Oleh:
EVA NURUL KHOMARIYA
NIM. 1601007
ii
SURAT PERNYATAAN
NIM : 1601007
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi.
Yang Menyatakan,
Eva nurulkhomariya
NIM. 1601007
Mengetahui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
iii
LEMBARAN PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH
Judul :Asuhan Keperawatan Pada Ny.N Dengan Diagnosa Medis Post Op Sectio
Caersarea Dengan Indikasi preeklamsia berat Di Ruang Nifas RSUD
Bangil
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah pada
tanggal : 24 Juni 2019
Oleh:
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengetahui,
Direktur
Akademi Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo
Agus Sulistyowati,S.Kep.,M.Kes
NIDN.0703087801
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diuji dan disetujui oleh Tim Penguji pada sidang di Program D3
TIM PENGUJI
2. Agus Sulistyowati,S.Kep.,M.Kes ( )
Mengetahui,
Direktur
Agus Sulistyowati,S.Kep.,M.Kes
NIDN.0703087801
v
MOTTO
vi
PERSEMBAHAN
untuk :
selama ini.
vii
yang telah memberi saya banyak ilmu yang
amiiin.
bukan ada-ada
viii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur syukur atas kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga
dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul“Asuhan Keperawatan
Pada NY.N Dengan Diagnosa Medis Post Op Sectio Caesarea Dengan Indikasi
Preeklamsia Berat Di Ruang Nifas RSUD BANGIL” ini dengan tepat waktu
sebagai persyaratan akademik dalam menyelesaikan Program D3 Keperawatan di
Akademi Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo.
Peneliti Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan
berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :
ix
Penulisan dan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini belum mencapai
kesempurnaan, sebagai bekal perbaikan, penulisakan berterima kasih apabila para
pembaca berkenan memberikan masukan, baik dalam bentuk kritikan maupun
saran demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi
keperawatan.
Sidoarjo, 2019
Penulis
x
DAFTAR ISI
Sampul Depan .....................................................................................................i
Lembar Judul.......................................................................................................ii
Lembar Pernyataan..............................................................................................iii
Lembar Persetujuan.............................................................................................iv
Halaman pengesahan...........................................................................................v
Motto ...................................................................................................................vi
Lembar persembahan ..........................................................................................vii
Kata Pengantar ....................................................................................................ix
Daftar Isi..............................................................................................................xi
Daftar Gambar.....................................................................................................xiv
Daftar tabel ..........................................................................................................xv
Daftar Lampiran ..................................................................................................xvi
xi
2.2.9 Pencegahan...........................................................................................20
2.2.10 Penatalaksanaan .................................................................................21
2.2.11 Dampak Masalah................................................................................23
2.3Konsep Asuhan Keperawatan ........................................................................25
2.3.1 Pengkajian ............................................................................................25
2.3.2 PemeriksaanFisik .................................................................................27
2.3.3 Diagnosa Keperawatan.........................................................................39
2.3.4 Perencanaan..........................................................................................30
2.3.5 Pelaksanaan ..........................................................................................34
2.3.6 Evaluasi ................................................................................................35
2.4 Kerangka Masalah.........................................................................................36
xii
3.2.1 Daftar masalah keperawatan .................................................................50
3.2.2 Daftar diagnose keperawatan berdasarkan prioritas ..............................50
3.3 Intervensi keperawatan..................................................................................52
3.4 Implementasi keperawatan ............................................................................55
3.5 Catatan perkembangan ..................................................................................58
3.6 Evaluasi keperawatan ....................................................................................60
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
melalui pembedahan pada dinding perut atau dinding uterus dengan syarat dalam
keadaan utuh dan berat janin diatas 500 gram (sarwono, 2010). Melahirkan
dengan cara operasi di sebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor utama
yang ditandai dengan timbulnya hipertensi (tekanan darah) 160/110 mmHg atau
lebih yang disertai proteinuria atau edema pada kehamilan 20 minggu atau bisa
lebih awal terjadi (Prawiroharjo, 2012). Di masyarakat terutama pada ibu hamil
preeklamsia berat seperti pembekakan pada kaki, sakit kepala, peningkatan berat
dialami pada ibu hamil, jika di biarkan dampaknya yang sangat fatal bisa
lingkungan yang terpencil jauh dari failitas kesehatan banyak ibu yang kurang
ANC (Ante Natal Care) sehingga pengetahuan tentang mengatur jarak kehamilan
yaitu 2 tahun denga numur yang kurang cepat yaitu usia yang beresiko kurang
1
2
hipertensi kronis berkisar hampir 8 kali lebih besar terjadi preeklamsia. Angka
kejadian hipertensi pada wanita hamil di Indonesia masih cukup tinggi yaitu
angka toleransi yaitu sebesar 5%. Hasil Studi pendahuluan di ruang Nifas
Bangil dari januari-desember 2017 sebanyak 6.2% yaitu 25 kasus ibu dengan
persalinan section caesarea pre eklampsi berat (RM RSUD Bangil, 2017).
