Anda di halaman 1dari 45

PROPOSAL

HUBUNGAN LAMANYA PENYAKIT DAN KADAR GULA


DARAH DENGAN KELUHAN SUBJEKTIF PASIEN
DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS
TANASITOLO KABUPATEN WAJO
TAHUN 2020

Proposal ini diajukan sebagai salah satu syarat


untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan

ST. RAHMA
16 14201 034

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG 2020

i
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Proposal ini akan dipertahankan dihadapan tim penguji dan disetujui sebagai
salah satu syarat untuk mendapatkan Sarjana Keperawatan (S. Kep) di Program
Studi Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas
Puangrimaggalatung.

Sengkang, 1 Juni 2020

Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Ruslang, S.Kep., M.Adm.Kes Fatmawati, S.Kep.,Ns.,M.Kes


NIDN. 0927089005 NIDN. 0903068604

Mengetahui

Dekan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Ketua Program Studi S1 Keperawatan

Dr. Haerunnisa, S.Pi., M.Si Ns. Ruslang, S.Kep., M.Adm.Kes


NIDN. 0910067704 NIDN. 0927089005

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya yang tak terhingga, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan proposal ini, yang merupakan salah satu persyaratan untuk
mengikuti ujian sidang pada Program S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan dan
Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung Sengkang
Selama proses pembuatan proposal ini masih banyak kesulitan dan hambatan
yang penulis hadapi, namun atas bantuan dan bimbingan serta kerjasama dari semua
pihak yang terlibat didalamnya sehingga hambatan dan kesulitan itu dapat teratasi
dengan baik.
Ucapan terima kasih bagi penulis adalah ungkapan yang tiada batas. Hanya
kata dan hanya berbentuk kalimat, namun sebagai seorang mahluk tak luput dari khilaf
maka layak jika penulis mengucapkannya pada mereka yang telah menciptakan
semacam imajinasi dan spirit juga semangat ketika penulis mulai merangkai kata
menuai bahasa. Bagaimanapun juga langkahku yang ada sekarang ini tak akan pernah
ada tanpa kehadiran mereka. Untuk itu perkenankanlah penulis dengan segala hormat
dan penuh kerendahan hati mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak dr.H.M. Sanusi Karateng selaku Ketua Dewan Pembina Yayasan
Perguruan Puangrimaggalatung untuk mengikuti pendidikan dan memberikan
bimbingan serta pengetahuannya.
2. Bapak dr.H. Abdul Azis, M., M.Kes. selaku Ketua Umum Yayasan Perguruan
Puangrimaggalatung untuk mengikuti pendidikan dan memberikan bimbingan
serta pengetahuannya.
3. Bapak Prof. Dr. H. Imran Ismail, M.S, selaku Rektor Universitas
Puangrimaggalatung yang telah membimbing dan memotivasi penulis.
4. Ibu Dr.Haerunnisa,S.Pi., M.Si selaku Dekan Fakultas Keperawatan dan
Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung yang telah memberikan bimbingan,
dan motivasi kerja.

iii
5. Ibu Tetti Surianti, A.Md.Keb., SKM., M. Kes selaku Wakil Dekan Fakultas
Keperawatan dan Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung yang telah
memberikan bimbingan, dan dorongan serta pengalaman.
6. Bapak Ns.Ruslang, S.Kep., M.Adm. Kes Pembimbing I dan juga Selaku Ketua
Program Studi S1 Keperawatan Universitas Puangrimaggalatung yang telah
memberikan bimbingan serta pengetahuannya dan motivasinya.
7. Ibu Fatmawati Darwis, S.Kep, Ns, M.Kes Pembimbing 2 dan juga Selaku
Sekertaris Program Studi S1 Keperawatan Universitas Puangrimaggalatung
Sengkang yang telah banyak memberikan bantuan pengetahuan, saran dan
masukan selama ini.
8. Para Dosen dan Staf Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Puangrimaggalatung Sengkang yang telah memberikan pengetahuan dan
bimbingan dan bantuan selama penulis mengikuti pendidikan.
9. Spesial untuk Kedua Orang Tuaku yang telah memberikan dukungan baik secara
moril maupun spritual, dan untuk saudara-saudaraku tersayang.
10. Rekan-rekan Mahasiswa yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah ikut membantu dalam penyusunan proposal.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan proposal ini masih jauh


dari kesempurnaan oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan, amin.

Sengkang 2020

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN................................................................... ii

KATA PENGANTAR................................................................................ iii

DAFTAR ISI............................................................................................... v

DAFTAR TABEL....................................................................................... vii

DAFTAR ISTILAH ATAU SINGKATAN.............................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1

A.. Latar Belakang.................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah............................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian............................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 6

A. Tinjauan Umum Diabetes Melitus.................................................... 6

1. Definisi Diabetes Melitus.......................................................... 6

2. Klasifikasi Diabetes Melitus...................................................... 7

3. Tanda dan Gejala Diabetes Melitus.......................................... 8

4. Komplikasi Diabetes Melitus.................................................... 9

5. Etiologi Diabetes Melitus.......................................................... 10

6. Patofiologi Diabetes Melitus...................................................... 11

7. Faktor Risiko Diabetes Melitus................................................. 12

8. Diagnosis................................................................................... 14

v
9. Pemeriksaan Penyaring............................................................. 16

B. Tinjauan Umum Tentang Kadar Gula Darah.................................... 17

1. Definisi Kadar Gula Darah....................................................... 17

2. Kadar Gula Darah Sewaktu dan Puasa..................................... 18

C. Tinjauan Umum Tentang Keluhan Subjektif.................................... 19

1. Definisi Keluhan Subjektif........................................................ 19

2. Cara Memperoleh Data Subjektif............................................. 19

3. Keluhan Subjektif Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus..... 20

BAB III KERANGKA KONSEP.............................................................. 21

A. Dasar Pemikiran................................................................................ 21

B. Bagan Kerangka Konsep.................................................................. 21

C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif....................................... 22

D. Hipotesa Penelitian........................................................................... 25

BAB IV METODE PENELITIAN............................................................ 26

A. Jenis Penelitian................................................................................. 26

B. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................ 26

C. Populasi dan Sampel......................................................................... 26

D. Pengumpulan Data dan Penyajian Data............................................ 27

E. Analisa Data...................................................................................... 28

F. Etika Penelitian................................................................................. 29

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Tabel 2.1 Kadar Tes Lab Darah Diagnosis Diabetes Melitus &

Prediabetes Melitus................................................................................. 16

