ZULFADHILAH DJODDING
NIM : 1711016
ZULFADHILAH DJODDING
NIM :1711016
TAHUN 2020
SURAT PERNYATAAN PENELITIAN
Nim : 1711016
2020
Dengan ini menyatakan bahwa KTI sebagaimana disebutkan dengan judul diatas
adalah benar merupakan KTI saya sendiri dan belum pernah dikumpulkan oleh
Demikian pernyataan ini saya buat secara sadar dan tanpa paksaan dari pihak
manapun.
Peneliti,
ZULFADHILAH DJODDING
HALAMAN PERSETUJUAN
Menyetujui
Pembimbing :
Lala, S.Kep.,Ns.,M.Kes
NIDN.0916018410
Mengetahui
Direktur Akper Mappa Oudang
Dardin,S.Kep,Ns,M.Kep
NIDN. 0912126904
HALAMAN PENGESAHAN
Tim Penguji
2. Lala, S.Kep.,Ns.,M.Kes. ( )
3. A. Suriyani, S.Kep.,M.Kes. ( )
Disahkan Oleh:
Dardin,S.Kep,Ns,M.Kep
NIDN. 0912126904
RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS PENULIS
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia
Agama : Islam
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan
karuniah-nya serta tak lupa salam dan shalawat kepada junjungan kita Nabiullah
Muhammad SAW sang revolusioner sejati yang telah merobek-robek bendera
kedzoliman dan membentangkan bendera dengan cahaya kebenarannya dan telah
membawa umat manusia ke zaman berilmu pengetahuan. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini sebagai persyaratan dalam menempuh
ujian akhir Program Diploma III Akademi Keperawatan Mappa Oudang
Makassar .
1. Bapak dr. H. Farid Alamsyah . SP. P,D., FINASIM, sebagai Ketua Yayasan
Brata Utama Bhayangkara Makassar sekaligus kepala Rumah Sakit
Bhayangkara Makassar dan Staf yang telah banyak membantu
2. Bapak Dardin, S.Kep, Ns, M.Kep.,selaku Direktur AKPER MappaOudang
Makassar yang selalu memberikan dukungan kepada seluruh mahasiswanya.
3. Kepada Ibu Lala,S.kep,M,Kes sebagai pembimbing yang begitu memberikan
banyak ilmu kepada peneliti. Peneliti mengucapkan banyak terima kasih
karena telah mau meluangkan begitu banyak waktu untuk peneliti serta
banyak memberikan masukan dan motivasi dalam menyusun Karya Tulis
Ilmiah ini.
4. Para Dosen dan Staf Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar yang
telah banyak memberikan doa dan restu serta dorongan baik moril dan
material selama peneliti mengikuti semua Pendidikan 3 tahun ini.
5. Kedua orang tua tercinta Ayah dan ibu yang yang tak hentinya mendoakan
untuk kesuksesan peneliti,yang tak pernah bosan memberikan motivasi yang
membangun ketika peneliti terjatuh,yang tak pernah ada kata lelah untuk
memberikan dukungan moril maupun material selama peneliti lahir hingga
detik ini.”Terimakasih untuk kalian jasa-jasa kalian tidak akan pernah bisa
terbalas & tetap do’akan anakmu ini karna tanpa do’a dari kalian peneliti
tidak aka nada artinya”
6. Untuk Saudara Saudariku terima kasih telah menghibur dan memberikanku
semangat selama penyusunan.
7. Seluruh teman-teman seperjuangan Mahasiswa di Akper Mappa Oudang
Makassar khususnya Angkatan XI ( Sebelas ) tanpa terkecuali, jasa - jasa
kalian akan tetap aku ingat untuk selamannya.
8. Adinda junior Angkatan XII dan XIII yang senantiasa memotivasi serta
memberikan doa selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
9. Terakhir pada almamaterku tersayang “Akademi Keperawatan Mappa
Oudang Makassar” yang telah menjadi tempatku untuk menjajaki disiplin
ilmu khususnya bidang keperawatan dan inshaAllah menjadikanku insan
yang berarti.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
masih banyak terdapat kekurangan. Jadi setiap kritikan maupun saran-saran dari
pihak yang bersifat membangun dari para pembaca demi perbaikan Karya Tulis
Ilmiah ini, dan semoga karya ini bermanfaat.
Peneliti
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY “J” YANG MENGALAMI POST OP
KISTA OVARIUM DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI DI RUANGAN
NURI RUMAH SAKIT
BHAYANGKARA MAKASSAR
TAHUN 2020
ABSTRAK
Latar belakang: Kista adalah tumor jinak yang paling sering ditemui. Bentuknya kistik,
berisi cairan kental, dan ada pula yang berbentuk anggur. Kista juga ada yang berisi
udara, cairan, nanah, ataupun bahan bahan lainnya Berdasarkan data dari rekam medis
Rumah Sakit Bhayangkara Makassar kejadian Kista Ovarium pada tahun 2018 berjumlah
84 kasus sedangkan angka kejadian pada tahun 2019 berjumlah 93 kasus. Berdasarkan
data dari rekam medis Rumah Sakit Bhayangkara Makassar kejadian Kista Ovarium pada
tahun 2018 berjumlah 84 kasus sedangkan angka kejadian pada tahun 2019 berjumlah 93
kasus.
Tujuan: Untuk Melaksanakan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami Post Op
Kista Oavrium dengan masalah keperawatan Nyeri di RS bhayangkara Makassar.
Metode: pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik wawancara
dan observasi (pengamatan).
Hasil: Asuhan keperawatan pada Ny“J” dengan Post Op Kista Ovarium di ruang Nuri
rumah sakit Bhayangkara Makassar selama 3 hari didapatkan masalah utama yaitu Nyeri
setelah dilakukan tindakan selama 3 hari, didapatkan hasil Nyeri masalah teratasi.