gejala-gejala peerklamsia yang meliputi nyeri kepala hebat bagian depan mata
berkunang-kunang, nyeri perut bagian ulu hati, nengkak pada wajah dan
disuplai ibu, bila suplai terganggu bayi bisa meninggal dan kurang gizi. Bila
bayi masih hidup dan lahir dengan selamat berat badannya sangat rendah dan
ukuran bayi sangat kecil (Mukhtar, 2012). Dampak dari preeklamsi itu sendiri
dapat merusak otak, paru-paru, jantung, ginjal, dan kematian pada janin. Pre-
biasanya dirasakan pada pasien post op yaitu nyeri pada luka operasi (nanda,
2016).
pada post oprasi section caesarea preeklamsia adalah menanjurkan untuk rutin
makanan yang kayak asam lemak tak jenuh, diet rendah garam tinggi protein
antioksidan, seperti vitamin C, B, D Serta banyak minum air putih 8 gelas per
4
hari (Nanda, 2015). Juga mengajarkan ibu segera mandiri dalam memenuhi
(Munuaba,2010)
Untuk mengetahui lebih lanjut dari perawatan penyakit ini maka penulis
Nifas?”
Terkait deangan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat menberi
manfaat:
1.4.1 Akademis, hasil studi kasus ini merupakan sumbangan bagi ilmu
eklamsia berat.
1.5.1 Metode
peristiwa atau gejala yang terjadi pada waktu sekarang yang meliputi
1.5.3.1 Wawancara
1.5.3.2 Observasi
1.5.3.3 Pemeriksaan
7
bagian,yaitu:
1.6.2 Bagian inti, terdiri dari lima bab, yang masing-masing bab terdiri dari
Bab 2:Tinjuaan pustaka, berisi tentang konsep penyakit dari sudut medis dan
TINJAUAM PUSTAKA
post sectio caesarea dan asuhan keperawatan pada ibu dengan diagnose medis
penangan secara medis. Asuhan keperawatan pada ibu dengan diagnose medis
2.1.1 Pengertian
dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding
Rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas
berat badan diatas 500 gram melalui sayatan pada dinding uterus yang
9
10
2.1.2 Etiologi
adalah fetal distres dan janin besar melebihi 4.000 gram. Dari faktor Sectio
Sectio Caesareayaitu :
2.1.3.9 Gemeli
2.1.4.2 Pemindaian CT
2.1.5 Komplikasi
2.1.5.1 Infeksi puerperial : kenaikan suhu selama beberapa hari dalam masa nifas.
2.1.5.2 Perdarahan : Perdarahan banyak bisa terjadi jika pada saat pembedahaan
2.1.5.4 Kurang kuatnya parut pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan
2.1.6 Penatalaksanaan
2) Periksa kondisi pasien, cek tanda vital tiap 15 menit selama 1 jam
2.1.6.2 Diet
dilakukan pada 6 – 10 jam pasca operasi, berupa air putih dan air the.
2.1.6.3 Mobilisasi
1) Miring kanan dan kiri dapat dimulai sejak 6 – 10 jam setelah operasi.
3) Hari kedua post operasi, penderita dapat didudukan selama 5 menit dan
2.1.7 Pencegahan
2.2.1 Pengertian
hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan
14
dan edema akibat kehamilan setelah usia 20 minggu atau segera setelah
dkk,2012).
2.2.2 Etiologi
dan kehamilan diatas umur 40 tahun. Namun ada beberapa resiko yang
2.2.2.1 Riwayat kencing manis, kelainan pda ginjal (oliguria), lupus, atau
rematoid atritis
2.2.2.7 Hipertensi
2.2.2.8 Kegemukan
edema, dan proteinuria, yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya
15
terjadi pada trimester III kehamilan. Hipertensi biasanya timbul lebih duluan
lebih. Penentuan tekanan darah dilakukan minimal 2 kali dengan jarak 6 jam
2.2.3 Klasifikasi
yaitu:
midstream.
epigasrium
2.2.4.2 Edema terjadi peningkatan berat badan, pembekakan kaki, jari tanagn
dan muka
3) Diastolik> 15mmHg
2.2.4.4 Proteinuria
1) Sakit kepala
2) Gangguan penglihatan
3) Nyeri epigastrik
4) Mual
5) Muntah
2.2.5 Patofisiologi
disertai dengan rentasi garam dengan air. Pada biopsi ginjal temukan
tromboksan A2.
kejang). (Blobak,2013)
2.2.7Komplikasi
dan prematuritas.
2.2.8.5 Radiologi
1) Ultrasonografi
kembar.
2) Kardiografi
pre-eklamsia berat:
2.2.9.2 Diet
prostaglandin.
besar.
kardiografi.
