Oleh:
FITRI HIDAYATI
NIM : 1601009
Oleh:
FITRI HIDAYATI
NIM : 1601009
Judul : Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Dengan Diagnosa Medis Post Op
Telah disetujui untuk diujikan di hadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah pada
Oleh:
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengetahui,
Direktur
ii
SURAT PERNYATAAN
NIM : 1601009
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apa bila
pernyataan ini tidak benar ,saya bersedia mendapat sanksi .
Yang menyatakan
Fitri Hidayati
Pembimbing 1 pembimbing 2
iii
KATA PENGANTAR
iv
Penulis sadar bahwa Karya Tulis Ilmiah ini belum mencapai
kesempurnaan, sebagai bekal perbaikan, penulis akan berterima kasih apabila para
pembaca berkenan memberikan masukan, baik dalam bentuk kritikan maupun
saran demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi para pembaca dan
bagi keperawatan.
Penulis
v
MOTTO
Arthur Ashe.
vi
Lembar Persembahan
Dengan segala puja dan puji syukur kepada Allah SWT dan atas dukungan
dan do’a dari orang-orang tercinta, akhirnya skripsi ini dapat dirampungkan
dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dengan rasa bangga
dan bahagia saya hunturkan rasa syukur dan terimakasih saya kepada:
Allah SWT, karena hanya atas izin dan karuniaNyalah maka skripsi ini dapat
dibuat dan selesai pada waktunya. Puji syukur yang tak terhingga pada Allah
penguasa alam yang meridhoi dan mengabulkan segala do’a.
Kakak dan Ibu saya yang telah memberikan dukungan moral maupun materi
serta do’a, dan tiada do’a yang paling khusuk selain do’a yang terucap dari
orang tua. Ucapan terimakasih saja tak kan pernah cukup untuk membalas
kebaikan orang tua, karena itu terimalah perembahan bakti dan cintaku
untuk kalian Kakak dan Ibu saya.
Bapak dan Ibu Dosen pembimbing, penguji dan pengajar, yang selama ini
telah tulus dan ikhlas meluangkan waktunya untuk menuntun dan
mengarahkan sayamenjadi lebih baik. Terimakasih banyak Bapak dan Ibu
dosen, jasa kalian akan selalu terpatri di hati.
Teman-teman saya yaitu Nora, Naput, Bagus, Ikhwan, Doni, Dodik, Yusuf,
Nanda yang sudah mau menemani saya di saat senang maupun duka.
vii
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum ....................................................................................... 4
1.3.2 Tujuan Khusus ...................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 4
1.5 Metode Penulisan ........................................................................................... 5
1.5.1 Metode ................................................................................................... 5
1.5.2 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 5
1.5.3 Sumber Data .......................................................................................... 5
1.5.4 Studi Kepustakaan ................................................................................. 6
1.6 Sistematika Penulisan ..................................................................................... 7
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diuji dan disetujui oleh tim penguji pada sidang di program D3
Keperawatan di Akademi Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo.
TIM PENGUJI
Tanda Tangan
Mengetahui,
Direktur
Akademi Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
(janin + uri) yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir
atau dengan jalan lain. Adapun pengeluaran hasil konsepsi yang lahir
melalui jalan lahir yaitu partus biasa (normal), disebut juga partus spontan,
adalah proses lahirnya bayi dengan LBK dengan tenaga ibu sendiri, tanpa
bantuan alat-alat, serta tidak melukai ibu dan bayi, yang umumnya
berlangsung kurang dari 24 jam. dan pengeluaran hasil konsepsi yang lahir
melalui jalan lahir yaitu partus luar biasa (abnormal) ialah persalinan
operasi sesarea. Operasi sesarea terjadi karena adanya masalah dalam proses
yang terpenting adalah menentukan apakah anak akan lahir per vaginam
atau harus dilahirkan dengan seksio sesarea. dilihat dari sudut anak, maka
S.C adalah cara yang terbaik, oleh karena persalinan per vaginam bagi anak
membawa angka kematian yang tinggi (Mochtar, 2012) Persalinan pada bayi
dengan presentasi bokong (sungsang) dimana bayi letaknya sesuai dengan badan
ibu, kepala berada pada fundus uteri, sedangkan bokong merupakan bagian bawah
(di daerah pintu atas panggul ). (Sarwono,2010). Letak sungsang adalah letak
1
2
sungsang itu bisa diatasi dengan memijat kepala ibu supaya kepala janin jatuh
kebawah. Jika tidak ke dukun bayi biasanya ibu melakukan aktivitas seperti
karena dapat menyebabkan lilitan tali pusat. Jika ada bayi sungsang maka
WHO, Indonesia mempunyai kriteria angka sectio caesaria standart antara 15-
20% untuk RS rujukan. Angka itu dipakai juga untuk pertimbangan akreditasi
Kesehatan tahun 1997 dan tahun 2002-2003 mencatat angka persalinan bedah
sectio caesaria secara nasional hanya berjumlah kurang lebih 4% dari jumlah
persalinan Sectio Caesaria di indonesia 15,3% sampel dari 20.591 ibu yang
berkurang mulai dari 20% pada usia kehamilan 28 minggu, hingga mencapai
3
3-4% saat usia kehamilan sudah aterm sehubungan dengan bayi yang secara