SAMPUL DEPAN
SAMPUL DALAM..........................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR......................................................................................xii
DAFTAR TABEL..........................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang.................................................................................................1
B.Rumusan Masalah ...........................................................................................2
C.Tujuan..............................................................................................................3
D.Manfaat............................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.Kesimpulan....................................................................................................94
B.Saran..............................................................................................................95
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................96
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................98
DAFTAR GAMBAR
terhadap kerusakan sehingga dapat terjadi disfungsi atau penyakit. Salah satu
terserang kista ovarium dan hanya mengetahui pada saat kista sudah dapat
teraba dari luar atau membesar kista ovarium juga dapat menjadi ganas dan
karena perubahan kadar hormon yang terjadi selama siklus haid, produksi dan
pelepasan sel telur. Kista ovarium adalah benjolan yang membesar, yang
ovarium tertinggi ditemukan pada negara maju, dengan rata rata 10 per
100.000, kecuali di Jepang (6,5 per 100.000). Insiden di Amerika 7,7 per
100.000 relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan angka kejadian Asia
akibat kista ovarium sebanyak 15.310 orang, dan yang masih menderita 4.870
1
dan kista ovarium ditemukan melalui transvaginal sonogram hampir pada
kematian yang tinggi ini disebabkan karena penyakit ini pada awalnya
2015).
Provinsi Sulawesi Selatan dari bulan Januari sampai Desember 2010 yaitu
penderita kista ovarium (21,2%), umur 25-44 tahun sebanyak 124 penderita
2010).
ginekologi yaitu kista ovarium maka perlu penanganan secara kolaborasi dari
2
maka penulis tertarik untuk menerapkan asuhan keperawatan post op kista
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Bhayangkara Makassar.
2. Tujuan khusus
Bhayangkara Makassar
Bhayangkara Makassar
Bhayangkara Makassar
3
d. Dapat melaksanakan tindakan keperawatan pada klien Post Op Kista
Bhayangkara Makassar
Bhayangkara Makassar.
D. Manfaat
1. Teoritis
referensi atau sumber data untuk penelitian sejenis dan sebagai bahan
2. Praktis
a. Tenaga Kesehatan
pendidikan.
b. Rumah Sakit
c. Institusi Pendidikan
4
d. Klien dan Keluarga
e. Penulis
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Nyeri
hal kerusakan sedemikian rupa : awitan yang tiba-tiba atau lambat dari
intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau
berbahaya, atau tidak melakukan fungsi, seperti pada kasus nyeri kronis.
2. Etiology
6
b. Agen pencedera kimiawi (mis, Terbakar, bahan kimia iritan)
3. Fisiologis Nyeri
ada struktur yang lebih dalam seperti visera, persendian, dinding arteri,
listrik atau mekanis. Yang tergolong stimulasi kimia terhadap nyeri adalah
4. Klasifikasi Nyeri
1) Nyeri akut
7
2) Nyeri kronis
psikosomatis.
b. Menurut sifatnya :
1) Incidental
2) Stedy
misalnya abses.
3) Proximal
5. Skala Nyeri
Menurut Padila 2014 Salah satu cara untuk mengukur tingkat nyeri
penilaian objektif
8
Keterangan:
e. Laporan isyarat
f. Diaforesis
9
m. Perubuahan posisi untuk menghindari nyeri
o. Dilatasi pupil
q. Gangguan tidur
berikut:
berikut :
agens mustad).
10
B. Tinjauan Tentang Fokus Penelitian
1. Konsep Medis
a. Definisi
Bentuknya kistik, berisi cairan kental, dan ada pula yang berbentuk
anggur. Kista juga ada yang berisi udara, cairan, nanah, ataupun bahan
yang terletak di sisi kanan dan kiri uterus, ovarium berada pada ujung
memiliki tiga fungsi yaitu sel penghasil telur (ovum), sel yang
maupun yang besar, kistik atau padat, jinak atau ganas. Dalam
kista dermonal, kista coklat atau kista lutein, tumor ovarium yang
cukup besar dapat disebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau
11
b. Anatomi fisiologi
Sistem Reproduksi Wanita terdiri dari alat atau organ eksternal dan
dan lemak, area ini mulai ditumbuhi bulu (puls hair) pada masa
2) Labia mayora
12
mengandung kelenjar sebasea (lemak). Ukuran labia mayora pada
wanita dewasa panjang 7-8 cm, lebar 2-3 cm, tebal 1-1,5 cm. Pada
3) Labia minora
Bibi kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia
clitoridis.
4) Klitoris
cm.
5) Vestibulum (serambi)
patogen.
13
6) Himen (selaput dara)
Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastis. Lapisan tipis ini yang
berbentuk seperti bulan sabit, konsistensi ada yang kaku dan ada
lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu
7) Perineum (Kerampang)
ani.
14
Genetalia interna terdiri dari :
1) Vagina
dari muskulus sfingter ani dan muskulus levator ani, oleh karena
2) Uterus
dari arteri uterina yang merupaka cabang utama dari arteri iliaka
15
Untuk mempertahankan posisinya, uterus disangga
2-3 cm, nullipara 6-8 cm, multipara 8-9 cm dan > 80 gram pada
a) Peritonium
b) Lapisan otot
Susunan otot rahim terdiri dari tig lapisan yaitu lapisan ljuar,
16
terjadi perubahan selaput lendir kavum uteri menjadi selaput
c) Endometrium
otot-otot panggul.
3) Tuba fallopi
17
4) Ovarium
ovariumnya.
interval 28-30 hari yang berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai
18
c. Klasifikasi
1) Kista fungsional
ovulasi, terisi oleh cairan dan dapat mencapai diameter 5-6 cm.
19
Kista ini terkadang dapat dijumpai pada perempuan yang sehat
atau folikular.
panggul.
2) Kista Non-neoplastik
gestasional).
kehamilan.
20
c) Kista korpus luteum hemoragik: kista ini dapat timbul setelah
panggul.
