DISUSUN OLEH :
TIM PENGAJAR
PENYUSUN:
1. Defenisi
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang dilakukan pada bagian
tubuh dari kepala sampai kaki pada ibu hamil.
2. Tujuan
Tujuan umum
Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak
selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas, sehingga
didapatkan ibu dan anak yang sehat.
Tujuan khusus
a. Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang
mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas
b. Menggenali dan mengobati penyakit-penyakit yang
mungkin diderita sedini mungkin
c. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan
anak
d. Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-
hari dan keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas
dan laktasi.
3. Jadwal pemeriksaan kehamilan
Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin
ketika haidnya terlambat satu bulan
Periksa ulang 1x sebulan sampai kehamilan 7 bulan
Periksa ulang 2x sebulan sampai kehamilan 9 bulan
Periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan
Periksa Khusus bila ada keluhan-keluhan
4. Persiapan
a. Persiapan pasien
Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
Menjelaskan tujuan dan prosedur pada klien/keluarga
Menanyakan kesiapan pasien sebelum tindakan diberikan
Menjaga privacy
b. Persiapan alat
Stetoskop
Sfigmomanometer
Pita pengukur
Timbangan BB
Jangka panggul
Stetoskop monoral (stetoskop obstetrik/ laenec)
Termometer
Palu refleks
pengukur tinggi badan
peralatan untuk pemeriksaan laboratorium kehamilan yaitu
pemeriksaan kadar hemoglobin, protein urin, urin reduksi
dll (bila diperlukan
5. prosedur kerja
Ya Tidak
No Prosedur Ket
(1) (0)
1 Anamnesa
Anamnesa identitas isteri dan suami
a. Nama
b. Umur
c. Pendidikan
d. Pekerjaan
e. Alamat
f. DSBnya
Anamnesa umum
a. Tentang keluhan-keluhan, nafsu
makan, tidur, miksi, defekasi,
perkawinan, dan sebagainya.
b. Tentang haid, kapan mendapat
haid terakhir (HT). Bila hari
pertama haid terakhir diketahui,
maka dapat dijabarkan taksiran
tanggal persalinan memakai
rumus Naegele
2 Pemeriksaan fisik umum
a. Tinggi Badan
b. Berat badan
c. Tanda – tanda vital : tekanan darah,
denyut nadi, suhu, pernapasan
3 Pemeriksaan fisik (teknik inspeksi)
a. Kepala
Kebersihan, bentuk, rambut rontok
dan ada kutu
b. Daerah muka
Apakah ada kloasma gravidarum,
konjungtiva anemis/tidak , apakah
ada oedema pada muka dan
bagaimana keadaan lidah dan gigi
c. Leher
Apakah ada bendungan vena,
kelenjar tiroid membesar atau
pembesaran kelenjar limfe
d. Dada
Bentuk payudara, pigmentasi dan
keadaan puting susu, adakah
kolostrum
e. Abdomen
Membesar ke arah depan atau
kesamping, keadaan umbilicus,
pigmentasi pada linea alba, apakah
gerakan anak atau kontraksi rahim,
apakah ada striae gravidarum atau
bekas luka operasi
f. Vulva
Apakah ada varises, tanda Chadwick,
condylomata, flour albus, kebersihan
dan keadaan perineum
g. Tungkai bawah
Apakah ada varises, oedema, luka,
sikatriks pada lipatan paha
4 Teknik palpasi
Persiapan pasien
1. Jelaskan tentang prosedur
pemeriksaan ini kepada ibu
2. Jelaskan tujuan atau hasil yang
diharapkan dari pemeriksaan ini.
3. Jelaskan bahwa pemeriksaan ini
kadang-kadang menimbulkan
perasaan khawatir atau tidak
enak tetapi tidak akan
membahayakan bayi yang ada di
dalam kandungan
4. Bila ibu mengerti apa yang telah
disampaikan, mintalah
persetujuan lisan tentang
pemeriksaan yang akan
dilakukan.
Tujuan
1. Menentukan besar dan
konsistensi rahim
2. Menentukan bagian-bagian
janin, letak, dan presentasi
3. Mengetahui gerakan janin
4. Mengetahui kontraksi rahim
braxton-Hicks
Cara palpasi
a. Menurut leopold dengan
variasi
b. Menurut knebel
c. Menurut Budin
d. Menurut Ahlfled
Variasi palpasi
1. Persilahkan Ibu hamil untuk
berbaring
2. Sisihkan pakaian ibu hingga
seluruh bagian perut ibu tampak
jelas kemudian minta ibu untuk
meletakkan kedua telapak kaki
pada ranjang sehingga terjadi
fleksi pada sendi paha dan lutut
untuk mengurangi ketegangan
pada dinding perut.
3. Tutup paha dan kaki ibu dengan
kain yang telah disediakan.
4. Cuci tangan pemeriksa dengan
sabun , bilas dengan air hangat
kemudian keringkan kedua
tangan tersebut dengan handuk
5. Pemeriksa berdiri disebelah
kanan ibu dan melihat ke arah
kepala ibu.
6. Beritahukan kepada ibu bahwa
pemeriksaan akan segera
dimulai.
Leopold I
Tujuan : Menentukan tinggi fundus
uteri dan bagian janin yang terdapat
pada fundus uteri
Cara pemeriksaan :
Pemeriksa berdiri disebelah kanan
pasien, menghadap kearah kepala
pasien. Kedua tangan diletakkan pada
bagian atas uterus dengan mengikuti
bentuk uterus. Lakukan palpasi
secara lembut untuk menentukan
bentuk, ukuran konsistensi dan
gerakan janin.
Tentukan bagian janin mana yang
terletak di fundus.
6 Teknik perkusi
pemeriksaan punggung dibagian
ginjal.
Tepuk punggung di bagian ginjal
dengan bagian sisi tangan yang
dikepalkan. Bila ibu merasa nyeri,
mungkin terdapat gangguan pada
ginjal atau salurannya.
Pemeriksaan reflek lutut (patella)
mintalah ibu duduk dengan
tungkainya tergantung bebas dan
jelaskan apa yang akan dilakukan.
Rabalah tendon dibawah lutut/
patella. Dengan menggunakan
hammer ketuklan rendon pada lutut
bagian depan. Tungkai bawah akan
bergerak sedikit ketika tendon
diketuk. Bila reflek lutut negative
kemungkinan pasien mengalami
kekurangan vitamin B1. bila
gerakannya berlebihan dan capat
maka hal ini mungkin merupakan
tanda pre eklamsi
7 Teknik auskultasi
Digunakan stetoskop monoral
(stetoskop obstestetrik/leinek) untuk
mendengarkan denyut jantung janin.
Yang dapat didengarkan adalah :
a. Dari janin
- Djj pada bulan ke-4 atau
bulan ke-5
- Bising tali pusat
- Gerakan dan tendangan
janin
b. Dari Ibu
- Bising rahim (uterine
souffle)
- Bising aorta
- Peristaltik usus
6. Kewaspadaan perawat
7. Standar penilaian
Range Skor
86-100 =A
76-85 =B
< 76 = Tidak lulus
SENAM HAMIL
1. Defenisi
Senam hamil adalah suatu bentuk latihan guna memperkuat dan
mempertahankan elastisitas dinding perut, ligament-ligament,
otot-otot dasar panggul yang berhubungan dengan proses
persalinan (FK. Unpad, 1998).
2. Tujuan
a. Tujuan umum senam hamil adalah melalui latihan senam
hamil yang teratur dapat dijaga kondisi otot-otot dan
persendian yang berperan dalam mekanisme persalinan,
mempertinggi kesehatan fisik dan psikis serta kepercayaan
pada diri sendiri dan penolong dalam menghadapi persalinan
dan membimbing wanita menuju suatu persalinan yang
fisiologis.
b. Tujuan khusus senam hamil adalah memperkuat dan
mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, otot-
otot dasar panggul, ligamen dan jaringan serta fasia yang
berperan dalam mekanisme persalinan, melenturkan
persendian-persendian yang berhubungan dengan proses
persalinan, membentuk sikap tubuh yang prima sehingga
dapat membantu mengatasi keluhan-keluhan, letak janin dan
mengurangi sesak napas, menguasai teknik-teknik
pernapasan dalam persalinan dan dapat mengatur diri pada
ketenangan.
3. Indikasi
Semua ibu hamil dengan kondisi kehamilan normal
4. Kontra indikasi
Ada beberapa kontra indikasi senam hamil yang harus
diperhatikan, antara lain
Kontra Indikasi Absolute atau Mutlak
seorang wanita hamil mempunyai penyakit jantung,
penyakit paru, serviks inkompeten, kehamilan kembar,
riwayat perdarahan, pervaginam pada trimester II dan III,
kelainan letak plasenta, seperti plasenta previa, preeklamsi
maupun hipertensi.
Kontra Indikasi Relative
Bila seorang ibu hamil menderita anemia berat, irama
jantung tidak teratur, paru bronchitis kronis, riwayat DM,
obesitas, terlalu kurus, penyakit dengan riwayat operasi
tulang ortopedi, dan perokok berat.
Segera menghentikan senam hamil
Bila terjadi gejala perdarahan pervaginam, sesak saat
senam, sakit kepala, nyeri dada, nyeri otot, gejala
kelahiran premature, penurunan gerakan bayi intra uterin
(Adi Wiyono, 2004).