Bangil pada 2017, kejadian Sectio Caesaria indikasi letak sungsang dari bulan
berat, faktor hambatan jalan lahir, kepala bayi tidak turun ke atas panggul,
Caterini (2012) diantaranya usia ibu, letak sungsang, letak lintang, plasenta
previa, gawat janin dan lain-lain. Selain faktor di atas (faktor medis) terdapat
pula faktor lain yaitu akses terhadap layanan kesehatan, dan faktor-faktor yang
kesakitan, cacat permanen sampai dengan kematian bayi. Pada ibu hamil
dengan letak janin sungsang ditambah lagi dengan indikasi belum pernah
Sectio Caesaria kehamilan sudah cukup bulan dan taksiran berat janin besar
Ibu hamil yang mengalami bedah caesar akibat letak sungsang harus
diberikan perawatan dan pengawasan yang itensif. Dari sinilah peran perawat
tentang mobilisasi post Sectio Caesaria , merawat luka post Sectio Caesaria
Untuk mengetahui lebih lanjut dari perawatan penyakit ini maka penulis akan
melakukan kajian lebih lanjut dengan melakukan Asuhan Keperawatan pada klien
1.3.2.1 Mengkaji klien dengan Post SC dengan indikasi letak sungsang di Ruang
1.4 Manfaat
Terkait dengan tujuan maka tugas akhir ini diharapkan dapat memberi manfaat
1.4.1 Akademis hasil studi kasus ini merupakan sumbangan bagi ilmu
Hasil studi kasus ini, dapat menjadi masukan bagi pelayanan di Rs agar
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti
yang lebih baik tentang Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Post Sc
1.5.1 Metode
atau gejala yang terjadi pada waktu sekarang yang meliputi studi
1.5.2.1 Wawancara
1.5.2.2 Observasi
1.5.2.3 Pemeriksaan
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari keluarga atau orang
kesehatan lain.
Supaya lebih jelas dan lebih mudah dalam mempelajari dan memahami studi
1.6.2 Bagian inti, terdiri dari lima bab, yang masing-masing bab terdiri dari sub
Bab 2 : Tinjauan pustaka, berisi tentang konsep penyakit dari sudut medis
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab 2 ini akan diuraikan secara teoritis mengenal konsep penyakit
dan asuhan keperawatan ibu dengan post SC dengan indikasi letak sungsang
konsep penyakit akan diuraikan definisi, etiologi dan cara penanganan secara
evalusi.
dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan rahim dengan saraf
rahim dalam keadaan utuh serta berat diatas 500 gram (Mitayani,2010).
lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus. (Harry O & William
R,2010)
2.1.2 Etiologi
Sedangkan indikasi dari janin adalah fetal distres dan janin besar melebihi
8
9
4.000 gram. Dari beberapa faktor Sectio Caesaria diatas dapat diuraikan
panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat
panggul yang merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin ketika akan
tanda persalinan dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu. Sebagian
besar ketuban pecah dini adalah hamil aterm di atas 37 minggu, sedangkan
di bawah 36 minggu.
tinggi daripada kelahiran satu bayi. Selain itu, bayi kembar pun dapat
Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang tidak
pada jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas.
2.1.3.4 Aliran lokhea sedang dan bebas bekuan yang berlebihan (Lokhea tidak
banyak )
(4) Tumpang tindih dari peritonial flap baik sekali untuk menahan
(5) Perut pada uterus umumnya kuat, sehingga bahaya ruptur uteri
(1) Luka dapat menyebar ke kiri, kanan dan bawah, yang dapat
2.1.4.2 Sectio Korporal atau klasik insisi di buat pada korpus uteri, pembedahan
ini yang lebih mudah dilakukan, hanya diselengga apabila ada halangan untuk
uterus pada dinding perut karena sectio yang sudah atau insisi segmen bawah
1) kelebihan :
2) Kekurangan :
(1) Infeksi mudah menyebar secara intra abdominal karena tidak ada
2.1.5 Patofisiologi
500 gr dengan sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. Indikasi
distorsia jaringan lunak, placenta previa dll, untuk ibu. Sedangkan untuk
janin adalah gawat janin. Janin besar dan letak sungsang setelah dilakukan
SC ibu akan mengalami adaptasi post partum baik dari aspek kongitif
ASI yang keluar hanya sedikit, luka dari insisi akan menjadi post de entris
bagi kuman. Oleh karena itu perlu diberikan antibiotik dan perawatan luka
14
dengan prinsip steril. Nyeri adalah salah utama karena insisi yang
kadang bayi lahir dalam keadaan Upnoe yang tidak dapat diatasi dengan
ibu sendiri yaitu terhadap tonus uteri berupa atonia uteri sehingga darah
banyak yang keluar. Untuk pengaruh terhadap nafas yaitu jalan nafas yang
tidak efektif akibat sekret yang berlebihan karena kerja otot nafas silia
yang ada di lambung akan menumpuk dan karena reflek untuk batuk juga
beresiko ruptur uteri dengan akibat buruk bagi ibu dan janin.
terdapat diproporsi antara bagian presentasi janin dan jal;an lahir, kelainan
Oleh karena gaya uterus yang kurang kuat, dilatasi servik ( disfungsi
uterus ) dan kurangnya upaya otot volunter selama persalinan kala dua.
2) Panggul sempit
janin,
5) Gawat janin
16
6) Letak Sungsang
dilakuakan untuk menyelamatkan ibu maupun janin, oleh sebab itu sectio
(Cunningham,2013).
2.1.8.1 Hemoglobin atau hematokrit, untuk mengkaji perubahan dari kadar pra
(Manuaba,2010)
2.1.9 Penatalaksanaan
kebutuhan.