3) Neoplastik/ keganasan
21
sudah disederhanakan, kista ovarium neoplastik atau keganasan
b) Sel germinativum
c) Stroma korda-seks
d) Tidak umum
22
e) Metastatik
organ lain dan, pada banyak kasus, metastasis dari organ lain
d. Etiologi
2, yaitu :
b) Kista fungsional
23
Banyak terjadi pada wanita menarche (menstruasi yang
2) Kista neoplasma
d) Kista endometreid,
dengan endometroid.
e) Kista dermoid
24
memerlukan tindakan operasi untuk mengangkat kista
e. Patofisiologi
yang terus menerus datang dan ditangkap panca indra dapat diteruskan
25
tersebut dapat mengakibatkan terbentuknya kista di dalam ovarium,
f. Manifestasi klinis
bawah, rasa sebah pada perut dan timbul benjol pada perut.
sebesar 0% dan keluar pada permukaan kista sebesar 5% isi kista cair
g. Pemeriksaan penunjang
26
2) Ultrasound / scan CT : membantu mengidentifikasi ukuran /
lokasi massa.
menentukan apakah kista berasal dari ovary atau tidak dan juga
hidrotoraks.
h. Penatalaksanaan
cm dan tampak terisi oleh cairan / fisiologis pada pasien muda yang
ovarium dan menghilangkan kista. Sekitar 80% lesi yang terjadi pada
wanita berusia 29 tahun dan yang lebih muda adalah jinak, setelah 50
27
abdomen yang berat. Komplikasi ini dapat dicegah sampai suatu
2. Konsep keperawatan
a. Pengkajian
bawah, rasa sebah pada perut dan timbul benjolan pada perut.
28
b) Riwayat perkawinan : usia perkawinan dan berapa kali
menikah
c) Riwayat persalinan
d) Riwayat KB
15) Periksa laporan operasi terhadap tipe anestesi yang diberikan dan
29
Penyimpangan KDM
Rupture ovarium
Komplikasi peritonitis
Anastesi
30
b. Diagnosa
operasi)
c. Perencanaan
Tabel 2.1
Rencana keperawatan diagnosa 4
(Amin & Hardhi, 2015)
31
kerusakan jaringan yang 1. Mampu frekuensi, kualitas dan
actual atau potensial mengontro faktor presipitasi
atau digambarkan dalam l nyeri 2. observasi reaksi
nonverbal dari
hal kerusakan (tahu
ketidaknyamanan
sedemikian rupa penyebab 3. gunakan tekhnik
(international nyeri, komunikasi terapeutik
association for the studi mampu 4. untuk mengetahui
of paint) awitan yang mengguna pengalaman nyeri
tiba-tiba atau lambat kan pasien
dari intesitas ringan tekhnik 5. kaji kultur yang
mempengaruhi respon
hingga berat dengan nonformok
nyeri
akhir yang dapat di ologi 6. evaluasi pengalaman
antisipasi atau untuk nyeri masa lampau
diprediksi dan mengurang 7. evaluasi bersama
berlangsung <6 bulan i nyeri, pasien dan tim
mencari keseshatan lain
Batasan bantuan) tentang
ketidakefektifan
Karakteristik: 2. Melaporka
control nyeri masa
n bahwa lampau
1. Perubahan selama nyeri 8. bantu pasien dan
makan berkurang keluarga untuk
2. Perubahan tekanan dengan mencari dan
darah mengguna menemukan dukungan
3. Perubahan frekuensi kan 9. control lingkungan
jantung yang dapat
menegeme
mempengaruhi nyeri
4. Perubahan frekuensi nt nyeri seperti suhu ruangann,
pernafasan 3. Mampu pencahayaan dan
5. Laporan isyarat mengenali kebisingan
6. Diaphoresis nyeri 10. kurangi faktor
7. Perilaku distraksi (skala, presipitasi nyeri
(mis, berjalan mondar intensitas, 11. pilih dan lakukan
penanganan nyeri
mandir, mencari frekuensi (farmakologi, dan non
orang lain, dan atau dan tanda farmakologi dan
aktivitas lain) nyeri) interpersonal)
8. Mengekspresikan 4. Menyataka 12. kaji tipe dan sumber
perilaku n rasa nyeri untuk
9. Masker wajah, nyaman menentukan intervensi
bercahaya, tampak 13. ajarkan tentang
setelah
tekhnik non
kacau, gerakan mata nyeri farmakologi
berpencar atau tetap berkurang 14. berikan analgetik
pada satu focus untuk mengurangi
meringis nyeri
10. Sikap melindungi 15. evaluasi keefektifan
area nyeri control nyeri
11. Focus menyempit, 16. tingkatkan istirahat
17. kolaborasikan dengan
gangguan persepsi
dokter jika ada
nyeri, hambatan keluhan dan tindakan
proses berpikir, nyeri tidak berhasil
penurunan interaksi 18. monitor penerimaan
dengan orang dan pasien tentang
penerimaan nyeri
32
lingkungan Analgetik
12. Indikasi nyeri yang Administration
dapat di amati
13. Perubahan posisi a) tentukan lokasi,
untuk menghindari karakteristik, kualitas,
nyeri dan derajat nyeri
14. Sikap tubuh sebelum pemberian
melindungi obat
b) cek intruksi dokter
15. Dilatasi pupil tentang jenis obat,
16. Melaporkan nyeri dosis, dan frekuensi
secara verbal c) cek riwayat alergi
17. Gangguan tidur d) pilih analgesik yang
Faktor yang diperlukan atau
kombinasi dari
berhubungan: analgesic ketika
pemberian lebih dari
1. Agen cidera satu
2. Fisik atau e) tentukan pilihan
psikologis anlagesik tergantung
tipe dan beratnya
nyeri
f) tentukan analgesic
pilihan, rute
pemberian, dan dosis
optimal
g) pilih rute pemberian
secara IV, IM, untuk
pengobatan nyeri
secara teratur
h) monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesic
tepat waktu terutama
saat nyeri heba
i) evaluasi efektivitas
analgesic
Tabel 2.1
Rencana keperawatan diagnosa 1
(Amin & Hardhi, 2015)
33
Faktor resiko: kriteria hasil : terjadinya perdarahan
1. Aneurisme 3. Monitor nilai lab
2. Sirkumsi 1. Tidak ada ( koagulasi) yang
3. Defisisensi hematuria dari meliputi PT, PTT
