Anda di halaman 1dari 102

SKRIPSI

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN


HIPERTENSI PADA MASYARAKAT PETANI DI
DESA LIU KECAMATAN SABBANGPARU
KABUPATEN WAJO TAHUN 2021

NUR’ ASIA
17 14201 006

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG
2021
SKRIPSI

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN


HIPERTENSI PADA MASYARAKAT PETANI DI
DESA LIU KECAMATAN SABBANGPARU
KABUPATEN WAJO TAHUN 2021

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat


untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan

NUR’ ASIA
17 14201 006

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG
2021
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini akan dipertahankan dihadapan tim penguji dan disetujui sebagai salah
satu syarat untuk mendapatkan Sarjana Keperawatan (S. Kep) di Program Studi
Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas
Puangrimaggalatung.

Sengkang, 2021

Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Ikdafila, S.Kep., Ns., M.Kes drg. Anugerah Yanuar Azis, S.KG


NIDN. 0922058403 NUP. 9909926615

Mengetahui

Ketua Program Studi S1 Keperawatan

Fatmawati, S.Kep., Ns., M.Kes


NIDN 0903068604

iii
PEGESAHAN TIM PENGUJI

Skripsi ini diajukan :

Nama : Nur’ Asia

Nim : 17 14201 006

Program Studi : S1 Keperawatan

Judul Skripsi : “Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi

Pada Masyarakat Petani di Desa Liu Kecamatan

Sabbangparu Kabupaten Wajo Tahun 2021”

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Skripsi dan diterima

sebagai persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana

Keperawatan pada Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan dan

Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung pada hari tangga 2021

Tim Penguji

Ketua : Ikdafila, S.Kep., Ns., M.Kes (………………)

Sekretaris : drg. Anugerah Yanuar Azis, S.KG (………………)

Anggota : Eka Hardianti Arafah, SKM., M. Epid (………………)

Fitriani, S.Kep., Ns., M.Kes (………………)

iv
v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH


Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Nur’ Asia

NIM : 17 14201 006

Program Studi : S1 Keperawatan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya ilmiah yang saya tulis ini
benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan alihan tulisan
atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan
bahwa sebagian atau keseluruhan karya ilmiah ini hasil karya orang lain, saya
bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Sengkang, 2020

Yang menyatakan

Tanda tangan

Materai

6000

Nur’ Asia
vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH


UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai Civitas Akademik Program Studi Keperawatan Fakultas Keperawatan
dan Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung, saya bertanda tangan di bawah
ini :

Nama : Nur’ Asia

NIM : 17 14201 006

Program Studi : S1 Keperawatan

Jenis Karya : (Skripsi)

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Program Studi Keperawatan Universitas Puangrimaggalatung Hak Bebas Royalti
Noneksklusif (Non Eksklusive Royalty-free Right) atas karya ilmiah saya yang
berjudul : “Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi Pada
Masyarakat Petani di Desa Liu Kecamatan Sabbangparu Kabupaten Wajo Tahun
2021” beserta perangkat yang ada (jika diperlukan) dengan hak royalty
Noneksklusif ini Program Studi Keperawatan Fakultas Keperawatan dan
Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan mempublikasikan karya ilmiah saya selama tetp mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di : Sengkang

Pada tanggal : 2021

Yang menyatakan :

Nur’ Asia
vii

ABSTRAK
Nur’ Asia

“FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI


PADA MASYARAKAT PETANI DI DESA LIU KECAMATAN
SABBANGPARU KABUPATEN WAJO TAHUN 2021”

Dibimbing oleh : Ikdafilah dan Anugerah Yanuar Azis


viii

ABSTRACT
Nur’ Asia

Supervised by : Ikdafilah and Anugerah Yanuar Azis

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya yang tak terhingga, sehingga penulis


ix

dapat menyelesaikan penyusunan proposal ini, yang merupakan salah satu

persyaratan untuk mengikuti ujian sidang pada Program S1 Keperawatan Fakultas

Keperawatan dan Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung Sengkang

Selama proses pembuatan proposal ini masih banyak kesulitan dan

hambatan yang penulis hadapi, namun atas bantuan dan bimbingan serta

kerjasama dari semua pihak yang terlibat didalamnya sehingga hambatan dan

kesulitan itu dapat teratasi dengan baik.

Ucapan terima kasih bagi penulis adalah ungkapan yang tiada batas.

Hanya kata dan hanya berbentuk kalimat, namun sebagai seorang mahluk tak

luput dari khilaf maka layak jika penulis mengucapkannya pada mereka yang

telah menciptakan semacam imajinasi dan spirit juga semangat ketika penulis

mulai merangkai kata menuai bahasa. Bagaimanapun juga langkahku yang ada

sekarang ini tak akan pernah ada tanpa kehadiran mereka. Untuk itu

perkenankanlah penulis dengan segala hormat dan penuh kerendahan hati

mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Hj. Fibriani Sulianti Sanusi Karateng selaku Ketua Dewan Pembina

Yayasan Perguruan Puangrimaggalatung untuk mengikuti pendidikan dan

memberikan bimbingan serta pengetahuannya.


2. Bapak dr. H. Abdul Azis, M., M.Kes. selaku Ketua Umum Yayasan

Perguruan Puangrimaggalatung untuk mengikuti pendidikan dan memberikan

bimbingan serta pengetahuannya.

3. Bapak Prof. Dr. H. Imran Ismail, M.S, selaku Rektor Universitas

Puangrimaggalatung yang telah membimbing dan memotivasi penulis.

4. Bapak drg. Anugerah Yanuar Azis, S.KG selaku Dekan Fakultas

Keperawatan dan Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung yang telah

memberikan bimbingan, dan motivasi kerja.

5. Ibu Rosmiati, S.ST., M.Kes selaku Wakil Dekan Fakultas Keperawatan dan

Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung yang telah memberikan

bimbingan, dan dorongan serta pengalaman.

6. Ibu Fatmawati, S.Kep., Ns., M.Kes Selaku Ketua Program Studi S1

Keperawatan Universitas Puangrimaggalatung yang telah memberikan

bimbingan serta pengetahuannya dan motivasinya.

7. Ibu Ikdafila, S,Kep., Ns., M.Kes Pembimbing I dan juga Selaku Dosen dan

Staf Program Studi S1 Keperawatan Universitas Puangrimaggalatung yang

telah memberikan bimbingan serta pengetahuannya dan motivasinya.

8. Bapak drg. Anugerah Yanuar Azis, S.KG Pembimbing 2 dan juga Selaku

Dekan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas

Puangrimaggalatung Sengkang yang telah banyak memberikan bantuan

pengetahuan, saran dan masukan selama ini.

x
9. Para Dosen dan Staf Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas

Puangrimaggalatung Sengkang yang telah memberikan pengetahuan dan

bimbingan dan bantuan selama penulis mengikuti pendidikan.

10. Spesial untuk Kedua Orang Tuaku yang telah memberikan dukungan baik

secara moril maupun spritual, dan untuk saudara-saudaraku tersayang.

11. Rekan-rekan Mahasiswa yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

telah ikut membantu dalam penyusunan proposal.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan proposal ini masih jauh

dari kesempurnaan oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga proposal ini dapat bermanfaat

bagi pengembangan ilmu pengetahuan, amin.

Sengkang, 26 April 2020

Penulis

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................ii

KATA PENGANTAR...................................................................................iii

DAFTAR ISI..................................................................................................vi

DAFTAR TABEL.......................................................................................viii

DAFTAR ISTILAH ATAU SINGKATAN.................................................ix

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................................1

B. Rumusan Masalah................................................................................6

C. Tujuan Penelitian..................................................................................6

D. Manfaat Penelitian................................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................10

A. Tinjauan Umum Hipertensi................................................................10

1. Definisi Hipertensi.......................................................................10

2. Epidemiologi Hipertensi...............................................................11

3. Klasifikasi Hipertensi...................................................................12

4. Jenis Hipertensi............................................................................13

5. Etiologi Hipertensi.......................................................................14

6. Manifestasi Klinis Hipertensi.......................................................15

7. Patofisiologi Hipertensi................................................................16

8. Penatalaksanaan Hipertensi..........................................................17

xii
xiii

9. Komplikasi Hipertensi..................................................................19

B. Tinjauan Umum Risiko Hipertensi.....................................................20

BAB III KERANGKA KONSEP................................................................29

A. Dasar Pemikiran.................................................................................29

B. Bagan Kerangka Konsep....................................................................30

C. Definisi Operasional dan Kriteria objektif.........................................31

D. Hipotesa Penelitian.............................................................................37

BAB IV METODE PENELITIAN..............................................................40

A. Jenis Penelitian...................................................................................40

B. Lokasi dan Waktu Penelitian..............................................................40

C. Populasi dan Sampel..........................................................................40

D. Pengumpulan Data dan Penyajian Data.............................................42

E. Analisa Data.......................................................................................43

F. Etika Penelitian ..................................................................................45

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................46

Lampiran........................................................................................................51
xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi...................................................................13

2. Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif................................33

3. Tabel 5.1 Distribusi Proporsi.......................................................................

4. Tabel 5.1 Distribusi Proporsi.......................................................................

5. Tabel 5.1 Distribusi Proporsi.......................................................................

6. Tabel 5.1 Distribusi Proporsi.......................................................................

7. Tabel 5.1 Distribusi Proporsi.......................................................................

8. Tabel 5.1 Distribusi Proporsi.......................................................................

9. Tabel 5.1 Distribusi Proporsi.......................................................................

10. Tabel 5.1 Distribusi Proporsi.......................................................................

11. Tabel 5.1 Distribusi Proporsi.......................................................................

12. Tabel 5.1 Distribusi Proporsi.......................................................................

13. Tabel 5.1 Distribusi Proporsi.......................................................................


DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

1. Hipertensi : Tekanan darah Tinggi

2. Obesitas : Kegemukan

3. PTM : Penyakit Tidak Menular

4. WHO : World Health Organisation

5. Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar

6. Kemenkes : Kementerian Kesehatan

7. Etiologi : Penyebab

8. AHA : American Heart Association

9. TD : Tekanan Darah

10. TDS : Tekanan Darah Sistolik

11. TDD : Tekanan Darah Diastolik

12. NCD : Noncommunicable Diseases

13. SSP : Sistem Saraf Pusat

14. Stroke : Gangguan saraf otak akibat pecahnya pembuluh darah

15. Prevalensi : Angka Kejadian

16. Sistole : Kontrasi Isovolumetrik

17. Diastole : Relaksasi Isovolumetrik

18. Epidemiologi : Ilmu kependudukan

19. Penyakit Degeneratif : Penyakit keturunan/usia

20. Hipertensi Primer : Hipertensi Esensial (Gaya Hidup)

21. Hipertensi Sekunder : Hipertensi Non esensial (Genetik atau penyakit)

22. Komplikasi : Penyakit lain yang memperparah keadaan penyakit

xv
xvi

23. Genetik : Keturunan

24. JNC : Joint National Committee On Prevention, Detection, Evaluation, and

the Treatment of High Blood Pressure)

25. Retinopati Hipertensi : Kerusakan retina akibat hipertensi

26. Terapi Farmakologis : Pengobatan dengan obat

27. Terapi Non farmakologis : Pengobatan dengan pengaturan gaya hidup seperti

asupan nutrisi, olahraga, dn hiburan

28. Variabel : Objek penelitian, atau apa yang menjadi fokus dalam penelitian

29. Variabel Independent : Variabel Bebas

30. Variabel Dependent : Variabel Terikat

31. Cros Sectional : Potong lintang atau rancangan penelitian yang dilakukan pada

suatu waktu dan satu kali, tidak ada follow up untuk mencari hubungan antara

variable independent dengan variable dependent

32. Populasi : Seluruh subjek atau objek tertentu yang akan diteliti

33. Sampel : bagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi

34. Kuesioner : lembar daftar petanyaan sebagai alat untuk menilai keadaan

variable penelitian

35. Accidental Sampling : adalah metode pengambilan sampel menurut peneliti

sesuai dengan yang diinginkan peneliti.

36. Kriteria inklusi : sesuatu keadaan yang menyebabkan suatu variable dikasih

masuk dalam penelitian

37. Kriteria eksklusi : suatu keadaan yang menyebabkan sampel dikeluarkan

dalam penelitian karena adanya alas an tertentu


xvii

38. Ha : Hipotesis Alternatif

39. Ho : Hipotesis Objektif

40. Informent Concent : Lembar persetujuan menjadi responden

41. Data primer : data yang diambil secara langsung oleh peneliti tanpa perantara

42. Data sekunder : data yang tidak langsung diambil oleh peneliti melalui

medical record dan sebagainya

43. Analisa Univariat : proses menganalisa variable secara umum

44. Analisa Bivariat : proses analisis korelasi atau hubungan dua variable.

45. Chis-square : uji penelitian yang dilakukan pada desain penelitian Cross

Sectional

46. Responden : yang menjadi sampel dalam penelitian.


DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

1. Daftar Kuesioner Penderita Hipertensi Desa Liu Kecamatan Sabbangparu

Kabupaten Wajo.

2. Lembar Persetujuan Responden

3. Lembar Permohonan Menjadi Responden

4. Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Program Studi Keperawatan

Universitas Puangrimaggalatung

5. Surat Izin/ Rekomendasi penelitian dari Balitbang Pemerintah Kabupaten

Wajo

6. Master Tabel Hasil Penelitian

7. Hasil Analisis uji Chi-Square Variabel Univariat dan Bivariat dengan SPSS

22

8. Surat Keterangan Meelakukan Penelitian

9. Dokumentasi Penelitian

10. Daftar Riwayat Hidup

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan didefinisikan sebagai suatu kondisi sehat secara fisik,

mental, spiritual, dan sosial yang pada akhirnya membuat setiap orang

mampu untuk menjalani hidup yang produktif. Demikianlah penjelasan

berdasarkan Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 1 ayat

1. Pancasila dan UUD 1945 bahkan memaknai kesehatan sebagai bagian dari

hak asasi manusia dan juga merupakan cita-cita bangsa. Namun

kenyataannya saat ini masih banyak masalah terkait kesehatan yang terjadi

secara luas. Salah satunya yang sedang dialami saat ini ialah perubahan pola

penyakit pada populasi atau yang lebih dikenal dengan transisi epidemiologi

dimana angka kematian akibat penyakit tidak menular kini lebih tinggi

dibandingkan akibat penyakit menular (Patricia, 2019)

Penyakit tidak menular merupakan penyebab utama kematian secara

global dan menjadi salah satu tantangan kesehatan utama abad ke-21.

Penyakit tidak menular termasuk masalah kesehatan dengan angka kejadian

morbiditas dan mortalitas yang semakin meningkat. Kematian akibat

penyakit tidak menular diperkirakan akan terus meningkat di seluruh dunia

dan menjadi etiologi kematian paling umum pada tahun 2030. Status global

Noncommunicable Diseases (NCD) melaporkan bahwa pada tahun 2016

sebesar 71% dari 57 juta kematian di dunia disebabkan oleh penyakit tidak

menular. World Health Organization (WHO) menyatakan empat penyakit

1
2

utama yang bertanggung jawab atas kematian penyakit tidak menular yaitu

penyakit kardiovaskular, kanker, penyakit pernapasan kronis, dan diabetes.