2.1.9.2 Diet
pada 6-10 jam pasca operasi, berupa air putih dan air teh.
2.1.9.3 Mobilisasi
1) Miring kanan dan kiri dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah operasi.
3) Hari ke dua post operasi, penderita dapat di dudukkan selama 5 menit dan
duduk (semifowler).
18
duduk selama sehari, belajar berjalan dan kemudian berjalan sendiri pada
2.1.10 Katerisai
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak pada
Kateter biasanya terpasang 24-48 jam / lebih lama lagi tergantung jenis
sakit.
Kondisi balutan luka dilihat pada 1 hari post operasi, bila basah dan
2.2.1 Pengertian
bayi letaknya sesuai dengan badan ibu, kepala berada pada fundus uteri
panggul/simfisis). (Sarwono,2010)
1) Multiparitas
2) Plasenta Previa
3) Panggul sempit
3) Kehamilan kembar
(Wiknjosastro,2011)
2.2.3.1 Keluhan umum yang sering dikatakan ibu dengan kehamilan letak
sungsang adalah terasa penuh dibagian atas dan gerakan janin terasa
2.2.3.2 Pada pemeriksaan abdomen , tidak dapat diraba bagian yang keras dan
bulat, yakni kepala, dan kepala teraba teraba di fundus uteri. Kadang-
kadang bokong janin teraba bulat dan memberi kesan seolah-olah kepala,
umbilikus.
2.2.3.3 Pada pemeriksaan dalam, dapat diraba adanya bokong yang ditandai
dengan adanya sakrum, kedua tuber ossis iskii, dan anus. Bila dapat
diraba kaki, maka harus dibedakan dengan tangan. Pada kaki terdapat
tumit, sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari yang letakknya tidak
sejajar dengan jari jari lain dan panjang jari kurang lebih sama dengan
2.2.4.1 Letak bokong murni (frank breech) : bokong yang menjadi bagian
(Rukiyah,2011)
2.2.5 Patofifiologi
tungkai terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk
menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada
letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan janin
dalam yakni pada letak sungsang akan didapatkan jari yang dimasukkan ke
dalam anus mengalami rintangan otot dan anus dengan tuberosis iskii
sesuai garis lurus. Pada letak muka, jari masuk mulut akan meraba tulang
22
rahang dan alveola tanpa hambatan serta mulut dan tulang pipi membentuk
(Manuba,2010)
2.2.7 Komplikasi
1) Perdarahan
3) Infeksi
infeksi :
2) Trauma Persalinan
karena :
23
cacat bawaan. Pada foto rontgen (bila perlu) untuk menentukan posisi
2.2.9 Pencegahan
2.2.10 Penatalaksanaan
Karena kita tahu bahwa pragnosa bagi anak tidak begitu baik,
maka usahakan merubah letak janin dengan versi luar. Tujuannya adalah
untuk merubah letak menjadi letak kepala. Hal ini dilakukan pada primi
dan tidak ada panggul sempit, gemeli, atau plasenta previa syarat :
3) Bokong belum turun atau masuk P.A.P (pintu atas panggul) teknik :
(1) Lebih dahulu bokong lepaskan dari P.A.P dan ibu berada
bokong
kanan di kepala
serta ketuban
Terdiri dari partus spontan ( pada letak sungsang janin dapat lahir
memimpin partus dengan letak sungsang harus diingat bahwa ada 2 fase :
25
Bila badan janin sudah lahir sampai pusat, tali pusat akan tertekan
antara kepala dan panggul, maka janin harus lahir dalam waktu dalam 8
pada os sakrum dan jari lain dilipat paha. Kemudian janin ditarik
2) Cara Lovset
3) Cara Mueller
depan. Cara melahirkan bahu lengan depan bisa sepontan atau dikait
menarik kaki keatas lalu bahu lengan belakang dikait menyapu kepala.
4) Cara Bracht
kemudian janin ditarik keatas. Biasanya hal ini dilakukan pada janin
5) Cara Potter
dan menekan dengan 2 jari pada skapula. Badan janin diangkat keatas
untuk melahirkan lengan 2 jari pada skapula. Badan janin diangkat keatas
belakang.
1) Cara Mauriceau
2) Cara De Snoo
mulai janin sedang jari tengah dan ibu jari pada rahang bawah.
4) Cara Naujoks
memegang kaki lalu menarik janin kearah perut ibu dengan kuat.
(Rustam Mochtar,2013)
lahir, infeksi akibat tingginya intervensi, hipoksia janin, hal ini dapat
terjadi akibat propalps tali pusat atau kompresi, plasenta lepas sebelum
waktunya. (Faser,2012)
28
pembedahan akan menerima anestesi dengan salah satu dari tiga cara
sebagai berikut:
pada saraf vasomotorik simpatis dan serat saraf nyeri dan motoric
2.4.1 Pengkajian
2.4.2.1 Indentitas
pendidikan.
31
adalah gerakan janin terasa lebih banyak bagian perut bagian bawah
(Winknjosastro,2012).
tidak (Prawirohardjo,2011).
kehamilan, dengan jumlah 2 orang dan jarak antara kelahiran adalah 2-3
pernafasan, nadi.
