Anda di halaman 1dari 63

PANDUAN KETERAMPILAN

PEMERIKSAAN OBSTETRI

1|Page
KETERAMPILAN PEMERIKSAAN OBSTETRIK
(ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK)

A. PENDAHULUAN

Pemeriksaan obstetri, meliputi banyak prosedur yang masing-masing berkaitan dengan tujuan
pemeriksaan yang dilakukan. Untuk pemeriksaan dasar obstetri,pada umumnya diperlukan pemeriksaan
antenatal, yang meliputi pemeriksaan leopold.

Adapun indikasinya antara lain:

1. Asuhan antenatal
2. Deteksi dini kondisi patologik dalam kehamilan
3. Merencanakan persalinan
4. Persiapan penyelesaian persalinan
5. Kemajuan perkembangan persalinan
6. Mengetahui letak, posisi, dan kondisi bayi
7. Menatalaksana masalah yang ditemukan dalam suatu kehamilan

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

Pada akhir pembelajaran ini, mahasiswa diharapkan akan mampu :

1. Melakukan anamnesa leengkap pada ibu hamil


2. Melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh pada ibu hamil atau pada manikin

C. MATERI
1. Penuntun Belajar untuk anamnesa pada kunjungan antenatal pertama
2. Penuntun Belajar untuk pemeriksaan fisik pada kunjungan antenatal pertama
3. Stetoskop (monoaural/Laenec dan biaural), pita ukur, thermometer, timbangan, Hammer Refleks,
model anatomic, sarung tangan, kain penutup tubuh, ember untuk cairan dekontaminasi, sabun, dan
wastafel untuk simulasi mencuci tangan.
4. Kertas, pensil, pena, kartu ibu

D. METODE

Demonstrasi kompetensi sesuai dengan penuntun belajar

2|Page
PENUNTUN BELAJAR
PEMERIKSAAN ANTENATAL
(Termasuk pemeriksaan palpasi menurut Leopold dan auskultasi monoaural Laenec)

No LANGKAH KLINIK
A. PERSIAPAN PERTEMUAN
1. Ucapkan salam
2. Dengan sopan, perkenalkan diri anda dan tanyakan identitas ibu (nama,umur,alamat)
B. ANAMNESIS
1. Tanyakan tentang Keluhan Utama dan menggali riwayat penyakit sekarang, Menanyakan:
 Riwayat kehamilan (GPA), riwayat perkawinan (berapa tahun)
 Riwayat haid, hari pertama haid terakhir (usia kehamilan)
 Riwayat penyakit ibu dan keluarga,riwayat persalinan (kesulitan persalinan yang lalu)
2. Tentukan usia kehamilan menurut anamnesis haid dan buat taksiran persalinan
C. PEMERIKSAAN
1. UMUM
 Keadaan umum
 Berat badan
 Tanda vital (Tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu tubuh)
2. KHUSUS
 Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan kepada ibu, juga bahwa pemeriksaan ini kadang-
kadang menimbulkan perasaan khawatir atau tidak enak tetapi tidak akan membahayakan
bayi yang ada dalam kandungan.
 Persilahkan ibu untuk berbaring
 Tutup paha dan kaki ibu dengan kain yang telah disediakan
 Cuci tangan pemeriksa dengan sabun, bilas dengan air hangat kemudian keringkan kedua
tangan tersebut dengan handuk
 Pemeriksa berada disisi kanan ibu menghadap bagian lateral kanan
 Beritahu kepada ibu bahwa pemeriksa akan memulai proses pemeriksaan

Leopold 1:
 Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus.
Perhatikan agar jari tersebut tidak mendorong uterus ke bawah (jika diperlukan, fiksasi
uterus bawah dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan kanan dibagian lateral depan
kanan dan kiri, setinggi tepi atas simfisis).
 Pada usia kehamilan diatas 24 minggu dapat digunakan “meteran” untuk menentukan usia

3|Page
kehamilan berdasarkan TFU dalam cm dan taksiran berat badan janin dengan menghitung
TFU x Lingkar perut dalam cm. Caranya letakkan alat pengukur “meteran” diatas sympisis
ossis pubis sampai setinggi fundus uteri, kemudian ukur lingkaran perut melalui umbilicus.
Dari hasil perkalian akan didapatkan TBJ dalam gram.
 Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi uterus bawah) kemudian atur posisi
pemeriksa sehingga menghadap ke bagian kepala ibu
 Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan rasakan bagian bayi
yang ada pada bagian tersebut dengan jalan menekan secara lembut dan menggeser
telapak tangan kiri dan kanan secara bergantian.
Leopold 2:
 Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak tangan kanan
pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada ketinggian yang sama.
 Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau bersamaan (simultan) telapak tangan
kiri dan kanan, kemudian geser ke arah bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan
memanjang (punggung) atau bagian-bagian kecil (eksteremitas).
Leopold 3:
 Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap ke bagian kaki ibu.
 Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah, telapak tangan kanan
pada dinding lateral kanan bawah perut ibu.
 Tekan secara lembut dan bersamaan/bergantian untuk menentukan bagian terbawah bayi
(bagian keras, bulat dan hampir homogen, adalah kepala sedangkan tonjolan yang lunak
dan kurang simetris, adalah bokong).
Leopold 4:
 Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan kanan uterus bawah,
ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis.
 Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan semua jari-jari tangan yang
meraba dinding bawah uterus.
 Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan kanan (konvergen atau divergen)
 Setelah itu, pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah bayi (bila
presentasi kepala, upayakan memegang bagian kepala di dekat
 leher dan bila presentasi bokong, upayakan untuk memegang pinggang bayi).
 Fiksasikan bagian tersebut ke arah pintu atas panggul kemudian letakkan jari-jari tangan
kanan di antara tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah telah
memasuki pintu atas panggul.

4|Page
l lI

lII lV

PEMERIKSAAN AUSKULTASI
1. Angkat kedua tangan dari dinding perut ibu kemudian ambil stetoskop monoaural dengan
tangan kiri, kemudian tempelkan ujungnya pada dinding perut ibu yang sesuai dengan posisi
punggung bayi (bagian yang memanjang dan rata).
2. Tempelkan telinga kiri pemeriksa dan dengarkan bunyi jantung bayi (pindahkan titik dengar
apabila pada titik pertama, bunyi jantung tersebut kurang jelas, upayakan untuk mendapatkan
punctum maksimum).
Apabila dinding perut cukup tebal sehingga sulit untuk mendengarkan bunyi jantung bayi,
pindahkan ujung stetoskop pada dinding perut yang relatif tipis yaitu sekitar 3 sentimeter di
bawah pusat (sub-umbilikus).
3. Dengarkan dan hitung bunyi jantung bayi dalam 60 detik (1 menit ) penuh (normal 120 – 160
kali / menit)
4. Letakkan semua peralatan yang telah digunakan pada tempat semula
5. Lakukan pemeriksaan tambahan bila diperlukan (laboratorium dan USG)
6. Beritahukan bahwa prosedur pemeriksaan telah selesai, angkat kain penutup dan rapikan
kembali pakaian ibu.
7. Persilahkan ibu untuk duduk kembali dan catat hasil pemeriksaan pada lembar yang telah
tersedia di dalaam status pasien.
D. PENJELASAN HASIL PEMERIKSAAN
1. Jelaskan hasil pemeriksaan palpasi dan auskultasi yang meliputi:
 Usia kehamilan

5|Page
 Letak janin, (memanjang, melintang, oblik )
 Posisi janin, ( punggung kiri/kanan, superior / inferior)
 Presentasi, (kepala, sungsang, lintang, ganda)
 Kondisi janin (sesuai dengan hasil pemeriksaan auskultasi).
E. RENCANA ASUHAN ANTENATAL
1. Jelaskan hasil temuan atau penilaian klinis ibu dan kondisi kehamilannya
2. Jelaskan tentang rencana asuhan antenatal berkaitan dengan hasil temuan tersebut
3. Catat pada buku kontrol ibu hamil dan jelaskan tentang langkah atau asuhan lanjutan serta
jadwal pemeriksaan ulangan.
4. Jelaskan untuk melakukan kunjungan ulang (walaupun diluar jadwal yang telah ditentukan) bila
ada keluhan.
5. Serahkan kembali buku kontrol ibu hamil dan ucapkan salam.

6|Page
PANDUAN KETERAMPILAN

PEMERIKSAAN GINEKOLOGI

7|Page
PANDUAN KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI

A. PENDAHULUAN
Pemeriksaan ginekologi adalah suatu perosedur klinik yang dilakukan secara bimanual untuk
menentukan atau mengetahui kondisi organ gnitalia wanita, berkaitan dengan upaya pengenalan atau
penentuan ada tidaknya kelainan pada bagian tersebut. Pemeriksaan ini berupakan rangkaian dari suatu
prosedur pemeriksaan yang lengkap sehingga hasil pemeriksaan ini terfokus pada tampilan genitalia
eksterna dan upaya untuk mengetahui arah, besar, konsistensi uterus dan serviks, kondisi adneksa,
parametrium dan organ – organ disekitar genitalia interna (rongga pelvik).
Adapun indikasinya antara lain :
1. Pemeriksaan bentuk, arah, besar, dan konsistensi uterus
2. Pemeriksaan adneksa dan parametrium
3. Pemeriksaan balloteten
4. Konfirmasi kehamilan intra dan ekstra uterin
5. Konfirmasi peradangan dan infeksi
6. Pemeriksaan fluor albus, perdarahan dan tumor pelvik

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

Pada akhir pembelajaran ini, mahasiswa diharapkan akan mampu melakukan pemeriksaan ginekologi
dengan benar.
TIK:
1. Melakukan anamnesis yang berhubungan dengan keluhan organ genitalia wanita
2. Melakukan pemasangan spekulum vagina dengan benar dan aman
3. Melakukan pemeriksaan bimanual dengan benar
4. Menegakan diagnosis dan diagnosis banding

C. MATERI
1. Penuntun Belajar untuk pemasangan spekulum vagina
2. Penuntun Belajar untuk pemeriksaan bimanual
3. Manekin panggul wanita dengan portio dan uterus didalamnya, kapas dan larutan antiseptic,
spekulum cocor bebek (Grave’s spculum), meja instrument, lampu sorot, apron dan baju periksa,
sarung tangan, sabun, dan wastafel/air bersih untuk cuci tangan, handuk bersih dan kering.
4. Kertas, pensil, pena, kartu ibu

8|Page
PENUNTUN BELAJAR
KETERAMPILAN PEMERIKSAAN GINEKOLOGI

No LANGKAH KLINIK
A. ANAMNESIS DAN PERSETUJUAN PEMERIKSAAN
1 Menyapa pasien dan memperkenalkan diri
2 Melakukan anamnesis secara sistematis :
 Identitas pasien
 Keluhan utama
 Perlangsungan penyakit/keluhan
 Jumlah anak
 Siklus haid
 Riwayat berobat
3 Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan
4 Jelaskan tentang tujuan pemeriksaan
5 Jeaskan bahwa proses pemeriksaan mungkin akan menimblkan perasaan khawatir atau kurang
menyenangkan tetapi pemeriksa berusaha menghindarikan hal tersebut.
6 Pastikan bahwa pasien telah mengerti prosedur dan tujuan
7 Mintakan persetujuan lisan untuk melakukan pemeriksaan
B. PERSIAPAN PASIEN
1 Alat yang akan dipakai pada klien
 Kapas dan larutan antiseptic
 Spekulum cocor bebek (Grave’s spculum),
 Penjepit kasa
 Meja instrument dan lampu sorot
 Ranjang ginekologi dengan penopang kaki
 Lampu sorot
2 Alat yang akan dipakai pemeriksa
 Apron dan baju periksa
 Sarung tangan DTT
 Sabun
 Air bersih
 Handuk bersih dan kering
C. MEMPERSIAPKAN PASIEN
1 Minta pasien untuk mengosongkan kandungan kemih dan melepas pakaian

9|Page
2 Persilahkan pasien untuk berbaring di ranjang ginekolgi
3 Atur pasien pada posisi litotomi
4 Hidupkan lampu sorot, arahkan dengan benar pada bagian yang akan diperiksa
D. PEMERIKSAAN
1 Cucilah tangan kemudian keringkan dengan handuk bersih
2 Menggunakan sarung tangan steril secara benar
3 Duduklah pada kursi yang telah disediakan, menghadap ke aspekstus genitalis penderita
4 Ambil kapas, basahi dengan larutan antiseptik kemudian usapkan pada daerah vagina, vulva, dan
perineum
5 Lakukan inspeksi pada daerah vulva dan perineum
6 Buka cela kedua labium mayus, perhatikan muara uretra dan interoitus (bila kandung kemih belum
dikosongkan, lakukan pemasangan kateter untuk mengeluarkan air kemih)
7 Raba dan telusuri labium mayus kanan dan kiri (terutama bagian kelenjar Bartolini) dengan ibu
jari dan ujung telunjuk (perhatikan dan catat kelainan yang ditemukan)
8 Ambil spekulum dengan tangan kanan, masukkan ujung telunjuk kiri pada interoitus (agar terbuka),
masukkan ujung spekulum dengan arah sejajar interoitus (yakinkan bahwa tidak ada bagian yang
terjepit) lalu dorong bilah ke dalam lumen vagina
9 Setelah masuk setengah, panjang bilah, putar spekulum 90o hingga tangkainya kearah bawah. Atur
bilah atas dan bawah dengan membuka kunci pengatur bilah atas bawah (hingga masing-masing
bilah menyentuh dinding atas dan bawah vagina).
10 Tekan pengungkit bilah hingga lumen vagina dan serviks tampak jelas (perhatikan ukuran dan
warna porsio, dinding dan secret vagina atau forniks).
11 Setelah pemeriksaan inspeksi selesai, lepaskan pengungkit dan pengatur jarak bilah, kemudian
keluarkan spekulum.

