FIFI ARYANTI
NIM 2017720080
2021
PROPOSAL PENELITIAN
FIFI ARYANTI
NIM 2017720080
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
pada Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan
2021
HALAMAN PERSETUJUAN
Pembimbing
Mengetahui,
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. beserta junjungan kita Nabi Muhammad SAW karena
atas berkat dan rahmat-Nya telah memberikan kesehatan dan kekuatan sehingga penulis
dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan judul Faktor – Faktor Yang Berhubungan
Dalam pelaksanaan proses pembuatan proposal penelitian ini tentu tidak dapat lepas dari
dukungan berbagai pihak terkait, oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini juga penulis
2. Ns. Neneng Kurwiyah, MNS selaku Ketua Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu
meluangkan waktu, tenaga serta pikiran untuk memberikan bimbingan dan dukungan
serta motivasi yang besar sehingga proposal penelitian ini dapat terselesaikan dengan
baik.
4. R M Rizky Wirabrata, M.Pd selaku pembimbing Bahasa Inggris yang dengan sepenuh
hati meluangkan waktu serta pikiran untuk memberikan bimbingan dalam pembuatan
5. Orang tua tercinta ayah dan bunda yang tiada hentinya mendoakan serta memberikan
motivasi baik berupa materi dan moral dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.
ii
6. Adik – adikku tersayang (Nova, Raja dan Sulthan) yang telah membantu serta
penelitian ini,
8. Sahabat- sahabat sekosan (Anggi, Anna, Annisa, Chalimatus, Devi, Eva, Riska, Ulfah,
Prihati), Sahabat Ocong (Anna, Chalimatus, Irsham, Muga), Sahabat MMG (Ani,
Ellza, Imas, Mega) yang tiada hentinya memberi dukungan semangat, mendengarkan
keluh kesah, memberi masukan serta membantu dalam menyusun proposal penelitian
ini.
9. Teman – teman kelas 8B serta teman teman satu pembimbing (tidak bisa disebutkan
satu persatu namanya) yang sama – sama mensupport dalam menyelesaikan proposal
penelitian ini.
10. Serta seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu namanya terimakasi atas
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal penelitian ini masih banyak
kekurangan dan keterbatasan, untuk itu saran dan kritik dari manapun yang sifatnya
membangun untuk lebih baik lagi sangat penulis harapkan. Semoga bantuan dan
bimbingan yang telah diberikan kepada penulis mendapat pahala yang setimpal dari Allah
SWT. Besar harapan penulis semoga penelitian ini dapat memberi manfaat bagi
pembacanya, Aamiin.
iii
Penulis
DAFTRA ISI
LEMBAR JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................. i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL...................................................................................................... vi
DAFTAR SKEMA..................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B. Masalah Penelitian.............................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian................................................................................................ 5
1. Tujuan Umum............................................................................................... 5
2. Tujuan Khusus.............................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian.............................................................................................. 6
1. Mahasiswa .................................................................................................... 6
2. Penelitian Keperawatan ................................................................................ 7
3. Pendidikan .................................................................................................... 7
iv
5. Pengertian Visus Mata .................................................................................17
6. Tajam Penglihatan Binokular Tunggal ........................................................19
7. Pemeriksaan Visus Satu Mata ......................................................................20
8. Klasifikasi Nilai Visus Mata ........................................................................21
9. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Nilai Visus Mata ..............................22
D. Kerangka Teori ..................................................................................................25
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR SKEMA
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi pandemi Covid-19 telah merubah berbagai aspek kehidupan manusi tanpa
muka sekolah maupun perguruan tinggi sebagai salah satu upaya memutus mata
Pandemi Covid adalah sebuah wabah yang menyebar ke berbagai dunia. Covid-19
(SARS-CoV-2) muncul pertama kali di Wuhan China pada 31 Desember 2021. Badan
Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan Covid-19 sebagai pandemi pada tanggal
11 Maret 2020. Wabah Penyakit ini disebabkan oleh virus single stranded RNA yang
pernafasan ringan, infeksi paru berat, bahkan kematian. Virus ini dapat di tularkan
melalui droplate (precikan ludah). Covid-19 menular sangat cepat dan telah menyebar
hampir ke semua negara termasuk Indonesia hanya dalam hitungan beberapa bulan.
