Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ADVOKASI DAN NEGOSIASI

Disusun Oleh:

KELOMPOK 4

1. INUK SRI WAHYUNI


2. SUWARTI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN KESEHATAN


PROGRAM STUDI KEBIDANAN
UNIVERSITAS DEHASEN BEGKULU
TAHUN 2022/2023
KONSEP DASAR ADVOKASI
A. DEFINISI
To advocate tidak hanya berarti “membela” (to defend), tetapi juga bisa
berarti “memajukan” atau “mengemukakan” (to promote) dengan kata lain, juga
berarti berusaha “menciptakan” (to create) yang baru, yang belum ada, juga
berarti melakukan “perubahan” (to change) (Oxford, 1958).
Advokasi merupakan usaha yang terorganisir, terencana, dan sistematis untuk
melakukan perubahan (R. Halloway). Menurut Johns Hopkins (1990) advokasi
adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui bermacam-macam
bentuk komunikasi persuasif.
lstilah advocacy/advokasi di bidang kesehatan mulai digunakan dalam
program kesehatan masyarakat pertama kali oleh WHO pada tahun 1984 sebagai
salah satu strategi global Pendidikan atau Promosi Kesehatan. Menurut WHO
(1989) advokasi merupakan upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk
mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang
terkait (stakeholders). WHO merumuskan bahwa dalam mewujudkan visi dan
misi Promosi Kesehatan secara efektif menggunakan 3 strategi pokok, yaitu :1)
Advocacy, 2) Social support, 3) Empowerment.
Advokasi diartikan sebagai upaya pendekatan (approches) terhadap orang
lain yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program
atau kegiatan yang dilaksanakan. Oleh karena itu yang menjadi sasaran advokasi
adalah para pemimpin atau pengambil kebijakan (policy makers) atau pembuat
keputusan (decision makers) baik di institusi pemerintah maupun swasta.
Dalam advokasi peran komunikasi sangat penting, sehingga komunikasi
dalam rangka advokasi kesehatan memerlukan kiat khusus agar komunikasi
efektif. Kiat-kiatnya antara lain sebagai berikut :
1. Jelas (clear)
2. Benar (correct)
3. Konkret (concrete)
4. Lengkap ( complete )
5. Ringkas ( concise )
6. Meyakinkan ( convince )
7. Konstekstual ( contexual )
8. Berani ( courage )
9. Hati-hati ( coutious )
10. Sopan ( courteous )

Istilah advokasi digunakan pertama sekali oleh WHO tahun 1984, untuk
mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan digunakan 3 strategi pokok Yaitu:
1. Advokasi (advocacy) melakukan pendekatan atau lobi dengan para pembuat
keputusan setempat, agar mereka menerima dan bersedia mengeluarkan
kebijakan dan keputusan untuk membantu program tersebut. Pembuat
keputusan di tingkat pusat atau daerah, sebagai sasaran tersier.
2. Dukungan sosial (sociol support) melakukan pendekatan pada Toma (tokoh
masyarakat) formal maupun informal setempat agar tokoh masyarakat
mampu menyebarkan informasi tentang program kesehatan dan membantu
melakukan penyuluhan kepada masyarakat. Kegjatan ini sebagai sasaran
sekunder.
3. Pemberdayaan (empowerment) yaitu memampukan masyarakat atau
memberdayakan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan yaitu memberikan
penyuluhan dan konseling sehingga pengetahuan dan sikap masyarakat
terhadap kesehatan meningkat.

B. TUJUAN
Menurut Departemen Kesehatan Republik lndonesia (2007), tujuan advokasi
adalah:
1. Tujuan umum : Diperolehnya komitmen dan dukungan dalam upaya
kesehatan, baik berupa kebijakan, tenaga, dana, sarana, kemudahan,
keikutsertaan dalam kegiatan maupun berbagai bentuk lainnya sesuai
keadaan dan usaha.
2. Tujuan khusus :
a. Adanya pengenalan atau kesadaran.
b. Adanya ketertarikan atau peminatan atau tanpa penolakan.
c. Adanya kemauan atau kepedulian atau kesanggupan untuk membantu
dan menerima perubahan.
d. Adanya tindakan, perbuatan, kegiatan yang nyata (yang diperlu kan).
e. Adanya kelanjutan kegiatan (kesinambungan kegiatan).