1) B1 (Breathing)
2) B2 (Blood)
3) B3 (Brain)
4) B4 (Bladder)
5) B5 (Bowel)
(1) Inspeksi -
6) B6 (Bone)
5 5
4 4
7) B7 (Pengindraan)
(1) Inspeksi : Pada pasien ibu hamil dengan indikasi letak sungsang
8) B8 (Endokrin)
(1) Inspeksi : Pada pasien ibu hamil dengan indikasi letak sungsang
(Muttaqin,2011)
pembedahan
op section caesarea.
pembedahan
akibat pembedahan.
nyeri)
Intervensi :
keperawatan.
presipitasi.
nyeri.
Hasil:
Intervensi :
mencegah infeksi.
terjadinya infeksi.
atau masih basah dan apakah ada tanda-tanda infeksi atau tidak,
(3) Ajarkan pada pasien untuk menjaga kebersihan sekitar luka dan
infeksi.
caesaria
Intervensi :
(4) Anjurkan pasien untuk makan tinggi serat dan banyak minum.
insisi pembedahan.
Kriteria Hasil :
Intervensi :
mandirinya.
thrombosis.
39
flatulensi.
kebutuhan.
bermobilisasi.
beraktivitas.
hygiene dengan,
Kriteria Hasil :
Intervensi :
keperawatan.
40
diperhatikan.
organisasi infeksius.
2.4.6 Implementasi
kemampuan klien.
2.4.7 Evaluasi
dengan mampu mengontrol nyeri, mampu mengenal nyeri, skala nyeri 0-1
diharapkan klien tidak terjadi infeksi di tandai dengan bebas dari tanda dan
membersihkan tubuh sendiri secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu
BAB III
TINJAUAN KASUS
indikasi letak sungsang, post sectio caesarea hari ke-0 maka penulis menyajikan
suatu kasus yang penulis amati mulai tanggal 06-09 januari 2019 dengan data
pengkajian mulai tanggal 06 januari 2019 jam 19.00 WIB. Anamnese diperoleh
3.1 Pengkajian
45
46
Op
3.1.3.2 Riwayat Masuk Rumah Sakit : Pasien mengatakan pada saat USG
pukul 08.20 untuk persiapan operasi. Klien merasa lemas dan nyeri
Tabel 3.1
Anak
Kehamilan Persalinan Komplikasi Nifas Anak
Ke
Umur
N Us Penya Jen Penolo Penyu Laser Infek Pendarah Jeni B
kehami PJ
o ia kit is ng lit asi si an s B
lan
1 3 38 - SC RS Letsu - - - L 34 50
th minggu 00 c
2 01 38 - SC RS Letsu - - - L 32 48
har minggu 00 c
i m
3.1.4.3 Genogram
keterangan :
Laki-Laki :
Perempuan :
Pasien :
Meninggal :
1) Kala persalinan
(4) Kala IV :
((1)Lochea :
( ) lochea sanguinolenta
( ) lochea serosa
( ) lochea alba
( ) lochea parulenta
( ) lochiotosis
Jumlah :
((4)Pendarahan :( √ ) Ya ( ) Tidak
episiotomy
(5)Keadaan Bayi
((1) BB : 3200
((2)TB : 48 cm
( ) Alkohol 70 %
( ) Betadine
((6)Suhu : 36ᵒC
((8)Kelainan Kepala :
Caput
v succedanum
vv
Hydrocephalus
v
Cephal Hematoma
v
Microcephalus
v
v
v
Lain- lain : Tidak ada kelainan pada kepala
50
merawat bayi
membersihkan Perineum.
sekali
bersih
ramai.
3.1.8.5 Siapa anak yang terpenting bagi ibu :Seluruh anggota keluarganya
52
3.1.8.6 Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini : Seluruh anggota
1) BI (breath)
irama teratur, tidak ada retraksi otot bantu nafas, tidak ada alat bantu
2) B2 (Blood)
dada, tidak ada cianosis, tidak ada clubbing finger. Palpasi: pulsasi
kuat, CRT<2 detik, JVP tidak teraba, kecepatan denyut jantung normal.
3) B3 (Brain)
ada kejang, tidak ada brudsky, tidak ada nyeri kepala, istirahat tidur saat
dirumah sakit siang ±3 jam malam ±8 jam, saat dirumah siang 2 jam
malam 7-8 jam, Mata simetris kanan dan kiri, pupil isokor, reflek
alat bantu, hidung normal, mukosa hidung bersih, tidak ada secret,
ketajaman penciuman normal, telinga simetris kanan dan juga kiri, tidak
ada keluhan pada telinga, ketajaman pendengaran normal, tidak ada alt
54
normal.
4) B4 (Bladder)
5) B5 (Bowel)
lembab, bibir normal, gigi bersih, kebiasaan gosok gigi 2x sehari setiap pagi
dan sore hari, tenggorokan normal, pada abdomen terdapat bekas luka post
op, peristaltik usus 12x.mnt, Kebiasaan BAB 2x sehari, konsistensi padat, bau
khas feses, warna kuning kecoklatan, tempat yang biasa digunakan yaitu WC.
6) B6 (Bone)
pergerakan tungkai (ROM) bebas, kekuatan otot ekstermitas bawah dan atas
5/5, turgor kulit lembab, tidak ada fraktur, warna kulit sawo matang, akral
hangat, tidak ada oedem, mammae iya, aerolla mammae normal, papilla
Tabel 3.3 Pemeriksaan diagnostik pada Ny.K dengan diagnosa Post op Sectio
caesarea indikasi Letak sungsang
Hematologi
Darah Lengkap
Neutrofil 2,9
Limfosit 1,1
Monosit 0,1
Eusinofil 0,0
Basofil 0,0
3.1.12. TERAPI
kondisi perdarahan)
muntah )
ANALISA DATA
Tabel 3.4 Analisa Data Pada Ny.K Dengan Diagnosa Medis Post Op Sectio
Caesarea Dengan Indikasi Letak Sungsang di Ruang Mawar Kuning
di RSUD Bangil-Pasuruan.
luka post op
P : Luka post op
tertusuk-tusuk.