22
2) Pengobatan medis
menit)(Wiknjasatro,2010)
(3) Obat infedipin denga dosis 3-4 kali mg oral. Bila dalam
lagi(Wiknjasatro,2010)
23
kanul 4-6 lpm, obstetric : pemantauan ketat keadaan ibu dan janin.
1) Otak
2) Paru-paru
3) Jantung
4) Ginjal
5) Mata
6) Sistem darah
pembekuan darah.
25
Janin yang di kandung ibu hamil mengidap pre-eklamsia berat akan hidup
dalam rahim dengan nutrisi dan oksigen dibawah normal. Keadaan ini bisa
2.3.1 Pengkajian
1) Indentitas
berat
kesembuhannya
26
pendidikan kesehatan
2) Keluhan utama
operasi yang berupa gangguan kerja otot nafas yang tertutup dan
gangguan nyeri pada perut bagian bawah nyeri seperti di iris-iris, dan
retraksi dada, tidak ada alat atu pernafasan, tidak ada edema.
2.3.2.2 B2 Kardiovaskuler(Blood)
2.3.2.7 B7(Pengindraan)
muda),Ketajaman penglihatan(Normal)
2.3.2.8 B8(Endokrim)
kelenjar parotis
dalam diri pasien. Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien post op
akibat pembedahan
30
2.3.5 Perencanaan
Fokus rencana keperawatan untuk diagnosa yang muncul pada pasien post
pembedahan
60 - 80 mmHg Diastole
N :60-100x/mnit
RR : 160-20x/mnt
31
No Intervensi Rasional
1. Kaji sekala nyeri dan karakteristik Untuk mengetahui tingkatan nyeri dan
frenkuensi
2.3.5.2 Hambatan mobilitas fisik b/d adanya insisi pembedahan dan nyeri
No Intervensi Rasional
klien terpenuhi
koping emosional.
34
dengan.
No Intervensi Rasional
komplikasi
2.3.6 Pelaksanaan
terencana.
2.3.7 Evaluasi
asuhan keperawatan adalah tercapainnya congruent nursing carry health and well
Di lakukan tindakan
solusio plasenta
Adaptasi fisiologi
Insisi abdomen
Kontinuitas
Merangsang
Kelemahan
Kurangnya
Gangguan pengetahuan
Nyeri Akut
mobilitas Fisik
BAB 3
TINJAUAN KASUS
Pada bab ini disajikan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan yang dimulai
merah 5
Jam : 13.35
Nama :Ny. N
Agama :Islam
Pendidikan smp
Pekerjaan :Swasta
37
38
Nama :Tn.H
Agama :Islam
Pendidikan :Smp
Pekerjaan :Swasta
partum spontan
Bangil pada suaminya pada tanggal 11Desember 2018 lalu pasien dibawa
nyeri pada luka post operasi,nyeri yang dirasakan terasa panas pada daerah
bawah perut, skala nyeri 6 nyeri yang dirasakan hilangtimbul padasaat ibu
sedang mobilisasi.
39
2018 ada
4) Siklus :25
Hari
Preeklams
2 2 9 bulan ia berat Sc Dokter Tidak Tidak Tidak P 42
hari ada ada ada
Daftar tabel 3.1 riwayat kehamilan persalinan nifas yang lalu pada klien dengan
3.1.4.3 Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Serumah
1) Kala persalinan
(4) Kala IV :
N : 88x/Mnt S : 36,5 C
Jumlah : 250 cc
(5) Lochea :
( ) lochea sanguinolenta
41
( ) lochea serosa
( ) lochea alba
( ) lochea parulenta
( ) lochiotosis
Jumlah : 100 cc
Jumlah :200c
yang benar
1) BB :3200 gr
2) TB :42 cm
() Alkohol 70 %
() Betadine
5) Anus :normal
6) Suhu :36,4C
7) Lingkar Kepala :
42
8) Kelainan Kepala :
Caput
v succedanum
vv
Hydrocephalus
v
Cephal Hematoma
v
Microcephalus
v
v
v
Lain- lain : tidak ada kelainan
( ) lain-lain
6) KB :pasien tidak KB
payudara
1) Melaksanakan KB : ( ) ya (√ ) tidak
43
( - ) Penyakit jantung
( - ) Penyakit hipertensi
( ) penyakit lainnya
1) Kebersihan :Bersih
sehari-hari :
2) Tekanan darah:
Kesadaran :composmetis
140/80mmhg
Nadi:85x.menit
3) Respirasi
:20x/menit Suhu:36,1C
Tinggi badan:153cm
Palpasi: tidak ada nyeri tekan daera dada, tidak ada benjolan dan les,
6) B2 (Blood)
Palpasi : CRT<3 detik, akral hangat, takikardi, pulsasi kuat, tidak ada
kaku kuduk, tidak kejang, tidak ada brudsky, tidak ada nyeri kepala.
kuning.