Berdasarkan data WHO diperoleh bahwa Covid-19 sudah menjadi pandemic global
tercatat 116.521.281 kasus di 223 negara dengan korban meninggal 2.589.548 orang
(Update : 8-3-2021). Di Indonesia sendiri virus Covid-19 sudah mewabah sejak awal
1
2
Maret 2020 hingga saat ini kasusnya mencapai 1.386.556 positif, 1.203.381 sembuh
PSBB (pembatasan sosial berskala besar) sebagai salah satu strategi (Herliandry et
al. 2020). Aturan PSBB tercatat dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun
tertentu dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi covid-19. Pembatasan terebut
meliputi peliburan sekolah, kuliah dan tempat kerja, pembatasan kegiatan keagamaan,
tentang pencegahan corona virus disease (Covid-19) pada satuan pendidikan dan
risiko penularan lnfeksi Covid-19. Akibatnya semua kegiatan dilakukan secara daring
yang lama. Selain keperluan kuliah online mahasiswa kerap menggunakan gawai
untuk mengakes media sosila, bermain game, menonton vidio selama berjam-jam
3
setiap harinya. Menatap layar gawai selama berjam-jam dapat berdampak buruk bagi
kesehatan terutama kesehatan pada mata. Akibatnya mata menjadi lelah dan kering
karena paparan sinar biru terlalu lama. Mata merupakan organ penglihatan manusia,
(Norlita, Isnaniar, and Hasanah 2020). Pada saat terjadi gangguan pada komponen
mata maka akan terjadi penurunan tajam penglihatan (Novema 2019). Nilai Visus atau
biasa disebut ketajaman penglihatan yang berpusar pada penglihatan jelas hingga
tampak kabur.
Peurunan tajam penglihatan merupakan gejala yang paling umum dikeluhkan oleh
mengalami gangguan penglihatan di seluruh dunia pada tahun 2010 adalah 285 juta
orang atau 4,24% populasi, sebesar 0,58% atau 39 juta orang menderita kebutaan dan
3,65% atau 246 juta orang mengalami low vision. Sebanyak 65% orang dengan
gangguan penglihatan dan 82% dari penyandang kebutaan berusia 50 tahun atau lebih
kaca mata pada usia lebih dari 6 tahun di Indonesia adalah sebesar 4,6% dengan
Menurut hasil penelitian (Muallima et al. 2019) didapatkan bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara penggunaan gadget (durasi, frekuensi, dan jarak) dengan
peurunan tajam penglihatan siswa – siswi SMP Unismuh Makassar, selain itu hasil uji
analisis didapatkan bahwa penggunaan gadget merupakan salah satu faktor terjadinya
Dalam Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Hall, John E ; Guyton 2014) disebutkan
apabila seseorang melihat objek dekat, terlebih dengan kontras yang buruk, mata akan
terjadi terus menerus maka mata akan tetap berakomodasi (memipihkan kecembungan
lensa mata) maksimal dalam waktu yang lama agar tetap dapat melihat objek dengan
jelas. Hal tersebut memicu kelelahan otot akomodasi mata yang kemudian
Hasil survei terhadap 10 orang mahasiswa Semester 6 FIK UMJ menunjukan 90%
orang menggunakan gawai lebih dari 6 jam selama pandemi, dan 70% di antaranya
menggunakan gawai berjarak dari mata <30cm, 60% menggunakan gawai dengan
kontras pencahayaan yang tinggi dan 40% diantaranya sudah mengalami gangguan
pada mata seperti rabun dekat, rabun jauh dan silinder. Sebanyak 80% mahasiswa
mengatakan sering merasakan mata berair dan gatal karena berlama – lama didepan
gawai. 100% mahasiswa merasakan matanya mudah lelah karena berlama – lama
didepan gawai. Berdasarkan fenomena tersebut peneliti tertarik akan meneliti faktor-
faktor (durasi lamanya penggunaan gawai, intensitas kontras cahaya terlalu tinggi
pada layar gawai, jarak antara gawai dengan mata, dan posisi saat menggunakan
Covid-19 pada mahasiswa semester 6 FIK UMJ yang menggunakan gawai selama
masa pandemi.