2. Tabel 2.2 Kadar Gula Darah Sewaktu dan Puasa.................................18

3. Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif..........................22

vii
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

1. DM : Diabetes Melitus

2. Obesitas : Kegemukan

3. Kolesterol : Lemak dalam tubuh

4. IDF : International Diabetes Federation

5. PTM : Penyakit Tidak Menular

6. WHO : World Health Organisation

7. Hipertensi : Tekanan darah tinggi

8. Destruksi : Kerusakan

9. Etiologi : Penyebab

10. Diabetes Gestasional : Diabetes muncul pada masa kehamilan

11. Poliphagi : Banyak makan

12. Polidipsi : Banyak minum

13. Poliuria : Banyak kencing

14. ADA : American Diabetes Association

15. PCOS : Polycystic Ovarysindrom

16. TGT : Toleransi Glukosa Terganggu

17. GDPT : Glukosa Darah Puasa Terganggu

18. PJK : Penyakit Jantung Koroner

19. PAD : Peripheral Arterial Diseases

20. TTGO : Tes Toleransi Glukosa Oral

21. DMT2 : Diabetes Melitus Tipe 2

22. UPTD : Unit Pelaksana Teknis Daerah

viii
23. Ha : Hipotesis Alternatif

24. Ho : Hipotesis Objektif

25. GDS : Gula Darah Sewaktu

26. GDP : Gula Darah Puasa

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

1. Daftar Kuesioner Pasien Diabetes Melitus di Puskesmas Tanasitolo

Kabupaten Wajo.

2. Lembar Persetujuan Responden

3. Lembar Permohonan Menjadi Responden

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyebab kematian

hampir 70% di dunia. PTM merupakan penyakit kronis yang tidak ditularkan

dari orang ke orang. PTM diantaranya adalah penyakit jantung, stroke, kanker,

diabetes melitus, dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (Primadi, 2018).

Data dari berbagai studi global menyebutkan bahwa penyakit

Diabetes Melitus adalah masalah kesehatan yang besar. Menurut International

Diabetes Federation (IDF) 2015 estimasi kejadian diabetes melitus di dunia

pada tahun 2015 yaitu sebesar 415 juta jiwa. Indonesia menduduki peringkat

ke-7 di dunia dengan prevalensi sebanyak 10 juta jiwa setelah China, India,

Amerika Serikat, Brazil, Rusia, dan Mexico (Toruan, 2018).

World Health Organization (WHO), memprediksi kenaikan jumlah

penyandang diabetes melitus di Indonesia dari 8,4 juta di tahun 2000 menjadi

sekitar 21,3 juta pada tahun 2030 (PERKENI, 2015). Senada dengan WHO,

International Diabetes Federation (IDF) Atlas 2015, memprediksi untuk usia

20-79 tahun jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia dari 10 juta pada

tahun 2015 menjadi 16,2 juta pada tahun 2040 (International Diabetes

Federation, 2015).

Pada penderita diabetes melitus memiliki berbagai keluhan

subjektif yang dirasakan langsung penderita bukan dari diagnosis dokter.

Penderita diabetes melitus tipe 2 mengalami penyakit yang lama lebih berisiko

1
2

mengalami keluhan subjektif. Penderita diabetes melitus tipe 2 dengan kadar

gula darah lebih dari rata-rata memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami

keluhan subjektif daripada penderita dengan kadar gula darah kurang dari rata-

rata (Nur Lathifah, 2017).

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan

bahwa secara nasional, Prevalensi diabetes melitus berdasarkan jenis kelamin

yang paling tinggi yaitu perempuan 1,8% dan terendah laki-laki 1,2%.

Prevelansi diabetes melitus berdasarkan tempat tinggal yang paling tertinggi

yaitu perkotaan 1,9% dan terendah pedesaan 1,0% (Riskesdas, 2018).

Sulawesi Selatan tahun 2014 Penderita diabetes melitus yang di

diagnosis tertinggi terdapat di Kabupaten Pinrang yaitu sebesar 2,8%, Kota

Makassar 2,5%, Kabupaten Toraja Utara 2,3% dan Kota Palopo 2,1%. (Profil

Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, 2014).

Peningkatan kasus diabetes melitus juga terjadi di tingkat

kabupaten/kota. Prevalensi diabetes melitus berdasarkan diagnosis Kabupaten

Wajo menduduki urutan ke 9 dari 23 kabupaten, yaitu 0,9% (Badan Penelitian

& Pengembangan Kesehatan Depkes, 2008). Prevalensi diabetes melitus tahun

2010-2012 berturut-turut adalah 0,23%, 0,25%, dan 0,3% (Amelia et al., 2015).

Kecamatan Tanasitolo, Kabupaten Wajo penyakit diabetes melitus,

khususnya diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit non menular ini setiap

tahun selalu mengalami peningkatan. Data dari Puskesmas Tanasitolo mulai

pada tahun 2018 pasien diabetes melitus mencapai 94 orang dan pada tahun

2019 pasien diabetes melitus mencapai 262 orang. Tahun 2020 mulai bulan
3

Januari-Februari pasien diabetes melitus mencapai 35 orang. Banyaknya

jumlah pasien penderita diabetes melitus tipe 2 yang datang di Puskesmas

Tanasitolo dengan berbagai keluhan seperti kesemutan, mudah merasa

kelelahan, mudah mengantuk, pandangan mulai kabur, kulit terasa panas, dan

nafsu makan bertambah namun berat badan turun drastis akan memperbesar

risiko penderita tersebut mengalami komplikasi (P2 PTM UPTD Puskesmas

Tanasitolo, 2020).

Maka dari itu penulis menganggap penting dan tertarik meneliti

permasalahan tersebut karena tersedianya subjek penelitian di Puskesmas

Tansitolo dan menarik karena tentang penyakit diabetes melitus yang banyak

terjadi atau dikeluhkan dikalangan masyarakat. Mengembangkan dari

penelitian sebelumnya dari Surabaya dan apalagi belum ada yang meneliti di

Sulawesi Selatan khususnya di Kabupaten Wajo dan hasilnya dapat

dipertanggung jawabkan secara ilmiah, dengan judul “Hubungan Lamanya

Penyakit dan Kadar Gula Darah dengan Keluhan Subjektif Pasien Diabetes

Melitus di Puskesmas Tanasitolo”.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian diatas sehubungan dengan penulisan penelitian ini, maka

dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan lamanya penyakit dengan keluhan subjektif pasien

diabetes melitus di Puskesmas Tanasitolo ?

