Anda di halaman 1dari 50

Pertemuan 4

MANAJEMEN PENYAKIT MENULAR BERBASIS


WILAYAH
APRIYANA IRJAYANTI, SKM, M.Kes
OUTLINE

 Penyakit menular di Indonesia dan Papua (7 wilayah adat)


 Strategi pengendalian, epidemiologi global penyakit, langkah-langkah manajemen penyakit menular berbasis
wilayah
 Cari data riskesdas utk pemetaan penyakit berbasis wilayah di Indonesia dan di Papua
PENGERTIAN

 Manajemen Penyakit Menular berbasis wilayah  upaya tata laksana


pengendalian penyakit menular dengan cara mengintegrasikan upaya
pencarian kasus secara proaktif dan tata laksana penderita secara tuntas
dengan pengendalian berbagai faktor risiko penyakit tersebut
 keduanya dilakukan secara simultan, paripurna, terencana dan terintegrasi pada
wilayah tertentu.
Manajemen Penyakit Menular Berbasis Wilayah

 Dilakukan terencana berdasar evidence (fakta terpecaya), sistematik dalam


pelaksanaannya serta senantiasa diaudit secara periodik (evaluasi program)
 Kunci keberhasilan pengendalian penyakit menular terletak pada penemuan
kasus sebagai sumber penularan secara proaktif pengobatan secara tuntas dan
secara simultan dilakukan upaya pengendalian faktor risiko yang berhubungan
dengan penyakit.
Contoh :

 penyehatan lingkungan memerlukan kerja sama dg mitra yang memiliki perhatian sama pada pemberantasan
penyakit menular tertentu dengan penyehatan lingkungan yang relevan dengan penyakit menular disuatu wilayah
 Kejadian penyakit menular  outcome dari interaksi variabel lingkungan dg variabel kependudukan (umur, jk,
perilaku, dll)
 Status kesehatan  dipengaruhi kualitas dan aksesibilitas pelayanan
 MAKA  manajemen penyakit tidak hanya mengendalikan sumber penyakit (diagnosis dan pengobatan), tapi juga
mengendalikan faktor risiko (lingkungan, kependudukan), dan menggalang sumber daya dlm pelaksanaan pelayanan
kesehatan
Penyakit Menular di Indonesia

 Berdasarkan proses kejadiannya maka penyakit menular dapat dikategorikan


sebagai berikut
 Penyakit menular endemik  penyakit yg terjadi di Indonesia selama kurun
waktu yang panjang. Penyakit ini mengganggu Indeks Pembangunan Manusia
Indonesia, seperti Diare, TBC, Malaria, HIV dll
 Penyakit yang berpotensi menjadi KLB, baik secara periodik yang dapat
diprediksi dan diantisipasi serta pencegahannya. Misalnya demam berdarah
dengue, kolera diare, serta penyakit infeksi baru.
Penyakit Menular Prioritas di Indonesia

 HIV/AIDS, TB, Malaria, Demam Berdarah, Influenza, Flu Burung


 Penyakit Negleted Diseasis : Kusta, Filariasis, Leptospirosis
 Penyakit yg dpt dicegah dg Imunisasi (Campak, Difteri, Pertusis, Hepatitis B, Tetanus)  prevalensi
menurun di tahun 2014, Indonesia bebas polio di 2014*
 Penyakit yg ditularkan vektor  Malaria, DBD, penyakit yg ditularkan melalui cacing tanah (Soil
Transmitted Helminthiasis/STH)
 Infeksi cacing perut ini dapat mempengaruhi status gizi, proses tumbuh kembang dan merusak
kemampuan kognitif pada anak yang terinfeksi. Kasus-kasus malnutrisi, stunting, anemia bisa
disebabkan oleh karena kecacingan
Penyakit Menular Prioritas di Indonesia