5
B. Masalah Penelitian
Penggunaan gawai sangat berpengaruh terhadap kesehatan mata apalagi pada situasi
pandemi saat ini dimana semua aktifitas perkuliahan dilakukan di rumah hal ini
mengharuskan mahasiswa menatap layar gawai dalam waktu yang lama. Hasil survei
menunjukan keluhan atau prilaku terjadinya gangguan visus yaitu: 90% menggunakan
lebih dari 6 jam, 70% jarak dari mata < 30cm, 60% kontras pencahayaan 40, 80%
sering merasakan mata berair dan gatal, 100% mahasiswa merasakan matanya mudah
lelah. Dengan demikian apakah faktor – faktor yang berhubungan dengan penurunan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
penggunaan gawai, kontras pencahayaan terlalu tinggi pada gawai, jarak antara
gawai dengan mata, posisi saat menggunakan gawai) yang berhubungan dengan
2. Tujuan Khusus
pandemi Covid-19.
intensitas kontras cahaya pada gawai, jarak antara gawai dengan mata, posisi
6
Covid- 19.
Covid- 19.
D. Manfaat Penelitian
1. Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa di FIK UMJ agar
dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai faktor – faktor yang dapat
/
7
2. Penelitian Keperawatan
Sebagai informasi dasar dan bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya dan
sebagai bahan pertimbangan untuk dapat mengembangkan lebih luas serta dapat
3. Pendidikan
menentukan metode dan media pembelajaran yang tepat untuk mengurangi faktor
LANDASAN TEORI
A. Pandemi Covid-19
hampir ke seluruh negara atau pun benua dan biasanya mengenai banyak orang.
(Nurhasanah 2020).
Pandemi covid-19 adalah wabah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
gejala berupa gangguan pernafasan ringan, infeksi paru berat, bahkan kematian.
Virus ini dapat di tularkan melalui droplate (precikan ludah). Covid-19 menular
sangat cepat dan telah menyebar hampir ke semua negara termasuk Indonesia
kejadian penyakit menular diatas normal, terjadi secara tiba-tiba pada populasi
suatu area geografis tertentu. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja dan sudah
terjadi dimana-mana. Penyakit ini menular melalui percikan cairan yang berasal
dari saluran pernapasan dan mulut, seperti buliran yang keluar saat batuk atau
8
9
bersin. Covid 19 berasal dari Wuhan China, dan penyakit tersebut sekarang sudah
Karakter virus Corona berbeda dengan wabah penyakit lainnya seperti kolera, pes,
influenza, flu burung, dan lain-lain. COVID-19 ini sangat meresahkan manusia.
Jika seseorang sudah terjangkit virus ini, bukan hanya orang yang terinfeksi
covid19 yang diisolasi oleh pemerintah, tetapi seluruh keluarga serumah bahkan
warga masyarakat akan turut diisolasi, baik warga yang sakit maupun warga yang
sehat. Orang yang terinfeksi di isolasi di rumah sakit, sementara yang sehat, akan
ketidak pastian baru. Pandemi Covid-19 merubah semua tatanan manusia sehingga
kita perlu mengenali, mengatasi, dan mencegahnya agar ketidakpastian ini segera
termasuk di dalamnya Surat Keputusan (SK), dan Surat yang berasal dari
pemerintah. Sedangkan kebijakan yang tidak tertulis seperti ajakan tidak tertulis
yang berasal dari pemerintah, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh budaya, tokoh
agama, yang berisi larangan dan himbauan terkait dengan pencegahan dan
Pelaksanaan Kerja dari Rumah/Work From Home (WFH) bagi Aparatur Sipil
Satuan Pendidikan
Dampak virus Corona sangat besar, masif dan bersifat global. Covid-19 tidak
kebijakan pemerintah yang tepat untuk mencegah dan mengatasi virus Corona.
mengatasi dampak sosial, psikologis, dan ekonomi yang ditimbulkan oleh virus
Corona.
11
berdampak pada berbagai aspek diseluruh dunia salah satunya pendidikan bagi
semua elemen pendidikan yaitu peserta didik, guru, dosen, hingga orang tua.
Pada masa pandemi waktu, lokasi dan jarak menjadi permasalahan besar.
Sehingga pembelajaran jarak jauh menjadi solusi untuk mengatasi kesulitan dalam
melakukan inovasi dan adaptasi terkait pemanfaatan teknologi yang tersedia untuk
informasi dan komunikasi pada masa pandemi sekarang ini memiliki pengaruh
secara daring bertujuan untuk memberikan layanan yang baik dan bermutu dalam
pembelajaran melalui jaringan yang bersifat terbuka untuk menjangkau orang yang
lebih banyak dan luas, sehingga pembelajaran jarak jauh menjadi solusi untuk
langsung.
