Anda di halaman 1dari 42

TOPIK

PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU HAMIL

1. Identitas Mata Kuliah


a. Nama Mata Kuliah : Keperawatan Maternitas
b. Jumlah SKS : 3 SKS
c. Semester : IV
d. Nama Dosen Pengasuh :
1) Ns.Dewi NurvianaSuharto,S.kep.M.kep.sp.KMB
2) Ni Made Ridla Nilasanti, S.kep. M.Biomed
e. Deskripsi Singkat Mata Kuliah :
Mata kuliah ini menguraikan tentang konsep dasar keperawatan maternitas,
konsep asuhan keperawatan ibu hamil, intra natal, post natal, dan kesehatan
reproduksi. Kegiatan pembelajaran dirancang dengan ceramah, diskusi dan
praktika, dihapakan dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa
menyelesaikan capaian pembelajaran
f. Sasaran Belajar : Mahasiswa Semester IV
2. Pendahuluan
Deskripsi Penuntun ini berisi langka-langka klinik secara berurutan
Model : yang akan di lakukan oleh peserta ketika melakukan
pemeriksaan fisik pada ibu hamil.

Sasaran Mahasiswa semester IV


pembelajaran
praktikum :

Tata tertib dan Selama menjalani praktikum mahasiwa wajib mentaati tata
etika praktik : tertib yang ada antara lain :
1. Wajib menaati peraturan yang berlaku baik yang ada
di laboratorium kampus atau di lahan praktik.
2. Kehadiran harus sesuai dengan jadwal yang telah di
sepakati dengan pembimbing.

1
3. Kehadiran praktikum adalah 100%
4. Setiap melakukan praktikum wajib mendatangani
aftar hadir
5. Bila di tengah-tengah praktik meninggalkan tempat
tanpa ijin maka di anggap tidak hadir.
Alokasi waktu 1x170 menit x 16 minggu = 2800 menit/46 jam.
praktik :

Tempat praktik : Laboratorium Prodi D III keperawatan poso

Teori atau prinsip dasar yang menjadi landasan praktikum

Pengertian Pemeriksaan fisik pada ibu hamil adalah suatu tindakan


pemeriksaan yang meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi dan
perkusi

Tujuan 1. Melakukan pemeriksaan inspeksi pada ibu hamil


2. Melakukan pemeriksaan inspeksi dengan efektif dan
efisien
3. Melakukan pemeriksaan palpasi pada ibu hamil
4. Melakukan pemeriksaan auskultasi pada ibu hamil
5. Melakukan pemeriksaan perkusi pada ibu hamil
Gambar materi

Prosedur dan Mekanisme Praktek

2
Pemeriksaan inspeksi

Persiapan alat 1. Menyiapkan alat untuk pemerisaan inspeksi


a. Lampu senter
b. Spatel lidah
c. Sarung tangan dalam tempatnya
d. Kapas yang dbasahi dengan desinfektan tingkat
tinggi
e. Ember/ waskom plastik berisi larutan klorin 0,5%
f. Sarung ibu
g. Baju atasan yang longgar
h. Satus ibu
i. Alat tulis
j. Tempat sampah berisi larutan klorin 0,5%
2. Menyiapkan lingkungan:
Satu ruangan untuk tempat pemeriksaan yang tertutup
dan nyaman, berisi sebuah tempat tidur lengkap
dengan kasur dan bantal. Laken sarung bantal dan
selimut sudah dipasang dengan rapi. Satu buah meja
diatasnya sudah ditata-tata alat-alat pemeriksaan. Satu
biah kursi yang diatur sedemikian rupa sehingga meja
dan alat-alat terletak disebelah kanan tempat tidur, dan
kursi terletak depan meja.
3. Pemeriksa menyiapkan diri. Mencuci tangan di air
mengalir dengan sabun kemudian dikeringkan dengan
handuk bersih.
4. Menyiapkan ibu:
a. Memberi informasi tujuan pemeriksaan
b. Memberi informasi bagian-bigan tubuh ibu yang

3
akan diperiksa
c. Mempersilahkan ibu berkemih dan mengganti
pakaian dengan sarung ibu/ baju atasan yang
disediakan bila ibu menggunakan pakaian yang
menghalangi prosedur pemeriksaan.
d. Mempersilahkan ibu masuk keruang pemeriksaan
dan berbaring terlentang di tempat tidur

Prosedur 1. Melaksanakan pemeriksaan


tindakan a. Memeriksa sampai leher
1) Mengamatai kepala dan rambut : apakah
lotor/bersih
2) Mengamati wajah: apakah ada edema, kloasma
3) Mengamati mata dengan membuka kedua
kelopak mata bawah menggunakan kedua ibu
jari, apakah warna merah muda atau pucat, dan
mengamati sklera apakah berwarna putih atau
kuning? Ikhterik
4) Mengamati rongga mulut dengan mempersilakan
ibu membuka mulut secara bebas, kalau
diperlukan menekan lidah menggunakan spatel
lidah, untuk mengamati apakah ada
pembengkakan pada tonsil dan gigi berlubang.
5) Mengamati bagian leher, apakah ada
pembengkakan pada saluran linfe dan kelenjar
tiroid dan pembesaran vena jugularis.
b. Mengamati kedua ektremitas atas
1) Apakah ada edema pada jari-jari
2) Kebiruan pada kuku
c. Mengamati payudara. Pada saat mengamati
payudara, kedua lengan ibu dinaikkan sampai ketiak

4
kelihatan. Amati:
1) Ukuran payudara simetris/ tidak
2) Puting susu menonjol, datar, atau masuk
3) Apakah ada benjolan pada payudara
4) Apakah ada pembesaran kelenjar ketiak
5) Apakah ada dumpling (puting susu tertarik)
d. Mengamati abdomen:
1) Pembesaran abdomen apakah sesuai dengan
umur kehamilan
2) Apakah ada luka bekas operasi