2. Apakah ada hubungan kadar gula darah dengan keluhan subjektif pasien

diabetes melitus di Puskesmas Tanasitolo ?


4

C. Tujuan Penelitian

Setelah meninjau latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka tujuan

dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hubungan lamanya penyakit dengan keluhan subjektif

pada pasien diabetes melitus di Puskesmas Tanasitolo.

2. Untuk mengetahui hubungan kadar gula darah dengan keluhan subjektif

pada pasien diabetes melitus di Puskesmas Tanasitolo.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek teoritis

maupun aspek praktis sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek

teoritis (keilmuan) yaitu bagi perkembangan ilmu kesehatan khususnya

dalam bidang keperawatan, terutama lamanya penyakit dan kadar gula

darah dengan keluhan subjektif pasien diabetes melitus.

2. Secara Praktis

a. Bagi Instansi Puskesmas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Puskesmas

sebagai pedoman dan meningkatkan dalam memberikan perawatan dan

penyuluhan pada pasien diabetes melitus.


5

b. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang

penyakit diabetes melitus dalam menghadapi komplikasi diabetes

melitus.

c. Bagi Institusi Pendidikan

Manfaat penelitian ini bagi institusi pendidikan diharapkan dapat

menjadi bahan pembelajaran dan referensi bagi kalangan yang akan

melakukan penelitian lebih lanjut dengan topik yang berhubungan

dengan judul penelitian di atas.

d. Bagi Penulis

Manfaat penelitian ini bagi penulis dapat menambah wawasan dan

kemampuan berpikir mengenai penerapan teori yang telah didapat dari

mata kuliah yang telah diterima kedalam penelitian yang sebenarnya.

e. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi rekan peneliti

lain dalam penelitian selanjutnya yang mengambil topik berhubungan

dengan judul penelitian di atas.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Diabetes Melitus

1. Definisi Diabetes Melitus

Menurut WHO (2016) Diabetes melitus merupakan penyebab

hiperglikemi. Hiperglikemi disebabkan oleh berbagai hal, namun

hiperglikemi paling sering disebabkan oleh diabetes melitus. Pada diabetes

melitus gula menumpuk dalam darah sehingga gagal masuk ke dalam sel.

Kegagalan tersebut terjadi akibat hormon insulin jumlahnya kurang atau

cacat fungsi. Hormon insulin merupakan hormon yang membantu

masuknya gula darah (Nur Lathifah, 2017).

Diabetes Mellitus (DM) merupakan sekelompok penyakit

metabolik yang ditandai dengan hiperglikemi kronis akibat defek pada

sekresi insulin, aksi insulin, atau keduanya (Habtewold et al., 2016).

Menurut Prasetyani & Sodikin, (2016) Diabetes Melitus

merupakan penyakit kronis yang memerlukan terapi dan perawatan yang

cukup lama dan dapat menimbulkan kebosanan, kejenuhan, bahkan

frustasi (Toruan, 2018). Kejenuhan yang timbul karena terapi diet dengan

menu makanan serba dibatasi membuat penderita diabetes melitus tidak

mudah dalam mengatur pola makannya. Penderita diabetes melitus

cenderung terus-menerus mengkonsumsi karbohidrat dan makanan sumber

glukosa secara berlebihan yang dapat meningkatkan kadar gula darah.

Pengaturan pola makan pada penderita diabetes melitus perlu diterapkan

6
7

dalam kebiasaan makan sehari-hari sesuai kebutuhan tubuh dengan

melakukan diet diabetes melitus yang dianjurkan. Oleh karena itu

diperlukan adanya motivasi bagi penderita diabetes melitus untuk

mengontrol kadar gula dalam darah. Motivasi sangat penting peranannya,

karena dengan motivasi mampu membuat seseorang melakukan sesuatu

untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Bertalina & Purnama, 2016).

2. Klasifikasi Diabetes Melitus

Klasifikasi Diabetes Melitus berdasarkan etiologi menurut (PERKENI,

2015) adalah sebagai berikut :

a. Diabetes Melitus (DM) Tipe 1

Diabetes Melitus yang terjadi karena kerusakan atau destruksi sel beta

di pankreas. kerusakan ini berakibat pada keadaan defisiensi insulin

yang terjadi secara absolut. Penyebab dari kerusakan sel beta antara

lain autoimun dan idiopatik.

b. Diabetes melitus (DM) Tipe 2

Penyebab Diabetes Melitus Tipe 2 seperti yang diketahui adalah

resistensi insulin. Insulin dalam jumlah yang cukup tetapi tidak dapat

bekerja secara optimal sehingga menyebabkan kadar gula darah tinggi

di dalam tubuh. Defisiensi insulin juga dapat terjadi secara relatif pada

penderita Diabetes Melitus Tipe 2 dan sangat mungkin untuk menjadi

defisiensi insulin absolut.


8

c. Diabetes Melitus (DM ) Tipe lain

Penyebab Diabetes Melitus Tipe Lain sangat bervariasi. Diabetes

melitus tipe ini dapat disebabkan oleh defek genetik fungsi sel beta,

defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati

pankreas, obat, zat kimia, infeksi, kelainan imunologi dan sindrom

genetik lain yang berkaitan dengan diabetes melitus.

d. Diabetes Melitus Gestasional

Diabetes Melitus Gestional adalah suatu gangguan toleransi

karbohidrat yang terjadi atau diketahui pertama kali pada saat

kehamilan sedang berlangsung. Dampak yang ditimbulkan oleh ibu

penderita diabetes melitus gestasional adalah ibu berisiko tinggi

terjadi penambahan berat badan berlebih, terjadinya preklamsia,

eklamsia, bedah sesar, dan komplikasi kardiovaskuler hingga

kematian ibu. Setelah persalinan terjadi, maka penderita berisiko

berlanjut terkena diabetes melitus tipe 2 atau terjadi diabetes melitus

gestasional yang berulang pada masa yang akan datang, sedangkan

bayi yang lahir dari ibu yang mengalami diabetes melitus gestasional

berisiko tinggi untuk terkena makrosomia (Rahayu & Rodian, 2016).