pengetahuan hematemesis trombosit
4. Koagulopati 2. Kehilangan darah 4. Monitor TTV ortostatik
intravaskuler yang terlihat 5. Pertahankan bedrest
diseminata 3. Tekanan darah selama perdarahan aktif
5. Riwayat jatuh dalam batas 6. Kolaborasi dalam
6. Gangguan normal sistol dan pemberian produk
gastrointestinal diastole darah(platelet atau fresh
( misalnya penyakit 4. Tidak ada frozen plasma)
ulkus lambung, polip, perdarahan 7. Lindungi pasien dari
varises) pervagina trauma yang dapat
7. Gangguan fungsi hati 5. Tidak ada distensi menyebabkan
( mis, sirosis, hepatitis,) abdominal perdarahan
8. Koagulopati inheren 6. Hemoglobin dan 8. Hindari mengukur suhu
(mis, trombositopenia) hematokrit dalam lewat rectal
9. Komplikasi batas normal 9. Hindari pemberian
pascapartum (mis, atoni 7. Plasma, PT, PTT, aspirin dan
uteri, retensi plasenta) dalam batas anticoagulant
10.Komplikasi terkait normal 10. Anjurkan pasien
kehamilan ( mis, untuk meningkatkan
plasenta previa, intake makanan yang
kehamilan mola, banyak mengandung
solusio plasenta) vitamin K
11.Trauma 11. Hindari
12.Efek samping terkait terjadinya konstipasi
terapi ( mis, dengan menganjurkan
pembedahan, untuk mempertahankan
pemberian obat, intake cairan yang
pemberian produk adekuat dan pelembut
darah defisiensi fases
trombosit,kemoterapi) Bleeding reduction
1. Identifikasi penyebab
perdarahan
2. Monitor tren tekanan
darah dan parameter
hemodinamik ( CVP,
pulmonary capillaty/
artery wedge pressure)
3. Monitor status cairan
yang meliputi intake
dan oputput
4. Monitor penentu
pengiriman oksigen ke
jaringan (PaO2, SaO2
dan level Hb dan
cardiac output)
5. Pertahankan patensi IV
line
Bleeding reduction :
wound/ luka
1. Lakukan manual
pressure (tekanan) pada
area perdarahan
2. Gunakan ice pack pada
area perdarahan
34
3. Lakukan pressure
dressing (perban yang
menekan ) pada area
luka
4. Tinggikan ektremitas
yang perdarahan
5. Monitor ukuran dan
karakteristik hematoma
6. Monitor nadi distol dari
area yang luka atau
perdarahan
7. Instruksikan pasien
untuk menekan luka
pada saat bersinatau
batuk instruksikan
pasien untuk mambatasi
aktivitas
Bleeding reduction :
gastrointestinal
1. Observasi adanya darah
dalam sekresi cairan
tubuh : emesi, fases,
urin, residu lambung,
dan drainase luka
2. Monitor complete blood
count dan leukosit
3. Kolaborasi dalam
pemberian terapi :
lactulosa atau
vasopressin
4. Lakukan pemasangan
NGT untuk memonitor
sekresi dan perdarahan
lambung
5. Lakukan bilas lambung
dengan NaCl dingin
6. Dokumentasikan warna,
jumlah dan karakteristik
fases
7. Hindari Ph lambung
yang ekstrem dengan
kolaborasi pemberian
antacids atau histamine
blocking agent
8. Kurangi faktor stress
9. Pertahankan jalan nafas
10. Hindari
pengguanaan
anticoagulant
11. Monitor status
nutrisi pasien berikan
cairan intarvena
12. Hindari
penggunaan aspirin dan
ibuprofen
35
3) konstipasi b.d penurunan peristaltic usus
Tabel 2.3
Rencana keperawatan Diagnosa
( Amin & Hardi, 2015)
Diagnose Tujuan dan
No Intervensi
Keperawatan Krtieria Hasil
3 Konstipasi NOC NIC
Bowel Constipation / Impaction
Definisi : elimination Management
Penurunan pada Hydration 1. Monitor tanda dan
frekwensi normal Kriteria Hasil : gejala konstipasi
defakasi yang disertai 1. Mempertahank 2. Monitor bising usus
oleh kesulitan atau an bentuk feses 3. Monitor feses :
pengeluaran tidak lunak 1-3 hari frekuensi, konsistensi
lengkap fases/atau 2. Bebas dari dan volume
pengeluaran fases yang ketidaknyaman 4. konsultasi dengan
kering, keras, dan an dan dokter tentang
banyak. konstipasi penurunan dan
Batasan karakteristik : 3. Mengidentifika peningkatan bising
a. Nyeri abdomen si indicator usus
b. Nyeri tekan abdomen untuk 5. monitor tanda dan
dengan teraba mencegah gejala ruptur usus
resistensi otot konstipasi /peritonitis
c. Anoreksia 4. Feses lunak 6. jelaskan etiologic dan
d. Penampilan tidak khas dan berbentuk rasionalisasi tindakan
pada lansia terhadap pasien
e. Darah merah pada 7. idetinfikasi factor
feses penyebab dan
f. Perubahan pada pola kontribusi konstipasi
defekasi 8. dukung intake cairan
g. Penurunan frekwensi 9. kolaborasikan
h. Penurunan volume pemberian laksatif
fesses 10. pantau tanda-tanda
i. Distensi abdomen gejala konstipasi
j. Rasa rektal penuh 11. pantau tanda-tanda dan
k. Rasa tekanan rektal gejala impaks
l. Sakit kepala 12. memantau gerakan
m. Bising usus usus, termasuk
n. Masaa abdomen yang konsistensi frekuensi,
dapat diraba bentuk, volume dan
o. Perkusi abdomen warna
pekak 13. memantau bising usus
p. Mengejan pada saat 14. konsultasikan dengan
defekasi dokter tentang
q. Tidak dapat penurunan / kenaikan
mengeluarkan feses frekuensi bising usus
r. Muntah. 15. pantau tanda-tanda dan
Factor yang gejala pecahnya usus
berhubungan : dan/atau peritonitis
a. Fungsional 16. jelaskan etiologic
- Kelemahan otot masalah dan pemikiran
abdomen untuk tindakan untuk
- Kebiasaan pasien
mengabaikan 17. menyusun jadwal
dorongan defekasi ketoilet
- Ketidakadekuatan 18. mendorong
36
toileting meningkatkan asupan
