Anda di halaman 1dari 19

jhj

Kegiatan Belajar Praktikum / Laboratorium


Keperawatan Maternitas

A. Deskripsi Mata Ajar


Mata kuliah ini menguraikan tentang konsep dasar obstetri ginekologi, konsep dasar keperawatan
maternitas, asuhan keperawatan ibu hamil, persalinan, bayi baru lahir, dan ibu nifas baik fisiologis
maupun patologis. Bedah kebidanan, keluarga berencana dalam konteks keluarga, kesehatan
perempuan pada masa subur sampai deengan masa menopause dan gangguan sistem reproduksi.
Pengalaman belajar diberikan melalui kuliah, penugasan dan praktikum di laboratorium.

B. Tujuan Umum
Memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk mendemonstrasikan pelaksanaan tindakan
asuhan keperawatan pada klien prenatal, intranatal, postnatal, dan bayi baru lahir.

C. Tujuan Khusus
Mahasiswa diharapkan dapat mempraktekan ketrampilan :
1. Prenatal (pemeriksaan fisik ibu hamil)
2. Intranatal (asuhan persalinan normal, mengisi partograf, manajemen nyeri persalinan)
3. Postnatal (pemeriksaan fisik post partum, perawatan perineum, perawatan luka post SC,
perawatan payudara)
4. Bayi Baru Lahir (pemeriksaan fisik bayi baru lahir)

D. Ketrampilan yang dipelajari


1. Pemeriksaan fisik ibu hamil
2. Asuhan persalinan normal
3. Mengisi partograf
4. Manajemen nyeri persalinan
5. Pemeriksaan fisik ibu post partum
6. Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
7. Perawatan perineum
8. Perawatan luka post sc
9. Perawatan payudara

E. Pelaksanaan Praktikum
Sesuai jadwal

F. Metode Evaluasi
Ujian praktikum

1
G. Pembimbing Praktikum
Terlampir sesuai jadwal

H. Tata Tertib
1. Kehadiran praktikum 100%
2. Berpakaian rapi dan sopan (tidak memakai sandal, kaos oblong, baju ketat, anting-anting dan
rambut gondrong
3. Mengenakan jas laboratorium
4. Mengganti apabila menghilangkan, merusak alat laboratorium
5. Mahasiswa menyiapkan alat sehari sebelum pelaksanaan perasat
6. Setiap mahasiswa diwajibkan untuk membuat Laporan Pendahuluan sesuai
materi yang akan dipraktikan.

2
PEMERIKSAAN FISIK IBU HAMIL

A. Pengertian
Pemeriksaan fisik pada kehamilan dilakukan melalui pemeriksaan pandang (inspeksi),
pemeriksaan raba (palpasi), periksa dengar (auskultasi) dan periksa ketuk (perkusi).
Pemeriksaan dilakukan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki, yang dalam pelaksanaannya
dilakukan secara sistematis atau berurutan.

B. Alat – alat yang dibutuhkan


1. Timbangan badan
2. Tensimeter
3. Stetoscope
4. Termometer
5. Tisu pada tempatnya
6. Bengkok
7. Pen light
8. Meteran/pita
9. Laennec/Dopler elektrik
10. Hammer untuk memeriksa refleks
11. Sarung tangan bersih
12. Kapas kering dalam tempatnya
13. Pengalas
14. Alat – alat untuk pengendali infeksi seperti : 2 baskom, 2 buah waslap, tempat sampah medis
dan non medis.

3
PEMERIKSAAN FISIK IBU HAMIL

Nama Mahasiswa :
Aspek Yang Dinilai
No Ya Tidak
1 Mencuci tangan
Menjelaskan dan menyampaikan tindakan yang akan dilakukan,
2
mencakup tujuan, hasil tindakan
Melakukan penimbangan berat badan serta pengukuran tinggi badan,
3
LILA dan panggul ibu
4 Mengukur tanda vital ibu
5 Menginspeksi dasar kulit kepala dan rambut ibu
6 Melihat keadaan muka ibu hamil
7 Memeriksa mata dan melihat konjungtiva ibu hamil
8 Memeriksa lubang hidung dan sinus ibu hamil
9 Memeriksa liang telinga ibu hamil
10 Memeriksa keadaan rongga mulut dan
11 Meraba kelenjar getah bening pada leher ibu hamil
12 Meraba kelenjar tiroid ibu hamil sambil menganjurkan menelan
Membuka pkaian atas ibu dan emndengarkan bunyi jantungnnya dengan
13
menggunakan stetoscope
14 Mendengarkan bunyi paru ibu hamil dgn stetoscope
15 Memperhatikan dan meraba bentuk payudara ibu hamil
16 Mengobservasi pengeluaran Asi dengan menekan areola mammae
Meraba kelenjar didaerah aksila kiri dan kanan ibu hamil untuk
17
memeriksa adanya pembesaran kelenjar
Memasang pakaian atas dan membuka pakaian daerah perut serta
18
memperhatikan bentuk abdomen ibu
19 Melakukan pemeriksaan leopold I
20 Mengukur tinggi fundus uteri ibu hamil dengan menggunakan meteran
pita
21 Melakukan pemeriksaan leopold II
22 Melakukan pemeriksaan leopold III
23 Melakukan pemeriksaan Leopold IV
24 Mendengarkan DJJ dgn menggunakan stetoscope laennec/doppler
25 Melakukan pemeriksaan perkusi ginjal
Membuka pakaian bawah dan memeriksa ada tidaknya varises pada
26
ekstremitas bawah ibu
27 Melihat dan memalpasi tekan udema pada ekstremitas bawah kanan dan
kiri ibu hamil
28 Melakukan pemeriksaan refleks patela
29 Mengatur posisi dorsal recumbent dan memasang pengalas
30 Melakukan vulva higiene
31 Melihat keadaan genitalia eksternal
32 Menerapkan komunikasi terapeutik selama pemeriksaan
33 Memperhatikan respon ibu selama pemeriksaan
34 Mencatat hasil pemeriksaan fisik ibu hamil
Jumlah:

4
PERTOLONGAN PERSALINAN

A. Pengertian
Persalinan adalah pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup di dunia luar kandungan
melalui jalan lahir atau jalan lain disusun dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari
dalam tubuh ibu.

B. Alat-alat yang dibutuhkan:


1. Bak instrumen berisi partus set (klem 2,gunting tali pusat 1,setengah koher 1, kateter 1)
2. Sarung tangan steril
3. Kom berisi kapas dan air DTT
4. Barak skort
5. Penghisap lendir atu delee
6. Oksitosin
7. Spuit 3cc
8. Umbilikal klem
9. Doppler
10. Kasa steril
11. Kain untuk ibu dan bayi
12. Bengkok
13. Tempat placenta
14. Baskom berisi air DTT dan waslap
15. Baskom berisi cairan klorin 0,5%
16. Tempat sampah basah dan kering

ASUHAN PERSALINAN NORMAL

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tidak


KALA I
1 Memastikan ibu sudah masuk fase intranatal
2 Memastikan kelengkapan alat
3 Menjelaskan dan menyampaikan tindakan yang akan dilakukan
4 Mengukur tanda vital ibu
5 Melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh (head to toe)
6 Melakukan pemeriksaan leopold I, II, III, IV
7 Mengukur fundus uteri
8 Melakukan vulva higiene
9 Melakukan periksa dalam dengan menggunakan sarung tangan
10 Melakukan pemeriksaan his/kontraksi
11 Melakukan pengelolaan nyeri persalinan
12 Membuat catatan hasil observasi kemajuan persalinan di lembar partograf
Melakukan manajemen nyeri persalinan dan melibatkan suami untuk
13
mensupport ibu
KALA II
14 Mendengarkaan dan melihat adanya tanda persalinan kala II
Menjelaskan kondisi ibu, tindakan dan tujuan serta hasil tindakan kepada ibu
15
dan keluarga

5
16 Mengajarkan kembali cara meneran
17 Menyiapkan alat pertolongan persalinan
18 Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah
Melakukan pemeriksaan dalam, pastikan pembukaan sudah lengkap dan
19
selaput ketuban sudah pecah
20 Mencelupkan tangan kanan yang telah menggunakan sarung tangan ke dalam
21 larutan klorin 0,5%
Memeriksa DJJ setelah kontraksi uterus selesai
22 Mengatur posisi melahirkan yg nyaman bagi ibu dan sesuai dengan keinginan
ibu
23 Memasang handuk di atas perut ibu
24 Membantu melahirkan kepala
Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara
25
spontan
26 Membersihkan mulut, hidung, dan mata bayi dengan kasa steril
27 Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat
28 Membantu melahirkan bahu
Membantu melahirkan bagian tubuh yang lain (punggung, bokong dan
29
bagian tubuh bayi yang lain)
30 Setelah bayi lahir, melakukan penilaian APGAR Score
31 Meletakkan bayi diatas handuk yang berada diatas perut ibu
32 Mengeringkan bayi
33 Memriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus
Jepit tali pusat dengan klem kira – kira 3 cm dari umbilikal bayi. Klem kedua
34
dengan jarak 3 – 4 cm dari klem pertama
35 Melakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem
36 Mengikat tali pusat dengan benang DTT
Melakukan inisiasi menyusui dini dengan meletakkan bayi tengkurap di dada
37
ibu
38 Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat
KALA III
39 Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 – 10 cm dari vulva
40 Memeriksa tinggi fundus uteri, kontraksi dan kandung kemih
41 Lakukan peregangan tai pusat terkendali (PTT)
Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan untuk emalhirkan dengan hati -
42
hati
43 Segera setelah plasenta lahir, lakukan masase pada fundus uteri
44 Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta
KALA IV
45 Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum
46 Memastikan uterus berkontraksi dengan baik
Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling
47
sedikit 1 jam
48 Lakukan penimbangan/pengukuran bayi, obat tetes mata antibiotik profilaksis
dan pemberian vitamin K
49 Lanjutkan pemantauan kontraksi
50 Ajarkan ibu cara melakukan masase uterus
51 Evaluasi jumlah kehilangan darah
52 Memeriksa keadaan umum bayi
53 Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
54 Buang bahan – bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai
55 Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT
56 Memastikan ibu merasa nyaman
57 Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%
58 Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5%
59 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
60 Mencatat proses pertolongan persalinan dan melengkapi partograf
Jumlah:

6
PARTOGRAF
A. Pengertian
Partograf adalah catatan grafik mengenai kemajuan persalinan untuk memantau
keadaan ibu dan janin, untuk menentukan adanya persalinan abnormal yang menjadi
petunjuk untuk tindakan bedah kebidanan dan menemukan Disproporsi Kepala Panggul
(DKP) jauh sebelum persalinan menjadi macet.

B. Cara mengisi partograf


1. lnformasi Tentang Ibu
Lengkapi bagian awal (atas) partograf secara teliti pada saat memulai asuhan persalinan.
Waktu kedatangan (tertulis sebagai: jam atau pukul pada partograf) dan perhatikan
kemungkinan ibu datang dalam fase laten. Catat waktu pecahnya selaput ketuban.
2. Kondisi Janin
Bagan atas grafik pada partograf adalah untuk pencatatan denyut jantung janin (DJJ), air
ketuban dan penyusupan (kepala janin)
a. Denyut jantung janin
Nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit (lebih sering jika ada
tandatanda gawat janin). Setiap kotak di bagian atas partograf menunjukkan waktu 30
menit. Skala angka di sebelah kolom paling kiri menunjukkan DJJ. Catat DJJ dengan
memberi tanda titik pada garis yang sesuai dengan angka yang menunjukkan DJJ.
Kemudian hubungkan yang satu dengan titik lainnya dengan garis tegas dan
bersambung Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf diantara garis tebal pada
angka 180 dan 100. Sebaiknya, penolong harus waspada bila DJJ mengarah hingga
dibawah 120 atau diatas 160. untuk tindakan-tindakan segera yang harus dilakukan
jika DJJ melampaui kisaran normal ini. Catat tindakan-tindakan yang dilakukan pada
ruang yang tersedia di salah satu dari kedua sisi partograf.
b. Warna dan adanya air ketuban
Nilai air kondisi ketuban setiap kali melakukan periksa dalam dan nilai warna air
ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat temuan-temuan dalam kotak yang sesuai di
bawah lajur DJJ. Gunakan lambang-lambang berikut ini:
i. U : selaput ketuban masih utuh (belum pecah)
ii. J : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jemih
iii. M : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium
iv. D : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah
v. K :selaput ketuban sudah pecah tapi air ketuban tidak mengalir lagi ("kering")
c. Penyusupan (Molase) Tulang Kepala Janin
Catat temuan yang ada di kotak yang sesuai di bawah lajur air ketuban. Gunakan
lambang-lambang berikut ini:

7
0 : tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi
1 : tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
2 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi masih dapat dipisahkan
3 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan
3. Pembukaan serviks
Dengan menggunakan metode yang dijelaskan di bagian Pemeriksaan Fisik dalam bab ini,
nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering dilakukan jika ada tanda-tanda
penyulit). Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf setiap temuan dari
setiap pemeriksaan. Tanda 'X' harus dicantumkan di garis waktu yang sesuai dengan lajur
besamya pembukaan serviks.
4. Penurunan bagian terbawah janin
Setap kali melakukan periksa dalam (setiap 4 jam), atau lebih sering (jika ditemukan
tandatanda penyulit). Cantumkan hasil pemeriksaan penurunan kepala (perlimaan) yang
menunjukkan seberapa jauh bagian terbawah janin telah memasuki rongga panggul. Pada
persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks selalu diikuti dengan turunnya bagian
terbawah janin. Tapi ada kalanya, penurunan bagian terbawah janin baru terjadi setelah
pembukaan serviks mencapai 7 cm. Tulisan "Turunnya kepala" dan garis tidak terputus dari
0-5, tertera di sisi yang sama dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda '0' yang ditulis
pada garis waktu yang sesuai. Sebagai cantah, jika hasil pemeriksaan palpasi kepaia di atas
simfisi pubis adalah 4/5 maka tuliskan tanda "0" di garis angka 4. Hubungkan tanda '0' dari
setiap pemeriksaan dengan garis tidak terputus
5. Garis waspada dan garis bertindak
Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir pada titik dimana
pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan adalah 1 cm per jam. Pencatatan
selama fase aktif persalinan harus dimulai di garis waspada. Jika pembukaan serviks
mengarah ke sebelah kanan garis waspada (pembukaan kurang dari 1 cm per jam), maka harus
dipertimbangkan adanya penyulit (misalnya : fase aktif yang memanjang, serviks kaku, atau
inersia uteri hipotonik, dll).
6. Waktu Mulainya Fase Aktif Persalinan
Di bagian bawah partograf (pembukaan serviks dan penurunan) tertera kotak-kotak yang
diberi angka 1-12. Setiap kotak menyatakan satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan.
7. Waktu Aktual Saat Pemeriksaan atau Penilaian
Di bawah lajur kotak untuk waktu mulainya fase aktif, tertera kotak-kotak untuk mencatat
waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan. Setiap kotak menyatakan satu jam penuh dan
berkaitan dengan dua kotak waktu tiga puluh menit yang berhubungan dengan lajur untuk
pencatatan pembukaan serviks, DJJ di bagian atas dan lajur kontraksi dan nadi ibu di bagian
bawah. Saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan, cantumkan pembukaan serviks di garis
waspada. Kemudian catatkan waktu aktual pemeriksaan ini di kotak waktu yang sesuai.
Sebagai contoh, jika hasil periksa dalam menunjukkan pembukaan serviks adalah 6 cm pada
pukul 15.00, cantumkan tanda 'X' di garis waspada yang sesuai dengan lajur angka 6 yang

8
tertera di sisi luar kolom paling kiri dan catat waktu aktual di kotak pada lajur waktu di bawah
lajur pembukaan (kotak ke tiga dari kiri).
8. Kontraksi uterus
Di bawah lajur waktu partograf, terdapat lima kotak dengan tulisan "kontraksi per 10 menit"
di sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit,
raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik.
Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit dengan cara mengisi kotak
kontraksi yang tersedia dan disesuaikan dengan angka yang mencerrninkan temuan dari hasil
pemeriksaan kontraksi . Sebagai contoh jika ibu mengalami 3 kontraksi dalam waktu satu kali
10 menit, maka lakukan pengisian pada 3 kotak kontraksi.

Obat-Obatan Dan Cairan Yang Diberikan


Dibawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk mencatat oksitosin, obat-
obat lainnya dan cairan IV.
1. Oksitosin
Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit
oksitosin yang diberikan per volume cairan IV dan dalam satuan tetesan per menit.
2. Obat-obatan lain dan cairan IV

Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan/atau cairan IV dalam kotak yang sesuai
dengan kolom waktunya.

Kondisi Ibu
Bagian terbawah lajur dan kolom pada halaman depan partograf, terdapat kotak atau ruang untuk
mencatat kondisi kesehatan dan kenyamanan ibu selama persalinan.
1. Nadi, tekanan darah dan suhu tubuh

Angka di sebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan tekanan darah ibu.
- Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan (lebih sering jika
diduga adanya penyulit). Beri tanda titik (.) pada kolom waktu yang sesuai.
- Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalinan (lebih sering
jika diduga adanya penyulit). Beri tanda panah pada partograf pada kolom waktu yang
sesuai.
- Nilai dan catat temperatur tubuh ibu (lebih sering jika teIjadi peningkatan mendadak
atau diduga adanya infeksi) setiap 2 jam dan catat temperatur tubuh pada kotak yang
sesuai.
2. Volume urin, protein dan aseton

3. Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam (setiap kali ibu berkernih).
Jika memungkinkan, setiap kali ibu berkernih, lakukan pemeriksaan aseton dan protein dalam
urin.

9
10
MANAJEMEN NYERI PERSALINAN
A. Pengertian
Nyeri persalinan merupakan pengalaman subjektif tentang sensasi fisik yang terkait dengan
kontraksi uterus, dilatasi dan penipisan serviks, serta penurunan janin selama persalinan. Respon
fisiologis terhadap nyeri meliputi peningkatan tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, keringat,
diameter pupil, dan ketegangan otot.

B. Metode penangananan nyeri persalinan


1. Aromaterapi
Aromaterapi/bau-bauan yang menyenangkan dan memberikan rasa nyaman serta relaksasi
pada tubuh dan pikiran ibu akan mereduksi nyeri dan cemas, sehingga nyeri akan berkurang.
2. Transcutaneus Elektrical Nerve Stimulation (TENS)

Transcutaneus Elektrical Nerve Stimulation (TENS) membantu menurunkan nyeri dengan


cara menstimulasi pelepasan endorphin. TENS terdiri atas baterai kecil dalam generator
dihubungkan oleh satu atau dua elektroda yag ditempelkan pada kulit. TENS merupakan alat
penurun nyeri yang bersifat noninfasif dan murah, tidak mempunyai efek samping (seperti
iritasi kulit pada area elektroda) dan dapat dikontrol oleh ibu sendiri. TENS adalah alat
yangportable dapat dibawa ke mana-mana) dan tidak mengganggu pergerakan ibu.
3. Relaksasi
Beberapa manfaat relaksasi untuk ibu diantaranya yaitu stres ibu bersalin berkurang atau
teratasi sehingga ibu mempunyai pengalaman yang positif tentang persalinan dan aliran darah
tubuh tidak dialihkan dari uterus sehingga mencegah kelelahan, terutama pada otot uterus.
Ada beberapa posisi relaksasi yang dapat dilakukan selama dalam keadaan istirahat atau
selama proses persalinan :
a. Berbaring telentang, kedua tungkai kaki lurus dan terbuka sedikit, kedua tangan rileks
di samping di bawah lutut dan kepala diberi bantal.
b. Berbaring miring, kedua lutut dan kedua lengan ditekuk, di bawah kepala diberi bantal
dan di bawah perut sebaiknya diberi bantal juga, agar perut tidak menggantung.
c. Kedua lutut ditekuk, berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk, kedua lengan di
samping telinga.
d. Duduk membungkuk, kedua lengan diatas sandaran kursi atau diatas tempat tidur.
Kedua kaki tidak boleh mengantung.
e. Keempat posisi tersebut dapat dipergunakan selama ada his dan pada saat itu ibu harus
dapat mengonsentrasikan diri pada pernapasan atau pada sesuatu yang menyenangkan.
4. Teknik Pernafasan
Dibawah ini tiga alternatif panduan untuk ibu melakukan teknik pernapasan sederhana yaitu :
a. Pikirkan kata ”rileks” yang terdiri dari dua suku kata, yaitu ”ri” dan ”leks”.
Selanjutnya, cobalah latihan ini. Ketika menarik napas, pikirkan kata ”ri”,saat
menghembuskan , pikirkan kata ”leks”. Jangan alihkan pikiran dari kata ”rileks”

11
tersebut. Ketika menghembuskan napas, singkirkan segala ketegangan dari tubuh,
khususnya otot-otot yang biasanya mudah tegang setiap kali stres.
b. Cobalah menghitung pernapasan. Begitu bernapas, hitung tiga sampai empat, atau
lebih secara perlahan-lahan. Ketika menghembuskan napas, hitung sampai tiga atau
empat lagi.
c. Cobalah bernapas melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut. Embuskan
napas dari mulut dengan lembut. Banyak ibu merasa lebih enak mengeluarkan suara
saat menghembuskan napas, misalnya ”fuuuuuuuuuh”
5. Kompres Panas / Dingin
Kompres panas meningkatkan suhu kulit lokal, sirkulasi, dan metabolisme jaringan. Kompres
panas mengurangi spasme otot dan meningkatkan ambang nyeri. Kompres panas lokal atau
selimut hangat akan menenangkan wanita. Sedangkan kompres dingin terutama berguna untuk
nyeri musculoskeletal atau sendi. Kompres dingin mengurangi ketegangan otot (lebih lama
dibandingkan dengan kompres panas). Kompres dingin juga mengurangi pembengkakan dan
menyejukkan bagi kulit.
6. Intradermal Water Blocks
Intradermal Water Blocks atau yang disebut injeksi intra kutan air steril menurunkan nyeri
tulang belakang (low back pain) selama persalinan. Intradermal water block terdiri atas empat
injeksi aquabides (water steril) intradermal dosis 0,05-0,1 mL dengan menggunakan syringe
1 mL, 25 gauge needle. Injeksi disemprotkan dalam waktu 20-30 detik. Penggunaan larutan
saline untuk menggunakan water steril menyebabkan penurunan nyeri pada umumnya namun
kurang efektif untuk menurunkan nyeri pinggang.
7. Hidroterapi
Air merupakan hal yang mengagumkan dalam penurunan nyeri. Saat persalinan air dapat
membuat ibu menjadi rileks, membawa perasaan seolah berada pada dunia sendiri tanpa
seorang pun masuk didalamnya. Hidroterapi dapat dilakukan dengan cara menyiram tubuh
dengan shower ke area punggung, atau perut untuk menurunkan stimulus nyeri akibat
kontraksi. Selain itu, hidroterapi dapat juga dilakukan dengan cara berendam dalam kolam
atau bak untuk persalinan dan berakhir sampai bayi lahir. Teknik ini lebih dikenal dengan
nama waterbirth. Penggunaan hidroterapi tersebut tidak dapat menghilangkan nyeri secara
keseluruhan, namun hidroterapi dapat membuat ketidaknyamanan selama persalinan dapat
diatasi.
8. Hypnobirthing
Hypnobirthing merupakan metode yang cukup baru yang mulai dikenal oleh masyarakat kita.
Metode ini berfokus pada self-hypnosis untuk menciptakan suasana tenang dan nyaman
selama proses menjelang kelahiran buah hati anda. Metode ini juga berfokus pada olahraga
yang dilakukan selama proses kehamilan agar tubuh anda siap saat menghadapi proses
kelahiran. Metode ini mengajarkan anda cara pernapasan pada perut, panduan secara
visualisasi mengenai self-hypnosis untuk membantu anda mengurangi rasa sakit dan
ketidaknyamanan pada saat proses melahirkan. Anda akan diajarkan juga bagaimana

12
menggunakan alat bantuan untuk bisa menempatkan dari anda pada keadaan hypnotis. Banyak
dari para ibu yang sudah melakukan teknik Hypnobirthing ini mengaku bahwa rasa sakit pada
saat proses kelahiran itu berkurang, bahkan tidak merasakan sakit lagi.
9. Massage
Umunnya ada dua teknik pemijatan yang dilakukan dalam persalina, yaitu effleurage dan
countepressure. Effleurage adalah teknik pemijatan berupa usapan lembut, lambat, dan
panjang atau tidak terputus-putus. Teknik ini menimbulkan efek relaksasi. Sedangkan
massage countepressure adalah pijatan tekanan kuat dengancara meletakkan tumit tangan atau
bagian datar dari tanagn, atau juga menggunakan bola tenis. Tekanan dapat diberikan dalam
gerakan lurus atau lingkaran kecil. Teknik ini efektif menghilangkan rasa sakit punggung
akibat persalinan.
10. Metode Lamaze
Metode Lamaze merupakan metode tertua yang ada di Amerika. Metode ini menggunakan
beberapa teknik pengalih perhatian, seperti berkonsentrasi, mengatur pola pernapasan, dan
point yang terpenting untuk anda yaitu, untuk membantu anda mengatasi rasa sakit dan
ketidaknyamanan pada saat proses persalinan dan kelahiran. Anda dan pasangan anda akan
diajarkan beberapa posisi melahirkan yang berbeda dan efek yang ditimbulkan pada proses
kelahiran, serta kemampuan berkomunikasi yang baik yang akan membantu anda dengan tim
perawat dalam proses kelahiran. Menurut Metode Lamaze, dukungan merupakan kunci utama
untuk proses kelahiran yang baik dan setelah proses kelahiran. Pasangan anda akan diajarkan
teknik memijat serta cara yang lain untuk membantu anda mengatasi rasa sakit pada saat
proses kelahiran buah hati anda.

13
PEMERIKSAAN FISIK IBU POST PARTUM

A. Pengertian
Pemeriksaan fisik pada ibu postpartum dilakukan untuk mendapatkan data terkait adaptasi
fisiologis ibu dan perubahan – perubahan yang terjadi selama periode postpartum.
Pemeriksaan fisik semala kala IV (1 – 2 jam postpartum) meliputi pengkajian stabilitas fisik
ibu.

B. Alat dan bahan


1. Timbangan badan
2. Spigmomanometer
3. Stetoscope
4. Termometer
5. Jam dengan second
6. Tisu dalam tempatnya
7. Bengkok kosong
8. Pen light
9. Meteran pita
10. Reflek Hammer
11. Sarung tangan
12. Kapas kering

14
PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK IBU POST PARTUM

No Aspek Yang Dinilai Ya Tidak


1 Menyiapkan alat
Menjelaskan dan menyampaikan tindakan yang akan dilakukan, tujuan dan hasil
2
tindakan
3 Melakukan penimbangan berat badan
4 Mengukur tanda vital
5 Memeriksa dasar kulit kepala dan rambut ibu
6 Memeriksa keadaan muka ibu
7 Memeriksa mata dan konjungtiva ibu
8 Memeriksa lubang hidung ibu menggunakan pen light
9 Memeriksa liang telinga ibu menggunakan pen light
10 Memeriksa keadaan rongga mulut dan gigi ibu
11 Meraba kelenjar getah bening pada leher ibu
12 Mendengarkan bunyi paru ibu menggunakan stetoscope
13 Memperhatikan dan meraba bentuk payudara
Mengobservasi pengeluaran ASI dengan menekan areola mammae sambil
14
memegang puting mamae dengan jari telunjuk dan ibu jari
15 Meraba daerah aksila kiri dan kanan
16 Memeriksa abdomen ibu
Mengukur tinggi fundus uteri, kontaksi uteri dan posisi uterus serta memeriksa
17
diatasis rektus abdominis
18 Memeriksa ekstremitas bawah terhadap adanya varises, serta melakukan
pemeriksaan homan sign
19 Palpasi kedua ekstremitas untuk melihat adanya odema
20 Melakukan pemeriksaan refleks patela
Melakukan pemeriksaan terhadap vulva ivu (kaji kondisi episiotomi, dan catat
21
adanya tanda REEEDA, perhatikan pengeluaran lokea : warna, jumlah dan bau
22 Menerapkan komunikasi terapeutik selama melakukan pemeriksaan
23 Memperhatikan respon ibu selama pemeriksaan
24 Mencatat hasil pemeriksaan fisik ibu
Jumlah:

15
PEMERIKASAAN FISIK BAYI BARU LAHIR

A. Pengertian
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan antropometri, head to toe pada bayi baru lahir yang
meliputi inspeksi, palpasi, dan auskultasi, dan pemeriksaan refleks.

B. Alat-alat yang dibutuhkan


1. Timbangan bayi
2. Pengukur tinggi bayi
3. Stetoskop bayi
4. Termometer bayi
5. Penlight

PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR


No Aspek Yang Dinilai Ya Tidak
Menjelaskan dan menyampaikan tindakan yang akan dilakukan,tujuan dan
1
hasil tindakan
2 Mempersiapkan alat sesuai kebutuhan
3 Mencuci tangan dengan benar
4 Melakukan inspeksi keadaan umum
5 Memeriksa kulit bayi yang meliputi warna, turgor dan lanugo
6 Melakukan penimbangan BB dan mengukur TB
7 Mengukur tanda vital
8 Memeriksa kepala
9 Mengukur lingkar kepala
10 Memeriksa telinga
11 Memeriksa mata
12 Memeriksa mulut , terutama area mulut dan langit – langit
13 Rangsang refleks hisap
14 Memriksa dada
15 Memeriksa jantung
16 Memeriksa bahu, lengan dan tangan. Perhatikan gerakan dan jumlah jari
17 Memeriksa abdomen
18 Memeriksa alat genitali anak
Memeriksa ekstremitas atas dan bawah, perhatikan gerakan ekstremitas,
19
bentuk, serta hitung jumlah jari
20 Memeriksa tulang punggung
Memeriksa keadaan neuromuskular meliputi : refleks morro, refleks
21 genggam, refleksrooting, refleks tonik leher, refleks babinski. Tonus otot
dan tremor
22 Pemeriksaan mekonium dan urin
23 Merapikan kembali pakaian bayi
24 Mencuci tangan
25 Mencatat hasil pemeriksaan dengan singkat dan benar
Jumlah:

16
PERAWATAN PERINEUM

A. Pengertian
Membersihkan area vulva dan perineum ibu setelah melahirkan.

B. Alat-alat yang dibutuhkan


1. Kom tertutup berisi savlon 1 % steril
2. 1 pasang sarung tangan steril
3. Korentang dalam tempatnya
4. 1 bengkok
5. Bak instrument steril
6. Air untuk cebok (sebaiknya air hangat)dalam tempatnya
7. Pispot
8. Kapas desinfektan / sublimat dalam tempatnya
9. Tempat sampah
10. Perlak dan pengalasnya

PROSEDUR PERAWATAN PERINEUM

No Aspek Yang Dinilai Ya Tidak


1 Mempersiapkan alat sesuai kebutuhan
2 Menjelaskan dan menyampaikan tindakan yang akan dilakukan dan tujuan
3 Melakukan persiapan diri seperti mencuci tangan
4 Membuka pakaian bawah ibu, pasang pengalas, atur posisi ibu.
Perhatikan jumlah dan kondisi lochea yang terdapat di pembalut, lalu buang
5
pembalut ke tempat sampah
6 Mencuci tangan kembali
7 Memasang sarung tangan,jaga tangan kanan tetap steril (jika prosedur dilakukan
tanpa menggunakan pinset)
Mengajurkan ibu menarik nafas dalam agar relaks dan menjaga agar bokong
8
tidak diangkat-angkat.
9 Bersihkan vulva dan perineum dari arah atas ke bawah, lalu buang ke bengkok
Lakukan pengeringan area vulva dan perineum dengan menggunakan kassa
10
kering
11 Buka sarung tangan
12 Memasang kembali pembalut dan celana dalam ibu
Tanyakan ibu apakah sudah merasa nyaman, rapikan posisi ibu seperti semula,
13
bereskan semua alat-alat, kemudian perawat mencuci tangan
14 Lakukan pencatatan pada status pasien seperti: kondisi lochea, TFU, kontraksi,
dan keadaan perineum
Jumlah:

17
PERAWATAN LUKA POST SC

A. Pengertian
Perawatan luka pada post operasi sectio caesarea yang bertujuan untuk penyembuhan jaringan dan
juga untuk mencegah infeksi.

B. Alat-alat yang dibutuhkan


1. Bak instrumen steril
2. Pinset steril (2 anatomis, 2 cirurgis)
3. Hansdscoon steril
4. Gunting perban
5. Kom steril
6. Plester
7. Larutan NaCl 0,9%
8. Alas perlak
9. Larutan klorin
10. Tempat sampah medis

PROSEDUR PERAWATAN LUKA POST SC

No Aspek Yang Dinilai Ya Tidak


1 Menyiapkan alat
2 Mencuci tangan
3 Menjelaskan dan menyampaikan tindakan yang akan dilakukan dan tujuan
4 Menjaga privacy klien
Buka alat-alat steril, tuangkat larutan klorin ke bengkok, tuangkan NaCl 0,9%
5
ke bengkok, dan persiapkan plester
6 Atur posisi klien, berikan pengalas
7 Memakai sarung tangan
8 Lepaskan plester dan balutan menggunakan pinset
9 Kaji kondisi luka post op SC
10 Bersihkan luka, pertahankan sterilitas
11 Keringkan luka menggunakan kassa kering
12 Tutup luka dengan kassa steril
13 Membuka sarung tangan
14 Fiksasi kassa dengan plester
15 Atur kembali posisi klien
16 Evaluasi kegiatan
17 Membereskan alat dan cuci tangan
18 Mendokumentasikan kegiatan
Jumlah:

18
PERAWATAN PAYUDARA

A. Pengertian
Perawatan payudara dilakukan pada ibu baik pada masa kehamilan maupun pada masa
menyusui, perawatan payudara bertujuan untuk memperlancar pengeluaran ASI

B. Alat-alat yang dibutuhkan


1. Handuk 2 buah
2. Waslap 2 buah
3. Sarung tangan
4. Baskom 2 buah yang berisi air hangat dan dingin
5. Kapas dan minyak kelapa/baby oil
6. Sarung tangan

PROSEDUR PERAWATAN PAYUDARA

No Aspek Yang Dinilai Ya Tidak


1 Mempersiapkan alat sesuai kebutuhan
2 Menjelaskan dan menyampaikan tindakan yang akan dilakukan dan tujuan
3 Melakukan persiapan diri seperti mencuci tangan
4 Mengatur privacy
5 Atur posisi klien, lalu membuka pakaian atas klien
Basahi kapas dengan minyak / baby oil, dan kompres puting susu dengan kapas
5
minyak tersebut selama 3-5 menit
Setelah 3-5 menit, bersihkan puting susu dengan gerakan memutar, bersihkan
6
sampai bersih
7 Ketuk-ketuk payudara dengan jari-jari tangan dengan gerakan memutar
Gerakan I : Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak, Kedua tangan
8 diletakkan diantara kedua payudara kearah atas, samping, bawah dan lepaskan
ke arah depan (lakukan gerakan 30 kali)
Gerakan II : Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak , Telapak tangan
kiri menopang payudara kiri, dan jari-jari tangan saling dirapatkan, Sisi
9
kelingking kanan mengurut payudara kiri dari pangkal payudara ke arah puting,
demikian pula pada payudara sebelah kanan (lakukan 30 kali).
Gerakan III : Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak, Telapak tangan
10 kiri menopang payudara kiri, jari-jari tangan dikepalkan, tulangtulang kepalan
tangan kanan mengurut payudara dari pangkal ke arah puting (lakukan 30 kali)
Selanjutnya rangsang payudara dengan air hangat dingin bergantian, siram /
11 kompres payudara dengan air hangat dulu baru air dingin, siram bergantian
sampai 5 menit.
12 Keringkan payudara dengan handuk
13 Gunakan BH yang menopang payudara bukan yang menekan payudara.
14 Rapikan alat-alat, dan cuci tangan
Jumlah:

19

Anda mungkin juga menyukai