Anda di halaman 1dari 15

PERATURAN-PERATURAN TERKAIT STTU

MAKALAH INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH SANITASI


TEMPAT-TEMPAT UMUM

DISUSUN OLEH:

ADITYA NUGROHO 1705015122


ARNANDO RAMADHAN 1705015184
SILFIA ZULFA 1705015122
ULINNUHA MUHAMMAD 1705015026
WIRA NUR HAFIDZ 1705015213

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA 2019

1
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ................................................................................................................ 2

KATA PENGANTAR .................................................................................................. 4

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 5

A. Latar Belakang ............................................................................................... 5


B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 6
C. Tujuan............................................................................................................. 6
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 7
A. Definisi STTU ............................................................................................... 7

B.Ruang Lingkup STTU ..................................................................................... 8

C. Jenis-Jenis dan Syarat Tempat Umum .... ...................................................10

D. Aspek STTU ................................................................................................ 20


E. Peraturan Undang-undang STTU ………………………………………....
F. Nilai Ambang Batas dalam Penilaian STTU……………………………....
BAB III PENUTUP .................................................................................................... 22
A. Kesimpulan ................................................................................................. 22

B. Saran ............................................................................................................ 22

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 23

2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Sanitasi Tempat-
Tempat Umum ini tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul “PERATURAN-PERATURAN
TERKAIT STTU”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi
segala usaha kita. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, 25 September 2019

Tim Penyusun

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Malpraktek pada dasarnya adalah tindakan tenaga profesional (profesi) yang


bertentangan dengan Standard Operating Procedure (SOP), kode etik profesi, serta
undang-undang yang berlaku baik disengaja maupun akibat kelalaian Kelalaian ini
bukanlah suatu pelanggaran hukum, jika kelalaian tersebut tidak sampai membawa
kerugian kepada orang lain dan orang tersebut dapat menerimanya. Akan tetapi,jika
kelalaian tersebut mengakibatkan kerugian materi, mencelakakan bahkan merenggut
nyawa orang lain, maka hal ini bisa dikatakan malpraktek.

Definisi malpraktek medis “adalah kelalaian dari seseorang dokter atau perawat
untuk mempergunakan tingkat kepandaian dan ilmu pengetahuan dalam mengobati dan
merawat pasien, yang lazim dipergunakan terhadap pasien atau orang yang terluka
menurut ukuran dilingkungan yang sama”. (Valentin v. La Society de Bienfaisance
Mutuelle de Los Angelos, California, 1956)

Dari definisi tersebut malpraktek harus dibuktikan bahwa apakah benar telah
terjadi kelalaian tenaga kesehatan dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan
yang ukurannya adalah lazim dipergunakan diwilayah tersebut. Andaikata akibat yang
tidak diinginkan tersebut terjadi apakah bukan merupakan risiko yang melekat terhadap
suatu tindakan medis tersebut (risk of treatment) karena perikatan dalam transaksi
teraputik antara tenaga kesehatan dengan pasien adalah perikatan/perjanjian jenis daya
upaya (inspaning verbintenis) dan bukan perjanjian/perjanjian akan hasil (resultaa
verbintenis).

Pertanggungjawaban tindak pidana malpraktek saat ini menjadi sorotan penting


dikarenakan aturan hukum yang mengaturnya masih kabur. Hal ini dikarenakan
pengaturan mengenai kualifikasi perbuatan malpraktek tidak jelas dicantumkan aturan
hukumnya, perbuatan malpraktek ini tidak dapat dilihat dari satu sudut pandang keilmuan
saja, melainkan dari segi ilmu hukum juga. Perbuatan malpraktek mengandung unsur
pidana dan perdata hal ini seharusnya diperhatikan agar setiap pihak tidak memberikan
penafsiran masing-masing menurut keilmuan masing-masing.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang diamksud sanitasi tempat-tempat umum ?
2. bagaimana syarat dan ketentuan sanitasi tempat-tempat umum ?
3. Bagaimana kebijakan yang terkait dengan sanitasi tempat-tempat umum ?

