Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

MEDIA PROMOSI KESEHATAN

(Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Promosi
Kesehatan)

Disusun oleh:

Eva Lestari (NIM : P2.06.24.2.19.009)


Fani Nur Ghefira (NIM : P2.06.24.2.19.010)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA WILAYAH CIREBON

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ‘’Media
Promosi Kesehatan ‘’, untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Promosi
Kesehatan.

Dalam penyusunan makalah ini tentu kami mendapat bantuan, bimbingan,


saran dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan
terima kasih kepada Ibu Endang Nurrochmi, S.SiT, MKM selaku dosen pengampu
mata kuliah Promosi Kesehatan.

Kami telah berupaya semaksimal mungkin untuk menyelesaikan makalah


ini. Kami mohon maaf apabila masih ada kekurangan, kesalahan, kekeliruan yang
tanpa sengaja kami buat dalam penyusunan makalah ini. Kami sangat mengharapkan
saran dan kritik dari pembaca untuk perbaikan dan penyempurnaan penyusunan
makalah kedepannya.

Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan khususnya


bagi penyusun dan umumnya bagi pembaca.

Cirebon, September 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1

A. Latar belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................3

A. Konsep Media Promosi Kesehatan.................................................................3


B. Analisis Isi, Metode Dan Karakteristik Sasaran.............................................4
C. Memilih saluran media promosi Kesehatan...................................................14
D. Jenis-jenis media promosi Kesehatan.............................................................18
E. Merancang berbagai jenis media promosi Kesehatan....................................20
F. Kelebihan dan kekurangan media promosi Kesehatan...................................21
G. Evaluasi media promosi Kesehatan................................................................30
BAB III PENUTUP.............................................................................................33

A. Kesimpulan.....................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................34

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya mewujudkan kesehatan masyarakat di Indonesia terutama
dilakukandengan melakukan perubahan perilaku kesehatan melalui promosi
kesehatan.Promosi kesehatan meliputi kegiatan pendidikan kesehatan disertai
pemberdayaanmasyarakat. Pendidikan kesehatan memiliki tujuan utama
mengubah pengetahuanmasyarakat agar terbentuk perilaku sehat sesuai yang
diharapkan. Peningkatan pengetahuan kesehatan masyarakat diharapkan
memicu sikap mendukung perilaku sehat, bila didukung faktor pemungkin
dan pendorong akan membentuk perilaku sehat.Proses pendidikan kesehatan
merupakan proses transfer informasitentang kesehatan yang diharapkan
melalui komunikasi. Komponen komunikasitersusun atas pengirim dan
penerima pesan, isi pesan, media dan efek dari pesan.
Media sebagai saluran informasi merupakan salah satu komponen
pentingdalam pendidikan kesehatan. Memilih media sebagai saluran
menyampaikan pesan kesehatan dipengaruhi metode yang digunakanMedia
pendidikan kesehatan pada hakekatnya alat bantu pendidikan kesehatan.
Menurut fungsi sebagai saluran pesan media pendidikan kesehatan dapat
dikelompokkan atas media cetak, mediaelektronik dan media papan
(billboard). Beberapa media cetak dikenal antara lain booklet, leaflet,
selebaran (flyer), lembar balik (flip chart), artikel atau rubrik, poster dan foto.
Media elektronik dapat berupa televisi, radio, video, slide, filmstrip dan
sekarang dikenal internet. Media papan berupa baliho biasanya dipasangdi
tempat-tempat umum yang menjadi pusat kegiatan masyarakat.Alat
peragayang dipergunakan dalam pendidikan kesehatan dapat berupa alat bantu
lihat(visual), alat bantu dengar (audio) atau kombinasi audio visual

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjelasan mengenai konsep media promosi Kesehatan ?
2. Bagaimana penjelasan mengenai analisis isi, metode dan karakteristik
sasaran ?
3. Bagaimana memilih saluran media promosi kesehatan ?
4. Apa saja jenis-jenis media promosi Kesehatan ?
5. Bagaimana merancang berbagai jenis media promosi kesehatan ?
6. Apa saja kelebihan dan kekurangan media promosi Kesehatan ?
7. Bagaimana evaluasi media promosi kesehatan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui penjelasan mengenai konsep media promosi
kesehatan.
2. Untuk mengetahui penjelasan mengenai analisis isi, metode dan
karakteristik sasaran.
3. Untuk mengetahui cara memilih saluran media promosi kesehatan.
4. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk jenis-jenis media promosi
Kesehatan.
5. Untuk mengetahui bagaimana merancang berbagai jenis media promosi
kesehatan.
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan media promosi Kesehatan.
7. Untuk mengetahui bagaimana evaluasi media promosi kesehatan.

2
BAB II
TINJAUN PUSTAKA

1. Konsep Media Promosi Kesehatan


Media memiliki multi makna, baik dilihat secara terbatas maupun
secara luas. Munculnya berbagai macam definisi disebabkan adanya
perbedaan dalam sudut pandang, maksud, dan tujuannya. AECT (Association
for Education and Communicatian Technology) dalam Harsoyo (2002)
memaknai media sebagai segala bentuk yang dimanfaatkan dalam proses
penyaluran informasi. NEA (National Education Association) memaknai
media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar,
dibaca, atau dibincangkan beserta instrumen yang digunakan untuk kegiatan
tersebut. Menurut (Hulu et al., 2020)
Promosi kesehatan, seperti penyuluhan kesehatan tak dapat lepas
dari media karena melalui media, pesan yang disampaikan dapat lebih
menarik dan dipahami, sehingga sasaran dapat mempelajari pesan tersebut
sampai memahaminya sehingga mampu memutuskan untuk mengadopsinya
ke perilaku yang positif.
Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk
menampilkan pesan informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator
sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya
diharapkan dapat berubah perilakunya ke arah positif terhadap kesehatan.
Penyuluhan adalah proses penyebarluasan informasi tentang ilmu
pengetahuan, teknologi maupun seni. Sehingga media penyuluhan memiliki
beberapa pengertian, sebagai berikut :
1. Media penyuluhan adalah semua sarana dan alat yang digunakan dalam
proses penyampaian pesan.

3
2. Media penyuluhan adalah wahana untuk menyalurkan pesan dari pengirim
ke penerima yang dapat merangsang pikiran, perasaan dan
perhatian/minat.
3. Media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan
pesan informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator sehingga
sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan
dapat berubah perilakunya kearah positif terhadap Kesehatan.