Gambar 2. Pemeriksaan Inspekulo


12 Letakan spekulum pada tempat yang telah disediakan

10 | P a g e
13 Berdirilah untuk melakukan tuse vaginal, buka labium mayus kiri dan kanan dengan ibu jari dan jari
telunjuk tangan kiri, masukkan jari telunjuk dan tengah dengan tangan ke dalam vagina (vaginal
toucher)

14 Letakan ujung-ujung jari tangan kiri suprasimfisis, tentukan tinggi fundus uteri (apabila besar
kandungan memungkinkan untuk diraba dari luar)
 Tangan dalam memeriksa dinding vagina, kemudian secara bimanual tentukan besar uterus,
konsistensi, arahnya. Periksa konsistensi serviks, keadaan para metrium dan kedua adneksa.
 Pindahkan jari-jari tangan luar dan dalam ke bagian isthmus (tentukan apakah ada tanda Hegar,
dengan mencoba untuk mempertemukan kedua ujung jari tangan luar dan dalam)

Gambar 3. Pemeriksaan bimanual untuk menilai uterus

Gambar 4. Pemeriksaan bimanual untuk menilai adneksa


15 Tangan kiri menahan uterus pada bagian suprasimfisis, keluarkan jari tengah dan telunjuk tangan
kanan
16 Angkat tangan kiri dari dinding perut, usapkan larutan antiseptik pada bekas secret/cairan di dinding
perut dan sekitar vulva/perineum

11 | P a g e
17 Beritahu ibu bahwa pemeriksaan sudah selesai dan persilahkan ibu untuk mengambil tempat duduk.

E. PENCEGAHAN INFEKSI
1 Kumpulkan semua peralatan yang telah digunakan kemudian dan masukkan dalam wadah yang
berisi larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
2 Masukkan sampah bahan habis pakai pada tempat yang telah disediakan (tempat sampah medis).
Seka bagian-bagian yang dicemari secret/cairan tubuh dengan larutan klorin 0,5%
3 Masukkan tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, bersihkan dari secret/cairan tubuh, kemudian
lepaskan sarung tangan secara asepis dan rendam dalam larutan tersebut selama 10 menit.

4 Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk
F. PENJELASAN HASIL PEMERIKSAAN
1 Jelaskan pada pasien tentang hasi pemeriksaan
2 Jelaskan tentang diagnosis dan rencana pengobatan
3 Pastikan pasien mengerti apa yang telah dijelaskan
4 Minta persetujuan tertulis (apabila akan dilakukan pemeriksaan atau tindakan lanjut)
5 Persilahkan ibu ke ruang tunggu (apabila pemeriksaan selesai) atau ke ruang tindakan (untuk
proses tindakan lanjutan)

12 | P a g e
PANDUAN KETERAMPILAN
PENGAMBILAN BAHAN PEMERIKSAAN DAN
PEMBUATAN PREPARAT PAP SMEAR

13 | P a g e
KETERAMPILAN
PENGAMBILAN BAHAN PEMERIKSAAN & PEMBUATAN PREPARAT PAP SMEAR

A. PENDAHULUAN
Pemeriksaan Pap Smear merupakan prosedur klinik untuk memeriksa sel yang berasal dari serviks.
Tujuan utama dari pemeriksaan ini adalah untuk menilai adanya perubahan sel yang abnormal yang
mungkin berasal dari kanker serviks atau sebelum berkembang menjadi kanker (lesi prekanker). Untuk
pemeriksaan ini diperlukan keterampilan khusus dari bahan pemeriksaan yang diambil dari endoserviks
dan ektoserviks.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

Pada akhir pembelajaran ini, mahasiswa diharapkan akan mampu melakukan pemeriksaan pap smear
dengan benar.

C. MATERI
1. Penuntun Belajar untuk pemeriksaan Pap Smear
2. Ruangan yang bersih dan tenang
3. Manekin panggul wanita dengan portio dan uterus didalamnya, kapas dan larutan antiseptic,
spekulum cocor bebek (Grave’s spculum), spatula ayre, kapas lidi / Crytobrush, gelas objek, kasa,
penjepit kasa, spray atau wadah dengan etil alcohol 90%, meja instrument, objek glass dan label
nama, lampu sorot, apron dan baju periksa, sarung tangan, sabun, dan wastafel/air bersih untuk cuci
tangan, handuk bersih dan kering.
4. Kertas, pensil, pena, kartu ibu

Ranjang ginekologi Grave’s speculum Spatula ayre, kapas lidi dan Crytobrush
Gambar 1

D. METODE
Demonstrasi kompetensi sesuai dengan penuntun belajar

14 | P a g e
PENUNTUN BELAJAR
PENGAMBILAN BAHAN PEMERIKSAAN & PEMBUATAN PREPARAT PAP SMEAR

No Langkah Klinik
A. PERSETUJUAN PEMERIKSAAN
1 Ucapkan salam dan perkenalkan diri
2 Tanyakan tentang identitas pasien serta keluhan utama dan menggali
3 Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan
4 Jelaskan tentang tujuan pemeriksaan
5 Jelaskan bahwa proses pemeriksaan mungkin akan menimbulkan perasaan khawatir atau kurang
menyenangkan tetapi pemeriksa berusaha menghindarkan hal terebut
6 Pastikan bahwa pasien telah mengerti prosedur dan tujuan
7 Mintakan persetujuan lisan untuk melakukan pemeriksaan
B. PERSIAPAN ALAT
1 Alat yang akan dipakai pada klien
 Kapas dan larutan antiseptic
 Spekulum cocor bebek (Grave’s spculum),
 Penjepit kasa
 Spatula ayre
 Kapas lidi / Crytobrush
 Spray atau wadah dengan etil alcohol 90%
 Meja instrument dan lampu sorot
 Ranjang ginekologi dengan penopang kaki
 Manekin panggul wanita dengan portio dan uterus didalamnya
 Objek glass dan label nama
2 Alat yang akan dipakai pemeriksa
 Apron dan baju periksa
 Sarung tangan DTT
 Sabun
 Air bersih
 Handuk bersih dan kering

C. MEMPERSIAPKAN PASIEN
1 Minta pasien untuk mengosongkan kandungan kemih dan melepas pakaian
2 Persilahkan pasien untuk berbaring di ranjang ginekolgi

15 | P a g e
3 Atur pasien pada posisi litotomi
4 Hidupkan lampu sorot, arahkan dengan benar pada bagian yang akan diperiksa
D. MEMPERSIAPKAN DIRI
1 Cucilah tangan kemudian keringkan dengan handuk bersih
2 Pakai sarung tangan
E. PEMERIKSAAN
1 Pemeriksa duduk pada kursi yang telah disediakan, menghadap ke aspektus genitalis
2 Lakukan inspeksi pada daerah vulva dan perineum
3 Ambil spekulum dengan tangan kanan, masukkan ujung telunjuk kiri pada interoitus (agar
terbuka), masukkan ujung spekulum dengan arah sejajar interoitus (yakinkan bahwa tidak ada
bagian yang terjepit) lalu dorong bilah ke dalam lumen vagina
4 Setelah masuk setengah, panjang bilah, putar spekulum 90o hingga tangkainya kearah bawah.
Atur bilah atas dan bawah dengan membuka kunci pengatur bilah atas bawah (hingga masing-
masing bilah menyentuh dinding atas dan bawah vagina).
5 Tekan pengungkit bilah hingga lumen vagina dan serviks tampak jelas
6 Jika secret vagina ditemukan banyak, bersihkan secara hati-hati (supaya pengambilan epitel tidak
terganggu)
7 Pengambilan sampel pertama kali dilakukan pada porsio (ektoserviks). Sampel diambil dengan
menggunakan spatula ayre yang diputar 360o pada permukaan porsio
8 Oleskan sampel pada gelas objek
9 Sampel endoserviks (kanalis servikalis) diambil dengan menggunakan kapas lidi dengan memutar
360o sebanyak satu atau dua putaran
10 Oleskan sampel pada object glass yang sama dengan tempat yang berbeda dengan sampel
pertama, hindari jangan sampai tertumpuk
11 Sampel segera difiksasi sebelum mengering, Bila menggunakan spray usahakan menyemprot
dari jarak 20-25 cm atau meredam pada wadah yang mengandung etil alcohol 95% selama 15
menit, kemudian biarkan mongering, kemudian beli label.
12 Setelah pemeriksaan selesai, lepaskan pengungkit dan pengatur jarak bilah, kemudian keluarkan
spekulum.
13 Letakan spekulum pada tempat yang telah disediakan
Pemeriksa berdiri untuk melakukan pemeriksaan bimanual untuk tentukan konsistensi porsio,
besar dan arah uterus, keadaan kedua adneksa
15 Angkat tangan kiri dari dinding perut, usapkan larutan antiseptic pada bekas secret/cairan di
dinding perut dan sekitar vulva/perineum
16 Beritahukan pada ibu bahwa pemeriksaan sudah selesai dan dipersilahkan ibu untuk mengambil
tempat duduk

16 | P a g e
F. PENCEGAHAN INFEKSI
1 Kumpulkan semua peralatan dan lakukan dekontaminasi
2 Buang sampah pada tempatnya
3 Bersihkan dan lakukan dekontaminasi sarung tangan
4 Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk kering
G. PENJELASAN HASIL PEMERIKSAAN
1 Jelaskan pada pasien tentang hasi pemeriksaan
2 Pastikan pasien mengerti apa yang telah dijelaskan
H. RENCANA LANJUTAN
1 Catat hasil pemeriksaan pada rekam medis
2 Buat pengantar pemeriksaan ke ahli patologi anatomi
3 Buat jadwal kunjung ulang
4 Persilahkan ibu ke ruang tunggu (apabila pemeriksaan selesai) atau ke ruang tindakan (untuk
proses tindakan lanjutan)

17 | P a g e
PANDUAN KETERAMPILAN

INSPEKSI VISUAL DENGAN ASAM ASETAT (IVA)

18 | P a g e
PANDUAN KETERAMPILAN

INSPEKSI VISUAL DENGAN ASAM ASETAT (IVA)

A. PENDAHULUAN

Pemeriksaan IVA merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi kanker leher Rahim (Ca
Cervix) dan juga skrining alternative dari pap smear karena biasanya lebih murah, praktis, sangat mudah
untuk dilaksanakan dan peralatan yang dibutuhkan sederhana serta dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan selain dokter ginekologi. Pada pemeriksaan ini, pemeriksaan dilakukan dengan cara melihat
serviks yang telah diberi asam asetat 3-5% secara inspekulo. Setelah serviks diulas dengan asam asetat,
akan terjadi perubahan warna pada serviks yang dapat diamati secara langsung dan dapat dibaca
sebagai normal atau abnormal. Dibutuhkan waktu satu sampai dua menit untuk dapat melihat perubahan-
perubahan pada jaringan epitel
Tes visual menggunakan larutan asam cuka (asam asetat 3-5%) dan larutan iodium lugol pada serviks
dan melihat perubahan warna yang terjadi setelah dilakukan olesan. Tujuannya untuk melihat adanya sel
yang mengalami dysplasia sebagai salah satu metode skrining kanker mulut Rahim. Penemu tes IVA
adalah Hinselman pada tahun 1925.

Indikasi pelaksanaan IVA antara lain:


Semua wanita dianjurkan untuk melakukan tes kanker. Skrining kanker serviks dilakukan pada semua
wanita yang memiliki factor risiko, yaitu:
1. Wanita usia muda yang pernah melakukan hubungan seksual usia < 20 tahun.
2. Memiliki banyak pasangan seksual
3. Riwayat pernah mengalami IMS (infeksi Menular Seksual)
4. Ibu atau saudara yang memiliki kanker serviks
5. Hasil pap smear sebelumnya yang tidak normal
6. Wanita yang terlalu sering melahirkan
7. Wanita perokok

Kontra Indikasi

Tidak direkomendasikan pada wanita pasca menopause, karena zona transisional seringkali terletak
kanalis servikalis dan tidak tampak dengan pemerikasaan inspekulo.

19 | P a g e
Syarat mengikuti tes IVA

1. Sudah pernah melakukan hubungan seksual


2. Tidak sedang haid
3. Tidak sedang hamil
4. 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan IVA dengan baik dan benar, serta dapat mengintepretasikan
hasil pemeriksaan.