C. METODE DAN TEKNIK ADVOKASI


Metode atau cara dan teknik advokasi untuk mencapai tujuan ada bermacam-
macam, yaitu :
1. Lobi politik (political lobying )
 Lobi adalah berbincang-bincang secara informal dengan para pejabat
untuk mennginformasikan dan membahas masalah dan program
kesehatan yang akan dilaksanakan.
 Tahap pertama pada lobi ini adalah tenaga kesehatan atau bidan
menyampaikan keseriusan masalah kesehatan yang dihadapi di wilayah
kerjanya, dan dampaknya terhadap kehidupan masyarakat.
 Kemudian disampaikan alternatif yang terbaik untuk memecahkan atau
menanggulangi masalah tersebut. Dalam lobi ini perlu dibawa atau
ditunjukkna data yang akurat tentang masalah kesehatan tersebut
kepada pejabat yang bersangkutan.
2. Seminar/presentasi
a. Media
b. Perkumpulan
3. Debat
4. Dialog
5. Negosiasi
6. Petisi
7. Mobilisasi
8. Konferensi pers

D. UNSUR-UNSUR ADVOKASI
Ada 8 unsur dasar advokasi, yaitu :
1. Penetepan tujuan advokasi
2. Pemanfaatan data dan riset untuk advokasi
3. ldentifikasi khalayak sasaran
4. Pengembangan dan penyampaian pesan advokasi
5. Membangun koalisi
6. Membuat presentasi yang persuasif
7. Penggalangan dana untuk advokasi
8. Evaluasi upaya advokasi.

E. PENDEKATAN UTAMA ADVOKASI


Ada 7 pendekatan utama advokasi,yaitu :
1. Melibatkan para pemimpin/ pengambil keputusan
2. Menjalin kemitraan
3. Memobilisasi kelompok peduli
4. Menciptakan lingkungan yang mendukung
5. Memperkuat kegiatan-kegiatan komunitas
6. Mengembangkan keterampilan individu (develop personal skills) dan
pemberdayaan masyarakat
7. Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health services)

F. LANGKAH-LANGKAH ADVOKASI
1. Tahap Persiapan
Persiapan advokasi yang paling penting adalah menyusun bahan/materi atau
instrumen advokasi. Bahan advokasi adalah data informasi atau bukti yang
dikemas dalam bentuk tabel, grafik atau diagram yang menjelaskan
besarnya masalah kesehatan, akibat atau dampak masalah, dampak
ekonomi, dan program yang diusulkan/proposal program.
2. Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan advokasi tergantung dari metode atau cara advokasi.
3. Tahap Penilaian
Untuk menilai keberhasilan advokasi dapat menggunakan indikator sebagai
berikut :
a. Software, misalnya: dikeluarkannya Undang-Undang, Peraturan
Pemerintah, Keputusan Presiden, Peraturan Daerah, Keputusan Mentri
atau Dirjen, Surat Keputusan Bupati atau Camat, dsb.
b. Hardware, misalnya: meningkatnya anggaran kesehatan, adanya bantuan
sarana

ADVOKASI KEBIJAKAN PUBLIK


Advokasi dimengerti sebagai upaya yang dilakukan oleh kelompok
masyarakat untuk mengubah kebijakan publik agar lebih adil dan memenuhi
harapan dan aspirasi kelompok tersebut. Kebijakan publik dimaknai sebagai
kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah atau regulator untuk memberikan
kepastian dan mengatur segala hal yang terkait dengan publik. Kebijakan publik
sesungguhnya juga bisa dilihat sebagai arena “pertemuan” antara civil society,
kelompok bisnis dan negara.

STRUKTUR KEBIJAKAN PUBLIK


 Content (isi) lsi hukum atau content of law berupa penjabaran tertulis
peraturan dan keputusan pemerintah
 Structure (tata laksana) Merupakan perangkat kelembagaan yang
melaksanakan peraturan dan keputusan pemerintah. Perangkat pelaksana
juga bertugas menjamin aturan yang sudah dibuat terlaksana dengan baik.
 Culture (budaya) persepsi, pemahaman dan penerimaan baik oleh publik,
pelaksana atau individu yang bertugas menjalankan kebijakan dan individu
yang bertugas membuat kebijakan.