2. Analisis Isi, Metode dan Karakteristik Sasaran


a. Isi Promosi Kesehatan
1) Menentukan tempat sasaran
Tempat-tempat umum dimana orang sering berkumpul, seperti
pemberhentian bus, dekat pasar, dekat toko/warung, persimpangan
jalan desa, kantor kelurahan, balai desa, posyandu, dll
2) Menentukan apa saja kegunaan poster promosi kesehatan,
diantaranya:
a) Memberikan peringatan, misalnya tentang peringatan untuk
selalu mencuci tangan dengan sabun setelah berak dan sebelum
makan
b) Memberikan informasi, misalnya tentang pengolahan air di
rumah tangga memberikan anjuran, misalnya pentingnya
mencuci makanan mentah dan buah-buahan dengan air bersih
sebelum di makan
c) Mengingatkan kembali, misalnya cara mencuci tangan yang
benar memberikan informasi tentang dampak, misalnya
informasi tentang dampak dari bab di jamban
3) Menentukan apa saja keuntungan media dalam promosi kesehatan,
diantaranya:
a. Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

4
b. Untuk mencegah dan memberantas penyakit menular dikalangan
Masyarakat.
c. Untuk memperbaiki dan memulihkan kesehatan masyarakat
4) Menentukan bagaimana cara membuat media promosi kesehatan,
diantaranya:
a) Pilih subyek yang akan dijadikan topic, missal kesehatan
lingkungan, sanitai, phbs, dll
b) Pilih satu pesan kesehatan yang terkait, misal keluarga yang
menggunakan jamban untuk bab
c) Buat dalam warna yang kontras sehingga jelas terbaca.
d) Hindarkan embel-embel yang tidak perlu
e) Test/uji poster pada teman, apa poster bisa mencapai maksudnya
atau tidak.
5) Hal-hal apa yang perlu diperhatikan dalam pembuatan media
promosi Kesehatan diantaranya:
a) head line (judul)
b) sub head line (sub judul)
c) body copy/copy writing dan
d) logo dan indentitas.
e) Head line, harus dapat dibaca jelas dari jarak 6 meter, mudah
dimengerti, mudah diingat dan mudah.
b. Metode Media Promosi Kesehatan

Pemikiran Dasar Promosi Kesehatan pada hakikatnya ialah


suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada
masyarakat, kelompok atau individu. Suatu proses promosi kesehatan
yang menuju tercapainya tujuan pendidikan kesehatan yakni
perubahan perilaku dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya

5
yaitu metode. Metode harus berbeda antara sasaran massa, kelompok
atau sasaran individual.

1) Metode Individual (Perorangan)

Dalam pendidikan kesehatan, metode yang bersifat


individual ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau
membina seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu
perubahan perilaku atau inovasi. Misalnya, seorang ibu yang baru
saja menjadi akseptor atau seorang ibu hamil yang sedang tertarik
terhadap imunisasi Tetanus Toxoid (TT) karena baru saja
memperoleh/ mendengarkan penyuluhan kesehatan. Pendekatan
yang digunakan agar ibu tersebut menjadi akseptor lestari atau ibu
hamil segera minta imunisasi, ia harus didekati secara perorangan.
Perorangan disini tidak berarti harus hanya kepada ibu-ibu yang
bersangkutan, tetapi mungkin juga kepada suami atau keluarga ibu
tersebut.

Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena setiap


orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda
sehubungan dengan penerimaaan atau perilaku baru tersebut. Agar
petugas kesehatan mengetahui dengan tepat bagaimana cara
membantunya maka perlu menggunakan bentuk pendekatan
(metode) berikut ini, yaitu :

(1) Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling)

Dengan cara ini kontak antara klien dan petugas lebih


intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat
digali dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien akan
dengan sukarela, berdasarkan kesadaran, dan penuh

6
pengertian akan menerima perilaku tersebut (mengubah
perilaku).

(2) Interview (wawancara)

Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan


dan penyuluhan. Wawancara antara petugas kesehatan
dengan klien untuk mengetahui apakah klien memiliki
kesadaran dan pengertian yang kuat tentang informasi yang
diberikan (perubahan perilaku yang diharapkan), juga untuk
menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima
perubahan, ia tertarik atau belum menerima perubahan yang
disampaikan. Jika belum berubah, maka perlu penyuluhan
yang lebih mendalam lagi.

2) Metode Kelompok

Dalam memilih metode kelompok, harus mengingat


besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari
sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya akan lain dengan
kelompok kecil. Efektivitas suatu metode akan tergantung pada
besarnya sasaran pendidikan.

(1) Kelompok Besar


Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila
peserta penyuluhan itu lebih dari 15 orang. Metode yang
baik untuk kelompok besar ini, antara lain ceramah dan
seminar.
• Ceramah

Metode ini baik untuk sasaran pendidikan tinggi


maupun rendah. Merupakan metode dengan menyampaikan

7
informasi dan pengetahuan secara lisan. Metode ini mudah
dilaksanakan tetapi penerima informasi menjadi pasif dan
kegiatan menjadi membosankan jika terlalu lama.

• Seminar

Metode ini hanya cocok untuk pendidikan formal


menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi)
dari seorang ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu topik
yang dianggap penting dan dianggap hangat di masyarakat.

(2) Kelompok Kecil


Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang
biasanya kita sebut kelompok kecil. Metode-metode yang
cocok untuk kelompok kecil antara lain:
• Diskusi Kelompok

Metode yang dilaksanakan dalam bentuk


diskusi antara pemberi dan penerima informasi,
biasanya untuk mengatasi masalah. Metode ini
mendorong penerima informasi berpikir kritis,
mengekspresikan pendapatnya secara bebas,
menyumbangkan pikirannya untuk memecahkan
masalah bersama, mengambil satu alternatif jawaban
atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan
masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama.
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota
kelompok dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi,
maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian
rupa sehingga mereka dapt berhadap-hadapan atau
saling memandang satu sama lain, misalnya dalam

8
bentuk lingkaran atau segi empat. Pimpinan diskusi
juga duduk di antara peserta sehingga tidak
menimbulkan kesan yang lebih tinggi. Dengan kata lain
mereka harus merasa dalam taraf yang sama sehingga
tiap anggota kelompok mempunyai kebebasan/
keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat. Untuk
memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan
pancingan-pancingan yang dapat berupa pertanyaan-
petanyaan atau kasus sehubungan dengan topik yang
dibahas. Agar terjadi diskusi yang hidup maka
pemimpin kelompok harus mengarahkan dan mengatur
sedemikian rupa sehingga semua orang dapat
kesempatan berbicara, sehingga tidak menimbulkan
dominasi dari salah seorang peserta. Kelemahan metode
diskusi sebagai berikut :
 Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
 Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
 Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka
berbicara.
 Biasanya orang menghendaki pendekatan yang
lebih formal. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