- Kurang aktifitas cairan, kecuali
- Kebiasaan defekasi dikontraindikasikan
- Perubahan 19. evaluasi profil obat
lingkungan saat ini untuk efek samping
b. Psikologis : gastrointestinal
- Depresi, stress emosi 20. anjurkan
- Konfusi mental pasien/keluarga untuk
c. Farmakologis mencatat warna,
- Antaida mengandung volume, frekuensi, dan
aluminium konsistensi tinja
- Antiepresan 21. ajarkan
- Garam bismuth pasien/keluarga
- Kalsium karbonat bagaimana untuk
- Penyekat salura menjaga buku harian
kalsium makanan
- Dierutik, garam besi 22. anjurkan pasien /
- Penyalah gunaan keluarga untuk diet
laksatif tinggi serat
- Opiate fenotiazid, 23. anjurkan pasein /
sedative keluarga pada
- Simpatomimemik penggunaan yang tepat
d. Mekanis dari obat pencahar
- Ketidak seimbangan 24. anjurkan pasien /
elektrolit keluarga pada
- Kemoroid hubungan hubungan
- Gangguan neorologis asupan diet, olahraga
- Obesitas dan cairan sembelit, /
- Kehamilan impaksi
- Prolapse rectal, ulkus 25. menyarankan pasien
rektal untuk berkonsultasi
e. Fisiologis dengan dokter jika
- Perubahan pola sembelit atau impaksi
makan terus ada
- Penurunan 26. menginformasikan
- Perubahan makanan pasien prosedur
- Penurunan motilitas penghapusan manual
raktus dari tinja, jika perlu
gastrointestinal 27. lepaskan impaksi tinja
- Dehidrasi secara manual, jika
- Ketidakadekuatan perlu
gigi geligi 28. timbang pasien secara
- Asuoan serat tidak teratur
cukup asupan cairan 29. ajarkan pasien atau
tidak cukup keluarga tentang proses
- Kebiasaan makan pencenaan yang
buruk. normal
30. ajarkan pasien /
keluarga tentang
kerangka waktu untuk
resolusi sembelit.
37
4) Resiko infeksi b.d poste de entry kuman, trauma jaringan (luka
operasi).
Tabel 2.6
Rencana keperawatan Diagnosa
( Amin & Hardi, 2015)
Diagnose Tujuan dan Krtieria
No Intervensi
Keperawatan Hasil
4 Resiko infeksi b.d NOC NIC
kondisi vulva lembab Immune status Infection control
Knowledge (control infeksi )
Definisi : :infection control 1. Bersihkan lingkungan
Mengalami peningkatan Risk control setelah dipakai pasien
resiko terserang Kriteria Hasil : lain
organisme patogenik 1. Klien bebas dari 2. Pertahankan teknik
a. Penyakit kronis tanda dan gejala isolasi
- Diabetes mellitus infeksi 3. Batasi pengunjung bila
- Obesitas 2. Mendeskripsikan perlu
b. Pengetahuan yang proses penularan 4. Intruksikan pada
tidak cukup untuk penyakit, factor pengunjung untuk
menghindari yang mempengaruhi mencuci tangan saat
pemanjanan penularan serta berkunjung dan setelah
pathogen penatalaksanaannya berkunjung
c. Pertahanan tubuh 3. Menunjukkan meninggalkan pasien
primer yang tidak kemampuan untuk 5. Gunakan sabun
adekuat. mencegah timbulnya antimikrobia untuk
- Gangguan infeksi cuci tangan
peristalsis 4. Jumlah leukosit 6. Cuci tangan setiap
- Kerusakan atau dalam batas normal sebelum dan sesudah
integritas kulit 5. Menunjukkan tindakan keperawatan
(pemasangan perilaku hidup sehat 7. Gunakan baju, sarung
kateter intravena, tangan sebagai alat
prosedur invasif) pelindung
- Perubahan sekresi 8. Pertahankan
pH lingkungan aseptic
- Penurunan kerja selama pemasangan
siliriasis alat
- Pecah ketuban dini 9. Ganti letak IV perifer
- Merokok dan line sentral dan
- Stasis cairan tubuh dressing sesuai dengan
- Trauma jaringan petunjuk umum
(mis, trauma 10. Gunakan kateter
destruksi jaringan) intermiten untuk
d. Ketidak adekuatan menurunkan infeksi
pertahanan sekunder kandung kencing
- Penurunan 11. Tingkatkan intake
Hemoglobin nutrisi
- Imunosupresi 12. Berikan terapi
(mis, imunitas antibiotic bila perlu
didapat tidak 13. Monitor tanda dan
adekuat, agen gejal iinfeksi sistemik
farmaseutikal dan local
termasuk 14. Monitor hitung
imunosepresan , granulosit, WBC
steroid, antibody 15. Monitor kerentangan
38
monoclonal, terhadap infeksi
imunomudulator) 16. Batasi pengunjung
- Supresi respon 17. Sering pengunjung
inflamasi terhadap penyakit
e. Vaksinasi tidak menular
adekuat 18. Pertahankan teknik
f. Pemajanan terhadap asepsis pada pasien
pathogen lingkungan yang beresiko
meningkat 19. Pertahankan teknik
- Wabah isolasi k/p
g. Prosedur invasive 20. Berikan perawatan
h. Malnutrisi kuliat pada area
epidema
21. Inspeksi kulit dan
membrane mukosa
terhadap kemerahan,
panas, drenase
22. Inspeksi kondisi
luka/insisi bedah
23. Dorong masukan
nutrisi yang cukup
24. Dorong masukan
cairan
25. Dorong istirahat
26. Intruksikan pasien
untuk minum
antibiotic sesuai resep
27. Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan
gejala infeksi
28. Ajarkan cara
menghindari infeksi
29. Laporkan kecurigaan
infeksi
30. Laporkan kultur positif
f. Implementasi
39
g. Evaluasi
suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal. Hal-hal yang perlu
4) Evaluasi berfokus pada individu klien dan kelompok dari klien itu
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan penelitian
mengolah data yang bersifat deskriptif. Bisa berupa visual gambar, video,
sebagai studi kasus. Karena penelitian ini bertujuan untuk menjawab tentang
masalah Nyeri.