Do :
K/U : cukup
TTV :
Nadi : 84x/mnt
Suhu : 36.2ᵒC
RR : 20x/mnt
1. Pasien tampak
meringis kesakitan
kassa steril.
DO : payudara. payudara.
tentang perawatan
payudara.
tidak lancar.
3. Aerola menonjol
59
PRIORITAS
Tabel 3.5 Rencana tindakan keperawatan pada Ny.K dengan Diagnosa Medis Post
OP Sectio Caesarea Dengan indikasi Letak Sungsang di ruang Nifas
RSUD Bangil.
No. TUJUAN / KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
Dx HASIL
dialami oleh
pasien.
nonfarmakologi mengurangi
panjang.
5) Kolaborasi
5. Untuk
dengan dokter
membantu
dan tim medis
mempercepat
dalam
proses
pemberian
penyembuhan
terapi secara
pasien.
farmakologi/
pemberian obat
anti nyeri.
atau 2x sehari.
4) Merupakan
4. Reinforcement
salah satu
pada pasien
motivasi agar
sudah dapat
pasien lebih
melakukan
semangat
perawatan
dalam
payudara.
63
melakukan
perawatan
payudara.
64
Tabel 3.6 Tindakan keperawatan pada Ny.K dengan Diagnosa Medis Post OP
Sectio Caesarea Dengan indikasi Letak Sungsang di ruang Nifas RSUD
Bangil.
No. Tanggal Jam Implementasi Paraf
Dx
januari
2019
19.30 2. Monitor
84x/mnt,
mmHg,
TTV
S
TD:
:
36,2ᵒC,
Nadi,
120/90
RR
ݪ
20x/mnt
tusuk, R: di abdomen
bergerak.
perawatan payudara
65
januari
2019
untuk mengurangi
dalam.
rasa
ݪ
16.30 2) Inj Ketorolac 1x50mg
melalui IV (Antibiotik)
dan benar.
66
Tabel 3.7 Catatan perkembangan pada Ny.K dengan Diagnosa Medis Post OP
Sectio Caesarea Dengan indikasi Letak Sungsang di ruang Nifas
RSUD Bangil.
Tanggal Diagnosa Catatan Perkembangan Paraf
Keperawatan
januari
2019
luka post op operasi
O:
: K/U lemah
ݪ
Luka bekas operasi
Skala nyeri 6
Posisi vertikal
kassa steril
84x/mnt, TD : 120/90mmHg,RR :
20x/mnt.
perawatan payudara
O:
perawat mengenai
ݪ
: K/U lemah
84x/mnt, TD : 120/90mmHg,RR :
20x/mnt.
Tabel 3.8 Evaluasi Keperawatan pada Ny.K dengan Diagnosa Medis Post OP
Sectio Caesarea Dengan indikasi Letak Sungsang di ruang Nifas RSUD
Bangil.
Tanggal Diagnosa Evaluasi Paraf
Keperawatan
januari
2019
luka bekas post berkurang
op O:
k/u membaik
ݪ
luka bekas SC (+)
posisi vertikal
82x/mnt, RR 20x/mnt, TD :
110/80 mmHg.
januari
2019
pengetahuan mengetahui
O:
cara perawatan
ݪ
k/u membaik
pasien dapat
mempraktikkan cara
82x/mnt, RR 20x/mnt, TD :
110/80 mmHg.
KRS.
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dijelaskan kesenjangan antara teori dan asuhan
keperawatan secara langsung pada Ny.K dengan diagnosa Medis Post Op Sectio
Caesarea dengan indikasi Letak Sungsang di Ruang Nifas RSUD Bangil Pasuruan
4.1 Pengkajian
untuk melaksanakan asuhan keperawatan pada klien sehingga klien dan keluarga
yaitu nama lengkap, tempat tanggal lahir, agama, pendidikan yang rendah
perkawinan dengan sudah lamanya pernikahan dan juga biasanya sangat rentan
terjadinya letak sungsang pada klien yang berusia 35 tahun, suku bangsa,
golongan darah, tanggal masuk RS, tanggal pengkajian, No.RM, diagnosa medis,
dan alamat, sedangkan pada tinjauan kasus, ditemukan kesenjangan data bahwa
Sekolah menengah atas. Menurut opini penulis, tidak ada perbedaan pada tinjauan
pustaka dan kasus karena riwayat kelahiran juga mengalami letak sungsang.