Rabies disebabkan Lyssa virus


hanya 9 provinsi masih bebas historis dan telah dibebaskan dari
rabies (Provinsi Kepulauan Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta,
Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa
Tenggara Barat, Papua dan Papua Barat)
Di Indonesia pada tahun 2014, dilaporkan kasus yang meninggal
karena rabies (Lyssa kasus) sebanyak 97 orang dari 72.714 GHPR
(data Maret 2015)
Penyakit Menular Prioritas di Indonesia

 Penyakit antraks disebabkan oleh Bacillus anthracis, menyerang manusia


melalui kulit yang lecet, luka, dapat melalui pernafasan (inhalasi) dan
melalui mulut karena makanan yang tercemar kuman antraks misalnya
daging
Penyakit Menular Prioritas di Indonesia

 Pes (Plague) disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis yang terdapat pada
binatang pengerat/rodensia seperti tikus/bajing dan dapat menular antar
binatang pengerat melalui gigitan pinjal dan ke manusia melalui gigitan
pinjal.
 Fokus Pes di Indonesia adalah Kabupaten Pasuruan (Jawa Timur), Kabupaten
Boyolali (Jawa Tengah), Kabupaten Sleman (Daerah Istimewa Yogyakarta).
Penyakit Menular Prioritas di Indonesia

 Penyakit yang disebabkan Arboviros lainnya yang masih menjadi


permasalahan kesehatan masyarakat yaitu chikungunya dan JE.
 Kedua penyakit ini masih perlu ditingkatkan upaya pengendaliannya.
Penyakit Menular Prioritas di Indonesia

 Penyakit new-emerging diseases :


 MERS CoV merupakan singkatan dari Middle East Respiratory Syndrome
Corona Virus (Sindrom Pernapasan Timur Tengah karena Virus Corona).
 Penyakit pernapasan ini disebabkan oleh virus corona, keluarga besar virus
yang juga dapat menyebabkan penyakit mulai dari selesma (pilek) sampai
Sindrom Pernapasan Akut Berat (Severe Acute Respiratory Syndrome =
SARS).
Penyakit Menular Prioritas di Indonesia
(Hasil Riskesdas 2018)
ISPA
PNEUMONIA
Tuberkulosis
Diare
Diare Pada Balita
Hepatitis
Malaria
Penyakit Menular Prioritas di Papua

 TB, HIV/AIDS, Malaria, Kusta, Polio


Strategi Pengendalian Penyakit

Strategi  1. Intensifikasi Pencarian dan Pengobatan Kasus

2. Memberikan Perlindungan Spesifik dan Imunisasi

3. Pemberantasan Penyakit Berbasis Lingkungan

4. Penggalangan Upaya Kemitraan (Building Lingakes)


Intensifikasi pencarian dan pengobatan kasus

 Melakukan pencarian dan pengobatan secara intensif terhadap penderita dan


menghilangkan sumber penularan dengan cara memutuskan mata rantai
penularan
 Misalnya pemberdayaan tenaga semi profesional, menciptakan tenaga
lapangan : kader kesehatan, juru malaria desa, juru kusta, dll
 Kerjasama dg Balai Lab  Untuk penyakit yg memerlukan konfirmasi
LAB
 Pendamping Minum Obat (PMO)  untuk penyakit yg memerlukan
pengobatan jangka panjang (TB, HIV)
Memberikan perlindungan spesifik dan imunisasi.

 memberikan kekebalan secara artifisal yaitu imunisasi.


 Hanya untuk penyakit2 yg bisa dicegah dg imunisasi
Pemberantasan penyakit berbasis lingkungan

 Upaya pencegahan sekaligus pemberantasan penyakit menular dapat


dilakukan dengan menciptakan lingkungan sehat dan perilaku hidup sehat.
 Mengidentifikasi penyakit menular prioritas di wilayah masing2, identifikasi
pengendalian faktor risiko berbasis lingkungan
Penggalangan Upaya Kemitraan.