Kemudian pemeriksaan dilanjutkan dengan


pemeriksaan tinggi fundus uteri dengan teknik Mc Donald
mulai pada umur kehamilan 22 minggu. Setelah umur
kehamilan 36 minggu pada kehamilan normal atau 28
minggu bila pemeriksaan fundus uteri dengan teknik Mc
Donald ditemukan tingginya melebihi umur kehamilan
berdasarkan hari pertama haid terakhir, dilakukan palpasi
dengan teknik leopold. Kemudian dilanjutkan dengan
pemeriksaan denyut jantung janin.
e. Mengamati ekstremitas bawah
1) Amati apakah ada edema pada tibia dengan
menekan tulang tibia menggunakan jari telunjuk
tangan kanan
2) Amati ada/ tidaknya varises pada kedua tungkai
3) Warna kebiruan pada kuku
f. Mengamati genita luar
1) Pemeriksaan dilakukan bila ada keluhan pada
genitalia yang diperoleh dari hasil anamnesis
2) Memberi penjelasan pada ibu tentang tujuan
dilakukan pemeriksaan genitalia bagian luar
3) Meminta persetujuan lisan kepada ibu apakah

5
ibu berkenan genitalianya diperiksa. Bila ibu
tidak berkenan genitalianya diperiksa,
pemeriksaan tidak perlu dilakukan. Apabila
diprediksi keluhan ibu membahayakan
kehamilan, dilakukan rujukan kepada ahli.
4) Pemeriksa memakai sarung tangan steril pada
tangan kanan
5) Pakaian ibu dinaikkan sampai perut dengan
tangan kiri pemeriksa
6) Mempersilakan ibu menekuk kedua lututnya dan
membuka sampai genitalia kelihatan
7) Pemeriksa mengamati bagian vagina, kedua
labia mayora dibuka dengan tangan pemeriksa
yang sudah menggunakan sarung tangan steril.
Yang diamati:
a) Struktur anatomi
b) Rabas vagina
c) Adanya pembengkakan
d) Pengeluaran dari uretra dan kelenjar skene
e) Tanda penyakit menular seksual
(kondilomalata, kondilomatala)
8) Setelah seselai pengamatan pemeriksa
membuka sarung tangan
9) Sarung tangan habis pakai dimasukkan ke
larutan klorin pada tempat yang telah disediakan
10)Mempersilakan ibu duduk dengan kaki
menggantung ditepi tempat tidur dan menunggu
sampai pemeriksa selesai mencuci tangan
11)Pemeriksa mencuci tangan di air mengalir
menggunakan sabun. Kemudian dikeringkan

6
menggunakan handuk yang bersih
12)Sementara ibu masih duduk dengan kaki
menggantung ditepi tempat tidur. Pemeriksaan
dilanjutkan dengan pemeriksaan perkusi untuk
memeriksa refleks patella dan terakhir
pemeriksaan lingkar lengan
13)Setelah selesai pemeriksaan lingkar lengan ibu
dipersilakan turun dari tempat tidur kemudian
duduk di kursi yang telah disediakan
14)Pemeriksa mencuci tangan di air mengalir
menggunakan sabun kemudian dikeringkan
menggunakan handuk yang bersih
15)Mencatat hasil pemeriksaan di status ibu

Pemeriksaan palpasi pada ibu hamil


Gambar materi

Pemeriksaan tinggi fundus


Persiapan alat 1. Menyiapkan alat. Persiapan alat dilaksanakan
bersamaan dengan pemeriksaan inspeksi.
2. Menyiapkan ibu:
a. Member tahu tujuan pemeriksaan dan proses
pemeriksaan yang akan menimbulkan
perasaan geli atau tidak enak, tetapi tidak

7
membahayakan ibu dan janin.
b. Memposisikan ibu tidur telentang, memakai
satu bantal di kepala dan lutut agak ditekuk.
Prosedur 1. Melakukan langkah pemeriksaan:
tindakan a. Melakukan palpasi dengan teknik Leopold I
 Pemeriksaan berdiri di sebelah kanan ibu
menghadap ke bagian wajah ibu.
 Tangan kiri dan tangan kanan menentukan
batas fundus uteri, dan dengan sedikit
mendorong fundus uteri ke tengah-tengah.
Bila fundus uteri berada di samping akan
di dorong ke tengah dengan tangan kiri,
bila fundus uteri berada di samping kiri di
dorong dengan tangan kanan.
 Tangan kanan menahan fundus uteri,
tangan kiri mengukur tinggi fundus uteri
mulai dari atas fundus sampai xifoideus,
menggunakan jari telunjuk, jari tengah, jari
manis dan jari kelingking. Atau tangan kiri
menahan fundus uteri, tangan kanan
mengukur tinggi fundus uteri dari batas
fundus sampai pusat
 Meletakkan jari-jari tangan kanan dan
tangan kiri pada fundus uteri untuk
merasakan bagian-bagian janin yang
berada pada fundus uteri, dengan jalan
menekan secara lembut dan menggeser
tangan secara bergantian, bila perlu sedikit
menggoyangkan untuk mencari apakah
ada lentingandari bagian janin yang di
raba.

8
 Menganalisi hasil pemeriksaan. Bila
dirasakan satu bagian besar , bulat, keras,
ada lentingan merupakan pertanda kepala
janin berada di fundus uteri, dan janin
tunggal. Bila dirasakan satu bagian besar
bulat,lunak, dan tidak ada lentingan
merupakan pertanda bokong janin berada
pada fundus uteri dan janin tunggal. Bila
dirasakan bagian yang datar, melebar,
merupakan pertanda punggung
janinberada pada fundus uteri , atau
meraba bagian kecil-kecil yang lunak
sebagai pertanda janin letak melintang.
Apabila dirasakan pada fundus uteri ada
dua atau lebih bagian besar, atau satu
bagian besar dan satu bagian yang
mendatar, merupakan pertanda kehamilan
jannin ganda atau lebih dari satu.

b. Melakukan palpasi dengan Leopold II


 Menggese ujung jari tangan kiri yang
dirapatkan sehingga terletak pada dinding
perut ibu di bagian samping kanan, dan
ujung jari ibu di bagian samping kiri,
sehingga posisi tangan kiri dan kanan
sejajar pada ketinggian yang sama.
 Tangan kiri mendorong dinding perut
kanan ibu dengan lembut, jari tangan
kanan yang dirapatkan meraba dinding
perut ibu di bagian janin yang terlerak
pada bagian samping kiri uterus ibu.