9.) B5 (bowel)
bentuk bibir normal, gigi bersih, tidak ada masalah menelan, pasien
hepar.
9) B6( bone)
tidak ada pus kulit bersih tidak ada fraktur, tidak odema pada
kaki, terdapat nyeri tekan pada darah luka post operasi section
11)B7(Sistem pengindraan)
Infeksi:
Mata: pupil isokor kanan atau kiri, reflek cahaya normal kanan atau
sclera putih kanan atau kiri, palpebra normal kanan atau kiri,
keturunan
Palpasi: tidak ada benjolan pada leher, tidak ada pembearan vena
SGOT 25 U/l 0 - 37
SGPT 26 U/l 6 - 42
3.1.11. TERAPI
tenaga
pembekuan darah
bedah
49
ANALISA DATA
Tanggal : 12-12-2018
Umur : 20 Tahun
No. RM : 00381674
P: Nyeri akibat
perdarahan Terputusnya
Q: nyeri seperti kontinuitas jaringan
ditusuk-tusuk
R: Perut (luka
operasai)
S: Skala nyeri 6 Nyeri akut
T: nyeri bertambah
saat berbuat aktivitas
5 5
4 4
51
1. Nyeri akut
PRIORITAS
pengetahuan
Tanggal : 12-12-2018
No. RM : 00381674
HASIL
bahwa nyeri telah berkurang -.Aajarkan teknik non -Agar pasien dapat
RR: 16-80x/menit
Suhu:36,5-37,5c
S: Skala 1-3
dengan lancer
sudah
diajarkan agar
dengan lancar
mika miki
55
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
maksud kedatangan.
TD: 148/80mmhg
N: 85x/mnenit
S: 36C
RR:20x/menit
TB: 165g
hingga 3x.
seberapa terasa.
mungkin.
analgesic.
-Ketorolac 3 x1 gr
Ketorolac 1 gr
pengeluaran ASI
benar
kepada perawat
perawat.
pentingnya mobilisasi
dalam mobilisasi
mobilisasi dini
(mika miki)
CATATAN PERKEMBANGAN
O: K/u lemah
Kesadatan composmetis
TTV:
TD: 135/90mmhg
N: 92x/menit
S: 36C
perut
Q: Seperti cekot-cekot
S: Skala 6
T: hilang timnul.
P: Intervensi dilanjutkan
ketidak efektifan
59
lemah
TTV:
TD: 135/90mmhg
N: 92x/menit
S: 36C
P: Intervensi dilanjudkan
sebagaian.
anasthensi. TV:
TD: 135/90mmhg
N: 92x/menit
S: 36C
sedikit
- Terpasang infuse Rl
P: intervensi dilanjudkan
60
EVALUASI KEPERAWATAN
O: k/u cukup
TTV:
TD: 130/80mmhg
N: 92x/menit
S: 36,2C
RR: 20x/menit
S: skala nyeri 3
mobilisasi berat
memegangi perutnya
A: Masalah teratasi
P: intervensi dihentikan ,
pasien pulang.
O: k/u cukup
TTV:
TD: 130/80mmhg
N: 92x/menit
S: 36,2C
RR: 20x/menit
kateter
A: Masalah teratasi
P: intervensi dihentikan ,
pasien pulang.
BAB 4
PENDAHULUAN
keperawatan secara langsung pada Ny. N dengan diagnose medis post section
caesarea dengan indikasi preeklamsia berat diruang bersalin nifas di RSUD Bangil
Pasuruan.
4.1 Pengkajian
Identitas klien: Pada Sylvia dan lorrain (2006) tinjauan pustaka pada
pasien post saectio caesarea dengan preeklamsia berat pada Ny,N umur 20 tahun,
tinjauan kasus dan tinjauan pustaka tidak banyak kesenjangan pada keluhan utama
hal ini terjadi karena terdapat keluhan nyeri pada semua pasien apabila efek
anastensi telah hilang pada pasca operasi section caesarea, yaitu pada tinjauan
kasus Ny.N mengeluh nyeri daerah perut section caesarea pada umumnya
didapatkan keluhan nyeri pada daerah perut karena insisi pasca operasi.
Keluan utama: Pada Sylvia dan lorrain (2006) tinjauan pustaka ibu
dengan diagnose post saectio caesarea dengan indikasi preeklamsia berat terdapat
nyeri pada bekas sayatan bekas luka section caesarea. Sedangkan pada tinjauan
62
63
kasus ditemukan data yang sama yaitu pasien mengatakan nyeri pada luka bekas
aktivitasnya karena ada nyeri pada bagian abdomen yang ada luka bekas
sayatannya, nyeri seperti diiris-iris atau ditusuk dengan skala nyeri 1-10.
Sedangkan pada tinjauan kasus terdapat data yang sama yaitu pasien mengatakan
nyeri karena luka post operasi. Nyerinya seperti diiris-iris pada daerah perut
bawah bekas jahitan, nyeri ada skala 6, nyeri timbul saat dibuat bergerak.
