
merupakan aib seseorang. Data agregat adalah kumpulan data tentang peristiwa
kependudukan, peristiwa penting, jenis kelamin, kelompok usia, agama,
pendidikan, dan pekerjaan.
1. Karakteristik Responden
Deskripsi karakteristik responden adalah menguraikan atau memberikan
gambaran mengenai identitas responden dalam penelitian ini, sebab dengan
menguraikan identitas responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini
maka akan dapat diketahui sejauh mana identitas responden dalam penelitian

21
ini. Oleh karena itulah deskripsi identitas responden dalam penelitian ini dapat
dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yaitu : jenis kelamin, tingkat
pendidikan, jenis pekerjaan dan usia responden.
a. Jenis Kelamin
Jenis kelamin responden dalam penelitian ini dapat dikelompokkan dalam
2 kelompok yaitu kelompok laki-laki dan wanita.
b. Pendidikan Terakhir
Tingkat pendidikan menunjukkan pengetahuan dan daya pikir yang
dimiliki oleh seorang responden. Oleh karena itulah dalam penelitian ini
maka tingkat pendidikan responden dapat diklasifikasikan menjadi empat
bagian yaitu : SMA, D3, S1 dan S2.
c. Jenis Pekerjaan
Deskripsi karakteristik responden menurut jenis pekerjaan yaitu
menguraikan atau memberikan gambaran mengenai identitas responden
menurut jenis pekerjaan responden.
d. Umur
Deskripsi responden menurut umur menguraikan atau memberikan
gambaran mengenai umur responden yang menjadi sampel dalam
penelitian ini.
e. Status Perkawinan
f. Agama
g. Ras
2. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk adalah perbandingan jumlah penduduk dengan luas
lahan. Secara umum, tingkat kepadatan penduduk (population density) adalah
perbandingan banyaknya jumlah penduduk dengan luas daerah berdasarkan
satuan luas tertentu.
a. Kepadatan Penduduk Berdasarkan Lahan Pertanian

22
Kepadatan penduduk berdasarkan lahan pertanian dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu kepadatan penduduk agraris dan kepadatan penduduk fisiologis.
Kepadatan penduduk agraris adalah perbandingan antara jumlah penduduk
yang bekerja di sektor pertanian dengan luas lahan pertanian. Istilah lain
untuk kepadatan penduduk agraris adalah kepadatan penduduk netto.
kepadatan penduduk fisiologis adalah perbandingan jumlah penduduk total,
baik yang berprofesi sebagai petani maupun yang bukan berprofesi sebagai
petani, dengan luas lahan pertanian.
b. Kepadatan Penduduk Umum (Aritmatik)
Kepadatan penduduk aritmatik adalah jumlah penduduk rata-rata yang
menempati wilayah per kilometer persegi. Kepadatan penduduk aritmatik juga
dikenal dengan istilah kepadatan penduduk secara umum. Kepadatan
penduduk aritmatik merupakan perbandingan antara jumlah penduduk total -
tanpa memandang mata pencaharian - dengan luas wilayah, baik wilayah
lahan pertanian ataupun tidak. 
c. Kepadatan Penduduk Ekonomi
Kepadatan penduduk ekonomi adalah jumlah penduduk pada suatu wilayah
berdasarkan kemampuan wilayah yang bersangkutan tersebut.

3. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk merupakan banyak individu manusia yang menepati suatu
wilayah atau negara pada kurun waktu tertentu. Dalam menentukan jumlah
penduduk satu wilayah diperlukan cara yang akurat untuk menjaringnya.
Dalam menjaring data demografi, ada tiga cara yang dapat dilakukan,
diantaranya ialah sensus penduduk, registrasi penduduk dan juga survei.

4. Mortalitas
Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang
spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan.

23
Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000
individu per tahun, hingga, rata-rata mortalitas sebesar 9.5 berarti pada
populasi 100.000 terdapat 950 kematian per tahun. Mortalitas berbeda dengan
morbiditas yang merujuk pada jumlah individual yang memiliki penyakit
selama periode waktu tertentu.

5. Morbiditas
Morbiditas dalam arti sempit dimaksudkan sebagai peristiwa sakit atau
kesakitan, sedangkan dalam arti luas morbiditas mempunyai pengertian yang
jauh lebih kompleks, tidak saja terbatas pada statistic atau ukuran tentang
peristiwa-peristiiwa tersebut, tetapi juga factor yang memengaruhinnya
(determinant factors), seperti factor social, ekonomi, dan budaya.

6. Natalitas
Natalitas atau angka kelahiran adalah angka yang menunjukkan jumlah
individu baru yang lahir per 1000 penduduk per tahun.