• Curah Pendapat (Brain Storming)

Metode ini merupakan modifikasi metode


diskusi kelompok, yang diawali dengan pemberian
kasus atau pemicu untuk menstimulasi tanggapan dari
peserta. Prinsipnya sama dengan metode diskusi
kelompok. Bedanya, pada permulaan pemimpin
kelompok memancing dengan satu masalah dan

9
kemudian tiap peserta memberikan jawaban atau
tanggapan (curah pendapat). Tanggapan atau jawaban-
jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart
atau papan tulis. Sebelum semua peserta mencurahkan
pendapatnya, tidak boleh dikomentari oleh siapa pun.
Baru setelah semua anggota dikeluarkan pendapatnya,
tiap anggota dapat mengomentari, dan akhirnya terjadi
diskusi.

• Bola Salju (Snow Balling)

Metode dimana kesepakatan akan didapat dari


pemecahan menjadi kelompok yang lebih kecil,
kemudian bergabung dengan kelompok yang lebih
besar. Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1
pasang 2 orang) dan kemudian dilontarkan suatu
pertanyaan atau masalah. Setelah lebih kurang 5 menit
maka tiap 2pasang bergabung menjadi satu. Mereka
tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari
kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah
beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan
pasangan lainnya, demikian seterusnya sehingga
akhirnya akan terjadi diskusi seluruh anggota
kelompok.

• Kelompok-kelompok Kecil (Buzz Group)

Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-


kelompok kecil (buzz group) yang kemudian diberi
suatu permasalahan yang sama atau tidak sama dengan
kelompok lain, Masing-masing kelompok

10
mendiskusikan masalah tersebut, Selanjutnya hasil dan
tiap kelompok didiskusikan kembali dan dicari
kesimpulannya.

• Role Play (Memainkan Peranan)

Dalam metode ini beberapa anggota kelompok


ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu untuk
memainkan peranan, misalnya sebagai dokter
Puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dan
sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai
pasien atau anggota masyarakat. Mereka
memperagakan, misalnya bagaimana interaksi atau
berkomunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.

• Permainan Simulasi (Simulation Game)

Metode ini merupakan gabungan antara role


play dengan diakusi kelompok. Pesan-pesan kesehatan
disajikan dalam beberapa bentuk permainan seperti
permainan monopoli. Cara memainkannya persis
seperti bermain monopoli, dengan menggunakan dadu,
gaco (petunjuk arah), selain beberan atau papan main.
Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi
berperan sebagai narasumber.

3) Metode Massa

Metode pendidikan kesehatan secara massa dipakai untuk


mengkomunikasikan pesan- pesan kesehatan yang ditujukan kepada
masyarakat yang sifatnya massa atau publik. Dengan demikian cara
yang paling tepat adalah pendekatan massa.

11
Oleh karena sasaran promosi ini bersifat umum, dalam arti
tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status
sosial ekonomi, tingkat pendidikan, dan sebagainya, maka pesan-
pesan kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang
sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut.
Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah
awareness (kesadaran) masyarakat terhadap suatu inovasi, dan
belum begitu diharapkan untuk sampai pada perubahan perilaku.
Namun demikian, bila kemudian dapat berpengaruh terhadap
perubahan perilaku juga merupakan hal yang wajar. Pada umumnya
bentuk pendekatan (metode) massa ini tidak langsung. Biasanya
dengan menggunakan atau melalui media massa.
Beberapa contoh metode pendidikan kesehatan secara massa ini,
antara lain:
 Ceramah umum (public speaking)
Pada acara-acara tertentu, misalnya pada Hari
Kesehatan Nasional, Menteri Kesehatan atau pejabat
kesehatan lainnya berpidato dihadapan massa rakyat
untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan. Safari
KB juga merupakan salah satu bentuk pendekatan
massa.
 Pidato-pidato/diskusi tentang kesehatan melalui media
elektronik, baik TV maupun radio, pada hakikatnya
merupakan bentuk promosi kesehatan massa.
 Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau
petugas kesehatan lainnya tentang suatu penyakit atau
masalah kesehatan adalah juga merupakan pendekatan
pendidikan kesehatan massa.

12
 Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam
bentuk artikel maupun tanya jawab atau konsultasi
tentang kesehatan adalah merupakan bentuk pendekatan
promosi kesehatan massa.
 Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk,
poster, dan sebagainya juga merupakan bentuk promosi
kesehatan massa. Contoh : billboard Ayo ke Posyandu

Metode-metode yang disebutkan di atas hanyalah beberapa dari


banyak metode lainnya. Metode-metode tersebut dapat digabung
atau dimodifikasi oleh tim promosi kesehatan disesuaikan dengan
penerima pesan dan sarananya. Selain itu, metode yang digunakan
juga disesuaikan dengan tujuan dari promosi kesehatan yang
dilaksanakan.

c. Karakteristik Sasaran Promosi Kesehatan

1) Individu/Keluarga.
Individu/keluarga diharapakan dapat : mempraktikkan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), memperoleh informasi
kesehatan melalui berbagai saluran (baik langsung maupun melalui
media massa), berperan serta dalam melakukan kegiatan sosial
secara khusus terkait dengan lembaga swadaya masyarakat
(LSM) masyarakat, serta memiliki pengetahuan serta kemauan
untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya.
2) Masyarakat.
Masyarakat diharapkan dapat bekerjama dalam mewujudkan
lingkungan sehat, dan dapat menggalang potensi untuk
mengembangkan kegiatan peningkatan upaya kesehatan.

13
3) Pemerintah/Lintas Sektor/Politisi/Swasta
Dapat membuat kebijakan sosial dengan memerhatikan
dampak dibidang kesehatan, serta memiliki sikap peduli dengan
mendukung upaya kesehatan dalam mengembangkan perilaku dan
lingkungan sehat.
4) Petugas/Pelaksana Program
Dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sehingga
masyarakat dapat mengalami kepuasan atas pelayanan yang
diberikan. Kemudian melibatkan komponen promosi kesehatan
dalam setiap program kesehatan (Maulana, 2014).