12
B. Gawai
1. Pengertian Gawai
Gawai adalah alat komunikasi yang diciptakan di jaman yang sudah maju,
berukuran sangat kecil sehingga mudah di bawa kemana – mana, alat ini bertujuan
untuk membuat segala sesuatu menjadi lebih praktis sebagai bukti adanya
2. Fungsi Gawai
Fungsi dari gawai sendiri adalah alat komunikasi. Dengan menggunakan gawai
setiap orang lebih mudah untuk melakukan komunikasi. Selain itu menggunakan
gawai orang akan mudah mengakses internet, sehingga akan memungkinkan orang
Fungsi lainnya adalah sebagai media hiburan. Gawai dibuat secara khusus untuk
dan menonton video saat ini gawai sudah menjadi gaya hidup.
Selain itu gawai juga bisa digunakan untuk menambah wawasan. Melalui gawai
para penggunanya bisa lebih mudah untuk mengakses berbagai hal. Hal itulah
mempunyai fungsi yang baik, gawai juga bisa menimbulkan dampak yang tidak
baik pula. Sehingga sebagai pengguna gawai anda harus paham mengenai dampak
Layar gawai mengeluarkan cahaya yang biasa disebut blue light yang berbayaha
bagi mata Resiko terjadi suatu masalah seperti computer vision syndrome, sebuah
gejala yang timbul karena mata terlalu fokus pada layar sehingga menimbulkan
perasaan tidak nyaman jika dilakukan dalam waktu yang terlalu lama.
C. Konsep Mata
Mata merupakan organ indra rumit, mata disusun dari bercak sensitif cahaya primitif.
Mata mempunyai lapisan reseptor, dan merupakan suatu sistem syaraf. Secara
struktural bola mata seperti sebuah kamera, tetapi mekanisme persyarafan yang ada
tidak dapat dibandingkan dengan apapun. Susunan saraf pusat dihubungkan melalui
suatu berkas serat saraf yang disebut saraf optik. (Evelyn, 2013)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan mata adalah ogan penglihatan yang
a. Kornea
Kornea adalah bagian depan yang transparan dan bersambung dengan sklera
yang putih dan tidak tembus cahaya. Kornea terdiri atas beberapa lapisan.
c. Iris
Iris adalah tirai berwana di depan lensa yang bersambung dengan selaput
koroid. Iris berisi dua kelompok serabut otot tak sadar atau otot polos-
kelompok yang satu mengecilkan ukuran pupil, sementara kelompok yang lain
d. Pupil
Pupil, bintik tengah yang berwarna hitam, yang merupakan celah dalam iris,
e. Bilik posterior
Bilik Posterior (kamera okuli posterior) terletak di antara iris dan lensa. Baik
f. Akueus humor
Cairin ini berasal dari korpus siliare dan diserap kembali ke dalam aliran darah
pada sudut antara iris dan kornea melalui vena halus yang di kenal sebagai
saluran schlemm.
g. Lensa
yang terdiri atas beberapa lapisan. Lensa terletak persis di belakang iris.
maupun di belakang lensa itu, yang berfungsi mengaitkan lensa itu pada
h. Retina
Retina adalah lapisan saraf pada mata yang terdiri atas sejumlah lapisan
i. Vitereus humor
Darah sebelah belakang biji mata, mulai dari lensa hingga retina diisi cairan
j. Saraf Optik
Saraf optik adalah saraf penglihatan yang meneruskan rangsangan listrik dari
2. Perinsip Optik
Sinar dialihkan (direfraksikan) bila ia berjalan dari satu medium ke medium lain
dari densitas (kepadatan berbeda) kecuali bila sinar megenai tegak lurus. Sinar
lensa. Fokus utama pada garis yang berjalan melalui pusat ke lengkungan lensa
16
sumbu utama, jarak antara lensa dan fokus utama merupakan jarak fokus utama.
3. Pembiasan Cahaya
a. Lensa Konveks
Berkas cahaya melalui bagian tengah menembus lensa tepat tegak lurus
b. Lensa Konkaf
mengenai bagian paling tengah dari lensa membentuk permukaan yang benar –
benar tegak lurus terhadap berkas dan tidak dibiasakan (Syaifuddin, 2017).
c. Lensa Silindris
Membelokan cahaya hanya pada satu bidang sebanding dengan lensa series.