Faktor risiko utama penyakit kardiovaskular adalah peningkatan tekanan

darah tinggi atau hipertensi (WHO, 2018)

Salah satu PTM yang menyita banyak perhatian adalah penyakit

hipertensi. Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang jumlah

prevalensinya semakin meningkat seiring perkembangan zaman dan

meningktanya laju pertumbuhan penduduk. Penyakit degeneratif adalah

penyakit kronik menahun yang mempengaruhi kualitas hidup dan

produktivitas seseorang. Penyakit kronik memiliki hubungan erat dengan

pertambahan usia dan penaralaksanaan jangka panjang (Salsabila, 2019).

Hipertensi atau penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan ketika darah

dipembuluh darah meningkat secara kronis (Riskesdas, 2018).

Hipertensi disebut sebagai the silent killer karena sering tidak

menunjukkan tanda dan gejala. Gejala biasanya timbul setelah 20 tahun

terdiagnosis hipertensi dan baru diketahui apabila sudah terjadi komplikasi

pada organ tubuh seperti jantung, ginjal, otak dan mata. Hal tersebut

menyebabkan pengobatan hipertensi terlambat dan dapat mengurangi angka

harapan hidup karena kelemahan fungsi organ-organ tersebut dapat

mengakibatkan kecacatan bahkan kematian. Hipertensi juga dapat menambah

beban ekonomi dan mengurangi kesejahteraan baik di tingkat rumah tangga

hingga nasional. (Oktaviarini et al., 2019). Menurut data dari World Health

Organization (WHO) tahun 2015 menunjukkan bahwa terdapat 1,13 miliar


3

orang di dunia yang menderita hipertensi, artinya terdapat 1 dari 3 orang di

dunia terdiagnosis sebagai penderita hipertensi. Jumlah penyandang

hipertensi diperkirakan akan terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan

akan mencapai 1,5 miliar orang di dunia pada tahun 2025. Diperkirakan

setiap tahunnya akan terdapat 9,4 juta orang yang akan meninggal akibat

hipertensi dan komplikasinya (Tarigan et al., 2018). WHO menyebutkan

jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah

penduduk yang bertambah pada 2025 mendatang diperkirakan sekitar 29%

warga dunia terkena hipertensi. WHO menyebutkan negara ekonomi

berkembang memiliki penderita hipertensi sebesar 40% sedangkan negara

maju hanya 35%, kawasan Afrika memegang posisi puncak penderita

hipertensi, yaitu sebesar 40%. Kawasan Amerika sebesar 35% dan Asia

Tenggara 36%. Kawasan Asia penyakit ini telah membunuh 1,5 juta orang

setiap tahunnya. Hal ini menandakan satu dari tiga orang menderita hipertensi

(Praeni, 2019). Diperkirakan sekitar10,4 juta kematian per tahun diakibatkan

oleh Hipertensi (Dr. Tunggul Diapari Situmorang, 2019)

Sekiar 40% kematian diakibatkan karena hipertensi tidak terkendali.

Banyak faktor yang berperan untuk terjadinya hipertensi meliputi, faktor

risiko yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor

risiko yang dapat dimodifikasi termasuk diet yang tidak sehat (konsumsi

garam berlebihan, diet tinggi lemak jenuh dan lemak trans, asupan buah dan

sayuran yang rendah), aktivitas fisik yang kurang, konsumsi tembakau dan

alkohol, dan kelebihan berat badan atau obesitas. Faktor risiko yang tidak
4

dapat dimodifikasi termasuk riwayat keluarga dengan hipertensi, usia di atas

65 tahun dan penyakit yang ada bersama seperti diabetes atau penyakit ginjal

(Kemenkes RI, 2019)

Prevalensi hipertensi di Indonesia pada tahun 2018 sebesar 34,1%,

yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan sebesar 8,4% dan riwayat minum

obat hanya sebesar 8,8%. Angka prevalensi tertinggi di Indonesia ditemukan

di Kalimantan Selatan (44,13%), diikuti Jawa Barat (39,60%), Kalimantan

Timur (39,30%) dan Jawa Tengah (37,57%) sementara itu Sulawesi Selatan

(31,68%) (Kementerian Kesehatan RI, 2018). Berdasarkan data (Dinas

Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, 2018), prevalensi hipertensi di

Selawesi Selatan sebesar 31,68% tertinggi yaitu Soppeng (42,57%),

Enrekang (40,47%) dan Pinrang (36,56%), Sementara Wajo (32,74%).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo pada tahun 2018

tercatat 32,74% penderita hipertensi berusia >18 tahun. Desa Liu merupakan

salah satu desa yang ada di Kecamatan Sabbangparu Kabupaten Wajo yang

memiliki prevalensi hipertensi yang cukup tinggi pada tahun 2020 yaitu

sebanyak 350 orang. Jumlah penderita terus meningkat dari tahun

sebelumnya dimana tahun sebelumnya sebanyak 290 orang.

Peningkatan kasus hipertensi di Desa Liu tersebut dipengaruhi oleh

gaya hidup masyarakat yang semakin hari semakin berubah kearah yang tidak

sehat, seperti perubahan perilaku masyarakat yang semakin modern.

Mayoritas pekerjaan masyarakat yang ada di Desa Liu adalah petani. Mereka

memiliki kebiasaan mengonsumsi gorengan diladang sebagai cemilan


5

sebelum makan siang dan kebiasaan tersebut dilakukan hampir oleh setiap

petani yang bekerja diladang. Mengonsumsi gorengan erat kaitannya dengan

mengonsumsi kopi sambil merokok. Merokok juga merupakan salah satu

bentuk kebiasaan masyarakat yang ada di Desa Liu mereka mempercayai

merokok dapat melepas stress dan hampir setiap pertemuan seperti warung,

diladang dan di pesta mereka terbiasa mengomsumsi rokok.

Penelitian sebelumnya menunjukkan terdapat faktor yang

berhubungan dengan kejadian hipertensi, (Patricia, 2019) menyebutkan ada

hubungan antara umur dengan kejadian hipertensi di wilayah kerja

Puskesmas Tambang Kabupaten Kampar Prvinsi Riau. Penelitian lain yang

dilakukan di Puskesmas Nakrayu Kota Palembag menyebutkan faktor yag

berhubungan dengan kejadian hipertensi antara lain umur, jenis kelamin,

genetik, pekerjaan dan olahraga (Azhari, 2017)

Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang dilakukan pada

masyarakat petani yang ada di Desa Liu diatas diasumsikan bahwa tingginya

hipertensi pada masyarakat yang ada di Desa Liu Kecamatan Sabbangparu

Kabupaten Wajo dikarenakan beberapa faktor salah satunya kurang aktivitas

fisik dan merokok. Maka dari itu penulis menganggap penting dan tertarik

meneliti permasalahan tersebut karena tersedianya subjek penelitian di Desa

Liu dan menarik karena tentang penyakit Hipertensi yang banyak terjadi atau

dikeluhkan dikalangan masyarakat. Mengembangkan penelitian sebelumnya

dari Riau dan apalagi belum ada yang meneliti di Sulawesi Selatan khususnya

di Kabupaten Wajo Kecamatan Sabbangparu Desa Liu dan hasilnya dapat


6

dipertanggung jawabkan secara ilmiah, dengan judul “Faktor yang

Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat Petani Di

Desa Liu Kecamatan Sabbangparu Kabupaten Wajo”

B. Rumusan Masalah

Dari uraian diatas sehubungan dengan penelitian ini, maka dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

“Faktor-faktor apa sajakah yang berhubungan dengan kejadian hipertensi

pada masyarakat petani di desa liu kecamatan sabbangparu kabupaten wajo?”

C. Tujuan Penelitian

Setelah meninjau latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka

tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi

pada masyarakat petani di Desa Liu Kecamatan Sabbangparu Kabupaten

Wajo

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui hubungan umur dengan kejadian hipertensi pada

masyarakat petani di Desa Liu Kecamatan Sabbangparu Kabupaten

Wajo

b. Mengetahui hubungan jenis kelamin dengan kejadian hipertensi pada

masyarakat petani di Desa Liu Kecamatan Sabbangparu Kabupaten

Wajo
7

c. Mengetahui hubungan genetik dengan kejadian hipertensi pada

masyarakat petani di Desa Liu Kecamatan Sabbangparu Kabupaten

Wajo

d. Mengetahui hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi pada

masyarakat petani di Desa Liu Kecamatan Sabbangparu Kabupaten

Wajo

e. Mengetahui hubungan konsumsi makanan pemicu hipertensi dengan

kejadian hipertensi pada masyarakat petani di Desa Liu Kecamatan

Sabbangparu Kabupaten Wajo

f. Mengetahui hubungan merokok dengan kejadian hipertensi pada

masyarakat petani di Desa Liu Kecamatan Sabbangparu Kabupaten

Wajo

g. Mengetahui hubungan konsumsi alkohol dan kafein dengan kejadian

hipertensi pada masyarakat petani di Desa Liu Kecamatan

Sabbangparu Kabupaten Wajo

h. Mengetahui hubungan stres dengan kejadian hipertensi pada

masyarakat petani di Desa Liu Kecamatan Sabbangparu Kabupaten

Wajo
8

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek teoritis

maupun aspek praktis sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek

teoritis (keilmuan) yaitu bagi perkembagan ilmu kesehatan khususnya

dalam bidang keperawatan, terutama faktor yang berhubungan dengan

kejadian hipertensi.

2. Secara Praktis

a. Bagi Instansi Puskesmas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Puskesmas

sebagai pedoman dan meningkatkan dalam memberikan perawatan

dan penyuluhan pada pasien hipertensi.

b. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan masyarakat

tentang penyakit hipertensi dalam menghadapi komplikasi

hipertensi.

c. Bagi Institusi Pendidikan

Manfaat penelitian ini bagi institusi pendidikan diharapkan dapat

menjadi bahan pembelajaran dan referensi bagi kalangan yang akan

melakukan penelitian lebih lanjut dengan topik yang berhubungan

dengan judul penelitian di atas.


9

d. Bagi Penulis

Manfaat penelitian ini bagi penulis dapat menambah wawasan dan

kemampuan berpikir mengenai penerapan teori yang telah didapat

dari mata kuliah yang telah diterima kedalam penelitian yang

sebenarnya.

e. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi rekan peneliti

lain dalam penelitian selanjutnya yang mengambil topik

berhubungan dengan judul penelitian di atas.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Hipertensi

1. Definisi

Hipertensi adalah “tekanan darah dengan Systolic Blood Pressure

(SBP) ≥ 130 mmHg atau tekanan darah dengan Diastolic Blood Pressure

(DBP) ≥ 80 mmHg”. Penurunan 10 poin pada tekanan darah sistolik dan

diastolik sebelumnya tersebut menyebabkan 103 juta penduduk Amerika

Serikat mengalami hipertensi dan harus menjalani diet, perubahan gaya

hidup (berolahraga) dan mengkonsumsi obat anti hipertensi. Seluruh hal

tersebut harus dijalani untuk mengurangi risiko terhadap kejadian

serangan jantung dan stroke (AHA, 2015). Hipertensi atau tekanan darah

tinggi merupakan suatu keadaan dimana terjadinya peningkatan darah

yang tidak normal dalam pembuluh darah arteri dan terjadi secara terus

menerus (Muriyati & Yahya, 2018).

Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadinya

peningkatan tekanan darah sistol ≥140 mmHg atau tekanan diastol ≥90

mmHg atau keduanya. Hipertensi sering kali tidak menunjukan suatu

gejala apapun dalam kurun waktu yang lama dan sering dikenal sebagai

the silent killer. Hipertensi pada umumnya dapat diketahui ketika telah

terjadi komplikasi pada organ seperti otak, mata, jantung, dan ginjal

sehingga hipertensi merupakan salah satu faktor resiko berbagai penyakit

(Oktaviarini et al., 2019). Hipertensi merupakan kondisi peningkatan

10
11

tekanan darah seseorang di atas normal yang dapat mengakibatkan

peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian

(mortalitas) (Sumartini dkk, 2019). Hipertensi dapat mengakibatkan

suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke

jaringan tubuh yang membutuhkan, sehingga memberi gejala berlanjut

pada suatu target organ tubuh yang menimbulkan kerusakan lebih berat

pada target organ bahkan kematian (Olin & Pharm, 2018).

2. Epidemiologi Hipertensi

Hipertensi adalah salah satu penyakit paling umum di seluruh

dunia. Selama beberapa dekade penyakit hipertensi dianggap sebagai

masalah yang berkaitan dengan populasi orang dewasa, namun kejadian

hipertensi pada anak-anak juga meningkat dalam beberapa tahun

terakhir. Penyakit hipertensi dikenal sebagai penyakit paling umum yang

menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Sekitar 10,4 juta

kematian dikaitkan dengan tekanan darah sistolik yang tinggi sebagai

faktor risiko utama penyakit kardiovaskular

Menurut data pada tahun 2010 sekitar 31,1 % orang dewasa (1,39

miliar) di seluruh dunia memiliki hipertensi. Prevalensi hipertensi lebih

tinggi terjadi dinegara berkembang sekitar 31,5 % (1,04 miliar orang)

orang daripada di negaranegara berpenghasilan tinggi 28,5 % (349 juta

orang). Variasi dalam tingkat faktor risiko hipertensi yaitu seperti asupan

natrium tinggi, asupan kalium rendah, obesitas, konsumsi alcohol,


12

aktivitas fisik, dan diet tidak sehat dapat menjelaskan beberapa

heterogenitas regional dalam prevalensi hipertensi (Mills et al., 2020).

3. Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya antara lain:

a. Hipertensi primer

Hipertensi primer atau esensial adalah jenis yang paling umum dari

Hipertensi. Hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui (idiopatik),

hipertensi primer tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dikontrol

dengan terapi yang tepat (termasuk modifikasi gaya hidup dan obat-

obatan). Faktor genetik dapat memainkan peran penting dalam

pengembangan hipertensi primer (Olin & Pharm, 2018).

b. Hipertensi sekunder

Hipertensi yang diketahui penyebabnya. Kurang dari 10% pasien

dengan tekanan darah tinggi memiliki hipertensi sekunder. Hipertensi

sekunder disebabkan oleh kondisi medis atau pengobatan yang

mendasarinya, misalnya penyakit ginjal, tiroid, obat pil KB,

dekongestan dan lainnya (Olin & Pharm, 2018)

Klasifikasi baru tekanan darah berdasarkan AHA (American Heart

Association) tahun 2017 yaitu sebagai berikut :


13

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi Sistolik Diastolik


Normal Tekanan Darah < 120 < 80
Normal Tinggi 120 – 129 < 80
Hipertensi tingkat 1 (ringan) 130 – 139 80 – 89
Hipertensi tingkat 2 (sedang) ≥ 140 ≥ 90
Hipertensi tingkat 3 (berat) ≥ 180 ≥ 120
Sumber: American Heart Association 2017

4. Jenis Hipertensi

Jenis hipertensi berdasarkan penyebabnya, yaitu:

a. Hipertensi primer (esensial)

Hipertensi primer (esensial) atau idiopatik adalah hipertensi dimana

penyebabnya tidak diketahui. Lebih dari 90% kasus merupakan

hipertensi essensial. Hipertensi jenis ini tidak dapat disembuhkan

namun dapat dikontrol. Beberapa faktor penyebab hipertensi ini

meliputi faktor keturunan, jenis kelamin, ras dan faktor lingkungan,

seperti asupan natrium yang tinggi, aktivitas fisik, diet yang tidak

sehat, kepekaan terhadap stress, kebiasaan merokok dan lain-lain

(Glenys, 2017).

b. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat

diketahui, yaitu disebabkan dari penyakit komorbid atau

penggunaan obat tertentu, antara lain penyakit ginjal kronis,

penyakit renovaskular, penggunaan obat-obatan tertentu dan lain-

lain (Glenys, 2017).

5. Etiologi Hipertensi
14

Hipertensi merupakan suatu penyakit dengan kondisi medis yang

beragam. Bagi sebagian besar pasien dengan tekanan darah tinggi,

penyebabnya tidak diketahui. Ini diklasifikasikan sebagai hipertensi

primer atau esensial. Sebagian kecil pasien memiliki penyebab spesifik

tekanan darah tinggi, yang diklasifikasikan sebagai hipertensi sekunder.

Lebih dari 90% pasien dengan tekanan darah tinggi memiliki hipertensi

primer. Hipertensi primer tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat

dikontrol dengan terapi yang tepat (termasuk modifikasi gaya hidup dan

obat-obatan). Faktor genetik dapat memainkan peran penting dalam

pengembangan hipertensi primer. Dimana bentuk tekanan darah tinggi

ini cenderung berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun (Olin

& Pharm, 2018).

Kurang dari 10% pasien dengan tekanan darah tinggi memiliki

hipertensi sekunder. Hipertensi sekunder disebabkan oleh kondisi medis

atau pengobatan yang mendasarinya. Mengontrol kondisi medis yang

mendasarinya atau menghilangkan obat-obatan penyebab akan

mengakibatkan penurunan tekanan darah sehingga menyelesaikan

hipertensi sekunder. Bentuk tekanan darah tinggi ini cenderung muncul

tiba-tiba dan sering menyebabkan tekanan darah lebih tinggi daripada

hipertensi primer (Olin & Pharm, 2018)

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dibedakan menjadi

dua yaitu yang dapat diubah dan tidak dapat diubah. Faktor yang tidak

dapat diubah antara lain usia, jenis kelamin, suku atau ras. Sedangkan
15

yang dapat diubah adalah berat badan, aktivitas fisik, stress, kebiasaan

merokok, minum alkohol, dan asupan tidak sehat seperti makanan tinggi

garam tetapi kurang sayuran dan buah-buahan (Kemenkes RI 2018).

Faktor genetik dianggap penting sebagai penyebab timbulnya hipertensi.

Faktor genetik bersifat multifaktorial akibat kerusakan pada beberapa

gen yang berperan pada pengaturan tekanan darah. Faktor lingkungan

merupakan faktor yang paling berperan dalam perjalanan munculnya

penyakit hipertensi. Faktor ini meliputi konsumsi garam yang berlebihan,

obesitas, pekerjaan, alkoholisme, stressor psikogenik dan tempat

tinggal.Semakin banyak seseorang terpapar faktor-faktor tersebut maka

semakin besar kemungkinan seseorang menderita hipertensi, juga seiring

bertambahnya umur seseorang. Prevalensi hipertensi pada obesitas lebih

tinggi dibandingkan seseorang dengan berat badan normal. Berat badan

yang berlebihan meningkatkan beban jantung untuk memompa darah

keseluruh tubuh, akibatnya tekanan darah cenderung lebih tinggi

(Kemenkes RI, 2018)

6. Manifestasi Klinik Hipertensi

Kejadian hipertensi biasanya tidak memiliki tanda dan gejala.

Gejala yang sering muncul adalah sakit kepala, rasa panas di tengkuk

atau kepala berat. Namun, gejala tersebut tidak bisa dijadikan patokan

ada tidaknya hipertensi pada diri seseorang. Satu-satunya cara untuk

mengetahuinya adalah dengan melakukan pengecekan tekanan darah.

Seorang pasien biasanya tidak menyadari bahwa dirinya mengalami


16

hipertensi hingga ditemukan kerusakan dalam organ, seperti terjadinya

penyakit jantung koroner, stroke atau gagal ginjal. Karena itu,

mengetahui nilai tekanan darah sendiri secara teratur sangat penting

meski kita selalu merasa kondisi sehat (Kemenkes RI, 2018)

Hipertensi sering dianggap sebagai silent killer karena baru

dirasakan akibatnya saat seseorang mengalami komplikasi dari

meningkatnya tekanan darah dengan gejala-gejala yang dianggap sepele,

seperti sakit kepala atau nyeri tengkuk (Tarigan et al., 2018).

7. Patofisiologi Hipertensi

Hipertensi essensial adalah penyakit multifaktoral yang timbul

terutama karena interaksi antara faktor-faktor risiko tertentu. Tekanan

darah tinggi merupakan bahaya terselubung karena tidak menampakkan

gejala yang nyata. Tekanan darah tergantung dari jantung sebagai pompa

dan hambatan pembuluh arteri. Selama 24 jam, tekanan darah tidak tetap.

Tekanan darah yang paling rendah terjadi jika tubuh dalam keadaan

istirahat dan akan naik sewaktu mengadakan latihan atau olahraga.

Dalam tubuh terdapat suatu mekanisme yang dapat mengatur tekanan

darah, sehingga dapat menyuplai sel-sel darah dan oksigen yang cukup

(Kemenkes RI, 2018)

8. Penatalaksanaan Hipertensi
17

Penanganan hipertensi menurut JNC VII bertujuan untuk

mengurangi angka morbiditas dan mortalitas. Penatalaksanaan hipertensi

dapat dilakukan dengan dua cara sebagai berikut :

a. Non farmakologis

1) Tatalaksana non farmakologis efektif dalam menurunkan

tekanan darah. Menurunkan berat badan bila status gizi

berlebih, yaitu dengan pengurangan asupan kalori dan

peningkatan aktifitas fisik.

2) Meningkatkan aktifitas fisik Orang dengan aktifitas fisik lebih

rendah beresiko terkena hipertensi 30-50 % daripada yang aktif.

3) DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) merupakan

diet terbaik yang terbukti efektif menurunkan tekanan darah,

diet DASH kaya akan sayuran, buah-buahan, dan produk susu

rendah lemak serta meningkatkan asupan kalium, kalsium,

magnesium dan serat.

4) Pengurangan konsumsi natrium mencegah hipertensi dan

menurunkan tekanan darah. Pengurangan asupan natrium yaitu

sekitar 25 % (1000 mg perhari).

5) Menurunkan konsumsi kafein dan alcohol

6) Hindari rokok

(Whelton et al., 2018)


18

b. Terapi farmakologis

Panduan dalam pemilihan dosis obat antihipertensi dapat melihat

faktor spesifik lain pada pasien seperti, usia, penggabungan obat,

kepatuhan obat, interaksi obat, biaya dan komorbiditas harus

dipertimbangkan dalam pemilihan obat (Whelton et al., 2018)

Pasien memulai dengan dosis tunggal kemudian dititrasi hingga

mencapai dosis maksimal. Jika tujuan tekanan darah tidak dicapai

dengan penggunaan satu obat meskipun titrasi dengan dosis

maksimum yang disarankan, tambahkan obat kedua dari daftar

(thiazide-jenis diuretic, CCB, ACEI, atau ARB) dan titrasi sampai

dengan maksimum yang disarankan dosis obat kedua untuk

mencapai tujuan tekanan darah, hal ini dipertimbangkan pada pasien

dengan hipertensi stadium 2. Menurut European Society of

Hypertension 2013, kombinasi obat hipertensi yang dianjurkan

meliputi kombinasi tiazid diuretik efektif dengan ARB, Ca antagonis

atau ACEI. ARB efektif dikombinasikan dengan tiazid, Ca antagonis

namun tidak direkomendasikan dikombinasi dengan ACEI.

Kemudian Ca antagonis efektif dikombinasikan dengan ARB, tiazid

diuretik atau ACEI. ACEI efektif dikombinasikan dengan tiazid

diuretik, Ca antagonis dan tidak direkomendasikan dikombinasi

dengan ARB (Glenys, 2017)


19

9. Komplikasi Hipertensi

Hipertensi dapat menyebabkan komplikasi seperti penyakit jantung,

stroke, penyakit ginjal, retinopati (kerusakan retina), penyakit pembuluh

darah tepi, gangguan syaraf, dan gangguan serebral (Kemenkes RI, 2019)

a. Penyakit jantung

Tekanan darah tinggi menyebabkan aterosklerosis yang mengurangi

pasokan darah dan oksigen ke jantung. Hipertensi dapat

menimbulkan payah jantung, yaitu kondisi jantung yang tidak

mampu lagi memompa darah yang dibutuhkan akibat rusaknya otot

jantung atau system listrik jantung. Tekanan darah yang meningkat

dalam pembuluh darah menyebabkan jantung bekerja lebih keras

untuk memompa darah. Jika tekanan darah dibiarkan tidak

terkendali, maka hal tersebut dapat menyebabkan serangan jantung,

pembesaran jantung, hingga gagal jantung.

b. Stroke

Kerusakan pembuluh darah akibat tingginya tekanan darah secara

terus menerus dapat mengakibatkan kerusakan dinding pembuluh

darah. Selanjutnya, akan membentuk plak aterosklerosis dan terjadi

pembekuan darah yang berlebihan. Dengan tersumbatnya

pembuluha darah di otak maka dapat mengakibatkan stroke

c. Penyakit ginjal

Tekanan darah dikendalikan oleh ginjal melalui beberapa cara.

Terganggunya aliran zat-zat makanan menuju ginjal yang


20

disebabkan oleh pengerutan pembuluh darah pada ginjal karena

hipertensi yang mengakibatkan kerusakan ginjal bahkan mampu

menyebabkan sel ginjal tidak mampu berfungsi lagi. Dampak dari

hal tersebut mengakibatkan gagal ginjal.

d. Retinopati Hipertensi

Tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan

pembuluhdarah pada retina. Makin tinggi tekanan darah dan makin

lama hipertensi tersebut berlangsung, maka makin berat pula

kerusakan yang dapat ditimbulkan. Kelainan lain pada retina yang

terjadi akibat tekanan darah yang tinggi adalah iskemik optik

neuropati atau kerusakan pada saraf mata akibat aliran darah yang

buruk, oklusi arteri dan vena retina akibat penyumbatan aliran darah

pada arteri dan vena retina. Penderita retinopati hipertensi pada

awalnya tidak menunjukkan gejala, yang pada akhitnya dapat

menjadi kebutaan pada stadium akhir.

e. Penyakit pembuluh darah tepi

f. Gangguan syaraf

g. Gangguan serebral

B. Tinjauan Umum Faktor Risiko Hipertensi

Banyak hal yang berperan sebagai faktor risiko munculnya kejadian

hipertensi. Kementerian Kesehatan membedakan faktor risiko ke dalam 3

kategori yaitu:

1. Tidak dapat diubah, yaitu genetik (riwayat keluarga), usia, jenis kelamin.
21

2. Dapat diubah, antara lain kebiasaan merokok, diet rendah serat, konsumsi

garam yang tinggi, berat badan berlebih/obesitas, konsumsi alkohol,

kelebihan kadar lemak dalam tubuh, dan stres. (Kemenkes RI, 2017)

1. Faktor-faktor yang tidak dapat diubah

a. Umur

Tekanan darah umumnya meningkat secara perlahan dan

stabil antara umu 20-40 tahun. Setelahnya, akan terjadi peningkatan

darah yang lebih cepat. Bertambahnya usia maka berdampak pada

pembuluh darah yang akan mulai kehilangan kelenturannya, yang

dapat berkontribusi pada peningkatan tekanan darah (AHA, 2017).

Tingginya Hipertensi sejalan dengan bertambahnya umur,

disebabkan oleh perubahan struktur pada pembuluh darah besar,

sehingga lumen menjadi sempit dan dinding pembuluh darah

menjadi lebih kaku, sebagai akibat adalah meningkatnya tekanan

darah sistolik. Dengan meningkatnya umur didapatkan kenaikan

tekanan darah diastol rata-rata walaupun tidak begitu nyata juga

terjadi kenaikan angka prevalensi Hipertensi tiap kenaikan

kelompok dekade umur (Sartik, dkk 2017).

b. Jenis Kelamin

Menurut teori pria memiliki kemungkinan lebih besar untuk

terserang hipertensi lebih awal daripada wanita, hal ini dikarenakan

laki-laki memiliki gaya hidup yang cenderung meningkatkan

tekanan darah, seperti merokok. Sedangkan pada wanita terlindung


22

dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause karena wanita

yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen

(Rahmayani, 2019). Wanita lebih sering terkena pada usia lanjut

karena berkurangnya estrogen. Pada wanita yang sudah menopase,

hormon estrogen berperan dalam meningkatkan kadar High Density

Lipoprotein (HDL) dan membuat pembuluh darah menjadi elastis

(Azhari, 2017).

c. Genetik

Riwayat hipertensi pada orang tua meningkatkan risiko

terjadinya hipertensi pada anak, terutama jika kedua orang tuanya

hipertensi. Dari data statistik terbukti bahwa seseorang memiliki

kemungkinan lebih besar mendapatkan hipertensi jika orang tuanya

penderita hipertensi. (Rahmayani, 2019). Hipertensi memiliki

kecenderungan dapat diturunkan pada generasi selanjutnya. Faktor

resiko ini tidak dapat dihilangkan tetapi dapat diadaptasi dengan

rajin melakukan kontrol tekanan darah (Gustia dkk, 2019).

2. Faktor-faktor yang dapat diubah

a. Obesitas

Risiko relatif untuk menderita hipertensi pada orang gemuk 2

sampai 6 kali lebih tinggi dibandingkan dengan seseorang yang

badannya normal. Walaupun belum terdapat mekanisme pasti yang

jelas hubungan antara obesitas dengan hipertensi, tetapi penyelidikan

membuktikan bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume


23

darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibanding

dengan penderita yang mempunyai berat badan normal. Pada

obesitas menunjukkan ekspansi volume cairan ekstraseluler dan

peningkatan aliran darah dibanyak jaringan sehingga menyebabkan

peningkatan aliran balik vena dan curah jantung (Rahmayani, 2019).

