BERBASIS WILAYAH
OLEH:
Manajemen penyakit menular berbasis wilayah pada dasarnya merupakan upaya
tata laksana pengendalian penyakit menular dengan cara mengintegrasikan upaya
pencarian kasus secara proaktif tata laksana penderita secara tuntas, yang
dilakukan secara bersama dengan pengendalian berbagai faktor risiko penyakit
tersebut serta keduanya dilakukan secara simultan, paripurna, terencana dan
terintegrasi pada wilayah tertentu.
Dilakukan terencana berdasar evidens (fakta terpecaya), sistematik dalam
pelaksanaannya serta senantiasa diaudit secara periodik.
Kunci keberhasilan pengendalian penyakit menular terletak pada penemuan kasus
sebagai sumber penularan secara proaktif pengobatan secara tuntas dan secara
simultan dilakukan upaya pengendalian faktor risiko yang berhubungan dengan
penyakit.
Manajemen pengendalian faktor risiko penyakit menular, misalnya penyehatan
lingkungan memerlukan penggalangan kemitraan dengan mitra relevan yang
memiliki perhatian sama yakni pemberantasan penyakit menular tertentu dengan
penyehatan lingkunganyang relevan dengan penyakit menular disuatu wilayah
berakar pada budaya, ekosistem, dan kondisi sosial kependudukan
Berdasarkan proses kejadiannya maka penyakit menular dapat
dikategorikan sebagai berikut
penyakit menular bersifat lintas batas, terutama penyakit menular melalui transmisi
serangga atau binatang yang memiliki reservoir
Binatang pada umumnya memiliki habitat tertentu dan tekait dengan batasan
ekosistem. Kemudian penyakit menular juga berpindah ke wilayah lain melalui
mobilitas penduduk sebagai sumber penularan maupun komoditas sebagai wahana
transmisi.
Penyakit menular tidak mengenal batas wilayah administratif. Penyakit menular di
wilayah ‘tertutup’ lebih dipengaruhi dengan batasan ekosistem, ketimbang batasan
administratif sedangkan di wilayah ‘terbuka’ dengan teknologi transportasi jarak jauh,
penyakit menular di pengaruhi mobilitas penduduk, komoditas, serangga, hewan,
udara dan air sebagai sumber penyakit.
Hal ini memerlukan kerjasama global dan mekanisme jaringan antarnegara bersifat
lintas batas.
Untuk memvisualisasikan proses tranmisi penyakit serta simpul manajemen,
membutuhkan model manajemen penyakit menular berbasis wilayah
kabupaten/kota.
Keterpaduan Didukung fakta hasil survaillance terpadu, untuk kepentingan perencanaan dan
kegiatan berdasar keperluan (fakta).
Analisis masing-masing faktor risiko dilakukan sekaligus terpadu melalui
perencanaan, kemudian dipadukan dikaitkan dengan promosi kesehatan seperti
penggunaan alat pelindung ketika bekerja dan berbagai upaya lain secara
bersama dengan lintas sektor.
Keterpaduan termasuk penggunaan sumber daya, jadwal dll. Bahkan
keterpaduan surveilans yakni surveilans kasus sekaligus bersama-sama dengan
faktor risiko terkait.
Langkah-langkah Manajemen Penyakit Menular Berbasis
Wilayah