(ASKEB I)
MATERI
KONSEP KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN
PADA KEHAMILAN
MATERI
KONSEP DEKTERAMPILAN DASAR KEBIDANAN PADA KEHAMILAN
A. PENGUKURAN LILA
1. Pengertian
Lila merupakan singkatan dari Lingkar Lengan Atas. Pengukuran lila adalah jenis
pemeriksaan antropometri yang digunakan untuk mengukur risiko KEK pada wanita usia
subur yang meliputi remaja, ibu hamil, ibu menyusui dan Pasangan Usia Subur (PUS).
Sedangkan ambang batas LILA pada WUS dengan resiko KEK adalah 23,5 cm dan apabila
kurang dari 23,5 cm wanita tersebut mengalami KEK. Pengukuran LILA tidak dapat
digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek. Pengukuran LILA
digunakan karena pengukurannya sangat mudah dan cepat
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi LILA
Berbagai factor yang dapat mempengaruhi ukuran LILA sebagai indicator ibu hamil
dengan Kurang Energi Kronis (KEK), diantaranya
a. Usia Ibu : Kehamilan pada ibu yang dengan umur terlalu muda menyebabkan kompetisi
makanan antara janin dan ibu yang masih dalam pertumbuhan. Ibu yang berusia lebih
muda mempunyai peluang mengalami KEK 3,7 kali lebih tinggi daripada ibu yang
berusia lebih tua.
b. Paritas :Ibu dengan paritas yang terlalu sering akan mempunyai status gizi kurang
karena cadangan gizi dalam tubuh ibu sudah terkuras. Untuk paritas yang paling baik
adalah 2 kali.
c. Jarak kelahiran : Jarak kelahiran yang terlalu dekat (kurang dari 2 tahun) pada ibu hamil
menyebabkan status gizi ibu hamil kurang karena tubuh ibu tidak diberi kesempatan
untuk pemulihan keadaan gizi.
3. Cara Pengukuran
Menurut Utami (2016), tata cara pengukuran LiLA ibu hamil ialah sebagai berikut :
a. Subjek diminta untuk berdiri tegak.
b. Tanyakan kepada subjek lengan mana yang aktif digunakan. Jika yang aktif digunakan
adalah lengan kanan, maka yang diukur adalah lengan kiri, begitupun sebaliknya.
c. Mintalah subjek untuk membuka lengan pakaian yang menutup lengan yang tidak aktif
digunakan.
d. Untuk menentukan titik mid point lengan ditekuk hingga membentuk sudut 90o ,
dengan telapak tangan menghadap ke atas. Pengukur berdiri di belakang subjek dan
menentukan titik tengah antara tulang atas pada bahu dan siku.
e. Tandailah titik tersebut
f. Tangan kemudian tergantung lepas dan siku lurus di samping badan serta telapak
tangan menghadap ke bawah.
g. Ukurlah lingkar lengan atas pada posisi mid point dengan pita LILA menempel pada
kulit. Perhatikan jangan sampai pita menekan kulit atau ada rongga antara kulit dan
pita.
h. Catat hasil pengukuran LiLA ibu hamil
(Cara pengukuran dapat dilakukan sesuai dengan tilik yang telah disiapkan)
2. Tujuan
Tujuan dilaksnaakan pemeriksaan fisik adalh
a. Mengumpulkan data dasar Kesehatan klien
b. Mengidentifikasi diagnose dan masalah kebidanan
c. Membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehtan klien dan
penatalaksaan
d. Mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan
3. Teknik
Dalam pemeriksaan fisik terdapat Teknik yang dilakukan yaitu: (inspeksi), meraba
(palpasi), mengetuk (perkusi) dan mendengarkan (auskultasi).
a. Inspeksi
Inspeksi adalah suatu teknik yang dulakukan dengan cara melihat atau mengamati
objek. Inspeksi merupakan obeservasi visual dan sitemik untuk menentukan status
Kesehatan klien yang didapat dari penangamatan penampilan klien.
b. Palpasi
Palpasi adalah pemeriksaan dengan melakukan perabaan untuk mengetahuo ukuran,
tekstur dan mobilitas, kondisi tulang dan sendi, temperature kulit dan kelembaban, dll
c. Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan dengan mengetuk area tubuh secara ringan tapi tajam
untuk mengetahui kelainan atau tidak
d. Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan dengan cara mendengar. Auskultasi menggunakan alat
bantuan seperti stetoskop, funduskup, dopler dll
4. Area pemeriksaan
a. Wajah :
Pada wajah inspeksi apakah pucat, nampak bengkak, cloasma gravidarum, selanjutnya
pastikan dengan palpasi apakah bengkak pada wajah
b. Mata :
Pada mata inspeksi pada Konjungtiva, dan sklera dan lakukpan palpasi pada palpebra
c. Hidung :
Pemeriksaan inpelsi pada hidung melihat tanda-tanda infeksi, polip dan secret
d. Mulut :
Pemeriksaan mulut dengan inspkesi adanya stomatitis, gusi berdarah, kelenjar tongsil,
karies
e. Telinga :
Pada telinga lakukan pemeriksaan dengan inspeksi kebersihan dari telinga pasien
kanan dan kiri
f. Leher :
Pada leher inppeksi dan palpasi apakah terdapat pembesaran kelenjar tiroid,
pembengkakan kelenjar limfe, dan bendungan vena jugularis
g. Payudara :
Pada payudara lakukan inpeksi melihat simetris, hiperpigmentasi pada areola mamae.
Dan putting susu menonjol/tidak. Selanjutnya lakukan palpasi pada payudara secara
bergantian untuk mengetahui apakah ada benjolan (samapi ketiak), dan pengeluaran
kolustrum
h. Abdomen :
Pada abdomen lakukan inspeksi bentuk abdomen searah sumbu tubuh ibu/tidak, linia
gravidarum, streia gravidarum dan albikan, luka bekas oprasi.
Selanjutnya lakukan palpasi dengan menggunakan metode leoplod. Pada abdomen
juga dilakukan pemeriksaan his, TFU,dan DJJ.
i. Gentalia
Pada pemeriksaan genetalia dilakukan dengan inspeksi adanya varises, pengeluaran
pervaginam, odema, dan juga bekas luka atau benjolan pada vagina. Dilanjutkan
melaksanakan palpasi untuk memastikan adanya odema, dan benjolan
j. Ektrimitas atas dan bawah
Pada ektermitas atas dilihat apakah odema dan pucat
Pada ektremitas bawah dilihat apakah terdapat odema dan pucat serta dilakukan
pemeriksaan reflek patella
C. LEOPOLD
1. Pengertian
Pemeriksaan obstetric secara palpasi pada abdomen dilakukan untuk mengetahui
pertumbuhan janin dengan menilai letaj dan presentasi janin dalam kandungan. Dalam
isteilah kebidanan dikenal dengan “ Palpasi Leopold”. Palpasi leopold adalah suatu Teknik
pemeriksaan ibu hamil dengan cara perabaan yaitu merasakan bagian yang terdapat pada
perut ibu hamil menggunakan tanggan pemeriksaan dalam posisi tertentu.
2. Tujuan
a. Menentukan besarnya rahim & tuanya kehamilan
b. Menentukan letak janin dalam Rahim
c. Mengetahui DJJ
Tujuan pemerisaan berdasarkan setiap tahapan leopold. Tujuan dari pemeriksaan :
1. Leopold I adalah untuk mengetahui TFU dan bagian janin yang ada difundus.
2. Leopold II adalah untuk mengetahui bagian janin yang ada di sebelah kanan atau kiri
perut ibu.
3. Leopold III adalah untuk mengetahui bagian terendah janin dan apakah sudah masuk
PAP atau belum .
4. Leopold IV adalah untuk mengetahui bagian janin yang ada dibawah dan untuk
mengetahui seberapa besar/jauh bagian terendah janin sudah masuk PAP
nyaman dengan kaki ibu sedikit ditekuk (300 - 450). Mengupayakan suhu tangan
pemeriksa sesuai dengan suhu kulit ibu (misalnya dengan menggosok secara ringan kedua
tangan agar hangat dan sesuai suhu ibu). Pastikan tidak terdapat kontraksi pada abdomen
ibu.
a. Leopold I
1) Pemeriksaan menghadap kearah ibu
2) Meletakkan sisi lateral tangan kiri pada puncak fundus uteri. Pastikan agar jari tangan
tidak mendorong uterus ke bawah (menentukan tinggi fundus uteri)
3) Meletakkan jari tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan rasakan bagian janin yang
ada pada bagian tersebut dengan cara menekan secara lembut dan menggeser ujung
telapak tangan kiri dan kanan secara bergantian (Meraba bagian fundus untuk
menentukan bagian yang teraba di fundus kepala/bokong/kosong)
b Leopold II
1) Menggeser ujung jari tangan kiri yang dirapatkan hingga terletak pada dinding perut
lateral kanan dan ujung jari tangan kanan yang dirapatkan pada dinding perut lateral
kiri secara sejajar pada ketinggian yang sama
2) Tangan kiri mendorong perut kanan ibu dengan lembut, jari tangan kanan yang
dirapatkan meraba dinding perut kiri ibu dan rasakan apakah teraba bagian yang rata,
memanjang dan ada tahanan atau bagian kecil janin
3) Tangan kanan mendorong dinding perut kiri ibu dengan lembut dan tangan kiri yang
dirapatkan meraba dinding perut kanan ibu dan rasakan apakah teraba bagian yang rata,
memanjang dan ada tahanan atau bagian kecil janin
c Leopold III
1) Melakukan fiksasi dengan tangan kiri pada fundus uteri, tangan kanan berada pada
uterus bagian bawah
2) Rasakan apakah teraba bagian keras, bulat dan melenting atau teraba bagian besar, agak
bulat dan lunak
3) Memastikan bagian rendah janin masukPAP atau tidak dengan cara digoyangkan
d Leopold IV
Leopold IV dilakukan jika pada leopold III diperoleh hasil bahwa bagian terendah
janin sudah masuk PAP
1) Pemeriksa menghadap ke bagian kaki ibu
2) Ibu diminta untuk meluruskan kakinya
3) Meletakkan ujung jari tangan kiri disebelah lateral kiri uterus ibu dan tangan kanan
pada sebelah lateral uterus ibu, ujung-ujung jari tangan kanan dan kiri berada pada tepi
atas sympisis
4) Memperhatikan bentuk sudut ujung-ujung jari tangan kanan dan kiri (konvergen,
sejajar atau divergen)
Cara pelaksanaan
Cara pemeriksaan dilakukan dengan pengambilan sampel darah ibu hamil oleh tenaga
laboratorium yang telah terlatih, pemeriksaan tes yang digunakan adalah
a. HIV rapid test, R
b. RPR (Rapid Plasma Reagen)-Tp rapid (Treponema pallidum rapid) dan
c. HBsAg (Hepatitis B surface Antigen) rapid test
Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan ada atau tidaknya penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis dari ibu ke anak
dilakukan sesuai waktunya masing-masing sebagai berikut :
a. Infeksi HIV dilakukan dengan pemeriksaan PCR DNA kualitatif menggunakan
sediaan darah (serum) atau Dried Blood Spot (DBS) pada bayi usia 6 minggu atau
lebih dan dinyatakan terinfeksi HIV jika hasil pemeriksaan positif.
b. Infeksi Sifilis dengan pemeriksaan titer Reagen Plasma Reagin (RPR) bayi pada
usia 3 bulan dan ibu dan dinyatakan terinfeksi Sifilis jika:
a) Titer bayi lebih dari 4 kali lipat titer ibunya, misal jika titer ibu 1:4 maka titer
bayi 1:16 atau lebih; atau
b) Titer bayi lebih dari 1:32.
c. Infeksi Hepatitis B dengan pemeriksaan HBsAg pada saat bayi berusia 9 bulan ke
atas dan dinyatakan terinfeksi Hepatitis B jika HBsAg positif.
Kpn dilakukan
Pemeriksaan dapat dilakukan di Puskesmas terdekat pada kunjungan perawatan
antenatal pertama, idealnya sebelum usia kehamilan 20 minggu dan untuk ibu hamil yang
datang setelah 20 minggu Deteksi dini pada kehamilan ini dapat diulang pada ibu hamil
dan pasangan seksualnya minimal 3 bulan kemudian atau menjelang persalinan, atau
apabila ditemukan indikasi atau kecurigaan.
Bagan Penanganan Tripel Eliminasi