Riwayat penyakit saat ini : Pada Sylvia dan lorrain (2006) tinjauan
pustaka ibu dengan diagnose post saectio caesarea dengan indikasi preeklamsia
berat akan mengalami nyeri karena ada luka bekas sayatannya pada bagian
abdomen, nyeri seperti diiris-iris atau ditusuk dengan skala nyeri 1-10, sedangkan
pada tinjauan kasus ibu dengan diagnose post saectio caesarea dengan indikasi
preeklamsia berat pasien mengatakan nyeri pada luka post operasi,nyeri yang
dirasakan terasa panas pada daerah bawah perut, skala nyeri 6 nyeri yang
tinjauan pustaka didapatkan data (1) Inspeksi : Bentuk dada simentris, pola
nafas teratur, tidak ada retraksi dada, tidak ada alat atu pernafasan, tidak ada
edema, (2)Palpasi: Tidak ada nyeri tekan, vocal fremitus terdapat getaran,
suara nafas tambahan seperti wheezing atau ronchi. Sedangkan pada tinjauan
kasus didapatkan pada (1)inspeksi ditemukan yaitu bentuk dada simetris, pola
aerola hitam, putting menonjol, pada(2) palpasi :Tidak ditemukan nyeri tekan,
63
64
pada(3) perkusi : sonor, pada (4) auskultasi : ditemukan tidak ada suara nafas
tambahan seperti ronchi, whezzing, crakles, bunyi nafas vesikuler. Pada tinjauan
kasus di dapatkan kasus yaitu:1) Inpeksi terlihat respirasi rate 20x/menit, tidak ada
raterasi otot bantu nafas, Tidakterjadi sesak nafas dengan pola nafas yang teratur,
Pasien tidak menggunakan alat bantu nafas 2) perkusi suara sonor 3) palpasi
pergerakan dinding sama 4) Alkultasi suara nafas vesikuler tidak ada suara nafas
tambahan. Menurut opini penelitian pada tinjauan puataka dan tinjauan kasus
tidak ditemukan adanya kesenjangan hal ini terjadi karena pada saatnya di
recovery room pasien sudah dioprasi terlebuh dahulu, tidak ada suara nafas
didapatkan data yaitu pada (1) inspeksi : ditemukan tidak mengalami sianosis,
pada(2) palpasi : nadi 80-100x/menit , irama jantung kuat regular, tekanan darah
bisa menngkat atau menurun, CRT (caypillary refilltime) kembali dalam waktu <
2 detik, pada (3) auskultasi ditemukan bunyi jantung S1 (lub) S2( dup). pada
tinjauan kasus didapatkan data yaitu 1) Inspeksi : Bentuk dada simentris, pola
nafas teratur, tidak ada retraksi dada, tidak ada alat atu pernafasan, tidak ada
suara nafas tambahan seperti wheezing atau ronchi. Menurut opini penelitian
pada pengkajian tinjauan pustaka dan tinjauan pustaka dan tinjauan kasus
ditemukan sedikit perbedaan yaitu tidak ditemukan anemis apalagi syok akibat
perdarahan hal ini dikarenakan kontraksi uterus yang kuat dan normal tidak
orientasi baik, tidak kejang, pada (2) palpasi tidak ada masalah, pada perkusi
tidak ada masalah pada (3)auskultasi tidak ada masalah. Sedangkan pada
post operasi, nyeri adekuat karena bekas operasi yang mungkin menganggu pola
urine kuning, berbau amis, terdapat locchea rubra berwarna merah, pada
(2)palpasi : tidak ada nyeri tekan pada daerah perkemihan, pada (3) perkusi:
tidak ada masalah , pada (4)Auslkultasi: tidak ada masalah. Sedangkan pada
distensi kandung kemih menyebabkan urine tidak teratur, ada penggunaan alat
toilet berhungan untuk mengurangi rasa nyeri post operasi sc.2)Palpasi : Efek
anastasi nyeri tekan uterus yang mungkin ada.Menurut opini peneliti tidak
pustaka didapatkan data (1)inspeksi : mukosa bibir lembab, bibir normal, terdapat
luka pots operasi masih dibalut 20cm, terdapat striae dan line, pada(2) palpasi :
kontraksi uterus baik, TFU 2 jari dibawah pusat, terdapat nyeri tekan pada
65
66
abdomen, pada (3) perkusi : abdomen tympani, pada auskultasi: penurunan bising
usus. Sedangkan pada tinjauan kasus didapat data 1)Inspeksi : Abdomen tampak
ada bekas luka post op sc 2)Auskultasi : Bising usus menurun akibat efek anastasi
3) Palpasi : Abdomen lunak, tidak ada distensi. Menurut opini tidak ditemukan
data yang sama, terdapat konstipasi hal itu sangat wajar bagi pasien post op
section saesarea.