B. Subyek penelitian
keperawatan Nyeri.
41
C. Fokus studi
1. Kriteria inklusi
keperawatan Nyeri.
2. Kriteria eksklusi
ovarium yang memiliki bentuk seperti kantong udara atau balon dan di
atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang
dari 3 bulan
42
E. Instrumen Penelitian
1) Pedoman wawancara
ingin diketahui.
2) Alat tulis
4) Nursing kit
1. Wawancara
43
memberikan hasil secara langsung dan dapat dilakukan apabila ingin
2. Obsevasi
1. Lokasi
2. Waktu penelitian
44
di interprestasikan dan dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk
gambar, bagan maupun teks naratif kerahasiaan dari klien dijamin dengan
I. Etika Penelitian
penelitian.
kerahasiannya oleh peneliti. Pada aspek ini, data yang sudah terkumpul
45
BAB IV
Nuri yang merupakan lokasi penelitian yang berada di lantai 2 yang terdiri
dari ruang INC, PNC, dan ANC ruang INC terdapat 7 bed, PNC Vip
terdapat 2 kamar, kelas 1 terdapat 4 bed, kelas 2 terdapat 8 bed dan kelas 3
khusus Persalinan.
47
2. Karakteristik Partisipan
a. Identitas Klien
Agama : Islam
Alamat : Jeneponto
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMP
No RM : 134111
Nama : Tn “R”
Alamat : Jeneponto
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani
Pernikahan Ke :1
Hubungan : Suami
48
3. Data Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
ini.
2) Riwayat kesehatan
hipertensi
49
Genogram
?? ? ? ? ? ? ?
? ?
5 30 ? ?
? ? ?? ? ?
6 ?
y 27
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
? : Umur tidak diketahui
X : Meninggal
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
: Garis Serumah
50
3) Riwayat obstetrik
a) Nutrisi
Tabel 4.1
Pengkajian Status Nutrisi
51
b) Eliminasi
Tabel 4.2
Pengkajian Status Eliminasi
BAB
Tempat pembuangan WC WC
Frekuensi 2x/ sehari Jarang
Konsistensi Lembek Keras
BAK
Frekuensi
Konsistensi ± 3x/ sehari ± 4x/ hari
Tempat pembuangam Jernih kekuningan Kekuningan
Kamar mandi Kamar mandi
c) Cairan
Tabel 4.3
Pengkajian Status Kebersihan Diri
Cairan Sebelum sakit Saat sakit
6) Riwayat Psikososial
penyakitnya
b) Pola konsep diri : klien menerima dirinya sedang sakit, akan tetapi
mengancam nyawanya
52
d) Pola interaksi : klien selalu berinteraksi dengan keluarganya
tentang penyakitnya
7) Riwayat spiritual
8) pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
GCS : E: 4, V: 5, M: 6
BB : 55 kg
Tb : 156 cm
TD : 140/ 80 mmHg
N : 80 x/i
S : 36,7 0 C
P : 20 x/i
c) Kepala
53
- Inspeksi : keadaan rambut cukup bersih, warna hitam,
mudah rontok
d) Leher
tiroid
e) Mulut
f) Mata
gangguan penglihatan
g) Kulit
h) Abdomen
bawah
54
P : Klien merasakan nyeri setelah dilakukan operasi kista ovarium
Q : Nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk
R : Abdomen
S : Skala 4
T : Nyeri dirasakan hilang timbul
kedalaman luka 5 cm
i) Sistem obsetri
Menarche : 16 tahun
j) Pemeriksaan penunjang
Tabel 4.4
Pemeriksaan penunjang
No Pemeriksaan Hasil
1 Hb 10, 9 gr %
2 Leucosit 6, 670 ribu
3 Trombosit 273.000 /mm
4 Hematocrit 22 %
Tabel 4.5
Penatalaksanaan pengobatan
55
Inj cefotaxime 1 gr/IV 8 jam Antibiotik
Inj asam
50 mg/IV 8 jam/IV Anti fibrinolitik
traneksamal
l) Klasifikasi Data
Nama : Ny “J”
Umur : 27 Tahun
Tabel 4.6
Klasifikasi Data
m) Analisa Data
56
Nama : Ny “J”
Umur : 27 Tahun
Tabel 4.7
Analisa Data
Nyeri
DO :
cistoma ovari
1. klien tampak cemas
kurang informasi
kurang pengetahuan
57
Ansietas
komplikasi peritonitis
peritonitis
Resiko Infeksi
b. Diagnosa Keperawatan
Nama : Ny “J”
Umur : 27 Tahun
58
Diagnose Medik : Post Op Kista Ovarium
Tabel 4.8
Diagnosa Keperawatan
operasi
59
c. Rencana Tindakan Keperawatan
Umur : 27 Tahun
Tabel 4.9
60
area yang sakit Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri
4. P : nyeri berkurang
Q : tertusuk-tusuk
R : pada luka bekas operasi
S:4
T : hilang timbul
2 Ansietas berhubungan dengan Anxiety 1. Identifikasi tingkat kecemasan
kurangnya informasi tentang Anxiety level
2. Dorong pasien untuk
penyakit Copma
mengungkapkan perasaan
DS : Kriteria Hasil :
1. klien sering menanyakan Klien mampu mengidentifikasi dan 3. Berikan informasi tentang
keadaannya mengungkapkan gejala cemas penyakitnya dan pengobatan
2. klien mengatakan khawatir tentang Vital sign dalam batas normal secara prosedur secara jelas dan
penyakitnya Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh akurat.