5. Persiapan
a. Persiapan pasien
Jelaskan tentang prosedur tindakan dan tujuan pada pasien
Jaga privasi pasien
Menanyakan kesiapan pasien sebelum tindakan diberikan
b. Persiapan alat
Alas duduk atau karpet
6. Prosedur kerja
Ya Tidak
No Prosedur Ket
(1) (0)
1 Duduk bersila
Sikap duduk ini adalah sikap duduk yang
baik selama kehamilan, karena dengan
sikap ini perut bagian bawah menekan
perut ke dalam rongga panggul (beserta
janinnya) sehingga kedudukan janin
dalam kandungan tetap baik. Dengan
posisi seperti ini, dilakukan gerakan
pemanasan dengan menggerakan kepala
menengok kekanan dan kekiri, miring
kekanan dan kekiri. Sesudah itu
tundukan kepala dan angkat kepala
sambil menarik nafas, kemudian
mengembuskannya. Lanjutkan dengan
menaikan bahu kemudian
menurunkannya kembali. Lakukan
gerakan 8x hitungan.
3 Gerakan relaksasi
5 Mengangkat panggul
6 Latihan meneran
7 Melenturkan punggung
∑
Range Skor
86-100 = A 76-85 = B < 76 = Tidak lulus
PERAWATAN PAYUDARA IBU HAMIL
1. Defenisi
suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan teratur untuk
memeliharan kesehatan payudara waktu hamil dengan tujuan
untuk mempersiapkan laktasi pada waktu post partum
2. Tujuan
a. Mempersiapkan bentuk dan fungsi payudara sebelum terjadi
laktas.
b. Membersihkan putting susu
c. Mempersiapkan payudara setelah melahirkan
3. Persiapan
a. Persiapan pasien
Salam terapeutik
Jelaskan prosedur tindakan pada klien/keluarga
Perhatikan privacy pasien, pasang sampiran jika perlu
Atur posisi pasien senyaman mungkin
b. Persiapan alat
Handuk besar 2 buah
Minyak kelapa atau baby oil
Waslap
Kapas dalam kom
Baskom
4. Prosedur kerja
Ya Tidak
No Prosedur Ket
(1) (0)
1 Cuci tangan
2 Kompres puting susu dengan kapas
minyak 2 menit untuk melemaskan
sekaligus mengangkat kotoran pada
puting susu
3 Bersihkan saluran air susu pada puting
susu dengan kapas lembab
4 Tarik puting kedua puting susu bersama-
sama,dan putar kedalam kemudian keluar
sebanyak 20 kali
5 Untuk puting susu datar atau masuk
kedalam dengan jari telunjuk dan ibu jari
mengurut daerah sekitar puting susu
kearah berlawanan merata.
6 Basahi kedua telapak tangan dengan
minyak , tarik kedua putting susu
bersama-sama dan putar kedalam
kemudian keluar sebanyak 20 kali
7 Puting susu dirangsang dengan ujung
waslap handuk kering yang digerakkan
keatas dan kebawah.
8 Cuci tangan
5. Kewaspadaan perawat
a. Periksa kondisi putting, apakah ada lecet atau tidak
6. Standar penilaian
∑
Range Skor
86-100 =A
76-85 =B
< 76 = Tidak lulus
MEKANISME PERSALINAN
No Prosedur tindakan Ya Tidak Ket
1. Pengertian: Proses pergerakan janin yang
berturut-turut untuk menyesuaikan diri
dengan jalan lahir
2. Tujuan : untuk mengetahui urutan proses
selama persalinan
3. Indikasi: persalinan normal
4. Gerakan-gerakan spersalinan
a. Engagement
b. turunnya kepala
c. Fleksi
d. Putaran paksi dalam
e. Ekstensi
f. Putaran paksi luar
g. Kelahiran dengan ekspulsi
5. Proses Persalinan :
1. Engagement : apabila diameter biparietal
kepala melewati pintu atas panggul
2. Turunnya kepala dibagi dalam :
a. Masuknya kepala dalam pintu atas
panggul
1) Masuknya kepala dalam PAP pada
primípara sudah terjadi pada
bulan terakhir kehamilan tetapi
pada multípara pada permulaan
persalinan
2) Masuknya kepala dalam PAP
biasanya dengan sutura sagitalis
melintang dan dengan fleksi yang
ringan
3) Awal persalinan kepala berada
pada PAP dengan tulang ubun-
ubun depan dan belakang sama
tingginya, dimana sutura sagitalis
melintang di ditengah-tengah
jalan lahir. Disebut synclitismus.
4) Dengan adanya his kepala kepala
jain berangsur-angsur turun ala
rongga pangul, yang turun lebih
dahulu adalah tulang ubun-ubun
belakang oleh karena bagian
belakang lebih luas dengan
adanya os sacrum sedang tulang
ububn-ubun depan tertahan oleh
pinggir simpisis. Disebut
asynclitismus posterior.
5) Setelah ubun-ubun belakang
turun maka tahanan dari pinggir
simpisis tidak ada lagi,
mengakibatkan tulang ubun-ubun
depan turun sehingga tulang
ubun-ubun depan dan tulang
ubun-ubun belakang terletak
sama tinggi kembali disebut
Synclitismus.
6) Dengan adanya his janin semakin
turun, kepala turun ke dasar
pangul. Yang turun terlebih
dahulu adalah tulang ubun-ubun
depan karena tulang ubun-ubun
depan tertahan oleh os.
Coksigeus, berarti sutura sagitalis
lebih dekat ke promontorium.
Disebut ansiklitusmus anterior.
b. Majunya kepala
3. Fleksi
a. Fleksi segera setelah kepala yg turun
tertahan oleh serviks, dinding panggul,
atau dasar panggul, dalam keadaan
normal fleksi terjadi dan dagu
didekatkan kearah dada janin.
b. Dengan fleksi, suboksipitobregmatika
yg berdiameter lebih kecil (9,5) dapat
masuk ke dalam pintu bawah panggul
4. Putaran Faksi dalam
a. Supaya dapat keluar, kepala janin
harus berotasi (berputar pd
sumbunya).
b. Putaran paksi dalam dimulai pd
dinding setinggi spina iskiadika, tetapi
putaran ini belum selesai sampai
bagian presentasi mencapai panggul
bagian bawah.
c. Ketika oksiput berputar kearah
anterior, wajah berputar ke arah
posterior.
d. Setiap kali terjadi kontraksi, kepala
janin diarahkan oleh tulang panggul
dan otot dasar panggul.
e. Akhirnya oksiput berada digaris tengah
di bawah lengkung pubis.
f. Kepala hampir selalu berputar saat
mencapai dasar panggul.
5. Ekstensi
a. Saat kepala janin mencapai perineum,
kepala akan defleksi ke arah anterior
oleh perineum
b. Mula-mula oksiput melewati permukaan
bawah simfisis pubis, kemudian kepala
muncul keluar akibat ekstensi: pertama-
tama oksiput, kemudian wajah, dan
akhirnya dagu
6. Putaran paksi luar
a. Setelah kepala lahir, bayi berputar
hingga mencapai posisi yg sama dgn
saat ia memasuki pintu atas.
b. Gerakan ini disebut restitusi
c. Putaran 45 derajat membuat kepala
janin kembali sejajar dengan punggung
dan bahunya. Dengan demikian, kepala
dpt terlihat berputar lebih lanjut.
d. Putara paksi luar terjadi saat bahu
angaged dan turun dgn gerakan yg
mirip dgn gerakan kepala
e. bahu anterior turun (trohanter depan)
terlebih dahulu lalu bahu posterior
(trohanter belakang). Ketika mencapai
pintu bawah, bahu berputar kearah
garis tengah dan dilahirkan dibawah
lengkung pubis.
7. Ekspulsi
a. Setelah bahu keluar, kepala dan bahu
diangkat keatas tulang pubis ibu dan
badan bayi dikeluarkan dgn gerakan
fleksi lateral kearah simfisis pubis.
b. Ketika seluruh tubuh bayi keluar,
persalinan bayi selesai.
Perhatian :
Standar penilaian
Range Skor
86-100 =A
76-85 =B
< 76 = Tidak lulus
MENOLONG PERSALINAN KALA I
Perhatian :
Standar penilaian
Range Skor
86-100 =A
76-85 =B
< 76 = Tidak lulus
MENOLONG PERSALINAN KALA II
Perhatian :
Standar penilaian
Range Skor
86-100 =A
76-85 =B
< 76 = Tidak lulus
MENOLONG PERSALINAN KALA III
Perhatian :
Standar penilaian
Range Skor
86-100 =A
76-85 =B
< 76 = Tidak lulus
MENOLONG PERSALINAN KALA IV
Standar penilaian
Range Skor
86-100 =A
76-85 =B
< 76 = Tidak lulus
VULVA HYGIENE
Standar penilaian
Range Skor
86-100 =A
76-85 =B
< 76 = Tidak lulus
PERAWATAN TALI PUSAT
1. Defenisi
Memberikan perawatan terhadap tali pusat pada bayi
2. Tujuan
a. Mencegah terjadinya Infeksi
3. Indikasi
Pada bayi yang belum puput / lepas tali pusatnya
4. Persiapan
a. Persiapan pasien
Jelaskan tujuan prosedur pada orang tua
Observasi kesiapan anak untuk dilakukan tindakan
b. Persiapan alat
Alkohol 70 %, betadin 10 % dalam tempatnya
Kasa dan kapas lidi steril dalam tempatnya
Korentang dalam tempatnya
Perlengkapan pakaian bayi
Nierbekken
Sabun cuci tangan
Handuk lap tangan
5. Prosedur kerja
No Prosedur tindakan Ya Tidak Ket
1 Cuci tangan perawat dengan sabun di
bawah air mengalir lalu keringkan
dengan handuk.