Obesitas dapat memicu terjadinya Hipertensi akibat

terganggunya aliran darah. Dalam hal ini orang dengan obesitas

biasanya mengalami peningkatan kadar lemak dalam darah

(hiperlipidemia) sehingga berpotensi menimbulkan penyempitan

pembuluh darah (atersklerosis). Penyempitan terjadi akibat

penumpukan plak ateromosa yang berasal dari lemak. Penyempitan

tersebut memicu jantung untuk bekerja memompa darah lebih kuat

agar kebutuhan oksigen dan zat lain yang dibutuhkan oleh tubuh

dapat terpenuhi. Hal inilah yang menyebabkan tekanan darah

meningkat (Ardiyaningsih, 2018)

Berat badan merupakan faktor determinan pada tekanan

darah pada kebanyakan kelompok etnik disemua umur. Penurunan

berat badan dianjurkan untuk mengurangi tekanan darah pada orang

dewasa yang kelebihan berat badan atau obesitas. Direkomendasikan

diet sehat jantung dan peningkatan aktivitas fisik melalui program

olahraga terstruktur (Kemenkes RI, 2018)


24

b. Komsumsi Makanan Pemicu Hipertensi

Natrium merupakan komponen yang biasa dikonsumsi dalam

bentuk garam dapur. Jika asupannya meningkat, ginjal akan

merespon dengan meningkatkan ekskresi garam bersama urin. Jika

upaya ekskresi natrium melebihi ambang kemampuan, ginjal akan

meretensi air sehingga volume intravaskular meningkat. Peningkatan

volume intravaskular menyebabkan peningkatan tekanan darah

(Zainuddin & Yunawati, 2017). Komsumsi natrium yang tinggi

dapat mengecilkan diameter arteri, sehingga jantung harus

memompa lebih keras untuk mendorong peningkatan volume darah.

Melalui ruang yang lebih sempit sehingga menyebabkan hipertensi,

pengaruh asupan garam terhadap hipertensi juga terjadi melalui

peningkatan volume plasma dan tekanan darah (Susanti, 2017).

Komsumsi makanan berlemak secara berlebihan akan

menyebabkan hiperlipidemia. Hiperlipidemia akan menyebabkan

peningkatan kadar kolestrol total, kolestrol LDL, dan atau penurunan

kolesterol LDL dalam darah. Kolesterol berperan penting dalam

proses terjadinya aterosklerosis sehingga menghambat aliran darah

yang menyebabkan hipertensi (Ningsih D.L, 2017). Gorengan yang

dikomsumsi kebanyakan menggunakan minyak goreng yang proses

penggorengannya lebih dari dua kali sehingga akana terbentuk

lemak trans. Lemak trans yang ada didalam gorengan masuk dalam

tubuh jika terjadi terus menerus akan menyebabkan penumpukan


25

lemak dalam arteri yang dapat menghambat aliran darah ke jantung

(Mulyasari et al., 2017)

c. Merokok

Merokok merupakan faktor utama penyebab penyakit

pembuluh darah jantung serta peningkatan tekanan darah. Seseorang

menghisap rokok denyut jantungnya akan meningkat sampai 30%.

Rokok mengandung nikotin sebagai penyebab ketagihan dan

merangsang pelepasan adrenalin sehingga kerja jantung lebih cepat

dan kuat, akhirnya terjadi peningkatan tekanan darah (Taufannitias

Puji, 2018). Pada rokok terdapat kandungan nikotin yang diserap ke

dalam pembuluh darah kecil di paru-paru sehingga diedarkan ke

otak, di otak. akan beraksi bersama nikotin dengan memberikan

sinyal pada kelenjar adrenal sehingga dapat melepaskan epinefrin

(adrenalin), hormon ini akan menyempitkan pembuluh darah

sehingga jantung terpaksa bekerja lebih keras dan menyebabkan

tekanan darah tinggi, nikotin juga dapat membuat jantung berdebar

lebih cepat dan bekerja lebih keras, frekuensi detak jantung

meningkat dan kontraksi jantung meningkat, sehingga meningkatkan

tekanan darah. Karbon monoksida dalam asap rokok menggantikan

oksigen dalam darah yang memaksa jantung untuk memompa untuk

mendapatkan oksigen yang cukup ke dalam organ dan jaringan

tubuh (Umbas, 2019).


26

Didalam rokok terdapat kandungan nikotin yang dapat

meningkatkan tekanan darah karena mampu mengaktifkan hormon

adrenalin. Nikotin juga dapat membuat pembuluh darah menjadi

kontriksi dimana kondisi tersebut dapat membuat curah jantung

meningkat dan mampu meningkatkan tekanan darah (Manuntung, A

2019). Rokok mengandung berbagai zat kimia berbahaya seperti

nikotin dan karbon monoksida. Zat tersebut akan terisap melalui

rokok sehingga masuk ke aliran darah dan menyebabkan kerusakan

lapisan endotel pembuluh darah arteri sehingga mempercepat

aterosklerosis. Bagi penderita yang memiliki aterosklerosis atau

penumpukan lemak pada pembuluh darah, merokok dapat

memperparah kejadian Hipertensi.

d. Komsumsi Alkohol dan Kafein

Penggunaan alcohol secara rutin dan berat dapat

menimbulkan banyak dampak terhadap kesehatan, seperti gagal

jantung, stroke, dan detak jantung yang tidak teratur (arrhythmia).

Dan hal ini juga dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan

tekanan darah secara drastis serta dapat meningkatkan resiko kanker,

obesitas, dan alkoholisme (AHA, 2017). Alkohol dapat merangsang

epinefrin atau adrenalin yang menyebabkan arteri menyusut dan

menyebabkan penumpukan air dan natrium yang diakibatkannya.

Pada hipertensi, peningkatan konsumsi alkohol. Efek jangka panjang

akan meningkatkan kadar kortisol dalam darah sehingga aktivitas


27

Renin Angiotensin Aldosteron System (RAAS) yang berfungsi

mengatur tekanan darah dan cairan tubuh meningkat, konsumsi

alkohol meningkatkan volume sel darah merah sehingga kekentalan

darah meningkat dan menyebabkan hipertensi (Jayanti dkk, 2017)

Mengonsumsi kopi masih menjadi kebiasaan semua orang,

dari laki-laki hingga perempuan. Dibalik itu semua kopi menyimpan

banyak resiko yang ditimbulkan dari mengonsumsi kopi itu sendiri.

Tetapi banyak orang yang masih mengonsumsi kopi. Kopi dapat

mempengaruhi tekanan darah karena mengandung polifenol, niacin

dan kafein (Firmansyah & Rustam, 2017). Kandungan kafein yang

terdapat didalam kopi dipercaya dapat meningkatkana tekanan darah

dan stress terutama jika di konsumsi di pagi hari karena dapat

memicu hormon penyebab stress. Kopi merupakan minuman yang

mengandung kafein cukup tinggi. Kafein yang terdapat pada kopi

dapat meningkatkan kadar plasma beberapa stres hormon yang

diketahui dapat meningkatkan keadaan tekanan darah (Widianto

dkk, 2019).

Kafein memiliki efek merangsang sistem syaraf pusat (SSP),

perangsangan pada SSP menimbulkan perasaan tidak mengantuk,

tidak begitu lelah, serta daya pikir lebih cepat dan lebih jernih, tetapi

sebaliknya kemampuan koordinasi otot, ketepatan waktu dan

ketepatan berhitung berkurang. Kafein dapat merangsang pusat


28

vasomotor dan perangsangan langsung miokardium menyebabkan

kenaikan tekanan darah (Firmansyah & Rustam, 2017)

e. Stress

Stres merupakan respons dari otak dan tubuh terhadap

berbagai macam stressor, seperti kejadian traumatik, adanya

perubahan hidup, sekolah, aktivitas fisik, dan sebagainya. Stress

merupakan suatu keadaan yang umum yang terjadi dalam kehidupan

sehari-hari dan tidak dapat dihindari serta terjadi pada setiap orang

(Windarsih et al., 2017). Stres yang berkepanjangan dapat

mengakibatkan tekanan darah cenderung tinggi. Stess akan

meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung

sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatis (Tim Bumi

Medika, 2017).

Stres dapat memicu peningkatan hormon adrenalin, juga

sering membuat orang memiliki kebiasaan makan yang kurang baik,

dan merokok sehingga dapat memicu terjadinya peningkatan

tekanan darah (Rahmayani, 2019).


BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran

Penelitian ini terdapat dua variabel, yakni variabel independen dan

variabel dependen. Variabel independen (bebas) adalah variabel yang

menjadi sebab timbulnya/berubahnya variabel terikat, dalam penelitian ini

variabel independennya (bebas) adalah umur, jenis kelamin, genetik, obesitas,

konsumsi makanan pemicu hipertensi, merokok, konsumsi alkohol dan kafein

serta stress.

Umur, semakin bertambahnya umur maka tekanan darah juga akan

mengalami peningkatan. Dinding arteri yang mengalami penebalan yang

disebabkan oleh penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga

mengakibatkan pembuluh darah menyampit dan menjadi kaku setelah umur

40 tahun.

Jenis kelamin, Wanita lebih sering terkena pada usia lanjut karena

berkurangnya estrogen. Pada wanita yang sudah menopase, hormon estrogen

berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL) dan

membuat pembuluh darah menjadi elastis

Genetik, riwayat keluarga yang menderita hipertensi juga menjadi

pemicu seseorang menderita hipertensi, oleh sebab itu hipertensi disebut

penyakit keturunan.

29
30

Obesitas berpengaruh terhadap kenaikan tekanan darah karena

umumnya pada orang obesitas mengalami susah gerak. Untuk bergerak harus

bekerja keras dan tekanan darah akan naik.

Konsumsi makanan pemicu hipertensi seperti konsumsi natrium yang

tinggi dapat mengecilkan diameter arteri, sehingga jantung harus memompa

lebih keras untuk mendorong peningkatan volume darah. Melalui ruang yang

lebih sempit sehingga menyebabkan hipertensi, pengaruh asupan garam

terhadap hipertensi juga terjadi melalui peningkatan volume plasma dan

tekanan darah.

Merokok, kebiasaan merokok yaitu nikotin dalam rokok dapat

merangsang pelepasan katekolamin, yang dapat mengakibatkan iritabilitas

miokardial, peningkatan denyut jantung, serta menyebabkan vasokontriksi

yang kemudian meningkatkan tekanan darah.

Konsumsi alkohol dan kafein, konsumsi alkohol dan kafein secara

berlebihan dapat meningkatkan aktifitas syaraf simpatis karena dapat

merangsang sekresi Corticotropine Relasing Hormoe (CRH) yang berujung

terjadinya penigkatan tekanan darah.

Stres, stres memiliki pengaruh terhadap hipertensi. Hubugan antara

stress dengan hipertensi melalui saraf simpatis, dengan adanya peningkatan

aktivitas saraf simpatis akan meningkatkan tekanan darah secara intermitten.

Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi oleh

variabel bebas, dalam penelitian ini variabel dependen (terikat) adalah


31

kejadian hipertensi. Hipertensi merupakan masalah terbesar yang terjadi

khususnya pada masyarakat petani di desa liu.

Melalui dasar pemikiran ini dapat disimpulkan bahwa karena atas

dasar pemikiran tersebut peneliti memilih umur, jenis kelamin, genetik,

obesitas, konsumsi makanan pemicu hipertensi, merokok, konsumsi alkohol

dan kafein serta stress sebagai faktor-faktor yang dapat memicu kejadian

hipertensi pada masyarakat petani di desa liu

B. Bagan Kerangka Konsep

Kerangka konsep dari penelitian yang berjudul “Faktor yang

Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat Petani di Desa

Liu Kecamatan Sabbangparu Kabupaten Wajo” adalah sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Umur
Jenis Kelamin
Genetik
Obesitas
Komsumsi makanan pemicu
Kejadian Hipertensi
hipertensi
Merokok
Komsumsi alkohol dan
Kafein
Stress

Keterangan:

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

: Hubungan antar variable


32

C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif


Peng
No Varia Kriteria
Definisi ukura
bel Objektif
n
1. Varia Keadaan a. Cara ukur : 1. Skor 1 :
Tensimeter
bel peningkatan Hipertensi jika,
b. Skala
Depe tekanan TDS ≥140
ukur :
nden: darah yang Ordinal mmHg dan

Kejad memberi TDD ≥90

ian gejala yanga mmHg

Hiper akan 2. Skor 2 : Tidak

tensi berlanjut hipertensi jika,

untuk suatu TDS <140

target organ mmHg dan

TDD <90

mmHg

(Kemenkes RI,

2014)
2 Umur Umur adalah a. Cara ukur : 1. > 45 tahun
Kuesioner
usia 2. ≤ 45 tahun
b. Skala
responden (Whelton
ukur :
pada saat Ordinal et al.,

dilakukan 2018)

penelitian
33

Peng
No Varia Kriteria
Definisi ukura
bel Objektif
n
dihitung

sampai ulang

tahun

terdekat

diukur dalam

tahun.
3. Jenis Identitas a. Cara ukur : 1. Laki-laki
kuesioner
Kela reponden 2. Perempuan
b. Skala
min sebagai laki- (Vita Health, 2004)
ukur :
laki atau Nominal

perempuan
4. Genet Faktor yang a. Cara ukur : 1. Ya, ada
kuesioner
ik berasal dari keturunan (jika
b. Skala
gen, lokus orang tua
ukur :
atau hasil Nominal adalah

pewarisan penderita

yang hipertensi)

mempengeru 2. Tidak (jika

hi sifat tidak ada

keturunannya keturunan)

. Faktor (Lany Gunawan,

genetic yang 2001)


34

Peng
No Varia Kriteria
Definisi ukura
bel Objektif
n
diteliti

adalah

adanya

riwayat

keluarga dari

subjek

penelitian

maksimal

dua generasi

ke atas yang

menderita

hipertensi

yaitu nenek,

kakek, ayah,

ibu dan

saudara

kandung
5. Obesi Kondisi a. Cara ukur : 1. Obesitas: jika
Body
tas terjadinya IMT >25,0
compositio
penimbunan kg/m2
n monitor
lemak di b. Skala 2. Normal: jika
35

