Disusun Oleh :
D4 PROMOSI KESEHATAN
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................1
KATA PENGANTAR......................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................5
B. Rumusan Masalah.................................................................................5
C. Tujuan Masalah....................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................7
A. Kesimpulan...........................................................................................12
B. Saran.....................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan modal investasi bangsa,
serta merupakan salah satu dari 3 komponen utama yang mempengaruhi
kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu kesehatan perlu dipelihara,
ditingkatkan dan diupayakan oleh setiap orang. Kesehatan dipengaruhi
oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor, oleh karena itu diperlukan
kepedulian semua pihak terhadap kesehatan. Banyak orang dan banyak
pihak yang belum menyadari pentingnya kesehatan dalam hidupnya.
Masalah kesehatan seringkali kalah prioritas dibandingkan dengan
masalah ekonomi dan kebutuha fisik lainnya. Oleh karena itu perlu upaya
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan. Tingkat
kesehatan dan kualitas SDM kita pada umumnya sangat rendah (urutan ke-
109 di dunia) sehingga perlu upaya khusus untuk meningkatkan kesadaran
semua pihak terhadap kesehatan ini. Dengan dicanangkannya Indonesia
Sehat 2010, upayamengenalkan kesehatan kepada berbagai pihak ini perlu
dipacu, agar memperoleh dukungan dalam pelaksanaannya. Untuk itu
perlu dilakukannya pendekatan komunikatif dan inovatif yang
memperhatikan setiap segmen sasaran. Sehubungan dengan itu semua,
perlu dilakukan advokasi kesehatan kepada berbagai pihak, terutama para
penentu kebijakan dan berbagai sektor, termasuk lembaga perwakilan
rakyat baik di Pusat maupun daerah.
Kurang berhasil atau kegagalan suatu program kesehatan, sering di
sebabkan pembuat keputusan, baik di tingkat nasional maupun lokal
(provinsi, kabupaten, atau kecamatan). Akibat kurangnya dukungan itu,
antara lain rendahnya alokasi anggaran untuk program kesehatan,
kurangnya sarana dan prasarana, tidak adanya kebijakan yang
menguntungkan bagi kesehatan dan sebagainya. Untuk memperoleh atau
meningkatkan dukungan atau komitmen dari para pembuat kebijakan,
termasuk para pejabat lintas sektoral diperlukan upaya disebut advokasi.
Advokasi secara harfiah berarti pembelaan, sokongan atau bantuan
terhadap seseorang yang mempunyai permasalahan. Istilah advokasi mula-
mula digunakan dibidang hukum atau pengadilan. Sesorang yang sedang
tersangkut perkara atau pelanggaran hukum, agar memperoleh keadilan
yang sesungguh-sungguhnya. Mengacu kepada istilah advokasi dibidang
hukum tersebut, maka advokasi dalam kesehatan diartikan upaya untuk
memperoleh kesehatan.
Promosi kesehatan memerlukan adanya advokasi kebijakan untuk
menciptakan dukungan bagi pengembangan perilaku dan lingkungan
sehat. Hal ini merupakan law enforcment yang dapat memaksa atau
memobilisasi masyarakat untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
Banyak orang yang masih belum menyadari pentingnya kesehatan.
Kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor
sehingga masalah kesehatan sering kalah prioritas disbanding masalah
ekonomi dan kebutuhan fisik lainnya. Oleh karena itu, upaya mengenalkan
kesehatan perlu dipicu agar memperoleh dukungan dan kepedulian semua
pihak. Perlu dilakukannya pendekatan persuasif, cara-cara komunikatif
dan inovatif yang memeprhatikan setiap segmen sasaran untuk
meningkatkan kesadaran semua pihak, oleh kerena itu diperlukannya
advokasi kesehatan kepada berbagai pihak agar kesehatan dianggap
sebagai sesuatu yang penting oleh pihak lain, terutama para penentu
kebijakan dan berbagai sektor, termasuk lembaga perwakilan rakyat, baik
pusat maupun daerah.
B. Rumusan Masalah
a) Definisi Pesan Media Advokasi Kesehatan
b) Definisi Pesan Advokasi
c) Bagimana Pengembangan Pesan Advokasi ?
d) Bagimana Pengembangan Media Advokasi ?
C. Tujuan Masalah
a) Mengetahui pesan media advokasi kesehatan
b) Mengetahui pesan advokasi
c) Mengetahui bagaimana pengembangan pesan advokasi
d) Mengetahui bagaimana pengembangan media advokasi
BAB II
PEMBAHASAN
Pengemasan Pesan :
1) Pengemasan pesan merupakan penyampaian pesan
2) Pengemasan pesan yang berhasil harus dapat menggugah/ menarik
serta menggerakan demand sasaran untuk melakukan anjuran yang
dituangkan dalam pesan.
3) Pengemasan pesan meliputi tema, sub tema da nisi pesan. Isi pesan
dibuat berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan.
4) Pengemasan pesan, bisa dalam bentuk materi media setak, materi
audio visual, ilustrasi, grafik, foto, dll
5) Format pengemasan pesan pada media cetak, berkaitan dengan
warna, susunan huruf, pemilihan kata-kata atau kalimat atau istilah,
gambar, garis, dll. Selanjutnya untuk media audio berkaitan dengan
suara, pilihan kata, citra suasana, dan untuk media visual berkaitan
dengan ekpresi gaya, penampilan, keadaan lokasi, dll
Suatu pesan advokasi dapat dikatakan efektif dan kreatif jika memenuhi
tujuh kriteria sebagai berikut :
1. Command Attention
Kembangkan satu issue/ ide yang singkat, jelas, terfokus dan dapat
menarik perhatian sasaran
2. Clarify the massage
Pesan yang efektif harus dapat memberikan informasi yang relevan
dan baru bagi penentu kebijakan
3. Creative trust
Pesan advokasi harus dapat dipercaya kebenarannya, oleh sebab itu
harus didukung oleh data yang akurat.
4. Communicate a benefit
Tindakan yang diharapkan dilakukan oleh sasaran advokasi harus
menyentuh nilai keuntungan baginya.
5. Consistency
Pesan advokasi harus konsisten artinya, sampaikan satu pesan
utama di media apa saja secara terus menerus
6. Cater to the main market and hart share
Pesan advokasi harus dapat menambah pengetahuan, membentuk
opini sasaran advokasi secara luas, serta dapat menyentuh hati/ rasa
sehingga pesan tersebut dapat memberikan sentuhan emosional
serta membangkitkan kebutuhan yang nyata.
7. Call to action
Pesan advokasi harus dapat mendorong sasaran untuk
bertindak(pesan aksi).
Disamping itu pesan yang efektif juga dapat menjawab 5 W dan 1 H, yaitu
What, Where, Who, When, Why, How.
POSTER
Poster adalah gambar pada selembar kertas berukuran besar dengan
sedikit kata-kata dan Digantung atau ditempel di dinding atau permukaan
lain. Poster banyak digunakan untuk mempengaruhi seseorang agar
tertarik pada sesuatu atau mempengaruhi agar seseorang bertindak.
Bagian POSTER :
1. Judul
Judul menempati urutan paling atas, memenuhi 1/4 atau 1/5 bagian
atas dari tata letak poster, berupa teks tidak lebih dari 3-5 kata, agar
teks terbaca jelas, jenis huruf biasanya bertipe sans sherif atau
sherif.
2. Sub Judul
Sub judul bisa hadir atau tidak ditampilkan dalam desain,
tergantung dari pesan yang disampaikan. Biasanya memenuhi 1/10
bagian dari tata letak poster. Kata-katanya berupa 1 kalimat tegas,
pendek, menyarankan suatu perintah atau hal dengan bahasa yang
sederhana. Jenis hurufnya harus tegas dan jelas terbaca.
3. Foto/ilustrasi
menempati urutan kedua setelah judul, memenuhi 2/3 dari seluruh
tata letak poster. Jika menggunakan foto, gunakan foto yang
bermakna, fokus, human interset, bersih, sopan dan menyentuh
perasaan. Jika ilustrasi, gunakan jenis ilustrasi yang menarik,
berwarna, menarik perhatian, fokus dan sopan.
4. Teks
Teks menjadi bagian tambahan dari tata letak poster. Memenuhi
1/3 hingga 1/8 dari luas poster dan menjelaskan lebih detail isi dari
poster tersebut.
5. Logo
Logo dari instansi yang mengeluarkan poster tampil di pojok kiri -
kanan atas atau bawah tergantung selera. Memenuhi 1/50 dari
bagian poster.
6. Desain
Warna yang senada antara foto/ilustrasi, warna teks hingga warna
dalam latar belakang
Ukuran standar poster : 48 x 62 cm.
BROSUR/LEAFLET
1. Flier : dari kata fly, yaitu selebaran kecil yang dicetak murah dan
murah.