C. MATERIAL
1. Alat tulis
2. Buku panduan
3. Kapas dan larutan antiseptic
4. Spekulum cocor bebek
5. Penjepit kasa
6. Kapas lidi
7. Meja instrument dan lampu sorot
8. Ranjang ginekologi
9. Manikin panggul
10. Larutan asam asetat 3-5%
11. Sarung tangan
12. Apron
13. Larutan Klorin
14. Tempat Sampah
15. Sabun dan air bersih
16. Cawan
17. Korentang

20 | P a g e
PENUNTUN BELAJAR

PEMERIKSAAN IVA

No LANGKAH KLINIK
1. PERSETUJUAN PEMERIKSAAN
1 Ucapkan salam dan perkenalkan diri
2 Tanyakan tentang identitas pasien serta keluhan utama dan menggali
3 Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan
4 Jelaskan tentang tujuan pemeriksaan
5 Jelaskan bahwa proses pemeriksaan mungkin akan menimbulkan perasaan khawatir atau kurang
menyenangkan tetapi pemeriksa berusaha menghindarkan hal terebut
6 Pastikan bahwa pasien telah mengerti prosedur dan tujuan
7 Mintakan persetujuan lisan untuk melakukan pemeriksaan
2. Mempersiapkan Alat
1  Kapas dan larutan antiseptic
 Spekulum cocor bebek
 Penjepit kasa
 Kapas lidi
 Meja instrument dan lampu sorot
 Ranjang ginekologi
 Manekin panggul
 Larutan asam asetat 3-5%
 Sarung tangan
 Apron
 Larutan Klorin
 Tempat Sampah
 Sabun dan air bersih
 Cawan
 Korentang
3. MEMPERSIAPKAN PASIEN
1 Minta pasien untuk mengosongkan kandungan kemih dan melepas pakaian
2 Persilahkan pasien untuk berbaring di ranjang ginekolgi
3 Atur pasien pada posisi litotomi
4 Hidupkan lampu sorot, arahkan dengan benar pada bagian yang akan diperiksa
4. MEMPERSIAPKAN DIRI
1 Cucilah tangan kemudian keringkan dengan handuk bersih

21 | P a g e
2 Pakai sarung tangan
5. Prosedur Pemeriksaan
1 Pemeriksa duduk pada kursi yang telah disediakan, menghadap ke aspektus genitalis
2 Lakukan inspeksi pada vagina, apakah ada kelainan dengan pencahayaan yang cukup
3 Ambil spekulum dengan tangan kanan, masukkan ujung telunjuk kiri pada interoitus (agar
terbuka), masukkan ujung spekulum dengan arah sejajar interoitus (yakinkan bahwa tidak ada
bagian yang terjepit) lalu dorong bilah ke dalam lumen vagina
4 Setelah masuk setengah, panjang bilah, putar spekulum 90o hingga tangkainya kearah bawah.
Atur bilah atas dan bawah dengan membuka kunci pengatur bilah atas bawah (hingga masing-
masing bilah menyentuh dinding atas dan bawah vagina).
5 Tekan pengungkit bilah hingga lumen vagina dan serviks tampak jelas, kunci spekulum
6 Bila terdapat banyak cairan di leher rahim gunakan kapas steril untuk menyerapnya
7 Identifikasi daerah sambungan skuamo-columnar (zona transisional) dan area di sekitarnya
8 Oleskan larutan asam cuka, tunggu 1-2 menit untuk terjadinya perubahan warna. Amati setiap
perubahan pada serviks, perhatikan dengan cermat daerah di sekitar zona transformasi.
9 Lihat dengan cermat SCJ (Squoamosa Columnar Junction) dan yakinkan area ini dapat terlihat
semuanya. Catat bila serviks mudah berdarah. Lihat adanya plaque warna putih dan tebal atau
epitel aceto white.
10 Bersihkan sisa larutan asam asetat dengan lidi kapas kasa bersih
11 Setelah pemeriksaan selesai, lepaskan pengungkit dan pengatur jarak bilah, kemudian keluarkan
spekulum
12 Letakan spekulum pada tempat yang telah disediakan
6. PENCEGAHAN INFEKSI
1 Kumpulkan semua peralatan dan lakukan dekontaminasi
2 Buang sampah pada tempatnya
3 Bersihkan dan lakukan dekontaminasi sarung tangan
4 Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk kering
7. PENJELASAN HASIL PEMERIKSAAN
1 Jelaskan pada pasien tentang hasi pemeriksaan
2 Pastikan pasien mengerti apa yang telah dijelaskan

Intepretasi

IVA positif bila ditemukan adanya area berwarna putih dan permukaannya meninggi dengan batas yang
jelas disekitar zona transformasi.

Pertimbangan pemilihan metode IVA

22 | P a g e
Memperhatikan permasalahan dalam penanggulangan kanker serviks di Indonesia, Inspeksi Visual
Asam Asetat (IVA) dapat menjadi metode alternative untuk skrining. Pertimbangan ini berdasarkan
bahwa:

1. Mudah dan praktis dilaksanakan


2. Dapat dilakukan oleh ginekologis, dokter umum, bidan praktek swasta, dan petugas kesehatan lain
yang terlatih
3. Alat-alat yang dibutuhkan sangat sederhana hanya untuk pemeriksaan ginekologi dasar
4. Biaya murah, sesuai untuk pusat pelayanan sederhana
5. Hasil langsung diketahui
6. Dapat segera diterapi

Cara pembuatan Asam Asetat

1. Cuka dapur/asam asetat/ asam etanoat (mengandung asam asetat 20%)


2. Asam asetat untuk IVA (3-5%)
3. Untuk membuat asam asetat 5% dengan cara mengambil 1 bagian cuka dapur + 4 bagian air
4. Untuk membuat asam asetat 3% dengan cara mengambil 2 bagian cuka dapur + 11 bagian air

23 | P a g e
PANDUAN KETERAMPILAN

PEMASANGAN DAN PENCABUTAN

ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)

24 | P a g e
PANDUAN KETERAMPILAN

PEMASANGAN DAN PENCABUTAN AKDR

A. PENDAHULUAN
Keterampilan pemasangan AKDR dirancang untuk menyiapkan tenaga kesehatan lini terdepan agar
mampu dan terampil dalam melakukan pemasangan dan pencabutan AKDR Copper T 380 A dengan
baik dan benar.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Meningkatkan sikap positif terhadap manfaat dan pemakaian AKDR yang tepat. Melakukan seleksi
klien yang mencakup riwayat hidup dan pemeriksaan fisis
2. Melaksanakan praktek pencegahan infeksi yang dianjurkan untuk mengurangi infeksi pasca
pemasangan dan penularan hepatitis B/AIDS
3. Memasukkan lengan AKDR Cu T 380 A didalam kemasan sterilnya tanpa menggunakan sarung
tangan.
4. Memasang AKDR Cu T 380 A secara hati – hati dengan menggunakan tehnik pemasangan ”tanpa
sentuh”
5. Memberikan konseling sebelum dan setelah pemasangan AKDR
6. Menjelaskan indikasi pencabutan AKDR
7. Mencabut AKDR Cu T 380 A dari klien.

C. MATERIAL
1. Penuntun belajar untuk pemasangan dan pencabutan AKDR
2. Cu T 380 A, Spekulum Cocor Bebek, Tenakulum, Sonde rahim, gunting, tampon tang, gunting, klem
aligator, sarung tangan, kain penutup tubuh, model anatomik, ember untuk cairan dekontaminasi,
sabun.

D. METODE
Demonstrasi kompetensi sesuai dengan penuntun belajar

25 | P a g e
PENUNTUN BELAJAR

KETERAMPILAN PEMASANGAN AKDR

NO. LANGKAH / KEGIATAN


A. KONSELING AWAL
1. Sapa klien dengan ramah, perkenalkan diri anda dan tanyakan tujuan kedatangannya
2. Berikan informasi umum tentang Keluarga Berencana
3. Berikan informasi tentang jenis kontrasepsi yang tersedia dan resiko serta keuntungan dari masing-
masing kontrasepsi termasuk perbedaan antara kontap dan metode reversibel :
 Tunjukkan dimana dan bagaimana alkon tersebut digunakan
 Jelaskan bagaimana cara kerja
 Jelaskan kemungkinan efek samping dan masalah kesehatan lain yang mungkin akan dialami
4. Jelasakn apa yang bisa diperoleh
B. KONSELING METODE KHUSUS
1. Berikan jaminan akan kerahasian yang diperlukan klien
2. Kumpulakan data data pribadi klien ( nama, alamat, dsb )
3. Tanyakan tujuan KB yang diinginkan (apakah klien ingin mengatur jarak kelahiran atau ingin
membatasi jumlah anaknya)
4. Tanyakan agama/kepercayaan yang dianut klien yang mungkin menentang penggunaan salah satu
metode KB
5. Diskusikan kebutuhan, pertimbangan dan kekhawatiran klien dengan sikap yang simpatik
6. Bantulah klien untuk memilih metode yang tepat
7. Bila klien memilih AKDR :Jelaskan kemungkinan-kemungkinan efek samping AKDR Cu T 380 A,
sampai benar-benar dimengerti oleh klien
C. KONSELING PRA PEMASANGAN & SELEKSI KLIEN
1. Lakukan seleksi klien (anamnesa) secara cermat untuk memastikan tidak ada masalah kondisi
kesehatan sebagai pemakai AKDR
2. Tanyakan Riwayat kesehatan Reproduksi :
 Tanggal haid terakhir, lama haid, pola perdarahan haid
 Paritas dan riwayat persalinan yang terakhir
 Riwayat kehamilan ektopik
 Nyeri yang hebat setiap haid
 Anemia yang berat ( Hb < 9 gr % atau Hm < 30 )
 Riwayat infeksi sistem genital ( ISG ), penyakit hubungan seksual ( PHS ) atau infeksi panggul
 Berganti – ganti pasangan ( Risiko ISG tinggi )
 Kanker serviks

26 | P a g e
3. Jelaskan bahwa perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan panggul dan jelaskan apa yang akan
dilakukan dan persilahkan klien untuk mengajukan pertanyaan
4. Pastikan klien sufdah mengosongkan kandung kencingnya dan mencuci kemaluannya menggunakan
sabun
5. Cuci tangan dengan air dan sabun keringkan dengan kain bersih
6. Tolong klien naik ke meja pemeriksaan
7. Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri, benjolan atau kelainan lainnya didaerah supra
pubik
D. PEMERIKSAAN PANGGUL
1. Kenakan kain penutup pada klien untuk pemeriksaan panggul
2. Atur lampu yang terang untuk melihat serviks
3. Pakai sarung tangan yang sudah di DTT
4. Atur peralatan dan bahan-bahan yang akan dipakai dalam wadah steril atau DTT
5. Lakukan inspeksi pada Genitalia Eksterna
6. Palpasi kelenjar Skene dan Bartolini, amati adanya nyeri atau ”discharge”
7. Masukkan Spekulum vagina
8. Lakukan pemeriksaan spekulum :
 Periksa adanya lesi atau keputihan pada vagina
 Inspeksi serviks
Bila ada sekret vagina yang mencurigakan, dilakukan pemeriksaan spesimen. Bila tidak, dilakukan
pembersihan vagina, porsio dan sekitarnya dengan khasa + larutan betadine.
9. Keluarkan spekulum dengan hati-hati dan letakkan kembali pada tempat semula dengan tidak
menyentuh peralatan lain yang belum digunakan
10. Lakukan pemeriksaan bimanual :
 Pastikan gerakan serviks bebas
 Tentukan besar dan posisi uterus
 Pastikan tidak ada kehamilan
 Pastikan tidak ada infeksi atau tumor pada adneksa

11. Lakukan pemeriksaan retrovaginal bila ada indikasi :


 Kesulian menentukan besar uterus retroversi
 Adanya tumor pada Cavum Douglasi
12. Celupkan sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5% kemudian buka dan rendam dalam keadaan
terbalik
E. TINDAKAN PRA PEMASANGAN
1. Jelaskan proses pemasangan AKDR dan apa yang akan klien rasakan pada saat proses

27 | P a g e
pemasangan dan setelah pemasangan dan persilahkan klien untuk mengajukan pertanyaan.
2. Masukkan lengan AKDR Cu T380A di dalam kemasan sterilnya :
 Buka sebagian plastik penutupnya dan lipat kebelakang
 Masukkan pendorong kedalam tabung inserter tanpa menyentuh benda tidak steril
 Letakkan kemasan pada tempat yang datar
 Selipkan karton pengukur dibawah lengan AKDR
 Pegang kedua ujung lengan AKDR dan dorong tabung inserter sampai ke pangkal lengan
sehingga lengan akan melipat
 Setelah lengan melipat sampai menyentuh tabung inserter, tarik tabung inserter dari bawah
lipatan lengan
 Angkat sedikit tabung inserter, dorong dan putar untuk memasukkan lengan AKDR yang sudah
terlipat tersebut ke dalam tabung inserter.
 Pastikan cincin biru sejajar dengan arah lengan AKDR, cocokkan dengan ukuran kavum uteri
 Pastikan ujung pendorong menyentuh ujung AKDR
 AKDR siap diinsersikan ke kavum uteri