9
 Menganalisis hasil pemeriksaan. Bila
dirasakan bagian yang rata, memanjang,
dan ada tahanan merupakan pertanda
punggung janin. Bila dirasakan bagian
kecil lembut dan tidak ada tahanan
merupakan pertanda bagian-bagian kecil
janin. Bila dirasakan bagian yang bulat,
keras dan melenting merupakan pertanda
kepala janin, atau bila dirasakan bagian
bulat lunak tidakmelenting merupakam
pertanda bokong janin, ini berarti janin
letak lintang. Bila di bagian samping
kanan, samping kiri uterus, dan di bagian
fundus dirasakan masing-masing satu
bagian besar janin,merupakan pertanda
kehamilan janin ganda dengan posisi
melintang dan membujur.
c. Melakukan palpasi dengan teknik Leopold III
 Menggeser tangan kiri ke bagian fundus
uteri, kemudian memfiksasi fundus uteri,
tangan kanan digeser ke bagian bawah
uterus, ibu jari dan jari-jari lainnya meraba
bagian janin yang berada di uteris bagian
bawah dan menggoyangkan.
 Menganalisis hasil pemeriksaan. Bila
dirasakan bagian yang keras dan ada
lentingan meruppakan pertanda kepala
janin. Bila dirasakan bagian lunak tidak
adaa lentingan pertanda bokong janin. Bila
dirasakan mendatar dan di bawah kosong
berarti pada bagian bawah

10
uteruspunggung atau bagian kecil janin.
Bilabagian janin yang berada pada bawah
uterus bisa digoyangkan, merupakan
pertanda belum masuk pintu atas panggul,
sedagkan bila bagian janin yang berada
pada bagianbawah uterus tidak bisa
digoyangkan merupakan pertanda bahwa
sudah masuk ke pintu atas panggul. Bila
bagian janin yang berada pada bagian
bawah uterus susah digoyangkan, tapi
masih bisa digoyangkan merupakan
pertanda bahwa bagian janin yang berada
pada bagianbawah sudah mepet dengan
tepi atas tulang simfisis pubis.
d. Melakukan palpasi dengan teknik Leopold IV
 Meminta ibu meluruskan kaki nya (lutut
tidak di tekuk)
 Pemeriksa menghadap ke bagian kaki ibu
dengan sebelumnya member tahu kepada
ibu
 Meletakkan tangan kiri di bagian samping
kanan uterus ibu. Ujung-ujung.
Mempertemukan ibu jari kiri dan kanan,
kemudian merapatkan ujung-ujung jari
tangan kiri dan tangan kanan, dan
dipertemukan.
 Mengamati pertemuan ujung-ujung jari kedua
tangan, bila ujung-ujung jari kedua tangan
bisa saling dipertemukan disebut konvergen,
merupakan pertanda bahwa bagian janin yang
berada di bawah uterus belum masuk pintu

11
atas panggul; bila ujung-ujung jari kedua
tangan tidak dapat saling dipertemukan
disebut divergen, merupakan pertanda bahwa
bagian janin yang berada di bawah uterus
sudahmasuk pintu atas panggul.
2. Mencatat hasil pemeriksaan pada status ibu
Setelah melakukan pemeriksaan palpasi dengan
teknik Leopold, dilanjutkan dengan pemeriksaan
auskultasi untuk mendengar denyut jantung janin.

Pemeriksaan auskultasi
Prosedur Pergerakan janin biasanya dirasakan ibu di usia kehamilan
pemeriksaan 16 minggu (multigravida) atau 20 minggu (primigravida).
Denyut jantung janin dapat terdengar melalui doppler (12
minggu). fetoscope (18-20 Minggu). atau ultrasound
stetoskope (awal timester). Pemeriksaan USG kehamilan
dapat lebih tepat memperkirakan usia kehamilan dan
digunakan apabila tanggal menstruasi terakhir tidak dapat
dipastikan atau jika ukuran uterus tidak sesuai dengan
kepastian tanggal menstruasi terakhir. Lokasi untuk
mendengar denyut jantung janin berada sekitar garis
tengah fundus uteri 2-3 cm di alas simfisis terus ke arah
kwadran kiri bawah. Pastikan DJJ dengan cara
membedakannya dari denyut nadi ibu melalui palpasi nadi
radial ibu, apabila telah yakin hitung DJJ, hitung frekuensi
dalam satu menit.

12
TOPIK
SENAM IBU HAMIL

1. Identitas Mata Kuliah


a. Nama Mata Kuliah : Keperawatan Maternitas
b. Jumlah SKS : 3 SKS
c. Semester : IV
d. Nama Dosen Pengasuh :
Ns.Dewi NurvianaSuharto,S.kep.M.kep.sp.KMB
Ni Made Ridla Nilasanti, S.kep. M.Biomed
e. Deskripsi Singkat Mata Kuliah :
Mata kuliah ini menguraikan tentang konsep dasar keperawatan maternitas,
konsep asuhan keperawatan ibu hamil, intra natal, post natal, dan kesehatan
reproduksi. Kegiatan pembelajaran dirancang dengan ceramah, diskusi dan
praktika, dihapakan dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa
menyelesaikan capaian pembelajaran
f. Sasaran Belajar : Mahasiswa Semester IV
2. Pendahuluan
Deskripsi Penuntun ini berisi langka-langka klinik secara berurutan
Model : yang akan di lakukan oleh peserta ketika mengajarkan
senam pada ibu hamil

Sasaran Mahasiswa semester IV


pembelajaran
praktikum :

Tata tertib dan Selama menjalani praktikum mahasiwa wajib mentaati tata
etika praktik : tertib yang ada antara lain :
1. Wajib menaati peraturan yang berlaku baik yang ada di
laboratorium kampus atau di lahan praktik.
2. Kehadiran harus sesuai dengan jadwal yang telah di

13
sepakati dengan pembimbing.
3. Kehadiran praktikum adalah 100%
4. Setiap melakukan praktikum wajib mendatangani aftar
hadir
5. Bila di tengah-tengah praktik meninggalkan tempat
tanpa ijin maka di anggap tidak hadir.
Alokasi waktu 2x100 menit x 14 minggu = 2800 menit/46 jam.
praktik :

Tempat praktik : Laboratorium Prodi D III keperawatan poso

Teori atau prinsip dasar yang menjadi landasan praktikum

Pengertian Senam hamil adalah program kebugaran yang


diperuntukkan bagi Ibu hamil.