pustaka didapatkan data pada (1) inpeksi : terdapat turgor kulit elastic, warna
kulit sawoh mateng atau kuling langsat, tidak ada oedema, kelemahan otot,
kebutuhan klien masih dibantu oleh kluarga, pada(2) palpasi: tidak ada nyeri
tekan, akral hangat, pada (3)perkusi: reflek patella( ), pada auskultasi tidak ada
bekas post op sc. Kerusakan gerakan dan tingkat anastesi spinal epidural karena
adanya rasa nyeri, intregitas kulit baik. Menurut Opini penelitian pada pekajian
tinjauan pustaka dan kasus terdapat kesenjangan ditemukan ada luka sayatan
pustaka didapatkan data pada(1) inspeksi: Mata: pupil isokor kanan atau kiri,
reflek cahaya normalkanan atau kiri, konjungtiva normal kanan atau kiri, terdapat
anemis, sclera putih kanan atau kiri, palpebra normal kanan atau kiri, pergerakan
pola mata normal kanan atau kiri.Hidung : Mukosa lembab, tidak ada sekret.
Telinga: Bentuk telinga simetris kanan atau kiri, ketajaman pendengaran baik
kanan atau kiri. Perasa: bisa merasakan pahit, asam, manis, asin, dan pedas.
Peraba: normal dan dapat berfungsi dengan baik. Pada tinjauan kasus
67
pustaka didapatkan data (1)inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan
keturunan. (2)Palpasi : tidak ada benjolan pada leher, tidak ada pembesaran vena
jugularis. Pada tinjauan kasus 1)Palpasi: Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid,
4.2.1 Diagnosa keperawatan yang ada pada tinjauan pustaka ada 5 menurut Sylvia
4.2.3 Resiki infeksi berhubungan dengan factor resiko: episiotomy, lasterasi jalan
67
68
4.2.2 Pada tinjauan kasus terdapat 3 diagnose keperawatan yang muncul yaitu:
tinjauan kasus yaitu ditemukan hal yang sama yaitu nyri akut berhubungan dengan
membesar, tampak linea dab trea alba, terdapat jahutan luka bekas operasi vertical
20cm, keadaan luka masih terbalut kasa kering, tampak memegangi daerah perut,
raut wajah tampak nyeringai, terdapat nyeri tekan ada luka bekas operasi, skala 6.
klien mengalami kelemahan dan tidak bisa bergerak secara aktif setelah klien
mengalami operasi Caesar. Pada tinjuan kasus didapatkan hasil yang sama yaitu
terbatas kekuatan otot: pada estermitas atas 5,5, pada estermitas bawah 4,4,
Pada tinjuan pustaka, menurut Sylvia dan lorrain (2006) ditemukan lima
resiko infeksi berhubungan dengan faktor resiko: episiotomi, laserasi jalan lahir,
perawatan diri. Tapi pada tinjauan kasus tidak ditemukan resiko infeksi
infeksi.
klien tampak cemas setelah selesai persalinan karena klien sebelumnta sudah
mengalami persalinan. Tidak semua diagnose muncul pada tinjauan kasus karena
pada klien dengan post partum partologis secara umum. Sedangkan pada tinjauan
4.3 Intervensi
Pada perumusan tujuan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus ada
69
70
dan lorrain,2006) dilakukan intervensi yang sama pada tinjauan kasus alasannya
karena data yang didapat klien mengatakan pasien mengatakan nyeri pada bagian
abdomen bagian bawah, skala 6 , nyeri timbul sejak selesai melakukan operasi
caesarea. Diagnose ini dijadikan prioriras karena yang paling dirasakan oleh klien.
onjektisf yang mendukung yaitu abdomen masih tampak membesar tampak linea
dan strae alba, terdapat jahitan luka bekas operasi vertical 20cm. keadaan luka
masih terbalut kassa kering.tampak memegangi daerah perut, raut wajah tampak
menyerangai, terdapat nyeri tekan pada luka bekas operasi,skala 6. Tujuan: setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam nyeri dapat berkurang. Kriteria
hasil : k/u baik, keadaan luka membaik, tidak terdapat nyeri tekan pada luka bekas
ketidak tahuan perawatan post operasi sc dan terdapat kesenjangan diagnose pada
luka post operasi section caesarea dengandata objektif wajah pasien pasien
panjang 10cm, paien belum bisa duduk atau berdiri secaramandiri, akral hangat.