3. Memilih Saluran Media Promosi Kesehatan


Personal (melibatkan duaorang atau lebih yang berkomu-nikasi
secara langsung satu sama lain). Target dapat audiens berkomunikasi
dengan cara : tatap muka secara langsung, melalui telepon atau melalui
e-mail.
Saluran Komunikasi Non Personal (mencakup media, atmosfir, dan
acara2 khu-sus). Media, terdiri dari media cetak, media elektronik,media
penyiaran, media pajangan.Atmosfir, adalah lingkungan yang dikemas
yang menciptakan atau memperkuat kecenderungan pembeli untuk
membeli produk. Acara khusus adalah kejadian yg dirancang untuk
mengkomunikasikan pesan tertentu kepada pelanggan sasaran.
Berikut cara memilih saluran media promosi, antara lain:
1. Benda Asli
Benda asli adalah benda yang sesungguhnya, baik hidup
maupun mati. Jenis ini merupakan alat peraga yang paling baik karena
mudah dan cepat dikenal serta mempunyai bentuk atau ukuran yang
tepat. Kelemahan alat peraga ini tidak selalu mudah dibawa kemana-

14
mana sebagai alat bantu mengajar. Termasuk dalam alat peraga, antara
lain benda sesungguhnya (tinja dikebun, lalat di atas tinja, dan lain-
lain), spesimen (benda yang telah diawetkan seperti cacing dalam botol
pengawet, dan lain-lain), sampel (contoh benda sesungguhnya untuk
diperdagangkan seperti oralit, dan lain-lain).
2. Benda Tiruan
Benda tiruan memiliki ukuran yang berbeda dengan benda
sesungguhnya. Benda tiruan bisa digunakan sebagai media atau alat
peraga dalam promosi kesehatan karena benda asli mungkin digunakan
(misal, ukuran benda asli yang terlalu besar, terlalu berat, dan lain-lain).
Benda tiruan dapat dibuat dari bermacam-macam bahan seperti tanah,
kayu, semen, plastik, dan lain-lain.
3. Media Gambar atau Grafis
Grafis secara umum diartikan sebagai gambar. Media grafis
adalah penyajian visual (menekankan persepsi indra penglihatan)
dengan penyajian dua dimensi. Media grafis tidak termasuk media
elektronik.
4. Poster
Poster adalah sehelai kertas atau papan yang berisikan gambar-
gambar dengan sedikit kata-kata. Poster merupakan pesan singkat
dalam bentuk gambar dnegan tujuan memengaruhi seseorang agar
tertarik atau bertindakan pada sesuatu. Makna kata-kata dalam poster
harus jelas dan tepat serta dapat dengan mudah dibaca pada jarak
kurang lebih 6 meter. Poster biasanya ditempelkan pada suatu tempat
yang mudah dilihat dan banyak dilalui orang misalnya di dinding balai
desa, pinggir jalan, papan pengumuman, dan lain-lain. Gambar dalam
poster dapat berupa lukisan, ilustrasi, kartun, gambar atau foto.
5. Leaflet
Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan

15
kalimat-kalimat singkat, padat, mudah dimengerti, dan gambar-gambar
yang sederhana sebagiamana pengantar ilmu komunikasi. Leaflet atau
sering juga disebut pamflet merupakan selembar kertas yang berisi
tulisan cetak tentang suatu masalah khusus untuk sasaran dan tujuan
tertentu. Ukuran leaflet biasanya 20 x 30 cm yang berisi tulisan 200 –
400 kata. Ada beberapa leaflet yang disajikan secara berlipat.
6. Papan Pengumuman
Papan pengumuman biasanya dibuat dari papan dengan ukuran
90 x 120 cm, biasa dipasang di dinding atau ditempat tertentu seperti
balai desa, posyandu, masjid, puskesmas, sekolah, dan lain-lain. Pada
papan tersebut gambar-gambar atau tulisan-tulisan dari suatu topik
tertentu.
7. Foto
Foto sebagai bahan untuk alat peraga digunakan dalam bentuk
album ataupun dokumentasi lepasan. Album merupakan foto-foto yang
isinya berurutan, menggambarkan suatu cerita, kegiatan, dan lain-lain.
Album ini bisa dibawa dan ditunjukkan kepada masyarakat sesuai
dengan topik yang sedang didiskusikan. Misalnya album foto yang
berisi kegiatan-kegiatan suatu desa untuk mengubah kebiasaan buang
air besarnya menjadi di jamban.
8. Slide
Slide pada umumnya digunakan untuk sasaran kelompok.
Penggunaan slide cukup efektif karena gambar atau setiap materi dapat
dilihat berkali-kali dan dibahas lebih mendalam. Slide sangat menarik,
terutama bagi kelompok anak sekolah dibanding dengan gambar,
leaflet, dan lain-lain sebagai salah satu media komunikasi moderen.
9. Film
Film merupakan media yang bersifat menghibur, disamping
dapat menyisipkan pesan-pesan yang bersifat edukatif. Sasaran media

16
ini adalah kelompok besar dan kolosal.
10. Televisi atau Radio
Televisi dan radio juga menjdi salah satu pilihn yang bisa digunakan
sebagai cara memilih media kesehatan yang tepat. Sebab keduanya sangat
dekat dan lekat dengan khidupan masyarakat baik masyarakat perkotaan
ataupun pedesaan. Tentu saja dengan menggunakan media ini maka
diharapkan masyarakat akan dapat menerima pesan yang dismpaikan
dengan topik mengenai kesehatan sebagiaman dalam komunikasi antar
budaya.
11. Majalah
Majalah juga dapat menjadi salah satu pilihan utama, sebab tentuny
masyarakat era kini juga masih banyak yang membaca dan tertarik
kepada majalah. Adapun karakteristik dari media surat kabar dan majalah:
1) Bisa mengatur frekuensi penerbitan.
2) Berbentuk komoditi.
3) Isi pesan dapat bersifat formal atau informal, memperhatikan siapa
sasaran yang dituju.
4) Dapat menyesuaikan dengan iklim publik atau kondisi masyarakat.
5) Pembaca merupakan masyarakat rural, urban, atau cosmopolitan.
6) Relatif lebih bebas, dapat disesuaikan dengan tujuan dan sasaran
penulisan.
12. Komunikasi Langsung baik secara Verbal ataupun Non verbal
Media jenis ini melibatkan tampilan wajah, suara, dan
komunikasi anggota tubuh. Dalam kategori penyampaian
pesan, presentational media tergolong dalam komunikasi verbal dan
dan non-verbal secara tatap muka. Untuk contoh-contohnya, Anda
dapat membaca artikel contoh komunikasi verbal dalam komunikasi
lintas budaya dan contoh komunikasi non-verbal dalam dunia kerja.
13. Musik

17
Musik memiliki pendekatan yang baik, terutama bagi mereka
yang menyukai seni ini terutama dalam komunikasi massa. Dalam
hubungan dengan komunikasi kesehatan maka musik memiliki
karakteristik antara lain :
1) Cocok untuk ditujukan kepada kaum remaja atau pemuda karena
sifatnya yang ringan, sehingga lebih mudah dimengerti dan
diterima.
2) Dapat digandakan dengan serempak, sehingga penyebarluasannya
lebih mudah dilakukan.
3) Tekanan teknologi adalah rekaman untuk disebarluaskan.
4) Regulasi yang mengaturnya berskala rendah.
5) Memiliki derajat internalisasi yang sangat tinggi.
6) Berpeluang besar untuk disubversi.
7) Fragmentasi organisasi.
8) Peluang resepsi yang beragam.

4. Jenis-jenis Media Promosi Kesehatan

Berdasarkan peran-fungsinya sebagai penyaluran pesan / informasi


kesehatan, media promosi kesehatan dibagi menjadi 3 yakni :
1. Media cetak
Media ini mengutamakan pesan-pesan visual, biasanya
terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata
warna. Yang termasuk dalam media ini adalah booklet, leaflet, flyer
(selebaran), flip chart (lembar balik), rubrik atau tulisan pada surat
kabar atau majalah, poster, foto yang mengungkapkan informasi
kesehatan. Ada beberapa kelebihan media cetak antara lain tahan
lama, mencakup banyak orang, biaya rendah, dapat dibawa kemana-

18
mana, tidak perlu listrik, mempermudah pemahaman dan dapat
meningkatkan gairah belajar. Media cetak memiliki kelemahan yaitu
tidak dapat menstimulir efek gerak dan efek suara dan mudah terlipat.
2. Media elektronik
Media ini merupakan media yang bergerak dan dinamis,
dapat dilihat dan didengar dan penyampaiannya melalui alat bantu
elektronika. Yang termasuk dalam media ini adalah televisi, radio,
video film, cassette, CD, VCD, internet (computer dan modem), SMS
(telepon seluler). Seperti halnya media cetak, media elektronik ini
memiliki kelebihan antara lain lebih mudah dipahami, lebih menarik,
sudah dikenal masyarakat, bertatap muka, mengikut sertakan seluruh
panca indera, penyajiannya dapat dikendalikan dan diulang-ulang serta
jangkauannya lebih besar. Kelemahan dari media ini adalah biayanya
lebih tinggi, sedikit rumit, perlu listrik dan alat canggih untuk
produksinya, perlu persiapan matang, peralatan selalu berkembang dan
berubah, perlu keterampilan penyimpanan dan keterampilan untuk
mengoperasikannya.
3. Media luar ruang
Media menyampaikan pesannya di luar ruang, bisa melalui
media cetak maupun elektronik misalnya papan reklame, spanduk,
pameran, banner dan televisi layar lebar, umbul-umbul, yang berisi
pesan, slogan atau logo. Kelebihan dari media ini adalah lebih mudah
dipahami, lebih menarik, sebagai informasi umum dan hiburan, bertatap
muka, mengikut sertakan seluruh panca indera, penyajian dapat
dikendalikan dan jangkauannya relatif besar. Kelemahan dari media ini
adalah biaya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu alat canggih untuk
produksinya, persiapan matang, peralatan selalu berkembang dan
berubah, memerlukan keterampilan penyimpanan dan keterampilan

19
untuk mengoperasikannya.
4. Media Lain, seperti :
1) Iklan di bus.
2) Mengadakan event, merupakan suatu bentuk kegiatan yang
diadakan di pusat perbelanjaan atau hiburan yang menarik perhatian
pengunjung
a. Road Show, suatu kegiatan yang diadakan dibeberapa tempat /
kota.
b. Sampling, contoh produk yang diberikan kepada sasaran secara
gratis.
c. Pameran, suatu kegiatan untuk menunjukkan informasi program
dan pesan-pesan promosi

5. Merancang Berbagai Jenis Media Promosi Kesehatan


Terdapat enam komponen yang harus diperhatikan dalam
merencanakan media meliputi, Konsep (Pemikiran terkait tujuan dan
sasaran), Media (Pemilihan media yang cocok dan efektif untuk mencapai
tujuan dan sasaran), Ide (Penemuan ide kreatif dapat diperoleh melalui
studi literature, diskusi dan wawancara), Data (Informasi yang dapat
berupa teks, foto, gambar yang telah melewati proses seleksi), Visualisasi
(Dapat meliputi pemilihan warna, layout, finishing media, Prosuksi
(Kegiatan sebelum berlanjut pada pencetakan media, dapat dilakukan
proofing terlebih dahulu yang bertujuan untuk mengecek kembali penulisan
dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan media secara konten) menurut
(Kurniati, 2018)

20
6. Kelebihan dan Kelemahan Jenis Media Promosi Kesehatan
Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan – pesan kesehatan, media
ini dibagi menjadi tiga, yakni media cetak, media elektronik dan media
papan.
a. Media Cetak
Media ini mengutamakan pesan-pesan visual, biasanya terdiri dari
gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Ada
beberapa kelebihan media cetak antara lain tahan lama, mencakup
banyak orang, biaya rendah, dapat dibawa kemana-mana, tidak perlu
listrik, mempermudah pemahaman dan dapat meningkatkan gairah
belajar. Media cetak memiliki kelemahan yaitu tidak dapat
menstimulir efek gerak dan efek suara dan mudah terlipat.Media cetak
sebagai alat bantu menyampaikan pesan – pesan kesehatan sangat
bervariasi antara lain sebagai berikut:
1) Booklet, ialah suatu media untuk menyampaikan pesan – pesan
kesehatan dalam bentuk buku, baik berupa tulisan maupun gambar.
Booklet digunakan sebagai media untuk promosi kesehatan
sehingga tenaga kesehatan tidak perlu repot lagi melakukan
penjelasan secara berturut atau berulang-ulang tentang kesehatan
dikarenakan pesan kesehatan tersebut sudah ada pada booklet.
Berikut ini merupakan manfaat/kelebihan booklet bagi tenaga
Kesehatan :
• Harga Terjangkau, Pembuatan media booklet tidak
membutuhkan biaya yang mahal sehingga tenaga kesehatan yang
ingin membuat booklet sebagai media promosi kesehatan tidak
perlu mengeluarkan uang yang besar namun akan memberikan
manfaat semakin besar.
• Informasi Lengkap, Booklet sebagai media promosi kesehatan
dapat dicetak dalam bentuk ukuran kecil dan sedang.