Gambar 5. Teknik Memasukkan lengan AKDR CuT380A dalam kemasan steril


F. TINDAKAN PEMASANGAN AKDR
1. Pakailah sarung tangan yang baru
2. Pasanglah spekulum vagina untuk melihat serviks
3. Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik 2 sampai 3 kali
4. Jepit serviks dengan tenakulum secara hati-hati (takik pertama)
5. Masukkan sonde uterus dengan teknik “Tidak menyentuh” (no touch tehnique) yaitu secara hati-hati
memasukkan sonde ke dalam kavum uteri dengan sekali masuk tanpa menyentuh dinding vagina
ataupun bibir spekulum.
6. Tentukan posisi dan kedalaman kavum uteri dan keluarkan sonde
7. Ukur kedalaman kavum uteri pada tabung inserter yang masih berada di dalam kemasan sterilnya
dengan menggeser leher biru pda tabung inserter, kemudian buka seluruh plastik penutup kemasan
8. Angkat tabung AKDR dari kemasannya tanpa menyetuh permukaan yang tidak steril, hati-hati jangan

28 | P a g e
sampai pendorongnya terdorong.
9. Pegang tabung AKDR dengan leher biru dalam posisi horisontal (sejajar lengan AKDR). Sementara
melakukan tarikan hati-hati pada tenakulum, masukkan tabung inserter ke dalam uterus sampai leher
biru menyentuh serviks atau sampai terasa adanya tahanan.
10. Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu tangan
11. Lepaskan lengan AKDR dengan menggunakan teknik withdrawl yaitu menarik keluar tabung inserter
sampai pangkal pendorong dengan tetap menahan pendorong
12. Keluarkan pendorong, kemudian tabung inserter didorong kembali ke serviks sampai leher biru
menyentuh serviks atau terasa adanya tahanan
13. Keluarkan sebagian dari tabung inserter dan gunting benang AKDR kurang lebih 3-4 cm
14. Keluarkan seluruh tabung inserter, buang ke tempat sampah terkontaminasi
15. Lepaskan tenakulum dengan hati-hati, rendam dalam larutan klorin 0,5%
16. Periksa serviks dan bila ada perdarahan dari tempat bekas jepitan tenakulum, tekan dengan kasa
selama 30-60 detik
17. Keluarkan spekulum dengan hati-hati, rendam dalam larutan klorin 0,5%
G. TINDAKAN PASCA PEMASANGAN
1. Rendam semua peralatan yang sudah dipakai dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit untuk
dekontaminasi
2. Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai lagi (kasa, sarung tangan sekali pakai) ke tempat yang
sudah disediakan (tempat sampah medik)
3. Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5%, buka
dalam keadaan terbalik dan rendam dalam klorin 0,5%
4. Cuci tangan dengan air dan sabun
5. Pastikan klien tidak mengalami kram hebat dan amati selama 15 menit sebelum memperbolehkan
klien pulang
H. KONSELING PASCA PEMASANGAN
1. Ajarkan klien bagaimana cara memeriksa sendiri benang AKDR dan kapan harus dilakukan
2. Jelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila mengalami efek samping
3. Beritahu kapan klien harus datang kembali ke klinik untuk kontrol
4. Ingatkan kembali masa pemakaian AKDR Cu T 380A adalah 10 tahun
5. Yakinkan klien bahwa ia dapat datang ke klinik setiap saat bila memerlukan konsultasi, pemeriksaan
medik atau bila menginginkan AKDR tersebut dicabut.
6. Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang telah diberikan
7. Lengkapi rekam medik dan kartu AKDR untuk klien

29 | P a g e
PENUNTUN BELAJAR

KETERAMPILAN PENCABUTAN AKDR

NO. LANGKAH/KEGIATAN
A. KONSELING PRA PENCABUTAN
1. Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri anda
2. Tanyakan tujuan dari kunjungannya
3. Tanyakan apa alasannya ingin mencabut AKDR tersebut dan jawab semua pertanyaannya
4. Tanyakan tujuan dari Keluarga Berencana selanjutnya (apakah klien ingin mengatur jarak kelahiran
atau ingin membatasi jumlah anaknya)
5. Jelaskan proses pencabutan AKDR dan apa yang akan klien rasakan pada saat proses pencabutan
dan setelah pencabutan
B. TINDAKAN PRA PENCABUTAN
1. Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kencingnya dan mencuci kemaluannya mengguakan
sabun.
2. Bantu Klien naik ke meja pemeriksaan
3. Cuci tangan dengan air sabun , keringkan dengan kain bersih
4. Pakai sarung tangan baru yang telah di DTT
5. Atur peralatan dan bahan-bahan yang akan dipakai dalam wadah steril atau DTT
C. TINDAKAN PENCABUTAN
1. Lakukan pemeriksaan bimanual :
 Pastikan gerakan serviks bebas
 Tentukan besar dan posisi uterus
 Pastikan tidak ada infeksi atau tumor pada adneksa
2. Pasang spekulum vagina untuk melihat serviks
3. Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik 2 sampai 3 kali
4. Jepit benang yang dekat dengan klem.
5. Tarik keluar benang dengan mantap tetapi hati-hati untuk mengeluarkan AKDR

Gambar. Pencabutan AKDR

30 | P a g e
6. Tunjukkan AKDR tersebut pada klien, kemudian rendam dalam klorin 0,5 %
7. Keluarkan spekulum dengan hati-hati
D. TINDAKAN PASCA PENCABUTAN
1. Rendam semua peralatan yang sudah dipakai dalam larutan klorin 0.5% selama 10 menit untuk
dekontaminasi
2. Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai lagi (kas, sarung tangan sekali pakai ) ketempat yang
sudah disediakan
3. Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan 0.5 %, kemudian
lepaskan dalam keadaan terbalik dan rendam dalam klorin tersebut
4. Cuci tangan dengan air dan sabun
5. Amati selama 5 menit sebelum memperbolehkan klien pulang
E. KONSELING PASCA PENCABUTAN
1. Diskusikan apa yang harus dilakukan bila klien mengalami masalah ( misalnya pendarahan yang
lama atau rasa nyeri pada perut / panggul )
2. Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang diberikan
3. Jawab semua pertanyaan klien
4. Ulangi kembali keterangan tentang pilihan kontrasepsi yang tersedia dan resiko serta keuntungan
dari masing-masing alat kontrasepsi bila klien ingin tetap mengatur jarak kelahiran atau ingin
membatasi jumlah anaknya
5. Bantu klien untuk menentukan alat kontrasepsi yang baru atau berikan alat kontrasepsi sementara
sampai klien dapat memutuskan alat kontrasepsi baru yang akan dipakai
6. Buat rekam medik tentang pencabutan AKDR

31 | P a g e
PANDUAN KETERAMPILAN

ASUHAN PERSALINAN NORMAL

32 | P a g e
PANDUAN KETERAMPILAN

ASUHAN PERSALINAN NORMAL

A. PENDAHULUAN
Asuhan persalinan normal meliputi seluruh prosedur yang harus dilakukan oleh seorang penolong untuk
menolong persalinan normal meliputi persiapan alat, persiapan diri penolong, mengetahu tanda-tanda
mulainya persalinan, persiapan pasien dan keluarga serta langkah-langkah pertolongan persalinan serta
pencegahan infeksi, yang dirancang untuk menyiapkan tenaga kesehatan lini terdepan agar mampu
memberikan asuhan persalinan normal yang berkualitas.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mampu meningkatkan sikap positif terhadap keramahan dan keamanan dalam memberikan asuhan
persalinan dasar dan penanganan awal penyakit beserta rujukannya
2. Memberi pengetahuan dan keterampilan asuhan persalinan normal dan penanganan awal penyulit
serta rujukan yang berkualitas yang sesuai dengan prosedur standar.
3. Memberikan asuhan persalinan normal dengan pendekatan pelayanan yang meliputi aspek kecepatan
pengambilan keputusan klinik, penerapan konsep sayang ibu, memenuhi syarat oencegahan infeksi,
pencatatan/dokumentasi dan rujukan bila diperlukan.
4. Melakukan penatalaksanaan persalinan fisiologis kala II,III, dan IV serta mengidentifikasi dan
memberikan penanganan awal penyulit serta persiapan rujukan.

C. MATERIAL
1. Penuntun Belajar
2. Stetoskop monoaural/Laenec
3. Tensimeter
4. Pita ukur
5. Model Anatomi
6. Sarung tangan
7. Kain penutup tubuh
8. Partus set
9. Perlengkapan bayi
10. Ember untuk cairan dekontaminasi
11. Sabun
12. Obat-obat seperlunya

33 | P a g e
PENUNTUN BELAJAR
ASUHAN PERSALINAN NORMAL
Kegiatan
I. Melihat Tanda dan Gejala Kala Dua
1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua
 Ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran
 Ibu merasa adanya tekanan pada anus
 Perineum menonjol
 Vulva dan anus
II. Menyiapkan Peralatan
2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampul oksitosin dan
memasukkan 1 buah alat suntik sekali pakai 2 ½ ml ke dalam wadah partus set.
III. Menyiapkan Diri untuk Memberikan Pertolongan Persalinan
3. Memakai celemek plastic
4. Memastikan lengan/tangan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir
5. Memakai siksaan dalam
6. Mengambil alat suntuk sekali pakai dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin dan
letakkan kembali ke dalam wadah partus set
Bila ketuban belum pecah: pinggirkan ½ kocher pada partus set
IV. Memastikan Pembukaan Lengkap dan Keadaan Janin Baik
7. Membersihkan vulva dan perineum menggunakan kapas basah dengan gerakan dari vulva ke
perineum ( bila daerah vulva dan perineum dan sekitarnya kotor karena kotoran ibu yang keluar,
bersihkan daerah tersebut dari kotoran)
8. Melakukan pemeriksaan dalam, pastikan pembukaan lengkap dan selaput ketuban sudah pecah.
 Bila pembukaan belum lengkap catat hasil pemeriksaan pada partograf dan nilai kemajuan
persalinan
 Bila selaput ketuban belum pecah: lakukan pemecahan selaput ketuban
 Pastikan kepala sudah masuk, tidak teraba bagian kecil janin atau tali pusat
 Masukkan ½ kocher yang dipegang dengan tangan kiri dengan bimbingan telunjuk dan jari
tengah tangan kanan hingga menyentuh selaput ketuban
 Saat his berkurang kekuatannya, gerakan ujung jari tangan kanan membimbing ujung ½
kocher menggores selaput ketuban hingga ketuban pecah
 Keluarkan ½ kocher dari vagina ibu dengan tangan kiri , masukkan ke dalam ember berisi
larutan klorin 0.5 %
 Pertahankan jari-jari tangan kanan tetap di dalam vagina sehingga yakin bahwa kepala

34 | P a g e
turun dan tidak teraba tali pusat setelah selaput ketuban dipecahkan
 Keluarkan jari-jari tangan kanan dari vagina
9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0.5 %, membuka sarung
tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0.5 %
10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai, pastikan DJJ dalam batas normal
(120 – 160 x/menit)
V. Menyiapkan Ibu dan Keluarga untuk Membantu Proses Pimpinan Meneran
11. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran
saat his, bila ia sudah merasa ingin meneran
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (pada saat his, bantu ibu
dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman)
VI. Pimpinan Meneran
13 Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran
 Memimpin ibu untuk meneran pada saat timbul his, menyesuaikan pimpinan meneran dengan
kecepatan lahirnya kepala
 Mendukung usaha ibu untuk meneran
 Memberi ibu kesempatan istirahat di saat tidak ada his (di antara his)
 Meminta bantuan keluarga untuk member ibu minum saat istirahat
 Memeriksa DJJ setiap kontraksi uterus selesai
 Bila ibu belum mempunyai dorongan kuat untuk meneran tunggu hingga ibu mempunyai
dorongan kuat untuk meneran (maksimum 60 menit). Ibu dapat dianjurkan untuk ganti
posisi meneran: miring, jongkok atau merangkak
 Bila bayi belum lahir setelah dipimpin meneran selama 2 jam (primipara) atau 1 jam
(multipara), segera lakukan rujukan.
VII. Persiapan Pertolongan Kelahiran Janin
14. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 – 6 cm, memasang handuk bersih untuk
mengeringkan janin pada perut ibu
15. Mengambil kain bersih, melipat 1/3 bagian dan meletakkannya di bawah bokong ibu
16. Membukatutup partus set
17. Memakai sarung tangan DDT pada kedua tangan
VIII. Menolong Kelahiran Bayi
Lahirnya Kepala
18. Saat sub occiput tampak di bawah simfisis, tangan kanan melindungi perineum dengan di atas
lipatan kain di bawah bokong ibu, sementara tangan kiri menahan puncak kepala agar tidak terjadi
defleksi yang terlalu cepat saat kepala lahir (Minta ibu untuk tidak meneran dengan bernafas pendek-
pendek)

