DI SD INPRES BONTOBILA
PO.71.4.261.20.1.018
TAHUN 2023
PROPOSAL SKRIPSI
DI SD INPRES BONTOBILA
PO.71.4.261.20.1.018
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan limpahan rahmat dan
dapat terselesaikan. Proposal skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
penyusunan proposal skripsi ini penulis menyadari bahwa proposal ini tidak akan
mampu tersusun dengan baik dan tidak akan mampu melewati segala rintangan
dan hambatan tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati saya ingin berterima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT. yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunia yang luar
2. Bapak Dr. Drs. Rusli, Apt., Sp.FRS. Selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Makassar.
pembimbing kedua penulis yang telah memberikan saran, pendapat dan arahan
yang sangat bermanfaat serta membimbing penulis selama proses penyusunan
4. Terima kasih kepada drg. Hj. Asridiana, M.Mkes. Selaku Ketua Program Studi
7. Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua tercinta dan
tersayang ayahanda Syamsuddin Dolo, A.Md dan ibunda Rosdiana Basri yang
dorongan, saran dan kasih sayang tanpa batas serta doa yang tulus sehingga
8. Kepada kakakku Hiqmah Nur Layla Syam, Muhammad Zulfhan Syam, Rudi
Hartono, Nur Hikma yang memberikan kepercayaan besar, kasih sayang dan
9. Kepada segenap keluarga yang telah berdoa dan memberikan semangat serta
10. Kepada teman-teman seperjuangan Lala Deka, Intan Nasri, Muftih Khaera
11. Nurafina Sari, Nadimah Basir, Natasya Nanda Pratiwi, Resky Liyani Syam,
Miftahul Jannah, almh. Amanda Suci Salsabila, Jilan Tsamara, Indra Indang,
Kakak St. Marwa, Prada Muh. Hairun Iqsan, Muh. Rusmin Razak, dan
semangat.
12. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga
segala bantuan dan dukungan dari berbagai pihak dapat menjadi amal ibadah
dan semoga Allah SWT. membalas segala kebaikan yang telah kalian
berikan.
skripsi ini dapat bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun para pembacanya.
HALAMAN JUDUL......................................................................................................
HALAMAN SAMPUL.................................................................................................
KATA PENGANTARiii
DAFTAR ISIvi
DAFTAR TABELviii
DAFTAR GAMBARix
BAB I PENDAHULUAN1
A. Latar Belakang1
B. Rumusan Masalah5
C. Tujuan Penelitian5
D. Ruang Lingkup5
E. Manfaat Penelitian6
F. Keaslian Penelitian7
A. Uraian Teori11
4. Klasifikasi Karies14
5. Indeks Karies15
C. Kerangka Konsep22
D. Hipotesis23
D. Variabel Penelitian25
E. Defenisi Operasional25
G. Uji Validitas26
J. Prosedur Penelitian28
K. Manajemen Data29
L. Etika Penelitian29
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut..definisi..dari..Organisasi..Kesehatan..Dunia..(WHO), kesehatan
adalah..suatu..kondisi..kesejahteraan..yang..mencakup..aspek...fisik,….mental,
dan..sosial. yang..memungkinkan..setiap..individu…hidup…secara..produktif,
termasuk..memiliki..pekerjaan..atau…berkontribusi..secara…ekonomi..Sesuai
sebagai keadaan yang sehat dalam segi fisik, mental, spiritual, dan sosial, yang
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan tubuh
yang tidak dapat dipisahkan, karena berpengaruh pada kesehatan tubuh secara
penyakit gigi dan mulut disebabkan oleh kesehatan mulut secara keseluruhan.