Tujuan 1. Prenatal
a. Persalinan yang fisiologis (alami) dengan ibu dari
bayi sehat
b. Persiapkan mental dan fisik untuk ibu hamil
c. Kontraksi dengan baik, ritmis dan kuat pada
segmen bawah : rahim, serviks, otot-otot dasar
panggul
d. Relaksasi
e. Informasi kesehatan (termasuk hygiene) tentang
kehamilan kepada ibu hamil, suami/keluarga atau
masyarakat.
2. Post natal
a. Mengembalikan otot - otot yang berhubungan
langsung maupun tidak langsung pada proses
persalinan kepada bentuk dan tonus awal
b. Mengembalikan bentuk dan sikap tubuh yang
baik

14
c. Mencegah kelainan - kelainan yang mungkin
terjadi dalam persalinan
Gambar materi

Prosedur dan Mekanisme Praktek

Persiapan alat 1. Kaset


2. Tape recorder
3. Alas/matras
4. Baju senam
5. Ruangan aman nyaman
Prosedur Latihan untuk Trimester I
tindakan 1. Duduk bersila
Tujuan : Posisi ini memungkinkan dinding perut
menekan isi perut ke dalam termasuk posisinya
sehingga kedudukan bayi tetap baik.
2. Melemaskan/mengulurkan otot - otot paha bagian dalam
Tujuan : Dengan otot - otot paha yang lemas berdampak
pada perluasan pintu bawah panggul.

15
Posisi : Ibu duduk bersila dengan kedua telapak tangan
di ujung lutut atau paha Gerakan : Dengan tekanan BB
ibu, ibu menekan kedua krtut ke arah samping sehingga
bokong terangkan dari kasur, lakukan 15 gerakan setiap
kali latihan.
3. Mendidik sikap/posisi baik Tujuan : Menguatkan otot -
otot sikap dan mempertahankannya sehingga menjadi
reflek
Posisi : Tidur telentang dengan menempatkan kedua
telapak kaki pada dinding dan lutut lurus. Gerakan :
Kerutkan otot - otot bokong dan perut, tetakkan bahu
pada kasur serta kerutkan leher.
4. Peningkatan Posisi : Tidur terlentang dengan
menempatkan kedua telapak kaki menempel pada
dinding dan lutut lurus, buat kontraksi otototot perut dan
bokong dahulu, ditambah dengan gerakan bahu rotasi
keluar, ekstensi siku, ekstensi pergelangan tangan,
ekstensi jari menekan kasur, kemudian mencoba
bertahan sampai 20 detik dan melepaskan gerakan
serta istirahat (waktu bertahan bernafas dengan dada),
lakukan 5 - 6 kali setiap kali latihan.

Latihan untuk Trimester II


1. Latihan pernafasan Tujuan : 1) Memberikan efek
penenang 2) Memperbaiki ventilasi udara 3)
Memperlancar peredaran darah 4) Meningkatkan dan
mengalihkan konsentrasi 5) Membantu proses kelahiran
tanpa merasa lelah 6) Memperoleh O2 banyak untuk
tumbuh kembang janin dan juga untuk ibu Langkah
pernafasan : Latihan dilakukan pagi bangun tidur dan
malam sebelum tidur sebanyak 6 kali latihan.

16
a. Pernafasan perut Tujuan : Dinding perut lemas,
sehingga memudahkan saat dilakukan palpasi posisi
janin. Posisi : Posisi badan tidur terlentang dengan
satu bantal, kedua kaki dibungkukkan. Posisikan
kedua telapak tangan diatas perut sekitar pusat.
Gerakan : Lakukan gerakan menaikkan perut sambil
menarik nafas dan mengempiskan perut saat
membuang nafas dari mulut secara perlahan. Saat
ini telapak tangan terlepas dari dinding perut.
Anjuran : a) Tahan nafas dari hidung b) Keluarkan
dari mulut
b. Pernafasan iga Tujuan : Mendapatkan sebanyak
mungkin 02 ke dalam badan. Posisi: Ibu hamil tidur
telentang dengan kedua kaki dibungkukkan dengan
meletakkan kedua telapak tangan pada iga di bawah
dada. Gerakan : Ibu mengeluarkan nafas dari mulut,
mengempiskan iga, kemudian menarik nafas dan
kedua tulang sambil menggembungkan iga.
c. Pernafasan dada Tujuan : Sebagai latihan pada
waktu melahirkan. Posisi: Ibu hamil tidur terlentang
dengan kedua lutut dibengkokkan sedangkan
telapak tangan diletakkan pada dada. Gerakan :
Buang nafas dari mulut, tangan menekan dada ke
bawah/ dalam, tarik nafas dari hidung dan dada
menggembung
2. Peningkatan latihan nafas 1) Panting/Dog breath Posisi
badan berbaring, tangan diperut, tarik nafas dan buang
nafas melalui mulut dengan irama terengah-engah. 2)
Peningkatan latihan pernafasan tiup nafas dari mulut,
kemudian tarik nafas dari hidung diperpanjang sampai
hitungan 3-10 kali hitungan. 3) Peningkatan keluaran

17
nafas Saat mengeluarkan nafas dari mulut diperpanjang
satu menit, guna meredakan
3. Latihan lewat otot perut Tujuan : Menahan isi perut
dengan bertambah besamya kehamilan otot perut dapat
mengulur dan harus dikuatkan agar panggul tidak jatuh
ke depan. Posisi: Ibu hamil tidur terlentang dengan
kedua lutut dibengkokkan sedangkan telapak tangan
diletakkan di atas perut. Kegiatan: Mengempiskan
dinding perut ke dalam sehingga dinding perut terlepas
dari telapak tangan ibu. Anjuran : Latihan ini dilakukan 6
kali setiap latihan.
4. Latihan dasar otot bokong Manfaat: Berperan dalam
menentukan posisi panggul karena dengan bertambah
besarnya kehamilan otot bokong mengalami penguluran
sehingga menimbulkan rasa sakit pada lipat paha.
a. Ibu hamil tidur terlentang dengan kedua lutut
dibengkokkan sedangkan telapak tangan diletakkan
di atas perut. Kegiatan : Kerut otot bokong bersama
dengan paha bagian bawah, sehingga punggung
menekan rapat pada lantai kasur. Kemudian
tepaskan dan membuat cekungan di punggung.
Anjurkan ibu untuk meraba tonjolan tulang di bagian
depan panggul yang akan bergerak ke belakang
ketika kerutan otot - otot dan bergerak kedepan pada
waktu melepaskan kerutan. Latihan ini
mengakibatkan gerak fleksi ke panggul. Anjuran :
Buatlah 15 - 30 kali gerakan dalam sekali latihan.
b. Merangkak Kegiatan : Lakukan gerakan merangkak.
kerutkan otot bokong bersama dengan paha bagian
bawah, kembungkan punggung dengan posisi
kepala melihat ke arah perut, kembali ke posisi