35 | P a g e
Bila didapatkan mekonium pada air ketuban, segera setelah kepala lahir lakukan penghisapan
pada mulut dan hidung janin menggunakan penghisap lender
19. Mengusapkan kasa/kain bersih untuk membersihkan muka janin dari lender dan darah
20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
21. Menuanggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.
Lahirnya Bahu
22. Setelah janin menghadap paha ibu, tempatkan kedua telapak tangan pada biparietal kepala janin,
tarik secara hati-hati kea rah bawah sampai bahu anterior/depan lahir, kemudian tarik secara hati-hati
ke atas sampai bahu posterior/belakang lahir.
Bila terdapat lilitan tali pusat yang terlalu erat hingga menghambat putaran paksi luat atau
lahirnya bahu, minta ibu berhenti meneran, dengan perlindungan tangan kiri, pasang klem di
dua tempat pada tali pusat dan potong tali pusat di antara 2 klem tersebut.
Lahirnya Badan dan Tungkai
23. Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher dan bahu janin bagian posterior dengan
ibu jari pada leher (bagian bawah kepala) dan keempat jari pada bahu dan dada/punggung janin,
sementara tangan kiri memegang lengan dan bahu janin anterior saat badan dan lengan lahir
24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kea rah bokong dan tungkai bawah
janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiri di antara kedua lutut janin)
IX. Penanganan Bayi Baru Lahir
25. Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu pada lengan kanan sedemikian rupa hingga
bayi menghadap kea rah penolong. Nilai bayi, kemudian letakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi
kepala lebih rendah dari badan (bila tali pusat terlalu pendek, letakkan bayi di tempat yang
memungkinkan)
26. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali bagian talim pusat
27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilicus bayi. Melakukan urutan pada tali
pusat kea rah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama
28. Memegang tali pusat di antara 2 klem menggunakan tangan kiri, dengan perlindungan jari-jari tangan
kiri, memotong tali pusat di antara kedua klem
29. Mengganti pembungkus bayi dengan kain kering dan bersih, membungkus bayi hingga kepala
30. Memberikan bayi kepada ibu untuk disusui bila ibu menghendaki
X. Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala Tiga
Menyuntikan Oksitosin
31. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal
32. Memberitahukan ibu akan disuntik
33. Menyuntikan oksitosin 10 unit secara intramuscular pada bagian luar paha kanan 1/3 atas setelah
melakukan aspirasi terlebih dahulu untuk memastikan bahwa ujung jarum tidak mengenai pembuluh

36 | P a g e
darah
Peregangan Tali Pusat Terkendali
34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 – 10 cm dari vulva
35. Meletakkan tangan kiri di atas simfisis menahan bagian bawah uterus, sementara tangan kanan
memegang tali pusat menggunakan klem atau kain kasa dengan jarak 5 – 10 cm dari vulva
36. Saat uterus kontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan, sementara tangan kiri
menekan uterus dengan hati-hati kea rah dorsokranial
Bila uterus tidak segera kontraksi, minta ibu/keluarga untuk melakukan stimulasi putting susu
Mengeluarkan Plasenta
37. Jika dengan peregangan tali pusat terkendali, tali pusat terlihat bertambah panjang dan terasa
adanya pelepasan plasenta, minta ibu untuk meneran sedikit sementara tangan kanan menarik tali
pusat kea rah bawah kemudian ke atas sesuai dengan kurve jalan lahir hingga plasenta tampak pada
vulva
 Bila tali pusat bertambah panjang tetapi plasenta belum lahir, pindahkan kembali klem
hingga berjarak ± 5 – 10 cm dari vulva
 Bila plasenta belum lepas setelah mencoba langkah no. 36 dalam waktu 15 menit:
 Suntik ulang 10 unit oksitosin i.m
 Periksa kandung kemih, lakukan katatarisasi bila penuh
 Beritahu keluarga untuk persiapan merujuk
 Ulangi langkah no. 36 selama 15 menit
 Rujuk ibu bila plasenta tidak lahir setelah mencoba langkah no. 36 dalam waktu 15
menit kedua
38. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati bila perlu (terasa
ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu
pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban
Bila selaput ketuban robek, dapat digunakan klem untuk menarik robekan selaput ketuban
tersebut keluar atau masukkan jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan ke dalam vagina
untuk melepaskan selaput ketuban dari mulut rahim
Masase Uterus
39. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan menggosok fundus
secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus
teraba keras)
XI. Memeriksa Kemungkinan Adanya Perdarahan Pasca Persalinan
40. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa
seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukkan ke dalam kantong plastic
yang tersedia

37 | P a g e
41. Memeriksa apakah ada robekan pada introitus vagina dan perineum yang menimbulkan perdarahan
aktif
Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan
XII. Pasca Tindakan
42. Periksa kembali kontraksi uterus dan tanda adanya perdarahanpervaginam, pastikan kontraksi uterus
baik
43. Membersihkan sarung tangan dari lender dan darah di dalam larutan klorin 0.5 % kemudian bilas
tangan yang masih menggunakan sarung tangan dengan air yang sudah didisinfeksi tingkat tinggi
dan mengeringkannya
Mengikat Tali Pusat
44. Mengikat tali pusat ± 1 cm dari umbilicus dengan simpul mati
45. Mengikat balik tali pusat dengan simpul mati untuk kedua kalinya
46. Membebaskan klem pada tali pusat dan memasukkannya dalam wadah berisi larutan klorin 0.5 %
47. Membungkus kembali bayi
48. Berikan bayi kepaa ibunya untuk disusui
Evaluasi
49 Lanjutkan pemantauan terhadap kontraksi uterus, tanda perdarahan pervaginam dan tanda vital ibu
(pastikan kontraksi uterus):
 2 – 3 kali dalam 10 menit pertama
 Setiap 15 menit pada 1 jam pertama
 Setiap 20 – 30 menit pada jam kedua
Bila kontraksi uterus tidak baik, lakukan masase uterus sampai baik dan mengajarkan untuk
melakukan masase uterus apabila kontraksi uterus tidak baik
50. Menganjar ibu/keluarga untuk memeriksa/merasakan uterus yang memiliki kontraksi baik dan
mengajarkan untuk melakukan masase uterus apabila kontraksi uterus tidak baik
51. Mengevaluasi jumlah perdarahan yang terjadi
52. Memeriksa nadi ibu dan tekanan darah
Kebersihan dan Keamanan
53. Merendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0.5 %
54. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang disediakan
55. Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lender dan darah dan mengganti pakaiannya dengan
pakaian bersih/kering
56. Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu apabila ibu ingin minum
57. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0.5 %
58. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0.5 %, melepaskan sarung tangan dalam
keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0.5%

38 | P a g e
59. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
60. Melengkapi partograf

39 | P a g e
PANDUAN KETERAMPILAN

PEMERIKSAAN TUMBUH KEMBANG

40 | P a g e
PANDUAN KETERAMPILAN

PEMERIKSAAN TUMBUH KEMBANG

A. PENDAHULUAN

Buku manual tumbuh kembang ini dibuat untuk memudahkan mahasiswa dalam berfikir ilmiah,
sistematis, dan juga dalam keterampilan medis. Manual CSL ini untuk menuntun keterampilan medis.
Manual CSL ini menuntun keterampilan menilai status gizi anak dan status perkembangan anak,
pembuatan grafik pertumbuhan BB/TB dari WHO (Z Score) dan CDC-NCHS), grafik lingkaran kepala,
screening perkembangan DDST II dan KPSP.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu menjelaskan dan menilai pertumbuhan dan perkembangan anak dan mengetahui
kebutuhan kalori yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.
2. Mahasiswa mampu melakukan dan menentukan secara dini adaya gangguan perkembangan seorang
anak.

C. MATERIAL
1. Buku manual CSL
2. Kurva pertumbuhan WHO berdasarkan BB/U, TB/U, dan BB/TB
3. Kurva Lingkaran Kepala
4. Formulir DDST (Denver)
5. Formuir KPSP
6. Alat Tulis
7. Seperangkat mainan untuk tes perkembangan

D. METODE PEMBELAJAR
1. Demonstrasi sesuai daftar panduan belajar
2. Ceramah/kuliah
3. Diskusi
4. Partisipasi aktif dalam skiils lab ( simulasi )

E. TUGAS
1. Buatlah grafik BB/U, TB/U dan BB/TB, LK/U
2. Tentukan penilaian status gizi berdasarkan BB/U, TB/U, BB/TB
3. Tentukan kebutuhan kalorinya
4. Buat imunisasi yang harus di dapatkan anak ini sejak lahir hingga saat ini

41 | P a g e
5. Kapan jadwal imunisasi tersebut, dosis, cara pemberian, sediaan dan efek KIPI

F. KASUS
1. Anak perempuan usia 18 bulan dengan BB 10 kg & PB 75 cm & LK 40 cm
2. Anak perempuan usia 24 bulan dengan BB 14 kg & PB 90 cm & LK 48 cm
3. Anak Asep laki-laki usia 9 tahun dengan BB 20 kg & TB 128 cm
4. Anak Iwan laki-laki usia 13 tahun dengan BB 45 kg & TB 148 cm

42 | P a g e
PENUNTUN KETRAMPILAN 1
CARA MENGGUNAKAN GRAFIK PERTUMBUHAN WHO
( Buat anak di bawah 5 tahun )

Langkah Tindakan
1 Tentukan umur, panjang badan ( anak di bawah 2 tahun )/ tinggi badan ( anak di atas 2 tahun
), berat badan anak
2 Tentukan angka yang berada pada garis horizontal/ mendatar pada kurva. Garis horizontal
pada beberapa kurva pertumbuhan WHO menggambarkan umur dan panjang / tinggi badan
3 Tentukan angka yang berada pada garis vertical/ lurus pada kurva. Garis vertikal pada kurva
pertumbuhan WHO menggambarkan panjang/ berat badan, umur dan IMT
4 Hubungkan angka pada garis horizontal dengan angka pada garis vertikal hingga mendapat
titik temu (plotted point). Titik temu ini merupakan gambaran perkembangan anak
berdasarkan kurva pertumbuhan WHO.
5 Cara menginterpretasikan kurva pertumbuhan WHO
1. Garis 0 pada kurva pertumbuhan WHO menggambarkan median, atau rata-rata.
2. Garis yang lain dinamakan garis z-score. Pada kurva pertumbuhan WHO garis ini diberi
angka positif ( 1, 2, 3 ) atau negatif ( -1, -2, -3 ). Titik temu yang berada jauh dari garis
median menggambarkan masalah pertumbuhan.
3. Titik temu yang berada antara garis z-score -2 dan -3 diartikan dibawah -2
4. Titik temu yang berada antara garis z-score 2 dan 3 diartikan diatas 2.
5. Untuk menginterpretasikan arti titik temu ini pada kurva pertumbuhan WHO dapat
menggunakan table berikut ini.
Indikator pertumbuhan
Z-skor Panjang/tinggi Berat terhadap Berat terhadap
IMT terhadap umur
terhadap umur umut panjang/tinggi
Di atas 3 Lihat catatan 1 Obesitas Obesitas
Overwight Overwight
Di atas 2
Lihat catatan 2 (Gizi lebih) (Gizi lebih)
Berisiko Gizi lebih Berisiko Gizi lebih
Di atas 1
(lihat catatan 3) (lihat catatan 3)
0 (median)
Di bawah -1
Perawakan pendek
Di bawah -2 Gizi kurang Kurus Kurus
(lihat catatan 4)
Perawakan sangat
Gizi buruk
Di bawah -3 pendek/kerdil Sangat Kurus Sangat Kurus
(lihat catatan 5)
(lihat catatan 4)

Catatan :

43 | P a g e
1. Anak dalam kelompok ini berperawakan tubuh tinggi. Hal ini tidak masih normal. Singkirkan
kelainan hormonal sebagai penyebab perawakan tinggi.
2. Anak dalam kelompok ini mungkin memiliki masalah pertumbuhan tapi lebih baik jika diukur
menggunakan perbandingan berat badan terhadap panjang/ tinggi atau IMT terhadap umur.
3. Titik plot yang berada diatas angka 1 menunjukan berisiko gizi lebih. Jika makin mengarah ke
garis Z-skor 2 resiko gizi lebih makin meningkat.
4. Mungkin untuk anak dengan perawakan pendek atau sangat pendek memiliki gizi lebih.
5. Hal ini merujuk pada gizi sangat kurang dalam modul pelatihan IMCI ( Integrated Management of
Childhood IIIness in-service training. WHO, Geneva, 1997).