 Masalah kesehatan khususnya faktor risiko penyakit menular dan


penyehatan lingkungan berkaitan erat dengan unit, sektor, individu hal
diluar kewenangan administratif bidang kesehatan
Epidemiologi Penyakit Menular di Indonesia

 Secara singkat manajemen pemberantasan dan pengendalian penyakit menular memiliki dua perspektif :

• perjalanan penyakit antar benua


• penyakit menular bersifat global. Informasi awal berupa kejadian penyakit secara
global, dapat memberikan indikasi untuk membuat contingency plan. Misalnya
Epidemiologi wilayah tropik secara umum memiliki karakteristik ekosistem sama, maka
Global memiliki masalah yang sama seperti malaria

Epidemiologi • Epidemiologi lokal berkaitan dengan dinamika transmisi lokal, misalnya malaria,
Lokal schistosomiasis, filariasis
• Schitosomiasis merupakan penyakit khas Sulawesi Tengah yang berkaitan dengan
habitat ekosistem binatang perantara
Permasalahan Spesifik lokal, pada dasarnya ditentukan oleh

 Berbagai variabel seperti iklim , topografi, serta kondisi lingkungan


spesifik lain
 Variabel Sosial seperti budaya termasuk perilaku didalamnya
 Ekosistem dan habitat binatang penular penyakit (yang biasa
berhubungan dengan variabel topografi, iklim dan kondisi lingkungan
setempat).
Lintas Batas

 penyakit menular bersifat lintas batas, terutama penyakit menular melalui transmisi
serangga atau binatang yang memiliki reservoir
 Penyakit menular tidak mengenal batas wilayah administratif
 lebih dipengaruhi dengan batasan ekosistem,
 Dg adanya teknologi transportasi jarak jauh, penyakit menular di pengaruhi mobilitas
penduduk, komoditas, serangga, hewan, udara dan air sebagai sumber penyakit.
 Hal ini memerlukan kerjasama global dan mekanisme jaringan antarnegara bersifat lintas
batas.
Keterpaduan

 untuk memvisualisasikan proses tranmisi penyakit serta simpul manajemen, membutuhkan model
manajemen penyakit menular berbasis wilayah kabupaten/kota.
 Didukung fakta hasil survaillance terpadu, untuk kepentingan perencanaan dan kegiatan berdasar
keperluan (fakta).
 Analisis faktor risiko  melalui perencanaan  promosi kesehatan seperti penggunaan alat pelindung
ketika bekerja dan berbagai upaya lain secara bersama dengan lintas sektor.
Langkah-langkah Manajemen Penyakit Menular Berbasis
Wilayah

 Tentukan wilayah administratif, apakah wilayah Puskesmas atau wilayah Kabupaten/ Kota atau provinsi
 Tentukan setiap wilayah kabupaten/kota, tentukan prioritas penyakit menular atau faktor risiko berkenaan
yang hendak dikendalikan .
 Modelling  Baik faktor risiko maupun penyakit menular hendaknya digambarkan dalam sebuah model
kejadian penyakit atau paradigma dengan mengacu kepada teori simpul dan dapat dimodifikasi
 Model gambaran kejadian (Patogenesis) penyakit menular dideskripsikan ke dalam model manajemen untuk
masing-masing simpul dengan rangkaian kegiatan untuk masing-masing simpul
Langkah-langkah Manajemen Penyakit Menular Berbasis
Wilayah

 Model teori simpul advance dapat pula dikembangkan ke dalam model manajemen malaria di wilayah
pertambakan
 Model gambaran kejadian penyakit menular beserta prioritas penanggulangan pada tiap simpul kemudian
diterjemahkan ke dalam proses perencanaan dan pembiayaan terpadu.
 Pelaksanaan dan monitoring pengendalian penyakit menular.
 Audit manajemen penyakit menular berbasis wilayah.
Contoh Manajemen Penyakit Menular Berbasis
Wilayah Administrasi Nasional