3. Tanda dan Gejala Diabetes Melitus

Gejala diabetes melitus dibedakan menjadi akut dan kronik. Gejala akut

diabetes melitus yaitu: Poliphagia (banyak makan) polidipsia (banyak

minum), Poliuria (banyak kencing/sering kencing di malam hari), nafsu

makan bertambah namun berat badan turun dengan cepat (5-10 kg dalam
9

waktu 2-4 minggu), mudah lelah. Gejala kronik diabetes melitus yaitu :

Kesemutan, kulit terasa panas atau seperti tertusuk tusuk jarum, rasa kebas

di kulit, kram, kelelahan, mudah mengantuk, pandangan mulai kabur, gigi

mudah goyah dan mudah lepas, kemampuan seksual menurun bahkan pada

pria bisa terjadi impotensi, pada ibu hamil sering terjadi keguguran atau

kematian janin dalam kandungan atau dengan bayi berat lahir lebih dari

4kg (Fatimah, 2016).

4. Komplikasi Diabetes Melitus

Diabetes melitus yang tidak terkontrol dengan baik akan menimbulkan

komplikasi akut dan kronis. Menurut (PERKENI, 2015) dalam Fatimah,

2016 bahwa komplikasi diabetes melitus dapat dibagi menjadi dua

kategori, yaitu :

a. Komplikasi akut

1) Hipoglikemia, hipoglikemia adalah kadar glukosa darah seseorang

di bawah nilai normal (< 50 mg/dl). Hipoglikemia lebih sering

terjadi pada penderita Diabetes Melitus tipe 1 yang dapat dialami

1-2 kali per minggu, Kadar gula darah yang terlalu rendah

menyebabkan sel-sel otak tidak mendapat pasokan energi sehingga

tidak berfungsi bahkan dapat mengalami kerusakan.

2) Hiperglikemia, hiperglikemia adalah apabila kadar gula darah

meningkat secara tiba-tiba, dapat berkembang menjadi keadaan

metabolisme yang berbahaya, antara lain ketoasidosis diabetik,


10

Koma Hiperosmoler Non Ketotik (KHNK) dan Komalakto

Asidosis.

b. Komplikasi Kronis

1) Komplikasi makrovaskuler, komplikasi makrovaskuler yang

umum berkembang pada penderita diabetes melitus adalah

trombosit otak (pembekuan darah pada sebagian otak),

mengalami penyakit jantung koroner (PJK), gagal jantung

kongetif, dan stroke.

2) Komplikasi mikrovaskuler, komplikasi mikrovaskuler terutama

terjadi pada penderita diabetes melitus tipe 1 seperti nefropati,

diabetik retinopati (kebutaan), neuropati, dan amputasi

5. Etiologi Diabetes Melitus

a. Diabetes Melitus Tipe 1 :

Diabetes Melitus Tipe 1 disebabkan karena adanya kerusakan sel-β

pankreas. Infeksi virus atau kelainan auto imun dapat menyebabkan

kerusakan sel-β pankreas pada banyak pasien diabetes melitus tipe-1

(Sylvia A. Price, 2014).

b. Diabetes Melitus Tipe 2 :

Diabetes Melitus Tipe 2 disebabkan oleh kombinasi faktor genetik

yang terkait dengan gangguan sekresi insulin dan resistensi insulin dan

faktor lingungan seperti obesitas, makan berlebih, kekurangan nutrisi,

stess, serta penuaan. Penyakit ini merupakan penyakit multifaktorial

yang melibatkan banyak gen dan faktor lingkungan (Aulia, 2019).


11

6. Patofisiologi Diabetes Melitus

Diabetes melitus yang merupakan penyakit dengan gangguan pada

metabolisme karbohidrat, protein dan lemak karena insulin tidak dapat

bekerja secara optimal, jumlah insulin yang tidak memenuhi kebutuhan

atau keduanya. Gangguan metabolisme tersebut dapat terjadi karena 3 hal

yaitu pertama karena kerusakan pada sel-sel beta pankreas karena

pengaruh dari luar seperti zat kimia, virus dan bakteri. Penyebab yang

kedua adalah penurunan reseptor glukosa pada kelenjar pankreas dan yang

ketiga karena kerusakan reseptor insulin di jaringan perifer (Fatimah,

2016).

Asupan glukosa/produksi glukosa yang melebihi kebutuhan kalori

akan disimpan sebagai glikogen dalam sel-sel hati dan sel-sel otot. Proses

glikogenesis ini mencegah hiperglikemia (kadar glukosa darah >110

mg/dl). Pada pasien diabetes melitus, kadar glukosa dalam darah

meningkat/tidak terkontrol, akibat rendahnya produk insulin/tubuh tidak

dapat menggunakannya, sebagai sel-sel akan starvasi. Bila kadar

meningkat akan dibuang melalui ginjal yang akan menimbulkan diuresi

sehingga pasien banyak minum (polidipsi). Glukosa terbuang melalui urin

maka tubuh kehilangan banyak kalori sehingga nafsu makan meningkat

(polifagi). Akibat dari sel-sel starvasi karena glukosa tidak dapat melewati

membran sel, maka pasien bisa lebih cepat terjadi kematian (Fatimah,

2016).
12

7. Faktor Risiko Diabetes Melitus

Menurut American Diabetes Association (ADA) bahwa Diabetes

Melitus berkaitan dengan faktor risiko yang tidak dapat diubah meliputi

riwayat keluarga dengan diabetes melitus (first degree relative), umur ≥45

tahun, etnik, riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lahir bayi >4000

gram atau riwayat pernah menderita Diabetes Melitus Gestasional dan

riwayat lahir dengan berat badan rendah (<2,5 kg). Faktor risiko yang

dapat diubah meliputi obesitas berdasarkan IMT ≥25kg/m2 atau lingkar

perut ≥80 cm pada wanita dan ≥90 cm pada laki-laki, kurangnya aktivitas

fisik, hipertensi, dislipidemi dan diet tidak sehat (Fatimah, 2016).

Faktor lain yang terkait dengan risiko diabetes melitus adalah

penderita polycystic ovarysindrome (PCOS), penderita sindrom metabolik

memiliki riwayat toleransi glukosa terganggu (TGT) atau glukosa darah

puasa terganggu (GDPT) sebelumnya, memiliki riwayat penyakit

kardiovaskuler seperti stroke, PJK, atau peripheral Arterial Diseases

(PAD), konsumsi alkohol, faktor stres, kebiasaan merokok, jenis kelamin,

konsumsi kopi dan kafein (Fatimah, 2016).

a. Obesitas (Kegemukan)

Terdapat korelasi bermakna antara obesitas dengan kadar glukosa

darah, pada derajat kegemukan dengan IMT > 23 dapat menyebabkan

peningkatan kadar glukosa darah menjadi 200mg.