kesehatan dan kebersihan gigi dan mulut yang sudah menjadi kebiasaan dan
Penyakit gigi dan mulut yang sering terjadi hingga saat ini dalam
Organization (WHO), sekitar 60% hingga 90% anak sekolah dan 100% orang
dewasa di seluruh dunia mengalami kerusakan gigi atau karies gigi (Editha
terutama pada anak-anak usia sekolah dasar. Anak yang mengalami karies
menjalani kebiasaan menyikat gigi, yang bisa berdampak pada kesehatan gigi
anak. Merawat gigi dan mulut dengan optimal, terutama pada anak-anak,
memainkan peran kunci dalam menentukan kesehatan gigi dan mulut mereka
Pada kelompok usia 3-5 tahun, insiden gigi berlubang mencapai 81,1%. Ini
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, masalah gigi yang paling
Angka tertinggi terjadi pada kelompok usia 4-9 tahun, yaitu sebesar 7,3%
(Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2014). Prevalensi gigi
berlubang pada anak usia dini mencapai tingkat yang sangat tinggi, yakni
93%. Ini berarti hanya sekitar 7% anak Indonesia yang tidak mengalami
karies gigi, angka tersebut masih jauh dari target Badan Organisasi Dunia
yang menargetkan 93% anak usia 5-6 tahun bebas dari karies gigi
tumpang tindih, maka karies gigi dapat terjadi. Selain itu, karies gigi juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor tidak langsung yang dikenal sebagai faktor luar
yang melibatkan 417 siswa, masalah utama yang diidentifikasi adalah karies
SDN Sambiroto 02 Semarang. Sebanyak 162 siswa, atau 45% dari total
populasi, diketahui mengalami karies gigi susu, dan 40% dari seluruh siswa
memiliki tingkat kebersihan gigi yang rendah. Selain data hasil pemeriksaan,
doger, kue samir, martabak, coklat, gulali, siomay, es jus, dan makanan ringan
lainnya yang tinggi akan sukrosa. Lebih lanjut, siswa SDN Sambiroto 02
belum menerapkan kebiasaan menyikat gigi secara baik dan benar sesuai
mata, telinga, kulit, mulut, gigi, dan lain-lain (Khusnul Khotimah, Ns. Suhadi,
2013).
lumer di mulut, antara lain coklat, kue kering, dan permen yang dapat
menggosok gigi pada pagi dan malam hari bersamaan dengan mandi (Khusnul
mulut anak berusia 10-12 tahun sebagian besar buruk, dengan sebagian besar
mengalami karies, dan rata-rata karies mencapai dentin hingga sisa akar.
manis yang menempel dan sejumlah siswa terlihat malas menyikat gigi.
awal masalah kesehatan gigi dan mulut anak. Kondisi ini merupakan salah
B. Rumusan Masalah
Bontobila?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. Tujuan Umum:
2. Tujuan Khusus:
Selatan.
D. Ruang Lingkup
preventif, dan kuratif yang bersifat terbatas. Dalam penelitian ini, fokus ruang
lingkup terbatas pada upaya promotif dan preventif. Penelitian ini hanya akan
menjadi penyebab timbulnya karies gigi pada anak sekolah dasar di SD Inpres
Bontobila.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
pengalaman penelitian yang luar biasa, yang dapat menjadi landasan bagi
2. Manfaat Teoritis
a. Bagi Penulis
Bontobila.
F. Keaslian Penelitian
Nama
No. Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti
yang signifikan.
2. Sikap berperan
menyebabkan
karies gigi.
3. Tindakan atau
praktik, dengan
memiliki kebiasaan
makan coklat,
permen, atau
biskuit, menjadi
faktor penyebab
karies gigi.
4. lingkungan di
sekitar, sebanyak
62%, juga
memengaruhi
terjadinya karies
sekolah.
5. Pelayanan
kesehatan memiliki
andil sebanyak
68%, dimana
sebagian besar
mendapatkan
pelayanan
kesehatan gigi.
6. Fakor keturunan,
dengan sebanyak
65% responden
menyatakan bahwa
dan anak
cenderung
berlubang, menjadi
penyebab
terjadinya karies
sekolah.
