Anda di halaman 1dari 3

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PEMERIKSAAN FISIK IBU POST PARTUM

Pengertian Pemeriksaan fisik ibu post partum merupakan pemeriksaan baik fisik dan mental
ibu post partum atau juga sering disebut masa nifas adalah masa sejak ibu
melahirkan bayi sampai 6 minggu (42 hari), pemberian ASI dan Kembalinya
kesehatan reproduksi seperti sebelum hamil, (Pillitery, 2011)
Tujuan 1. mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit-penyulit yang terdapat saat
kehamilan
2. mengenal dan menangani penyakit yang menyertai masa kehamilan
3. menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal
Persiapan Alat 1. Timbangan Badan
2. Pengukur Tekanan Darah (Sphygmomanometer)
3. Stetoskop
4. Thermometer
5. Jam dengan second
6. Tisu pada tempatnya
7. Bengkok
8. Pen light
9. Meteran pita
10. Kapas kering
11. Hummer untuk memeriksa refleks
12. Sarung tangan
13. Pengalas
14. Air hangat di tempatny
Alat-alat untuk pengendalian infeksi (PI), seperti cairan DTT 2 baskom, tempat
sampah medis dan non medis.

Cara Kerja Persiapan


1. Mempersiapkan alat dan bahan media yang diperlukan
2. Menyampaikan salam terapeutik
3. Menjelaskan pada klien tentang tujuan dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan, tujuan dan hasil tindakan
Pelaksanaan
A. Melakukan anamnesa :
1. Riwayat Obstetri : riwayat kehamilan sekarang dan dahulu, riwayat persalinan
sekarang dan dahulu, riwayat nifas sekarang dan dahulu
2. Riwayat ginekologi : riwayat haid dan HPHT, riwayat perkawinan, riwayat KB
3. Riwayat imunisasi
4. Riwayat penyakit ibu dan keluarga

B. Pemeriksaan Umum
1. Mendekatkan alat dengan pasien
2. Mencuci tangan dengan teknik yang benar
3. Melakukan penimbangan BB
4. Melakukan pengukuran tanda-tanda vital
5. Menginsfeksi dasar kulit kepala dan rambut ibu
6. Menginsfeksi keadaan muka ibu
7. Memeriksa mata dan melihat konjungtiva ibu
8. Memeriksa lubang hidung dan sinus ibu (gunakan pen light bila perlu)
9. Memeriksa liang telinga ibu (gunakan pen light bila perlu)
10. Memeriksa keadaan rongga mulut dan gigi ibu
11. Meraba kelenjar getah bening pada leher ibu
12. Meraba kelenjar tiroid ibu hamil sambil menganjurkan untuk menelan
13. Membuka pakaian atas ibu dan mendengarkan bunyi jantungnya dengan
stetoskop binokuler
14. Mendengar bunyi paru ibu dengan stetoskop binokuler
15. Menginsfeksi dan mempalpasi bentuk mamae ibu
16. Mengobservasi pengeluaran ASI dengan menekan areola mamae sambil
memegang putting mamae dengan jari telunjuk dan ibu jari kemudian
memencetnya, mempalpasi adakah pembengkakan, (gunakan sarung tangan
bila perlu)
17. Mempalpasi kelenjar di daerah aksila kiri dan kanan
18. Mengenakan pakaian atas dan membuka pakaian daerah perut, serta
memperhatikan bentuk abdomen ibu dan DIASTAKSIS REKTUS ABDOMINIS
(DRA)
19. Melakukan palpasi untuk mengukur TFU, kontraksi, dan posisi uterus
20. Menaikan pakaian bawah dan melihat varises pada ekstremitas bawah kanan
dan kiri, serta melakukan pemeriksaan Homan’s sign
21. Menginspeksi dan mempalpasi kedua ekstremitas bawah untuk melihat
adanya edema
22. Melakukan pemeriksaan refleks patella dengan menggunakan hummer
23. Meminta ibu membuka pakaian dalam
24. Mengatur posisi sim
25. Melakukan vulva hygiene menggunakan kapas sublimat dengan menggunakan
sarung tangan
26. Menginspeksi keadaan vulva ibu, kaji kondisi luka episiotomy dan catat adanya
tanda-tanda redness, edema, echimosis, discharge, approximation (REEDA).
Perhatikan pengeluaran Lokhea : warna, jumlah dan bau
27. Merapihkan pasien dan mengembalikan ke posisi semula sesuai dengan
kenyamanan ibu
28. Membereskan alat yang sudah dipakai
29. Melakukan cuci tangan dengan benar
Evaluasi 1. Melakukan evaluasi kepada klien setelah dilakukan tindakan keperawatan.
Menerapkan komunikasi terapetik selama melakukan pemeriksaan pada ibu hamil
Pendokumentasia 1. Mencatat hasil pemeriksaan fisik ibu
n Menyertakan nama jelas dan tanda tangan

Poin-poin ppenting dalam pemeriksaan fisik post partum


Pemeriksaan head to toe (dari kepala sampai kaki)

Pemeriksaan fokus

1. Pemeriksaan TTV (TD, R, N, S)


2. Daerah wajah : masih adakah tanda hamil (cloasma gravidarum), konjungtiva anemis / an
anemis, sklera ikterik / an ikterik
3. Daerah dada, payudara : adakah pembengkakan, bagaimana daerah puting (inverted /
eksverted/ datar), areola hiperpigmentasi, apakah colostrum sudah keluar, apakah ASI sudah
keluar
4. Abdomen, adakah tanda linea alba, linea nigra, striae gravidarum, DRA (diatasis rektus
abdominis dengan cara pasien diinstruksikan untuk mengangkat kepala menunduk
mendekatkan dagu ke arah dada tidur terlentang kemudian diukur oleh jari keregangan otot
abdomen), pemeriksaan tinggi fundus uteri sesaat melahirkan setinggi pusat, setiap hari
mengalami penurunan 1 cm / 1 jari.
5. Ekstremitas, reflek, homans sign (dengan cara satu tangan menekan lutut satu tangan
mendorong telapak kaki)
6. Genetalia :
- Lochea
Lochea rubra : hari 1 s.d 4
Lochea serosa : hari 4 s.d 10
Lochea alba : hari 10 s..d 28
- Perineum ( bila dilakukan episiotomi maka diperiksa tanda REEDA)
R : redness : kemerahan
E : edema : pembengkakan
E : ekimosis : kebiruan
D : dischart : pengeluaran
A : aproximasi : jaringan

Anda mungkin juga menyukai