13

b. Hipertensi

Peningkatan tekanan darah pada hipertensi berhubungan erat dengan

tidak tepatnya penyimpanan garam dan air, atau meningkatnya

tekanan dari dalam tubuh pada sirkulasi pembuluh darah perifer.

c. Riwayat Keluarga Diabetes Mellitus

Seorang yang menderita Diabetes Melitus diduga mempunyai gen

diabetes melitus. Diduga bahwa bakat diabetes melitus merupakan gen

resesif. Hanya orang yang bersifat homozigot dengan gen resesif

tersebut yang menderita diabetes melitus.

d. Dislipidemia

Adalah keadaan yang ditandai dengan kenaikan kadar lemak darah

(Trigliserida > 250 mg/dl). Terdapat hubungan antara kenaikan

plasma insulin dengan rendahnya HDL (< 35 mg/dl) sering didapat

pada pasien diabetes melitus.

e. Umur

Berdasarkan penelitian, usia yang terbanyak terkena Diabetes Mellitus

adalah > 45 tahun.

f. Riwayat persalinan

Riwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat atau berat badan bayi

> 4000gram

g. Faktor Genetik

Diabetes Melitus Tipe 2 berasal dari interaksi genetik dan berbagai

faktor mental Penyakit ini sudah lama dianggap berhubungan dengan


14

agregasi familial. Risiko emperis dalam hal terjadinya Diabetes

Melitus Tipe 2 akan meningkat dua sampai enam kali lipat jika orang

tua atau saudara kandung mengalami penyakit ini.

h. Alkohol dan Rokok

Perubahan-perubahan dalam gaya hidup berhubungan dengan

peningkatan frekuensi diabetes melitus tipe 2. Walaupun kebanyakan

peningkatan ini dihubungkan dengan peningkatan obesitas dan

pengurangan ketidakaktifan fisik, faktor-faktor lain yang berhubungan

dengan perubahan dari lingkungan tradisional kelingkungan kebarat-

baratan yang meliputi perubahan-perubahan dalam konsumsi alkohol

dan rokok, juga berperan dalam peningkatan diabetes melitus tipe 2.

Alkohol akan menganggu metabolisme gula darah terutama pada

penderita diabetes melitus, sehingga akan mempersulit regulasi gula

darah dan meningkatkan tekanan darah. Seseorang akan meningkat

tekanan darah apabila mengkonsumsi etil alkohol lebih dari 60ml/hari

yang setara dengan 100 ml proof wiski, 240 ml wine atau 720 ml

(Fatimah, 2016).

8. Diagnosis

Diagnosis Diabetes Melitus ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar

glukosa darah. Pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan adalah

pemeriksaan glukosa secara enzimatik dengan bahan plasma darah vena.

Pemantauan hasil pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan

pemeriksaan glukosa darah kapiler dengan glukometer. Diagnosis tidak


15

dapat ditegakkan atas dasar adanya glukosuria. Berbagai keluhan dapat

ditemukan pada penyandang diabetes melitus.

Menurut (PERKENI, 2015) kecurigaan adanya diabetes melitus perlu

dipikirkan apabila terdapat keluhan seperti:

a. Keluhan klasik diabetes melitus: poliuria, polidipsia, polifagia dan

penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.

b. Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan

disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada wanita.

Menurut (PERKENI, 2015) kriteria Diagnosis Diabetes Melitus:

Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥126 mg/dl. Puasa adalah kondisi tidak

ada asupan kalori minimal 8 jam.

Hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi kriteria normal atau kriteria

diabetes melitus digolongkan ke dalam kelompok prediabetes melitus yang

meliputi: toleransi glukosa terganggu (TGT) dan glukosa darah puasa

terganggu (GDPT).

a. Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT): Hasil pemeriksaan glukosa

plasma puasa antara 100-125 mg/dl dan pemeriksaan TTGO glukosa

plasma 2-jam <140 mg/dl,

b. Toleransi Glukosa Terganggu (TGT): Hasil pemeriksaan glukosa

plasma 2 -jam setelah TTGO antara 140-199 mg/dl dan glukosa

plasma puasa <100 mg/dl,

c. Bersama-sama didapatkan GDPT dan TGT,


16

d. Diagnosis prediabetes melitus dapat juga ditegakkan berdasarkan hasil

pemeriksaan HbA1c yang menunjukkan angka 5,7-6,4%.

Menurut (Nur Lathifah, 2017) kadar tes laboratorium darah untuk

diagnosis diabetes melitus sebagai berikut :

Tabel 2.1 Kadar tes laboratorium darah untuk diagnosis diabetes

melitus dan prediabetes melitus

HbA1c (%) Glukosa Darah Glukosa

Puasa (mg/dl) Plasma 2 jam

setelah TTGO

(mg/dl)
Diabetes ≥ 6,5 ≥ 126 mg/dl ≥ 200 mg/dl

Melitus
Prediabetes 5,7-6,4 100-125 140-199

Melitus
Normal < 5,7 < 100 < 140

9. Pemeriksaan Penyaring

Menurut (PERKENI, 2015) pemeriksaan penyaring dilakukan untuk

menegakkan diagnosis Diabetes Melitus Tipe-2 (DMT2) dan Prediabetes

Melitus pada kelompok risiko tinggi yang tidak menujukkan gejala klasik

diabetes melitus yaitu :

a. Kelompok dengan berat badan lebih (Indeks Massa Tubuh 23

kg/m2) yang disertai dengan satu atau lebih faktor risiko sebagai

berikut:

1) Aktivitas fisik yang kurang


17

2) First-degree relative Diabetes Melitus (terdapat faktor keturunan

diabetes melitus dalam keluarga).

3) Kelompok ras/etnis tertentu.

4) Perempuan yang memiliki riwayat melahirkan bayi dengan BBL

>4 kg atau mempunyai riwayat diabetes melitus gestasional

(DMG)

5) Hipertensi (140/90 mmHg atau sedang mendapatkan terapi

untuk hipertensi).

6) HDL <35 mg/dL dan atau trigliserida >250 mg/dL

7) Riwayat prediabetes melitus

8) Obesitas berat,

9) Riwayat penyakit kardiovaskuler

B. Tinjauan Umum Tentang Kadar Gula Darah

1. Definisi Kadar Gula Darah

Kadar gula darah adalah jumlah kandungan glukosa dalam plasma darah.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kadar glukosa darah antara lain,

bertambahnya jumlah makanan yang dikonsumsi, meningkatnya stress

dan faktor emosi, pertambahan berat badan dan usia, serta berolahraga.

Glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang berbentuk

dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen dihati

dan otot rangka. Hasil uji korelasi menunjukkan semakin bertambah

umur seseorang maka semakin tinggi juga kadar glukosa darah.


