DISUSUN OLEH:
1
DAFTAR ISI
Halaman
B. Saran ............................................................................................................ 22
2
KATA PENGANTAR
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Tim Penyusun
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Definisi malpraktek medis “adalah kelalaian dari seseorang dokter atau perawat
untuk mempergunakan tingkat kepandaian dan ilmu pengetahuan dalam mengobati dan
merawat pasien, yang lazim dipergunakan terhadap pasien atau orang yang terluka
menurut ukuran dilingkungan yang sama”. (Valentin v. La Society de Bienfaisance
Mutuelle de Los Angelos, California, 1956)
Dari definisi tersebut malpraktek harus dibuktikan bahwa apakah benar telah
terjadi kelalaian tenaga kesehatan dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan
yang ukurannya adalah lazim dipergunakan diwilayah tersebut. Andaikata akibat yang
tidak diinginkan tersebut terjadi apakah bukan merupakan risiko yang melekat terhadap
suatu tindakan medis tersebut (risk of treatment) karena perikatan dalam transaksi
teraputik antara tenaga kesehatan dengan pasien adalah perikatan/perjanjian jenis daya
upaya (inspaning verbintenis) dan bukan perjanjian/perjanjian akan hasil (resultaa
verbintenis).
4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang diamksud sanitasi tempat-tempat umum ?
2. bagaimana syarat dan ketentuan sanitasi tempat-tempat umum ?
3. Bagaimana kebijakan yang terkait dengan sanitasi tempat-tempat umum ?
C. Tujuan
Tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengrtahui kebijakan-kebiajakan yang berkaitan dengan sanitasi tempat-
tempat umum.
2. Untuk memantau sanitasi tempat-tempat umum.
3. Untuk membina dan meningkatkan peran aktif masyarakat dalam menciptakan
lingkungan yang bersih dan sehat di tempat-tempat umum.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi STTU
Sanitasi menurut WHO, ialah suatu usaha untuk mengawasi beberapa faktor
lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia terutama terhadap hal-hal yang
Secara umum, Sanitasi diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan untuk menjaga
lingkungan agar tetap bersih dan terbebas dari ancaman penyakit. Sedangkan tempat-
tempat umum diartikan sebagai suatu tempat dimana banyak orang berkumpul untuk
melakukan kegiatan baik secara insidentil maupun terus-menerus, baik secara membayar,
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sanitasi tempat-tempat umum merupakan suatu usaha
atau upaya yang dilakukan untuk menjaga kebersihan tempat-tempat yang sering
digunakan untuk menjalankan aktivitas hidup sehari-hari agar terhindar dari ancaman
B. Ruang lingkup
Secara spesifik ada beberapa ruang lingkup sanitasi tempat-tempat umum, yaitu:
2. Pengelolaan sampah padat, air kotor, dan kotoran manusia (wastes disposal meliputi
6
5. Pengawasan vektor (Vektor Control),
1. Hotel,
2. Kolam renang,
3. Pasar,
4. Salon,
5. Panti Pijat,
6. Tempat wisata,
7. Terminal,
Syarat
7
D. Aspek
undangan sanitasi).
b. Aspek sosial, yang meliputi pengetahuan tentang : kebiasan hidup, adat istiadat,
cara pengelolaan STTU yang meliputi: Man, Money, Method, Material, dan Machine.
E. Peraturan Undamg-Undang
Pasal 3.
Hygiene untuk usaha-usaha bagi umum yang diatur dalam undang-undang
ini meliputi :
a. Hygiene air, susu, makanan dan minuman untuk konsumsi bagi
umum;
b. Hygiene perusahaan-perusahaan;
c. Hygiene bangunan-bangunan umum;
d. Hygiene tempat permandian umum;
e. Hygiene alat-alat pengangkutan umum;
f. Hygiene untuk usaha bagi umum lain-lainnya yang akan ditetapkan
oleh Menteri Kesehatan.
Pasal 5.
Usaha-usaha Pemerintah/Pemerintah Daerah dalam rangka pelaksanaan
8
Undang-undang ini ialah :
a. Penerangan dan pendidikan mengenai hygiene;
b. Bimbingan dalam bidang hygiene untuk usaha-usaha bagi umum;
c. Pengawasan dan pemeriksaan atas keadaan hygiene lingkungan pada
usaha-usaha bagi umum;
d. Pengawasan dan pemeriksaan hasil produksi dan proses- produksi air,
makanan dan minuman untuk konsumsi umum;
c. Pengawasan dan pemeriksaan atas penggunaan benda-benda, alatalat,
yang dapat membahayakan kseshatan;
f. Usaha-usaha lain yang perlu.