Peng
No Varia Kriteria
Definisi ukura
bel Objektif
n
tubuh. Indek ukur : IMT 20-24
Nominal
Massa Tubuh kg/m2

seseorang 3. Kurang berat

yag badan: jika IMT

diperoleh 20 kg/m2

dari hasil (Sustrani, 2004)

perhitungan

berat badan

dalam kg

dibagi

dengan

tinggi badan

dalam meter

kuadrat.
6. Kons Gambaran a. Cara ukur : 1. > 1 kali/hari
food
umsi jenis dan 2. 1 kali/ hari
frekuensi
Maka frekuensi 3. 3-6
b. Skala
nan makanan ukur : kali/minggu
Ordinal
Pemi pemicu 4. 1-2

cu hipertensi kali/minggu

Hiper (natrium, 5. 1 kali/bulan


36

Peng
No Varia Kriteria
Definisi ukura
bel Objektif
n
tensi makanan 6. 1 kali/tahun

lemak jenuh 7. Tidak pernah

tinggi, Kategori :

makanan Sering: poin 1-3

tinggi Jarang: poin 4-6

kolesterol, Tidak pernah: poin

makanan dan 7

minuman (Gibson, 2005)

kaleng,

makanan

yang

diawetkan,

susu dan

olahannya)

yang

dikonsumsi

responden

dalam

periode

harian,

mingguan,
37

Peng
No Varia Kriteria
Definisi ukura
bel Objektif
n
atau bulanan.
7. Mero Konsumsi a. Cara ukur : 1. Risiko berat
kuesioner
kok rokok yang (jika > 10
b. Skala
dihisap batang/hari)
ukur :
setiap hari Ordinal 2. Risiko ringan

oleh (jika <10

responden batang/ hari)

(Masriadi, 2016)
8. Kons Konsumi a. Cara ukur : 1. Berisiko (jika
kuesioner
umsi alkohol yang mengonsumsi
b. Skala
alkoh diminum alkohol > 6
ukur :
ol setiap hari Ordinal gelas/ minggu)

oleh 2. Tidak berisiko

responden jika

mengonsumsi

alkohol < 6

gelas/ minggu)

(Sustrani, 2004)
9. Kons Kebiasaan a. Cara ukur : 1. Lebih, jika
kuesioner
umsi minum kopi konsumsi kopi
b. Alat ukur :
kafei yang > 2 gelas/hari
c. Skala
n dimaksud ukur : 2. Cukup, jika
38

Peng
No Varia Kriteria
Definisi ukura
bel Objektif
n
adalah Ordinal konsumsi kopi

kebiasaan ≤ 2 gelas/hari

responden (Ayyun, 2016)

minum kopi

dalam sehari.
10. Stres Stres adalah a. Cara ukur : Ya : diberi skor 0
Self
suatu kondisi Tidak : diberi skor
Reporting
yang tidak 1
Questionar
menyenangk e Dengan total skor
b. Skala
an yang tertinggi adalah 16
ukur :
memberikan x 1 = 16 dan skor
Ordinal
tekanan pada terendah adalah 16

fisik dan x 0 = 0 yang

psikologis dikategorikan

yang sebagai berikut:

disebabkan 1. Stress = <75 %

karena dari total

perubahan keseluruhan

yang terjadi pertanyaan atau

pada diri. dengan skor <

12
39

Peng
No Varia Kriteria
Definisi ukura
bel Objektif
n

2. Tidak stress =

≥75 % dari

total

pertanyaan atau

dengan skor

≥12 (Arikunto

2006)

D. Hipotesa Penelitian

Dalam penelitian ini rumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut :

Hipotesi Alternatif (Ha) :

1. Ada hubungan umur dengan kejadian hipertensi pada masyarakat petani

di Desa Liu Kecamatan Sabbangparu Kabupaten Wajo.

2. Ada hubungan jenis kelamin dengan kejadian hipertensi pada masyarakat

petani di Desa Liu Kecamatan Sabbangparu Kabupaten Wajo.

3. Ada hubungan genetik dengan kejadian hipertensi pada masyarakat

petani di Desa Liu Kecamatan Sabbangparu Kabupaten Wajo.

4. Ada hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi pada masyarakat

petani di Desa Liu Kecamatan Sabbangparu Kabupaten Wajo.


40

5. Ada hubungan konsumsi makanan pemicu hipertensi dengan kejadian

hipertensi pada masyarakat petani di Desa Liu Kecamatan Sabbangparu

Kabupaten Wajo.

6. Ada hubungan merokok dengan kejadian hipertensi pada masyarakat

petani di Desa Liu Kecamatan Sabbangparu Kabupaten Wajo.

7. Ada hubungan konsumsi alcohol dan kafein dengan kejadian hipertensi

pada masyarakat petani di Desa Liu Kecamatan Sabbangparu Kabupaten

Wajo.

8. Ada hubungan stres dengan kejadian hipertensi pada masyarakat petani

di desa liu kecamatan sabbangparu kabupaten waj Desa Liu Kecamatan

Sabbangparu Kabupaten Wajo.

Hipotesi Nol (Ho) :

1. Tidak ada hubungan umur dengan kejadian hipertensi pada masyarakat

petani di Desa Liu Kecamatan Sabbangparu Kabupaten Wajo

2. Tidak ada hubungan jenis kelamin dengan kejadian hipertensi pada

masyarakat petani di Desa Liu Kecamatan Sabbangparu Kabupaten Wajo

3. Tidak ada hubungan genetik dengan kejadian hipertensi pada masyarakat

petani di Desa Liu Kecamatan Sabbangparu Kabupaten Wajo

4. Tidak ada hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi pada

masyarakat petani di Desa Liu Kecamatan Sabbangparu Kabupaten Wajo

5. Tidak ada hubungan konsumsi makanan pemicu hipertensi dengan

kejadian hipertensi pada masyarakat petani di Desa Liu Kecamatan

Sabbangparu Kabupaten Wajo


41

6. Tidak ada hubungan merokok dengan kejadian hipertensi pada

masyarakat petani di desa Desa Liu Kecamatan Sabbangparu Kabupaten

Wajo

7. Tidak ada hubungan konsumsi alcohol dan kafein dengan kejadian

hipertensi pada masyarakat petani di Desa Liu Kecamatan Sabbangparu

Kabupaten Wajo

8. Tidak ada hubungan stres dengan kejadian hipertensi pada masyarakat

petani di Desa Liu Kecamatan Sabbangparu Kabupaten Wajo


BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini yaitu penelitian

kuantitatif dengan metode survey atau kuesioner. Penelitian kuantitatif

didasari oleh filsafat positivism yang menekankan fenomena-fenomena

objektif dan dikaji secara kuantitatif. Metode survey merupakan suatu metode

pengumpulan data yang menggunakan kuesioner atau angket. Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member

seperangkat petanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Liu Kecamatan Sabbangparu Kabupaten

Wajo. Dengan pertimbangan di Desa ini belum pernah dilakukan

penelitian tentang apa faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian

hipertensi dan berdasarkan observasi peneliti di daerah ini banyak petani

yang mengalami hipertensi. Maka dari itu peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian di desa Liu.

2. Waktu Penelitian

Direncanakan penelitian ini dilaksanakan bulan Juni setelah seminar

proposal.

C. Populasi dan Sampel

42
43

1. Populasi

Populasi penelitian adalah subjek (manusia; klien) yang memenuhi

kriteria yang di tetapkan (Nursalam, 2017). Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh masyarakat petani penderita Hipertensi yang

menetap/berdomisili di Desa Liu Kecamatan Sabbangparu Kabupaten

Wajo yang berjumlah 100 jiwa.

2. Sampel

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populas yang dapat

mewakili populasi yang ada (Nursalam, 2017). Teknik sampling atau

cara pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

dengan Accidental sampling yaitu suatu teknik penentuan sampel

berdasarkan kebetulan, yaitu konsumen yang secara kebetulan bertemu

dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila pandangan orang

yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data..

a. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek yang akan

diteliti dari populasi target yang terjangkau (Nursalam, 2017).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

1) Pasien yang menderita hipertensi

2) Pasien yang berusia 45 tahun keatas

3) Pasien hipertensi yang memiliki riwayat keturunaan hipertensi

4) Pasien yang bersedia menjadi responden dengan

menandatangani informed consent saat pengambilan data.


44

b. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek

yang tidak memenuhi kriteria inklusi studi karena berbagai sebab

(Nursalam, 2017)

1) Pasien hipertensi dengan penyakit lain

2) Ibu hamil

Ibu hamil cenderung memiliki tekanan darah yang tinggi

karena jumlah darah di dalam tubuh ibu hamil akan meningkat

sebanyak 45% dari biasanya. Hal ini membuat jantung harus

kerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Hal

ini yang kemudian dapat memicu daraha tinggi saat hamil.

D. Pengumpulaan Data dan Penyajian Data

1. Pengumpulan Data

a. Data primer didapat dari hasil interview pada responden dengan

menggunakan lembar kuesioner. Kuesioner tersebut meliputi:

karakteristik responden (nama (inisial), umur, jenis kelamin, genetik,

obesitas, konsumsi makanan pemicu hipertensi, merokok, konsumsi

alkohol dan kafein, stress).

b. Data sekunder merupakan data jumlah penderita hipertensi yang

didapatkan di Desa Liu. Lembar kuesioner digunakan sebagai proses

untuk mengambil data.

2. Penyajian Data
45

Penyajian ini dimulai dari pasien hipertensi kemudian peneliti melakukan

informed consent dan penjelasan tentang penelitian yang akan diteliti

terhadap pasien, setelah itu meminta respon dari pasien apakah setuju

atau tidak setuju. Jika pasien setuju maka dibagikan kuesioner dan

menjelaskan cara pengisiannya. Lembar kuesioner digunakan sebagai

proses untuk mengambil data. Data primer dan sekunder yang diperoleh

kemudian dicek kelengkapan dan ketepatan jawaban. Kuesioner yang

sudah lengkap maka data dimasukkan di laptop dengan menggunakan uji

chi square. Nilai 0,05 merupakan nilai p yang digunakan.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Seleksi

Data yang terkumpul dari kuesioner maupun data penunjang

kemudian diseleksi sesuai dengan tujuan penelitian.

b. Editing

Setelah data terkumpul dan diseleksi maka dilakukan pemeriksaan

kelengkapan, keseragaman, kebenaran dan kesinambungan data.

c. Koding

Dilakukan untuk memudahkan pengolahan data yaitu dengan

memberikan simbol-simbol dari setiap jawaban yang diberikan

responden.

d. Tabulasi

Menyusun data-data kedalam tabel yang sesuai sebelum dilakukan

analisis.
46

E. Analisa Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variable penelitian. Bentuk analisis univariat

tergantung daari jenis datanya. Untuk data numeric digunakan nilai mean

(rata-rata), median, dan standar deviasi. Pada umumnya dalam analisis

ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap

variabel. Data hasil penelitian disekripsikan dalam bentuk table, grafik

maupun narasi, untuk mengevaluasi besarnya proporsi dari masing-

masing variable bebas yang diteliti. Analisis univariat bertujuan untuk

mendeskripsikan karakteristik masing-masing variable yang telah diteliti,

baik variable independen (Umur, Jenis kelamin, Genetik, Obesitas,

Konsumsi makanan pemicu hipertensi, Merokok, Konsumsi alkohol dan

kafein, Stress) maupun dependen (kejadian hipertensi)

2. Analisis Bivariat

Analisa bivariat digunakan terhadap dua variable yang diduga

berhubungan atau berkorelasi yaitu antara variable bebas dab variable

terikat. Teknik Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan uji statistic Chi-Square, yang bertujuan untuk menjelaskan

hipotesis hubungan antara variable bebas dan variable terikat.

Untuk memutuskan apakah terjadi hubungan yang signifikan antar

variable bebas dan variable terikat, dengan taraf kesalahan 5% (p value


47

0,05). Pengujian ini menggunakan tingkat kepercayaan 95% dengan

program komputer spss.

Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

a. Jika nilai p> 0,05 berarti dinyatakan hubungan tidak signifikan secara

statistic (tidak ada hubungan variable bebas dengan variable terikat).

b. Jika nilai p< 0,05 berarti dinyatakan terdapat hubungan signifikan

secara statistik (adanya hubungan variable bebas dengan variable

terikat).

F. Etika Penelitian

Penelitian ini menggunakan manusia sebagai subjek sehingga dalam

pelaksanaanya tidak boleh bertentangan dengan etika penelitian :

1. Informed consent, yaitu bentuk persetujuan antara penelitian dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Sebelum

melakukan pengumpulan data peneliti memberikan informed consent,

menjelaskan maksud, tujuan, dan cara pengumpulan dan kepada

responden. Kesediaan responden dinyatakan dengan menandatangani

pernyataan bersedia menjadi responden.

2. Nominity, yaitu nama responden tidak dicantumkan melainkan

menggunakan kode atau inisial pada lembar pengumpulan data dan hasil

penelitian

3. Confidentiality, yaitu data atau informasi yang didapat selama penelitian

akan dijaga kerahasiaannya dan hanya dapat melihat data tersebut serta

hanya data tertentu yang dilaporkan pada hasil penelitian


48

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Liu Kecamatan Sabbangparu Kabupaten

Wajo pada tanggal 03 Juni – 03 Agustus 2021. Penelitian ini menggunakan

rancangan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian survey yaitu suatu

metode pengumpulan data yang menggunakan kuesioner atau angket dengan

menggunakan tekhnik pengambilan sampel accidental sampling yaitu

responden yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan dapat

digunakan sebagai sampel di Desa Liu Kecamatan Sabbangparu Kabupaten

Wajo.

Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil interview pada

responden dengan menggunakan lembar kuesioner, data sekunder dalam

penelitian ini data jumlah penderita hipertensi yang didapatkan di Desa Liu.

Penelitian ini disajikan secara berurutan sesuai dengan pola analisis yang

telah direncanakan yaitu pertama dari analisis univariat dan analisis bivariat.