Lensa silindris membelokkan cahaya yang datang dari kedua sisi lnsa tetapi
tidak dari atas kebawah. Pembelokan terjadi pada satu bidang ke bidang yang
Dua lensa silindris konveks yang terletak saling tegak lurus. Lensa silindris
yang vertikal memusatkan cahaya yang datang melalui kedua sisinya dan lensa
17
horizontal memusatkan cahaya yang datag melalui sisi atas dan sisi bawah
(Syaifuddin, 2017).
bentuknya lebih pipih, keadaan ini akan memperpanjang jarak fokus. Bila benda
dekat dengan mata maka otot berkontraksi agar bola mata lebih pipih supaya
Akomodasi juga merubah ukuran pupil. Kontraksi iris akan membuat pupil
mengecil dan dilatasi iris akan membuat pupil melebar. Pupil memiliki dua fungsi
(Syaifuddin, 2017) :
a. Jika sinar terlalu banyak maka pupil menyempit agar sinar tidak seluruhnya
masuk ke dalam mata karena menyilaukan mata. Bila keadaan gelap pupil
melebar mengharapkan banyak sinar dapat ditangkap. Hal ini disebut reflek
cahaya.
b. Respon dalam melihat benda. Jika mata melihat jauh kemudian melihat dekat
penglihatan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan pemeriksaan visus adalah pemerikaan yang
umum dilakukan untuk menilai adanya gangguan refraksi pada mata, pemeriksaan
ini bertujuan melihat kemampuan mata dalam membedakan bentuk detail suatu
menggunakan kartu snellen chart bila kurang maka dapat di ukur dengan melihat
yaitu :
tajam penglihatan
huruf – huruf berbagai ukuran pada jarak baku. Hasilnya dinyatakan dengan angka
pecahan seperti 6/6 untuk penglihatan normal. Pada keadaan ini mata dapat
Tajam penglihatan normal rata – rata bervariasai antara 6/4 hingga 6/6. Tajam
berbagai uji warna, waktu papar, dan kelainan refraksi mata dapat merubah tajam
penglihatan.
Penglihatan tepi yang dilaksanakan terutama oleh sel batang yang menempati
adanya benda, gerak, atau warna objek diluar garis langsung penglihatan.
Kemapuan melihat dengan dua mata serentak untuk memfokuskan sebuah benda
dan terjadiya fusi dari kedua bayangan yang menjadi betuk di dalam ruang.
Diharapkan dengan ini melihat dengan kedua mata serentak tanpa keluhan
yang dilihat, yang disebabkan adanya disparitas ringan antara kedua mata.
Penglihatan binokular dapat dilihat bagian benda yang tertutup pada satu mata
tetapi akan dapat dilihat bagian benda yang tertutup pada satu mata tetapi akan
dapat dilihat oleh mata lain sehingga terdapat kesan penglihatan stereoskopik
(Ilyas, 2018).
Untuk setiap titik retina pad satu mata terdapaat titik yang sekoresponden pada
mata lainnya yang akan memberikan bayangan satu benda tunggal bila dilihat
Pemeriksaan tajam penglihatan dilakukan pada mata tanpa atau dengan kaca mata.
Dengan gambar kartu snellen ditentukan tajam penglihatan dimana mata hanya
dapat membedakan 2 titik tersebut membentuk 1 sudut 1 menit. Satu huruf hanya
dapat dilihat bila seluruh huruf membentuk sudut 5 menit dan setiap bagian
dipisahkan dengan sudut 1 menit. Makin jauh huruf harus terlihat, maka makin
besar huruf tersebut harus dibuat karena sudut yang dibentuk harus tetap 5 menit.
karena pada jarak ini mata akan melihat benda dalam keadaan beristirahat atau
tanpa akomodasi.
Pada pemeriksaan tajam penglihatan dipakai kartu baku atau standar misalnya
kartu baca Sbellen yang setiap hurufnya membentuk sudut 5 menit pada jarak 60
meter, dan pada baris tanda 30, berarti huruf tersebut membentuk sudut 5 menit
pada jarak 30 meter. Huruf pada baris tanda 6 adalah huruf yang membentuk sudut
5 menit pada jarak 6 meter, sehingga huruf ini pada orang normal akan dapat
refraksi, maka dilakukan uji pinhole. Bila dengan pinhole penglihatan lebih baik,
berarti ada kelainan refraksi yang masih dapat dikoreksi dengan kacamata. Bila
21
penglihatan menurun.
tentukan :
a. Bila visus 6/6 maka berarti ia dapat melihat huruf pada jarak 6 meter, yang
oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 6 meter.