1.Rumah Makan adalah setiap tempat usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya
2.Restoran adalah salah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat disebagian atau
seluruh bangunan yang permanen dilengkapi dengan peralatanan dan perlengkapan untuk
proses pembuatan, penyimpanan, penyajian dan penjualan makanan dan minuman bagi
3.Peralatan adalah segala macam alat yang digunakan untuk mengolah dan menyajikan
makanan;
4.Hygiene Sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang,
tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau
gangguan kesehatan.
9
5.Persyaratan Hygiene Sanitasi adalah ketentuan-ketentuan teknis yang ditetapkan
terhadap produk rumah makan dan restoran, personel dan perlengkapannya yang meliputi
6.Fasilitas sanitasi adalah sarana fisik bangunan dan perlengkapannya digunakan untuk
dapat merugikan kesehatan manusia antara lain sarana air bersih, jamban, peturasan,
saluran limbah, tempat cuci tangan, bak sampah, kamar mandi, lemari pakaian kerja
(locker), peralatan pencegahan terhadap lalat, tikus dan hewan lainnya serta peralatan
kebersihan;
3. Persyaratan Lingkungan dan Bangunan Hotel, Kamar/ Ruang, dan Fasilitas Sanitasi
Menurut Permenkes RI No. 80 / Menkes / Per / II / 1990
10
bintang pengerat
3) Bangunan hotel harus kuat, utuh dan dapat mencegah penularan
penyakit serta kecelakaan
b. Tata Ruang
Pembagian ruang hotel harus ditata dan dipergunakan sesuai dengan fungsinya, serta
memenuhi persyaratan kesehatan.
c. Kontruksi
1) Lantai
a) Terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin dan
mudah dibersihkan.
b) Lantai yang kontak dengan air harus mempunyai kemiringan yang cukup (2
– 3 persen) ke arah saluran pembuangan air limbah.
2) Dinding
a) Permukaan dinding sebelah dalam harus mudah dibersihkan.
b) Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air harus terbuat dari bahan
yang kuat dan kedap air.
3) Ventilasi
a) Ventilasi dapat menjamin peredaran udara di dalam kamar / ruang dengan
baik.
b) Bila ventilasi alam tidak memenuhi persyaratan harus dilengkapi dengan
ventilasi mekanis.
4) Atap
Tidak bocor dan tidak memungkinkan terjadinya genangan air.
5) Langit – langit
a) Mudah dibersihkan.
b) Tinggi minimal 2,5 meter dari lantai.
6) Pintu
11
Di dalam lingkungan hotel dan di setiap kamar / ruang harus tersedia sarana
pencahayaan dengan intensitas berdasarkan
B. Lantai
2) Lantai rata
C. Dinding
12
D. Langit-langit
E. Atap
1) Atap kuat
F. Ventilasi
G. Pencahayaan
1) Air bersih memenuhi syarat fisik ( tidak berasa, berbau dan berwarna)
13
J. Kamar mandi dan jamban
8) Jarak jamban dapat dijangkau atau berdekatan dengan bak penampungan air.
K. Tempat sampah
L. Karyawan
1) Bertempramen baik
2) Tidak berpenyakit
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Malpraktek adalah suatu tindakan kelalaian yang dilakukan oleh dokter atau
petugas pelayanan kesehatan yang bertugas melakukan segala macam tindakan
Kelalaian fatal bisa dikatakan terjadi karena kurangnya ketelitian dari dokter ataupun
petugas kesehatan lainnya dalam pemberian pelayanan kesehatan terhadap pasien.
Kelalaian ini juga bisa disebabkan karena manejemen rumah sakit yang kurang tertata
baik, pendidikan yang dimiliki petugas yang mungkin masih minim serta banyak lagi
faktor yang lainnya. Karena tindakan tersebut tidak hanya melangar hukum, kode etik
kedokteran dan juga standar berperilaku dalam suatu agama tetapi bahkan sampai
menghilangkan nyawa seseorang maka perlu ada jalan keluarnya yakni dengan cara;
pembenahan majemen rumah sakit, meningkatkan ketelitian dalam menjalankan
profesi kedokteran serta memperdalam segala macam pengetahuan tentang berbagai
macam tindakan pelayanan kesehatan.
B. Saran
Bagi semua oranng yang bertugas sebagai pelayan kesehatan dan juga bagi
penulis serta siapa saja yang nantinya akan menjadi seorang pelayan yang bergerak di
bidang kesehatan, hendaknya bisa menggunakan waktu yang masih ada semaksimal
mungkin untuk mempelajari semua hal yang berkaitan dangan tugas, agar segala
macam tindakan pelanggaran ataupun kelalaian dapat diminimalisir atau kalau bisa
dihilangkan.
15