ADVOKASI PEMBUAT OPINI DAN MEDIA MASSA


Media massa mempunyai peran yang sangat strategis baik dalam menjaga
kesinambungan proses advokasi maupun citra serta semangat kebersamaan para
pelaksana advokasi dan pemercaya primer. Pembuat Opini (Opinion Leader)
adalah seseorang yang pernyataan sikap dan perilakunya diperhatikan, dihargai
dan atau diikuti oleh banyak orang/pihak. Memiliki atribut keteladanan,
kemampuan dan kharisma bagi pengikut dan masyarakat umum.
PEMBUAT OPINI: Karena dinilai memiliki kompetensi formal. Karena
dinilai memiliki pengaruh/kekuasaan politik. Karena dinilai memiliki kompetensi
ilmiah. Karena dinilai memiliki kompetensi moral. Karena dinilai memiliki
pengaruh/kekuasaan material (uang).
Cara Advokasi pada Opinion Leader
 Audiensi
 Petisi
 Mengirimkan lembar Fakta
 Undang ke Seminar
 Buat berita di Media
Besar kecilnya cakupan pengaruh pembuat opini sangat ditentukan oleh
media massa yang mendukungnya. Pendayagunaan media massa yang tepat akan
sangat mempengaruhi keberhasilan usaha advokasi.
Perancang dan pelaksana advokasi perlu mendayagunakan media massa
untuk: Menekan pembuat kebijakan/pemerintah agar segera mengeluarkan
instrumen yang diperlukan (termasuk memperbaiki bila kurang memuaskan) dan
menekan pemercaya sekunder untuk mendukung.
Tahap advokasi pada media massa perancang dan pelaksana advokasi perlu
mendayagunakan media massa untuk:
1. Menyadarkan/meyakinkan berbagai pihak bahwa “BENAR ADA
MASALAH” dan sekaligus memberikan informasi tentang besaran
(cakupan dan kedalaman masalah).
2. “MEM-BLOW UP” pendapat para pembuat opini terhadap masalah
tersebut, baik untuk menambah kedalaman pemahaman maupun mengenai
alternatif pemecahan termasuk program konkrit yang ditawarkan dan
implikasinya.
Pesan yang Disampaikan Lewat Media :
 Mengandung unsur berita, aktual, padat dengan issue yg diadvokasikan
 Mengandung hal-hal yang menarik perhatian orang
 Mengandung hal-hal yang terkait dengan masalah setempat (lokal spesifik)
 Menghadirkan orang yang tepat, cakap, terpercaya sebagai “juru bicara”
 Dilengkapi dng bahan-bahan visual dan audio - visual
Cara Advokasi Media:
 Press release
 Audiensi
 Lobi
 Mengirimkan lembar fakta
 Surat Pembaca
KONSEP DASAR NEGOSIASI
A. Pengertian Negosiasi
Istilah negosiasi berasal bahasa Inggris “negotiation”, dalam pengertian
secara umum negosiasi adalah proses tawar-menawar dengan cara berunding
untuk mencapai kesepakatan kedua belah pihak (Ulinuha, 2013). Sedangkan
Robbins (2003) mengartikan negosiasi adalah sebuah proses yang didalamnya dua
pihak atau lebih bertukar barang dan jasa dan berupaya menyepakati tingkat
kerjasama tersebut bagi mereka.
Negosiasi disebut pula sebagai proses interaktif yang dilakukan untuk
mencapai persetujuan. Proses ini melibatkan dua orang atau lebih yangmemiliki
pandangan berbeda tetapi ingin mencapai beberapa resolusi bersama (McGuire,
2004). Sedangkan Modul Garuda Sales lnstitute mengartika negosiasi adalah
proses untuk mencapai kesepakatan dengan memperkecil perbedaan serta
mengembangkan persamaan guna meraih tujuan bersama yang saling
menguntungkan. Negosiasi juga merupakan komunikasi dua arah, yaitu penjual
sebagai komunikator dan pembeli sebagai komunikan atau saling bergantian.
Proses komunikasi dalam negosiasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Melibatkan dua pihak, pihak penjual dan pihak pembeli
b. Adanya kesamaan tema masalah yang dinegosiasikan
c. Kedua belah pihak menjalin kerja sama
d. Adanya kesamaan tujuan kedua belah pihak
e. Untuk mengkonkritkan masalah yang masih abstrak

1. Aspek Kemampuan Negosiasi


Menurut Jackman (2005) terdapat empat aspek kemampuan negosiasi yaitu:
a. Kemampuan untuk memisahkan perasaan pribadi dengan masalah yang
sedang dihadapi.
b. Kemampuan untuk berfokus pada kepentingan bukan posisi.
c. Kemampuan untuk mengumpulkan beberapa pilihan sebelum membuat
keputusan akhir.
d. Kemampuan untuk memastikan bahwa hasil didasarkan pada kriteria
obyektif.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Negosiasi