69
70
keluhan nyeri akut disebabkan oleh luka post op (Retno,2013) sedangkan pada
tinjauan kasus didapatkan pasien mengeluh nyeri pada daerah luka bekas operasi
sectio caesarea tepatnya dibagian abdomen bawah karena insisi ringan. Menurut
opini penulis, tidak ada perbedaan pada tinjauan pustaka dan kasus karena
keduanya mengeluh nyeri pada luka pembedahan operasi sectio caesarea pada
klien setelah efek anastesi secara perlahan hilang, nyeri akan timbul jika efek
pemberian analgesik berakhir (4 jam setelah pemberian ) dan akan hilang saat
mempersiapkan nyeri tersebut, Region : daerah yang mengalami nyeri adalah luka
insisi yang terdapat pada abdomen. Insisi pada sectio caesarea klasik di midline
abdomen antara pusat dan simpisis pubis, pada sectio caesarea transprovunda
didaerah supra simpisis pubis dengan luka insisi melintang. Area penyebaran
nyeri dirasakan sampai bokong dan terkadang adanya after pain (nyeri alihan)
intensitas nyeri berkisar antara dari nyeri ringan (1-3), nyeri sedang (4-6), sampai
nyeri berat (7-10), Timing : nyeri dirasakan setelah 6-12 jam post sectio caesarea,
dan pada tinjauan kasus ditemukan hal yang sama pada klien yaitu klien
mengatakan nyeri pada luka post operasi, nyeri yang dirasakan terasa panas pada
71
daerah bawah perut, skala nyeri 6, nyeri yang dirasakan hilang timbul kurang
lebih selama 5 menit saat ibu sedang mobilisasi. Menurut opini penulis hal ini
sudah benar karena klien yang setelah mengalami nyeri dibagian abdomen
bawahnya dengan skala yang berbeda beda pada setiap orang yang merasakan dan
Inspeksi : Bentuk dada simetris,pola nafas teratur, tidak ada retraksi otot bantu
nafas, tidak terjadi sesak, tidak menggunakan alat bantu nafas. Palpasi : Vocal
premitus getaran suara simetris kanan dan kiri, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
nafas tambahan, suara nafas normal. Pada tinjauan kasus tidak ditemukan adnya
perbedaan pada landasan teori yang ada. Pasien tidak mengalami sesak sebelum
dan sesudah operasi sectio caesarea, pasien juga tidak memiliki riwayat penyakit
pada pernafasan, sehingga tinjauan kasus dan landasan teori benar adanya.
Inspeksi :tidak anemis, dan perdarahan vagina yang mungkin terjadi kemungkinan
CRT (Capillary Refill Time) <2 detik pulsasi kuat, nadi akan melambat sekitar 60
hasil yang sama karena kesadaran pasien mulai membaik serta tekanan darah
kuduk, tidak ada kejang, tidak ada brudsky, tidak ada nyeri kepala, istirahat tidur
saat dirumah sakit siang ±3 jam malam ±8 jam, saat dirumah siang 2 jam malam
7-8 jam, Mata simetris kanan dan kiri, pupil isokor, reflek cahaya normal,
konjungtiva tidak anemis, sclera putih, palpebra simetris, tidak ada strabismus,
ketajaman penglihatan normal, tidak ada alat bantu, hidung normal, mukosa
hidung bersih, tidak ada secret, ketajaman penciuman normal, telinga simetris
kanan dan juga kiri, tidak ada keluhan pada telinga, ketajaman pendengaran
peraba normal. Pada tinjauan kasus juga tidak ditemukan adanya perbedaan tidak
terjadi kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus karena pada
tinjauan pustaka tidak ditemukan jam istirahat terganggu, begitupula pada tinjauan
Inspeksi: Pada klien ditemukan pemeriksaan B4 pada Ny.K ditemukan bentuk alat
kelamin normal, libido kemauan normal, kemampuan normal, alat kelamin bersih,
Bising usus melemah 5x/ menit. Sedangkan pada tinjauan kasus di dapatkan data,
lembab, bibir normal, gigi bersih, kebiasaan gosok gigi 2x sehari setiap pagi dan
sore hari, tenggorokan normal, pada abdomen terdapat bekas luka post op,
peristaltik usus 12x.mnt, Kebiasaan BAB 2x sehari, konsistensi padat, bau khas
73
feses, warna kuning kecoklatan, tempat yang biasa digunakan yaitu WC dan
dan atas 5/5, turgor kulit lembab, tidak ada fraktur, warna kulit sawo matang,
akral hangat, tidak ada oedem, mammae iya, aerolla mammae normal, papilla
kekuatan otot 5,5,4,4 sedangkan di tinjauan kasus kekuatan otot pasien 5,5,5,5
menurut opini penulis pada tinjauan pustaka dan tinjauan kasus karena di tinjauan
kelemahan otot.
sedangkan pada kasus nyata disesuaikan dengan keluhan nyata yang dialami
section caesarea.
74
4.2.4 Hambatan mobilitas fisik b.d adanyan yeri akibat insisi pembedahan
tambahan yaitu :
dengan luka post op Sectio Caesarea akan mengalami nyeri akibat adanya
diskontinuitas jaringan kulit. Pada tinjauan kasus didapatkan hasil yaitu Nyeri
akut berhubungan dengan luka post op Sectio Caesarea dengan data objektif yang
mendukung yaitu pasien mengatakan nyeri pada luka bekas post op, P : Luka post
nyeri 6, T : Nyeri saat dibuat bergerak, K/U : cukup, TTV :Td: 120/90 mmHg,
Skala nyeri 6,Tempat luka vertikal bekas post op,Luka masih basah/belum kering,
tinjauan teori dan terdapat kesenjangan pada tinjauan kasus didapatkan hasil
4.3 Intervensi
karena hanya membahas teori asuhan keperawatan. Sedangkan pada kasus nyata
pelaksanaan telah disusun dan direlisasikan pada klien dan ada pendokumentasian
terintegrasi untuk pelaksanaan diagnosa pada kasus tidak semua sama pada
tinjauan pustaka, hal itu karena disesuaikan dengan keadaan klien yang
sebenarnya.