b. Bila pasien hanya dapat membaca pada huruf baris yang menunjukkan angka
c. Bila pasien hanya dapat membaca huruf pada baris yang menunjukkan angka
d. Bila visus adalah 6/60 berarti ia hanya dapat terlihat pada jarak 6 meter yang
oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 60 meter.
e. Bila pasien tidak dapat mengenal huruf terbesar pada kartu Snellen maka
dilakukan uji hitung jari. Jari dapat dilihat terpisah oleh orang normal pada
jarak 60 meter.
f. Bila pasien hanya dapat melihat atau menentukan jumlah jari yang
pengujian ini tajam penglihatan hanya dapat dinilai sampai 1/60, yang berarti
g. Dengan uji lambaian tangan, maka dapat dinyatakan visus pasien yang lebih
buruk daripada 1/60. Orang normal dapat melihat gerakan atau lambaian
h. Kadang-kadang mata hanya dapat mengenal adanya sinar saja dan tidak dapat
melihat lambaian tangan. Keadaan ini disebut sebagai tajam penglihatan 1/~.
Orang normal dapat melihat adanya sinar pada jarak tidak berhingga.
i. Bila penglihatan sama sekali tidak mengenal adanya sinar maka dikatakan
a. Umur
kelenturannya, sehingga sedikit kesulitan jika melihat dalam jarak yang dekat.
Hal ini menyebabkan gangguan penglihatan pada saat mengerjakan suatu hal
dengan jarak yang dekat dan penglihatan jauh. Dengan bertambahnya usia,
b. Vitamin A
c. Intensitas Cahaya
23
1. Cahaya Lingkungan
Bahaya lain dari penggunaan gawai adalah sinar dari layar gawai yang bisa
meminimalisir masalah ini, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah
rendah, itu membuat mata terlalu fokus untuk melihat gawai. Meski tidak
sakit kepala. Sebaliknya jika tingkat kecerahan layar gawai terlalu terang,
maka berisiko terkena iritasi mata, mata kering, buram dan yang lebih fatal
Para pakar kesehatan mata percaya bahwa kecerahan layar gawai yang ideal itu
setara dengan cahaya di sekitar Anda, sehingga cahaya dari ponsel dan sekitar
Anda akan berbaur dan tidak membuat mata bekerja lebih keras.
Menatap layar gawai terlalu lama dapat memberikan tekanan pada mata dan
susunan sarafnya. Saat melihat gawai dalam waktu lama dan terus menerus
Mata akan kekurangan nutrisi dan oksigen pada saat mata kekurangan air
mata. Dalam waktu yang lama kondisi seperti ini dapat menyebabkan
pula dengan durasi paparan radiasi yang diterima oleh tubuh (Maimanah
2016).
akan tetapi dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan gangguan fisiologis
(Maimanah 2016).
Pada saat memandang objek dengan jarak yang jauh maupun dekat mata akan
yang dilakukan oleh otot mata ini dapat menyebabkan kelelahan mata terjadi
sebagai akibat dari menekan lensa agar berbentuk cembung yang tidak efektif.
Jarak yang baik antara mata dengan gawai adalah sekitar 30-40 cm. Usahakan
25
agar posisi gawai lebih rendah dari posisi mata yaitu membentuk sudut 15°
(Maimanah 2016).
Posisi meggunakan gawai dengan posisi berbaring cukup berisiko, posisi ini
akan menyebabkan mata mudah lelah. Saat berbaring, tubuh tidak bisa relaks
karena otot mata akan menarik bola mata ke arah bawah, mengikuti letak
gawai yang sedang dilihat. Mata yang sering terakomodasi dalam waktu lama
D. Kerangka Teori
Skema 2.4
Kerangka Teori
Penurunan
Tajam
Penglihatan
Sumber : (Herliandri et al, 2010), (Amanda P, 2019), (Evelyn, 2013), (Maimanah, 2016),
(Ilyas, 2018).