DO : dan tingkat aktivitas menunjukkan
1. klien tampak cemas berkurangnya kecemasan
2. tampak ekspresi wajah tegang
61
3 Resiko infeksi berhubungan dengan NOC 1. Monitor tanda dan gejala infeksi
post de entry kuman, trauma jaringan Immune status
2. Berikan perawatan kulit pada area
(luka operasi Knowledge
luka
DS : Infection control
1. Klien mengatakan nyeri dirasakan Risk control 3. Kolaborasi pemberian antibiotik
setelah operasi Kriteria hasil :
2. Klien mengatakan luka bekas 1. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
operasi terasa panas
2. Mendiskripsikan proses penularan penyakit
DO :
faktor yang mempengaruhi penularan serta
1. Tampak luka operasi memanjang ±
penatalaksanaannya
15 cm
2. Terdapat nyeri tekan pada perut
bagian bawah didaerah bekas
operasi
62
c. Implementasi keperawatan
Umur : 27 Tahun
Tabel 4.10
Implementasi keperawatan
Hari I (senin 11 Juli 2020) Hari II (Selasa 12 Juli 2020) Hari III (Rabu 13 Juli 2020)
No DX Jam Jam Jam
Implementasi Implementasi Implementasi
1 1 13.30 1. Melakukan pengkajian nyeri 13. 30 1. Melakukan pengkajian nyeri 13.00 1. Melakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif termasuk secara komprehensif termasuk secara komprehensif
lokasi, kualitas, dan faktor lokasi, karateristik, durasi, Hasil : klien mengatakan
prespitasi frekuensi, kualitas nyeri sudah
Hasil : Hasil : berkurang
P : Nyeri 13.15 2. memberikan therapy
P : Nyeri
Q : Tertusuk – tusuk farmakologi
Q : Tertusuk – tusuk R : Luka bekas operasi Hasil: klien masih diberikan
S:2 injeksi ranitidine
R : Luka bekas operasi
T : Hilang timbul
13.35 2. menganjurkan klien banyak
63
S:4 istirahat
Hasil : klien mengatakan akan
T : Hilang timbul
lebih meningkatkan
2. Menggunakan teknik istirahat
komunikasi terapeutik untuk 3. Mengkolaborasikan pemberian
mengetahui pengalaman nyeri 13.45 obat/ terapi farmakologi
Hasil : klien mengatakan nyeri Hasil : Diberikan injeksi
13.35
hebat setelah ranitidine
dilakukan operasi
3. mengajarkan teknik relaksasi
tarik nafas dalam (non
farmakologi)
Hasil : klien merasa nyaman
setelah di ajarkan
13.40
teknik nafas dalam
4. Menganjurkan klien banyak
istrahat
Hasil : klien mengerti tetang apa
yang dianjurkan dan
mau mengikutinya
5. memberikan obat/ terapi
13.45
farmakologi
13.50
64
Hasil : diberikan injeksi
ranitidine
2 II 14.10 1. Mengidentifikasi tingkat 13.50 1. Mengidentifikasi tingkat 13.20 1. mengidentifikasi tingkat
kecemasan kecemasan kecemasan
Hasil : klien tampak gelisah Hasil : klien masih gelisah dan Hasil : klien tampak sudah
dan bingung. Kontak bingung. tidak cemas dan
14.15 mata kurang 2. Mendorong pasien untuk gelisah
2. Mendorong pasien untuk13.55 mengungkapkan perasaan 13.25 2. mendorong klien
mengungkapkan perasaan Hasil : klien mengatakan masih mengungkapkan perasaan
Hasil : klien mengatakan khawatir penyakitnya Hasil : klien mengatakan
khawatir penyakitnya semakin parah sudah tidak terlalu
semakin parah 3. Memberikan informasi tentang khawatir lagi
3. Memberikan informasi tentang14.00 penyakitnya, dan prosedur dengan
penyakitnya, dan prosedur pengobatan secara jelas dan penyakitnya
pengobatan secara jelas dan akurat
akurat Hasil : klien mengerti tentang
Hasil : klien tampak informasi yang
menyimak dan diberikan
mengerti tentang
informasi yang
diberikan
3 III 14. 20 1. Memonitor tanda dan gejala 14. 05 1. Memonitor tanda dan gejala 13.30 1. memberikan perawatan kulit
infeksi infeksi pada area luka
65
Hasil : tampak kemerahan pada Hasil : masih tampak kemerahan Hasil : masih dilakukan
area luka pada area luka tindakan ganti
2. Mengkolaborasikan pemberian14.10 2. Mengkolaborasikan pemberian verban
14. 25 obat antibiotic obat antibiotic 13.35 2. mengkolaborasikan pemberian
Hasil : diberikan Injeksi Hasil : diberikan Injeksi obat antibiotik
cefotaxim cefotaxim Hasil : diberikan injeksi
3. memberikan perawatan kulit area cefotaxim
luka
14.15 Hasil : dilakukan tindakan ganti
verban
d. Evaluasi keperawatan
66
Nama : Ny “J” Diagnose Medik : Post Op Kista Ovarium
Umur : 27 Tahun
Tabel 4.11
Evaluasi keperawatan
Hari I (Senin 11 Juli 2020) Hari II (Selasa 12 Juli 2020) Hari III (Rabu 13 Juli 2020)
67
A : Masalah belum teratasi 2. Kolaborasi pemberian obat
P : Lanjutkan intervensi analgetik
1. lakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif
2. anjurkan klien banyak
istirahat
3. kolaborasi pemberian obat
analgetik
2 II 14.20 S :- klien mengatakan khawatir tentang 13.30 S : Klien mengatakan sudah memahami 13.30 S : Klien mengatakan sudah memahami
penyakitnya sedikit tentang penyakitnya tentang penyakitnya
- Klien mengatakan takut O : kecemasan klien tampak berkurang O : Klien nampak sudah tidak cemas
penyakitnya semakin parah A: Masalah belum teratasi lagi
O : - klien tampak cemas P : Lanjutkan intervensi: A : Masalah teratasi
- Tampak ekspresi wajah tegang 1) Identifikasi tingkat kecemasan P : Pertahankan intervensi:
A : Masalah belum teratasi 2) Dorong pasien untuk
P : Lanjutkan intervensi: mengungkapkan perasaan
1. Identifikasi tingkat kecemasan 3) Berikan informasi tentang
2. Dorong pasien untuk penyakit dan pengobatan secra
mengungkapkan perasaan jelas dan akurat.
3. Berikan informasi tentang
penyakit dan pengobatan secra
68
jelas dan akurat.