1. Perluasan cakupan akses masyarakat (termasuk skrining cepat bila ada dugaan potensi
meningkatnya kejadian penyakit menular seperti Mass Blood Survey untuk malaria) dalam
memperoleh pelayanan kesehatan terkait penyakit menular terutama di daerah-daerah yang
berada di perbatasan, kepulauan dan terpencil untuk menjamin upaya memutus mata rantai
penularan.
2. Perluasan skrining AIDS dengan sasaran populasi sasaran (ibu hamil, pasangan ODHA, masyarakat
infeksi TB dan hepatitis) dan populasi kunci yaitu pengguna napza suntik, Wanita Pekerja Seks
(WPS) langsung maupun tidak langsung, pelanggan/pasangan seks WPS, gay, waria, LSL dan warga
binaan lapas/rutan.
Contoh Manajemen Penyakit Menular Berbasis
Wilayah Administrasi Nasional

 Deteksi Dini Hepatitis B dan C; pada pop at risk :


a. Ibu hamil
b. Tenaga Kesehatan (minimal 90%),
c. keluarga orang dengan Hepatitis B dan C;
d. Pelajar/mahasiswa Kesehatan;
e. Orang orang dengan riwayat pernah menjalani cuci darah,
f. Orang dengan HIV/AIDS,
g. pasien klinik Penyakit Menular Seksual,
h. Pengguna Napsa Suntik, WPS, LSL, Waria, dll
Contoh Manajemen Penyakit Menular Berbasis
Wilayah Administrasi Nasional

 Intensifikasi penemuan kasus kusta di 14 provinsi dan147 kab/kota


 Pemberian Obat Pencegahan Massal frambusia di 74 kabupaten endemis
 Survey serologi frambusia dalam rangka pembuktian bebas frambusia
Contoh Manajemen Penyakit Menular Berbasis
Wilayah Administrasi Nasional

1) Peningkatan cakupan imunisasi yang tinggi dan merata serta terjangkau melalui :
– Tersedianya pelayanan imunisasi “stasioner” yang terjangkau masyarakat
– Tersedianya pelayanan imunisasi yang menjangkau masyarakat di daerah sulit
2) Peningkatan kualitas pelayanan imunisasi melalui;
– Petugas yang terampil
– Coldchain dan vaksin yang berkualitas
– Pemberian imunisasi yang benar
Contoh Manajemen Penyakit ISPA Berbasis
Wilayah

 Pendekatan Manajemen Pemberantasan Penyakit Menular Berbasis Wilayah 


menanggulangi secara komprehensif faktor-faktor yang berhubungan dengan ksakitan dan
kematian balita termasuk faktor resiko lingkungan, faktor resiko kependudukan dan
penanganan kasus yang dilakukan secara terpadu dengan mitra kerja terkait yang didukung
oleh surveilans yang baik serta tercemin dalam perencanaan dan penganggaran kesehatan
secara terpadu (P2KT).
 Tatalaksana Kasus dan Pengobatan
 Pengendalian Faktor Risiko
Promosi Penanggulangan Pnemonia Balita

 Promosi pemberantasan penyakit ISPA di Indonesia mencakup kegiatan advokasi, bina suasana dan
gerakan masyarakat.
 Tujuan yang diharapkan dari kegiatan promosi balita secara umum adalah meningkatnya pengetahuan,
sikap dan tindakan masyarakat dalam upaya dalam penanggulangan pnemonia balita.
 Sasaran promosi dalam P2 ISPA mencakup sasaran primer (ibu balita dan keluarganya), sasaran sekunder
(petugas kesehatan dan petugas lintas program serta lintas sektor), dan sasaran tersier (pengambil
keputusan).
 Pesan pokok, metode dan media yang digunakan sesuai dengan sasaran.
Kemitraan

 meningkatkan peran serta masyarakat, peran serta lintas program dan lintas sektor terkait
serta peran pengambil keputusan termasuk penyandang dana.
 intervensi pemberantasan penyakit ISPA tidak hanya tertuju pada penderita saja, tetapi juga
terhadap faktor resiko (lingkungan dan kependudukan) dan faktor lain yang berpengaruh
melalui dukungan peran aktif sektor lain yang berkompeten.
Peningkatan Penemuan dan Tatalaksana Kasus