18

Sebaliknya, semakin berat olahraga yang dilakukan maka kadar gula

darah semakin menurun

(Harymbawa, 2016).

2. Kadar Glukosa Darah Sewaktu Dan Puasa

Tabel 2.2 Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa Sebagai

Patokan Penyaring Dan Diagnosis DM (mg/dl)

Bukan Belum Pasti


Diabetes
Diabetes Diabetes
Melitus
Melitus Melitus
Kadar Plasma vena < 100 100-199  200

glukosa

darah
Darah kapiler < 90 90-199 200
sewaktu

(mg/dL)
Kadar Plasma vena < 100 100-125 126

glukosa
Darah kapiler < 90 90-99 100
darah puasa

(mg/dL)

C. Tinjauan Umum Tentang Keluhan Subjektif

1. Definisi Keluhan Subjektif

Keluhan subjektif merupakan keluhan yang diperoleh dari hasil

wawancara langsung kepada klien/pasien bukan dari diagnosis dokter


19

dan yang paling sering mengganggu pada pasien saat itu. Keluhan

subjektif dapat memperoleh data subjektif pasien yang dijadikan sebagai

acuan dalam menggali informasi lebih dalam, melakukan pemeriksaan,

dan pemberian tindakan (Nur Lathifah, 2017).

2. Cara Memperoleh Data Subjektif

Data subjektif diperoleh dari hasil pengakjian terhadap pasien dengan

teknik wawancara, keluarga, konsultan, dan tenaga kesehatan lainnya

serta riwayat keperawatan. Data ini berupa keluhan atau persepsi

subjektif pasien terhadap status kesehatannya. Untuk dapat memperoleh

data yang akurat perawat perlu pendengar aktif terhadap keluhan pasien,

adapun unsur yang menjadi pendengar yang aktif adalah dengan

mengurangi hambatan dalam berkomunikasi, memperhatikan keluhan

yang disampaikan oleh pasien dan menghubungkannya dengan keluhan

yang dialami oleh pasien, mendengarkan dengan penuh perhatian apa

yang dikeluhkan pasien, memberikan kesempatan pasien untuk

menyelesaikan pembicaraannya, bersikap empati dan hindari untuk

interupsi, berikan perhatian penuh pada saat berbicara dengan pasien

(Dinarti & Mulyanti, 2017).

3. Keluhan Subjektif Pada Penderita Diabetes Melitus

Keluhan pada penderita diabetes melitus disebabkan oleh banyak hal

diantaranya karakteristik individu meliputi jenis kelamin, umur, tingkat

pendidikan, jenis pekerjaan, pendapatan, jumlah anggota keluarga,


20

riwayat penyakit dan dapat dipengaruhi juga dengan faktor penanganan

yang meliputi diet, aktivitas fisik, terapi obat, dan pemantauan glukosa

darah. Keluhan yang paling sering dirasakan adalah kesemutan.

Munculnya berbagai keluhan pada penderita diabetes melitus

memperbesar risiko penderita tersebut mengalami mengalami. Penderita

diabetes melitus tipe 2 mengalami penyakit yang lama lebih berisiko

mengalami keluhan subjektif. Penderita diabetes melitus tipe 2 dengan

kadar gula darah lebih dari rata-rata memiliki risiko lebih tinggi untuk

mengalami keluhan subjektif daripada penderita dengan kadar gula darah

kurang dari rata-rata (Nur Lathifah, 2017).


BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran

Penelitian ini terdapat dua variabel, yakni variabel independen dan variabel

dependen. Variabel independen (bebas) adalah variabel yang menjadi sebab

timbulnya/berubahnya variabel terikat, dalam penelitian ini variabel

independennya (bebas) adalah lamanya penyakit dan kadar gula darah.

Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel

bebas, dalam penelitian ini variabel dependen (terikat) adalah keluhan

subjektif pada pasien diabetes melitus (Ismayani, 2017).

B. Bagan Kerangka Konsep

Kerangka konsep dari penelitian yang berjudul “Hubungan Lamanya Penyakit

dan Kadar Gula Darah dengan Keluhan Subjektif pada Pasien Diabetes

Melitus di Puskesmas Tanasitolo Kabupaten Wajo” adalah sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Lamanya Penyakit
Keluhan Subjektif

Kadar Gula Darah

21
22

Keterangan :

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

: Hubungan antar variabel

C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

Definisi
No Variabel Pengukuran Hasil Ukur Kriteria Objektif
Operasional
1 Lamanya Periode a. Cara ukur : Penetepan kategori a. >1,5 tahun = 1
Penyakit waktu sejak Kuesioner secara median
jika scor
penderita b. Alat ukur : yaitu :
jawaban > 1,5
mengalami Skala a. Skor terendah x
penyakit Gutman jumlah b. <1,5 tahun = 0
c. Skala ukur : pertanyaan 1 x 1
jika skor
Rasio =1
jawaban <1,5
Kuesioner b. Skor tertinggi x
jumlah
pertanyaan 2 x 1
=2
c. Skor nilai median
diperoleh (1 + 2)
: 2 = 1,5
Kategori penilaian
lamanya penyakit
>1,5 tahun= 1 jika
skor jawaban > 1,5
23

dan <1,5 tahun = 0


jika skor jawaban
<1,5.
2 Kadar Jumlah a. Cara ukur : Penetepan kategori a. Ya (> 125
Gula kandungan Kuesioner secara median mg/dl) =2 jika
Darah glukosa b. Alat ukur : yaitu : skor jawaban 4
dalam Skala a. Skor terendah x b. Kadang-kadang
plasma Likert, jumlah (108-125 mg/dl)
darah Glukometer pertanyaan 0 x 4 =1 jika skor
c. Skala ukur : =0 jawaban 4
Rasio b. Skor tertinggi x c. Tidak (< 108
jumlah mg/dl) = 0 jika
pertanyaan 2 x 4 skor jawaban 
=8 4
c. Skor nilai median
diperoleh (0 + 8)
:2=4
Kategori penilaian
Ya (> 125 mg/dl)
berhubungan =2
jika skor jawaban
4, Kadang-
kadang (108-125
mg/dl)
berhubungan =1
jika skor jawaban 4
dan Tidak (< 108
mg/dl)
berhubungan = 0
jika skor jawaban
4
24

3 Keluhan Keluhan a. Cara ukur : Penetepan kategori a. Ya = 1 jika skor


Subjektif yang Kuesioner secara median yaitu
jawaban > 2
dirasakan b. Alat ukur : :
b. Tidak = 0 jika
pasien/ Skala a. Skor terendah x
responden Gutman jumlah skor jawaban <
bukan c. Skala ukur : pertanyaan 0 x 4
2
berdasarkan Ordinal =0
diagnosis b. Skor tertinggi x
dokter jumlah
pertanyaan 1 x 4
=4
c. Skor nilai median
diperoleh (0 + 4)
:2=2
Kategori penilaian
Ya berhubungan= 1
jika skor jawaban >
2 dan Tidak
berhubungan = 0
jika skor jawaban <
2
25

D. Hipotesa Penelitian

Dalam penelitian ini rumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut :

Hipotesi Alternatif (Ha) :

1. Ada hubungan lamanya penyakit dengan keluhan subjektif pada pasien

diabetes melitus di Puskesmas Tanasitolo.