Dari hasil pengolahan data yang dilakukan, maka hasil penelitian dapat

disajikan sebagai berikut:

1. Analisis Univariat

Analisis Univariat digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi

frekuensi atau besarnya proporsi berdasarkan variabel yang diteliti, yaitu

variabel independen (umur, jenis kelamin, genetik, obesitas, konsumsi


49

makanan pemicu hipertensi, merokok, komsumsi alkohol dan kafein,

stress) serta variabel dependen (kejadian hipertensi).

a. Variabel Dependen

1) Kejadian Hipertensi

Tabel 5.1

Distribusi Proporsi Kejadian Hipertensi pada Masyarakat Petani di

Desa Liu Kecamatan Sabbangparu Kabupaten Wajo Tahun 2021

Kejadian
No Frekuensi %
Hipertensi
1 140/90 5 25,0
2 150/90 5 25,0
3 160/90 6 30,0
4 170/90 4 20,0
Jumlah 20 100,0
Sumber : Data Primer 2021

b. Variabel Dependen

1) Karakteristik Responden

Pada penelitian yang dilakukan dapat dilihat gambaran distribusi

proporsi responden berdasarkan umur, jenis kelamin, genetik.

a) Umur

Tabel 5.2

Distribusi Proporsi Responden berdasarkan Umur pada

Masyarakat Petani di Desa Liu Kecamatan Sabbangparu

Kabupaten WajoTahun 2021

No Usia Frekuensi %
1 35-44 5 25,0
2 45-54 5 25,0
3 55-64 6 30,0
50

4 65-74 4 20,0
Jumlah 20 100,0
Sumber : Data Primer 2021

b) Jenis Kelamin

Tabel 5.3

Distribusi Proporsi Responden berdasarkan Jenis Kelamin

pada Masyarakat Petani di Desa Liu Kecamatan Sabbangparu

Kabupaten WajoTahun 2021

No Jenis Kelamin Frekuensi %


1 Laki-laki 14 70,0
2 Perempuan 6 30,0
Jumlah 20 100,0
Sumber : Data Primer 2021

c) Genetik

Tabel 5.4

Distribusi Proporsi Responden berdasarkan Genetik pada

Masyarakat Petani di Desa Liu Kecamatan Sabbangparu

Kabupaten WajoTahun 2021

No Riwayat Keluarga Frekuensi %


1 Ada 15 75,0
2 Tidak ada 2 10,0
3 Tidak tahu 3 15,0
Jumlah 20 100,0
Sumber : Data Primer 2021

2) Obesitas

Tabel 5.5

Distribusi Proporsi Responden berdasarkan Komsumsi Makanan

Pemicu Hipertensi pada Masyarakat Petani di Desa Liu

Kecamatan Sabbangparu Kabupaten Wajo Tahun 2021


51

No Status Obesitas Frekuensi %


1 Obesitas 10 50,0
2 Tidak obesitas 9 45,0
3 Kurang BB 1 5,0
Jumlah 20 100,0
Sumber : Data Primer 2021

3) Kebisaan komsumsi makanan pemicu hipertensi

Tabel 5.6

Distribusi Proporsi Responden berdasarkan Komsumsi Makanan

Pemicu Hipertensi pada Masyarakat Petani di Desa Liu

Kecamatan Sabbangparu Kabupaten Wajo Tahun 2021

Konsumsi
No Frekuensi %
Makanan
1 Sering 14 70,0
2 Jarang 6 30,0
Jumlah 20 100,0
Sumber : Data Primer 2021

4) Merokok

Tabel 5.7

Distribusi Proporsi Responden berdasarkan Status Merokok pada

Masyarakat Petani di Desa Liu Kecamatan Sabbangparu

Kabupaten Wajo Tahun 2021

No Status Merokok Frekuensi %


1 Resiko Berat 11 55,0
2 Resiko Ringan 2 10,0
3 Tidak Merokok 7 35,0
Jumlah 20 100,0
Sumber : Data Primer 2021

5) Komsumsi Alkohol

Tabel 5.8
52

Distribusi Proporsi Responden berdasarkan Konsumsi Alkohol

pada Masyarakat Petani di Desa Liu Kecamatan Sabbangparu

Kabupaten Wajo Tahun 2021

No Konsumsi Alkohol Frekuensi %


1 Tidak Beresiko 20 100,0
Jumlah 20 100,0
Sumber : Data Primer 2021

6) Komsumsi kafein

Tabel 5.9

Distribusi Proporsi Responden berdasarkan Konsumsi Kafein

pada Masyarakat Petani di Desa Liu Kecamatan Sabbangparu

Kabupaten Wajo Tahun 2021

No Konsumsi Kafein Frekuensi %


1 Lebih 5 25,0
2 Cukup 15 75,0
Jumlah 20 100,0
Sumber : Data Primer 2021

7) Stress

Tabel 5.10

Distribusi Proporsi Responden berdasarkan Stres pada

Masyarakat Petani di Desa Liu Kecamatan Sabbangparu

Kabupaten Wajo Tahun 2021

No Stres Frekuensi %
1 Stres 12 60,0
2 Tidak Stres 8 40,0
Jumlah 20 100,0
Sumber : Data Primer 2021

2. Analisis Bivariat
53

Analisis Bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan serta ratio

prevalence antara variabel independen (umur, jenis kelamin, genetik,

obesitas, konsumsi makanan pemicu hipertensi, merokok, konsumsi

alkohol dan kafein, stress) dengan variabel dependen (kejadian hipertensi).

a. Hubungan umur dengan kejadian hipertensi. Hasil analisis secara

statistik ada tidaknya hubungan yang bermakna dapat dilihat pada

table 5.11

Tabel 5.11

Hubungan Umur dengan Kejadian Hipertensi pada Masyarakat Petani

di Desa Liu Kecamatan Sabbangparu Kabupaten Wajo Tahun 2021

b. Hubungan jenis kelamin dengan kejadian hipertensi. Hasil analisis

secara statistik ada tidaknya hubungan yang bermakna dapat dilihat

pada table 5.

Tabel 5.

Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Hipertensi pada

Masyarakat Petani di Desa Liu Kecamatan Sabbangparu Kabupaten

Wajo Tahun 2021

c. Hubungan genetik dengan kejadian hipertensi. Hasil analisis secara

statistik ada tidaknya hubungan yang bermakna dapat dilihat pada

table 5.

Tabel 5.
54

Hubungan Genetik dengan Kejadian Hipertensi pada Masyarakat

Petani di Desa Liu Kecamatan Sabbangparu Kabupaten Wajo Tahun

2021

d. Hubungan konsumsi makanan pemicu hipertensi dengan kejadian

hipertensi. Hasil analisis secara statistik ada tidaknya hubungan yang

bermakna dapat dilihat pada table 5.

Tabel 5.

Hubungan Konsumsi Makanan Pemicu Hipertensi dengan Kejadian

Hipertensi pada Masyarakat Petani di Desa Liu Kecamatan

Sabbangparu Kabupaten Wajo Tahun 2021

e. Hubungan merokok dengan kejadian hipertensi. Hasil analisis secara

statistik ada tidaknya hubungan yang bermakna dapat dilihat pada

table 5.

Hubungan Merokok dengan Kejadian Hipertensi pada Masyarakat

Petani di Desa Liu Kecamatan Sabbangparu Kabupaten Wajo Tahun

2021

f. Hubungan konsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi. Hasil analisis

secara statistik ada tidaknya hubungan yang bermakna dapat dilihat

pada table 5.

Hubungan Konsumsi Alkohol dengan Kejadian Hipertensi pada

Masyarakat Petani di Desa Liu Kecamatan Sabbangparu Kabupaten

Wajo Tahun 2021


55

g. Hubungan konsumsi kafein dengan kejadian hipertensi. Hasil analisis

secara statistik ada tidaknya hubungan yang bermakna dapat dilihat

pada table 5.

Hubungan Konsumsi Kafein dengan Kejadian Hipertensi pada

Masyarakat Petani di Desa Liu Kecamatan Sabbangparu Kabupaten

Wajo Tahun 2021

h. Hubungan stres dengan kejadian hipertensi. Hasil analisis secara

statistik ada tidaknya hubungan yang bermakna dapat dilihat pada

table 5.

Hubungan Stres dengan Kejadian Hipertensi pada Masyarakat Petani

di Desa Liu Kecamatan Sabbangparu Kabupaten Wajo Tahun 2021

B. Pembahasan

1. Hubungan Umur dengan Kejadian Hipertensi

2. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Hipertensi

3. Hubungan Genetik dengan Kejadian Hipertensi

4. Hubungan Konsumsi Makanan Pemicu Hipertensi dengan Kejadian

Hipertensi

5. Hubungan Merokok dengan Kejadian Hipertensi

6. Hubungan Konsumsi Alkohol dengan Kejadian Hipertensi

7. Hubungan Konsumsi Kafein dengan Kejadian Hipertensi

8. Hubungan Stres dengan Kejadian Hipertensi


56
DAFTAR PUSTAKA

AHA. (2015). Understand Your Risk for High Blood Pressure. American Heart
Association, 1–7.
http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/HighBloodPressure/Unders
tandYourRiskforHighBloodPressure/Understand-Your-Risk-for-High-
Blood-Pressure_UCM_002052_Article.jsp#.VncQ8RWLTIU

AHA. (2017). Know Your Risk Factors for High Blood Pressure. Dic. 2017, 1–7.
http://www.heart.org/en/health-topics/high-blood-pressure/why-highblood-
pressure-is-a-silent-killer/know-your-risk-factors-for-high-bloo pressure
%0Ahttp://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/HighBloodPressure/U
nderstandSymptomsRisks/Know-Your-Risk-Factors

Ardiyaningsih. (2018). Gambaran Kadar Kolesterol total Pada Penderita


Hipertensi di Puskesmas Abiansemal III Kabupaten Bandung. ISSN 2502-
3632 (Online) ISSN 2356-0304 (Paper) Jurnal Online Internasional &
Nasional Vol. 7 No.1, Januari – Juni 2019 Universitas 17 Agustus 1945
Jakarta, 53(9), 1689–1699. www.journal.uta45jakarta.ac.id

Arikunto Suharmi. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. In


Jakarta: Rineka Cipta.

Ayyun, M. (2016). Perbedaan usia, status gizi, frekuensi minum kopi dan asupan
kalsium pada pasien osteoporosis dan non osteoporosis di poli rawat
jalan rs ortopedi prof. dr. r. soeharso surakarta.

Azhari, M. H. (2017). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian


Hipertensi di Puskesmas Makrayu Kecamatan Ilir Barat II Palembang.
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan, 2(1), 23–30.
https://doi.org/10.30604/jika.v2i1.29

Bumi, M. (2017). Berdamai dengan Hipertensi. Cetakan I.

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. (2018). Profile Kesehatan Provinsi


Sulawesi Selatan. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),
1689–1699.

Dr. Tunggul Diapari Situmorang. (2019). Hari Hipertensi Dunia 2019 : “Know
Your Number, Kendalikan Tekanan Darahmu dengan CERDIK.”.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 1.
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/pusat-/hari-hipertensi-
dunia-2019-know-your-number-kendalikan-tekanan-darahmu-dengan-
cerdik

57
58

Firmansyah, M. R., & Rustam, R. (2017). Hubungan Merokok dan Konsumsi


Kopi dengan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi. Jurnal Kesehatan,
8(2), 263. https://doi.org/10.26630/jk.v8i2.495

Gibson. (2005). Principles of nutritional assessment. In Choice Reviews Online


(Vol. 27, Nomor 11). https://doi.org/10.5860/choice.27-6362

Glenys. (2017). Penatalaksanaan Hipertensi Primer. Majority, 6(1), 25–33.

Gustia, A., Adam, A., Nelwan, J. E., & Wariki, W. M. V. (2019). Kejadian
Hipertensi Dan Riwayat Keluarga Menderita Hipertensi Di Puskesmas
Paceda Kota Bitung. Kesmas, 7(5).

Jayanti, I. G. A. N., Wiradnyani, N. K., & Ariyasa, I. G. (2017). Hubungan pola


konsumsi minuman beralkohol terhadap kejadian hipertensi pada tenaga
kerja pariwisata di Kelurahan Legian. Jurnal Gizi Indonesia (The
Indonesian Journal of Nutrition), 6(1), 65–70.
https://doi.org/10.14710/jgi.6.1.65-70

Kemenkes RI. (2018). Aktivitas Fisik 150 menit per Minggu Agar Jantung Sehat.
Kementerian Kesehatan RI. http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-
p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/aktivitas-fisik-
150-menit-per-minggu-agar-jantung-sehat

Kemenkes RI. (2019). Apa Komplikasi Berbahaya dari Hipertensi. P2PTM


Kemenkes RI. www.p2ptm.kemkes.go.id

Kemenkes RI. (2019). Faktor risiko penyebab Hipertensi - Direktorat P2PTM.


2019. http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-
jantung-dan-pembuluh-darah/faktor-risiko-penyebab-hipertensi

Kementerian Kesehatan RI. (2014). PROFIL KESEHATAN INDONESIA.

Kementerian Kesehatan RI (2017). Faktor Risiko Hipertensi Pada Remaja. Faktor


Risiko Hipertensi Pada Remaja, 5(1), 18–27.
https://doi.org/10.14710/jnh.5.1.2017.18-27

Kementerian Kesehatan RI. (2018). Laporan Riskesdas 2018. Laporan Nasional


Riskesdas 2018, 53(9), 154–165.
http://www.yankes.kemkes.go.id/assets/downloads/PMK No. 57 Tahun
2013 tentang PTRM.pdf

Lany Gunawan. (2001). Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta : Penerbit


Kanisius,

Manuntung, A. (2019). Terapi Kognitif Pada Pasien Hipertensi. 122.


59

Masriadi. (2016). Epidemiologi Penyakit Menular. In Pengaruh Kualitas


Pelayanan… Jurnal EMBA (Vol. 109, Nomor 1).

Mills, K. T., Stefanescu, A., & He, J. (2020). The global epidemiology of
hypertension. Nature Reviews Nephrology, 16(4), 223–237.
https://doi.org/10.1038/s41581-019-0244-2

Mulyasari, I., Pontang, G. S., Studi, P., Gizi, I., Ilmu, F., Universitas, K., &
Waluyo, N. (2017). JGK-vol.9, no.22, Juli 2017. 9(22), 166–177.

Muriyati, & Yahya, S. (2018). Gaya Hidup Dengan Kejadian Hipertensi Di Wilayah
Pegunungan Dan Pesisir Kabupaten Bulukumba. Jurnal Kesehatan Panrita
Husada, 3(2), 35–51. https://doi.org/10.37362/jkph.v3i2.157

Ningsih D.L. (2017). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian


hipertensi pada pekerja sektor informal di pasar beringharjo kota
yogyakarta.

Nursalam. (2017). Metodologi penelitian ilmu keperawatan. In Metodologi


Penelitian Ilmu Keperawatan.

Oktaviarini, E., Hadisaputro, S., Suwondo, A., & Setyawan, H. (2019). Beberapa
Faktor yang Berisiko Terhadap Hipertensi pada Pegawai di Wilayah
Perimeter Pelabuhan (Studi Kasus Kontrol di Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas II Semarang). Jurnal Epidemiologi Kesehatan Komunitas, 4(1), 35.
https://doi.org/10.14710/jekk.v4i1.4428

Olin, B. R., & Pharm, D. (2018). Hypertension : The Silent Killer : Updated JNC-
8 Guideline Recommendations.

Patricia, Merry. (2019). Faktor-faktor Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi di


Wilayah Kerja Puskesmas Tambang Kabupaten Kampar Provinsi Riau 2019.

PRAENI, R. R. (2019). Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Gangguan


Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri Pada Klien Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas …. http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/id/eprint/376

Rahmayani, S. T. (2019). Faktor-Faktor Risiko Kejadian Hipertensi Primer Pada


Usia 20-55 Tahun Di Poliklinik Penyakit Dalam Rsud 45 Kuningan.
Rabit : Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi Univrab, 1(1), 2019.
http://www.ghbook.ir/index.php?name=‫ای‬YYYYYYYYYYYYY‫انه ه‬YYYYYYYYYYYYY‫گ و رس‬YYYYYYYYYYYYY‫فرهن‬
‫وین‬YY‫&ن‬option=com_dbook&task=readonline&book_id=13650&page=73&c
hkhashk=ED9C9491B4&Itemid=218&lang=fa&tmpl=component
%0Ahttp://www.albayan.ae%0Ahttps://scholar.google.co.id/scholar?
hl=en&q=APLIKASI+PENGENA
60

Riset Kesehatan Dasar. (2018). Laporan_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf. In


Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (hal. 221–222).
http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018/L
aporan_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf

Salsabila, S. (2019). Keperawatan Medikal Bedah. Bcg, 300.