aktivitas pasien dalam batas normal dengan kriteria hasil, pasien sudah bisa
miring kekanan dan miring kiri, pasien sudah dapat dudu, pasian sudah
mika miki, duduk sampai jalan dalam jarak dekat, bantu pasien dalam melakukan
aktivitas mandiri pasien yang belum bisa dilakukan sendiri, kolaborasi dengan
tinjauan pustaka belum dapat direalisasikan karena hanya membuat teori asuhan
nyeri, menanyakan biasanya nyeri berlansung beberapa lama, saat apa saja nyeri
itu timbul, saat bergerak atau saat dibuat tidur. Mengobservasg tampak
menyeringai, tentang pasien reaksi non verbal dari tindaknyamanan akibat rasa
nyeri dengan melihat wajah pasien yang masih memegangi perut atau area luka
71
72
post op.Observasi skal nyeri yang dialami oleh pasiendengan menggunakan face
scalc atau diberi pilihan angka yang sekiranya menunjukkan nyeri yang dirasakan
pasien saat ini mengajarkan teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri
seperti teknik relaksasi dan distraksi dengan nafas dalam yang inspirasinya
diambil dari hidung ditahan selama lima menit dan waktu eskspirasi dikeluarkan
melalui mulut secara berlahan, diulangi sampai rasa nyeri yang timbul berkurang
atau dengan cara mengalihkan perhatian supaya lupa jika terjadi nyeri.
Berkolaborasi dengan dokter dan timmedis dalam pemberian tetapi antrian dan
tetapi secara farmakologi yaitu dengan injeksi katolorac untuk mengurangi nyeri.
Pada tinjauan pustaka tidak sama tinjauan kasus. Pada tinjauan pustaka terdapat
mengkaji pengetahuan pasien dan luka kluarga tentang mobilisasi dan nutrisi
menggerakan ekstremitas bawah, mika miki, duduk sampai jalan dalam jarak
dekat, melakukan mika miki setelah 2-3 jam keluar dari ruang pemulihan dan
disusun dengan belajar dudu dan bejalan secra perlahan. Memotivasi pasien agar
kepada pasien terhadap tahap pemulihan post op. Batasi aktivitas pasien yang
mengangkat benda yang berat seperti kursi atau meja kecil. Membantu pasien
dalam melakukan aktivitas sendiri pasien yang belum bisa melakukan sendiri
73
belajar jalan karena karena takut jatuh. Berkolaborasi dengan dokter dan tim
4.5 Evaluasi
dapat dilakukan karena dapat diketahui keadaan pasen dan masalah secara
langsung.pada tinjuan kasus pada waktu dilakukan evaluasi tentang nyeri akut
berhubungan dengan agen fisik pembedahan dalam waktu 3x24 jam karena
tindakan yang tepat, kliaen juga melakukan apa yang diajarkan oleh perawat
ajarkan untuk mengatasi nyeri dan berhasil dilaksanakan dan tujuan serta krikteria
hasil telah tercapai dalam waktu 24 jam karena tindakan yang dapat klien juga
melatih otot yang sebagaian masih lemah secara bertahap, pasien mampu bergerak
miring kanan dan kiri dan berhasil dilaksanakan, tujuan serta krikteria hasil telah
mencapai sebagian.
Pada akhir evaluasi semua tujuan dan krikteria hasil dapat tercapai karena adanya
kerja sama yang baik antara perawat dank lien serta kluarga klien dan tim
kesehatan lainnya. Hasil evaluasi pada Ny. N sudah sesuai dengan harapan,
masalah teratasi sebagaian dan klien KRS pulang pada 14 desember 2018 jam
13.00 WIB.
73
74
BAB 5
PENUTUP
keperawatan secara langsung pada pasien dengan diagnose post operasi section
poasuruan. Maka penulisan dapat ,enarik kesimpulan sekaligus saran yang dapat
5.1 Kesimpulan
Dari hasil yang telah dilakukan asuhan keperawatan pada Ny. N dengan
diagnose medis pots operasi saetio caesarea dengan indikasi prekeklamsia berat
5.1.1 Pengkajian sangat penting bagi klien post operasi secrio caesarea dengan
nyeri pada luka bekas operasi, selain pengeluaran ASI pada pasien, tingkat
74
75
5.1.2 Pada klien post operasi saectio caesarea akan mengalami beberapa masalah
untuk pelaksanaan diagnose pada kasus tidak semua sama pada tinjauan
pustaka.
5.1.5 Evaluasi dilakukan penulisan dengan metode per 24 jam dengan harapan
saat. Pada akhir evaluasi semua tujuan di capai karena adanya kerja sama
5.1.6 Discharge planning yang disarankan pada klien antara lain: anjurkan klien
untuk meneruskan latihan aktif dan pasif yang telah diperoleh selama klien
kekuatan otot anjurkan klien untuk tidak melakukan aktifitas yang berat,
75
76
minuman obat sesuai advice dokter dan segera periksa jika ada keluhan,
5.2 Saran
5.2.1 Keterlibatan klien, kluarga dan tim kesehatan yang terjalin dengan baik
keperawatan.