2. Ada hubungan kadar gula darah dengan keluhan subjektif pada pasien

diabetes melitus di Puskesmas Tanasitolo.

Hipotesi Nol (Ho) :

1. Tidak ada hubungan lamanya penyakit dengan keluhan subjektif pada

pasien diabetes melitus di Puskesmas Tanasitolo.

2. Tidak ada hubungan kadar gula darah dengan keluhan subjektif pada

pasien diabetes melitus di Puskesmas Tanasitolo.


BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini yaitu penelitian

kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional study.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada Puskesmas Tanasitolo Kabupaten

Wajo, dengan Pertimbangan bahwa pelayanan kesehatan di daerah

tersebut, yang sangat strategis dalam melayani masyarakat untuk

meningkatkan derajat kesehatan.

2. Waktu Penenlitian

Direncanakan penelitian ini dilaksanakan bulan Mei setelah seminar

proposal.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Penelitian ini menggunakan cross sectional karena penelitian dilakukan

serentak satu waktu tanpa adanya follow up. Populasi dalam penelitian ini

merupakan penderita Diabetes Melitus Tipe 2 yang terdaftar di Program

P2 PTM UPTD Puskesmas Tanasitolo pada periode 2020 dari Januari

sampai dengan bulan Februari yang berjumlah 35 orang.

26
27

2. Sampel

Tehnik pengambilan sampel penelitian ini adalah total sampling. Total

sampling merupakan tehnik pengambilan sampel dimana jumlah sampel

sama dengan populasi yaitu sebanyak 35 orang karena mengingat kondisi

saat ini wabah virus covid 19 jadi peneliti terbatas melakukan penelitian.

D. Pengumpulan Data dan Penyajian Data

1. Pengumpulan Data

a. Data primer didapat dari hasil interview pada responden dengan

menggunakan lembar kuesioner. Kuesioner tersebut meliputi:

karakteristik responden (nama (inisial), umur, jenis kelamin, pekerjaan

dan pendidikan), lamanya penyakit, kadar gula darah, dan keluhan

subjektif pasien diabetes melitus.

b. Data sekunder merupakan data jumlah penderita diabetes melitus yang

didapatkan dari Puskesmas Tanasitolo. Lembar kuesioner digunakan

sebagai proses untuk mengambil data.

2. Penyajian Data

Penyajian ini dimulai dari pasien diabetes melitus kemudian peneliti

melakukan informed consent dan penjelasan tentang penelitian yang akan

diteliti terhadap pasien, setelah itu meminta respon dari pasien apakah

setuju atau tidak setuju. Jika pasien setuju maka dibagikan kuesioner dan

menjelaskan cara pengisiannya. Lembar kuesioner digunakan sebagai

proses untuk mengambil data. Data primer dan sekunder yang diperoleh

kemudian dicek kelengkapan dan ketepatan jawaban. Kuesioner yang


28

sudah lengkap maka data dimasukkan di laptop dengan menggunakan uji

chi square. Nilai 0,05 merupakan nilai p yang digunakan.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Seleksi

Data yang terkumpul dari kuesioner maupun data penunjang kemudian

diseleksi sesuai dengan tujuan penelitian.

b. Editing

Setelah data terkumpul dan diseleksi maka dilakukan pemeriksaan

kelengkapan, keseragaman, kebenaran dan kesinambungan data.

c. Koding

Dilakukan untuk memudahkan pengolahan data yaitu dengan

memberikan simbol-simbol dari setiap jawaban yang diberikan

responden.

d. Tabulasi

Menyusun data-data kedalam tabel yang sesuai sebelum dilakukan

analisis.

E. Analisa Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat ini bertujuan menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik masing-masing yang diteliti. Data ini merupakan data primer

yang meliputi nama (inisial), umur, jenis kelamin, pekerjaan dan

pendidikan, lamanya penyakit, kadar gula darah, dan keluhan subjektif

pasien diabetes melitus sedangkan data antropometri penderita yang


29

dikumpulkan melalui pengisian kuisioner yang rencananya dilakukan

terhadap responden. Data tersebut diringkas berupa tabel distribusi

frekuensi.

2. Analisis Bivariat

Digunakan untuk menganalisis data dua variabel penelitian. Analisis

bivariat menggunakan tabel silang untuk menyoroti dan menganalisis

hubungan dua variabel. Menguji ada tidaknya perbedaan/hubungan

antara variabel, yakni untuk menganalisis hubungan lamanya penyakit

dan kadar gula darah dengan keluhan subjektif pasien diabetes melitus.

untuk menguji hubungan antar variabel dalam penelitian dengan

menggunakan uji chi-square dengan p<0,05 sehingga dapat diketahui ada

tidaknya hubungan yang bermakna secara statistik dengan menggunakan

komputer program SPSS 20.

F. Etika Penelitian

Penelitian ini menggunakan manusia sebagai subjek sehingga dalam

pelaksanaanya tidak boleh bertentangan dengan etika penelitian :

1. Informed consent, yaitu bentuk persetujuan antara penelitian dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Sebelum

melakukan pengumpulan data peneliti memberikan informed consent,

menjelaskan maksud, tujuan, dan cara pengumpulan dan kepada

responden. Kesediaan responden dinyatakan dengan menandatangani

pernyataan bersedia menjadi responden.


30

2. Nominity, yaitu nama responden tidak dicantumkan melainkan

menggunakan kode atau inisial pada lembar pengumpulan data dan hasil

penelitian

3. Confidentiality, yaitu data atau informasi yang didapat selama penelitian

akan dijaga kerahasiaannya dan hanya dapat melihat data tersebut serta

hanya data tertentu yang dilaporkan pada hasil penelitian.