C. Tujuan
Tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengrtahui kebijakan-kebiajakan yang berkaitan dengan sanitasi tempat-
tempat umum.
2. Untuk memantau sanitasi tempat-tempat umum.
3. Untuk membina dan meningkatkan peran aktif masyarakat dalam menciptakan
lingkungan yang bersih dan sehat di tempat-tempat umum.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi STTU
Sanitasi menurut WHO, ialah suatu usaha untuk mengawasi beberapa faktor

lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia terutama terhadap hal-hal yang

mempunyai efek merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup.

Secara umum, Sanitasi diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan untuk menjaga

lingkungan agar tetap bersih dan terbebas dari ancaman penyakit. Sedangkan tempat-

tempat umum diartikan sebagai suatu tempat dimana banyak orang berkumpul untuk

melakukan kegiatan baik secara insidentil maupun terus-menerus, baik secara membayar,

maupun tidak, atau

Sehingga dapat disimpulkan bahwa sanitasi tempat-tempat umum merupakan suatu usaha

atau upaya yang dilakukan untuk menjaga kebersihan tempat-tempat yang sering

digunakan untuk menjalankan aktivitas hidup sehari-hari agar terhindar dari ancaman

penyakit yang merugikan kesehatan.

B. Ruang lingkup

Secara spesifik ada beberapa ruang lingkup sanitasi tempat-tempat umum, yaitu:

1. Penyediaan air minum (Water Supply),

2. Pengelolaan sampah padat, air kotor, dan kotoran manusia (wastes disposal meliputi

sawage, refuse, dan excreta),

3. Hygiene dan sanitasi makanan (Food Hygiene and Sanitation),

4. Perumahan dan kontruksi bangunan (Housing and Contruction),

6
5. Pengawasan vektor (Vektor Control),

6. Pengawasan pencemaran fisik (Physical Pollution), dan

7. Hygiene dan sanitasi industri (Industrial Hygiene and Sanitation).

C. Jenis-jenis dan Syarat tempat umum

 Jenis-Jenis tempat umum

Ada beberapa jenis-jenis tempat umum, antara lain:

1. Hotel,

2. Kolam renang,

3. Pasar,

4. Salon,

5. Panti Pijat,

6. Tempat wisata,

7. Terminal,

8. Tempat ibadah, dsb.

 Syarat

Syarat-syarat dari sanitasi tempat-tempat umum, yaitu:

1. Diperuntukkan bagi masyarakat umum.

2. Harus ada gedung dan tempat yang permanent.

3. Harus ada aktivitas (pengusaha, pegawai, pengunjung).

4. Harus ada fasilitas (SAB, WC, Urinoir, tempat sampah, dll).

7
D. Aspek

Aspek penting dalam penyelenggaraan sanitasi tempat-tempat umum yaitu:

a. Aspek teknis/hukum (persyaratan Hygiene dan Sanitasi, peraturan dan perundang-

undangan sanitasi).

b. Aspek sosial, yang meliputi pengetahuan tentang : kebiasan hidup, adat istiadat,

kebudayaan, keadaan ekonomi, kepercayaan, komunikasi,dll.

c. Aspek administrasi dan manegement, yang meliputi penguasaan pengetahuan tentang

cara pengelolaan STTU yang meliputi: Man, Money, Method, Material, dan Machine.

E. Peraturan Undamg-Undang

Hukum yang mendasari nilai ambang batas (NAB), yaitu:

1. UU No.11 thn 1962 tentang Hygiene untuk usaha bagi umum.

Pasal 3.
Hygiene untuk usaha-usaha bagi umum yang diatur dalam undang-undang
ini meliputi :
a. Hygiene air, susu, makanan dan minuman untuk konsumsi bagi
umum;
b. Hygiene perusahaan-perusahaan;
c. Hygiene bangunan-bangunan umum;
d. Hygiene tempat permandian umum;
e. Hygiene alat-alat pengangkutan umum;
f. Hygiene untuk usaha bagi umum lain-lainnya yang akan ditetapkan
oleh Menteri Kesehatan.

Pasal 5.
Usaha-usaha Pemerintah/Pemerintah Daerah dalam rangka pelaksanaan

8
Undang-undang ini ialah :
a. Penerangan dan pendidikan mengenai hygiene;
b. Bimbingan dalam bidang hygiene untuk usaha-usaha bagi umum;
c. Pengawasan dan pemeriksaan atas keadaan hygiene lingkungan pada
usaha-usaha bagi umum;
d. Pengawasan dan pemeriksaan hasil produksi dan proses- produksi air,
makanan dan minuman untuk konsumsi umum;
c. Pengawasan dan pemeriksaan atas penggunaan benda-benda, alatalat,
yang dapat membahayakan kseshatan;
f. Usaha-usaha lain yang perlu.

2. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

1098/MENKES/SK/VII/2003TENTANGPERSYARATAN HYGIENE SANITASI

RUMAH MAKAN DAN RESTORAN

Bab I Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :

1.Rumah Makan adalah setiap tempat usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya

menyediakan makanan dan minuman untuk umum di tempat usahanya;

2.Restoran adalah salah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat disebagian atau

seluruh bangunan yang permanen dilengkapi dengan peralatanan dan perlengkapan untuk

proses pembuatan, penyimpanan, penyajian dan penjualan makanan dan minuman bagi

umum ditempat usahanya;

3.Peralatan adalah segala macam alat yang digunakan untuk mengolah dan menyajikan

makanan;

4.Hygiene Sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang,

tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau

gangguan kesehatan.

9
5.Persyaratan Hygiene Sanitasi adalah ketentuan-ketentuan teknis yang ditetapkan

terhadap produk rumah makan dan restoran, personel dan perlengkapannya yang meliputi

persyaratan bakteriologis, kimia dan fisika.

6.Fasilitas sanitasi adalah sarana fisik bangunan dan perlengkapannya digunakan untuk

memelihara kualitas lingkungan atau mengendalikan faktor-faktor lingkungan fisik yang

dapat merugikan kesehatan manusia antara lain sarana air bersih, jamban, peturasan,

saluran limbah, tempat cuci tangan, bak sampah, kamar mandi, lemari pakaian kerja

(locker), peralatan pencegahan terhadap lalat, tikus dan hewan lainnya serta peralatan

kebersihan;

BAB\ IV ayat (1) meliputi :

a.Persyaratan lokasi dan bangunan;

b.Persyaratan fasilitas sanitasi

;c.Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan;

d.Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi;

e.Persyaratan pengolahan makanan;

f.Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan maknanan jadi;

g.Persyaratan peralatan yang digunakan.

3. Persyaratan Lingkungan dan Bangunan Hotel, Kamar/ Ruang, dan Fasilitas Sanitasi
Menurut Permenkes RI No. 80 / Menkes / Per / II / 1990

1. Persyaratan Kesehatan Lingkungan dan Bangunan Hotel


a. Umum
1) Lingkungan dan bangunan hotel selalu dalam keadaan bersih
2) Lingkungan dan konstruksi bangunan hotel tidak memungkinkan
sebagai tempat bersarang dan berkembang biaknya serangga dan

10
bintang pengerat
3) Bangunan hotel harus kuat, utuh dan dapat mencegah penularan
penyakit serta kecelakaan
b. Tata Ruang
Pembagian ruang hotel harus ditata dan dipergunakan sesuai dengan fungsinya, serta
memenuhi persyaratan kesehatan.
c. Kontruksi
1) Lantai
a) Terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin dan
mudah dibersihkan.
b) Lantai yang kontak dengan air harus mempunyai kemiringan yang cukup (2
– 3 persen) ke arah saluran pembuangan air limbah.
2) Dinding
a) Permukaan dinding sebelah dalam harus mudah dibersihkan.
b) Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air harus terbuat dari bahan
yang kuat dan kedap air.
3) Ventilasi
a) Ventilasi dapat menjamin peredaran udara di dalam kamar / ruang dengan
baik.
b) Bila ventilasi alam tidak memenuhi persyaratan harus dilengkapi dengan
ventilasi mekanis.
4) Atap
Tidak bocor dan tidak memungkinkan terjadinya genangan air.
5) Langit – langit
a) Mudah dibersihkan.
b) Tinggi minimal 2,5 meter dari lantai.
6) Pintu

Dapat mencegah masuknya serangga, tikus dan binatang


pengganggu lain.
7) Pencahayaan

11
Di dalam lingkungan hotel dan di setiap kamar / ruang harus tersedia sarana
pencahayaan dengan intensitas berdasarkan

F. Nilai Ambang batas terkait STTU

Nilai ambang batasnya dalam penilaian STTU yang distandarkan yaitu:

A. Gedung secara umum

1) Bangunan gedung kuat

2) Bangunan gedung utuh

3) Bangunan gedung bersih

4) Bangunan tidak rentan menimbulkan kecalakaan

5) Bangunan tidak rentan menimbulkan penyakit

6) Bangunan gedung tidak mengganggu lingkungan sekitar

7) Bangunan gedung tidak terganggu lingkungan sekitar

B. Lantai

1) Lantai kedap air

2) Lantai rata

3) Lantai tidak licin

4) Lantai mudah dibersihkan

5) Lantai dalam keadaan bersih

C. Dinding

1) Dinding sebelah dalam berwarna terang

2) Dinding sebelah dalam rata

3) Dinding mudah dibersihkan

4) Dinding dalam keadaan bersih

12
D. Langit-langit

1) Langit-langit berwarna terang

2) Langit-langit mudah dibersihkan

3) Jarak langit-langit dari lantai minimal 2,5 meter

E. Atap

1) Atap kuat

2) Atap tidak bocor

3) Atap tidak memungkinkan dijadikan sarang serangga dan tikus.

F. Ventilasi

1) Terdapat ventilasi alami atau mekanis

2) Udara dalam ruangan tidak pengap

G. Pencahayaan

1) Pencahayaan dalam ruangan cukup terang

2) Pencahayaan tidak menimbulkan silau

H. Perlindungan terhadap serangga dan tikus

1) Lubang penghawaan terlindung rapat

2) Lubang pembuangan air limbah tertutup dan dilengkapi jeruji/saringan

3) Tempat penampungan air diberi tutup

4) Tempat penampungan air dibersihkan secara berkala

5) Saluran pembuangan air limbah mengalir dengan lancar

I. Penyediaan air bersih

1) Air bersih memenuhi syarat fisik ( tidak berasa, berbau dan berwarna)

2) Jumlah kuantitas air cukup

13
J. Kamar mandi dan jamban

1) Tersedia kamar mandi dan jamban

2) Kamar mandi bersih

3) Tersedia air dalam jumlah cukup

4) Dilengkapi dengan bahan pembersih (sabun, sikat, dll)

5) Lantai tidak licin

6) Lantai tidak tergenang air/miring kearang saluran pembuangan

7) Jamban menggunakan tipe minimal leher angsa

8) Jarak jamban dapat dijangkau atau berdekatan dengan bak penampungan air.

K. Tempat sampah

1) Tempat sampah terbuat dari bahan yang kuat

2) Tempat sampah kedap air

3) Tempat sampah mudah dibersihkan

4) Permukaan bagian dalam rata

5) Dilengkapi dengan tutup

L. Karyawan

1) Bertempramen baik

2) Tidak berpenyakit

3) Menggunakan pakaian kerja atau seragam

4) Pakaian dalam kondisi baik dan bersih

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Malpraktek adalah suatu tindakan kelalaian yang dilakukan oleh dokter atau
petugas pelayanan kesehatan yang bertugas melakukan segala macam tindakan
Kelalaian fatal bisa dikatakan terjadi karena kurangnya ketelitian dari dokter ataupun
petugas kesehatan lainnya dalam pemberian pelayanan kesehatan terhadap pasien.
Kelalaian ini juga bisa disebabkan karena manejemen rumah sakit yang kurang tertata
baik, pendidikan yang dimiliki petugas yang mungkin masih minim serta banyak lagi
faktor yang lainnya. Karena tindakan tersebut tidak hanya melangar hukum, kode etik
kedokteran dan juga standar berperilaku dalam suatu agama tetapi bahkan sampai
menghilangkan nyawa seseorang maka perlu ada jalan keluarnya yakni dengan cara;
pembenahan majemen rumah sakit, meningkatkan ketelitian dalam menjalankan
profesi kedokteran serta memperdalam segala macam pengetahuan tentang berbagai
macam tindakan pelayanan kesehatan.
B. Saran
Bagi semua oranng yang bertugas sebagai pelayan kesehatan dan juga bagi
penulis serta siapa saja yang nantinya akan menjadi seorang pelayan yang bergerak di
bidang kesehatan, hendaknya bisa menggunakan waktu yang masih ada semaksimal
mungkin untuk mempelajari semua hal yang berkaitan dangan tugas, agar segala
macam tindakan pelanggaran ataupun kelalaian dapat diminimalisir atau kalau bisa
dihilangkan.

15

Anda mungkin juga menyukai