Anda di halaman 1dari 10

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah advokasi di bidang kesehatan mulai digunakan dalam program

kesehatan masyarakat pertama kali oleh WHO pada tahun 1984 sebagai salah

satu strategi global pendidikan atau promosi kesehatan.


Dalam advokasi, peran komunikasi sangat penting, sehingga

komunikasi dalam rangka advokasi kesehatan memerlukan kiat khusus agar

komunikasi efektif. Prinsip dasar Advokasi tidak hanya sekedar melakukan

lobby politik, tetapi mencakup kegiatan persuasif, memberikan semangat dan

bahkan sampai memberikan pressure atau tekanan kepada para pemimpin

institusi. Komitmen para pembuat keputusan atau penentu kebijakan sangat

penting untuk mendukung atau mengeluarkan peraturan-peraturan yang

berkaitan dengan kesehatan masyarakat, misalnya untuk pembahasan

kenaikan anggaran kesehatan, contoh konkrit pencanangan Indonesia Sehat

2010 oleh presiden.


B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah di kemukakan diatas maka sebagai

penyusun makalah ini membatasi pengkajian tentang Strategi Advokasi.Oleh

karena itu kami sebagai penyusun merumuskan masalah yakni :

1. Apa pengertian Advokasi?

2. Bagaimana Tujuan Advokasi?

3. Siapa saja sasaran Advokasi?

4. Bagaimana Langkah-langkah dan Strategi Advokasi ?


2

C. Tujuan
1 Untuk mengetahui pengertian Advokasi
2 Untuk mengetahui Tujuan Advokasi
3 Untuk mengetahui Sasaran Advokasi
4 Untuk mengetahui Langkah-langkah dan Strategi Advokasi

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Advokasi

Advokasi adalah usaha mempengaruhi kebijakan publik melalui

bermacam-macam komunikasi persuasif.( JHU, John Hopkins University

2015).

Webster’s New Collegiate Dictionary mengartikan advokasi sebagai

tindakan atau proses untuk membela atau memberi dukungan. Advokasi dapat

pula diterjemahkan sebagai tindakan mempengaruhi atau mendukung sesuatu

atau seseorang. Advokasi pada hakekatnya suatu pembelaan terhadap hak dan

kepentingan publik, bukan kepentingan pribadi, sebab yang diperjuangkan


3

dalam advokasi tersebut adalah hak dan kepentingan kelompok masyarakat

(public interest).

Advokasi Kesehatan adalah advokasi yang dilakukan untuk

memperoleh komitmen atau dukungan dalam bidang kesehatan, atau yang

mendukung pengembangan lingkungan dan perilaku sehat (Depkes, 2017).

Kaitan antara promosi kesehatan dengan advokasi adalah menurut Anderson

dalam Baum (2012), promosi kesehatan merupakan kombinasi pendidikan

kesehatan dan intervensi yang berhubungan dengan bidang organisasi, politik,

dan ekonomi yang direkayasa untuk memfasilitasi adaptasi perilaku dan

lingkungan untuk memperbaiki kesehatan. Jadi promosi kesehatan bukan

hanya perubahan perilaku melainkan juga perubahan lingkungan, karena

lingkungan diciptakan oleh keputusan yang dibuat individu, organisasi atau

pemerintah, mereka yang peduli terhadap kesehatan atau kesejahteraan

individu dan masyarakat (promotor kesehatan), perlu terlibat atau

mempengaruhi pembuatan keputusan tersebut.

B. Tujuan Advokasi

Tujuan dari kerja-kerja advokasi adalah untuk mendorong terwujudnya

perubahan atas sebuah kondisi yang tidak atau belum ideal sesuai dengan

yang diharapkan. Secara lebih spesifik, dalam praksisnya kerja advokasi

banyak diarahkan pada sasaran tembak yaitu kebijakan publik yang dibuat

oleh para penguasa. Mengapa kebijakan publik? Kebijakan publik merupakan

beberapa regulasi yang dibuat berdasarkan kompromi para penguasa


4

(eksekutif, legislatif, dan yudikatif) dengan mewajibkan warganya untuk

mematuhi peraturan yang telah dibuat. Setiap kebijakan yang akan disahkan

untuk menjadi peraturan perlu dan harus dikawal serta diawasi agar kebijakan

tersebut tidak menimbulkan dampak negatif bagi warganya. Hal ini

dikarenakan pemerintah ataupun penguasa tidak mungkin mewakili secara

luas, sementara kekuasaannya cenderung sentralistik dan mereka selalu

memainkan peranan dalam proses kebijakan.

C. Sasaran Advokasi
1. Sasaran utama ( Primary stakeholder) :

1) Bupati dan jajarannya

2) LSM

3) Public Figure

4) Tokoh masyarakat dan tokoh agama

5) Dunia usaha / swasta

6) Asosiasi Perusahaan

7) Penyandang dana ( Funding agency )

2. Pembuat Kebijakan Publik (Unsur Pemerintah dan Lembaga Negara)

D. Langkah-langkah dan Strategi Advokasi

Ada beberapa langkah yang harus kita lakukan untuk memetakan dan

mengawal jalannya sebuah kebijakan sebelum disahkan menjadi hukum

formal, yaitu:

1. Identifikasi dan analisis masalah atau isu yang memerlukan advokasi


5

Masalah atau isu advokasi perlu dirumuskan berbasis data atau fakta.

Data sangat penting agar keputusan yang dibuat berdasarkan informasi yang

tepat dan benar. Data berbasis fakta sangat membantu menetapkan masalah,

mengidentifikasi solusi dan menentuka tujuan yang realistis. Adanya data

sering menjadi argumen yang sangat persuasif.


2. Identifikasi dan analisis kelompok sasaran
Sasaran kegiatan advokasi ditujukan kepada para pembuat keputusan

(decision makers) atau penentu kebijakan (policy makers), baik dibidang

kesehatan maupun di luar sector kesehatan yang berpengaruh terhadap

publik. Tujuannya agar para pembuat keputusan mengeluarkan kebijakan-

kebijakan. Antara lain dalam bentuk peraturan, undang-undang, instruksi,

dan yang menguntungkan kesehatan. Dalam mengidentifikasi sasaran perlu

ditetpkan siapa saja yang menjadi sasaran, mengapa perlu diadvokasi, apa

kecenderunagnnya, dan apa harapan kita kepadanya.


3. Siapkan dan kemas bahan informasi
Tokoh politik mungkin akan termotivasi dan akan mengambil

keputusan jika mereka mengetahui secara rinci besarnya masalah kesehatan

tertentu. Oleh sebab itu penting diketahui pesan atau informasi apa yang

diperlukan agar sasaran yang dituju dapat membuat keputusan yang

mewakili kepentingan advocator. Kata kunci untuk bahan informasi ini adala

informasi yang akurat, tepat dan menarik.


4. Rencanakan teknik atau cara atau kegiatan operasional
Beberapa teknik atau kegiatan operasional avokasi dapat meliputi

konsultasi, lobi, pendekatan atau pembicaraan formal atau informal terhadap

para pembuat keputusan, negoisasi atau resolusi konflik, pertemua khusus,

debat publik, petisi, pembuatan opini, dan seminar-seminar kesehatan.


6

5. Laksanakan kegiatan, pantau dan evaluasi serta lakukan tindak lanjut


Upaya advokasi selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan sesuai

rencana yang telah disusun, memantau dan mengevaluasinya serta

melakukan tindak lanjut. Evaluasi diperlukan untuk menilai ketercapaian

tujuan serta menyempurnakan dan memperbaiki strategi advokasi. Untuk

menjadi advokat yang tangguh, diperlukan umpan balik berkelanjutan dan

evaluasi terhadap upaya advokasi yang telah dilakukan.

6. Identifikasi khalayak sasaran advokasi


Bila isu dan tujuan telah disusun, upaya advokasi harus ditujukan bagi

kelompok yang dapat membuat keputusan dan idealnya ditujukan bagi orang

yang berpengaruh dalam pembuatan keputusan, misalnya staf, penasihat,

orang tua yang berpengaruh, media massa dan masyarakat.


7. Membangun koalisi
Melibatkan orang dalam jumlah yang besar dan mewakili berbagai

kepentingan, sangat nermanfaat bagi upaya advokasi maupun dukungan

politis. Bahkan daam satu organisasi sendiri, koalisis internal yaitu

melibatkan berbagai orang dari berbagai divisi/ departemen dalam

mengembangkan program baru, dapat membantu consensus untuk aksi

kegiatan. Pertimbangkan lagi siapa lagi yang akan diajak bermitra dalam

aliansi atau koalisi upaya advokasi yang dirancang.


8. Membuat persentasi yang persuasif
Kesempatan untuk mempengaruhi khalayak sasaran kunci seringkali

terbatas waktunya. Kecermatan dan kehati-hatian dalam meyempaikan

argument yang meyakinkan atau model/ cara presentasi dapat mengubah

kesempatan terbatas ini menjadi upaya advokasi yang berhasil.


9. Evaluasi upaya advokasi
7

Untuk menjadi advocator yang tangguh diperlukan umpan balik

berkelanjutan serta evaluasi atas upaya advokasi yang telah dilakukan.

Perlu dipahami bahwa advokasi tidak terjadi seketika. Advokasi butuh

perencanaan yang matang. Agar advokasi yang dilakukan dapat terwujud secara

maksimal, maka kita perlu menggunakan beberapa strategi. Berikut beberapa

strategi dalam melakukan advokasi:

1. Membangun jaringan di antara organisasi-organisasi akar

rumput (grassroots), seperti federasi, perserikatan, dan organisasi

pengayom lainnya

2. Mempererat komunikasi dan kerjasama dengan para pejabat

dan beberapa partai politik yang berorientasi reformasi pada

pemerintahan

3. Melakukan lobi-lobi antar instansi, pejabat, organisasi

kemahasiswaan, organisasi kemasyarakatan

4. Melakukan kampanye dan kerja-kerja media sebagai ajang

publikasi

5. Melewati aksi-akasi peradilan (litigasi, class action, dan lain-

lain)

6. Menerjunkan massa untuk melakukan demonstrasi

7. Advokasi kebijakan publik merupakan upaya pembelaan

(pengawalan) secara terencana terhadap rencana sikap, rencana tindakan


8

atau rencana keputusan, rencana program atau rencana peraturan yang

dirancang pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan agar sesuai

dengan kepentingan masyarakat. Nilai-nilai utama yang terdapat dalam

masyarakat yang menjadi kepentingan seluruh anggota masyarakat

haruslah diprioritaskan.

8. Keberhasilan advokasi kebijakan untuk mempengaruhi proses

pembuatan kebijakan publik sangat tergantung kepada kualitas aktor

atau para aktor yang memainkan peran dalam advokasi kebijakan

tersebut yang meliputi kemampuan intelektual, kemampuan

mengkomunikasikan ide dan pemikiran, kemampuan untuk menjalin

relasi politik dan pengorganisasian kekuatan politik serta kemampuan

membangun opini publik.

Ada beberapa Etika dalam advokasi (DepKes, 2017):

1. Mulai dari sisi positif sasaran

2. Mau kompromi, sabar & tegar, tidak menyalahkan sasaran

3. Pusatkan pada pesan pokok dg bahasa yg menggugah

4. Kemukakan hal-hal baru & materi pesan yang relevan

5. Gunakan visualisasi yang menarik & mengesankan

Pendekatan Kunci Advokasi :

1. Melibatkan para pemimpin

2. Membangun kapasitas

3. Membangun kemitraan

4. Bekerjasama dengan media massa


9

5. Mobilisasi komunitas kelompok.

6. Pendampingan masyarakat agar lebih berdaya

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Advokasi hakekatnya adalah bekerja dengan individu dan organisasi untuk

membuat suatu perubahan, suatu proses dimana orang terlibat dalam proses

pembuatan keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka. tujuan dari

advokasi kesehatan adalah diperolehnya komitmen dan dukungan dalam upaya

kesehatan, baik berupa kebijakan, tenaga, dana, sarana, kemudahan,

keiktusertaan dalam kegiatan, maupun berbagai bentuk lainnya sesuai keadaan

dan usaha.
Pendekatan advokasi kesehatan antara lain: melibatkan para pemimpin,

bekerja dengan media massa, membangun kemitraan, memobilisasi massa dan

membangun kapasitas. Unsur dasar advokasi antara lain: penetapan tujuan

advoakasi, pemanfaatan data dan riset untuk advokasi, identivikasi khalayak

sasaran advokasi, pengembangan dan penyampaian pesan advokasi, membangun

koalisi, membuat persentasi yang persuasive, penggalangan dana untuk advokasi,

evaluasi upaya advokasi. Langkah-langkah advokasi kesehatan antara lain:


10

identifikasi dan analisis masalah atau isu yang memerlukan advokasi, identifikasi

dan analisis kelompok sasaran, siapkan dan kemas bahan informasi, rencanakan

teknik atau cara atau kegiatan operasional, laksanakan kegiatan, pantau dan

evaluasi serta lakukan tindak lanjut.

B. Saran
Dalam memberikan promosi kesehatan mencangkup advokasi diharapkan

dapat bekerja sama antara individu dan organisasi dalam membuat suatu

perubahan.

Anda mungkin juga menyukai