21
• Desain Menarik dan Mudah Dipahami Masyarakat, Booklet
sebagai media promosi kesehatan dapat di desain semenarik
mungkin sesuai dengan kelompok sasaran promosi kesehatan.
Masyarakat yang tertarik dari desain sebuah media akan
menimbulkan rasa pensaran untuk membaca media tersebut
hingga akan mengambil booklet tersebut untuk dibawa kerumah
dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata
• Membentuk Keyakinan, Kelengkapan isi serta informasi yang
sangat detail didalam booklet akan membuat persepsi masyarakat
terhadap kesehatan menjadi lebih positif. Masyarakat akan lebih
yakin dengan promosi kesehatan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan. Akhirnya masyarakat akan percaya bahwa perubahan
perilaku yang ditawarkan oleh tenaga kesehatan tersebut sangat
baik untuk masyarakat dan dibutuhkan oleh masyarakat.
• Promosi Masyarakat ke Masyarakat Lainnya, Memberikan
booklet kepada salah satu masyarakat akan dapat menarik
perhatian masyarakat lainnya. Masyarakat yang membaca
informasi didalam booklet dapat menyebarkan informasi yang
didapatkannya dari booklet kepada teman atau keluarganya
dengan membawa booklet yang telah dibacanya. Pada saat
kebingungan tentang pesan yang ada didalam booklet, maka
masyarakat bisa berkonsultasi kepada teman atau keluarga
lainnya tentang pesan yang terdapat didalam booklet.

Booklet sebagai media promosi kesehatan juga memiliki kelemahan


dibandingkan media promosi kesehatan lainnya yaitu :

1) Booklet tidak bisa menyebar ke seluruh masyarakat, karena


disebabkan keterbatasan penyebaran booklet

22
2) Umpan balik dari obyek kepada penyampai pesan tidak secara
langsung tertunda, karena proses penyampaiannya juga tidak
dilakukan secara langsung
3) Memerlukan banyak orang dalam penyebarannya ? Tidak dapat
menstimulir efek suara Efek gerak dan mudah terlipat
(rusak/koyak).
2) Leaflet, ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan – pesan
kesehatan melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam
bentuk kalimat maupun gambar atau kombinasi. Pada umumnya
penyampaian pendidikan kesehatan yang menggunakan metode
ceramah akan dibarengi dengan pemberian leaflet, dimana leaflet
tersebut berisi pesan-pesan yang diberikan saat pendidikan
kesehatan menggunakan ceramah. Leaflet digunakan untuk
memberikan keterangan singkat tentang suatu masalah, misalnya
deskripsi pengolahan air di tingkat rumah tangga, deskripsi tentang
TB paru dan penecegahannya, dan lain-lain.
Ukuran leaflet biasanya 20 x 30 cm yang berisi tulisan 200-400 kata
dan disajikan secara berlipat. Isi yang ada didalam leaflet harus
dapat dibaca sekali pandang. Leaflet dapat diberikan atau
disebarkan pada saat pertemuan-pertemuan dilakukan seperti
pertemuan FGD, pertemuan Posyandu, kunjungan rumah, dan lain-
lain. Leaflet dapat dibuat sendiri dengan perbanyakan sederhana
seperti di photo copy.
Leaflet memiliki kelebihan dan kekurangan jika dibandingkan
dengan media promosi kesehatan lainnya yaitu :
• Kelebihan dari leaflet adalah sederhana dan sangat murah, klien
dapat menyesuaikan dan belajar mandiri, pengguna dapat
melihat isinya pada saat santai, informasi dapat dibagikan
dengan keluarga dan teman. Leaflet juga dapat memberikan detil

23
(misalnya statistik) yang tidak mungkin bila disampaikan lisan.
Media leaflet dapat mempermudah masyarakat untuk mengingat
kembali tentang hal-hal yang telah diajarkan atau
dikomunikasikan. Masyarakat dan pengajar dapat mempelajari
informasi yang rumit bersama-sama.
• Kelemahan leaflet sebagai media promosi kesehatan: Leaflet
profesional sangat mahal, materi yang diproduksi massal
dirancang untuk sasaran pada umumnya dan tidak cocok untuk
setiap orang, serta terdapat materi komersial berisi iklan. Bila
cetakannya tidak menarik, orang enggan menyimpannya.
Kebanyakan orang enggan membacanya, apalagi bila hurufnya
terlalu kecil dan susunannya tidak menarik. Leaflet juga tidak
tahan lama dan mudah hilang, dapat menjadi kertas percuma
kecuali pengajar secara aktif melibatkan klien dalam membaca
dan mengunakan materi. Leaflet tidak bisa digunakan oleh
individu yang kurang lancar membaca atau buta huruf. Leaflet
harus dilakukan uji coba terlebih dahulu sebelum digunakan.
2) Poster ialah bentuk media cetak yang berisi pesan atau informasi
kesehatan, yang biasanya ditempel di tembok – tembok, ditempat –
tempat umum atau dikendaraan umum. Secara umum poster yang
baik hendaklah sederhana, dapat menyajikan satu ide untuk
mencapai satu tujuan pokok, berwarna dan tulisannya jelas. Selain
itu, slogan pada poster harus ringkas dan jitu, motif yang digunakan
juga bervariasi.
• Kelebihan poster dari media yang lainnya adalah tahan lama,
mencakup banyak orang, biaya tidak tinggi, tidak perlu listrik,
dapat dibawa ke mana-mana, dapat mengungkit rasa keindahan,
mempermudah pemahaman, dan meningkatkan gairah belajar.