18
semula dengan kepala ditegakkan. Anjuran : Buatlah
15 - 30 kali gerakan dalam sekali latihan.
c. Peningkatan Tujuan : Mengurangi rasa pegal di
panggul apabila dilakukan diantara his. Posisi:
Duduk di atas tumit dengan diberi bantal tipis
diantaranya, dan letakkan lengan dan kepala pada
tempat duduk kursi, kemudian kerutkan otot - otot
tadi.
5. Latihan panggul
a. Latihan dasar panggul jatuh ke samping Tujuan :
Mengurangi rasa sakit pada perut bagian samping.
Posisi: Tidur terlentang dengan satu kaki lurus dan
satu kaki dibengkokkan. Kegiatan : Tarik/gerakkan
kaki lurus membuat panggul mendekati iga - iga
kemudian dorong kaki lurus ke arah depan. Ulangi
latihan tersebut dengan kaki lainnya. Anjuran :
Buatlah 6 kali latihan untuk tiap sisi dengan kaki
lurus. Peningkatan Posisi: Merangkak Kegiatan :
Kepala menoleh ke panggul kiri atau kanan
mendekati igaiga. Anjuran : Buatlah 6 kali latihan
untuk tiap sisi.
b. Latihan dasar rotasi panggul Tujuan :
Menghilangkan rasa capai dan panggul dan
pinggang akibat menuanya kehamilan menimbulkan
rasa tidak nyaman di daerah panggul. Posisi: Tidur
terlentang dengan satu kaki turus dan satu kaki
dibengkokkan kedua lengan disamping atas di
bawah bantal. Kegiatan : Bawa lutut yang menekuk
sejauh mungkin pada sisi yang berlawanan serta
mengangkat tumit. Lakukan latihan tersebut pada
kaki lain. Anjuran : Buatlah 6 kali latihan untuk tiap

19
sisi. Peningkatan Posisi: Merangkak; lingkari dada
dengan satu lengan sampai ujung jari menunjuk ke
atas dan lengan siku lurus, ayunkan lengan ke atas
ke belakang, serta pandangan mata mengikuti
gerakan. Lakukan gerakan yang sama untuk lengan
lainnya Kerutkan otot perut setama membuat latihan
gerak tersebut. Anjuran : Buatlah 6 kali latihan untuk
tiap sisi.
c. Latihan dasar olot - otot dasar panggul Tujuan :
Menguatkan otot - otot tersebut, sehingga mencegah
prolaps uteri dan wasir, untuk pelemasan otot- otot
tersebut yang diperlukan waktu mengejan. Latihan 1
Posisi: Tidur terlentang dengan kedua lutut
dibengkokkan. Kegiatan : Kerutkan otot bokong,
segala yang ada diantara paha dan perut bagian
bawah berturut - turut. Tahan kerutan tersebut
selama 6 detik kemudian lepaskan. Kekuatan otot -
otot tersebut dapat dengan melakukan latihan ada
saat BAK.
Latihan 2
Posisi: Tidur terlentang dengan kedua lutut dibengkokkan.
Kegiatan : Seperti kegiatan pada latihan 1, tetap pada
melepaskan kontraksi maka dibiarkan masing - masing lutut
jatuh ke samping kiri dan kanan. Apabita ada ketegangan
pada otot paha bagian dalam maka gerakan latihan
ditambah dengan gerak menutup paha yang bertahan
selama 6 detik atau gerak menutup paha yang ditahan
melawan tenaga manual dan melepaskan kontraksi,
sehingga mencapai fase relaksasi otot paha bagian dalam
tersebut. Anjuran : Latihan dilakukan dua kali sehari masing
- masing 6 kali hitungan.

20
Mencegah kaki ceper Tujuan : Mencegah kaki ceper Posisi:
Ibu hamil duduk di pinggir kasur dengan bersandar pada
kedua tangan di belakang, kedua lutut dibengkokkan,
telapak kaki ditempelkan pada lantai. Kegiatan : Angkat
telapak kaki bagian tengah maupun depan dengan ujung
jari-jari kaki dalam keadaaan tetap menempel di lantai.
Anjuran : Lakukan 30 kali setiap kali latihan.
Peningkatan :Lakukan latihan yang sama dengan posisi
berdiri. Anjuran : Ibu hamil setiap pagi berjalan untuk
mencegah telapak kaki ceper
6. Latihan mengejan Posisi: Posisi pertama hamil: duduk
bersandar pada tembok dengan kedua kaki
dibengkokkan. Kegiatan : Lakukan latihan peningkatan
pernafasan dada, tarik nafas dengan hidung atau mulut,
tundukkan kepala. mata dibuka, kempiskan perut
(jangan gigit bibir) mengejan ke arah depan bawah.
Posisi tangan memegang lutut. Kekuatan nafas dengan
bunyi desah. Anjuran : Lakukan 5 kali setiap latihan.
Posisi: Seperti posisi awal Kegiatan : Kerutkan otot
perut kombinasi pelemasan otot - otot dasar panggul
dan otot paha bagian dalam. Berkongkok Tujuan :
Mencegah kram atau kejang pada betis Posisi: Berdiri.
kaki sedikit renggang (untuk rasa aman anjurkan ibu
untuk berpegangan pada sesuatu) Kegiatan: Berjongkok
sampai ke tumit, mengangkat tumit, dengan rotasi
keluar dari panggul dan membuka lutut. Anjuran :
Lakukan 6 kali tiap pagi setiap kali latihan h. Latihan otot
tungkai
a. Mencegah oedema Posisi pertama ibu hamil: Duduk
dengan kedua kaki turus ke depan, berputar ke atas
kedua tangga yang diletakkan disamping belakang.