BAB III
Pada bab ini akan dijelaskan kerangka konsep penelitian, hipotesis dan definisi operasional
Kerangka konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan dan
membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel (variabel yang
penemuan dengan teori (Nursalam, 2017). Variabel yang akan diukur dalam penelitian
ini, yaitu :
Variabel terkait adalah variabel yang dipngaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variabel bebas (Sugiyono, 2017). Variabel Dependen dalam penelitian ini
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
dalam penelitian ini adalah faktor – faktor penyebab penggunaan gawai (durasi
28
29
penggunaan gawai, jarak antara mata dengan gawai, intensitas kontras cahaya
Adapun kerangka konsep Faktor – faktor yang berhubungan dengan peurunan tajam
Skema 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan :
B. Hipotesis
masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat (Nursalam, 2017). Tipe
hipotesis nol (H0) yaitu menyatakan tidak adanya hubungan antara dua variabel atau
lebih hipotesis alternatif (Ha) yaitu menyatakan adanya hubungan antara dua variabel
atau lebih.
Hipotesis pada penelitian ini yang berjudul “Faktor – Faktor Yang Berhubungan
penglihatan.
2. Terdapat hubungan antara jarak mata dan gawai terhadap penurunan tajam
penglihatan.
tajam penglihatan.
penglihatan.
C. Definisi Operasional
observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena
(Hidayat, 2017).
31
Tabel 3.3
Definisi Operasional
Variabel
Dependen
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini peneliti akan menjelaskan tentang metodelogi penelitian diantaranya
meliputi desain penelitian, tempat penelitian, waktu penelitian, populasi dan sampel, alat
dan cara pengumpulan data etika penelitian, pengolahan data serta analisa data.
A. Desain Penelitian
Strategi penelitian yang digunakan penulis pada penelitian ini adalah dengan
Tempat penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret
33
34
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian adalah subjek (manusia, klien) yang memenuhi kriteria
2. Sampel Penelitian
dari populasi yang dapat mewakili populasi yang ada. Untuk itu sampel yang akan
a. Kriteria Inklusi
informed consent.
b. Kriteria Ekslusi
1) Mahasiswa yang cacat mata, cedera mata dan memiliki penyakit mata.
Adapun jumlah sampel minimal akan dihitung menggunakan rumus slovin, yaitu :
N
n= 2
1+ N ( d )
35
keterangan :
n : Besar Sampel
N : Besar Populasi
178
n=
1+178( 0,1)²
178
n=
1+178(0,01)
178
n=
1+1,78
178
n=
2,78
n=64,02
n=64 Mahasiswa
Tabel 4.3
Proporsi Tiap kelas
populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut dapat
D. Etika Penelitian
subjek manusia harus mengikuti aturan etik dalam hal ini adalah adanya persetujuan,
setelah mendapatkan surat izin penelitian dari pihak akademik FIK UMJ peneliti
penelitian. Secara garis besar, dalam melaksanakan sebuah penelitian ada empat
anonimitas dan kerahasiaan terhadap identitas dan informasi yang diberikan oleh
responden.
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for privacy and
confidentiality)
37
Setiap orang mempuyai hak – hak dasar individu termasuk privacy dan kebebasan
individu dalam pemberian informasi. Oleh sebab itu peneliti tidak boleh
Prinsip keterbukaan dan adil peru dijaga oleh peneliti dengan kejujuran,
benefits)
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena
lembar informed consent atau lembar persetujuan sebagai bukti bahwa responden
sudah bersedia. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari:
38
Usia, NIM)
2) Cahaya redup atau terang dengan rentang nilai < 45% dan > 55 %
d. Posisi dengan cara memilih pada kuesioner
1) Posisi Duduk
2) Posisi Berbaring
Alat pengumpul data sebelum digunakan harus dilakukan uji validitas dan uji
reliabilitas.
1. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang memiliki arti sejauh mana ketepatan
suatu alat ukur dalam mengatur suatu data (Sutanto, 2016). Untuk mengukur
antar skor masing-masing varibel dengan skor total. Suatu table (pertanyaan)
dikatakan valid bila skor variabel tersebut berkorelasi secara signifikan dengan
39
skor totalnya. Teknik korelasi yang digunakan korelasi Person Product Moment,
dengan keputusan:
pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Metode yang
Product Moment. Dengan responden yang memiliki kriteria inklusi yang sama
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukan sejauh mana hasil pengukuran
tetap konsisten bila dilakukan dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dan
dengan alat ukur yang sama (Sutanto, 2016). Pertanyaan dikatakan relibel jika
jawaban responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu.
pertanyaan lain.
40
Keputusan Uji:
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses
2017).