2 Kasa pembungkus tali pusat yang masih
melengket di tetesi aquades lalu di buka.
3 Bersihkan tali pusat dengan kapas
alkohol, mulai dari ujung sampai pangkal
tali pusat dan daerah sekitarnya dengan
diameter 2 Cm.
4 Olesi tali pusat dengan betadin atau obat
sejenisnya dengan cara yang sama
seperti diatas.
5 Tali pusat selanjutnya di bungkus dengan
kasa steril.
6 Pakaian bayi dikenakan selanjutnya
dirapikan.
7 Baringkan bayi dengan posisi sesuai
kebutuhan.
8 Rapikan alat kembalikan ke tempatnya.
9 Cuci tangan dan catat kelainan ( bila ada
)
6. Kewaspadaan perawat
a. Perawatan tali pusat di lakukan secara rutin setiap selesai
mandi dan sewaktu – waktu bila di perlukan.
b. Daerah sekitar tali pusat harus selalu dalam keadaan kering
dan bersih untuk mencegah infeksi.
c. Dilarang menggunakan plester biasa sebagai penutup / fiksasi
tali pusat
7. Standar penilaian
Range Skor
86-100 =A
76-85 =B
< 76 = Tidak lulus
SENAM NIFAS
1. Defenisi
Senam nifas adalah senam yang di lakukan pada saat seorang ibu
menjalani masa nifas atau masa setelah melahirkan
(Idamaryanti,2009).
2. Tujuan
Tujuan senam nifas di antaranya:
a. Memperlancar terjadinya proses involusi uteri
(kembalinya rahim ke bentuk semula).
b. Mempercepat pemulihan kondisi tubuh ibu setelah
melahirkan pada kondisi semula.
c. Mencegah komplikasi yang mungkin timbul selama
menjalani masa nifas.
d. Memelihara dan memperkuat kekuatan otot perut, otot
dasar panggul, serta otot pergerakan.
e. Memperbaiki sirkulasi darah, sikap tubuh setelah hamil
dan melahirkan, tonus otot pelvis, regangan otot tungkai
bawah.
f. Menghindari pembengkakan pada pergelangan kaki dan
mencegah timbulnya varises.
3. Indikasi
Senam nifas dapat di lakukan setelah persalinan, tetapi dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Untuk ibu melahirkan yang sehat dan tidak ada kelainan.
b. Senam ini dilakukan setelah 6 jam persalinan dan
dilakukan di rumah sakit atau rumah
bersalin, dan diulang terus di rumah.
4. Kontra indikasi
5. Persiapan pasien
a. Jelaskan tentang prosedur tindakan dan tujuan pada pasien
b. Jaga privasi pasien
c. Menanyakan kesiapan pasien sebelum tindakan diberikan
6. Prosedur kerja
Ya Tidak
No Prosedur Ket
(1) (0)
1 Berbaring dengan lutut di tekuk. Tempatkan
tangan diatas perut di bawah area iga-iga.
Napas dalam dan lambat melalui hidung dan
kemudian keluarkan melalui mulut,
kencangkan dinding abdomen untuk
membantu mengosongkan paru-paru.
7. Kewaspadaan perawat
8. Standar penilaian
Range Skor
86-100 =A
76-85 =B
< 76 = Tidak lulus
MEMANDIKAN BAYI DENGAN DI WASLAP
Perhatian :
Standar penilaian
Range Skor
86-100 =A
76-85 =B
< 76 = Tidak lulus
MEMANDIKAN BAYI DALAM BAK MANDI
1. Defenisi
Membersihkan seluruh badan bayi dengan menggunakan air
hangat yang tersimpan dalam bak mandi
2. Tujuan
a. Memberikan kenyamanan pada bayi
b. Menjaga kebersihan bayi
c. Sosialisasi orang tua, bayi dan keluarga
3. Indikasi
Semua bayi dengan suhu tubuh normal
4. Kontraindikasi
Bayi dengan resiko hipotermia, mis : BBLR
5. Persiapan
a. Persiapan pasien
Jelaskan prosedur pada orang tua atau keluarga
Jelaskan berapa lama waktu yang digunakan pada orang
tua
b. Persiapan alat
1. Pakaian bersih
2. Celana bayi / popok
3. Gurita bayi
4. Lampin
5. Sabun khusus bayi / milk soap
6. Wash lap 3 buah
7. Handuk ukuran sedang 2 buah
8. Kapas mata lembab dalam kom tertutup
9. Shampo bayi
10.Cotton bats
11.Kelengkapan perawatan tali pusat
12.Bak mandi bayi yang berisi air hangat
13.Schoot
14.Baskom berisi air hangat 2 buah
15.Sisir lembut
6. Prosedur kerja
Ya Tidak
No Prosedur Ket
(1) (0)
1 Perawat cuci tangan
2 Siapkan keperluan mandi dan dekatkan
peralatan mandi
3 Pastikan ruangan dalam keadaan hangat
4 Siapkan air hangat dalam bak mandi /
dalam baskom sesuai keperluan
5 Bentangkan handuk diatas meja mandi
6 Bawa bayi dengan hati – hati kemeja
mandi
7 Topang kepala bayi, basuh kepala bayi bila
perlu dishampo , dibilas dan keringkan
8 Bersihkan mata dari kantus dalam
kekantus luar secara bergantian dengan
kapas lembab yang berbeda
9 Bersihkan telinga secara perlahan
10 Bersihkan wajah dengan menggunakan
washlap lembab secara perlahan, jangan
disabuni, lalu keringkan.
11 Bersihkan lipatan leher, sabuni dan
keringkan.
12 Buka pakaian bayi
13 Sabuni badan, lengan dan kaki bilas
dengan air bersih
14 Keringkan bayi menggunakan handuk yang
lain
15 Jika tali pusat sudah pupus / lepas, setelah
disabuni dimeja mandi, bayi dapat
dimandikan dalam bak mandi yang berisi
air hangat kuku :
Dengan cara pegang bayi, tempatkan
jari – jari anda pada pangkal lengan
dengan ibu jari pada bahu, tangan lain
menopang bayi pada bokong dan kaki.
Cuci bagian depan dada bayi , mulai dari
depan kebelakang antara kaki
Cuci belakang bayi dengan tangan lepas
Setelah itu bawa bayi kemeja madi lalu
keringkan dengan handuk bersih
16 Cuci genitalia jika laki – laki tarik preputium
kebelakang dan bila bayi perempuan
bersihkan labia mayora dan minora lalu
keringkan.
17 Lakukan perawatan tali pusat, jika basah
karena air mandi keringkan
18 Berikan minyak telon/ minyak kayu putih
pada badan bayi untuk menghangatkan
bayi
19 Berikan lotion / baby oil pada lipatan leher,
paha, aksila
20 Berikan bedak / talk pada wajah dan tubuh
bayi jika diperlukan ( tetapi berhati – hati
jangan sampai terhirup oleh bayi.
21 Kenakan gurita jika diperlukan dan
pengikatan tidak boleh terlalu kencang
22 Kenakan popok / celana dengan pas (
yakinkan bahwa ujung atas popok berada
dibawah sisi tali pusat, jika tali pusat belum
pupus )
23 Kenakan pakaian yang kering dan bersih
24 Bungkuslah bayi dengan selimut yang
hangat
25 Sisir rambut bayi menggunakan sisir yang
lembut
26 Letakkan bayi pada tempat tidur dengan
hati – hati
27 Rapikan peralatan
28 Cuci tangan
29 Catat tindakan yang telah dilakukan
7. Kewaspadaan perawat
a. Cegah bayi kedinginan dan pastikan ruangan dalam
keadaan hangat
b. Memandikan bayi dengan cepat dan hati – hati
c. Jangan memandikan bayi sesaat setelah bayi disusukan
karena dapat menyebabkan bayi muntah
d. Bila ada kotoran kering pada kulit bayi, jangan berusaha
menggosok dengan keras karena dapat menyebabkan
lecet pada kulit
e. Amati kondisi bayi
f. Ajari cara memandikan pada ibu bayi
g. Gunakan sabun susu tanpa parfum, karena zat kimia dan
parfum dapat menyebabkan kulit menjadi merah dan
menjadi sensitif.
h. Mandi pertama dilakukan setelah suhu bayi 36,5 C atau
setelah 2 jam.
i. Bayi boleh dimadikan dalam bak mandi setelah tali pusat
pupus/ lepas /setelah 10 – 12 hari
j. Bila bayi bab bersihkan dahulu bekas bab agar bayi dapat
mandi dengan nyaman.
8. Standar penilaian
∑
Range Skor
86-100 =A
76-85 =B
< 76 = Tidak lulus
TEHKNIK MENYUSUI
1. Defenisi
Memberikan ASI kepada bayi dengan cara menyusukan langsung
kepada ibunya
2. Tujuan
a. Memenuhi kebutuhan tubuh akan zat makanan,
cairan dan elektrolit
Standar penilaian
Range Skor
86-100 =A
76-85 =B
< 76 = Tidak lulus
PERAWATAN PAYUDARA IBU NIFAS
Perhatian :
Standar penilaian
∑
Range Skor
86-100 =A
76-85 =B
< 76 = Tidak lulus
METODE KANGURU
1. Defenisi
Perawatan metode kanguru (Kangaroo Mother Care) atau disebut
juga asuhan kontak kulit dengan (skin to skin contact) merupakan
metode khusus asuhan bagi bayi berat lahir rendah atau bayi
prematur.