21
Kegiatan : Fleksi Inversi Plantarfleksi Eversi
b. Latihan istirahat sempurna (relaksasi total) Tujuan :
Ibu dapat menghadapi persalinan sealamiah
mungkin karena mulut rahim dapat cepat terbuka
Posisi: Tempatkan bantal miring, ibu hamil tidur
disamping dengan kepala diletakkan di bantal bagian
bawah (kiri) letakkan dengan posisi fleksi di
belakang punggung lutut atas (kanan). Fleksi ke
depan lutut bawah (kiri), fleksi di belakang, agar
punggung membengkok kepala ditundukkan.
Kegiatan : Kerutkan kelompok - kelompok otot dari
ujung kaki sampai otot muka berurutan dan bersama
- sama, kemudian lepaskan sampai tercapai
perasaan santai, mata terpejam, nafas dengan irama
lambat, lepaskan beban fikiran sampai tercapai
istirahat sempurna (tertidur 5-10 menit).
7. Latihan mengejan efektif Pada ibu hamil dengan umur
kehamilan 36 minggu. latihan mengejan dilakukan
dengan posisi yang sebenarnya. Pernafasan yang
digunakan adalah pernafasan dada. Posisi: 1) Tidur
terlentang dengan 2 bantal, membujur ke belakang, satu
bantal melintang 2) Kedua tangan merangkul paha
dengan menarik ke arah samping atas 3) Siku tidak
boleh tertahan di kasur Kegiatan : 1) Peningkatan
pernafasan dada, tarik nafas dengan mulut, tundukkan
kepala ke dagu, tempelkan ke dada 2) Mata terbuka
dengan pandangan ke depan, mulai tertutup, kempiskan
perut, dan mengejan ke arah depan bawah 3) Tahan
sambil rangkul kuat kedua paha 4) Keluarkan nafas
dengan mendesak 5) Lakukan nafas panting Anjuran :
Setiap latihan 2-3 kali

22
8. Latihan mendesak sungsang Tujuan : Mencegah
sungsang Posisi: Duduk di atas tumit Kegiatan : 1)
Merangkak, kedua telapak tangan tegak lurus di bawah
bahu dan kedua lutut tegak lurus di bawah panggul 2)
Tanpa mengubah posisi panggul, siku dibengkokkan
sampai dada menyentuh kasur 3) Letakkan muka di
kasur, menoleh kiri dan kanan 4) Berdiam pada posisi
tersebut 1 menit, tingkatkan sampai 15 menit. Anjuran :
1) Mencegah letak sungsang : 1 kali sehari 15' 2) Letak
sungsang : 2 kali sehari 15
9. Mencegah wasir Posisi: Ibu tidur terlentang dengan
kedua lutut dibengkokkan Kegiatan : Kerutkan otot
bokong dan angkat panggul sejauh mungkin ke atas,
tahan dalam keadaan berkerut, nafas biasa kemudian
dilepaskan Anjuran : Lakukan 5 - 6 kali dalam satu hari

23
TOPIK
PENILAIAN APGAR SCORE PADA BAYI BARU LAHIR

1. Identitas Mata Kuliah


a. Nama Mata Kuliah : Keperawatan Maternitas
b. Jumlah SKS : 3 SKS
c. Semester : IV
d. Nama Dosen Pengasuh :
Ns.Dewi NurvianaSuharto,S.kep.M.kep.sp.KMB
Ni Made Ridla Nilasanti, S.kep. M.Biomed
e. Deskripsi Singkat Mata Kuliah :
f. Mata kuliah ini menguraikan tentang konsep dasar keperawatan maternitas,
konsep asuhan keperawatan ibu hamil, intra natal, post natal, dan kesehatan
reproduksi. Kegiatan pembelajaran dirancang dengan ceramah, diskusi dan
praktika, dihapakan dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa
menyelesaikan capaian pembelajaran
g. Sasaran Belajar : Mahasiswa Semester IV
2. Pendahuluan
Deskripsi Penuntun ini berisi langka-langka klinik secara berurutan yang
Model : akan di lakukan oleh peserta ketika melakukan penilaian APGAR
score pada bayi baru lahir

Sasaran Mahasiswa semester IV


pembelajar
an
praktikum :

Tata tertib Selama menjalani praktikum mahasiwa wajib mentaati tata tertib
dan etika yang ada antara lain :
praktik : 6. Wajib menaati peraturan yang berlaku baik yang ada di
laboratorium kampus atau di lahan praktik.

24
7. Kehadiran harus sesuai dengan jadwal yang telah di sepakati
dengan pembimbing.
8. Kehadiran praktikum adalah 100%
9. Setiap melakukan praktikum wajib mendatangani aftar hadir
10. Bila di tengah-tengah praktik meninggalkan tempat tanpa ijin
maka di anggap tidak hadir.
Alokasi 2x100 menit x 14 minggu = 2800 menit/46 jam.
waktu
praktik :

Tempat Laboratorium Prodi D III keperawatan poso


praktik :

Teori atau prinsip dasar yang menjadi landasan praktikum

Pengertian Menurut Prawirohardjo (2010) nilai APGAR adalah suatu metode


sederhana yang digunakan untuk menilai keadaan umum bayi
sesaat setelah kelahiran. Penilaian ini perlu untuk mengetahui
apakah bayi menderita asfiksia atau tidak, yang dinilai adalah
frekuensi jantung (Heart rate), usaha nafas (respiratory effort),
tonus otot (muscle tone), warna kulit (colour) dan reaksi terhadap
rangsang (respon to stimuli)
yaitu dengan memasukkan kateter ke lubang hidung setelah jalan
nafas dibersihkan