24
Pertumbuhan penduduk Indonesia ditandai dengan adanya window
opportunity dimana risiko ketergantungan positif yaitu jumlah penduduk usia
produktif lebih banyak daripada yang usia non-produktif yang puncaknya terjadi
sekitar tahun 2030. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 adalah
256.461.700 orang. Dengan laju pertumbuhan sebesar 1.19% pertahun, maka
jumlah penduduk pada tahun 2019 naik menjadi 268.074.600 orang.
Jumlah wanita usia subur akan meningkat dari tahun 2015 yang diperkirakan
sebesar 68.1 juta menjadi 71.2 juta pada tahun 2019. Dari jumlah tersebut,
diperkirakan ada 5 juta ibu hamil setiap tahun. Angka ini merupakan estimasi
jumlah persalinan dan jumlah bayi lahir, yang juga menjadu petunjuk bahan
pelayanan ANC, persalinan, dan neonates/bayi. Penduduk usia kerja yang
meningkat dari 120.3 juta pada tahun 2015 menjadi 127.3 juta pada tahun 2019.
Penduduk berusia diatas 60 tahun meningkat, yang pada tahun 2015 sebesar 21.6
juta naik menjadi 25.9 juta pada tahun 2019. Jumlah lansia di Indonesia saat ini
lebih besar dibanding penduduk benua Amerika yakni sekitar 19 juta.
Masalah penduduk miskin yang sulit berkurang akan masih menjadi masalah
penting. Secara kuantitas jumlah penduduk miskin bertambah, dan ini
menyebabkan permasalahan biaya yang harus memberikan uang premium
jaminan kesehatan sebanyak 86.4 juta orang miskin dan mendekati miskin. Data

25
BPS menunjukan bahwa ternyata selama tahun 2013 telah teradi kenaikan indeks
kedalaman kemiskinan dari 1,75% menjadi 1.89% dan indeks keparahan
kemiskinan dari 0.43% menjadi 0.48%.
Perencanaan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat mencakup pelayanan
kesehatan bagi seluruh kelompok usia mengikuti siklus hidup sejak dari bayi
sampai anak, remaja, kelompok usia produktif, maternal dan kelompok usia lanjut
(lansia) yang dilakukan antara lain:
1. Melaksanakan penyuluhan kesehatan
2. Melaksanakan pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan peran serta
masyarakat
3. Mengembangkan metode dan teknologi promosi kesehatan sejalan dengan
perubahan dinamis masyarakat
Perencanaan untuk meningkatkan kesehatan lingkungan dilakukan anatara
lain ;
1. Pelaksanaan kegiatan penyehataan lingkungan seperti peningkatan
ketersediaan sanitasi dan air minum layak serta tatanan kawasan sehat.
2. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam kewirausahaan sanitasi

26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Demografi adalah ilmu yang mempelajari persoalan dan keadaaan perubahan-
perubahan penduduk atau dengan kata lain segala hal ihwal yang berhubungan
dengan komponen-komponen perubahan tersebut seperti : kelahiran, kematian,
migrasi, sehingga menghasilkan suatu keadaan dan komposisi penduduk menurut
jenis kelamin tertentu.
Sumber data kependudukan yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Dalam
hal ini, tabel-tabel penduduk yang diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik (seperti
seri C, E, dan sebagainya), termasuk sumber primer. Sedangkan yang
dimaksudkan dengan sumber sekunder adalah data yang telah diolah dan
disajikan baik dalam buku teks, laporan penelitian, karya tulis, terbitan-terbitan
periodik atau buku tahunan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketelitian data:
1. Partisipasi dan kerjasama masyarakat
Ketersediaan masyarakat memberi keterangan dan jawaban yang benar
kepada petugas-petugas sensus, survai, atau registrasi dan tidak
mempersulitnya
2. Masalah geografi
Apakah ada tempat-tempat yang sulit dicapai sehingga ada kemungkinan
suatu daerah tidak tercakup, padahal seharusnya daerah tersebut tercakup.
3. Apakah tenaga pencacah baik atau tidak
Apakah pelaksanaan di lapangan bisa dilaksanakan sesuai dengan rencana dan
ketentuan-ketentuan yang telah dibuat, dan apakah peralatan-peralatan yang
diperlukan tersedia dengaan baik.
4. Kesalahan pencacahan, kesalahan lapor, kesalahan sampling, dan kesalahan
data umur

27
DAFTAR PUSTAKA
1. http://kependudukanjambi.org/kamus/RUMUS2%20DEMOGRAFI.pdf
2. https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Demografi&oldid=10462616
3. http://adminduk.kemendagri.go.id/detail/data-kependudukan
4. http://dki.kependudukancapil.go.id/images/Doc/Statistik/Profil
%20Perkembangan%20Kependudukan%20Th%202012.pdf
5. http://tyaarumkusuma.blogspot.com/2014/11/tugas-sumber-data-
kependudukan.html?m=1
6. https://www.google.com/amp/s/kristonimala.wordpress.com/2009/12/09/strate
gi-perencanaan-kesehatan/amp/
7. https://kulpulan-materi.blogspot.com/2012/03/sumber-data-
kependudukan.html
8. http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-sumber-data-kependudukan/
9. https://halobelajar.blogspot.com/2017/12/sensus-survei-dan-
registrasi_26.html
10. http://jawarakesehatan.blogspot.com/2015/03/makalah-sumber-data-
penduduk-sensus.html
11. https://brainly.co.id/tugas/7826928#readmore
12. https://blog.ruangguru.com/jenis-dan-dampak-kepadatan-penduduk
13. https://duniapendidikan.co.id/dinamika-demograf-pengertian-jumlah-penduduk-dan/

28

Anda mungkin juga menyukai