Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan dalam (pemeriksaan pervaginam) dilakukan untuk menilai:
Dokter biasanya tidak terlalu sering melakukan pemeriksaan dalam karena kemungkinan bisa
menimbulkan infeksi. Jika hasil pemeriksaan dalam pembukaan pembukaan serviks sudah
lengkap (kurang lebih selebar 10 cm) dan bayi berada dalam posisi kepala, maka artinya Ibu
sudah memasuki kala II dan si Kecil sudah siap untuk lahir melalui persalinan normal.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Definisi
Pemeriksaan penunjang pada setiap ibu bersalin diperlukan untuk melakukan screening terhadap
penyakit – penyakit yang dapat menyertai pada setiap ibu bersalin. Pemeriksaan penunjang
mutlak harus lakukan mengingat salah satu manfaatnya adalah untuk mendeteksi adanya
penyakit yang menyertai ibu bersalin seperti anemia, Diabetes Melitus, Pre Eklamsia dan
Eklamsia
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pemeriksaan hemoglobin
2. Untuk mengetahui pemeriksaan protein urin
3. Untuk mengetahui pemeriksaan urin reduksi
b. Prosedur
1) Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan
2) Cuci tangan
3) Memasang pengalas dan memposisikan klien dengan duduk dengan nyaman
4) Memakai sarung tangan bersih
5) HCl 0,1 ke dalam tabung pengencer sampai batas angka 2 (± 5 tetes) menggunakan pipet khusus
6) Menentukan jari yang akan diambil darahnya, mengusap jari tersebut dengan alcohol swab dan
menunggu sejenak agar kering sambil menyiapkan lanset steril
7) Memegang lanset dengan benar lalu menusuk jari klien sampai batas lanset
8) Menghapus darah yang pertama keluar dengan cepat menggunakan tisu kering lalu menghisap
darah dengan pipet Hb sampai batas angka 20 μl
9) Menghapus darah yang melekat di ujung luar pipet dengan tisu kering dan segera memasukkan
darah ke dasar tabung pengencer yang telah diisi HCl. Usakan jangan sampai ada gelembung
udara
10) Angkat pipet sedikit lalu hisap HCl yang masih jernih untuk membersihkan darah yang masih
terting-gal di dalam pipet Hb (Lakukan 2-3)
11) Masukkan batang pengaduk lalu aduk-lah agar darah & HCl bersenyawa dan warnanya menjadi
coklat tua karena membentuk hematin asam
12) Tambahkan air setetes demi setetes, tiap kali diaduk hing-ga tercapai persa-maan warna dengan
standart warna (harus tercapai dalam 3 -5 menit setelah dar-ah & HCl tercampur)
13) Membandingkan warna di tempat yang terang dengan memutar tabung sehingga garis bagi tidak
terlihat. Baca hasilnya dalam gram %
14) Membereskan alat dan mencuci tangan
15) Memberitahukan hasilnya kepada klien.
b. Prosedur
1) Mencuci tangan dan memakai handscoen
2) Mengisi 2 tabung (A dan B) masing-masing 2-3 cc urin saring
3) Panaskan tabung A di atas lampu spiri-tus berjarak 2-3 cm dari ujung lampu sampai mendidih
4) Lihat hasil sambil membandingkan dengan tabung B
5) Bila hasil urin pada tabung A keruh maka tambahkan 4 tetes asam asetat 5%
6) Jika urin tetap keruh panaskan sekali lagi
7) Memberitahu hasil pemerik-saan pada pasien
8) Membereskan alat dan rendam dalam larutan chlorin 0,5% 9) Cuci tangan
b. Prosedur
1) Mencuci tangan
2) Menyiapkan urine yang akan diperiksa
3) Memakai celemek
4) Mengisi tabung reaksi dengan bene-dict sebanyak 2,5 cc
5) Tetesi tabung ben-edict dengan 4-5 tetes urine
6) Tabung dipanaskan di lampu spiritus
7) Tunggu sampai mendidih
8) Menilai hasil pemeriksaan
9) Mencatat hasil pemeriksaan
10) Menjelaksan hasil pemeriksaan kepada pasien
11) Membereskan alat-alat
12) Melepas sarung tangan
13) Mencuci tangan Gambar: pemeriksaan urine