Mc Guire (2004) mengatakan terdapat tiga faktor utama dalam kemampuan
negosiasi yang baik, yaitu:
a. Patience adalah negosiator yang baik menyadari bahwa negosiasi
membutuhkan proses, termasuk di dalamnya untuk menghilangkan sekat
diantara kedua pihak dan bukan merupakan hasil instan.
b. Self confidence, yaitu negosiator yang baik menyadari bahwa dengan
memiliki kepercayaan diri berarti memiliki pula keyakinan akan
kemampuannya untuk mencapai keberhasilan negosiasi.
c. Communication skill, yaitu negosiator yang baik menyadari bahwa dengan
melibatkan dua pihak, negosiasi membutuhkan kemampuan komunikasi
yang baik agar mampu menangkap pesan secara efektif. loseph A Devito
(dalam Cangara, 2007) membagi komunikasi menjadi empat macam yaitu
komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok kecil, komunikasi public
dan komunikasi massa. Di dalam masyarakat, komunikasi interpersonal
merupakan bentuk komunikasi antara seseorang dengan orang lain untuk
mencapai tujuan tertentu yang bersifat pribadi.

TEKNIK NEGOSIASI
1. Pendahuluan
Suatu proses dalam menghasilkan suatu persetujuan. Sebelum suatu
kesepakatan atau perjanjian terbentuk, maka terjadi tawar-menawar agar terjadi
kesesuaian kehendak, yang disebut negosiasi. Bernegosiasi dapat dipandang
sebagaj suatu seni tersendiri. Ada teorinya tetapi tak cukup hanya bermodal teori
saja, tetapi perlu seni tersendiri.
Dalam upaya meyakinkan pihak yang diajak bernegosiasi menggeser sasaran
mereka sebaliknya kita juga dapat menggeser sasaran yang ingin kita capai.
Kegiatan negosiasi ini yang didambakan adalah keberhasilan pada dasarnya
bagaimana yang saling memuaskan keberhasilan bernegosiasi diperlukan adanya
upaya-upaya dengan melalui persiapan negosiasi, antara lain:
a. Pahami faktor-faktor komunikasi, dengan memahami waktu dan tempat
akan sangat membantu keberhasilan bernegosiasi.
b. Kenali diri anda sebagai negosiator, penting artinya supaya tidak mau
menang sendiri atau bertindak emosional.
c. Kumpulkan informasi yang diperlukan, terutama yang berkaitan dengan hal,
yang akan dinegosiasikan.
d. Ketahui pilihan yang tersedia, dalam bernegosiasi perlu disampaikan banyak
alternatif, acuan alternatif yang lebih tepat kiranya perlu penekanan khusus.
e. Ketahui dimana kita bisa luwes, hal ini akan sangat berpengaruh kepada
yang kita ajak bernegosiasi, karena dengan keluwesan tersebut kita dapat
menyakinkan bahwa kita sama-sama memperoleh manfaat.
f. Mengenali dibagian mana lawan lebih kuat dari kita, karena kita akan
mampu memahami kemampuan yang kita ajak bernegosiasi.
g. Memperkirakan pesan yang akan memojokkan kita dan bagaimana
mengantisipasinya, oleh karena itu usahakan agar jangan mudah terbawa
emosi atapun rendah diri, dengan demikian kita akan mampu melihat secara
jernih apa-apa yang harus kita sepakati.
h. Melihat argumentasi dari sudut pandang lawan kita
i. Buat alternatif argumentasi yang banyak dan memilih yang jelas
j. Cari argumentasi-argumentasi yang masih mungkin dikembangkan
k. Mengenali dengan baik need (kebutuhan) lawan negosiasi misalnya:
fisiologis; keamanan; aktualisasi diri; sosial; penghargaan; keindahan; dan
lain-lain.

2. Gunakan Strategi
a. Strategi kapan
1. Forbearance (sabar)
Strategi ini mengajak kita sabar dan ramah, karena keberhasilan negosiasi
sangat banyak ditentukan oleh kesabaran dan keramah-tamah kita.
2. Surprise (kejutan)
Buat kejutan sehingga lawan tercengang kagum. Misalnya dengan
menampilkan data- data yang kita yakini ia tidak tahu.
3. Fait accompely (keterangan yang harus diterima) Tunjukkan alternatif lain
lebih jelek
4. Blind widrawal (penarikan yang lembut)
Dalam strategi ini kita mengakui kesalahan dan menarik argumentasi
5. Limits (pembatas )
Membatasi pembicaraan sehingga lawan tidak dapat mengorek kelemahan
kita yang tidak ada hubungannya dengan pembjcaraan.
6. Feanting (pura-pura)
Dalam strategi ini, kita membuat gerakan/pernyataan yang berlawanan
dengan tujuan utama, sehingga lawan terperangkap, sehingga lawan
tergiring sesuai dengan keinginan kita.
7. Batas waktu
8. Salami
9. Praktek standard
10. Orang baik/jahat
11. Wewenang terbatas