PENUNTUN KEBUTUHAN KALORI

BB- ideal x RDA menurut ( TB/U )

Langkah Tindakan
1 Tentukan BB ideal dengan menggunakan tabel z score BB/TB
Tentukan TB anak aktual pada garis horizontal TB kemudian tarik garis kea rah vertikal
hingga perpotongan pada garis z score 0, kemudian tarik garis horizontal ke arah berat
badan
2 Tentukan usia berdasarkan TB aktual anak
Lihat TB anak di garis vertikal pada tabel z score TB/U yang nilainya sesuai, kemudian tarik
garis kea rah horizontal hingga perpotongan dengan garis z score 0, dari titik potong tersebut
tarik garis horizontal kea rah bawah hingga menemukan usia yang sesuai
3 Tentukan RDA berdasarkan usia –terhadap TB ( langkah 2 )
Lihat tabel
4 Tentukan kebutuhan kalori anak
BB ideal ( langkah 1) x RDA ( langkah 3 )

44 | P a g e
PENUNTUN KETERAMPILAN 2
PENENTUAN STATUS GIZI BERDASARKAN KURVA CDC-NCHS
(untuk anak 5 tahun ke atas )

Langkah Tindakan
1 Menyiapkan kurva CDC-NCHS berat badan (BB), tinggi badan (TB), lingkaran kepala (LK)
berdasarkan umur dan jenis kelamin serta berat badan (BB) terhadap tinggi badan (TB)
berdasarkan umur dan jenis kelamin
2 Tentukan nama, umur/tanggal lahir, jenis kelamin,BB,TB anak
3 Mengukur TB da BB,(nilai sudah ditentukan dalam skenario )
4 Gambarkan letak dari BB aktual, TB aktual, terhadap umur pada kurva tersebut dan tentukan
posisi BB aktual, dan aktual di persentil berapa ( P5, P10, P25, P50, P75, P90, P95 ) atau
diantaranya
5 Tentukan berat barat ideal berdasarkan umur dengan cara menarik garis dimulai dari umur
yang berada pada garis mendatar pada kurva. Tarik hingga memotong garis persentil 50
kurva berat badan titik potong itu menunjukan berat badan ideal berdasarkan umur.
BB/U adalah: BB aktual/BB ideal berdasarkan umur
6 Tentukan tinggi badan ideal berdasarkan umur dengan cara menarik garis dimulai dari umur
yang berada pada garis mendatar pada kurva. Tarik hingga memotong garis persentil 50
kurva tinggi badan. Titik potong itu menunjukan tinggi badan ideal berdasarkan umur.
TB/U adalah: TB aktual/ TB ideal berdasarkan umu
7 Tentukan berat badan ideal berdasarkan tinggi badan aktual dengan cara tarik garis
mendatar dari tinggi badan aktual hingga memotong garis persentil 50 kurva tinggi badan,
dari titik potong tersebut tarik garis vertikal ke bawah hingga memotong garis persentil 50
kurva berat badan. Titim potong ini adalah berat badan idealnya.
BB/TB adalah : BB aktual/ BB ideal berdasarkan TB aktual
8 Tentukan Penilaian Antropometri berdasarkan
BB/U
TB/U
BB/TB

45 | P a g e
PENENTUAN KEBUTUHAN KALORI ANAK

BB- ideal x kebutuhan kalori menurut tinggi

Langkah Tindakan
1 Tentukan BB ideal berdasarkan TB anak aktual
(lihat ketrampilan 3 langkah 7 )
2 Tentukan usia berdasarkan TB anak aktual yaitu :
Tarik garis mendatar dari tinggi badan aktual hingga memotong garis persentil 50 kurva
tinggi badan, dari titik potong tersebut tarik garis vertikal ke bawah hingga memotong garis
persentil 50 kurva berat badan dan tarik terus hingga di dapatkan umur yang sesuai
dengan TB
3 Tentukan RDA berdasarkan usia – terhadap TB (langkah 2)
4 Tentukan kebutuhan kalori anak
BB ideal (langkah 1) x RDA (langkah 3)

Lampiran
Klasifikasi dari standar Harvard yang sudah dimodifikasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. BB/U : Gizi baik (BB/U > 89%) Gizi kurang (BB/U 60,1-80%) Gizi buruk (BB/U < 60%)
2. TB/U : Gizi baik (TB/U > 80%) Gizi kurang (TB/U 70,1-80%) Gizi buruk (TB/U < 70%)
3. BB/TB : Gizi baik (BB/TB > 90%) Gizi kurang (BB/TB 70,1-90%) Gizi buruk (BB/TB < 70%)

Penentuan stats gizi menurut kriteria Waterlow, WHO 2006, DAN CDC 2000

BB/TB
STATUS GIZI BB/TB WHO 2006
(% MEDIAN)
Obesitas >120 > +3 SD
Overwight >110 > +2 hingga +3 SD
Normal >90 +2 SD hingga -2 SD
Gizi kurang 70-90 < +2 SD hingga -3 SD
Gizi buruk <70 < 3 SD

46 | P a g e
Tabel kebutuhan Kalori sesuai umur

Prematur 120-150 kcal/kg/hari


0-12 bulan 110-120 kcal/kg/hari
1-3 tahun 100-110 kcal/kg/hari
4-6 tahun 100 kcal/kg/hari
7-12 tahun 75 – 90 kcal/kg/hari
12-18 tahun 60 – 75 kcal/kg/hari

Bayi 1,6 – 2,2 gr/Kg/hari


Anak 1 -10 1,0-2 gr/Kg/hari
Anak > 10 0,85 – 0,95 gr/Kg/hari

PENUNTUN KETERAMPILAN
PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK DENGAN KPSP

Langkah Tindakan
1 Siapkan formulir KPSP
2 Pilih KPSP yang sesuai umur anak
3 Lakukan penilaian dengan pertanyaan yang harus dijawab oleh ibu / pengasuh anak.
Hanya jawaban YA dan TIDAK
4 Lakukan penilaian dengan perintah kepada ibu / pengasuh anak atau petugas untuk
melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP
5 Pertanyaan dijawab berurutan satu persatu
6 Intepretasi nilai KPSP
7 Saran
Catatan
Bila anak berusia diantaranya, maka KPSP yang digunakan adalah yang lebih kecil dari usia anak.
Contoh anak bayi umur 7 bulan, maka KPSP yang digunakan adalah KPSP 6 bulan
Bila umur anak lebih dari 16 hari, dibulatkan menjadi 1 bulan. Contoh bayi 3 bulan 16 hari dibulatkan
menjadi 4 bulan, bila umur bayi 3 bulan 15 hari maka dibulatkan menjadi 3 bulan
Intepretasi hasil KPSP
Bila jawaban YA = 7 atau 8, perkembangan meragukan (M)
Bila jawaban YA = 9 atau 10, perkembangan baik (S)
Bila jawaban YA = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P)
Rincilah jawaban tidak pada nomor berapa saja.

47 | P a g e
PENUNTUN KETERAMPILAN
PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK DENGAN DENVER

Tahap pertama : dilakukan pada usia 0 – 6 tahun


a. 3 – 6 bulan
b. 9 – 12 bulan
c. 18 – 24 bulan
d. 3 tahun
e. 4 tahun
f. 5 tahun

Tahap ke dua, dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap
pertama, kemudian dilanjutkan dengan eveluasi diagnostik yang lengkap.

Alat bantu

1. Formulir Denver II
2. Alat tulis
3. Penggaris
4. Seperangkat alat bermain dan menulis untuk penilaian (Benang, kismis, kerincingan dengan gagang
yang kecil, balok-balok warna warni dengan luas 10 inci, botol kaca kecil dengan lubang 5/8 inci, bel
kecil, bola tennis, pensil merah, boneka kecil dengan botol susu, cangkir plastic dengan
gagang/pegangan, kertas kosong). Tidak dilakukan kegiatan dengan mainan tersebut.

48 | P a g e
PENUNTUN BELAJAR
PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK DENGAN DENVER

LANGKAH TINDAKAN
1 Siapkan formulir DENVER
Pada setiap tugas perkembangan yang berjumlah 125, terdapat batas kemampuan
perkembangan yaitu 25%, 50% dan 90% dari populasi anak lulus pada tugas
perkembangan tersebut
2 Tentukan umur/koreksi factor prematuritas
Bila anak lahir prematur, koreksi factor prematuritas. Untuk anak yang lahir lebih dari 2
minggu sebelum tanggal perkiraan dan berumur kurang dari 2 tahun, maka harus
dilakukan koreksi
3 Tarik garis umur dari atas ke bawah dan cantumkan tanggal pemeriksaan pada ujung atas
garis umur. Formulir Denver dapat digunakan untuk beberapa kali, gunakan garis umur
dengan warna yang berbeda.
4 Siapkan alat yang dapat dijangkau anak, beri anak beberapa mainan dari kit sesuai
dengan apa yang ingin diujikan
5 Lakukan tugas perkembangan untuk tiap sector perkembangan dimulai dari sector yang
paling mudah dan dimulai dari tugas perkembangan yang terletak sebelah kiri haris umur,
kemudian dilanjutkan sampai ke kanan garis umur.
6 Pada setiap sektor dilakukan minimal 3 uji coba terdekat di sebelah kiri garis umur serta
tiap uji coba yang lalui garis umur
Pada setiap sektor dilakukan minimal 3 tugas perkembangan yang paling dekat di sebelah
kiri garis umur serta tiap tugas perkembangan yang ditembus garis umur
7 Bila anak tidak mampu untuk melakukan salah satu uji coba pada langkah 5 (gagal;
menolak; tidak ada kesempatan) lakukan uji coba tambahan ke sebelah kiri pada sector
yang sama sampai anak dapat melewati 3 uji coba
8 Bila anak mampu malakukan salah satu tugas perkembangan pada langkah I, lakukan
tugas perkembangan tambahan ke sebelah kanan garis umur pada sector yang sama
sampai anak gagal pada 3 tugas perkembangan
9 Skor dari tiap uji coba ditulis pada kotak segi empat. Uji coba dekat tanda garis 50%.
10  Passed atau lulus (P/L). Anak melakukan uji coba dengan baik, atau ibu/pengasuh anak
memberi laporan (tepat / dapat dipercaya bahwa anak dapat melakukannya)
 Failure atau gagal (F/G). Anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik atau
ibu/pengasuh anak memberi laporan (tepat / dapat dipercaya) bahwa anak tidak dapat
melakukannya dengan baik
 Refuse atau menolak (R/M). Anak menolak untuk melakukan uji coba. Penolakan dapat

49 | P a g e
dikurangi dengan mengatakan kepada anak “apa yang harus dilakukan”, jika
menanyakan kepada anak apakah dapat melakukannya (uji coba yang dilaporkan
ibu/pengasuh anak tidak diskor sebagai penolakan).
By report berarti no opportunity (tidak ada kesempatan). Anak tidak mempunyai
kesempatan untuk melakukan uji coba karena ada hambatan. Skor ini hanya boleh dipakai
pada uji coba dengan tanda R.
11 Intepretasikan penilaian individual
12 Kesimpulan

LATIHAN

Nilai perkembangan anak ini dengan KPSP dan Denver

1. Kasus 1
Anak laki-laki usia 12 bulan PB 75 cm, BB 9,5 kg, LK 46 cm, anak aktif mudah tersenyum dan
tertarik dengan sekitarnya, bila digendong orang lain akan teriak dan menangis kuat, anak sudah
bisa bicara papa, mama dan dada, suka sekali main cilukba, sudah bisa duduk sejak usia 6
bulan, sekarang pandai merangkak dan berusaha berdiri dan berjalan berpegangan, anak akan
mengambil mainan yang disukai, bila makan suka memegang biscuit atau sendok sendiri,
kadang bertepuk tangan sambil tertawa.
2. Kasus 2
Anak laki-laki usia 2 tahun, TB 89 cm, BB 14 kg, LK 48 cm, anak aktif suka naik tangga, suka
bermain bola, anak berbicara hanya mengoceh sendiri, jarang tersenyum dan mengucapkan kata
mama atau papa, bila diajak bermain cenderung menghindari untuk berteman, anak senang
menyusun kubus dan mobil-mobilan berderet deret, bila ingin sesuatu anak akan menarik tangan
ibunya menuju keinginannya dan tidak menyebutkan keinginannya. Anak tampak aktif dan selalu
berjalan tidak henti.

50 | P a g e
LAMPIRAN
1. KUESIONER KPSP

Kuesioner Praskrining untuk Bayi 3 bulan


1. Pada waktu bayi telentang, apakah masing-masing lengan dan tungkai bergerak dengan mudah?
Jawab TIDAK bila salah satu atau kedua tungkai atau lengan bayi bergerak tak terarah/tak
terkendali.
2. Pada waktu bayi telentang apakah ia melihat clan menatap wajah anda?
3. Apakah bayi dapat mengeluarkan suara-suara lain (ngoceh), disamping menangis?
4. Pada waktu bayi telentang, apakah ia dapat mengikuti gerakan anda dengan menggerakkan
kepalanya dari kanan/kiri ke tengah?

5. Pada waktu bayi telentang, apakah. ia dapat mengikuti gerakan anda dengan menggerakkan
kepalanya dari satu sisi hampir sampai pada sisi yang lain?

6. Pada waktu anda mengajak bayi berbicara dan tersenyum,apakah ia tersenyum kembali kepada
anda?
7. Pada waktu bayi telungkup di alas yang datar, apakah ia dapat mengangkat kepalanya seperti

pada gambar ini?


8. Pada waktu bayi telungkup di alas yang datar, apakah ia dapat mengangkat kepalanya sehingga

membentuk sudut 45° seperti pada gambar ?


9. Pada waktu bayi telungkup di alas yang datar, apakah ia dapat mengangkat kepalanya dengan

tegak seperti pada gambar?

51 | P a g e
10. Apakah bayi suka tertawa keras walau tidak digelitik atau diraba-raba?

Kuesioner Praskrining untuk Bayi 6 bulan

1. Pada waktu bayi telentang, apakah ia dapat mengikuti gerakan anda dengan menggerakkan
kepala sepenuhnya dari satu sisi ke sisi yang lain?