1. Persiapan Administrasi
ijin etik lalu mengurus surat perijinan penelitian di FIK UMJ untuk mendapatkan
data penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
41
c. Tahap pengumpulan data: pada tahap ini responden akan mengisi kuesioner
G. Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan salah satu bagian rangkaian kegiatan penelitian setelah
1. Editing
konsisten.
2. Coding
42
berbentuk angka/bilangan.
3. Processing
Setelah semuakuesioner terisi penuh dan benar, serta sudah melawati pengkodean,
maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar data yang sudah di-entry
dapat dianalisis. Pemrosesan data dilakukan dengan cara meng-entry data dari
kelebihan dan kekurangan. Salah satu paket program yang sudah umum
digunakan utntuk entry data adalah aket program SPSS For Window.
4. Reviewing
apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan tersebut dimugkinkan terjadi pada saat
H. Analisa Data
1. Analisa Univariat
variabel bebas (Durasi penggunaan gawai, Jarak antara mata dengan gawai,
Intensitas kontras cahaya gawai dan Posisi saat menggunakan gawai) dan variabel
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat yaitu untuk mengetahui adanya hubungan antara dua variabel
(Sutanto, 2020). Analisa bivariat tergantung dengan jenis data yang ada bisa
Tabel 4.8
Analisa Bivariat
Pada Uji T Depeden nilai signifikan t < 0,05, maka H0 ditolak, artinya terdapat
dependen, apabila nilai signifikan t > 0,05, maka H0 diterima, artinya tidak ada
dependen.
Pada Uji Chi Square penelitian dikatakan bermakna jika mempunyai nilai p 0,05
yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima dan dikatakan tidak bermakna jika
DAFTAR PUSTAKA
RI, D. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Simaremare, Ade Pryta Romanauli. 2020. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Visus Pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen.” Anatomica
Medical Journal | Amj 3(2):67. doi: 10.30596/amj.v3i2.4547.
Susanto, Priyo, 2016. Analisa Data pada Bidang Kesehatan. Jakarta : Raja Grasindo
Perseda.
Syarifudin, 2017, Anatomi Fisiologi untuk Keperawatan dan Kebianan Edisi 4, Jakarta,
Lampiran 1
Kepada Yth
Mahasiswa / i
Di Jakarta
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program S1 Reguler Ilmu
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta :
Nama : Fifi Aryanti
NIM : 2017720080
Akan melakukan penelitian dengan judul : "Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan
Penurinan Nilai Visus Akibat Penggunaan Gawai Pada Mahasiswa Semester 6 FIK UMJ
Di Masa Pandemi". Bersama ini saya mohon teman - teman untuk menjadi responden dan
menandatangani lembar persetujuan, hasil penelitian ini akan saya jaga kerahasiaannya dan
hanya digunakan untuk kepentingsan penelitian.
Atas perhatian dan partisipasi teman - teman dalam pnelitian ini saya ucapkan terimakasih
Peneliti
(Fifi Aryanti)
48
Lampiran 2
Responden
(.............................)
49
Lampiran 3
Kuisioner Penelitian
Faktor – Faktor yang Berhubungan Dengan Penurunan Tajam Penglihatan Akibat
Penggunaan Gawai Pada Mahasiswa Semester 6 FIK UMJ di Masa Pandemi
Covid19
A. Data Demografi
Isilah data – data dibawah ini dengan sejujur – jujurnya pada tempat yang
telah tersedia.
1. Nama (Inisial) :
2. Usia :
3. Jenis kelamin :
4. NIM :
B. Penggunaan Gawai
1. Dalam sehari berapa jam anda menggunakan gawai?
................ Jam
2. Bagaimana posisi anda jika menggunakan gawai?
a. Duduk
b. berbaring
3. Berapa jauh jarak pandang anda menatap gawai ketika menggunakannya?
a. < 30 cm
b. 30 cm
c. > 30 cm
4. Seberapa terang kontras cahaya latar gawai anda ketika digunakan?
a. <45%
b. 45-55%
c. >55%
C. Penurunan Tajam Penglihatan
Berilah tanda (√) pada jawaban yang menurut anda paling benar
N Pertanyaan 1 2 3 4
O
1 Apakah mata anda merasa cepat lelah saat terlalu
lama menatap layar gadget?
2 Apakah anda mersa pegal pada bola mata ?
3 Jika anda melihat benda yang jauh apakah
pandangan terlihat kabur?
4 Apakah anda merasakan imata cepat berair?
Ket :
1 : Selalu
2 : Sering
3 : Kadang – Kadang
4 : Tidak pernah