faktor penghambat yang penulis alami. Hal-hal yang menunjang dalam asuhan
keperawatan yaitu antara lain: adanya kerjasama baik dari perawat maupun dokter
ruangan dan tim kesehatan lainnya, tersedianya sarana dan prasarana diruangan
penulis.
lokasi, karasteristik, frekuensi, durasi, dan kualitas nyeri, Observasi reaksi non
verbal dari ketidak nyamanan akibat rasa nyeri, Observasi skala nyeri yang
dialami oleh pasien, Ajarkan teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri,
seperti teknik distraksi dan relaksasi, Kolaborasi dengan dokter dan tim medis
dalam pemberian terapi secara farmakologi/ pemberian obat anti nyeri, BHSP
dengan pasien, Monitor TTV : Nadi, 84x/mnt, TD: 120/90 mmHg, S 36,2ᵒC, RR
76
20x/mnt, Memantau skala nyeri, P: Luka post op, Q: seperti terbakar dan tertusuk
untuk mengurangi rasa nyeri dengan cara nafas dalam, Inj Ketorolac 1x50mg
4.4 Evaluasi
merupakan kasus semu sedangkan pada tinjauan kasus evaluasi dapat dilakukan
Pada waktu dilaksanakan evaluasi nyeri akut berhubungan dengan luka bekas post
selama 2x24 jam karena tindakan yang tepat dan telah dilaksanakan dan masalah
teratasi sebagian dan intervensi dilanjutkan oleh pasien, karena pasien harus KRS.
Kemampuan tentang memahami perawatan payudara dengan baik dan benar dapat
terpenuhi selama 1x24 jam karena tindakan yang tepat dan telah dilaksanakan dan
masalah teratasi sebagian dan intervensi dilanjutkan oleh pasien, karena pasien
harus KRS.
Pada akhir evaluasi semua tujuan dapat dicapai karena adanya kerjasama
yang baik antara klien, keluarga dan tim kesehatan. Hasil evaluasi pada
77
Penutup
keperawatan secara langsung pada Ny.K dengan diagnosa medis Post Op Sectio
Caesarea di Ruang Nifar RSUD Bangil Pasuruan, maka penulis dapat menarik
5.1 Simpulan
bawah terdapat luka insisi bekas post op sectio caesarea, panjang ± 10cm,
luka tertutup kassa steril, mulut bersih, mukosa lembab, bibir normal, gigi
tampak bersih, pasien sikat gigi 2x sehari pada siang dan sore hari,
77
78
5.1.2 Masalah keperawatan yang muncul adalah nyeri akut berhubungan dengan
payudara.
5.1.3 Nyeri akut berhubungan dengan luka bekas post op sectio caesarea setelah
5.1.4 Beberapa tindakan mandiri perawat pada klien dengan diagnosa medis
dan keluarga.
79
5.1.5 Pada akhir evaluasi semua tujuan dapat tercapai karena adanya
kerjasama yang baik antara klien, keluarga dan tim kesehatan. Hasil
evaluasi pada Ny.K belum sesuai dengan harapan karena masalah teratasi
5.2 Saran
berikut :
hubungan yang baik dan keterlibatan klien, keluarga dan tim kesehatan
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Rumah Sakit Umum Daerah Bangil. (2019). Data Awal Kasus Penyakit Bulan
Januari-Juni Tahun 2015. Bangil: Balitbang RSUD Bangil
Carpenito, Lynda Jual. (2007). Rencana Asuhan dan Pendokumentasian
Keperawatan. Alih Bahasa Monica Ester. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Oxorn, Harry dan Forte W.R. (2010). Ilmu Kebidanan.Jakarta. Yayasan Essentia
Medica
82
Depkes RI, (2011), Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan
Anak (PWS-KIA), Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat,
Direktorat Kesehatan Keluarga, Jakarta.
Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba
Medika
pengambilan studi kasus ini dengan jelas dari mahasiswa yang bernama Fitri
Hidayati proses pengambilan studi kasus ini dan saya mengerti semua yang telah
dijelaskan tersebut.
Saya setuju untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan studi kasus ini
Dengan ini saya memberikan kesediaan setelah mengerti semua yang telah
dijelaskan oleh peneliti terkait dengan proses pengambilan studi kasus ini dengan
baik. Semua data dan informasi dari saya sebai partisipan hanya akan digunakan
Tanda tangan..............................................................................................Partisipan
(...........................................................................................)
Tanda Tangan....................................................................................................Saksi
(..........................................................................................)
Tanda Tangan.................................................................................................Peneliti
(.........................................................................................)
YAYASAN KERTA CENDEKIA
AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA
Jalan Lingkar Timur Rangka Kidul, Sidoarjo 61232
Telepon: 031-8961496, Fax: 031-891497
Email: admin@kertacendekia.ac.id
PENYULUHAN KESEHATAN
I. Tujuan
memahami dan
II. Sasaran
RS Bangil Pasuruan
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Demonstrasi
V. Setting
1. Setting Waktu
YAYASAN KERTA CENDEKIA
AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA
Jalan Lingkar Timur Rangka Kidul, Sidoarjo 61232
Telepon: 031-8961496, Fax: 031-891497
Email: admin@kertacendekia.ac.id
KEGIATAN PENYULUHAN
Peserta
2. Setting Tempat
Penyaji
VI. Media
Laptop
LCD
Leaflet
VII. Pengorganisasian
Moderator : Fitri Hidayati
Penyaji : Fitri Hidayati
Notulen : Fitri Hidayati
Fasilitator : Fitri Hidayati
Dokumentasi : Fitri Hidayati
YAYASAN KERTA CENDEKIA
AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA
Jalan Lingkar Timur Rangka Kidul, Sidoarjo 61232
Telepon: 031-8961496, Fax: 031-891497
Email: admin@kertacendekia.ac.id
VIII. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan media dan tempat
b. Pengorganisasian dilakukan 1 hari sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan waktunya
b. Peserta penyuluhan antusias dalam menanggapi materi
c. Peserta penyuluhan antusias dalam mengikuti kegiatan tanya jawab
d. Peserta diupayakan tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan
penyuluhan selesai
3. Evaluasi Hasil
a. Penyuluhan mengerti tentang perawatan payudara pada ibu hamil
b. Peserta hadir saat penyuluhan
YAYASAN KERTA CENDEKIA
AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA
Jalan Lingkar Timur Rangka Kidul, Sidoarjo 61232
Telepon: 031-8961496, Fax: 031-891497
Email: admin@kertacendekia.ac.id
MATERI SAP
A. Pengertian
Post natal breast care pada ibu nifas merupakan perawatan payudara yang
dilakukan pada ibu pasca melahirkan/nifas untuk melancarkan sirkulasi darah dan
mencegah tersumbatnya saluran payudara sehingga memperlancar pengeluaran
ASI. Pelaksanaan perawatan payudara dimulai sedini mungkin, yaitu 1-2 hari
setelah bayi dilahirkan dan dilakukan 2 kali sehari. (Saleha, 2009)
Perawatan payudara adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan
teratur untuk memeliharan kesehatan payudara waktu hamil dengan tujuan untuk
mempersiapkan laktasi pada waktu post partum (Saryono, 2009).
Perawatan payudara adalah perawatan yang dilakukan pada payudara ibu
setelah melahirkan dan menyusui yang merupakan suatu cara yang dilakukan saat
merawat payudara agar ASI keluar dengan lancar (Suririnah,2007).
Jadi perawatan payudara masa nifas adalah kegiatan yang dilakukan oleh ibu
pasca melahirkan sebagai upaya untuk memelihara kesehatan payudara dan
membantu memperlancar produksi ASI.
7. Mengatasi puting susu datar atau terbenam supaya dapat dikeluarkan sehingga
siap untuk disusukan kepada bayinya
D. Waktu Pelaksanaan
1. Pertama kali dilakukan pada hari kedua setelah melahirkan
2. Dilakukan minimal 2x dalam sehari
E. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan Perawatan Payudara
1. Potong kuku tangan sependek mungkin,serta kikir agar halus dan tidak melukai
payudara.
2. Cuci bersih tangan dan terutama jari tangan.
3. Lakukan pada suasana santai,misalnya pada waktu mandi sore atau sebelum
berangkat tidur.
menggunakan ibu jari dan telunjuk lalu lanjutkan dengan gerakan memutar puting
ke satu arah.Ulangi sampai beberapa kali dan dilakukan secara rutin.
2. Jika Asi Belum Keluar
Walaupun asi belum keluar ibu harus tetap menyusui. Mulailah segera menyusui
sejak bayi baru lahir, yakni dengan inisiasi menyusui dini, Dengan teratur
menyusui bayi maka hisapan bayi pada saat menyusu ke ibu akan merangsang
produksi hormon oksitosin dan prolaktin yang akan membantu kelancaran ASI.
Jadi biarkan bayi terus menghisap maka akan keluar ASI. Jangan berpikir
sebaliknya yakni menunggu ASI keluar baru menyusui.
3. Penanganan puting susu lecet
Bagi ibu yang mengalami lecet pada puting susu, ibu bisa mengistirahatkan 24
jam pada payudara yang lecet dan memerah ASI secara manual dan di tampung
pada botol steril lalu di suapkan menggunakan sendok kecil .Olesi dengan krim
untuk payudara yang lecet. Bila ada madu, cukup di olesi madu pada puting yang
lecet.
4. Penanganan pada payudara yang terasa keras sekali dan nyeri, asi menetes pelan
dan badan terasa demam.
Pada hari ke empat masa nifas kadang payudara terasa penuh dan keras, juga
sedikit nyeri.Justru ini pertanda baik. Berarti kelenjar air susu ibu mulai
berproduksi. Tak jarang diikuti pembesaran kelenjar di ketiak, jangan cemas ini
bukan penyakit dan masih dalam batas wajar.Dengan adanya reaksi alamiah tubuh
seorang ibu dalam masa menyusui untuk meningkatkan produksi ASI, maka tubuh
memerlukan cairan lebih banyak.Inilah pentingnya minum air putih 8 sampai
dengan 10 gelas sehari. (Mellyna, 2009)
YAYASAN KERTA CENDEKIA
AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA
Jalan Lingkar Timur Rangka Kidul, Sidoarjo 61232
Telepon: 031-8961496, Fax: 031-891497
Email: admin@kertacendekia.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, dkk. 2008. Keperawatan Maternitas. Hal 460. Jakarta : EGC diakses pada
tanggal 27 Maret 2016 pukul 17.36 WIB
Mellyna, H. 2009. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Hal 29. Jakarta : Puspa
Swara. diakses pada tanggal 27 Maret 2016 pukul 17.36 WIB
Saleha, sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba
Medika. diakses pada tanggal 27 Maret 2016 pukul 19.44 WIB