responden atau
87,1%. Sebagian
besar responden,
yaitu 58 responden
menggosok gigi
50,0% responden
sering
mengonsumsi
makanan
kariogenik. Lebih
dari setengah
responden, yaitu 50
responden atau
71,4% mengalami
analisis statistik,
disimpulkan bahwa
dengan nilai
p=0,053. Terdapat
hubungan antara
dengan nilai
p=0,021. Namun,
antara status
ekonomi dan
dengan nilai
p=0,708. Terdapat
hubungan antara
kebiasaan
menggosok gigi
terdapat hubungan
antara konsumsi
makanan
kariogenik dan
dengan nilai
p=0,017.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Teori
gigi dan dapat meluas ke arah pulpa. Kondisi ini dapat muncul pada setiap
anak-anak maupun orang dewasa, baik pada gigi sulung maupun gigi
permanen. Hal tersebut adalah infeksi yang merusak struktur gigi sehingga
gangguan tidur, kehilangan gigi, infeksi, berbagai kasus serius, dan bahkan
keras mahkota dan akar gigi. Prevalensi karies gigi masih tinggi di
seluruh dunia sehingga menjadi isu kesehatan gigi dan mulut yang
pada permukaan gigi merupakan tanda dan gejala yang umum terjadi
pada individu dengan gigi yang mengalami karies. Selanjutnya, pada gigi
hitam. Kemudian, pada gigi tersebut nanti akan timbul lubang kecil, yang
seringkali berwarna coklat atau hitam. Lubang kecil pada gigi tidak akan
dirasakan. Lubang kecil pada gigi tidak akan menimbulkan rasa sakit,
gigi, rasa sakit berdenyut akan muncul. Ketika stimulus seperti panas,
dingin, manis dan asam menyentuh gigi yang karies, gigi akan menjadi
gigi yang semakin meningkat. Saat karies gigi berkembang, ada risiko
di dalam gigi yang berisikan pembuluh darah dan jaringan saraf. Proses
peradangan dimulai saat karies gigi menembus dan mencapai ruang pulpa
gigi. Sensasi nyeri berdenyut yang terus menerus pada gigi menjadi ciri
efek samping paling umum dari serangan bakteri pada tulang penyangga
gigi akibat karies gigi, dengan catatan bahwa akar gigi masih bisa
Karies Superfisialis : karies pada tahap ini baru mencapai email gigi
Karies Media : karies pada tahap ini sudah mencapai dentin, tetapi
Karies Profunda : karies pada tahap ini sudah mencapai lebih dari
c. Karies Profunda Stadium III : pulpa gigi telah terbuka, dan berbagai
1) Kelas I :
a. Karies yang muncul pada bidang oklusal gigi prenolar dan molar
2) Kelas II :
Karies yang terjadi pada bagian aproksimal bagi bagian mesial atau
distal
Karies pada bagian aproksimal gigi anterior (insisif dan kaninus), baik
4) Kelas VI :
5) Kelas V :
Karies yang terdapat pada sepertiga servikal dari semua gigi, yang
terdiri
seperti :
2) Angka M = hilang atau missing :.gigi dicabut akibat karies gigi atau
sisa akar.
terisi.
dibagi
a) Tingkat keparahan sangat rendah dengan skor DMF-T 0,0 hingga 1.0
c) Tingkat keparahan sedang ketika nilai DMF-T antara 2,7 dan 4,4
d) Tingkat keparahan tinggi ketika nilai DMF-T antara 4,5 dan 6,6
b) Gigi erupsi
Erupsi gigi, baik erupsi dini (erupsi klinis), erupsi sebagian, atau
jumlah gigi.
1) Karies (d) : semua gigi sulung karies, karies sekunder pada tambalan,
dicabut karena karies atau sisa akar yang mengandung karies tidak
erupsi, gigi hilang bawaan, gigi supernumerary, dan gigi yang direstorasi
gigi pada usia kurang dari 12 tahun dibagi menjadi lima kategori, yaitu :
a. Tingkat keparahan sangat rendah : dengan nilai def-t berkisar antara 0,0
hingga 1,0.
b. Tingkat keparahan rendah : dengan nilai def-t berkisar antara 1,2 - 2,6.
c. Tingkat keparahan sedang : dengan nilai def-t berkisar antara 2,7 - 4,4.
d. Tingkat keparahan tinggi : dengan nilai def-t berkisar antara 4,5 - 6,5.
e. Tingkat keparahan sangat tinggi : dengan nilai def-t lebih dari 6,6.
6. Upaya Pencegahan Karies Gigi
dokter gigi harus tetap dilakukan setiap enam bulan sekali. Hal ini
terbentuk pada gigi agar dapat ditangani segera sebelum lubang tidak
semakin lebar..
standar. Cara menyikat gigi yang benar adalah dengan menyikat gigi
depan atas (gigi seri) ke bawah, gigi depan bawah ke atas, dan gigi
waktu yang lebih lama karena sisa makanan dapat menempel pada gigi.
merupakan salah satu bahan pembentuk email gigi. Adanya zat ini dapat
gigi berlubang.