b. Strategi Teknik Pesan


1. Asosiasi
2. Partisipasi
a) Icing Device
b) Pay of Idea
c) Red Hearing
d) Acceptence Device
e) Rejection Device
f) Testimonial Device
g) Bandwagon Device

c. Strategi Lain
1) Kalau anda punya beberapa alternatif sampaikan semua
2) Pada waktu menyampaikan alternatif yang anda inginkan,
sampaikan yang terakhir
3) Kalau anda menyampaikan pikiran anda pada penutup, coba
simpulkan dengan sederhana
4) Kalau anda perlu mengadakan tekanan, gunakan dengan halus

3. Tahapan Negosiasi
a. Persiapan
b. Kalau anda sebagai pengambil inisiatif
- Hargai peristiwa
- Hargai lawan negosiasi
c. Jelaskan tujuan
d. Rumuskan masalah yang akan dibahas
e. Beri kesempatan lawan anda untuk menanggapi (menambah, mengurangi,
materi)
f. Sampaikan konsep anda dengan cara:
1) Satu persatu
2) Secara keseluruhan
g. Beri kesempatan teman negosiasi menanggapi
h. Klasifikasi tanggapan :
- komentar
- bantahan
- masalah baru
- ide baru
i. Gunakan strategi
- strategi kapan
- strategi teknik
- strategi lain
j. Tawarkan kesimpulan
k. Setelah terjadi kesesuaian kehendak, maka dituangkan dalam perjanjian.

ADVOKASI DALAM PELAYANAN KEBIDANAN


 Sebuah upaya yang dilakukan orang-orang di bidang kebidanan, utamanya
promosi kesehatan, sebagai bentuk pengawalan terhadap kesehatan
 Menyentuh pada level pembuat kebijakan memengaruhi para pembuat
kebijakan untuk lebih tahu dan memerhatikan kesehatan.
 Misalnya kita memberikan promosi kesehatan dengan sokongan dari
kebijakan publik dari kepala desa sehingga maksud dan tujuan dari
informasi kesehatan bisa tersampaikan dengan kemudahan kepada
masyarakat atau promosi kesehatan yang kita sampaikan dapat menyokong
atau pembelaan terhadap kaum lemah (miskin)

CONTOH IMPLEMENTASI ADVOKASI BIDAN


1. Advokasi dan strategi pemberdayaan wanita dalam mempromosikan hak-
haknya yang diperlukan untuk mencapai kesehatan yang optimal
2. Advokasi bagi wanita agar bersalin dengan aman.
Contoh: Jika ada ibu bersalin yang lahir di dukun dan menggunakan
peralatan yang tidak steril, maka bidan melakukan advokasi kepada
pemerintah setempat agar pertolongan persalinan yang dilakukan oleh
dukun menggunakan peralatan yang steril salah satu caranya adalah
melakukan pembinaan terhadap dukun bayi dan pemerintah memberikan
sangsi jika ditemukan dukun bayi di lapangan menggunakan alat-alat yang
tidak steril.
3. Advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan. Bidan sebagai
advocator mempunyai tugas antara lain:
 Mempromosikan dan melindungi kepentingan orang-orang dalam
pelayanan kebidanan, yang mungkin rentan dan tidak mampu
melindungi kepentingan mereka sendiri.
 Membantu masyarakat untuk mengakses kesehatan yang relevan dan
informasi kesehatan dan membertikan dukungan sosial.
 Melakukan kegiatan advokasi kepada para pengambil keputusan
berbagai program dan sektor yang terkait dengan kesehatan.
 Melakukan upaya agar para pengambil keputusan tersebut meyakini
atau mempercayai bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu di
dukung melalui kebijakan atau keputusan politik dalam bentuk
peraturan, Undang-Undang, instruksi yang menguntungkan kesehatan
public dengan sasaran yaitu pejabat legislatif dan eksekutif. Para
pemimpin pengusaha, organisasi politik dan organisasi masyarakat
baik tingkat pusat, propinsi, kabupaten, keccamatan desa kelurahan.

Anda mungkin juga menyukai