2. Dapatkah bayi mempertahankan posisi kepala dalam keadaan tegak clan stabil? Jawab TIDAK
bila kepala bayi cenderung jatuh ke kanan/kiri atau ke dadanya
3. Sentuhkan pensil di punggung tangan atau ujung jari bayi. (jangan meletakkan di atas
telapak tangan bayi). Apakah bayi dapat menggenggam pensil itu selama beberapa detik?

4. Ketika bayi telungkup di alas datar, apakah ia dapat mengangkat dada dengan kedua lengannya
sebagai penyangga seperti padA gambar ?

5. Pernahkah bayi mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik tetapi bukan
menangis?
6. Pernahkah bayi berbalik paling sedikit dua kali, dari telentang ke telungkup atau sebaliknya?
7. Pernahkah anda melihat bayi tersenyurn ketika melihat mainan yang lucu, gambar atau binatang
peliharaan pada saat ia bermain sendiri?
8. Dapatkah bayi mengarahkan matanya pada benda kecil sebesar kacang, kismis atau uang logam?
Jawab TIDAK jika ia tidak dapat mengarahkan matanya.
9. Dapatkah bayi meraih mainan yang diletakkan agak jauh namun masih berada dalam jangkauan
tangannya?
10. Pada posisi bayi telentang, pegang kedua tangannya lalu tarik perlahan-lahan ke posisi clucluk.
Dapatkah bayi mempertahankan lehernya secara kaku seperti gambar di sebelah kiri ? Jawab
TIDAK bila kepala bayi jatuh kembali seperti gambar sebelah kanan.

52 | P a g e
Kuesioner Praskrining untuk Bayi 9 bulan

1. Pada posisi bayi telentang, pegang kedua tangannya lalu tarik perlahan-lahan ke posisi clucluk.
Dapatkah bayi mempertahankan lehernya secara kaku seperti gambar di sebelah kiri ? Jawab
TIDAK bila kepala bayi jatuh kembali seperti gambar sebelah kanan.

2. Pernahkah anda melihat bayi memindahkan mainan atau kue kering dari satu tangan ke tangan
yang lain? Benda-benda panjang seperti sendok atau kerincingan bertangkai tidak ikut dinilai.
3. Tarik perhatian bayi dengan memperlihatkan selendang, sapu tangan atau serbet, kemudian
jatuhkan ke lantai. Apakah bayi mencoba mencarinya? Misalnya mencari di bawah meja atau di
belakang kursi?
4. Apakah bayi dapat memungut dua benda seperti mainan/kue kering, dan masing-masing tangan
memegang satu benda pada saat yang sama? Jawab TIDAK bila bayi tidak pernah melakukan
perbuatan ini.
5. Jika anda mengangkat bayi melalui ketiaknya ke posisi berdiri, dapatkah ia menyangga sebagian
berat badan dengan kedua kakinya? Jawab YA bila ia mencoba berdiri dan sebagian berat badan
tertumpu pada kedua kakinya.
6. Dapatkah bayi memungut dengan tangannya benda-benda kecil seperti kismis, kacang-kacangan,
potongan biskuit, dengan gerakan miring atau menggerapai seperti gambar ?

7. Tanpa disangga oleh bantal, kursi atau dinding, dapatkah bayi duduk sendiri selama 60 detik?

8. Apakah bayi dapat makan kue kering sendiri?


9. Pada waktu bayi bermain sendiri dan anda diam-diam datang berdiri di belakangnya, apakah ia
menengok ke belakang seperti mendengar kedatangan anda? Suara keras tidak ikut dihitung.
Jawab YA hanya jika anda melihat reaksinya terhadap suara yang perlahan atau bisikan.
10. Letakkan suatu mainan yang dinginkannya di luar jangkauan bayi, apakah ia mencoba
mendapatkannya dengan mengulurkan lengan atau badannya?

53 | P a g e
Kuesioner Praskrining untuk Bayi 12 Bulan

1. Jika anda bersembunyi di belakang sesuatu/di pojok, kemudian muncui dan menghilang secara
berulang-ulang di hadapan anak, apakah ia mencari anda atau mengharapkan anda muncul
kembali?
2. Letakkan pensil di telapak tangan bayi. Coba ambil pensil tersebut dengan perlahan-lahan.
Sulitkah anda mendapatkan pensil itu kembali?
3. Apakah anak dapat berdiri selama 30 detik atau lebih dengan berpegangan pada kursi/meja?
4. Apakah anak dapat mengatakan 2 suku kata yang sama, misalnya: “ma-ma”, “da-da” atau “pa-
pa”. Jawab YA bila ia mengeluarkan salah—satu suara tadi.
5. Apakah anak dapat mengangkat badannya ke posisi berdiri tanpa bantuan anda?
6. Apakah anak dapat membedakan anda dengan orang yang belum ia kenal? la akan menunjukkan
sikap malu-malu atau ragu-ragu pada saat permulaan bertemu dengan orang yang belum
dikenalnya.
7. Apakah anak dapat mengambil Benda kecil seperti kacang atau kismis, dengan meremas di
antara ibu jari dan jarinya seperti pada gambar?

8. Apakah anak dapat duduk sendiri tanpa bantuan?


9. Sebut 2-3 kata yang dapat ditiru oleh anak (tidak perlu kata-kata yang lengkap). Apakah ia
mencoba meniru menyebutkan kata-kata tadi ?
10. Tanpa bantuan, apakah anak dapat mempertemukan dua kubus kecil yang ia pegang?
Kerincingan bertangkai dan tutup panel tidak ikut dinilai.

Kuesioner Praskrining untuk 15 bulan

1. Tanpa bantuan, apakah anak dapat mempertemukan dua kubus kecil yang ia pegang?
Kerincingan bertangkai dan tutup, panci tidak ikut dinilai
2. Apakah anak dapat jalan sendiri atau jalan dengan berpegangan?
3. Tanpa bantuan, apakah anak dapat bertepuk tangan atau melambai-lambai? Jawab TIDAK bila ia
membutuh kemandirian kaq bantuan.
4. Apakah anak dapat mengatakan “papa” ketika ia memanggil/melihat ayahnya, atau mengatakan
“mama” jika memanggil/melihat ibunya? Jawab YA bila anak mengatakan salah satu diantaranya.
5. Dapatkah anak berdiri sendiri tanpa berpegangan selama kira-kira 5 detik?
6. Dapatkan anak berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik atau lebih?
Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah anak dapat membungkuk untuk memungut
mainan di lantai dan kemudian berdiri kembali?
7. Apakah anak dapat menunjukkan apa yang diinginkannya tanpa menangis atau merengek?
Jawab YA bila ia menunjuk, menarik atau mengeluarkan suara yang menyenangkan
8. Apakah anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa jatuh atau terhuyung-huyung?
9. Apakah anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang, kismis, atau potongan biskuit dengan
menggunakan ibu seperti pada gambar ini

54 | P a g e
Kuesioner Praskrining untuk Anak 18 bulan

1. Tanpa bantuan, apakah anak dapat bertepuk tangan atau melambai-lambai? Jawab TIDAK bila ia
membutuhkan bantuan.
2. Apakah anak dapat mengatakan “papa” ketika ia memanggil/melihat ayahnya, atau mengatakan
“mama” jika memanggil/melihat ibunya?
3. Apakah anak dapat berdiri sendiri tanpa berpegangan selama kira-kira 5 detik?
4. Apakah anak dapat berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik atau lebih?
5. Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah anak dapat membungkuk untuk memungut
mainan di lantai clan kemudian berdiri kembali?
6. Apakah anak dapat menunjukkan apa yang diinginkannya tanpa menangis atau merengek?
Jawab YA bila ia menunjuk, menarik atau mengeluarkan suara yang menyenangkan.
7. Apakah anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa jatuh atau terhuyung-huyung?
8. Apakah anak anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang, kismis, atau potongan biskuit
dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk seperti pada gambar ?

9. Jika anda menggelindingkan bola ke anak, apakah ia menggelindingkan/melemparkan kembali


bola pada anda?
10. Apakah anak dapat memegang sendiri cangkir/gelas dan minum dari tempat tersebut tanpa
tumpah?

Kuesioner Praskrining untuk Anak 21 bulan

1. Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah anak dapat membungkuk untuk memungut
mainan di lantai dan kemudian berdiri kembali?
2. Apakah anak dapat menunjukkan apa yang diinginkannya tanpa menangis atau merengek?
Jawab YA bila ia menunjuk, menarik atau mengeluarkan suara yang menyenangkan.
3. Apakah anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa jatuh atau terhuyung-huyung?
4. Apakah anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang, kismis, atau potongan biskuit dengan
menggunakan ibu jari clan jari telunjuk seperti pada gambar ?

5. Jika anda menggelindingkan bola ke anak, apakah ia menggelindingkan/melemparkan kembali


bola pada anda?
6. Apakah anak dapat memegang sendiri cangkir/gelas clan minum dari tempat tersebut tanpa
tumpah?
7. Jika anda sedang melakukan pekerjaan rumah tangga, apakah anak meniru apa yang anda
lakukan?

55 | P a g e
8. Apakah anak dapat meletakkan satu kubus di atas Gerak halus Ya Tida kubus yang lain tanpa
menjatuhkan kubus itu? Kubus yang digunakan ukuran 2.5-5.0 cm
9. Apakah anak dapat mengucapkan paling sedikit 3 kata yang mempunyai arti selain “papa” dan
“mama”?.
10. Apakah anak dapat berjalan mundur 5 langkah atau lebih tanpa kehilangan keseimbangan?
(Anda mungkin dapat melihatnya ketika anak menarik mainannya)

Kuesioner Praskrining untuk Anak 24 bulan

1. Jika anda sedang melakukan pekerjaan rumah tangga, apakah anak meniru apa yang anda
lakukan?
2. Apakah anak dapat meletakkan 1 buah kubus di atas kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus
itu? Kubus yang digunakan ukuran 2.5 — 5 cm.
3. Apakah anak dapat mengucapkan paling sedikit 3 kata yang mempunyai arti selain "papa" clan
"mama"?
4. Apakah anak dapat berjalan mundur 5 langkah atau lebih tanpa kehilangankeseimbangan?
(Anda mungkin dapat melihatnya ketika anak menarik mainannya).
5. Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti: baju, rok, atau celananya? (topi clan kaos kaki tidak
ikut dinilai).
6. Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri? Jawab YA jika ia naik tangga dengan posisi tegak
atau berpegangan pada dinding atau pegangan tangga. Jawab TIDAK jika ia naik tangga dengan
merangkak atau anda tidak membolehkan anak naik tangga atau anak harus berpegangan pada
seseorang.
7. Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan anda, dapatkah anak menunjuk dengan benar paling
sedikit satu bagian badannya (rambut, mata, hidung, mulut, atau bagian badan yang lain)?
8. Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah?
9. Dapatkah anak membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring jika
diminta?
10. Dapatkah anak menendang bola kecil (sebesar bola tenis) ke depan tanpa berpegangan pada
apapun? Mendorong tidak ikut dinilai.

Kuesioner Praskrining untuk Anak 30 bulan

1. Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti: baju, rok, Sosialisasi & atau celananya? (topi clan
kaos kaki tidak ikut dinilai)
2. Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri? Jawab YA jika ia naik tangga dengan posisi tegak
atau berpegangan pada Binding atau pegangan tangga. Jawab TIDAK jika ia naik tangga dengan
merangkak atau anda tidak membolehkan anak naik tangga atau anak harus berpegangan pada
seseorang.
3. Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan anda, dapatkah anak menunjuk dengan benar paling
seclikit satu bagian badannya (rambut, mata, hidung, mulut, atau bagian badan yang lain)?
4. Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah?
5. Dapatkah anak membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring jika
diminta?
6. Dapatkah anak menendang bola kecil (sebesar bola tenis) Gerak kasar ke depan tanpa
berpegangan pada apapun? Mendorong tidak ikut dinilai.
7. Bila diberi pensil, apakah anak mencoret-coret kertas tanpa bantuan/petunjuk?
8. Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus satu persatu di atas kubus yang lain tanpa
menjatuhkan kubus itu? Kubus yang digunakan ukuran 2.5 – 5 cm.
9. Dapatkah anak menggunakan 2 kata pada saat berbicara seperti “minta minum”, “mau tidur”?
“Terimakasih” dan “Dadag” tidak ikut dinilai.
10. Apakah anak dapat menyebut 2 diantara gambar-gambar ini tanpa bantuan?

56 | P a g e
Kuesioner Praskrining untuk Anak 36 bulan

1. Bila diberi pensil, apakah anak mencoret-coret kertas tanpa bantuan/petunjuk?


2. Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus satu persatu di atas kubus yang lain tanpa
menjatuhkan kubus itu? Kubus yang digunakan ukuran 2.5 – 5 cm.
3. Dapatkah anak menggunakan 2 kata pada saat berbicara seperti “minta minum”; “mau tidur”?
“Terimakasih” dan “Dadag” tidak ikut dinilai.
4. Apakah anak dapat menyebut 2 diantara gambar-gambar ini tanpa bantuan?

5. Dapatkah anak melempar bola lurus ke arah perut atau dada anda dari jarak 1,5 meter?
6. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk atau mata pada saat
memberikan perintah berikut ini:
“Letakkan kertas ini di lantai”.
“Letakkan kertas ini di kursi”.
“Berikan kertas ini kepada ibu”.
Dapatkah anak melaksanakan ketiga perintah tadi?
7. Buat garis lurus ke bawah sepanjang sekurangkurangnya 2.5 cm. Suruh anak menggambar garis
lain di
samping garis tsb.

8. Letakkan selembar kertas seukuran buku di lantai. Apakah anak dapat melompati bagian lebar
kertas dengan mengangkat kedua kakinya secara bersamaan tanpa didahului lari?
9. Dapatkah anak mengenakan sepatunya sendiri?

57 | P a g e
10. Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh sedikitnya 3 meter?

Kuesioner Praskrining untuk Anak 42 bulan

1. Dapatkah anak mengenakan sepatunya sendiri?


2. Dapatkah anak mengayuh sepeda rods tiga sejauh sedikitnya 3 meter?
3. Setelah makan, apakah anak mencuci clan mengeringkan tangannya dengan balk sehingga anda
ticlak perlu mengulanginya?
4. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan caranya clan beri anak
anda kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam
waktu 2 detik atau lebih?
5. Letakkan selembar kertas seukuran buku ini di lantai. Apakah anak dapat melompati panjang
kertas ini dengan mengangkat kedua kakinya secara bersamaan tanpa didahului lari?
6. Jangan membantu anak clan jangan menyebut lingkaran. Suruh anak menggambar seperti
contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Dapatkah anak menggambar lingkaran?

7. Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu persatu di atas yang lain tanpa menjatuhkan
kubus tersebut?
Kubus yang digunakan ukuran 2.5 – 5 cm.
8. Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau permainan lain dimana ia ikut bermain
clan mengikuti aturan bermain?
9. Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju atau kaos kaki tanpa di bantu? (Tidak
termasuk kemandirian memasang kancing, gesper atau ikat pinggang)

Kuesioner Praskrining untuk Anak 48 bulan

1. Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh sedikitnya 3 meter?


2. Setelah makan, apakah anak mencuci dan mengeringkan tangannya dengan baik sehingga anda
tidak perlu mengulanginya?
3. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan caranya dan beri anak
anda kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam
waktu 2 detik atau lebih?
4. Letakkan selembar kertas seukuran buku ini di lantai. Apakah anak dapat melompati panjang
kertas ini dengan mengangkat kedua kakinya secara bersamaan tanpa didahului lari?

58 | P a g e
5. Jangan membantu anak dan jangan menyebut lingkaran. Suruh anak menggambar seperti
contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Dapatkah anak menggambar lingkaran?

6. Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu persatu di atas yang lain tanpa menjatuhkan
kubus tersebut?
Kubus yang digunakan ukuran 2.5 – 5 cm.
7. Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau permainan lain dimana ia ikut bermain
dan mengikuti aturan bermain?
8. Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju atau kaos kaki tanpa di bantu? (Tidak
termasuk memasang kancing, gesper atau ikat pinggang)
9. Dapatkah anak menyebutkan nama lengkapnya tanpa dibantu? Jawab TIDAK jika ia hanya
menyebutkan sebagian namanya atau ucapannya sulit dimengerti.

Kuesioner Praskrining untuk Anak 54 bulan

1. Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu persatu di atas yang lain tanpa menjatuhkan
kubus tersebut? Kubus yang digunakan ukuran 2-5 – 5 cm.
2. Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau permainan lain dimana ia ikut bermain
dan mengikuti aturan bermain?
3. Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju atau kaos kaki tanpa di bantu? (Tidak
termasuk memasang kancing, gesper atau ikat pinggang)
4. Dapatkah anak menyebutkan nama lengkapnya tanpa dibantu? Jawab TIDAK jika ia hanya
menyebut sebagian namanya atau ucapannya sulit dimengerti.
5. Isi titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak. Jangan membantu kecuali mengulangi
pertanyaan.
"Apa yang kamu lakukan jika kamu kedinginan?"
"Apa yang kamu lakukan jika kamu lapar?"
"Apa yang kamu lakukan jika kamu lelah?"
Jawab YA biia anak merjawab ke 3 pertanyaan tadi dengan benar, bukan dengan gerakan atau
isyarat.
Jika kedinginan, jawaban yang benar adalah "menggigil" ,"pakai mantel’ atau "masuk kedalam
rumah’.
Jika lapar, jawaban yang benar adalah "makan"
Jika lelah, jawaban yang benar adalah "mengantuk", "tidur", "berbaring/tidur-tiduran", "istirahat"
atau "diam sejenak"
6. Apakah anak dapat mengancingkan bajunya atau pakaian boneka?
7. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan caranya dan beri anak
ands kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam
waktu 6 detik atau lebih?

59 | P a g e
8. Jangan mengoreksi/membantu anak. Jangan menyebut kata "lebih panjang".
Perlihatkan gambar kedua garis ini pada anak.
Tanyakan: "Mana garis yang lebih panjang?"
Minta anak menunjuk garis yang lebih panjang.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini dan ulangi pertanyaan tersebut.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini lagi dan ulangi pertanyaan tadi.
Apakah anak dapat menunjuk garis yang lebih panjang sebanyak 3 kali dengan
benar?
9. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini, suruh anak
menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali
kesempatan. Apakah anak dapat menggambar seperti contoh ini?

10. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk atau mats pads saat
memberikan perintah berikut ini: "Letakkan kertas ini di atas lantai".
"Letakkan kertas ini di bawah kursi".
"Letakkan kertas ini di depan kamu"
"Letakkan kertas ini di belakang kamu"
Jawab YA hanya jika anak mengerti arti "di atas", "di bawah", "di depan" dan "di belakang”

Kuesioner Praskrining untuk Anak 60 bulan

1. Isi titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak. Jangan membantu kecuali mengulangi
pertanyaan.
“Apa yang kamu lakukan jika kamu kedinginan?”
“Apa yang kamu lakukan jika kamu lapar?”
“Apa yang kamu lakukan jika kamu lelah?”
Jawab YA biia anak merjawab ke 3 pertanyaan tadi dengan benar, bukan dengan gerakan atau
isyarat.
Jika kedinginan, jawaban yang benar adalah “menggigil” ,”pakai mantel’ atau “masuk kedalam
rumah’.
Jika lapar, jawaban yang benar adalah “makan”
Jika lelah, jawaban yang benar adalah “mengantuk”, “tidur”, “berbaring/tidur-tiduran”, “istirahat”
atau “diam sejenak”
2. Apakah anak dapat mengancingkan bajunya atau pakaian boneka?
3. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan caranya dan beri anak
ands kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam
waktu 6 detik atau lebih?
4. Jangan mengoreksi/membantu anak. Jangan menyebut kata “lebih panjang”.
Perlihatkan gambar kedua garis ini pada anak.
Tanyakan: “Mana garis yang lebih panjang?”
Minta anak menunjuk garis yang lebih panjang.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini dan ulangi pertanyaan tersebut.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini lagi dan ulangi pertanyaan tadi.

60 | P a g e
Apakah anak dapat menunjuk garis yang lebih panjang sebanyak 3 kali dengan benar?
5. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini, suruh anak menggambar
seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan. Apakah anak dapat
menggambar seperti contoh ini?

6. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk atau mats pads saat
memberikan perintah berikut ini: “Letakkan kertas ini di atas lantai”.
“Letakkan kertas ini di bawah kursi”.
“Letakkan kertas ini di depan kamu”
“Letakkan kertas ini di belakang kamu”
Jawab YA hanya jika anak mengerti arti “di atas”, “di bawah”, “di depan” dan “di belakang”
7. Apakah anak bereaksi dengan tenang dan tidak rewel (tanpa menangis atau menggelayut pada
anda) pada saat anda meninqgalkannya?
8. Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan, katakan pada anak : “Tunjukkan segi empat
merah”
“Tunjukkan segi empat kuning”
‘Tunjukkan segi empat biru”
“Tunjukkan segi empat hijau”
Dapatkah anak menunjuk keempat warna itu dengan benar?

9. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan (lompatan dengan dua
kaki tidak ikut dinilai). Apakah ia dapat melompat 2-3 kali dengan satu kaki?
10. Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan?

Kuesioner Praskrining untuk Anak 66 bulan

1. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini, suruh anak menggambar
seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan. Apakah anak dapat
menggambar seperti contoh ini?

2. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk atau mats pads saat
memberikan perintah berikut ini: "Letakkan kertas ini di atas lantai".
"Letakkan kertas ini di bawah kursi".

61 | P a g e
"Letakkan kertas ini di depan kamu"
"Letakkan kertas ini di belakang kamu"
Jawab YA hanya jika anak mengerti arti "di atas", "di bawah", "di depan" dan "di belakang”
3. Apakah anak bereaksi dengan tenang dan tidak rewel (tanpa menangis atau menggelayut pada
anda) pada saat anda meninqgalkannya?
4. Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan, katakan pada anak :

"Tunjukkan segi empat merah"


"Tunjukkan segi empat kuning"
‘Tunjukkan segi empat biru”
"Tunjukkan segi empat hijau"
Dapatkah anak menunjuk keempat warna itu dengan benar?
5. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan (lompatan dengan dua
kaki tidak ikut dinilai). Apakah ia dapat melompat 2-3 kali dengan satu kaki?
6. Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan?
7. Suruh anak menggambar di tempat kosong yang tersedia. Katakan padanya: "Buatlah gambar
orang".
Jangan memberi perintah lebih dari itu. Jangan bertanya/ mengingatkan anak bila ada bagian
yang belum tergambar. Dalam memberi nilai, hitunglah berapa bagian tubuh yang tergambar.
Untuk bagian tubuh yang berpasangan seperti mata, telinga, lengan dan kaki, setiap pasang
dinilai satu bagian. Dapatkah anak menggambar sedikitnya 3 bagian tubuh?
8. Pada gambar orang yang dibuat pada nomor 7, dapatkah anak menggambar sedikitnya 6 bagian
tubuh?
9. Tulis apa yang dikatakan anak pada kalimat-kalimat yang belum selesai ini, jangan membantu
kecuali mengulang pertanyaan:
"Jika kuda besar maka tikus ………
"Jika api panas maka es ………
"Jika ibu seorang wanita maka ayah seorang ………
Apakah anak menjawab dengan benar (tikus kecil, es dingin, ayah seorang pria) ?
10. Apakah anak dapat menangkap bola kecil sebesar bola tenis/bola kasti hanya dengan
menggunakan kedua tangannya? (Bola besar tidak ikut dinilai).

Kuesioner Praskrining untuk Anak 72 bulan

1. Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan, katakan pada anak :

“Tunjukkan segi empat merah”


“Tunjukkan segi empat kuning”
“Tunjukkan segi empat biru”

62 | P a g e
“Tunjukkan segi empat hijau”
Dapatkah anak menunjuk keempat warna itu dengan benar?
2. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan (lompatan dengan dua
kaki tidak ikut dinilai). Apakah ia dapat melompat 2-3 kali dengan satu kaki?
3. Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan?
4. Suruh anak menggambar di tempat kosong yang tersedia. Katakan padanya: "Buatlah gambar
orang".
Jangan memberi perintah lebih dari itu. Jangan bertanya/ mengingatkan anak bila ada bagian
yang belum tergambar. Dalam memberi nilai, hitunglah berapa bagian tubuh yang tergambar.
Untuk bagian tubuh yang berpasangan seperti mata, telinga, lengan dan kaki, setiap pasang
dinilai satu bagian. Dapatkah anak menggambar sedikitnya 3 bagian tubuh?
5. Pada gambar orang yang dibuat pads nomor 7, dapatkah anak menggambar sedikitnya 6 bagian
tubuh?
6. Tulis apa yang dikatakan anak pada kalimat-kalimat yang belum selesai ini, jangan membantu
kecuali mengulang pertanyaan:
"Jika kuda besar maka tikus
"Jika api panas maka es
"Jika ibu seorang wanita maka ayah seorang
Apakah anak menjawab dengan benar (tikus kecil, es dingin, ayah seorang pria) ?
7. Apakah anak dapat menangkap bola kecil sebesar bola tenis/bola kasti hanya dengan
menggunakan kedua tangannya? (Bola besar tidak ikut dinilai).
8. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan caranya clan beri anak
ands kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam
waktu 11 detik atau lebih?
9. Jangan membantu anak clan jangan memberitahu nama gambar ini, Suruh anak menggambar
seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia- Berikan 3 kali kesempatan.
Apakah anak dapat menggambar seperti contoh ini?

10. lsi titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak. Jangan membantu kecuali mengulangi
pertanyaan sampai 3 kali bila anak menanyakannya.
"Sendok dibuat dari apa?"
"Sepatu dibuat dari apa?"
"Pintu dibuat dari apa?"
Apakah anak dapat menjawab ke 3 pertanyaan di atas dengan benar? Sendok dibuat dari besi,
baja, plastik, kayu.
Sepatu dibuat dari kulit, karet, kain, plastik, kayu.
Pintu dibuat dari kayu, besi, kaca.

2. KURVAPERTUMBUHAN CDC
3. KURVA PERTUMBUHAN WOH

63 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai