PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi Sarjana
Kesehatan Masyarakat Peminatan Promosi Kesehatan Gigi
Oleh :
i
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Proposal Skripsi
Faktor Faktor yang berhubugan dengan perilaku anak dalam pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021
Oleh :
RINDA SETRI AYU
1803112
Proposal Skripsi ini sebagai hasil penelitian telah diperiksa, disetujui oleh
Pembimbing Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Stikes Syedza
Saintika Padang dan telah siap untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Proposal Skripsi Stikes Syedza Saintika Padang
Padang,September2021
Menyetujui
PembimbingI PembimbingII
Mengetahui
Ketua Prodi S-1 Kesehatan Masyarakat
Stikes Syedza Saintika Padang
(Oktariyani Dasril,SKM,M.Kes)
NIDN:1005108607
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala
mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai Kabupaten Pesisir
Selatan Tahun 2021”. Proposal ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
Dalam proses penyelesaian proposal ini tidak lepas dari pihak-pihak yan
telah membantu dan mendukung penulis untuk tetap yakin dan bisa
Padang
iii
4. Ibu Wiya Elsa Fitri, M.Si sebagai pembimbing 2 dalam penyelesaian
5. Ibu Dr. Nova Arihman, M.Kes sebagai penguji I yang telah memberikan
6. Ibu Annisa Novita Sary sebagai penguji II yang telah memberikan arahan,
7. Kepala Sekolah dan semua pihak SDN 01 Barung Barung Balantai, yang
9. Semua pihak yang telah terlibat secara langsung maupun tidak langsung
10. Rekan-rekan seperjuangan yang telah bekerja sama dan saling membantu
penelitian ini. Namun penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca. Akhir kata, semoga laporan ini dapat
iv
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………….... ii
KATA PENGANTAR………………………………………………….... iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… v
DAFTAR TABEL……………………………………………..............….. vi
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………vii
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................5
1.3.1 Tujuan Umum........................................................................5
1.3.2 Khusus....................................................................................5
..........................................................................................................................
1.4 Manfaat penelitian..........................................................................6
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ..............................................................7
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Ganchart
Lampiran 2 : Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 3 : Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 4 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 5 : Master Tabel Penelitian
Lampiran 6 : Dummy Tabel
Lampiran 7 : Surat Izin Pengambilan Survey Awal
Lampiran 8 : Lembar Konsultasi
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia, penyakit gigi dan mulut berada pada sepuluh besar penyakit terbanyak yang
tersebar di berbagai wilayah (Mikail, B., & Candra, A, 2011). Dari tahun ke tahun
terjadi kenaikan angka prevalensi kejadian karies pada penduduk Indonesia pada tahun
Direktorat Kesehatan Gigi, 2011). Untuk itu masalah karies di Indonesia memerlukan
yang optimal. Kondisi kesehatan gigi dan mulut yang terpelihara akanberpengaruh
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut harus dilakukan sejakdini pada usia sekolah
dasar mengingat penyakit gigi dan mulut berada padaperingkat sepuluh besar penyakit
Penyakit gigi dan mulut yang paling banyak ditemukan adalah kariesgigi dan
anak mengalami karies gigi. Prevalensikaries terus menurun di negara maju sedangkan
(Gultom, 2019).
1
pengobatan.Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Penduduk
dengan umur 1-4 tahun yang mempunyai masalah dengan kesehatan gigi dan mulut
sebesar 5,2% dan pada usia 5-9 tahun sebesar 21,1%, dari angka ini terlihat dengan
meningkatnya umur meningkat juga masalah kesehatan gigi dan mulut terutama karies
93%ditemukan pada kelompok usia 6-12 tahun, karena pada usia 6-12 tahunsebagian
besar masih memiliki kebiasaan menggosok gigi yang keliru yaitusaat mandi pagi dan
mandi soreh. Hal ini dibuktikan bahwa kebiasaan benarmenggosok gigi anak usia
menggosok gigi setiap hari. Namun hanya 7,3% dari keseluruhan melakukan
Namun faktanya, penduduk yang berusia 10 tahunyang menyikat gigi dengan benar
hanya 5,6%, dengan data spesifik (10-14tahun 4,9%, 15-24 tahun 5,9%, 25-34 tahun
6,1%, 45-54 tahun 5,1%). Inimenunjukkan bahwa anak-anak masih kurang mendapat
pengetahuan tentangcara menyikat gigi yang benar dan menjadikan ini menjadi salah
satu factorutama dalam tingginya kerusakan gigi pada anak (Kasang, 2016).
2
menempel didalam mulut. Faktor lain adalahusia, jenis kelamin, tingkat ekonomi,
Selain itu kurangnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut juga dapat
menyebabkan karies gigu. Karies gigi pada anak apabila dibiarkan begitu saja akan
mengakibatkan masalah kesehatan lain. Akibat dari karies gigi pada anak antara lain
lambung, dan kematian (Minata,2011). Anak yang mengalami kerusakan gigi akan
malas beraktivitas karena harus menahan rasa sakit pada gigi dan mulutnya. Rasa sakit
itu juga dapat menyebabkan anak mengalami penurunan selera makan. Hal ini
berdampak pada kekurangan asupan gizi pada anak. Selain itu, apabila gigi dibiarkan
membusuk maka gigi berlubang harus dicabut. Pencabutan gigi pada anak sekolah
dalam jangka waktu yang lama. Menggosok gigi yang salah dapat meninggalkan sisa -
sisa makanan bahkan penumpukan sisa makanan yang dapat membentuk asam
gigi dan mengakibatkan gigi berlubang. Berbagai sarana informasi telah diberikan
mengenai kesehatan gigi dan cara perawatannya. Namun, angka prevalensi kerusakan
telah berupaya menangani masalah kesehatan gigi melalui program pemeriksaan gigi
gratis enam bulan sekali. Pemerintah juga telah membuat program kegiatan Usaha
3
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sintya Azwir (2019)
tentang faktor yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia
sekolah yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan (p
= 0,002) dan sikap (p = 0,014) dengan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.
Selain pengetahuan dan sikap, peran orang tua juga berkontribusi dalam
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Dimana peran orang tua dalam membantu
anak dan mengajarkan anak bagaimana cara merawat gigi dan mulut akan berdampak
positif pada kesehatan gigi dan mulut anak. Hal ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Junralis (2018) tentang hubungan peran orang tua dengan
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak sekolah yang menyatakan ada hubungan
peran orang tua dengan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak sekolah dengan
Screaning (penjaringan kesehatan) anak pada awal bulan Agustus 2021 penulis
kesehatan gigi dan mulut didapatkan data anak yang terjaring bermasalah dengan
karies gigi rata-rata setiap sekolah 70% orang anak yang menderita karies. Adapun
sekolah dasar dengan angka karies pada anak yang paling banyak ditemukan di SDN
01 Barung Barung Balantai, dimana dari 27 anak yang diperiksa kesehatan gigi
ditemukan 20 anak menderita karies gigi. SDN 01 merupakan SDN percontohan yang
sudah mendapatkan sertifikat adiwiyata nasional dan UKS provinsi di wilayah kerja
Puskesmas Barung Barung Balantai sehingga merupakan SD favorit bagi anak- anak
4
dan orang tua sehingga memiliki murid paling banyak diantara sekolah yang ada di
Hasil wawancara yang peneliti lakukan sebagian besar diantara meraka tidak
mengetahui bagaimana cara melakukan perawatan gigi dan mulut dengan benar dan
mereka mengatakan juga kurang mendapatkan perhatian dari orang tua dalam
mereka mengalami karies gigi. Berdasarkan hasil wawancara mereka kurang tau cara
perawatan kesehatan gigi dan mulut yang benar serta mereka enggan dan jarang
menggosok gigi sebelum tidur dan sesudah makan. Selain itu hasil wawancara mereka
juga mengatakan bahwa orang tua mereka jarang mengingatkan mereka untuk
tentang Faktor – Faktor yang berhubungan dengan perilaku anak dalam pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai
masalah dalam penelitian ini adalah apasajakah “Faktor – Faktor yang berhubungan
dengan perilaku anak dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah
1) Tujuan Umum
5
Untuk mengetahui Faktor – Faktor yang berhubungan dengan perilaku anak dalam
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung
2) Tujuan Khusus
kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai
kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai
gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai Kabupaten
kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung
kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai
g. Untuk mengetahui hubungan peran orang tua dengan perilaku anak dalam
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung
6
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
tua dengan sikap dan kebiasaan anak dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
anak usia sekolah di SDN 01 Barung Barung Balantai Kecamatan Koto XI Tarusan
Mengetahui sikap dan kebiasaan anak yang baik dalam memelihara kesehatan gigi dan
mulut anak.
3. Bagi Institusi
dan mulut dalam usaha pengembangan ilmu pengetahuan di bidang promosi kesehatan
dengan perilaku anak dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah
SDN 01 Barung Barung Balantai Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021”. Tujuan dalam
penelitian ini untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel
crossectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid kelas IV – VI
SDN 01 Barung Barung Balantai yang berjumlah 101 orang yang berjumlah 101 orang,
7
Tahun 2021 di SDN 01 Barung Barung Balantai. Data yang digunakan adalah data primer
yaitu dengan melakukan wawancara kepada responden, analisis data secara univariat dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anak usia sekolah menurut definisi WHO (World Health Organization) yaitu
golongan anak yang berusia antara 7-15 tahun, sedangkan di Indonesia lazimnya anak
yang berusia 6-12 tahun Anak usia sekolah Periode usia pertengahan ini dimulai dengan
Masa anak usia sekolah dimulai dari usia 6 -12 tahun atau sampai tiba saatnya
individu menjadi matang seksual. Selam satu sampai dua tahunterakhir dari masa anak-
anak terjadi perubahan fisik yang menonjol dan hal ini dapat merubah dalm sikap, nilai-
nilai ,dan perilaku. Menjelang akhir periodeanak mempersiapkan diri secara fisik dan
psikologis untuk memasuki tahap remaja. Anak pada masa ini dinamakan anak usia
sekolah karena anak sudah memasuki dunia pendidikan yang lebih serius walaupun
8
pembelajaran di sekolah harus disesuaikan dengan nanak-anak. Masa ini juga ditandai
dengan perubahan dalam kemampuan dalam berperilaku, yang dapat membuat anak lebih
Pada Usia sekolah orang tua harus mengetahui beberapa hal dari perkembangan
kesehatan gigi dan mulut anakya yaitu 1) mulai sekitar 6 tahun, gigi permanen tumbuh
dan anak secara bertahap kehilangan gigi deciduinya; 2) kunjungan kedokter gigi secara
teratur adalah penting bagi anak dalam penanaman rasa berani dan pecaya diri; 3)
suplemen fluorda harus dilanjukan jika persediaan air tidak mengandung flourida yan
cukup; 4) orang tua harus melakukan flossing paa anak; 5) pada usia ini anak harus
menyikat giginya setelah makan dengan sikat gigi nilon yang lembut, pngawasan dan
bantuan orang tua biasanya tidak diperlukan lagi tetapi peranan orag tua dalam
mengingatkan anak tetap dilakukan; 6) pada kelompok usia ini penyakit gigi dan mulut
semakin jelas yaitunya: karies, maloklusi dan penyakit periodontal (Hermawan, 2016).
Pada usia 6 tahun sampai 7 tahun, gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah
dan gigi geraham pertama. Usia 7 sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah, dan gigi seri
lateral. Usia 9 sampai 10 tahun tumbuh gigi taring bagian mandibula. Usia 10 sampai 12
tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama, gigi taring bagian maksila, dan gigi geraham
kecil kedua. Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu
yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi permanen, kecuali
geraham belakang. Gigi permanen yang tumbuh pada anak usia sekolah harus
diperhatikan kebersihan giginya karena perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen
Anak yang mengalami kerusakan gigi akan malas beraktivitas karena harus
menahan rasa sakit pada gigi dan mulutnya. Rasa sakit itu juga dapat menyebabkan anak
9
mengalami penurunan selera makan. Hal ini berdampak pada kekurangan asupan gizi
pada anak. Selain itu, apabila gigi dibiarkan membusuk maka gigi berlubang harus
dicabut. Pencabutan gigi pada anak sekolah mengakibatkan ada ruang kosong yang
pertumbuhan anak jika berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Menggosok gigi
yang salah dapat meninggalkan sisa - sisa makanan bahkan penumpukan sisa makanan
yang dapat membentuk asam mikrobial sehingga lama kelamaan akan menimbulkan
destruksi komponen organik gigi dan mengakibatkan gigi berlubang. Berbagai sarana
informasi telah diberikan mengenai kesehatan gigi dan cara perawatannya. Namun, angka
prevalensi kerusakan gigi pada anak di Indonesia masih tinggi (Hermawan, 2016).
mulutmerupakan bagian awal dari sistem pencernaan. Didalam mulut terdapat gigi,
lidahdan ludah. Gigi adalah tulang keras dan kecil berwarna putih yang tumbuh
tersusunberakar dalam gusi. Gigi tersusun dalam dua lingkung, dirahang atas dan
bawahyang dikelilingi oleh pipi dan lidah. Tiap gigi terdiri atas mahkota gigi dan akar
gigi yang bersatu pada bagian yang sedikit lebih tipis yang disebut leher gigi (Utami,
2015).
bagian integral dari kesehatan secara umum, namun banyak orang tidak mengetahui
bahwa rongga mulut berperan penting bagi kesehatan tubuh. Rongga mulut yang
berbagai macam makanan, meningkatkan kualitas hidup, percaya diri dan mempunyai
kehidupan sosial yang lebih baik. Kondisi sebaliknya, rongga mulut yang tidak sehat
10
pengunyahan, keterbatasan fungsi bicara, rasa sakit dan terganggunya waktu bekerja
Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal, maka harus dilakukan
makanan, membatasi makanan yang mengandung gula dan makanan yang lengket.
Pembersihan plak dan sisa makanan yang tersisa dan menyikat gigi harus
menggunakan teknik dan cara yang tidak merusak stuktur gigi. Pembersihan karang
gigi dan penambalan gigi yang berlubang oleh dokter gigi, serta pencabutan gigi yang
sudah tidak bisa diperhatikan lagi dan merupakan fokal infeksi. Kunjungan berkala ke
dokter gigi setiap enam bulan sekali baik ada keluhan ataupun tidak ada keluhan.
(Malik, 2018).
Perawatan gigi yang kurang baik dan tidak ade kuat dapat menyebabkan masalah
kesehatan gigi. Masalah yang biasa muncul pada anak-anak adalah gigi berlubang
gigi. Karies diawali dengan timbulnya bercak cokelatatau putih yang kemudian
glukosa olehbeberapa bakteri penghasil asam. Lubang gigi baru akan terasa
sakitbila lubang gigi sudah dalam mencapai rongga pulpa yang berisipembuluh
darah dan saraf. Karies dapat dicegah dengan melakukankebiasan baik menyikat
gigi setelah makan dan sebelum tidur dan rutinmemeriksa gigi setiap enam bulan
11
Karies atau gigi berlubang adalah yang membusuk di dalam gigi yang
terjadi akibat suatu proses yang secara bertahap melarutkan email (permukaan
gigi sebelah luar yang keras) dan terus berkembang ke bagian dalam gigi.
Penyebab penyakit gigi ini diakibatkan karena adanya kuman. Karies gigi
dewasa. Anak usia 6-14 tahun merupakan kelompok usia kritis terkena karies gigi
karena terjadi transisi dari gigi susu kegigi permanen. Faktor yang dapat
yaitu :
a) Karies superfisial, yaitu gigi berlubang yang hanya mengenai lapisan gigi terluar.
c) Karies profunda, yaitu gigi berlubang yang sudah mengenai jaringan pulpa.
d) Gingtivitis (Peradangan Gusi) radang gusi terjadi akibat adanya plak dan bakteri.
b. Maloklusi
juga dapat disebut sebagai gigitan tidak teratur, crosbite, atau overbite. Maloklusi
dapat dilihat sebagai bengkok, ramai, atau menonjol. Hal ini dapat memengaruhi
12
penampilan seseorang, ucapan, dan kemampuan untuk makan. Maloklusi paling
sering terjadi karena faktor keturunan. Minsalnya, ukuran rahang mengikuti garis
keturunan ibu dimana rahang berukuran kecil, sedangkan ukuran gigi mengikuti
garis keturunan bapak yang ukurannya giginya besar. Kondisi yang sering terjadi
adalah gigi terlalu banyak atau terlalu sedikit, terlalu banyak atau terlalu sering
kondisi ruang antara gigi, mulut tidak teratur dan bentuk, dan formasi atipikal
dari rahang dan wajah seperti bibir sumbing. Namun maloklusi dapat terjadi
akibat kebiasaan buruk seperti mingisap jari atau jempol, menetrasi lidah,
premature hilangnya gigi dari kecelakaan atau penyakit gigi, dan kondisi medis
c. Penyakit Periodontal
Pada periodontitis akan terbentuk kantong diantara gigi dan gusi dan meluas
kebawah antara akar gigi dan tulang bawahnya. Jika keadaan ini terus berlanjut,
pada akhirnya banyak tulang rahang dekat kantong yang rusak sehingga gigi
mengenai gusi dan jaringan penyokong gigi. Penyakit ini disebabkan oleh respon
imun, penyakit lain seperti diabetes, stres, mengonsumsi obat. Masalah yang
sering muncul terkait periodontal adalah gingivitis (inflamasi ringan pada gusi)
dan periodontitis (inflamasi gusi dan kehilangan jaringan ikat serta tulang yang
plak dan karang gigi. Radang gusi ditandai pada gusi bengkak, warnanya merah
13
Struktur gigi pada manusia terbagi dua bagian yaitu bagian mahkota dan bagian
akar. Pada bagian mahkota merupakan bagian gigi yang terlihat dalam mulut,
sedangkan pada bagian akar merupakan bagian yang tertanam didalam tulang rahang
(Tarigan, 2016)
Menurut Tarigan tahun 2016, pada bagian gigi manusia terstruktur/tersusun atas
b) Leher merupakan bagian yang terletak antara mahkota dengan bagianakar gigi.
d) Email dikenal juga dengan istilah “Enamel”, merupakan jaringanyang berfungsi untuk
melindungi tulang gigi dengan zat yang sangatkeras yang berada di bagian paling luar
gigi manusia. Warna emailgigi pun sebenarnya tidak putih mutlak, kebanyakan lebih
e) Tulang dikenal dengan istilah “dentin’’ yaitu tulang yang merupakanlapisan yang
14
berada pada pada lapisan setelah email yang dibentukdari zat kapur. Dentim juga
merupakan bagian terluas dari strukturgigi, meliputi seluruh panjang gigi mulai dari
mahkota hingga akar.Dentin pada mahkota gigi dentin dilapisi oleh enamel,
sedangkandentin pada akar gigi dentin yang dilapisi enamel, sedangkan dentinpada
f) Rongga gigi adalah rongga yang di dalamnya terdapat pembuluhdarah kapiler dan
serabut-serabut syaraf.
g) Rongga gigi adalah rongga yang didalamnya terdapat pembuluh darahkapiler dan
serabut-serabut syaraf.
parah karena akan mempengaruhi jaringan tubuh lain seperti tenggorokan, jantung
hingga otak. Dampak yang akan dialami seseorang dengan masalah gigi antara lain
keterbatasan fungsi gigi (sulit mengunyah, makanan tersangkut, bau nafas, pencernaan
disabilitas fisik (diet tidak memuaskan, menghindari makanan tertentu, tidak dapat
menggosok gigi dengan baik), rasa sakit setiap mengunyah (sakit kepala, infeksi, sakit
radang), ketidaknyamanan psikis (merasa rendah diri, sangat khawatir), dan disabilitas
2.1.3.4Pemeliharaan Gigi
Menurut Arisman (2015) perawatan gigi yang benar dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
15
a. Gerakan Vertikal
bawah dan atas tertutup. Gerakan inin digunakan untuk permukaan gigi
keadaan mulut terbuka. Jika menggosok gigi dengan cara ini tidak benar
b. Gerakan Horizontal
Arah gerakan menggosok gigike depan dan belakan dari permukaan bukal
scrub brush, dengan menggunakan cara yang dilakukan dan sesuai dengan
c. Gerakan Roll
dan menjangkau semua bagian mulut, bulu sikat diletakan pada permukaan
gusi, jauh dari permukaan bidang kunyah ujung bulu sikat mengarah ke
Sikat gigi menjadi salah satu faktor dalam menjaga kesehatan gigi.Apabila kita
salah memilih dan menggunakan sikat gigi maka sisa-sisa makanan yang ada di
16
sela gigi tidak dapat terjangkau. Untuk anak usia sekolah sikat gigi yang baik
adalah sikat gigi dengan bulu halus yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar
21cm. Pilih sikat gigi yang kecil baik tangkai maupun kepala sikatnya sehingga
mudah dipegang dan tidak merusak gusi. Ujung kepala sikat menyempit agar
mudah menjangkau seluruh bagian mulut yang relatif kecil (Charles, 2012).
Menggosok gigi sedikitnya empat kali sehari (setelah makan dan sebelum tidur).
Hal itu merupakan dasar untuk program oral hygiene yang efektif. Menggosok
gigi sebelum tidur sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri
mulut dengan sisa makanan pada gigi. Ginandjar 2011) berpendapat bahwa
menggosok gigi sehari cukup 2 kali, setelah makan pagi dan sebelum tidur malam.
Pemeriksaan gigi kedokter gigi masih sangat minim dilakukan pada masyarakat
Indonesia. Padahal apabila sejak dini anak diajarkan untuk melakukan pemeriksa
kesehatan gigi secara rutin, maka angka kejadian karies gigi akan berkurang.
Pemeriksaan ini sangat dianjurkan pada anak usia sekolah, karena pada anak usia
sekolah mengalami pergantian dari gigi susu menjadi gigi permanen. Usaha lain
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). UKGS ini merupakan bagian integral
dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang melakukan pelayanan kesehatan gigi
5. Mengatur Makanan
17
cokelat, permen, kue, dan lain sebagainya. Makanan manis mengandung larutan
gula yang memiliki konsentrasi tinggi. Larutan tersebut dapat menembus plak gigi
Konsumsi makanan tersebut apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang
benar akan berisiko terkena karies gigi. Oleh karena itu pada anak usia sekolah
dianjurkan diet lainnya. Penelitian yang dilakukan oleh Raindha dalam Schuurs
2016) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara kenaikan karies gigi
Sukrosa yang berlebih dapat mengakibatkan pH dari plak gigi akan turun dari 6.5
mulut. Sumber makanan yang baik dikonsumsi untuk penguat gigi yakni makanan
2.1.3.1 Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan
penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang
oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek, sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Dewi dan Wawan, 2011).
18
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang cukup didalam
a. Tahu (know)
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur
bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan,
2011).
b. Memahami (comprehension)
secara benar tentang suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak
secara benar tentang objek yang diketahui tersebut (Dewi dan Wawan, 2011).
c. Aplikasi (aplication)
yang telah diketahui tersebut pada situasi yang lain (Dewi dan Wawan, 2011).
d. Analisis (analysis)
dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan
19
seseorang telah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah
e. Sintesis (synthesis)
seseorang untuk merangkum atau meletakan dalam satu hubungan yang logis dari
f.Evaluasi (evaluation)
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan
sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri (Dewi dan
Wawan, 2011).
baik secara lisan maupun tulisan, maka dikatakan seseorang tersebut mengetahui
sebagai berikut :
20
Pengukuran dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan
isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau responden. Dalam mengukur
Ari Kunto (2006) membuat kategori tingkat pengetahuan seseorang menjadi tiga
c. Tingkat pengetahuan kategori Kurang jika nilainya < 55% (Riyanto, 2013).
2.1.4 Sikap
2.1.4.1 Pengertian
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap
suatu stimulasi atau obyek (Notoatmodjo, 2007). Manifestasi sikap itu tidak dapat
langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang
tertutup. Sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap stimulus. Sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan
dahulu dari perilaku yang tertup. Sikap secara nyata menunjukan konotasi adanya
kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Dalam kehidupan sehari - sehari adalah
merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum
merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi merupakan predisposisi tindakan
21
atau prilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi
Menurut Aswar (2011) sikap terdiri dari 3 komponen yang saling menunjang
yaitu:
kognitif berisi kepercayaan yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan
kontroversial.
yaitu :
1. Menerima (receiving)
2. Merespon (responding)
yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena suatu usaha untuk menjawab
pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas pekerjakan itu benar atau
22
3. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
resiko adalah telah dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang
paling tinggi.
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak lansung. Secara
Wawan 2011).
melakukan egreement untuk masing-masing aitem dalam skala yang terdiri dari 5
point (Sangat setuju, Setuju, Ragu-ragu, Tidak setuju, Sangat tidak setuju). Semua
item yang Favorabel kemudian diubah nilainya dalam angka, yaitu untuk sangat
setuju nilainya 5 dan sangat tidak setuju nilainya 1 begitupun sebaliknya (Dewi dan
Wawan 2011).
Dalam penelitian ini, pada variabel sikap menggunakan 2 kategori hasil ukur
yaitu positif dan negatif. Sikap dikategorikan positif jika skor jawaban responden ≥
dari nilai mean dan sikap dikategorikan negatif jika skor jawaban responden < dari
nilai mean. Skor didapatkan dari jumlah jawaban kuisoner responden. Sedangkan
23
nilai mean didapatkan yaitu nilai rata-rata dari skor jawaban seluruh responden
(Charles, 2016).
Menurut teori orang tua yaitu terdiri dari ayah dan ibu. Orang tua memiliki
pendidikan formal maupun non-formal. Peran orang tua itu sendiri dapat
(Samadi, 2014).
Orang tua sudah bisa membawa anak ketempat pelayanan gigi sejalan dengan
mulai tumbuhnya gigi anak antara enam bulan sampai setahun, karena kunjungan ini
berarti bagi orang tua dan anak. Orang tua ayah/ ibu bisa konsultasi mengenai pola
makan anak, cara pembersihan gigi atau apapun yang perlu diketahuinya mengenai
penjagaan gigi anak. Kunjungan pertama yang menyenangkan bagi anak akan
berakibat secara psikologis bahwa perawatan gigi bukanlah sesuatu yang perlu
ditakuti, sehingga kunjungan berikutnya tidak akan ada masalah. Namun apabila ibu
tidak pernah melakukan konsultasi gigi sejak awal, ibu tidak tahu bagaimana merawat
gigi anak dirumah, maka rantai itupun bersambung kearah munculnya gigi berlobang,
Peran dan Pola asuh yaitu bagaimana orang tua dalam mendidik anak mereka
dalam kehidupan sehari. Orang tua berperan penting dalam setiap kegiatan yang
dilakukan oleh seorang anak, pengawasan dari orang tua dapat menentukan tingkah
laku anak dimasa yang akan datang salah satunya dalam pemeliharaan kesehatan gigi
dan mulut. peranan orang tua secara khusus dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut anak adalah keterlibatan orang tua terutama ibu secara aktif dengan segenap
24
pengetahuan, kesadaran, kemampuan dan kemauan dalam pemeliharaan kesehatan
Keberhasilan perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh peran orang tua
dalam melakukan perawatan gigi. Orang tua yang menjadi teladan lebih efisien
dibandingkan anakyang menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari orang tua.
Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam perawatan gigi antara lain
membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada anak yang berusia dibawah 10
tahun, karena anak belum memiliki kemampuan motorik yang baik untuk menggosok
Dalam penelitian ini, pada variabel peran orang tua menggunakan 2 kategori
hasil ukur yaitu baik dan tidak baik. Peran orang tua dikategorikan baik jika skor
jawaban responden ≥ dari nilai mean dan peran orang tua dikategorikan tidak baik jika
skor jawaban responden < dari nilai mean. Skor didapatkan dari jumlah jawaban
kuisoner responden. Sedangkan nilai mean didapatkan yaitu nilai rata-rata dari skor
2.1.6 Perilaku
bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudutpandang biologis semua makhluk hidup mulai
manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
tertawa, bekerja, kuliah, menulis,membaca dan sebagainya. Dari uraian ini dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau
25
aktivitasmanusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati
lezat menimbulkan keinginan makan, cahaya terang menyebabkan mata tertutup, dan
mendengar berita musibah menjadi sedih atau menangis, lulus ujian meluapkan
b. Operant response atau instrumental response, yakni respons yang timbul dan
berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang ini
terhadap uraian tugasnya atau job skripsi) kemudian memperoleh penghargaan dari
atasannya (stimuls baru), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam
Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini maka perilaku dapat dibedakan menjadi
dua.
Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert).
Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi
pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus
tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Oleh sebab itu, disebut
convert behavior atau unobservable behavior, misalnya: seorang ibu hamil tahu
pentingnya periksa kehamilan, seorang pemuda tahu bahwa HIV/AIDS dapat menular
26
melalui hubungan seks, dan sebagainya. Bentuk perilaku tertutup lainnya adalah sikap,
b. Perilaku terbuka (overt behavior) Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk
tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam
bentuk tindakan atau praktik (practive), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat
oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut over behavior, tindakan nyata atau praktik
ke puskesmas untuk di imunisasi, penderita TB paru minum obat secara teratur, dan
lain, termasuk pada kembar identik sekalipun. Perilaku tidak selalu mengikuti urutan
Faktor prdisposing merupakan faktor yan menjadi dasar motivasi atau niat seseorang
keyakinan, nilai dan persepsi, tradisi dan unsur lain yang terdapat dalam diri individu
perilaku atau tindakan. Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau
fasilitas - fasilitas atau sarana - sarana kesehatan. Untuk berprilaku sehat masyarakat
saat semua gigi ana sudah tumbuh, kemudian orang tua melakukan penambalan pada
gigi yang berlobang dan orang tua mengajarkan anak menyikat gigi sedari kecil saat
terjadinya peilaku seseorang yag dikarenakan adanya sikap suami. Orang tua, tokoh
masyarakat atau petugas kesehatan. Misalnya bagaimana peranan orang ua saat anak
menyikat gigi. Menikat gigi yag didampingi oleh orang tua akan memberikan ingatan
Perilaku merupakan proses yang dilakukan berulang kali. Perilaku tidak dapat muncul
perilaku baru, makaorang itu melalui beberapa tahapan. Proses tersebut antara lain
a. Awareness (Kesadaran)
dengan kesadaran ini akan memicu seseorang untuk berfikir lebih lanjut tentang apa
yang ia terima.
b. Interest(Ketertarikan)
suatustimulus.Seseorangpadatahapinisudahmulaimelakukansuatutindakandaristimulu
syangditerimanya.
28
c. Evaluation(Menimbang)
Evaluation merupakan sikap seseorang dalam memikirkan baik buruk stimulus yang
atau kurang berkesan, maka ia akan diamatau acuh. Sebaliknya apabila stimulus yang
d.Trial (Mencoba)
Trial merupakan tahap lanjutan pada seseorang yang telah mampu memikirkan
stimulus yang diperoleh baik atau buruk. Sehingga menimbulkan keinginan untuk
mencoba.
e.Adoption(Mengadopsi)
Perilaku ini akan muncul sesuai dengan kesadaran, pengetahuan, dan sikap yang
Dalam penelitian ini, pada variabel perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut menggunakan 2 kategori hasil ukur yaitu baik dan tidak baik. perilaku
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut menggunakan dikategorikan baik jika skor
jawaban responden ≥ dari nilai mean dan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut menggunakan dikategorikan tidak baik jika skor jawaban responden < dari nilai
mean. Skor didapatkan dari jumlah jawaban kuisoner responden. Sedangkan nilai
29
mean didapatkan yaitu nilai rata-rata dari skor jawaban seluruh responden (Charles,
2016).
Pengetahuan
Pendidikan
Faktor
Predisposisi Kebiasaa
n
Persepsi
Keyakinan
Sikap
Perilaku dalam
Ketersediaan
pemeliharaan
Waktu
kesehatan gigi dan
Faktor Ketersediaan mulut
pemungkin Sarana
Ketersediaan alat
Dukungan tenaga
Faktor kesehatan
penguat
Peran orang tua
30
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 DesainPenelitian
Jenis Penelitian yang akan dilakukan ini adalah analitik dengan menggunakan
desain Cross Sectional dimana variabel independen dan variabel dependen dikumpulkan
dalam waktu bersamaan serta mencari hubungan antara variabel dependen dengan
variabel independen.
Penelitian yang akan dilakukan ini pada murid SDN 01 Barung Barung Balantai
3.3 PopulasidanSampel
1. Populasi
2. Sampel
populasi.
N
n= 2
1+ N (d )
Ket :
N = Besar Populasi
n = Besar Sampel
31
d2 = Presisi yang ditetapkan 0,052= 0,0025
101
n=
1+ 101(0,0025)
101
n=
1,2525
sebagai berikut:
n
n=
1−f
80
n=
1−0,1
Berdasarkan perhitungan di atas maka besar sampel dalam penelitian ini adalah
88 orang.
subjek yang sama atau hampir sama karakteristiknya, kemudian membuat daftar subjek
pada setiap strata, selanjutnya subjek sampel dari tiap subpopulasi random sistematis).
Nhxn
nh=
N
Keterangan :
N : Jumlah populasi
32
n : Jumlah sampel penelitian
31
Kelas IV = x 88 = 27,00 (28 orang)
101
35
Kelas V = x 88 = 30,49 (30 orang)
101
35
Kelas VI = x 88 = 30,49 (30 orang)
101
Sampel dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria inklusi ,yaitu :
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden dengan cara
segera diperiksa oleh peneliti, untuk melihat kelengkapan data yang telah diisi oleh
responden.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh darijumlah populasi yaitu kelas IV –
instrument penelitian.
2. Tentukan sampel yang akan diteliti. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 56 orang.
33
3. Lakukan teknik pengambilan sampel secara proportional random sampling yaitu
4. Setelah sampel yang akan diteliti telah diketahui kemudian peneliti menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian dan meminta persetujuan responden yang ditandatangani
di lembar persetujuan.
responden responden.
Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan proses, data di olah secara
kuisioner yang telah dijawab oleh responden dan diisi oleh peneliti tidak boleh
terdapat kesalahan dalam pengumpulan data, dan kuesioner sudah tidak terdapat
kesalahan.
Memberikan kode pada kuesioner yang telah terkumpul sehingga lebih mudah
Tidak baik :1
Baik :2
b. Pengetahuan
Cukup :1
Kurang :2
Baik :3
34
c. Sikap
Negatif :1
Positif :2
Tidak baik :1
Baik :2
kembali bahwa tidak ada data yang salah ketika data di entri dengan kode yang
telah ditetapkan.
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan suatu alat itu benar mengukur
apa saja yang diukur. Untuk mengetahui validitas suatu instrumen atau kuisoner
dilakukan dengan cara melakukan kolerasi antar skor masing-masing variabel. Dikatakan
valid bila skor variabel tersebut berkolerasi secara signifikan dengan skor totalnya.Teknik
kolerasi yang digunakan Kolerasi Pearson Product Moment. Hasil uji validitas dengan
b. Bila r hitung < dari r tabel Ho gagal ditolak, artinya variabel tidak valid.
35
Sedangkan uji reliabilitas yaitu melihat konsistensi dari pertanyaan yang diajukan.
a. Bila nilai cronbach’s Alpha ≥ 0,60, artinya kuesioner atau angket dikatakan reliabel
atau konsisten.
b. Bila nilai cronbach’s Alpha <0,60, artinya kuesioner atau angket dikatakan tidak
1. Analisis Univariat
dependen.
2. Analisis Bivariat
dependen dengan variabel independent, metode statistik yang digunakan untuk melihat
kemaknaan dan besarnya hubungan antara variabel tadi maka dilakukan uji chi
square( X2).
Nilai p alpha yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,05 dengan demikian
bila hasil menunjukan p value< alpha maka di katakan bahwa kedua variabel tersebut
kriteria:
a. Ha diterima jika p value ≤ 0,05 berarti ada hubungan antara variabel independen
b. Ha ditolak jika p value > 0,05 berarti tidak ada hubungan antara variabel
36
3.10Kerangka Konsep
Pengetahuan
Gambar 3.1
Kerangka Konsep
3.11Hipotesa Penelitian
bersifat praduga yang masih harus dibuktikan kebenarannya, dimana rumusan masalah
Hipotesa atau jawaban sementara dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Ha :
gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai Kecamatan
b. Ada hubungansikap dengan perilaku anak dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai Kecamatan Koto XI
37
c. Ada hubungan peran orang tua dengan perilaku anak dalam pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai
2. Ho :
gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai Kecamatan Koto
b. Tidak adahubungan sikap dengan perilaku anak dalam pemeliharaan kesehatan gigi
dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai Kecamatan Koto XI
c. Tidak adahubungan peran orang tua dengan perilaku anak dalam pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai
3.12Definisi Operasional
Defenisi Skala
No Variabel Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
39
DAFTAR PUSTAKA
Arisman. 2015. Faktor Yang Berhungan Dengan Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Usia
Sekolah. Jurnal Kesehatan Anak : ISSN : 8671 – 8871
Christiana. 2012. Serba Serbi Kesehatan Gigi Dan mulut. Jakarta : EGC
Charles. 2016. Efektivitas dental health education disertai demonstrasi cara menyikat gigi
terhadap tingkat kebersihan gigi dan mulut anak sekolah dasar. Pharmacon, 5(1).
Dewi & Wawan. 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia
Cetakan II. Yogyakarta : Nuha Medika
Dirjen Pelayanan Medik Direktorat Kesehatan Gigi. 2011. Kesehatan Gigi dan Mulut :
Jakarta
Dinkes Sumbar. 2019. Kesehatan Gigi dan Mulut di Provinsi Sumatera Barat. Sumbar :
Dinas Kesehatan
Ghofur. 2012. Buku Pintar Kesehatan Gigi dan Mulut. Yogyakarta : Mitra Buku
Gultom, 2019. Analisis Status Kesehatan Gigi Dan Kebutuhan Perawatan Gigi Pada Murid-
Murid SD Di Kota Bandar Lampung http://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&assdt=0%2c5=
Analisis+Status+Kesehatan+Gigi+Dan+Kebutuhan+Perawatan+Gigi+pada
+Murid+Di+Bandar+ lampung&btnG
Hermawan, 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Usia
Prasekolah Di POS PAUD Perlita Vinolia Kelurahan
Mojolangu.http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/286
Junralis. 2018. Hubungan Peran Orang Tua Dengan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan
Mulut Anak Sekolah. Jurnal Kesehatan Anak. DOI : 8712 - 9981
Kasang. 2016. Gambara Perawatan Gigi Dan Mulut Pada Anak Dalam Kegiatan Bulan
Kesehatan Gigi Nasional Periode Tahun 2016. Diakses pada tanggal 6 September 2021
Lubis & Nugrahaeni, (2018). Sudahkah Anda Menyikat Gigi Dengan Denar. http://kosmo.
vivanew. com/new/read90266- sudahkah -anda-menyikat-gigi-dengan-benar
Malik. 2018. Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigi
pada Siswa di SD Kartika XX-10 Kota Kendari Tahun 2015. Al-Ta'dib, 9(1), 94-119.
Notoadmodjo, soekidjo, 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :Rineka
Cipta.
Taibo & Mulyani. 2016. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta Salemba Medika
Tarigan. 2016. Cara Perawatan Gigi dan Mulut. Jakarta : Salemba Medika
Ramadhani, 2018. Upaya Peningkatan Kesehetan Gigi dan Mulut Melalui Pedekatan Kuratif
Di Sekolah Dasar Negeri Susukan, Kecematan Sumbang Kabupaten Bayumas di akses
pada tanggal 1 Juni 2021.
http://jurnal.lppm.unsoed.ac.id/ojs/index.php/Prosiding/article/view/701
Risnawati. 2016. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kesehatan Gigi dan Mulut. Jurnal
Kesehatan : ISSN : 0912 - 7659
Sintya, A. 2019. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Anak
Usia Sekolah. Jurnal Kesehatan Anak : ISSN : 8872 – 9810
Utami. 2015. Gambaran efektifitas penyuluhan dengan media poster dan phantom gigi
terhadap tingkat pengetahuan tentang cara menyikat gigi yang baik dan benar pada
siswa/i kelas IV SDN 065015 kemenangan tani. Jurnal ilmiah pannmed (pharmacist,
analyst, nurse, nutrition, midwivery, environment, dentist), 11(3), 177-180.
Wazia. 2015. Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Usia Sekolah. Jakarta : EGC
POA PENELITIAN
Faktor – Faktor yang berhubungan dengan perilaku anak dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah
SDN 01 Barung Barung Balantai Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021
BULAN
NO KEGIATAN Agustus September Oktober November Desember
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
1 Pengurusan izin penelitian
2 Pengambilan data awal
3 Pengajuan judul, Draf Proposal
4 ACC judul
5 Konsul proposal (BAB I,II,III)
6 Seminar proposal
7 Penelitian
8 Pengelolahan Data
9 Konsul penelitian BAB IV,V,VI
10 Persiapan ujian penelitian
11 Ujian skripsi
Oktariyani Dasril, M.Kes Wiya Elsa Fitri M.Si Rinda Setri Ayu
Lampiran 2
Kepada Yth,
Saudara .....................
Di
Tempat
Dengan Hormat,
Saya Yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : Rinda Setri Ayu
Nim : 1803112
Alamat : Barung Balantai
Adalah Mahasiswa STIKES SYEDZA SAINTIKA Padang bermaksud mengadakan
Penelitian dengan judul “Faktor – Faktor yang berhubungan dengan kebiasaan anak
dalam perilaku kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung Barung
Balantai Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021”. Penelitian ini tidak akan menimbulkan
akibat yang merugikan bagi Saudara selaku responden. Kerahasiaan semua informasi akan
dijaga dan hanya dipergunakan untuk kepentingan Penelitian.
Apabila Saudara menyetujui, maka dengan ini saya mohon kesediaannya untuk
menandatangani lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan yang diajukan sejujurnya
sesuai yang saudara ketahui.
Demikianlah, atas perhatian dan kesediaan Saudara sebagai responden saya ucapkan
terima kasih.
Setelah membaca dan memahami isi penjelasan pada lembar pertama (Lembar
pada penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa di STIKES SYEDZA SAINTIKA Padang
yang bernama Rinda Setri Ayu (1803112 ) dengan judul penelitian “Faktor – Faktor yang
berhubungan dengan kebiasaan anak dalam perilaku kesehatan gigi dan mulut anak
usia sekolah SDN 01 Barung Barung Balantai Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021”.
Saya memahami bahwa penelitian ini tidak berakibat negatif bagi saya, sehingga jawaban
yang saya berikan adalah benar sesuai dengan kenyataan, pengetahuan dan pengalaman saya
Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden pada penelitian ini dengan sukarela
Responden
Lampiran 4
INFORMED CONSENT
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Dengan ini menyatakan bersedia mengisi/menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam
kuesioner penelitian yang berjudul “Faktor – Faktor yang berhubungan dengan kebiasaan
anak dalam perilaku kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah SDN 01 Barung
Barung Balantai Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021”. Dengan sejujur-jujurnya tanpa
paksaan dari siapapun dengan catatan digunakan hanya untuk kepentingan penelitian dan
dijamin kerahasiannya.
pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya agar dapat dipergunakan sesuai dengan
kepentingan.
( )
Lampiran 5
KUESIONER
PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
No Responden :…………….
Umur :…………….
Jenis Kelamin :…………….
Kelas :…………….
Jawaban
No Pertanyaan
YA TIDAK
1 Apakah adik selalu pergi kedokter gigi setiap 6 bulan sekali
untuk memeriksakan gigi
2 Apakah adik sering mengkonsumsi makanan yang
mengandung gula seperti coklat , permen , minuman bersoda
dll
3 Apakah adik setelah mengkonsumsi makanan yang manis-
manis langsung menggosok gigi atau kumur-kumur
4 Apakah adik menggosok gigi pada pagi hari
6. Pasta gigi yang digunakan pada waktu menyikat gigi sebaiknya mengandung...............
a. Kalsium
b. Fluor
c. Phospor
d. Kalium
Master Tabel
Pengetahuan Sikap Peran Orang Tua
No Nama Umur Jenis Kleamin Kelas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Total % Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total Skor Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
dst
Lampiran 7
Dummy Table :
1. Analisa Univariat
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Perilaku Anak Dalam Perawatan Kesehatan Gigi dan
Mulut di SDN 01 Barung Balantai Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten
Pesisir Selatan Tahun 2011
Perilaku F %
Tidak baik
Baik
Total
2. Pengetahuan Responden Tentang Kesehatan Gigi Dan Mulut
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Dalam Perawatan Kesehatan Gigi dan Mulut
di SDN 01 Barung Balantai Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir
Selatan Tahun 2011
Pengetahuan F %
Kurang
Cukup
Baik
Total
3. Sikap Responden
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Sikap Dalam Perawatan Kesehatan Gigi dan Mulut di SDN
01 Barung Balantai Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan
Tahun 2011
Sikap F %
Negatif
Positif
Total
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Peran Orang Tua Dalam Perawatan Kesehatan Gigi dan
Mulut di SDN 01 Barung Balantai Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten
Pesisir Selatan Tahun 2011
2. Analisa Bivariat
Berikut ini hubungan pengetahuan dengan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan
Tabel 5
Hubungan Pengetahuan dengan Perawatan Kesehatan Gigi dan Mulut Anak
Usia Sekolah di SDN 01 Barung Balantai Kecamatan Koto XI Tarusan
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2011
Pengetahuan Perilaku Jumlah P-Value
Tidak baik Baik
F % f % f %
Kurang
Cukup
Baik
Jumlah
2. Hubungan Sikap dengan dengan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut
pada anak usia sekolah
Berikut ini hubungan sikap dengan dengan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan
Tabel 6
Hubungan Sikap dengan Perawatan Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Usia
Sekolah di SDN 01 Barung Balantai Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten
Pesisir Selatan Tahun 2011
3. Hubungan Peran orang tua dengan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan
Mulut pada anak usia sekolah
Berikut ini hubungan peran orang tua dengan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi
Tabel 7
Hubungan Peran Orang Tua dengan Perawatan Kesehatan Gigi dan Mulut Anak
Usia Sekolah di SDN 01 Barung Balantai Kecamatan Koto XI Tarusan
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2011
Lampiran 8
Lampiran Dokumentasi Survey Awal
34
35
36