24
• Kelemahannya adalah media ini tidak dapat menstimulir efek
suara dan efek gerak dan mudah terlipat. Poster memiliki
kelemahan karena penggunaannya untuk audiens terbatas
(kecuali poster komersil yang besar), mudah rusak, dan
diacuhkan, materi berkualitas tinggi memerlukan ahli grafis dan
peralatan cetak yang baik, dan ini sangat mahal. Selain itu,
biasanya poster dibeli dengan biaya relatif mahal.
4) Flyer (selebaran), bentuknya seperti leaflet, tetapi tidak berlipat.
Pada umumnya flyer digunakan dalam suatu acara untuk
menyampaikan pesan kepada pengunjung agara pengunjung tidak
bertanya banyak hal kepada si pembuat acara.
5) Flip chart (lembar balik), media penyampaian pesan atau informasi
kesehatan dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku
dimana setiap lembar (halaman) berisi gambar peragaan dan
lembaran baliknya berisi kalimat sebagai pesan atau informasi yang
berkaitan dengan gambar tersebut.
6) Slide
Slide memiliki keunggulan sebagai media promosi kesehatan:
• Memberikan realita meskipun terbatas
• Memberikan informasi, mengangkat masalah, memperlihatkan
• keterampilan
• Dapat memacu diskusi mengenai sikap dan perilaku
• Cocok untuk sasaran dalam jumlah besar sekalipun
• Relatif murah dan mudah dibuat
• Dibeli murah
• Set slide dapat diedit sesuai sasarannya
• Dapat untuk belajar mandiri, memungkinkan penyesuaian
• Peralatan ringan dan mudah dipindahkan
• Peralatan mudah digunakan

25
Slide memiliki kelemahan sebagai media promosi kesehatan:
• Listrik dan peralatan mahal
• Alat bisa rusak (tetapi kemungkinan relatif kecil)
• Memerlukan ruang sedikit gelap (kecuali bila tersedia layar
khusus)
7) Rubrik atau tulisan – tulisan pada surat kabar atau majalah yang
membahas suatu masalah kesehatan atau hal – hal yang berkaitan
dengan kesehatan.
8) Foto yang mengungkapkan informasi kesehatan. Foto akan
menyampaikan pesan-pesan yang tergambar dalam visualisasi
gambar.
b. Media Elektronik
Media ini merupakan media yang bergerak dan dinamis, dapat dilihat
dan didengar dan penyampaiannya melalui alat bantu elektronika.
Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan pesan – pesan
atau informasi kesehatan berbeda – beda jenisnya. Antara lain:
1) Televisi
Penyampaian pesan atau informasi kesehatan melalui media televisi
dapat dalam bentuk sandiwara, sinetron, forum diskusi atau tanya
jawab sekitar masalah kesehatan, pidato (ceramah), TV Spot, kuis
atau cerdas cermat dan sebagainya.
• Kelebihan televisi antara lain yaitu sifatnya langsung dan nyata,
merupakan medium yang menarik, dapat perhatian penonton.
• kelemahan televisi antara lain: harga televisi relativ mahal, sifat
komunikasinya hanya satu arah, jadwal siaran dan jadwal
pelajaran sekolah sulit disesuaikan, program diluar kontrol
orangtua dan guru, dan besarnya gambar relatif kecil.
2) Radio

26
Radio merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan
pesan kepada orang banyak yang mengandalkan audio atau suara.
• Kelebihan media radio antara lain harga relativ murah, mudah
dipindahkan, program dapat direkam dan diputar lagi sesuka
kita, mengembangkan daya imaginasi, merangsang partisipasi
aktif pendengar.
• kelemahan radio antara lain komunikasi satu arah, penjadwalan
pelajaran dan siaran sering menimbulkan masalah.
3) Video
Penyampaian informasi atau pesan – pesan kesehatan dapat melalui
video.
• Video sebagai media promosi kesehatan memiliki kelebihan dan
kelemahan. Video memiliki kelebihan yaitu :
o Dapat menarik perhatian untuk periode – periode yang
singkat dari rangsangan luar lainnya, dapat memacu diskusi
mengenai sikap dan perilaku.
o Memberikan informasi, mengangkat masalah,
memperlihatkan keterampilan
o Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton
dapat memperoleh informasi dari ahli – ahli / spesialis.
o Cocok untuk sasaran dalam jumlah sedang dan kecil
o Dapat untuk belajar mandiri dan memungkinkan
penyesuaian klien
o Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam
sebelumnya, sehingga pada waktu mengajar guru bisa
memusatkan perhatian pada penyajiannya

27
o Kontrol sepenuhnya ditangan pemberi materi didalam video,
menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang –
ulang
o Keras lemah suara yang ada bisa diatur dan disesuaikan bila
akan disisipi komentar yang akan didengar .
• Video sebagai media promosi kesehatan memiliki kelebihan dan
kelemahan. Video memiliki kelemahan yaitu :
o Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang
dipraktekkan
o Sifat komunikasinya yang bersifat satu arah haruslah
diimbangi dengan pencarian bentuk umpan balik yang lain
o Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang
disajikan secara sempurna
o Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks
o Listrik dan peralatan mahal
o Ada masalah kesesuaian jenis video dan peralatan yang
berbeda-beda
o Aturan perekaman program TV video tidak selalu jelas dan
dapat sangat terbatas
o Layar yang kecil membatasi jumlah audiens
4) Slide
Media slide adalah media visual yang diproyeksikan melalui alat
yang disebut dengan proyektor slide. Ada empat kelebihan dari
media slide ini :
 membantu menimbulkan pengertian dan ingatan yang kuat pada
pesan yang disampaikan serta dapat dipadukan dengan unsur
suara.

28
 merangsang minat dan perhatian siswa dengan warna dan
gambar yang konkret.
 program slide direvisi sesuai dengan kebutuhan karena filmnya
terpisah-pisah
 penyimpanannya mudah karena ukurannya kecil
5) Film Strip
Film strip juga dapat digunakan untuk penyampaian pesan – pesan
kesehatan. Film strip adalah media visual proyeksi diam, yang pada
dasarnya hampir sama denga media slide. Hanya saja media ini
terdiri atas beberapa film yang merupakan satu kesatuan, dimana
ujung satunya dengan ujung lainnya bersatu membentuk rangkaian.
c. Media Luar Ruang
Media luar ruang merupakan media yang menyampaikan pesannya di
luar ruang. Media luar ruang memiliki beberapa :
1) Papan reklame yaitu poster dalam ukuran besar yang dapat dilihat
secara umum di perjalanan
2) Spanduk yaitu suatu pesan dalam bentuk tulisan dan disertai
gambar-gambar yang dibuat dalam secarik kain dengan ukuran
tergantung kebutuhan dan dipasang di suatu tempat strategis agar
dapat dilihat oleh semua orang.
3) Pameran
4) Banner
5) TV layar lebar
Kelebihan TV layar lebar sebagai media luar ruang untuk promosi
kesehatan yaitu:
• Sebagai informasi umum dan hiburan
• Mengikutsertakan semua panca indera
• Lebih mudah dipahami

29
• Lebih menarik karena ada suara dan gambar bergerak
• Bertatap muka
• Penyajian dapat dikendalikan
• Jangkauan relatif lebih besar
• Dapat menjadi tempat bertanya lebih detail
• Dapat langsung menggunakan semua panca indera secara
langsung Kelemahan

Kelemahan TV layar lebar sebagai media luar ruang untuk promosi


kesehatan yaitu:

• Biaya lebih tinggi


• Sedikit rumit
• Ada yang memerlukan listrik
• Ada yang memerlukan alat canggih untuk produksinya
• Perlu persiapan matang
• Peralatan selalu berkembang dan berubah
• Perlu keterampilan penyimpanan
• Perlu keterampilan dalam pengoperasian. Menurut (Siregar,
2020)
7. Evaluasi Media Promosi Kesehatan
Evaluasi setiap kegiatan yang sedang berlangsung serta melakukan telaah
(review) secara berkala dapat memberikan informasi atau peringatan secara
dini terhadap masalah atau kendala yang dihadapi. Informasi tersebut dapat
dijadikan dasar untuk melakukan pengarahan kembali untuk rencana
kegiatan selanjutnya. Evaluasi Hasil atau (Outcome Evaluation) harus
dapat mengukur indikator yang berbeda dari hasil yang diharapkan. Akibat
atau hasil kegiatan yang tidak diharapkan juga harus dicatat dengan teliti
dan segera dicari solusinya.

30
Langkah-langkah Evaluasi dalam Program Promosi Kesehatan, adalah
sebagai berikut:
a. Menentukan Tujuan evaluasi Pada tahap ini harus ditetapkan aspek apa
saja yang akan dievaluasi. Misalnya: pelaksanaan program promosi
kesehatan, pengetahuan, sikap, praktek dan status kesehatan sasaran
program.
b. Menetapkan Indikator evaluasi Berdasarkan tujuan evaluasi tetapkan
standar evaluasi / indikator dari aspek tersebut dengan mengacu pada
tujuan (tujuan program, tujuan pendidikan dan tujuan perillaku) yang
telah ditetapkan sebelum program promosi kesehatan dilaksanakan.
c. Menentukan Cara / Desain evaluasi
Pemilihan desain evaluasi harus berdasarkan pada aspek dan indikator
evaluasi. Jika akan melakukan monitoring pelaksanaan program
(evaluasi proses) maka pendekatan penelitian kualitatif akan lebih
tepat dan bermanfaat, sedangkan jika ingin menilai perubahan
pengetahuan, sikap, praktek, maupun status kesehatan sasaran
program, maka pendekatan penelitian kuantitatif yang harus dipilih.
d. Rencana pengumpulan data evaluasi
Pada tahap ini ditetapkan siapa yang akan melakukan evaluasi, dimana
dan kapan evaluasi akan dilakukan. Evaluasi sebaiknya dilakukan oleh
pihak ketiga atau bukan pelaksana program sehingga hasilnya akan
lebih obyektif.
e. Evaluasi sebaiknya dilakukan di semua tempat program dilaksanakan,
tetapi kadang- kadang dana yang tersedia tidak mencukupi. Oleh sebab
itu, harus ditetapkan dimana evaluasi akan dilakukan. Berdasarkan
aspek dan indikator yang telah ditetapkan kita juga dapat menetapkan
kapan evaluasi akan dilakukan. Jika ingin menilai pelaksanaan
program maka evaluasi harus dilakukan selama program sedang
berlangsung. Apakah hanya akan dilakukan sekali penilaian atau

31
penilaian akan dilakukan secara berkala, misalnya setiap 6 bulan atau
setiap tahun. Jika akan menilai perubahan pengetahuan, sikap dan
praktek, kapan sebaiknya evaluasi dilakukan, karena perubahan
perilaku tidak secepat pada perubahan pengetahuan dan sikap.
Demikian pula halnya dengan perubahan status kesehatan yang
memerlukan waktu yang cukup lama.
f. Melakukan pengukuran evaluasi dengan Instrumen pengumpulan data.
Pada tahap ini dikembangkan instrumen yang akan digunakan untuk
menilai aspek yang telah ditetapkan pada tujuan dan indikator evaluasi.
g. Melakukan analisis dan interpretasi data. Setelah data yang akan
dievaluasi terkumpul, dilakukan analisis. Pada tahap ini yang
dilakukan oleh evaluator adalah membandingkan antara hasil dengan
standar evaluasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Buat interpretasi
dan selanjutnya ditarik kesimpulan bagaimana pelaksanaan program
promosi kesehatan dan dampaknya terhadap pengetahuan, sikap,
praktek maupun status kesehatan sasaran program. Agar data yang
dikumpulkan valid dan reliabel maka pengumpulan data harus
dilakukan oleh pengumpul data yang telah dilatih dulu sebelumnya dan
disupervisi oleh supervisor yang terlatih.

Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, selanjutnya dilakukan advokasi untuk


keberlanjutan atau modifikasi program jika program memberikan hasil yang
positif. Sedangkan jika hasil program tidak sesuai dengan yang diharapkan,
maka program perlu dihentikan. Menurut (Susilowati, 2016)

32
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Promosi kesehatan, seperti penyuluhan kesehatan tak dapat lepas


dari media karena melalui media, pesan yang disampaikan dapat lebih
menarik dan dipahami, sehingga sasaran dapat mempelajari pesan tersebut
sampai memahaminya sehingga mampu memutuskan untuk mengadopsinya
ke perilaku yang positif. Suatu proses promosi kesehatan yang menuju
tercapainya tujuan pendidikan kesehatan yakni perubahan perilaku
dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya yaitu metode. Metode harus
berbeda antara sasaran massa, kelompok atau sasaran individual.

33
DAFTAR PUSTAKA

Hulu, V. T. et al. (2020) Promosi Kesehatan Masyarakat, Yayasan Kita Menulis.


Penerbit Yayasan Kita Menulis.
Kurniati, D. P. Y. (2018) Pengembangan Media Komunikasi Semester VII Reguler
Bagian Promosi Kesehatan STUDY GUIDE 2017 / 2018.
Siregar, P. A. (2020) Diktat Dasar Promkes.
Susilowati, D. (2016) PROMOSI KESEHATAN. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Purwanti, Puput. (2018). 13 Cara Memilih Media Dalam Komunikasi Kesehatan
Sebagai Sarana Promosi. Diakses pada tanggal 3 September 2021, dari
https://pakarkomunikasi.com/cara-memilih-media-dalam-komunikasi-
kesehatan-sebagai-sarana-promosi

34

Anda mungkin juga menyukai