Ada beberapa faktor yang berperan dalam timbulnya karies gigi, terdiri
dari tiga faktor internal utama, yaitu gigi, saliva, dan mikroorganisme, serta
substrat dan waktu yang berperan sebagai faktor tambahan. Keempat faktor
ini diilustrasikan sebagai lingkaran, dan jika terjadi tumpang tindih di antara
keempatnya, karies gigi dapat terjadi. Selain itu, karies gigi juga dipengaruhi
oleh faktor-faktor tidak langsung yang dikenal sebagai faktor luar atau
1. Faktor Perilaku
stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya (Siti, 2018).
perkembangan karies gigi. Pengetahuan lahir dari rasa ingin tahu dan
gigi dan mulut dapat berdampak pada perkembangan karies gigi. Sikap
telah dipelajari sebagai hasil teori yang diterima, dengan tujuan untuk
2. Faktor lingkungan
Lingkungan mencakup semua elemen, baik yang bersifat fisik,
3. Faktor keturunan
kepada anak, atau segala potensi fisik dan psikis yang dimiliki individu
sejak saat konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma), sebagai warisan dari
Dengan merujuk pada teori yang telah dibahas dalam tinjauan pustaka,
berikut :
Ket :
: Yang diteliti
D. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah bahwa terdapat korelasi antara faktor
eksternal dan munculnya karies gigi pada murid sekolah dasar di SD Inpres
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik, dengan
1. Populasi
Sulawesi Selatan.
2. Sampel
C. Teknik Sampling
mengambil seluruh populasi sebagai sampel data yang akan diukur atau
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Inpres Bontobila, Kecamatan Bajeng,
2. Waktu Penelitian
E. Variabel Penelitian
Variabel yang menjadi fokus penelitian ini adalah karies gigi sebagai
variabel dependen.
F. Defenisi Operasional
1. Faktor eksternal merujuk pada elemen yang berasal dari luar tubuh
individu.
T dan def-t.
3. Pengetahuan adalah hasil dari rasa ingin tahu dan muncul setelah individu
5. Praktik atau tindakan merupakan implementasi nyata dari apa yang telah
dipelajari sebagai konsekuensi dari teori yang diterima, guna
seperti sumber air minum dan jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
seperti
susunan gigi yang tidak rata karena adanya kombinasi rahang yang sempit
dan gigi yang besar. Jika orangtua mengalami karies gigi, kemungkinan
seperti puskesmas dan Pelayanan kesehatan gigi di poli gigi, dan sejauh
masyarakat.
1. Alat penelitian
a. Alat diagnostik
b. Nier bekken
c. Gelas plastik
e. Lembar observasi
f. Lembar kuesioner
2. Bahan Penelitian
c. Masker
d. Handscoon
mengisinya.
memberikan
entang isinya.
dijawab.
observasi.
h. Kuisioner dan lembar observasi yang telah diisi lengkap kemudian diolah
J. Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian:
1. Tahap Persiapan
Bontobila.
2. Tahap Pelaksanaan
data.
3. Tahap Akhir
K. Manajemen Data
Gigi pada siswa sekolah dasar di SD Inpres Bontobila, data yang diperoleh
L. Etika Penelitian
diperhatikan meliputi:
2. Anonimitas
menyajikan data.
3. Kerahasiaan
dilaporkan sebagai hasil penelitian. Prinsip etika ini menjadi dasar dalam
penelitian
.
DAFTAR PUSTAKA
Ayu wahyuni. (2019). Gambaran Karies Gigi Molar Pertama Permanen Siswa
Kelas Iv Dan V Di Sdn 23 Dangin Puri Kaja Denpasar Utara Tahun 2019.
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/id/eprint/1837
denpasar.
keluarga dengan resiko karies gigi usia 6-12 tahun. Jurnal Kedokteran
Ghofur, A. (2012). Buku Pintar Kesehatan Gigi dan Mulut. Yogyakarta: Mitra
Buku.
Banyumas.. repository.ump.ac.id
Volume II..
XIX(1).
Ponorogo, 10 October.