Sartik, S., Tjekyan, R. S., & Zulkarnain, M. (2017). Risk Factors and the Incidence
of Hipertension in Palembang. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 8(3),
180–191. https://doi.org/10.26553/jikm.2017.8.3.180-191

Sumartini, N. P., Zulkifli, Z., & Adhitya, M. A. P. (2019). Pengaruh Senam


Hipertensi Lansia Terhadap Tekanan Darah Lansia Dengan Hipertensi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Cakranegara Kelurahan Turida Tahun 2019.
Jurnal Keperawatan Terpadu (Integrated Nursing Journal), 1(2), 47.
https://doi.org/10.32807/jkt.v1i2.37

Susanti, M. (2017). Hubungan asupan natrium dan kalium dengan tekanan darah
pada lansia di Kelurahan Pajang. Ilmu Kesehatan, 3(1), 1–21.

Sustrani, L. (2004). Hipertensi. Yogyakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Tarigan, A. R., Lubis, Z., & Syarifah, S. (2018). Pengaruh Pengetahuan, Sikap
Dan Dukungan Keluarga Terhadap Diet Hipertensi Di Desa Hulu
Kecamatan Pancur Batu Tahun 2016. Jurnal Kesehatan, 11(1), 9–17.
https://doi.org/10.24252/kesehatan.v11i1.5107

Taufannitias Puji, R. (2018). Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Terjadinya


Hipertensi pada pegawai CV Lusindo Desa Sukadanau CikarangBarat. 2.

Umbas, I. M. (2019). Hubungan Antara Merokok Dengan Hipertensi Di


Puskesmas Kawangkoan. Jurnal Keperawatan, 7(1).

Vita Health. (2004). Hipertensi. Yogyakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka


Utama.

Whelton, P. K., Carey, R. M., Aronow, W. S., Casey, D. E., Collins, K. J.,
Himmelfarb, C. D., DePalma, S. M., Gidding, S., Jamerson, K. A., Jones,
D. W., MacLaughlin, E. J., Muntner, P., Ovbiagele, B., Smith, S. C.,
Spencer, C. C., Stafford, R. S., Taler, S. J., Thomas, R. J., Williams, K. A.,
… Hundley, J. (2018). 2017 ACC/AHA/AAPA/ABC/ACPM/AGS/APhA/
ASH/ASPC/NMA/PCNA guideline for the prevention, detection,
evaluation, and management of high blood pressure in adults a report of
the American College of Cardiology/American Heart Association Task
Force on Clinical pr. In Hypertension (Vol. 71, Nomor 6).
61

https://doi.org/10.1161/HYP.0000000000000065
Widianto, A. A., Romdhoni, M. F., Karita, D., & Purbowati, M. R. (2019).
Hubungan Pola Makan Dan Gaya Hidup Dengan Angka Kejadian
Hipertensi Pralansia Dan Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas I
Kembaran. MAGNA MEDICA: Berkala Ilmiah Kedokteran dan
Kesehatan, 1(5), 58. https://doi.org/10.26714/magnamed.1.5.2018.58-67

Windarsih, A. D., Suyamto, & Devianto, A. (2017). Hubungan antara stres dan
tingkat sosial ekonomi terhadap hipertensi pada lansia. Jurnal
Keperawatan Notokusumo, 5(1), 62–71. http://jurnal.akper-
notokusumo.ac.id/index.php/jkn/article/view/53

World Health Organization (WHO). (2018). Noncommunicable Disease Country


Profiles. https://www.who.int/nmh/publications/ncd-profiles-%0A2018/en/

Zainuddin, A., & Yunawati, I. (2017). Asupan Natrium Dan Lemak Berhubungan
Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Wilayah Poasia Kota
Kendari. Snt2Bkl-Kh-13, i, 581–588.
62

Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN HIPERTENSI PADA MASYARAKAT PETANI
DI DESA LIU KECAMATAN SABBANGPARU KABUPATEN WAJO
TAHUN 2021

I. Identitas dan karakteristik Responden

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin :

a. Laki-laki

b. Perempuan

4. Tekanan darah

a. Sistolik : mmHg

b. Diastolik : mmHg

5. Hipertensi : a) Ya b) Tidak

II. Riwayat Keluarga/ Genetik

1. Apakah salah satu atau kedua orang tua pernah didiagnosis

hipertensi oleh dokter?

Jawaban: a) Ya b) Tidak

c) Tidak tahu

2. Apakah salah satu atau kedua orang tua pernah mengomsumsi obat

antihipertensi atas resep dokter?

Jawaban: a) Ya b) Tidak

c) Tidak tahu
63

III. Penilaian Obesitas (berdasarkan timbangan dan meteran atau body

composition monitor)

1. Berat Badan (BB) :……….kg

2. Tinggi Badan (TB) :………..cm

IMT = BB (kg)

TB(cm) x TB(cm)

3. Status Obesitas

a. Kurang berat badan (<20 kg/m2)

b. Normal (20-24kg/m2)

c. Obesitas (> 25,0 kg/m2)

IV. Komsumsi Makanan Pemicu Hipertensi

Jenis Makanan Frekuensi Konsumsi Porsi


>1 x/ 1 x/ 3-6 x/ 1-2 x/ 1 x/ 1x/ Tidak
hari hari minggu minggu bulan tahun pernah
1. Makanan Tinggi
Kolesterol
a. Daging sapi
b. Daging Kambing
c. Daging atau kulit
ayam
d. Kuning telur
ayam
2. Makanan Tinggi
Natrium
a. Biskuit
b. Craker
c. Keripik
3. Makanan yang
diawetkan
a. Dendeng
b. Abon
c. Ikan asin
d. Pindang
e. Telur asin
64

4. Susu dan olahannya


a. Susu full cream
b. Tepung susu
c. Mentega

V. Merokok

1. Apakah anda merokok?

a) Ya

b) Tidak

2. Sudah berapa lama merokok? ………. Bulan/Tahun

3. Berapa batang rokok yang dihisap per hari? ......... Batang

a) >20 batang perhari

b) 10-20 batang perhari

c) ≤10 batang perhari

VI. Konsumsi Alkohol

1. Apakah anda suka minuman yang mengandung alkohol?

a. Ya

b. Tidak

Apa jenis minuman alkohol yang anda minum?..........

2. Berapa gelas dalam seminggu anda mengkomsumsi?

a. >6 gelas

b. ≤6 gelas

VII. Konsumsi Kafein/Kopi

1. Apakah anda rutin meminum kopi setiap hari?

a. Tidak rutin (hanya sesekali)

b. Sering
65

c. Selalu

2. Dalam sehari berapa kali anda minum kopi?

a. 1 kali sehari

b. 2 kali sehari

c. ≥3 kali sehari

3. Berapa cangkir/gelas kopi yang anda minum dalam sehari?

a. 1-2 cangkir sehari

b. 3-4 cangkir sehari

c. ≥5 cangkir sehari

4. Sudah berapa lama anda minum kopi?

a. 1-2 tahun

b. 3-4 tahun

c. ≥5 tahun

5. Kapan biasanya anda minum kopi?

a. Pagi hari

b. Siang hari

c. Sore/malam hari

6. Jenis kopi yang biasa anda minum selama ini?

a. Kopi dekafeinasi

b. Kopi instan

c. Kopi murni
66

VIII. Stress

Petunjuk Pengisian: bacalah petunjuk ini seluruhnya sebelum mulai

mengisi. Pertenyaan berikut berhubungan dengan masalah yang

mungkin mengganggu anda selama 30 hari terakhir. Apabila anda

menganggap pertanyaan itu anda alami selama 30 hari terakhir, berilah

tanda silang (X) pada kolom Y (berarti Ya). Sebaliknya jika anda

menganggap pertenyaan itu tidak anda alami dalam 30 hari terakhir,

berilah tanda silang (X) pada kolom T (berarti Tidak).

No. Pertanyaan Ya Tidak


1. Apakah anda sering menderita

sakit kepala?
2. Apakah nafsu makan anda

kurang?
3. Apakah tidur anda tidak

nyenyak/ terganggu?
4. Apakah anda mudah ketakutan?
5. Apakah tangan anda gemetar?
6. Apakah anda merasa gugup,

tegang atau cemas?


7. Apakah pencernaan anda

terganggu/ buruk?
8. Apakah anda sulit untuk

berpikir jernih?
9. Apakah anda merasa tidak

bahagia?
10. Apakah anda lebih sering

menangis?
11. Apakah anda merasa sulit

menikmati kegiatan anda


67

sehari-hari
12. Apakah anda mudah lelah?
13. Apakah anda merasa kelelahan

sepanjang waktu?
14. Apakah anda merasa sulit

membuat keputusan?
15. Apakah pekerjaan anda

terganggu?
16. Apakah anda kehilangan minat

pada berbagai hal?


Sumber : Kemekes RI Direktorat Kesehatan Jiwa tentang deteksi dini tanda-

tanda kesehatan jiwa seseorang mulai terganggu (Kemenkes RI, 2015)

Lampiran 2

SURAT PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Alamat :

Dengan ini masyarakat bersedia menjadi responden dalam penelitian

Saudari Nur’ Asia yang berjudul “Faktor yang Berhubungan Dengan

Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat Petani Di Desa Liu Kecamatan

Sabbangparu Kabupaten Wajo Tahun 2021”.


68

Saya menyadari bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negatif

terhadap saya, sehingga jawaban yang saya berikan adalah yang sebenarnya

dan akan dirahasiakan.

Responden,
69

Lampiran 3

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth :
Bapak/Ibu/Sdr/i Calon Responden
Di
Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawaah ini, mahasiswa Keperawatan
Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung
Sengkang.
Nama: NUR’ ASIA
NIM: 17 14201 006
Akan mengadakan penelitian dengan judul “Faktor yang
Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat Petani Di
Desa Liu Kecamatan Sabbangparu Kabupaten Wajo Tahun 2021”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan tidak
akan menimbulkan akibat buruk bagi Bapak/Ibu/Sdr/i sebagai responden.
Kerahasiaan informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan
untuk tujuan penelitiaan.
Apabila Bapak/Ibu/Sdr/i menyetujui maka dengan ini saya mohon
kesediaan responden untuk menandatangani lembaran persetujuan dan
menjawab pertanyaaan-pertanyaan yang saya ajukan dalam lembaran
kuesioner.
Atas perhatian Bapak/Ibu/Sdr/i sebagai responden, saya ucapkan
terima kasih.
Hormat saya

Peneliti

NUR ‘ ASIA
70

Lampiran 4

Lampiran 5

Lampiran 6
Lampiran 7
A. Distribusi Frekuensi
Frequencies
Statistics

Frequency Table
Kejadian Hipertensi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 140/90 7 35,0 35,0 35,0

150/90 5 25,0 25,0 60,0

160/90 5 25,0 25,0 85,0

170/90 3 15,0 15,0 100,0

Total 20 100,0 100,0

Umur Responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 35-44 tahun 5 25,0 25,0 25,0

45-54 tahun 5 25,0 25,0 50,0

55-64 tahun 6 30,0 30,0 80,0

65-74 tahun 4 20,0 20,0 100,0

Total 20 100,0 100,0

Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Laki-laki 14 70,0 70,0 70,0

Perempuan 6 30,0 30,0 100,0

Total 20 100,0 100,0


71

Riwayat Keluarga

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Ada 15 75,0 75,0 75,0

Tidak ada 2 10,0 10,0 85,0

Tidak tahu 3 15,0 15,0 100,0

Total 20 100,0 100,0

Status Obesitas

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Obesitas 10 50,0 50,0 50,0

Normal 9 45,0 45,0 95,0

Kurang BB 1 5,0 5,0 100,0

Total 20 100,0 100,0

Konsumsi Makanan Pemicu Hipertensi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Sering 14 70,0 70,0 70,0

Jarang 6 30,0 30,0 100,0

Total 20 100,0 100,0

Status Merokok

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Resiko Berat 11 55,0 55,0 55,0

Resiko Ringan 2 10,0 10,0 65,0

Tidak Merokok 7 35,0 35,0 100,0

Total 20 100,0 100,0

Konsumsi Alkohol

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Berisiko 20 100,0 100,0 100,0


72

Konsumsi Kafein

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Lebih 5 25,0 25,0 25,0

Cukup 15 75,0 75,0 100,0

Total 20 100,0 100,0

Stress

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid stres 12 60,0 60,0 60,0

Tidak Stres 8 40,0 40,0 100,0

Total 20 100,0 100,0

B. Cross Tabulation
Umur dengan Kejadian Hipertensi

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Umur Responden * Kejadian


20 100,0% 0 0,0% 20 100,0%
Hipertensi

Umur Responden * Kejadian Hipertensi Crosstabulation

Kejadian Hipertensi Total

140/90 150/90 160/90 170/90

Umur Responden 35-44 tahun Count 2 2 1 0 5

Expected Count 1,8 1,3 1,3 ,8 5,0

% within Umur 40,0% 40,0% 20,0% 0,0% 100,0%


Responden
73

% within Kejadian
28,6% 40,0% 20,0% 0,0% 25,0%
Hipertensi

% of Total 10,0% 10,0% 5,0% 0,0% 25,0%

45-54 tahun Count 1 1 2 1 5

Expected Count 1,8 1,3 1,3 ,8 5,0

% within Umur
20,0% 20,0% 40,0% 20,0% 100,0%
Responden

% within Kejadian
14,3% 20,0% 40,0% 33,3% 25,0%
Hipertensi

% of Total 5,0% 5,0% 10,0% 5,0% 25,0%

55-64 tahun Count 3 2 1 0 6

Expected Count 2,1 1,5 1,5 ,9 6,0

% within Umur
50,0% 33,3% 16,7% 0,0% 100,0%
Responden

% within Kejadian
42,9% 40,0% 20,0% 0,0% 30,0%
Hipertensi

% of Total 15,0% 10,0% 5,0% 0,0% 30,0%

65-74 tahun Count 1 0 1 2 4

Expected Count 1,4 1,0 1,0 ,6 4,0

% within Umur
25,0% 0,0% 25,0% 50,0% 100,0%
Responden

% within Kejadian
14,3% 0,0% 20,0% 66,7% 20,0%
Hipertensi

% of Total 5,0% 0,0% 5,0% 10,0% 20,0%


Total Count 7 5 5 3 20

Expected Count 7,0 5,0 5,0 3,0 20,0

% within Umur
35,0% 25,0% 25,0% 15,0% 100,0%
Responden

% within Kejadian 100,0 100,0 100,0


100,0% 100,0%
Hipertensi % % %

% of Total 35,0% 25,0% 25,0% 15,0% 100,0%


74

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability

Pearson Chi-Square 8,190a 9 ,515 ,593


Likelihood Ratio 9,481 9 ,394 ,760
Fisher's Exact Test 7,152 ,767
Linear-by-Linear Association ,965b 1 ,326 ,355 ,192 ,047
N of Valid Cases 20

a. 16 cells (100,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,60.
b. The standardized statistic is ,982.