DAFTAR PUSTAKA

Amelia, R., Taiyeb, a M., & Idris, I. S. (2015). Hubungan Pola Makan dan
Aktivitas Fisik terhadap Kadar Glukosa Darah Penderita Diabetes Melitus.
620–630.

Aulia, D. (2019). Hubungan Diabetes Melitus dengan kejadian preeklamsia.


Hubungan Diabetes Melitus Dengan Kejadian Preeklamsia, 1–13.
https://doi.org/.1037//0033-2909.I26.1.78

Bertalina, B., & Purnama, P. (2016). Hubungan Lama Sakit, Pasien Diabetes
Mellitus. Jurnal Kesehatan, 7(2), 329. https://doi.org/10.26630/jk.v7i2.211

Dinarti, & Mulyanti, Y. (2017). Bahan Ajar Keperawatan: Dokumentasi


Keperawatan.

Fatimah, R. N. (2016). Diabetes Melitus. Indonesian Journal of Pharmacy, 27(2),


74–79. https://doi.org/10.14499/indonesianjpharm27iss2pp74

Habtewold, T. D., Tsega, W. D., & Wale, B. Y. (2016). Diabetes Mellitus in


Outpatients in Debre Berhan Referral Hospital, Ethiopia. Journal of Diabetes
Research, 2016. https://doi.org/10.1155/2016/3571368

Harymbawa, I. W. A. (2016). Hubungan Sedentary Lifestyle Dengan Kadar


Glukosa Darah Pada Orang Dewasa. STIKES Ngudi Waluyo.

International Diabetes Federation. (2015). IDF Diabetes Atlas. In Circulation


research (Vol. 31, Issue 4). https://doi.org/10.1161/01.RES.31.4.473

Ismayani, A. (2017). Metodologi penelitian. Syiah Kuala University Press.

Nur Lathifah. (2017). Hubungan Durasi Penyakit dan Kadar Gula Darah Dengan
Keluhan Subyektif Penderita Diabetes Melitus. Jurnal Berkala
Epidemiologi, Volume 5 N(Mei 2017), 231–239.
https://doi.org/10.20473/jbe.v5i2.2017.231-239

PERKENI. (2015). Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabets melitus tipe


2. PB. PERKENI.

Primadi, O. (2018). Profil Kesehatan Who. https://doi.org/9786026564464

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. (2014). Profil Kesehatan Provinsi


Sulawesi Selatan.

Rahayu, A., & Rodian. (2016). Effect of Gestational Diabetes Mellitus to


Macrosomia Birth Baby. Majority, 5(4), 17–22.
Riskesdas, K. (2018). Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar. Journal of Physics A:
Mathematical and Theoretical, 44(8), 1–200. https://doi.org/10.1088/1751-
8113/44/8/085201

Sylvia A. Price, L. M. W. (2014). Patofisiologi konsep klinis proses-proses


penyakit (6th ed.).

Toruan, D. P. lumban. (2018). kejadian DM di dunia pada tahun 2015. Hubungan


Motivasi Diri Dengan Kepatuhan Diet Pada Penderita Diabetes Melitus
Tipe 2, 5(2), 1.

Tim Penyusun. (2020). Panduan Penulisan Skripsi. Program Studi S1


Keperawatan Fakultas Keperawatan & Kebidanan Universitas
Puangrimaggalatung.
Lampiran 1

KUESIONER PASIEN DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS


TANASITOLO KABUPATEN WAJO TAHUN 2020
A. DATA DEMOGRAFI
NAMA (Inisial) :
JENIS KELAMIN :
USIA :
PENDIDIKAN :
PEKERJAAN :
ALAMAT :

B. KUESIONER VARIABEL
Mohon diisi pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan
memberikan jawaban dan mencentang ( )yang benar sesuai pendapat
bapak / ibu.

1. Lamanya pnyakit
a. Berapa lama bapak/ibu menderita Diabetes Melitus ?
 <1,5 tahun  >1,5 tahun

2. Kadar gula darah


a. Berapa kadar gula darah bapak / ibu ?
 < 108 mg/dl  108-125 mg/dl  > 125 mg/dl
b. Apakah keadaan kadar gula darah bapak/ibu mengalami
perubahan?
 Tidak  Kadang-kadang  Ya
c. Apakah bapak/ibu sering memeriksakan kadar gula darah ?
 Tidak  Kadang-kadang  Ya
d. Apakah kadar gula darah bapak/ibu berubah setelah minum obat ?
 Tidak  Kadang-kadang  Ya

3. Keluhan subjektif
a. Apakah selama ibu/bapak menderita diabetes melitus memiliki
keluhan ?
 Tidak  Ya
b. Kalau ya, berapa lama keluhan tersebut?
 Sekali-kali  Sering
c. Bagaimana intensitasnya?
 Ringan  Berat
d. Berapa keluhan ibu/bapak rasakan?
 Satu keluhan  Beberapa keluhan
Lampiran 2

SURAT PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Alamat :

Dengan ini masyarakat bersedia menjadi responden dalam penelitian

Saudari St. Rahma yang berjudul “Hubungan Lamanya Penyakit dan

Kadar Gula Darah dengan Keluhan Subjektif pada Pasien Diabetes

Melitus di Puskesmas Tanasitolo Kabupaten Wajo Tahun 2020”.

Saya menyadari bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negatif

terhadap saya, sehingga jawaban yang saya berikan adalah yang sebenarnya

dan akan dirahasiakan.

Responden,
Lampiran 3

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth :
Bapak/Ibu/Sdr/i Calon Responden
Di
Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawaah ini, mahasiswa Keperawatan
Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung
Sengkang.
Nama : ST. RAHMA
NIM : 16 14201 034
Akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan
Lamanya Penyakit dan Kadar Gula Darah dengan Keluhan Subjektif
pada Pasien Diabetes Melitus di Puskesmas Tanasitolo Kabupaten
Wajo Tahun 2020”. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dan tidak akan menimbulkan akibat buruk bagi
Bapak/Ibu/Sdr/i sebagai responden. Kerahasiaan informasi yang diberikan
akan dijaga dan hanya digunakan untuk tujuan penelitiaan.
Apabila Bapak/Ibu/Sdr/i menyetujui maka dengan ini saya mohon
kesediaan responden untuk menandatangani lembaran persetujuan dan
menjawab pertanyaaan-pertanyaan yang saya ajukan dalam lembaran
kuesioner.
Atas perhatian Bapak/Ibu/Sdr/i sebagai responden, saya ucapkan
terima kasih.
Hormat saya
Peneliti

ST. RAHMA

Anda mungkin juga menyukai