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pemeriksaan APGAR


score pada bayi baru lahir

25
Gambar
materi

Prosedur dan Mekanisme Praktek

Persiapan 1. Stetoskop 1 buah


alat 2. Sarung tangan bersih satu pasang
3. Masker 1 buah
4. Apron 1 buah
Prosedur Pra interaksi
tindakan 1. Cek identitas pasien
Interaksi :
Orientasi
1. Memberi salam pada ibu bayi atau keluarga
2. Memperkenalkan diri
3. Mengklasifikasi nama bayi
4. Jelaskan tujuan tindakan kepada keluarga
5. Memastikan lingkungan hangat dan terang
6. Meletakkan alat yang mudah dijangkau
Kerja
1. Memberi kesempatan pada ibu bertanya sebelum tindakan
dimuai
2. Mencuci tangan

26
3. Memakai APD
4. Meletakkan bayi di tempat yang rata
5. Periksa APGAR score bayi secara sistematis sebagai
berikut :
- Penilaian APGAR score dilakukan pada menit pertama
dan kelima setelah kelahiran, penilaian tersebut
meliputi :
a. Jantung atau denyut jantung
b. Usaha napas yang berhunbungan dengan tangis bayi
c. Tonus otot
d. Refleks , misalnya batuk bersin pada saat dilakukan
pengisapan lender
e. Warna kulit

Aspek yang dinilai

Klasifikasi APGAR

27
28
TOPIK
PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI BARU LAHIR

1. Identitas Mata Kuliah


a. Nama Mata Kuliah : Keperawatan Maternitas
b. Jumlah SKS : 3 SKS
c. Semester : IV
d. Nama Dosen Pengasuh :
Ns.Dewi NurvianaSuharto,S.kep.M.kep.sp.KMB
Ni Made Ridla Nilasanti, S.kep. M.Biomed
e. Deskripsi Singkat Mata Kuliah :
f. Mata kuliah ini menguraikan tentang konsep dasar keperawatan maternitas,
konsep asuhan keperawatan ibu hamil, intra natal, post natal, dan kesehatan
reproduksi. Kegiatan pembelajaran dirancang dengan ceramah, diskusi dan
praktika, dihapakan dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa
menyelesaikan capaian pembelajaran
g. Sasaran Belajar : Mahasiswa Semester IV
2. Pendahuluan
Deskripsi Penuntun ini berisi langka-langka klinik secara berurutan yang akan
Model : di lakukan oleh peserta ketika melakukan pemeriksaan fisik pada
bayi baru lahir

Sasaran Mahasiswa semester IV


pembelaj
aran
praktiku
m:

Tata Selama menjalani praktikum mahasiwa wajib mentaati tata tertib


tertib dan yang ada antara lain :
etika 1. Wajib menaati peraturan yang berlaku baik yang ada di
praktik : laboratorium kampus atau di lahan praktik.
2. Kehadiran harus sesuai dengan jadwal yang telah di sepakati

29
dengan pembimbing.
3. Kehadiran praktikum adalah 100%
4. Setiap melakukan praktikum wajib mendatangani aftar hadir
5. Bila di tengah-tengah praktik meninggalkan tempat tanpa ijin
maka di anggap tidak hadir.
Alokasi 2x100 menit x 14 minggu = 2800 menit/46 jam.
waktu
praktik :

Tempat Laboratorium Prodi D III keperawatan poso


praktik :

Teori atau prinsip dasar yang menjadi landasan praktikum

Pengertia Pengkajian fisik yang dilakukan pada bayi baru lahir bertujuan untuk
n memastikan normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari
normal

Tujuan indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan bayi melakukan


penyesuaian terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa
yang diperlukan.
Prosedur dan Mekanisme Praktek

Persiapa 1. kapas
n alat 2. senter
3. termometer
4. stetoskop
5. selimut bayi
6. bengkok
7. timbangan bayi
8. pita ukur/metlin
9. pengukur panjang badan
Prosedur 1. Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan

30
pemeriks tindakan
aan 2. Cuci dankeringkan tangan , pakai sarung tangan
3. Pastikan pencahayaan baik Periksa apakah bayidalam
keadaan hangat
4. Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian
yangg akan diperiksa (jika bayi telanjang pemeriksaan harus
dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti kembali
dengan cepat
5. Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh
- Mengukur antropometri
a. Penimbangan berat badan
b. Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala
penimbangan ke titik nol sebelum penimbangan. Hasil
timbangan dikurangi berat alas dan pembungkus bayi
c. Pengukuran panjang badan
d. Letakkan bayidi tempat yang datar. Ukur panjang badan dari
kepala sampai tumit dengan kaki/badan bayidiluruskan. Alat
ukur harus terbuat sampai tumit dengan kaki/badan bayi
diluruskan. Alat ukur harus terbuat dari bahan yang tidak
lentur(Bennet & Brown, 1999).
e. Ukurl ingkar kepala
Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala
kembali lagi ke dahi (Bennet & Brown, 1999).
f. Ukur lingkar dada
ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke
dada (pengukuran dilakukan melalui kedua puting susu)
- Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah ukuran
dan tampilannya normal. Sutura yang berjarak lebar
mengindikasikan bayi Sutura yang berjarak lebar

31
mengindikasikan bayi preterm,moulding yang buruk atau
hidrosefalus. Pada kelahiran spontan letak kepala, sering
terlihat tulang kepala tumpang tindih yang disebut
moulding/moulase.Keadaan ini normal kembali setelah
beberapa hari sehingga ubun-ubun mudah diraba.