Jenis Kelamin dengan Kejadian Hipertensi

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Jenis Kelamin * Kejadian


20 100,0% 0 0,0% 20 100,0%
Hipertensi

Jenis Kelamin * Kejadian Hipertensi Crosstabulation

Kejadian Hipertensi Total


140/90 150/90 160/90 170/90

Jenis Kelamin Laki-laki Count 4 2 5 3 14

Expected Count 4,9 3,5 3,5 2,1 14,0

% within Jenis
28,6% 14,3% 35,7% 21,4% 100,0%
Kelamin

% within Kejadian 100,0 100,0


57,1% 40,0% 70,0%
Hipertensi % %

% of Total 20,0% 10,0% 25,0% 15,0% 70,0%

Perempuan Count 3 3 0 0 6

Expected Count 2,1 1,5 1,5 ,9 6,0

% within Jenis
50,0% 50,0% 0,0% 0,0% 100,0%
Kelamin

% within Kejadian 42,9% 60,0% 0,0% 0,0% 30,0%


Hipertensi
75

% of Total 15,0% 15,0% 0,0% 0,0% 30,0%


Total Count 7 5 5 3 20

Expected Count 7,0 5,0 5,0 3,0 20,0

% within Jenis
35,0% 25,0% 25,0% 15,0% 100,0%
Kelamin

% within Kejadian 100,0 100,0


100,0% 100,0% 100,0%
Hipertensi % %

% of Total 35,0% 25,0% 25,0% 15,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability
a
Pearson Chi-Square 6,122 3 ,106 ,113
Likelihood Ratio 8,144 3 ,043 ,113
Fisher's Exact Test 5,315 ,136
b
Linear-by-Linear Association 3,440 1 ,064 ,077 ,048 ,033
N of Valid Cases 20

a. 8 cells (100,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,90.
b. The standardized statistic is -1,855.

Genetik dengan Kejadian Hipertensi

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Riwayat Keluarga * Kejadian


20 100,0% 0 0,0% 20 100,0%
Hipertensi

Riwayat Keluarga * Kejadian Hipertensi Crosstabulation

Kejadian Hipertensi

140/90 150/90 160/90 170/90 Total

Riwayat Keluarga Ada Count 5 3 4 3 15

Expected Count 5,3 3,8 3,8 2,3 15,0

% within Riwayat 33,3% 20,0% 26,7% 20,0% 100,0%


Keluarga
76

% within Kejadian
71,4% 60,0% 80,0% 100,0% 75,0%
Hipertensi

% of Total 25,0% 15,0% 20,0% 15,0% 75,0%

Tidak ada Count 1 1 0 0 2

Expected Count ,7 ,5 ,5 ,3 2,0

% within Riwayat
50,0% 50,0% 0,0% 0,0% 100,0%
Keluarga

% within Kejadian
14,3% 20,0% 0,0% 0,0% 10,0%
Hipertensi

% of Total 5,0% 5,0% 0,0% 0,0% 10,0%

Tidak tahu Count 1 1 1 0 3

Expected Count 1,1 ,8 ,8 ,5 3,0

% within Riwayat
33,3% 33,3% 33,3% 0,0% 100,0%
Keluarga

% within Kejadian
14,3% 20,0% 20,0% 0,0% 15,0%
Hipertensi

% of Total 5,0% 5,0% 5,0% 0,0% 15,0%


Total Count 7 5 5 3 20

Expected Count 7,0 5,0 5,0 3,0 20,0

% within Riwayat
35,0% 25,0% 25,0% 15,0% 100,0%
Keluarga

% within Kejadian 100,0


100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
Hipertensi %

% of Total 35,0% 25,0% 25,0% 15,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability

Pearson Chi-Square 2,476a 6 ,871 1,000


Likelihood Ratio 3,568 6 ,735 1,000
Fisher's Exact Test 3,117 1,000
b
Linear-by-Linear Association ,513 1 ,474 ,513 ,294 ,087
N of Valid Cases 20

a. 11 cells (91,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,30.
b. The standardized statistic is -,716.
77

Obesitas dengan Kejadian Hipertensi

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Status Obesitas * Kejadian


20 100,0% 0 0,0% 20 100,0%
Hipertensi

Status Obesitas * Kejadian Hipertensi Crosstabulation

Kejadian Hipertensi Total

140/90 150/90 160/90 170/90

Status Obesitas Obesitas Count 3 2 4 1 10

Expected Count 3,5 2,5 2,5 1,5 10,0

% within Status
30,0% 20,0% 40,0% 10,0% 100,0%
Obesitas

% within Kejadian
42,9% 40,0% 80,0% 33,3% 50,0%
Hipertensi

% of Total 15,0% 10,0% 20,0% 5,0% 50,0%

Normal Count 3 3 1 2 9

Expected Count 3,2 2,3 2,3 1,4 9,0

% within Status
33,3% 33,3% 11,1% 22,2% 100,0%
Obesitas

% within Kejadian
42,9% 60,0% 20,0% 66,7% 45,0%
Hipertensi

% of Total 15,0% 15,0% 5,0% 10,0% 45,0%

Kurang BB Count 1 0 0 0 1

Expected Count ,4 ,3 ,3 ,2 1,0

% within Status
100,0% 0,0% 0,0% 0,0% 100,0%
Obesitas

% within Kejadian
14,3% 0,0% 0,0% 0,0% 5,0%
Hipertensi

% of Total 5,0% 0,0% 0,0% 0,0% 5,0%


Total Count 7 5 5 3 20

Expected Count 7,0 5,0 5,0 3,0 20,0


78

% within Status
35,0% 25,0% 25,0% 15,0% 100,0%
Obesitas

% within Kejadian 100,0


100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
Hipertensi %

% of Total 35,0% 25,0% 25,0% 15,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability

Pearson Chi-Square 4,360a 6 ,628 ,761


Likelihood Ratio 4,615 6 ,594 ,761
Fisher's Exact Test 4,854 ,761
b
Linear-by-Linear Association ,570 1 ,450 ,508 ,288 ,105
N of Valid Cases 20

a. 12 cells (100,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,15.
b. The standardized statistic is -,755.

Konsumsi Makanan Pemicu Hiperteni dengan Kejadian Hipertensi

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Konsumsi Makanan Pemicu


Hipertensi * Kejadian 20 100,0% 0 0,0% 20 100,0%
Hipertensi

Konsumsi Makanan Pemicu Hipertensi * Kejadian Hipertensi Crosstabulation

Kejadian Hipertensi

140/90 150/90 160/90 170/90 Total

Konsumsi Makanan Pemicu Sering Count 5 3 3 3 14


Hipertensi Expected Count 4,9 3,5 3,5 2,1 14,0

% within Konsumsi 35,7% 21,4% 21,4% 21,4% 100,0%


Makanan Pemicu
Hipertensi
79

% within Kejadian 100,0


71,4% 60,0% 60,0% 70,0%
Hipertensi %

% of Total 25,0% 15,0% 15,0% 15,0% 70,0%

Jarang Count 2 2 2 0 6

Expected Count 2,1 1,5 1,5 ,9 6,0

% within Konsumsi
Makanan Pemicu 33,3% 33,3% 33,3% 0,0% 100,0%
Hipertensi

% within Kejadian
28,6% 40,0% 40,0% 0,0% 30,0%
Hipertensi

% of Total 10,0% 10,0% 10,0% 0,0% 30,0%


Total Count 7 5 5 3 20

Expected Count 7,0 5,0 5,0 3,0 20,0

% within Konsumsi
Makanan Pemicu 35,0% 25,0% 25,0% 15,0% 100,0%
Hipertensi

% within Kejadian 100,0 100,0 100,0 100,0


100,0%
Hipertensi % % % %

% of Total 35,0% 25,0% 25,0% 15,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided) Point Probability
a
Pearson Chi-Square 1,769 3 ,622 ,716
Likelihood Ratio 2,599 3 ,458 ,675
Fisher's Exact Test 1,732 ,770
b
Linear-by-Linear Association ,281 1 ,596 ,670 ,386 ,154
N of Valid Cases 20

a. 8 cells (100,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,90.
b. The standardized statistic is -,530.

Merokok dengan Kejadian Hipertensi

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent


80

Status Merokok * Kejadian


20 100,0% 0 0,0% 20 100,0%
Hipertensi

Status Merokok * Kejadian Hipertensi Crosstabulation

Kejadian Hipertensi

140/90 150/90 160/90 170/90 Total

Status Merokok Resiko Berat Count 4 2 4 1 11

Expected Count 3,9 2,8 2,8 1,7 11,0

% within Status
36,4% 18,2% 36,4% 9,1% 100,0%
Merokok

% within Kejadian
57,1% 40,0% 80,0% 33,3% 55,0%
Hipertensi

% of Total 20,0% 10,0% 20,0% 5,0% 55,0%

Resiko Ringan Count 0 0 1 1 2

Expected Count ,7 ,5 ,5 ,3 2,0

% within Status
0,0% 0,0% 50,0% 50,0% 100,0%
Merokok

% within Kejadian
0,0% 0,0% 20,0% 33,3% 10,0%
Hipertensi

% of Total 0,0% 0,0% 5,0% 5,0% 10,0%

Tidak Merokok Count 3 3 0 1 7

Expected Count 2,5 1,8 1,8 1,1 7,0

% within Status
42,9% 42,9% 0,0% 14,3% 100,0%
Merokok

% within Kejadian
42,9% 60,0% 0,0% 33,3% 35,0%
Hipertensi

% of Total 15,0% 15,0% 0,0% 5,0% 35,0%


Total Count 7 5 5 3 20

Expected Count 7,0 5,0 5,0 3,0 20,0

% within Status
35,0% 25,0% 25,0% 15,0% 100,0%
Merokok

% within Kejadian 100,0 100,0


100,0% 100,0% 100,0%
Hipertensi % %

% of Total 35,0% 25,0% 25,0% 15,0% 100,0%

Chi-Square Tests
81

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability

Pearson Chi-Square 7,137a 6 ,308 ,324


Likelihood Ratio 9,174 6 ,164 ,274
Fisher's Exact Test 7,000 ,279
Linear-by-Linear Association ,230b 1 ,631 ,670 ,360 ,077
N of Valid Cases 20

a. 12 cells (100,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,30.
b. The standardized statistic is -,480.

Konsumsi Alkohol dengan Kejadian Hipertensi

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Konsumsi Alkohol * Kejadian


20 100,0% 0 0,0% 20 100,0%
Hipertensi

Konsumsi Alkohol * Kejadian Hipertensi Crosstabulation

Kejadian Hipertensi

140/90 150/90 160/90 170/90 Total

Konsumsi Alkohol Tidak Berisiko Count 7 5 5 3 20

Expected Count 7,0 5,0 5,0 3,0 20,0

% within Konsumsi
35,0% 25,0% 25,0% 15,0% 100,0%
Alkohol

% within Kejadian 100,0 100,0 100,0 100,0


100,0%
Hipertensi % % % %

% of Total 35,0% 25,0% 25,0% 15,0% 100,0%


Total Count 7 5 5 3 20

Expected Count 7,0 5,0 5,0 3,0 20,0

% within Konsumsi
35,0% 25,0% 25,0% 15,0% 100,0%
Alkohol

% within Kejadian 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0%


Hipertensi % % % %
82

% of Total 35,0% 25,0% 25,0% 15,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Value

Pearson Chi-Square .a
N of Valid Cases 20

a. No statistics are computed


because Konsumsi Alkohol is a
constant.

Konsumsi Kafein dengan Kejadian Hipertensi

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Konsumsi Kafein * Kejadian


20 100,0% 0 0,0% 20 100,0%
Hipertensi

Konsumsi Kafein * Kejadian Hipertensi Crosstabulation


Kejadian Hipertensi Total

140/90 150/90 160/90 170/90

Konsumsi Kafein Lebih Count 1 1 1 2 5

Expected Count 1,8 1,3 1,3 ,8 5,0

% within Konsumsi
20,0% 20,0% 20,0% 40,0% 100,0%
Kafein

% within Kejadian
14,3% 20,0% 20,0% 66,7% 25,0%
Hipertensi

% of Total 5,0% 5,0% 5,0% 10,0% 25,0%

Cukup Count 6 4 4 1 15

Expected Count 5,3 3,8 3,8 2,3 15,0

% within Konsumsi 40,0% 26,7% 26,7% 6,7% 100,0%


Kafein
83

% within Kejadian
85,7% 80,0% 80,0% 33,3% 75,0%
Hipertensi

% of Total 30,0% 20,0% 20,0% 5,0% 75,0%


Total Count 7 5 5 3 20

Expected Count 7,0 5,0 5,0 3,0 20,0

% within Konsumsi
35,0% 25,0% 25,0% 15,0% 100,0%
Kafein

% within Kejadian
100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
Hipertensi

% of Total 35,0% 25,0% 25,0% 15,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability

Pearson Chi-Square 3,340a 3 ,342 ,377


Likelihood Ratio 2,925 3 ,403 ,628
Fisher's Exact Test 3,012 ,445
b
Linear-by-Linear Association 1,966 1 ,161 ,248 ,125 ,072
N of Valid Cases 20

a. 7 cells (87,5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,75.
b. The standardized statistic is -1,402.

Stres dengan Kejadian Hipertensi

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Stress * Kejadian Hipertensi 20 100,0% 0 0,0% 20 100,0%

Stress * Kejadian Hipertensi Crosstabulation

Kejadian Hipertensi Total

140/90 150/90 160/90 170/90

Stress stres Count 3 2 4 3 12

Expected Count 4,2 3,0 3,0 1,8 12,0


84

% within Stress 25,0% 16,7% 33,3% 25,0% 100,0%

% within Kejadian 100,0


42,9% 40,0% 80,0% 60,0%
Hipertensi %

% of Total 15,0% 10,0% 20,0% 15,0% 60,0%

Tidak Stres Count 4 3 1 0 8

Expected Count 2,8 2,0 2,0 1,2 8,0

% within Stress 50,0% 37,5% 12,5% 0,0% 100,0%

% within Kejadian
57,1% 60,0% 20,0% 0,0% 40,0%
Hipertensi

% of Total 20,0% 15,0% 5,0% 0,0% 40,0%


Total Count 7 5 5 3 20

Expected Count 7,0 5,0 5,0 3,0 20,0

% within Stress 35,0% 25,0% 25,0% 15,0% 100,0%

% within Kejadian 100,0 100,0 100,0


100,0% 100,0%
Hipertensi % % %

% of Total 35,0% 25,0% 25,0% 15,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability

Pearson Chi-Square 4,524a 3 ,210 ,296


Likelihood Ratio 5,626 3 ,131 ,258
Fisher's Exact Test 4,053 ,296
b
Linear-by-Linear Association 3,610 1 ,057 ,064 ,043 ,028
N of Valid Cases 20

a. 8 cells (100,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,20.
b. The standardized statistic is -1,900.

Lampiran 9

Anda mungkin juga menyukai