2. Tujuan
Suatu metode untuk meningkatkan berat badan bayi prematur
atau berat badan lahir rendah (BBLR)
a. Menstabilkan denyut jantung, pola pernafasan dan
saturasi oksigen
b. Memberikan kehangatan pada bayi
c. Meningkatkan durasi tidur
d. Mengurangi tangisan bayi dan kebutuhan kalori
e. Mempercepat peningkatan berat badan dan
perkembangan otak
f. Meningkatkan hubungan emosional ibu dan bayi
g. Meningkatkan keberhasilan dan memperlama durasi
menyusui
3. Indikasi
Kriteria bayi PMK
Berat badan lahir kurang dari 1800 gram
Keadaan umum stabil selama 3 hari berturut-turut, meliputi:
- nadi (120-160x/menit)
- respirasi (30-60x/menit)
- suhu (36,5-37,5 °C)
Kriteria pulang untuk bayi PMK
Bayi sudah dapat menyusu
Tanda vital bayi stabil
Pertambahan berat badan setiap hari minimal 20 gram
selama 3 hari berturut-turut
Ibu memahami asuhan kontak kulit-kulit
Ibu percaya diri merawat bayi di rumah
Ada dukungan keluarga
4. Persiapan
a. Persiapan pasien
Jelaskan prosedur pada orang tua klien
Ukur tanda-tanda vital meliputi suhu, nadi, respirasi
Buka pakaian bayi kecuali popok
b. Persiapan alat
Alat pengukur tanda vital bayi (thermometer, stetoskop,
jam)
Gendongan dan topi bayi
5. Prosedur kerja
Ya
N Tida Ke
Prosedur (1
o k (0) t
)
1 Cuci tangan (ibu atau ayah yang akan
melakukan PMK)
2 Buka pakaian atas ibu atau ayah
3 Posisi bayi vertikal ditengah payudara
atau sedikit ke samping kanan/kiri sesuai
dengan kenyamanan bayi serta ibu.
Usahakan kulit bayi kontak langsung
dengan kulit ibunya terus menerus.
6. Kewaspadaan perawat
a. Pantau kondisi bayi mencakup tanda-tanda vital dan status
oksigenisasi
b. Identifikasi tanda-tanda bahaya yang menetap dan lakukan
tindakan sesuai masalah yang ditemukan
7. Standar penilaian
∑
Range Skor
86-100 = A
76-85 =B
< 76 = Tidak lulus
PEMASANGAN AKDR (COOPER T 380A)
No Prosedur tindakan Ya Tidak Ket
1. Pengertian: Memasang alat kontrasepsi ke
dalam serviks
2. Tujuan : mengegah terjadinya fertilisasi
3. Contra Indikasi :
a. Infeksi pada serviks atau perdarahan
b. Keputihan
c. Gangguan pada saat senggama
4. Persiapan pasien :
a. Jelaskan setiap langkah pemeriksaan
kepala ibu
b. Pasien berkemih terlebih dahulu
c. Atur Posisi lithotomi
5. Persiapan Alat :
a. Bivalve spekulum
b. tenakulum untuk mengambil
jaringan
c. sonde uterus panjang untuk
mengetahui panjang portio
d. korentang
e. gunting
f. Com
g. Handscoen 1 pasang
h. Cairan antiseptik
i. Kain kasa / kapas
j. Lampu sorot
k. IUD Copeer T 380 A
6. Prosedur Pelaksanaan
1. Pastikan batang AKDR seluruhnya
berada di dalam tabung insert dan
ujung tabung insert yang berlawanan
dengan ujung berisis AKDR berada
didekat tempat membuka kemasan
2. Letakan kemasan di atas permukaan
datar, keras dan bersih dengan
kertas penutup transparan di
atasnya. Buka kertas penutup
dibagian ujung yang berlawanan dari
tempat AKDR sampai kira-kira
sepanjang setengah jarak dengan
leher biru
3. Angkat kemasan dengan memegang
bagian yang sudah dibuka dengan
tangan yang lain masukan
pendorong ke dalam tabung inserter
dan dorong hati-hati sampai
menyentuh ujung batang AKDR
4. Letekan kembali kemasan ketempat
datar dengan bagian transparan
menghadap ke atas
5. Pegang dan tahan ke dua ujung
lengan AKDR dari atas penutup
transparan dengan jari telunjuk dan
ibu jari tangan kiri, tangan kanan
mendorong kertas pengukur ke
ujung kertas pengukur sampai ke
pangkal lengan
6. Tangan kedua lengan yang sudah
terlipat dengan menggunakan ibu
jari dan jari telunjuk tangan kiri. Tarik
tabung inserter melewati kedua
ujung lengan kemudian dorong dan
putar kedua ujung lengan masuk ke
dalam tabung inserter dan yang ada
pada batas lempengan tembaga
7. Leher biru pada tabung di gunakan
sebagai tanda ke dalam kavum uteri
dan penunjuk kea rah mana lengan
akan membuka saat dikeluarkan dari
tabung inserter
8. AKDR sekarang siap dipasang pada
uterus, buka seluruh penutup
transparan secara hati-hati pegang
tabung inserter yang sudah berisi
AKDR dalam posisi horizontal agar
AKDR dan pendorong tidak jangan
melepas AKDR sebelu tabung
inserter mencapai fundus
7. Pemasangan
1. Tarik tenakulum sehingga kavum
uteri, kanalis servikalis dan vagina
berada dalam satu garis lurus
masukan dengan pelan dan hati-hati
tabung inserter yang sudah berisi
AKDR ke dalam kanalis servikalis
dengan mempertahankan posisi lher
biru dalam arah horisontal
2. Pegang serta tahan tenakulum dan
pendorong dengan satu tangan dan
tangan satunya menarik tabung
inserter sampai pangkal pendorong
dengan cara ini lengan AKDR akan
berada di fundus
3. Keluarkan pendorong dengan tetap
memegang dan menahan tabung
setelah pendorong keluar dari
tabung inserter dengan pelan dan
hati-hati sampai terasa ada tahanan
fundus. Langkah ini menjamin bahwa
lengan AKDR akan berada di tempat
yang setingi mungkin dalam kavum
uteri
4. Keluarkan sebagian tabung inserter
dari kanalis servikalis pada saat
benang tampak tersembul ke luar
dari lubang serviks sepanjang 3 – 4
cm potong benang tersebut dengan
menggunakan gunting mayo yang
tajam. Lepaskan tenakulum bila ada
perdarahan banyak dari tempat
jepitan tenakulum, tekan dengan
kasa sampai perdarahan berhenti.
Standar penilaian
∑
Range Skor
86-100 =A
76-85 =B
< 76 = Tidak lulus
PENCABUTAN AKDR
3. Indikasi:
a. Ingin punya anak
b. Terjadi kontraindikasi
4. Persiapan pasien :
Jelaskan setiap langkah pemeriksaan kepala
ibu
5. Persiapan Alat :
a. Bivale spekulum
b. korentang
c. com
d. handscoen
e. cairan antiseptik
f. kain kasa atau kapas
g. lampu sorot
6. Pencabutan
a. menjelaskan kepada klien apa yang
akan dilakukan dan mempersilahkan
kepada klien untuk bertanya
b. memasukkan speculum untuk melihat
serviks dan benang AKDR
c. mengusap serviks dan vagina dengan
larutan antiseptic 2 – 3 kali
d. memberitahu klian sekarang akan
dilakukan pencabutan meminta klien
utuk tenang dan menarik napas
panjang, memberitahu kemungkinan
timbul nyeri tapi itu normal
e. jepit benang didekat serviks dengan
menggunakan klem lurus atau lengkung
yang sudah di DTT dan tarik benang
pelan-pelan, tidak boleh menarik
dengan kuat. Untuk mencegah
benangnya putus tarik dengan kekuatan
tetap dan cabut AKDR dengan pelan-
pelan
f. rapikan pasien dan bereskan alat-alat
Standar penilaian
∑
Range Skor
86-100 =A
76-85 =B
< 76 = Tidak lulus
KONTRASEPSI SUNTIK
Standar penilaian
∑
Range Skor
86-100 =A
76-85 =B
< 76 = Tidak lulus
PEMASANGAN IMPLANT
∑
Range Skor
86-100 =A
76-85 = B < 76 = Tidak lulus
PAPSMEAR
1. Defenisi
Pap smear merupakan pemeriksaan sitologi eksfoliative dengan
memeriksa sel-sel epitel cervix yang lepas. Pemeriksaan ini lebih
mudah, murah, sederhana, aman dan akurat.
2. Tujuan
Tujuan tes Pap adalah menemukan sel abnormal atau sel yang
dapat berkembang menjadi kanker termasuk infeksi HPV. Kanker
serviks merupakan penyakit menular seksual, bila penyakit
prakanker/ displasia ditemukan lebih dini kemungkinan angka
penyembuhan mencapai 80-90 % tergantung beratnya lesi dan
cara pengobatannya.
3. Indikasi
Bagi wanita yang sudah menikah atau yang telah melakukan
hubungan seksual. Para wanita sebaiknya memeriksakan diri
sampai usia 70 tahun.
4. Kontraindikasi
Persiapan pasien untuk melakukan Pap Smear adalah tidak
sedang haid, tidak coitus 1 – 3 hari sebelum pemeriksaan
dilakukan dan tidak sedang menggunakan obat – obatan vaginal.
5. Persiapan
a. Persiapan pasien
Jelaskan tentang prosedur pada klien
Pastikan bahwa klien tidak dalam kondisi haid, , tidak coitus
1 – 3 hari sebelum pemeriksaan dilakukan dan tidak sedang
menggunakan obat – obatan vaginal.
Pastikan kesiapan pasien untuk dilakukan tindakan
Jaga privasi klien
b. Persiapan alat
ruangan khusus
meja ginekologi
tenaga ahli dan terampil
spekulum steril
peralatan yang menunjang untuk pemeriksaan Pap Smear
(spatula, obyek glass, cairan untuk fiksasi, tabung fiksasi,
mikroskop)
Alat pengambilan sampel untuk pap smear dengan
menggunakan spatula yang dapat terbuat dari kayu
maupun plastik. Jenis spatula antara lain : cervix brush,
cytobrush, plastic spatula, maupun wooden spatula.
alat tulis (misal spidol marker, label, pensil)
formulir Pap Smear
medical records
laboratorium sitologi dengan petugas terampil/ ahli dalam
menginterpretasikan hasil
transportasi pengiriman hasil Pap Smear
sistem informasi untuk meyakinkan klien dalam melakukan
kunjungan ulang, kualitas sistem asuransi untuk
memaksimalkan keakuratan.
6. Prosedur kerja
Ya Tidak
No Prosedur Ket
(1) (0)
1 Terlebih dahulu ibu mengisi informed
consent dan formulir Pap Smear secara
lengkap dan sesuaikan dengan nomor
urut pengambilan
2 Perawat cuci tangan
3 Ibu dalam posisi litotomi, pasang
spekulum vagina tanpa menggunakan
pelicin, dan tanpa melakukan periksa
dalam sebelumnya
4 Setelah portio tampak, maka spatula
dimasukkan ke dalam kanalis servikalis,
lalu spatula diputar 180° searah jarum
jam
5 Spatula dengan ujung pendek diusap
360° pada permukaan serviks
6 Lendir yang didapat dioleskan pada
objek glass berlawanan arah jarum jam
7 Apusan hendaknya dilakukan sekali saja,
lalu difiksasi atau direndam dalam
larutan alkohol 96% selama 30 menit
8 Sediaan dapat dikirim secara basah
(tetap direndam dalam alkohol) atau
dikirim secara kering dengan
mengeringkan sediaan setelah
direndam dalam alkohol
9 Selanjutnya sediaan tadi dikirim ke Ahli
Patologi Anatomi untuk diperiksa.
10 Rapikan kembali pasien
11 Bereskan alat-alat
12 Dokumentasikan tindakan
7. Kewaspadaan perawat
a. Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan sediaan
apus adalah membuat sediaan apusan tipis merata
b. segera fiksasi sesuai metode pewarnaan PAP
c. membuat sediaan sedikit mungkin mengandung darah
d. menjaga kebersihan obyek glass yang digunakan
e. menghindari bahan kimia yang merusak sel
f. menyiimpan ditempat yang bersih, kering dan aman
g. memberi label pada obyek glas yang digunakan.
8. Standar penilaian
∑
Range Skor
86-100 = A
76-85 =B
< 76 = Tidak lulus
PERSIAPAN ALAT KURET
1. Defenisi
kuretase adalah tindakan untuk melepaskan jaringan yang
melekat pada dinding rahim kavum uteri dengan melakukan
invasi dan memanipulasi instrumen (sendok kuret) ke dalam
kavum uteri.
2. Tujuan
Untuk membersihkan uterus dari hasil konsep
Mencegah infeksi pada uterus
3. Indikasi
Abortus incomplitus
abortus septik
mola hidatidosa
sisa plasenta (pasca persalinan)
4. persiapan
a. persiapan pasien
jelaskan tentang prosedur pada klien
pastikan kesiapan pasien untuk dimulainya tindakan
Lakukanlah pemeriksaan umum : Tekanan Darah, Nadi,
Keadaan Jantung, dan Paru – paru dan sebagainya.
Pasanglah infuse cairan sebagai profilaksis
b. Persiapan alat
Alat – alat kuretase hendaknya telah tersedia alam bak alat
dalam keadaan aseptic (suci hama)
berisi :
Speculum dua buah
Sonde (penduga) uterus
Cunam muzeus atau Cunam porsio
Berbagai ukuran busi (dilatator) Hegar
Bermacam – macam ukuran sendok kerokan (kuret)
Cunam abortus kecil dan besar
Pinset dan klem
Kain steril, dan sarung tangan dua pasang.
5. Tekhnik kuretase
Ya Tidak
No Prosedur Ket
(1) (0)
1 Tentukan Letak Rahim.
Yaitu dengan melakukan pemeriksaan
dalam. Alat – alat yang dipakai umumnya
terbuat dari metal dan biasanya
melengkung karena itu memasukkan alat
– alat ini harus disesuaikan dengan letak
rahim. Gunanya supaya jangan terjadi
salah arah (fase route) dan perforasi.
2 Penduga Rahim (Sondage)
Masukkan penduga rahim sesuai dengan
letak rahim dan tentukan panjang atau
dalamnya penduga rahim. Caranya
adalah, setelah ujung penduga rahim
membentur fundus uteri, telunjuk tangan
kanan diletakkan atau dipindahkan pada
portio dan tariklah sonde keluar, lalu baca
berapa cm dalamnya rahim.
3 Dilatasi
Bila permukaan serviks belum cukup
untuk memasukkan sendok kuret,
lakukanlah terlebih dulu dilatasi dengan
dilatator atau Bougie Hegar. Peganglah
busi seperti memegang pensil dan
masukkanlah hati – hati sesuai letak
rahim. Untuk sendok kuret terkecil
biasanya diperlukan dilatasi sampai Hegar
nomor 7. Untuk mencegah kemungkinan
perforasi usahakanlah memakai sendok
kuret yang agak besar, dengan dilatasi
yang lebih besar.
4 Kuretase
Seperti telah dikatakan, pakailah sendok
kuret yang agak besar. Memasukkannya
bukan dengan kekuatan dan melakukan
kerokan biasanya mulailah di bagian
tengah. Pakailah sendok kuret yang tajam
(ada tanda bergerigi) karena lebih efektif
dan lebih terasa sewaktu melakukan
kerokan pada dinding rahim dalam
(seperti bunyi mengukur kelapa). Dengan
demikian kita tahu bersih atau tidaknya
hasil kerokan.
5 Cunam Abortus
Standar penilaian
∑
Range Skor
86-100 = A
76-85 =B
< 76 = Tidak lulus
PEMERIKSAAN FISIK PADA BBL
1. Definisi
Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan
dengan tujuan untuk memastikan normalitas & mendeteksi
adanya penyimpangan dari normal.
2. Tujuan
Untuk mengetahui dan memastikan normalitas bayi
Untuk mendeteksi adanya abnormal pada bayi
Untuk mengetahui bagaimana penyesuaian bayi terhadap
kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang diperlukan.
3. Persiapan
A. Bayi
Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian
yangg akan diperiksa (jika bayi telanjang pemeriksaan harus
dibawah lampu pemancar
B. Alat
kapas
senter
termometer
stetoskop
selimut bayi
bengkok
timbangan bayi
Ya Tidak
No. Prosedur Ket
(1) (0)
pita ukur/metlin
pengukur panjang badan
4. Prosedur
1. Jelaskan pada ibu dan keluarga maksud
dan tujuan dilakukan pemeriksaan
1. Defenisi
Pemeriksaan fisik lebih dari suatu rangkaian latihan tehnikal.
Hal itu merupakan tuntutan yang sama sensivitasnya dengan
kebutuhan fisik dan psikologik anak yang sulit di kenal dan
tidak sama dengan yang lainnya
2. Tujuan
Memperoleh informasi yang akurat tentang keadaan fisik
anak
3. Persiapan
A. Pasien
Fisik
Psikologis : bersikap ramah dan tenang
B. Alat
Stetoskop
Tensimeter / a sphygmomanometer
Manset pediatrik
Termometer
Pen light
Lampu kepala
Corong telinga / otoscope
Speculum hidung / nose speculum
Spatel
Tissu
Handscoen / Gloves
Lubrikan
Kartu snellen
Refleks hammer
Timbangan berat badan
Pita ukur
Jam tangan dgn jarum detik / a watch
Scherem/ screen / room cubicle bila diperlukan
4. Prosedur Kerja
Ya Tidak
N0. Prosedur / Langkah Kegiatan Ket
(1) (0)
1. Persiapan Alat :
- Stetoskop
- Tensimeter / a sphygmomanometer
- Manset pediatrik
- Termometer
- Pen light
- Lampu kepala
- Corong telinga / otoscope
- Speculum hidung / nose speculum
- Spatel
- Tissu
- Handscoen / Gloves
- Lubrikan
- Kartu snellen
- Refleks hammer
- Timbangan berat badan
- Pita ukur
- Jam tangan dgn jarum detik / a watch
- Scherem/ screen / room cubicle bila diperlukan
Persiapan Pasien :
2. - Fisik
- Psikologis : bersikap ramah dan tenang
Inspeksi
Reflex neck-righting
Refleks otolith-righting
Palpasi :
Kelenjar limfe
Inspeksi
Bentuk dada : kesimetrisan, ukuran dan
perkembangan payudara
Ekspansi dada:
Palpasi
Perkusi
Inspeksi
Bentuk dada
Palpasi
Denyut apeks
Perkusi
Lokasi jantung
Auskultasi :
Palpasi :
Palpasi hepar : pada anak yg lebih besar
biasanya tdk dapat teraba
Berdiri disamping kanan penderita
Tangan kiri pada dinding toraks
posterior penderita pada iga 11-12
Tekan keatas (dinding dada
terangkat).
Tangan kanan pada batas tulang iga
membentuk sudut 450
Penderita ekhalasi : tekan 4-5 cm
rasakan batas hepar (sulit terabas
pada obesitas).
Palpasi lien :
Anjurkan pasien miring ke sisi kanan (agar
dekat dengan dinding perut)
Lakukan palpasi sama dengan pada hepar
Refleks kremaster : gores pada abdomen
mulai dari sisi lateral kemedial ,terlihat
kontraksi.
PUNGGUNG.
Susuri tulang belakang , apakah ada spina
bivida okulta : ada lekukan pada lumbo
sacral,tanpa herniasi dan distribusi lanugo
lebih banyak.
Spina bivida sistika : dengan herniasi ,
meningokel ( berisi meningen dan CSF) dan
mielomeningokel ( meningen + CSF + saraf
spinal).
Rib hum and Flank: dalam posisi bungkuk jika
tulang belakang rata/simetris
( scoliosis postueral) sedangkan jika asimetris
atau bahu tinggi sebelah dan vertebra bengkok
( scoliosis structural) skoliometer >40
TANGAN
Jumlah jari – jari polidaktil ( .> dari 5 ) ,
sindaktil ( jari – jari bersatu)
Pada anak kuku dikebawakan, dan tidak patah ,
kalau patah diduga kelainan nutrisi.
Ujung jaru\i halus
Kuku klubbing finger < 180 ,bila lebih 180
diduga kelainan system pernafasan
Grasping refleks : meletakkan jari pada tangan
bayi, maka refleks akan menggengam.
Palmar refleks : tekan pada telapak tangan
,akan menggengam
PELVIS
CDH : test gluteal , lipatan paha simetris kiri
kanan
Ortholani test : lutut ditekuk sama tinggi/tidak
Barlow test : kedua lutut ditekuk dan
regangkan kesamping akan terdengar bunyi
klik
Tredelenburg test : berdiri angkat satu kaki,
lihat posisi pelvis apakah simetris kiri dan
kanan.
Waddling gait : jalan seperti bebek.
Thomas test : lutut kanan ditekuk dan
dirapatkan kedada,sakit dan lutut kiri akan
terangkat
LUTUT
Ballotemen patella : tekan mendorong kuat
akan menimbulkan bunyi klik jika ada cairan
diantaranya
Mengurut kantong supra patella kebawah akan
timbul tonjolan pada kedua sisi tibia jika ada
cairan diduga ada atritis.
Reflek patella, dan hamstring.
KAKI
Lipatan kaki apakah 1/3, 2/3, bagian seluruh
telapak kaki.
Talipes : kaki bengkok kedalam.
Clubfoot : otot-otot kaki tidak sama panjang,
kaki jatuh kedepan.
Refleks babinsky
Refleks Chaddok
Staping Refleks.
Cara Mengukur Lingkar Kepala, Lingkar Dada dan Lingkar
Perut
Standar penilaian
Score
NILAI = x 100
∑ Kegiatan
Range skor
86-100 =A
76-85 =B
<76 = tidak lulus
MEMBERIKAN NUTRISI PADA BAYI
1. Defenisi
Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting
dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan
pada bayi dan anak.
2. Tujuan
Memenuhi kebutuhan nutrisi pada bayi
3. Persiapan
Klien
4 Prosedur
Persiapan
a. Klien
Membina hubungan saling percaya dengan pasien dan
keluarga
Memberi penjelasan tentang tindakan pada keluarga
b. Lingkungan
Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang
Pasang scherm bila perlu
c. Prosedur
Skala
No Prosedur/Langkah Pelaksanaan Ket
1 2 3 4
Mengobservasi infeksi
Tanda-tanda infeksi :
Rubor (kemerahan)
Kalor (panas)
Dolor (nyeri)
Tumor (pembengkakan)
Functio laesa (kehilangan fungsi)
Mengobservasi nyeri
No Yang 1 2 3
Dinilai
Skor
X 100
∑soal
Range Skor
86-100 =A
76-85 =B
<76 = Tidak lulus
PEMERIKSAAN RUMPLE LEED PADA ANAK
1. Definisi
Pemeriksaan Rumple leed adalah pemeriksaan diagnostik untuk
mendeteksi adanya perdarahan di bawah kulit (petekie) sebagai
tanda demam berdarah.
2. Tujuan
Mendeteksi perdarahan di bawah kulit (petekie) sebagai tanda
demam berdarah
3. Indikasi
Pasien dengan diagnosis demam berdarah
4. Persiapan
a. Klien
Membina hubungan saling percaya dengan pasien dan
keluarga
b. Lingkungan
Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang
c. Alat dan Bahan
Tensimeter lengkap dengan stetoskop
Skala
No Prosedur/Langkah Pelaksanaan Ket
1 2 3 4
5 Prosedur pelaksanaan
Cuci tangan
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Atur posisi dalam keadaan berbaring
Lakukan pengukuran tekanan darah
Hitung batas tekanan sistolik dan tekanan
diastolik kemudian jumlahkan batas
kedua tekanan tersebut dan bagi dua
dengan rumus : Tekanan sistolik +
tekanan diastolik
MAP : 2
Standar Penilaian :
Skor
X 100
∑soal
Range Skor
86-100 =A
76-85 =B
<76 = Tidak lulus
TES SKRINING PERKEMBANGAN MENURUT DENVER
1. Pengertian
Tindakan pengukuran perkembangan anak
2. Tujuan
Untuk menilai perkembangan anak pada empat aspek, yaitu
perkembangan motorik halus, motorik kasar, bahasa dan
personal social dengan menggunakan skala DDST
3. Persiapan Alat
1. Alat peraga : benang wol merah, manik-manik, kubus warna-
warni, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil, kertas
dan pensil
2. Skala DDST
4. Prosedur kerja
Nilai
No ITEM Penilaian
0 1 2
Standar penilaian
Score
NILAI = x 100
∑ Kegiatan
Range skor
86-100 =A
76-85 =B
<76 =tidak lulus
PERAWATAN BAYI DALAM INKUBATOR
1. Defenisi
Perawatan bayi dalam inkubator merupakan cara perawatan pada
bayi dengan memasukkan bayi ke dalam alat (incubator) yang
berfungsi untuk menciptakan lingkungan dengan suhu yang cukup
hangat untuk bayi. Perawatan dalam incubator ada dua cara yaitu
yang terbuka dan tertutup.
2. Tujuan
a. Untuk mencegah terjadinya hipotermi terutama pada BBLR yang
bermasalah.
b. Mempertahankan suhu tubuh bayi pada batas normal.
c. Memberikan rasa nyaman pada bayi.
3. Indikasi
a. Bayi prematur (sehat atau sakit)
b. Bayi kecil untuk masa kehamilan
c. Gangguan pernapasan, asfixia atau hipoksia
d. Penyelesaian infeksi atau kelainan kongenital cranial
e. Bayi – bayi tindakan past opual sebelum pemulihan
4. Persiapan
Alat dan bahan
a. Alat set incubator
b. Oksigen
c. Lampu pemanas
d. Prosedur Kerja
Ya Tidak Ket
No. Prosedur
(1) (0)
1. Inkubator Tertutup
a. Incubator harus selalu tertutup dan
hanya dibuka dalam keadaan tertentu,
seperti apnea. Pada saat membuka
incubator usahakan suhu bayi tetap
hangat dan oksigen harus selalu tersedia
b. Tindakan perawatan dan pengobatan
diberikan melalui hidung
c. Bayi harus dalam keadaan telanjang
untuk memudahkan pengamatan
d. Pengaturan panas disesuaikan dengan
berat badan dan kondisi tubuh bayi
e. Pengaturan oksigen selalu diobservasi
f. Incubatorharus ditempatkan pada
ruangan yang hangat dan pada suhu kira-
kira 27◦C.
2. Incubator Terbuka
a. Perawatan dengan incubator dilakukan
dalam keadaan terbuka
b. Gunakan lampu pemanas uuntuk
member keseimbangan suhu normal
dan kehangatan
c. Bungkus bayi dengan selimut hangat
d. Dinding keranjang ditutup dengan kain
atau yang lain untuk mencegah udara
e. Kepala bayi harus ditutup karena banyak
panas yang hilang melalui kepala
Pengaturan suhu incubator disesuaikan
dengan berat badan.
Catatan:
Standar penilaian
Score
NILAI = x 100
∑ Kegiatan
Range skor
86-100 =A
76-85 =B
<76 =tidak lulus
PENATALAKSANAAN FOTOTHERAPI
1. Pengertian
Tindakan pemberian sinar (penghangat) yang bertujuan untuk
memperbaiki kadar bilirubin bayi. .
2. Tujuan
Mengurangi kadar bilirubin dalam darah 1 – 2 mg%
3. Indikasi
Gangguan kadar bilirubin
4. Kontra indikasi
Dehidrasi, hipoksia, gangguan metabolisme, serta infeksi
5. Persiapan
a. Pasien
Baju bayi ditanggalkan
b. Alat
Lampu/neon foto terapi
Tempat tidur bayi (inkubator)
Kasa, plester,dan gunting
Penutup mata yang tidak tembus sinar
6. Prosedur kerja
Nilai
No ITEM Penilaian
0 1 2
1 Cuci tangan
2 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada
orang tua bayi
3 Atur posisi bayi dalam keadaan tidak berpakaian
4 Tutup mata dengan penutup yang tidak tembus
sinar dan lakukan fiksasi dengan plester agar
tidak bergeser atau berubah posisi
5 Atur lampu sinar dengan jarak kurang lebih 40
cm
6 Lakukan secara terus menerus selama 24 jam
dan istirahat 12 jam, kemudian lanjutkan kembali
7 Atur posisi bayi setiap 6 jam : terlentang, miring
kekanan, telungkup, dan miring ke kiri
8 Apabila memberi makan, angkat bayi dan buka
penutup mata
9 Bila kadar bilirubin telah turun menjadi 7,5 mg%,
walaupun belum
10 Catat kondisi perkembangan bayi
11 Cuci tangan
Standar penilaian
Score
NILAI = x 100
∑ Kegiatan
Range skor
86-100 =A 76-85 =B <76 =tidak lulus
TRANSFUSI SILANG
1. Pengertian
Tindakan keperawatan yang dilakukan dengan cara
mengeluarkan darah dari tubuh bayi ditukar dengan darah
pengganti, dengan syarat darah harus segar < 24 jam, dalam
keadaan suhu sesuai dengan suhu ruangan kurang lebih 24º C(1
jam sebelumnya sudah dikeluarkan dari lemari pendingin).
2. Tujuan
Untuk memperbaiki kondisi bayi dengan menurunkan kadar
bilirubin indirek neonatus dan menuurunkan kadar toksik serta
mencegah peningkatan kadar biliruubin dalam darah
3. Indikasi
4. Kontra indikasi
5. Persiapan
Pasien
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Dapatkan persetujuan tindakan dari orang tua bayi
3. Lakukan untuk puasa 3-4 jam
4. Siapkan hasil pemerikasaan laboratorium seperti kadar
bilirubin, Hb, uji Coomb, kadar G6PD
Alat
1. Sarung tangan satu atau dua pasang
2. Vena section set
3. Kateter (polyethylene) 1-2 buah
4. Spoit 2,5 cc, 5 cc, 20 cc (masing-masing 2 buah)
5. Knop sonde
6. Botol kecil untuk pemeriksaan (4 buah)
7. Lidi kasa
8. Duk lubang
9. Kassa
10. Infuse set 2 buah
11. Cairan
12. Obat-obatan seperti heparin, kalsium glukonas 10%
13. NaCL 0,9%
14. Iodium tincture 1%
15. Betadin 10%
16. Alat resusitasi, oksigen, thermometer, stetoskop, lampu
pemanas, darah sesuai dengan identitas.
6. Prosedur kerja
Nilai
No ITEM Penilaian
0 1 2
Dokter
1 Mencuci tangan
2 Melakukan desinfeksi dengan Betadin dan alcohol
3 Melakukan pungsi vena menggunakan jarum
no.21 atau 22 dan kateter vena no. 24
Perawat
1 Cuci tangan
2 Pasang lampu pemanas dan arahkan ke pasien
jangan sampai terjadi hipotermi
3 Atur posisi pasien
4 Atur tempat yang akan dilakukan transfusi tukar
sebanyak 2 tempat, yaitu :
6 Untuk mengeluarkan darah
7 Untuk mamasukkan darah pengganti
Pada umumnya satu di vena bagian dorsum
tangan dengan memfleksikan pergelangan tangan
ke arah bawah (tekuk pergelangan tangan ke
bawah) dan ibu jari di atas punggung tangan bayi
8 Atur tempat kedua di daerah tangan yang
berlawanan yaitu pada kaki/kepala
Catat darah yang dimasukkan < 24 jam, suhu
kurang lebih 24º C ( 1 jam setelah dikeluarkan dari
lemari pendingin)
Gunakan CPD ( centrate phosphate dextrose)
darah dikocok perlahan untuk menghindari
pengendapan darah merah.
Standar penilaian
Score
NILAI = x 100
∑ Kegiatan
Range skor
86-100 =A
76-85 =B
<76 =tidak lulus
WASH OUT
1. Pengertian
Wash out adalah pembilasan rektum dan kolon sigmoid dengan
memasukkan larutan.
2. Tujuan
Untuk meningkatkan defekasi dengan merangsang peristaltik dan
melunakkan feses yang telah mengeras atau untuk
mengosongkan rektum dan kolom bawah untuk prosedur
diagnostik atau pembedahan.
3. Indikasi
Terjadi konstipasi
Untuk prosedur pembedahan
4. Persiapan alat
Cairan NaCl 0,9% yang hangat
Irigator lengkap dengan selang kanul rekti
Perlak dan kain pengalas
Vaselin atau jelly
Sarung tangan
Bengkok
Pispot
Air cebok
Tissu
Barakshort
Klem
5. Prosedur
Ya Tidak Ket
Prosedur / ITEM Penilaian
(1) (0)
a. Cuci tangan
b. Siapkan alat dan dekatkan dengan pasien
c. Pakai barakshort
d. Pasang perlak dan pengalas
e. Atur posisi klien
f. Pasang pispot kemudian pasang sarung tangan
g. Tuangkan NaCL 0,9% hangat irrigator, klem
dibuka sampai air keluar kemudian diklem
kembali
h. Tangan kiri membuka anus kemudian tangan
kanan memasukkan kanul yang sebelumnya
diolesi vaselin dan anak disuruh bernafas
panjang
i. Klem dibuka masukkan air 50 cc
j. Untuk pasien kolostomi, kanul dimasukkan ke
dalam kolostomi
k. Tahap 5 – 10 menit
l. Cabut dan lepaskan kanul rekti, anak tetap
miring dan disuruh menahan
m. Biarkan cairan keluar dan tampung
n. Masukkan cairan berulang – ulang hingga bersih
o. Penampung feses diangkat kemudian diganti
dengan yang bersih untuk dicebok
p. Anak kembali dirapikan, alat – alat dibersihkan
q. Cuci tangan
r. Kemudian perawat melakukan observasi dan
melakukan pendokumentasian.
Standar penilaian
Score
NILAI = x 100
∑ Kegiatan
Range skor
86-100 =A
76-85 =B
<76 =tidak lulus
IMUNISASI
1. Defenisi
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap
suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh
agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah
atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata
imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap
suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau
resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar
dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.
Jenis jenis imunisasi
Imunisasi BCG
Imunisasi BCG adalah tindakan memasukkan vaksin BCGyang
bertujuan untuk memberikan kekebalan tubuh terghadap
kuman mycobacterium tuberculosis dengan cara
menghambat penyebaran kuman.
Imunisasi hepatitis B
Imunisasi hepatitis B adalah tindakan memberikan vaksin
hepatitis B ke dalam tubuh yang bertjuan untuk member
kekebalan dari penyakit hepatitis .
Imunisasi polio
Imunisasi polio adalah adalah tindakan memberikan vaksin
polio ke dalam tubuh yang bertjuan untuk member
kekebalan dari penyakit poliemetis
Imunisasi DPT
Imunisasi DPT adalah tindakan memberikan vaksin DPT ke
dalam tubuh yang bertjuan untuk member kekebalan ddari
penyakit difteri, pertusis dan tetanus.
Imunisasi campak
adalah tindakan memberikan vaksin campak ke dalam tubuh
yang bertjuan untuk member kekebalan dari penyakit
campak.
2. Tujuan
a. Mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang
b. Menghilangkan penyakit tertentu pada populasi
3. Kontraindikasi
Flu berat/panas tinggi dengan penyebab yg serius
Perubahan pada sistem imun yg tak dapat menerima
vaksin hidup
Sedang dalam pemberian obat-obat yg menekan sistem
imun sep;sitostatika,Transfusi darah,Ig
Riwayat alergi terhadap pemberian vaksin sebelumnya
sep. pertusis
4. Prosedur
Ya Tidak
No. Prosedur Ket
(1) (0)
1. Imunisasi BCG
Alat dan Bahan:
Spuit tuberculin dengan jarum
ukuran 25-27 panjang 10 mm
Vial vaksin BCG kering dan gergaji
ampul
Pelarut vaksin
Kapas lembab (dibasahi air matang)
Sarung tangan bersih
Prosedur :
1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan bersih
3. Jelaskan prosedur kepada
orang tua bayi tentang
tindakan imunisasi yang akan
dilakukan
4. Buka ampul vaksin BCG
5. Larutkan vaksin dengan pelarut
vaksin yang tersedia kurang
lebih 4 cc
6. Isi spuit dengan vaksin
sebanyak 0,05 ml yang sudah
dilarutkan
7. Atur posisi dan bersihkan
lengan (daerah yang akan
diinjeksi yaitu 1/3 bagian
lengan atas) dengan kapas yang
telh dibasahi.
8. Tegangkan daerah yang akan
diinjeksi
9. Lakukan injeksi dengan
memasukkan jarum pada sudut
10-15◦ (subkutan)
10. Tarik spuit setelah vaksin habis
dan jangan melakukan massase
11. Usap bekas injeksi dengan
kapas bersih jika ada darah
keluar
12. Lepaskan sarung tangan dan
cuci tangan
13. Catat respon yang terjadi,
vaksin dikatakan berhasil jika
timbul benjolan di kulit, kulit
tampak pucat dan pori-pori
jelas.
2. Imunisasi Polio
3. Imunisasi DPT
Alat dan bahan:
Spoit disposable 2,5 ccdan
jarumnya
Vaksin DPT dan pelarutnya dalam
termos es
Kapas alkohol
Sarung tangan
Prosedur:
1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan
3. Jelaskan kepada orang tua
prosedur yang akan dilakukan
4. Ambil vaksin DPT dengan spuit
sesuai anjuran yaitu 0,5 ml.
5. Atur posisi bayi (bayi yang
dipangku ibunya ,tangan kiri
ibu merangkul bayi. Tangan
kanan bayi merangkul ke
belakang tubuh ibu dan tangan
kanan ibu memegang kaki bayi
dengan kuat)
6. Lakukan desinfeksi 1/3 area
tengah paha bagian luar yang
akan di injeksi dengan kapas
alcohol
7. Regangkan daerah yang akan di
injeksi
8. Lakukan injeksi dengan
memasukkan jarum ke
intramuskuler di daerah femur
9. Lepaskan sarung tangan
10. Cuci tangan
11. Catat reaksi yang terjadi
4. Imunisasi Hepatitis B
Alat dan bahan:
Spuit disposable 2,5 cc dan
jarumnya
Vaksin hepatitis dan pelarutnya
dalam termos es
Kapas alcohol dalam tempatnya
Sarung tangan bersih
Prosedur :
1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan
3. Jelaskan kepada orang tua
prosedur yang akan dilakukan
4. Ambil vaksin hepatitis 0,5 cc
5. Atur posisi bayi (bayi yang
dipangku ibunya ,tangan kiri
ibu merangkul bayi. Tangan
kanan bayi merangkul ke
belakang tubuh ibu dan tangan
kanan ibu memegang kaki bayi
dengan kuat)
6. Lakukan disinfeksi 1/3 area
paha tengah bagian luar yang
akan di injeksi dengan kpas
alcohol
7. Regangkan daerah yang akan di
injeksi
8. Lakukan injeksi dengan
memasukkan jarum ke
intramuskuler di daerah femur
9. Lepaskan sarung tangan
10. Cuci tangan
11. Catat reaksi yang terjadi
5. Imunisasi campak
Alat dan bahan
Spuit disposable 2,5 cc dan
jarumnya
Vaksin campak dan pelarutnya
dalam termos es
Kapas alcohol dalam tempatnya
Sarung tangan
Prosedur
1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan
3. Jelaskan kepada orang tua
prosedur yang akan dilakukan
4. Ambil vaksin campak 0,5 cc
5. Atur posisi bayi (bayi dipangku
ibunya, lengan kanan bayu
dijepit di ketiak ibunya. Ibu
menopang kepala bayi, tangan
kiri ibu memegang tangan kiri
bayi)
6. Lakukan desinfeksi 1/3 lengan
kanan atas
7. Regangkan daerah yang akan
diinjeksi
8. Lakukan injeksi dengan
memasukkan jarum pada sudut
45◦
9. Setelah vaksin habis tarik spuit
sambil menekan lokasi suntikan
dengan kapas.
10. Lepas sarung tangan
11. Cuci tangan
12. Catat reaksi yang terjadi
PIJAT BAYI
1. Defenisi
Pijat merupakan salah satu bentuk dari terapi sentuh yang
berfungsi sebagai salah satu teknik pengobatan penting.
Bahkan menurut penelitian modern, pijat bayi secara rutin
akan membantu tumbuh kembang fisik dan emosi bayi, di
samping mempertahankan kesehatannya.
1. Pagi hari, pada saat orang tua dan anak siap untuk
memulai hari baru
2. Tujuan
a. Menguatkan otot-otot bayi
b. Melancarkan sirkulasi darah bayi
c. Membuat tidur bayi jadi lelap
3. Persiapan
Bayi
Bayi selesai makan atau tidak berada dalam keadaan
lapar.
Ruang untuk memijat usahakan hangat dan tidak
menguap.
Baringkan bayi di atas kain rata yang lembut dan bersih
Usahakan tidak diganggu dalam waktu lima belas menit
untuk melakukan semua tahap pemijatan
Alat
handuk,
popok,
baju ganti, dan
minyak bayi (baby oil/lotion
4. Prosedur
Ya Tidak
No. Prosedur Ket
(1) (0)
1. Mencuci tangan dan dalam keadaan
hangat
2. Hindari kuku dan perhiasan yang bisa
menggores kulit bayi
3. Sebelum memijat, mintalah izin kepada
bayi dengan cara membelai wajah dan
kepala bayi sambil mengajak bicara
4. Sebelum melakukan pemijatan, lumurkan
lotion
5. Pijat bayi yang dimulai dari bagian kaki,
perut, dada, tangan, muka, dan diakhiri
pada bagian punggung
KAKI
Perahan cara india
Urutlah
telapak kaki
dengan kedua
ibu jari secara
bergantian,
dimulai dari
tumit kaki menuju jari-jari di seluruh
telapak kaki
Tekan-tekanlah
kedua ibu jari
secara bersamaan di
seluruh permukaan
telapak kaki dari
arah tumit ke jari-
jari
Punggung kaki
Dengan
mempergunakan
kedua ibu jari secara
bergantian pijatlah
punggung kaki dari
pergelangan kaki ke
arah jari-jari
secara bergantian
Peras & putar pergelangan kaki
Buatlah gerakan
seperti memeras
dengan
mempergunakan
ibu jari & jari-jari
lainnya di
pergelangan kaki bayi
Perahan cara swedia
Mengayuh sepeda
DADA
Jantung besar
Kupu-kupu
Membuka tangan
Pijat telapak
tangan dengan
kedua ibu jari,
dari
pergelangantan
gan kearah jari-
jari
Putar jari-jari
Peraslah sekeliling
pergelangan
tangan dengan ibu
jari dan
jaritelunjuk
Dengan jari
kedua tangan,
buatlah
lingkaran-
lingkaran kecil
didaerah
rahang bayi
Belakang telinga
PUNGGUNG
Gerakan maju mundur (kursi
goyang)
Gerakan menyetrika
Ulangi
gerakan
menyetrika
punggung,
hanya kali ini
tangankanan
memegang
kaki bayi & gerakan dilanjutkan sampai
ketumit kaki bayi
Gerakan melingkar
Gerakan menggaruk
Menyilangkan kaki
Kewaspadaan perawat
Range skor
86-100 =A
76-85 =B
<76 =tidak lulus
TERAPI BERMAIN
A. Definisi
Bermain merupakan kegiatan secara sukarela untuk
memperoleh kesenangan dan bermain merupakan cermin
kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial anak.
B. Fungsi Bermain
1. Perkembangan sensorimotor
Yaitu perkembangan gerak dengan memainkan suatu
obyek.
Misalnya meraih pensil.
2. Perkembangan kognitif
Yaitu membantu mengenal benda di sekitar misalnya
logo, balok (bongkar pasang mainan).
3. Perkembangan sosial
Yaitu anak belajar berinteraksi dengan orang lain
dan mempelajari peran dalam kelompok, misalnya dapat
diperoleh dari orang tua, guru, orang lain di sekitar bermain.
Anak akan bertingkah laku sesuai / diterima oleh teman,
anak akan menyesuaikan diri dengan aturan – aturan, jujur
terhadap orang lain.
4. Terapi
Bermain akan memberi kesempatan pada anak untuk
mengekspresikan perasaan yang tidak enak misalnya marah,
depresi, benci dan takut.
5. Sebagai alat komunikasi
Bermain merupakan komunikasi terutama pada anak yang
belum bisa menyatakan perasaan secara verbal, misalnya
melukis, menggambar dan bermain peran.
C. Tujuan Bermain
1. Dapat melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan anak
yang normal.
2. Dapat mengekspresikan keinginan, perasaan dan fantasi
melalui permainan.
3. Dapat mengembangkan kreatifitas melalui pengalaman
bermain yang tepat.
4. Dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit
dan dirawat di rumah sakit dan mendapatkan kesenangan.
D. Keuntungan Bermain di Rumah Sakit
1. Meningkatkan hubungan perawat dan pasien di rumah
sakit.
2. Dapat mengekspresikan perasaan tidak enak, misalnya takut
sendirian dan rasa marah.
3. Memulihkan rasa mandiri pada anak, dengan kegembiraan
dalam bermain.
4. Bermain terapeutik dapat meningkatkan penguasaan
pengalaman yang traumatik, misalnya peran perawat dan
dokter.
5. Membina tingkah laku positif di rumah sakit terhadap
perawat.
6. Alat berkomunikasi antara perawat dan pasien yaitu cerita
gambar.
E. Prinsip Bermain di Rumah Sakit
1. Tidak banyak membutuhkan energi.
2. Permainan simple.
3. Kegiatan yang singkat waktunya.
4. Mempertimbangkan keamanan : perlukaan, infeksi silang.
5. Kelompok umur yang sama.
6. Melibatkan orang tua.
7. Permainan tidak bertentangan dengan pengobatan.
8. Semua alat bermain harus dicuci larutan desinfeksi.