 Penemuan dan tatalaksana penderita ini dilaksanakan di rumah tangga dan masyarakat (keluarga, kader dan
posyandu), di tingkat pelayanan kesehatan swasta (praktek dokter, poliklinik swasta, RS swasta).
 Pelaksana kegiatan secara langsung adalah tenaga kesehatan di sarana-sarana kesehatan tersebut dan kader
posyandu di masyarakat.
 prosedur penemuan dan tatalaksana penderita ISPA di masing-masing sarana/tingkatan mengacu pada
tatalaksana standar yang ditetapkan.
 Sedangkan tatalaksana kasus ISPA dilaksanakan melalui pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
disarana kesehatan dasar.
 Audit kasus dalam upaya peningkatan kualitas tatalaksana kasus yang dilaksanakan dengan koordinasi tingkat
kabupaten/kota.
Surveilans ISPA

 Untuk melaksanakan kegiatan pencegahan, pemberantasan dan penanggulangan penyakit termasuk ISPA
secara efektif dan efisien, diperlukan data dasar (baseline) dan data program yang lengkap dan akurat
 Melalui kegiatan surveilans ISPA
 Data dan informasi dimaksud meliputi data dan informasi kesakitan dan kematian pnemonia, sumber
penularan, faktor resiko yang berhubungan dengan pnemonia (faktor resiko lingkungan dan kependudukan)
dan data yang berhubungan dengan kinerja program.
 Autopsi verbal kematian balita akibat pnemonia dan audit kasus pnemonia
Pemantauan

 Pemantauan (monitoring) dimaksudkan untuk memantau secara teratur kegiatan dan pelaksanaan program
agar dapat diketahui apakah kegiatan program dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan dan
digariskan oleh kebijaksanaan program.
 Kegiatan supervisi dan bimbingan tehnis, Pencatatan Pelaporan emberantasan Penyakit ISPA, dan
Pemantauan program P2M&PL di Kabupaten/kota.
 Evaluasi dilakukan untuk menilai apakah pencapaian hasil kegiatan telah memenuhi target yang diharapkan,
mengidentifikasi masalah dan hambatan yang dihadapi serta menyusun langkah-langkah perbaikan
selanjutnya termasuk perencanaan dan penganggaran.
 Kegiatan evaluasi dilaksanakan di berbagai jenjang administrasi kesehatan, baik ditingkat pusat, provinsi
maupun Kabupaten/Kota
TUGAS INDIVIDU

 Pilih satu penyakit menular proritas di salah satu kota/kab di provinsi


Papua, kemudian gambarkan manajemen penyakit berbasis wilayah
nya!
 Beberapa mahasiswa yg beruntung akan mempresentasikan hasilnya
tanggal 16 November 2020.
TUGAS KELOMPOK

 Manajemen Penyakit/Masalah Kesehatan Berbasis Wilayah di 7 Wilayah Adat Papua


 Kelompok 1  Pegunungan : Wlayah adat La Pago
 Kelompok 2  Pegunungan : Wilayah adat Me Pago
 Kelompok 3  Pesisir : Wilayah adat Saireri,
 Kelompok 4  Pesisir : Wilayah adat Doberai,
 Kelompok 5  Pesisir : Wilayah adat Bomberai
 Kelompok 6  Wilayah Adat Mamta Tabi
 Kelompok 7  Wilayah Adat Ha-Anim
TUGAS KELOMPOK

Tugas awal : identifikasi kabupaten di masing-masing wilayah adat dan


penyakit/masalah kesehatan prioritas
Tugas dua : pilih 1 wilayah administrasi (kabupaten) dan pilih penyakit/masalah
prioritas kemudian jelaskan bagaimana dinas kesehatan setempat melakukan
manajemen penyakit/masalah kesehatannya.
Buat makalah dan power point
Dikumpul dan di presentasikan sebagai UTS

Anda mungkin juga menyukai