3 III 14:30 S : Klien mengatakan luka bekas 14.00 S : Klien mengatakan luka operasi masih 13.45 S : Klien mengatakan luka opeasinya
operasi terasa panas teraba panas ssudah tidak terasa panas
O :- tampak luka operasi memanjang O : tampak luka operasi sudah tidak O : tampak tiidak kemrahan pada
± 15 cm terlalu kemerahan luka
- Terdapat nyeri tekan pada A : Masalah belum teratasi A : Masalah teratasi
perut bagian bawah di daerah P : Lanjutkan intervensi: P : Pertahankan intervensi:
bekas operasi 1) Monitor tanda dan gejala
A : Masalah belum teratasi infeksi
P : Lanjutkan intervensi: 2) Berikan perawatan kulit pada
1. Monitor tanda dan gejala area kulit
infeksi 3) Kolaborasi pemberian
2. Berikan perawatan kulit pada antibiotik
area luka
3. Kolaborasi pemberian
antibiotik
69
B. PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas kesenjangan antara konsep dan hasil
1. Pengkajian
a) ketidakteraturan menstruasi
luka operasi memanjang ±15 cm, terdapat nyeri tekan pada perut bagian
68
bawah, klien tampak cemas, khawatir dan sering menanyakan
keadaannya.
a) Data yang ditemukan pada teori tapi tidak terdapat pada kasus yaitu
b) Data yang ditemukan pada kasus tapi tidak terdapat pada teori yaitu
2. Diagnosa keperawatan
operasi)
69
Diagnosa ini muncul pada kasus Ny”J” karena dilakukan
kista ovarium.
Diagnosa ini muncul pada kasus Ny “J” karena operasi yang telah
kecemasan.
operasi) Diagnosa ini muncul pada kasus Ny “J” karena luka bekas
70
Diagnosa ini tidak di angkat karena tidak ditemukan data yang
3. Perencanaan
Pain management
71
k) pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, dan non
p) tingkatkan istirahat
tidak berhasil
Analgetik Administration
pemberian obat
g) pilih rute pemberian secara IV, IM, untuk pengobatan nyeri secara
teratur
72
Sedangkan berdasarkan kasus pada kien Ny “J” intervensi
73
8) Ganti letak IV perifer dan line sentral dan dressing sesuai
kencing
panas, drenase
4. Implementasi
sesuai dengan rencana yang sudah disusun pada kasus yang mengarah
5. Evaluasi
dialami klien teratasi atau tidak. Hasil evaluasi pada kasus Ny “J” selama
3 hari yaitu :
Teratasi tanggal 14 Juli 2020, hal ini dapat dilihat dari data klien
76
Masalah ini teratasi, hal ini dapat dilihat dari data klien mengatakan
cemas lagi.
Masalah ini teratasi, hal ini dapat dilihat dari data yang diperoleh
dimana klien mengatakan sudah tidak merasa nyeri pada luka bekas
BAB V
A. Kesimpulan
kasus nyata dan terdapat pula dalam teori yaitu, Nyeri akut berhubungan
77
3. Perencanaan asuhan keperawatan dilaksanakan untuk memenuhi
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta.EGC
OLEH :
80
NIM :1711016
DEPARTEMEN : Maternitas
AJARAN 2019/2020
Waktu : ± 20 Menit
A. Tujuan
B. Materi Penyuluhan
1. Pengertian Nyeri
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Nyeri
3. Mengkaji persepsi nyeri
4. Cara-cara mengatasi nyeri pada luka Post Operasi
(Materi Terlampir)
C. Media
1. Leaflet
2. Flip chart
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Kegiatan
KEGIATAN KLIEN
82
1 Memberikan Salam 1 Menjawab 3 Menit
tujuan 4 Menyimak
mendiskusikannya
83
Penutup 1 Menyimpulkan hasil 1 Memperhatikan 2 Menit
penyuluhan 2 Memperhatikan
2 Harapan penyuluhan
F. Evaluasi
84
MATERI
A. PENGERTIAN NYERI
(Tamsuri, 2007) nyeri adalah suatu perasaan menderita secara fisik dan
1. Usia
85
melaporkan nyerinya dengan alasan nyeri merupakan sesuatu yang
2. Jenis kelamin
Secara umum jenis kelamin pria dan wanita tidak berbeda secara
3. Kebudayaan
4. Perhatian
86
5. Ansietas
khususnya ansietas
6. Kelemahan
7. Pengalaman sebelumnya
nyeri tanpa pernah sembuh maka ansietas atau rasa takut dapat
8. Gaya koping
87
Gaya koping mempengaruhi individu dalam mengatasi nyeri.
88
Alat alat pengkajian nyeri yang dapat digunakan untuk
c. Mudah dinilai
1) Intensitas nyeri
skala verbal (misalnya tidak ada nyeri, sedikit nyeri, nyeri hebat,
atau sangat hebat, atau 0-10, 0=tidak ada nyeri, 10= nyeri
sangat hebat)
89
seperti ditusuk, terbakar, sakit, nyeri seperti digencet.
depresi.
yang dibuat pasien pada garis dari ‘tidak ada nyeri’ diukur dan
90
ditulis dalam centimeter.
91
sumber: wongbakerfaces.org
Saat menjalankan prosedur ini, dokter akan meminta pasien untuk memilih wajah
yang kiranya paling menggambarkan rasa nyeri yang sedang mereka alami.
a. Pendekatan farmakologi
92
digunakan untuk mengatasi nyeri adalah analgesic. Menurut Smeltzer &
nyeri ringan dan sedang. NSAID dapat sangat berguna bagi pasien yang
untuk nyeri yang sedang sampai berat, seperti nyeri pasca operasi.
secara mandiri tanpa tergantung pada petugas medis lain dimana dalam
93
resiko yang sangat rendah. Meskipun tidakan tersebut bukan merupakan
b. Relaksasi
Pikiran tenang
Lingkungan tenang
Teknik relaksasi
c. Stimulasi Kulit
94
secara umum, sering dipusatkan pada punggung dan bahu. Masase
relaksasi otot.
d. Terapi Musik
Musik yang sejak awal sesuai dengan suasana hati individu, merupakan
95
Keadaan relaksasi membuat tubuh lebih berespons terhadap bayangan
dan sugesti yang diberikan sehingga pasien tidak berfokus pada nyeri.
96