2. Brosur, leaflet, pamplet berukuran lebih besar dari flier, tanpa atau
dengan lipatan. Umumnya kedua sisinya di desain, berwarna
sehingga biaya produksinya menjadi lebih mahal. Apapun
isitilahnya, yang penting brosur dipahami sebagai lembar informasi
yang lebih detail dengan jumlah halaman yang lebih banyak dan
mudah dieksplorasi. Karena biaya produksinya yang cukup tinggi
biasanya brosur tidak dibagikan di tempat umum tapi dapat
dibagikan diacara-acara, pameran atau event dimana target sasaran
banyak berkunjung.
Bagian BROSUR :
1. Judul
Judul menempati urutan awal di atas lembaran brosur ketika
tertutup. Prinsip mendesain cover brosur sama halnya dengan
prinsip mendesain poster.
2. Paragraf
Paragraf mengisi sebagian besar brosur/leaflet dengan
memperhatikan kaidah penulisan yang baik, sederhana dan benar.
Jika perlu, sederhanakan paragraf dengan point-point kalimat, sub
judul paragraf, caption (kutipan) hingga fakta dan data.
3. Ilustrasi Foto
Ilustrasi atau fotografi memenuhi 1/2 hingga 1/3 bagian untuk
mendukung informasi paragraf
4. Desain
Desain Menerapkan prinsip kesimbangan atara paragraf,
foto/ilustrasi ,judul dan elemen-elemen desain yang lain. Gunakan
jenis huruf yang terbaca jelas dan tidak lebih dari 2 tipe jenis huruf
untuk mempertahankan konsistensi brosur. Perhatikan jumlah
kolom dan keseimbangannya dengan elemenelemen lain di dalam
lembar brosur tersebut.
BOOKLET
Booklet adalah sebuah media publikasi yang terdiri dari beberapa
lembar halaman, namun tidak setebal sebuah buku.
Desain Booklet :
RADIO SPOT
Radio spot merupakan iklan singkat yang disiarkan melalui siaran
radio. Biaya memasang iklan di radio masih tergolong murah
dibandingkan dengan beriklan di televisi dan media cetak. Di Indonesia,
terutama di daerah, radio masih bisa menjangkau lebih banyak telinga jika
dibandingkan dengan televisi dan media cetak, bahkan sampai ke pelosok
yang tidak terjangkau televisi dan media cetak. Radio mempunyai
kekuatan dan juga kelemahan, tentu saja hal ini perlu diperhatikan agar
pengiklan dapat memilih media dengan tepat untuk program
pemasarannya.
SPANDUK
Spanduk adalah kain atau plastik yang direntangkan dan berisi
informasi singkat. Pada umumnya penempatannya di luar ruang. Di
dalam spanduk pesan-pesan yang disampaikan lebih singkat, jelas dan
pesan yang disampaikan biasanya menurut kebutuhan.
Fungsi Spanduk :
UMBUL- UMBUL
Pada umumnya umbul-umbul dibuat dari kain, penempatannya di sisi
jalan, pesan yang disampaikan singkat.
1. Bahan terbuat dari kain yang merentang secara vertikal. Selain kain
dapat juga memakai bahan flexy (digital print).
2. Ukuran umbul-umbul standar 90cmx6m, bisa juga berukuran lebih
kecil : 90cmx5m, 1mx5m, 1mx4m, 1mx3m atau 60cmx 1.5m
3. Isi pesan berisi tema, judul, tempat, tanggal kegiatan dan logo
ditambah gambar jika perlu
4. Menggunakan warna-warna yang menarik perhatian
5. Diikat menggunakan tali pada sebatang bambu/kayu,
ditancapkan/ditanam di sisi-sisi jalan atau diikat pada pagar atau
tiangtiang listrik/lampu jalan.
Fungsi Umbul-umbul :
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan adanya media advokasi kesehatan ini maka,
tersampaikan pesan tentang kesehatan ke masyarakat dengan
baik. Seperti melalui media Komunikasi, Poster, Spanduk, dll
Maka dari itu, kita sebagai tenaga Promosi Kesehatan
kita dapat lebih memahami secara mendalam tentang
Pengembangan Media Advokasi kesehatan ini.
B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca
khususnya kita sebagai calon tenaga kesehatan dapat
memahami tentang pegembangan media advokasi kesehatan
agar dapat menyampaikan pesan atau isu tentang kesehatan
dengan melalui berbagai jenis media.
DAFTAR PUSTAKA
Ajhaa, E. (2021). PENGEMBANGAN MEDIA ADVOKASI KESEHATAN. Mar 14, 2021, 1-27.