Perhatikan ukuran dan ketegangannya. Fontanel anterior


harus diraba, fontanel yang besar dapat terjadi akibat
prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil
terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini
mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan
peningkatan tekanan intakranial, sedangkan yang cekung
dapat tejadi akibat deidrasi. Terkadang teraba fontanel ketiga
antara fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena
adanya trisomi 21
Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput
suksedaneum, sefal hematoma, perdarahan
subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak
Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ;
Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali,
mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya (Bennet & Brown,

32
1999)
b. Wajah
wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayitampak
asimetris hal ini dikarenakan posisi bayidi intrauteri.
Perhatikan kelainan wajah yang intrauteri.Perhatikan kelainan
wajah yang khas seperti sindrom down atau sindrom piere
robin. Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir
seperti laserasi, paresi N.fasialis.

c. Mata
- Goyangkan kepala bayi secara perlahanlahan supaya
mata bayiterbuka.
- Periksa jumlah, posisi atau letak mata
- Perksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang
belum sempurna Periksa adanya glaukoma kongenital,
- Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan
tampak sebagai pembesaran kemudian sebagai kekeruhan
pada kornea
- Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitupupil berwarna

33
putih. Pupil harus tampak bulat. Terkadang ditemukan
bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat
mengindikasikan adanya defek retina
- Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan
konjungtiva atau retina
- Periksa adanya sekret
- Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh
kuman gonokokus dapat menjadi panoftalmia dan
menyebabkan kebutaan
- Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan
bayimengalami sindrom down
d. Hidung
- Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan
lebarnya harus lebih dari 2,5 cm.
- Bayiharus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut
harus diperhatikan melalui mulut harus diperhatikan
kemungkinan ada obstruksi jalan napas akarena atresia
koana bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang
menonjol ke nasofaring
- Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang
berdarah , hal ini kemungkinan adanya sifilis kongenital
- Periksa adanya pernapasan cuping
- Periksa adanya pernapasan cuping hidung, jika cuping
hidung mengembang menunjukkan adanya gangguan
pernapasan ( Depkes.RI,2003)

34
e. Mulut
- Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dansimetris.
Ketidaksimetrisan bibir menunjukkan adanya palsi
menunjukkan adanya palsi wajah. Mulut yang kecil
menunjukkan mikrognatia
- Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula
(kista lunak yang berasal dari dasar mulut
- Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada
persambungan antara palatum keras dan lunak
- Perhatika adanya bercak putih pada gusi atau palatum
yang biasanya terjadi akibatvEpistein’s pearl atau gigi atau
gigi
- Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak.
Bayidengan edema otak atau tekanan intrakranial
meninggi seringkali lidahnya keluar masuk (tanda foote)

35
Bibir sumbing (Bennet & Brown, 1999).

f. Telinga
- Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya
- Pada bayicukup bulan, tulang rawan sudah matang
- Dauntelinga harus berbentuk sempurna dengan
lengkungan yang jelas dibagia atas
- Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya
rendah (low set ears)terdapat pada bayiyangmengalami
sindrom tertentu (Pierre-robin)
- Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikelhal ini dapat
berhubungan dengan abnormalitas ginjal

36
g. Leher
- Leher bayibiasanya pendek dan harus diperiksa
kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik. Jika terdapat
keterbatasanpergerakan kemungkinan ada kelainan tulang
leher
- Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan
Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan
kerusakan pad fleksus brakhialis
- Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya
pembengkakan.periksa adanya pembesaran kelenjar tyroid
dan vena jugularis
- Adanya lipata kulit yang berlebihan di bagian belakang
leher menunjukkan adanya kemungkinan trisomi 21.
h. Klavikula
Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya
terutama pada bayiyang lahir dengan presentasi bokong atau
dengan presentasi bokong atau distosia bahu. Periksa
kemungkinan adanya fraktur
i. Tangan
- Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara

37
meluruskan kedua lengan ke bawah
- Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang
kemungkinan adanya kerusakan neurologis atau fraktur
- Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau
- Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau
sidaktili
- Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang
hanya satu buah berkaitan dengan abnormaltas
kromosom, seperti trisomi 21
- Periksa adanya paronisiapada kuku yang dapat terinfeksi
atau tercabut sehingga menimbulkan luka dan perdarahan
g. Dada
- Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila
tidak simetris kemungkinan bayimengalami pneumotoraks,
paresis diafragma atau hernia diafragmatika. Pernapasan
yang normal dinding dada dan abdomen bergerak secara
bersamaan.Tarikan sternum abdomen bergerak secara
bersamaan.Tarikan sternum atau interkostal pada saat
bernapas perlu diperhatikan
- Pada bayicukup bulan, puting susu sudah terbentuk
dengan baik dan tampak simetris
- Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal

38
j. Abdomen
- Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara
bersamaan dengan gerakan dada saat bernapas. Kaji
adanya pembengkakan
- Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia
diafragmatika diafragmatika
- Abdomen yang membuncit kemungkinan karena
hepatosplenomegali atau tumor lainnya
- Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis
vesikalis, omfalokel atau ductus omfaloentriskus persisten
(Lodermik, Jensen 2005)
k. Genetalia
- Pada bayilaki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3
cm.Periksa posisi lubang uretra. Prepusium tidak boleh
ditarik karena akan menyebabkan fimosis
- Periksa adanya hipospadia dan epispadia
- Skrortum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis
ada dua ada dua

39
- Pada bayiperempuan cukup bulan labia mayora menutupi
labia minora
- Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina
- Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari
vagina, hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon ibu
(withdrawl bedding) (Lodermik, Jensen 2005)
k. Anus dan rectum
- Periksa adanya kelainan atresia ani , kaji posisinya
- Mekonium secara umum keluar pada 24 jam pertama, jika
sampai 48 jam jam pertama, jika sampai 48 jam
belumkeluar kemungkinan adanya mekonium plug
syndrom, megakolon atau obstruksi saluran pencernaan
l. Tungkai
- Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang
kedua kaki dengan meluruskan keduanya dan bandingkan
- Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas.
- Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kuraknya
gerakan berkaitan dengan adanya trauma, misalnya
fraktur, kerusakan neurologis.
- Periksa adanya polidaktili atau sidaktili padajari kaki

40
m. Spinal
- Periksa psina dengan cara menelungkupkan bayi, cari
adanya tandatanda abnormalitas seperti spina bifida,
pembengkakan, lesung atau bercak kecil pembengkakan,
lesung atau bercak kecil berambut yang dapat
menunjukkan adanya abdormalitas medula spinalis atau
kolumna vertebra(Loder mik, Jensen 2005)
n. Kulit
Perhatikan kondisi kuli bayi.
- Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir
- Periksa adanya pembekakan
- Periksa adanya pembekakan
- Perhatinan adanya vernik kaseosa
- Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat
pada bayikurang bulan

41
- jelaskan pada ibu ataukelurga tentang hasil pemeriksaan
- Rapikan bayi
- Bereskan alat
- Lakukan pendokumentasian tindakan dan
- Lakukan pendokumentasian tindakan dan hasil pemeriksaan

42

Anda mungkin juga menyukai