5.2.3 Untuk meningkatkan mutu pelayanan, dengan adanya penyuluhan pada klien
perawatan luka, serta nutrisi yang baik untuk penyembuhan luka, mobilisasi
dengan belajar menggerakan badan miring kanan dam miring kiri seikit
demi sedikit, dan perawtan luka perlu dilakukan karena dapat mempercepat
keperawatan.
dengan baik.
77
DAFTAR PUSTAKA
77
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
A.PENDAHULUAN
yang tepat saat pemberian ASI. Kalau diperhatikan sebelum sampai menangis
bayi sudah bisa memberikan tanda-tanda kebutuhan akan ASI berupa gerakan-
praktik-praktik rumah sakit yang merugikan seperti pemberian air dan suplemen
bayi tanpa kebutuhan medis, kurangnya perawatan tindak lanjut pada periode
Hasselquist, 2006).
Tekhnik Menyusui yang Baik dan benar, agar ibu menyusui mampu menerapkan
tekhnik menyusui yang baik dan benar pada bayi umur 0-2 tahun.
SAP
Hari/Tanggal :
Waktu : 30 menit
A. Tujuan umum
B. Tujuan khusus
C. Materi
D. Metode
E. Media
1. Leaflet
2. Satuan Acara Pembelajaran (SAP)
F. Kegiatan penyuluhan
penyuluhan
3 menit pembuka
- Memperkenalkan - Memperhatikan
diri - Memperhatikan
- Menjelaskan
pokok
tujuan penyuluh
an
- Membagi leaflet
20 menit pengertian
tekhnik
benar
- Menjelaskan
perlekatan
menyusui yang
benar
- Menjelaskan - Memperhatikan
persiapan
memperlancar
- Menjelaskan
langkah-langkah
benar
- Menjelaskan
cara pengamatan
tekhnik
menyusui yang
benar.
- Lama dan
frekuensi
menyusui
diberikan.
peserta
- Mengucapkan - Menjawab salam
salam penutup
G. Evaluasi
2. Jelaskan posisi bagaimana cara menyusui bayi kemabar yang baik dan
benar?
H. Hasil
1. Ibu bisa menjelaskan tekhnik cara menyusui yang baik dan benar.
benar.
Materi Penyuluhan
benar (Saminem,2015)
bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Suradi dan
Hesti, 2016,)
bagi ibu sekaligus memberikan manfaat yang tidak terhingga pada anak
kepada bayi dengan posisi ibu yang benar, sehingga memudahkan bayi untuk
menyusu.
pasca operasi sesar. Bayi diletakkan disamping kepala ibu dengan posisi kaki
diatas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola
bila disusui bersamaan, dipayudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar
(penuh), bayi ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan
kepala bayi, dengan posisi ini bayi tidak tersedak (Vivian Nanny Lia Dewi,
1. Membersihkan putting susu dengan air atau minyak , sehingga epital yang
leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi harus lurus dan hadapkan
susu, biarkan bibir bayi menyentuh putting susu ibu dan tunggu sampai
terbuka lebar .
bayi terletak dibawah puting susu. Cara meletakan mulut bayi dengan
benar yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar
5. Bayi disusui secara bergantian dari payudara sebelah kiri lalu kesebelah
6. Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi dibersihkan
susu menjadi lecet dan asi tidak keluar secara optimal sehingga
yang masuk.
12. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
14. Bayi menghisap kuat dan dalam secara perlahan dan kadang disertai
perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara
sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2
jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik karena isapan bayi
menyusui tanpa jadwal dan sesuai kebutuhan bayi, akan mencegah timbulnya
masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui
pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu
produksi ASI.
kali menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan kepada ibu agar
menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai dengan payudara yang
kutang (bra) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat.
A. Kesimpulan
bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar. Langkah-
langkah menyusui yang benar yaitu Cuci tangan yang bersih dengan sabun,
perah sedikit ASI dan oleskan disekitar putting, duduk dan berbaring dengan
tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus,
hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting
susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke puting
susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar. Segera dekatkan
bawah puting susu. Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu
menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi
membuka lebar.
Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting
produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Apabila bayi telah
berikut yaitu: bayi tampak tenang, badan bayi menempel pada perut ibu,
mulu bayi terbuka lebar, dagu bayi menempel pada payudara ibu, sebagian
areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yang masuk,
bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan, puting susu tidak terasa
nyeri, telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus, kepala bayi agak
menengadah.
Adapun posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu, seperti ibu
pasca operasi Caesar. Bayi diletakan di samping kepala ibu dengan posisi
kaki di atas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang
bola bila disusui bersamaan, yaitu di payudara kiri dan kanan. Pada ASI yang
memancar (penuh), bayi ditengkurapkan di atas dada ibu, tangan ibu sedikit
menahan kepala bayi, sehingga dengan posisi ini bayi tidak tersedak.
B. Saran
kepada ibu menyusui agar dapat menyusui bayinya dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
1. Vivian Nanny Lia Dewi, Tri Sunarsih, 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu