Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah tindakan untuk
mengkaji bagian tubuh pasien baik secara lokal atau (head to toe) guna
memperoleh informasi atau data dari keadaan pasien nyata untuk
menegakkan suatu diagnosa. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan 4 cara
yaitu Inspeksi, Auskultasi, Palpasi dan Perkusi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan fisik pada payudara?
2. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan fisik pada axilla?
3. Bagaimana SOP pada pemeriksaan payudara dan axilla?
4. Apa saja nilai normal pada payudara dan axilla?
5. Apa saja kelainan pada payudara?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara pemeriksaan fisik pada payudara
2. Untuk mengetahui cara pemeriksaan fisik pada axilla
3. Untuk mengetahui SOP pada pemeriksaan payudara dan axilla
4. Untuk mengetahui apa saja nilai normal pada payudara dan axilla
5. Untuk mengetahui kelainan pada payudara
D. Manfaat
Manfaat disusun makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Menambah pengetahuan tentang pemeriksaan fisik
b. Mengembangkan kreatifitas dan bakat penulis
c. Menilai sejauh mana penulis memahami teori yang sudah di dapat
tentang pemeriksaan fisik

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pemeriksaan Fisik Pada Payudara


Pemeriksaan payudara merupakan prosedur untuk mencari kelainan
pada payudara. Pemeriksaan payudara merupakan salah satu pemeriksaan
yang digunakan untuk skrining keganasan payudara. Pemeriksaan ini tidak
dapat digantikan dengan pemeriksaan penunjang yang lain, seperti USG
payudara atau mamografi. Pemeriksaan ini dapat dilakukan oleh penderita
sendiri secara rutin atau oleh dokter. Pemeriksaan payudara dianjurkan
dikerjakan secara rutin untuk wanita usia 20-40 tahun, terutama pada wanita
dengan risiko tinggi. Diagnosis dini dari kelainan pada payudara dapat
menghindarkan wanita dari operasi yang besar dan meningkatkan
kemungkinan untuk sembuh.( Yuli Yarsa kristanto, dkk. 2019)
Di seluruh dunia di perkirakan 7,6 juta orang meninggal akibat kanker
pada tahun 2005 (WHO,2005) dan 84 juta orang meninggal hingga 10 tahun
kedepan (Diananda,2009).

Perlu kita lakukan dalam pemeriksaan fisik yaitu memposisikan klien


senyaman mungkin, kemudian kita jelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan,
tangan pemeriksa dan ventilasi kamar dalam keadaan hangat dan mempunyai
penerangan yang cukup. Bila dokter pria, saat melakukan pemeriksaan
sebaiknya ditemani paramedis wanita. Dengan menggunakan metode antara
lain:

a. Inspeksi
Penderita diminta untuk membuka pakaian sampai pinggang dan
posisi pasien duduk menghadap ke dokter. Pemeriksaan ini dilakukan dengan
4 posisi yaitu tangan di samping, tangan di atas kepala , tangan dipinggang
dan posisi membungkuk .

2
1) Perhatikan apakah kedua payudara simetris. Bandingkan bentuk
atau kontur dari kedua payudara, ukuran dan isi dari kedua
payudara. Letak papilla mammae juga dibandingkan dari kedua
payudara. Letaknya biasanya di SIC 4 atau 5 pada linea mid
klavikularis untuk penderita pria atau wanita muda. Karena faktor
usia atau bila sudah terdapat banyak lemak atau kelenjar susu maka
posisi puting menjadi sangat bervariasi.
2) Dilihat adakah nodul pada kulit yang berbentuk seperti papula yang
dapat merupakan nodul satelit pada keganasan. Bila ada, dilihat
bagaimana bentuknya, berapa jumlahnya, dimana letaknya, warna.
3) Adakah perubahan warna? Perubahan warna kemerahan
menunjukan adanya peningkatan aliran darah sekunder yang
disebabkan oleh inflamasi. Dapat juga disebabkan karena
pertumbuhan keganasan pada kulit atau infiltrasi tumor pada kulit.
4) Adakah luka / borok. Erosi pada aerola atau papilla mammae
( puting payudara ) biasanya akan tertutup oleh krusta sehingga bila
krusta diangkat baru akan terlihat kulit yang mengalami erosi. Erosi
pada aerola karena kelainan kulit biasanya melibatkan kedua sisi
sedangkan pada keganasan atau Paget’s disease biasanya hanya satu
sisi.
5) Adakah bengkak pada kulit? Bengkak yang disebabkan karena
infeksi dan sumbatan saluran limfe secara mekanisme akan
memberikan bentuk yang berbeda. Sumbatan karena mekanis atau
limfedema akan memberikan gambaran peau d’orange atau orange
peel atau pig skin. Biasanya karena adanya infiltrasi keganasan
pada limfonodi atau jalur limfenya.
6) Adakah kulit yang tertarik (dimpling). Inspeksi juga dilakukan
dalam posisipenderita duduk dengan lengan diangkat diatas kepala.
Pada saat lengan diangkat ke atas kepala, kita berusaha mencari

3
adanya fiksasi kulit atau puting pada kelenjar payudara atau adanya
distorsi bentuk payudara karena adanya massa dan fiksasi.
Dimpling ini terjadi karena kanker yang telah menginfiltrasi liga
mentum suspensorium cowper akan menyebabkan adanya tarikan
pada permukaan kulit payudara dan merupakan petunjuk kearah
keganasan, walaupun dapat juga disebabkan oleh bekas trauma,
sikatriks pasca operasi atau bekas infeksi sebelumnya. Cara yang
lain dengan membungkukkan pasien di pinggang atau disebut
dengan bending yaitu badan, dagu dan bahu mengarah ke depan.
Adanya lekukan, tarikan, ketidaksimetrisan atau kulit yang tidak
rata akan segera terlihat.
7) Pemeriksaan puting payudara: Adanya nipple discharge atau
keluarnya cairan dari papilla mammae yang perlu dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut pada saat palpasi. Retraksi dari papilla
mammae mungkin merupakan pertumbuhan tumor ganas yang telah
menginfiltrasi duktus laktiferus yang menjadi retraksi dan fibrosis.
Tapi juga perlu diingat bahwa retraksi dapat terjadi secara
kongenital (inverted nipple), dan biasanya bilateral.

b. Palpasi
Setelah dilakukan inspeksi pada seluruh payudara, kemudian kita
lakukan palpasi. hasil palpasi dari payudara normal sangat bervariasi. Ini
memerlukan waktu dan pengalaman dari pemeriksa. Kelenjar susu yang
berlobulasi dapat disalah persepsikan sebagai massa. Lemak subcutan juga
menyebabkan perbedaan hasil dari palpasi payudara. Juga perlu diingat
menjelang menstruasi dan saat hamil payudara menjadi membengkak,
berlobus dan lebih sensitif. Setelah menstruasi, payudara akan mengecil dan
lebih lembek. Pada saat kehamilan, payudara menjadi besar dan keras dengan
lobulasi yang jelas sehingga menyulitkan palpasi tumor. Bila penderita
mengeluh terdapat benjolan pada salah satu payudara, tetap lakukan seluruh

4
prosedur pemeriksaan pada kedua payudara dengan memulai palpasi pada
sisi yang sehat terlebih dahulu agar tidak terlewat bila ada kelainan yang lain.
2. Pemeriksaan fisik axilla
Daerah axilla dan supraclavicula diperiksa bergantian dengan
penderita pada posisi duduk ataupun berbaring. Pada pemeriksaan axilla
sangat penting untuk melemaskan fasia axillaris. Untuk dapat melakukan ini,
maka lengan penderita harus ditahan/ disangga dengan tangan pemeriksa sama
sisi (tangan kiri pasien disangga dengan tangan kiri pemeriksa sedangkan
kanan pasien disangga dengan tangan kanan pemeriksa). Yuli Yarsa kristanto,
dkk. 2019.

Dengan melakukan metode sebagai berikut:

a. Inspeksi
Melihat ada tidaknya pembengkakan akibat pembesaran limfonodi
karena tumor atau karena infeksi, ditandai dengan adanya perubahan warna
kemerahan.
b. Palpasi
Dilakukan dari bagian lateral atas thorax sampai dengan apex dari
axilla. Semakin hati-hati dan cermat pemeriksa, maka semakin banyak
informasi yang didapat. Untuk pemeriksaan payudara pada penderita dengan
obesitas hasilnya kurang dapat dipercaya.
3. SOP pemeriksaan fisik pada payudara dan axilla
1. Tujuan :
 Mengidentifikasi kelainan pada payudara dan ketiak
2. Persiapan Alat :
 Handscoon
3. Persiapan Lingkungan :
 Lingkungan nyaman dan tenang
4. Persiapan Klien :
 Posisi klien sesuai Kebutuhan pemeriksaan

5
 Jika klien tidur, maka klien dibangunkan
5. Langkah Kerja :
1. Mencuci tangan
2. Pakai sarung tangan (handscoon) bersih
3. Buka pakaian dan atur posisi pasien terlentang
4. Lakukanpemeriksaan padapayudara :
a. Inspeksi
 Mulai inspeksi bentuk, ukuran dan kesimetrisan payudara
Normal : bulat agak simestris, kecil/sedang/besar
 Inspeksi, dan catat adanya : benjolan, tanda radang dan lesi
 Inspeksi areola mama, catat : warna, datar/menonjol/masuk
kedalam, tanda radang
Normal : gelap, menonjol
 Buka lengan pasien, amati ketiak, catat : lesi, benjolan dan
tanda radang.
b. Palpasi

 Lakukan palpasi pada areola, catat : adanya keluaran, jumlah,


warna, bau, konsistensi dan nyeri.
 Palpasi daerah ketiak terutama daerah limfe nodi, catat
adanya benjolan, nyeri tekan.

6
 Lakukan palpasi payudara dengan tiga jari tangan memutar
searah jarum jam ke arah areola. Catat nyeri dan adanya
benjolan
 Bila ada benjolan tentukan konsistensi, besar, mobilisasinya
5. Setelah pemeriksaaan selesai, lepas handscoen, bantu pasien
mengembalikan possinya
6. Dokumentasi hasil pemeriksaan
7. Catat atau laporan tindakan yang telah dilakukan
PEMERIKSAAN FISIK PAYUDARA (SADARI)

Yuli Yarsa kristanto, dkk. 2019

7
4. Nilai normal pada payudara
 Payudara normal
1. Tidak sakit dan nyeri
2. Tidak terdapat benjolan
3. Bentuk dan ukuran normal
4. Tidak terjadi perubahan warna dan tekstur
5. Tidak mengeluarkan cairan yang mencurigakan
 Tipe puting yang normal
Puting atau papilla berada ditengah-tengah aerola. areola adalah area
gelap di tengah payudara. papilla ini sebagian besar terdiri dari serat otot
polos. dimana otot polos ini berfungsi untuk membantu papila agar
terbentuk saat distimulasi.
Selama masa pubertas anak perempuan, pigmen yang berada di papilla
dan areola akan meningkat (sehingga warnanya jadi lebih gelap) dan
membuat bagian papilla atau putingnya semakin menonjol.
Untuk wanita, puting berfungsi untuk laktasi atau menyalur air susu
ibu kepada bayi. sedangkan untuk pria, tidak ada fungsi tertentu. beberapa
pendapat ada yang menyatakan bahwa puting pria berfungsi sebagai zona
erotik yang bisa menghasilkan rangsangan. saat papila pria mengeras,
tandanya mereka sedang terangsang atau orgasme.
1. Menonjol ke luar
Bentuk papilla jenis ini umunya menonjol keluar beberapa
millimeter di atas permukaan areola. Ketika cuaca dingin atau
terstimulasi, putting susu menjadi lebih keras dan lebih jelas.
2. Masuk ke dalam
Beberapa wanita atau pria ada yang memiliki putting masuk ke
dalam. Hal ini normal dan tergolong banyak yang mengalami. Untuk
ibu menyusui, kondisi putting seperti ini sedikit menyulitkan untuk
memberikan bayi Asi. Ada salah satu teknik mengeluarkan papilla
yang masuk ke dalam, yaitu teknik Hoffman.

8
Caranya, letakkan kedua jari di kedua sisi aerola, bisa kanan-kiri
ata sisi atas-bawah. Pelan-pelan, coba regangkan kedua jempol untuk
menjauh dan menarik satu sama lain. Lakukan dua kali sehari sehabis
mandi. Teknik ini masih dipercaya mampu memecah tempat papilla
agar bisa menonjol lepas ke luar.
3. Putting rata
Selain tenggelam di antara areola, ada juga putting atau papilla
yang datar. Dimana ini terjadi ketika permukaan papilla rata dengan
kulit areola. Tenang, kondisi ini tidak berbahaya alias normal. Papilla
rata bisa terjadi dii salah satu payudara atau di keduanya. Ada
beberapa cara untuk mengatasi putting atau papilla yang tidak keluar
menonjol in. Dr. DiNome juga mengatakan bahwa ada kemungkinan
papilla yang rata bisa dilakukan pembedahan agar bisa keluar untuk
menyusui.
4. Ciri-ciri papilla normal lainnya
 Berambut
Menurut dr.kecia gaither M D, dokter kandungan di new York,
papilla berambut tipi situ normal. Hal ini biasa terjadi akibat
pengaruh genetic, selama pubertas, karena kehamilan, selama
menstruasi, atau masa menopause. Pil KB dapat merangsang
pertumbuhan rambut di putting.
 Cokelat muda gelap, besar atau kecil: sama aja, semua normal
Bickley.2008.
 Ciri putting susu yang tidak normal
1. Berambut tebal tiba-tiba
Apabila tiba-tiba putting atau payudara anda tumbuh banyak bulu-
bulu halus, anda harus waspada. Menurut dr. gaither, ini bisa menjadi
kondisi gejala dari sindrom ovarium polikistik dan sindrom cushing.
2. Berdarah atau bernanah

9
Papilla yang beradarah bisa disebabkan Karen luka gesek, karena
gatal digaruk, atau bahkan karena iritasi. Apabila didiamkan begitu
saja, putting bisa berkembang menjadi infeksi. Selain menyebabkan
papilla sakit, infeksi juga dapat meningkatkan resiko infeksi jamur
kulit candidiasis yang disebabkan oleh candida albicans.papilla
bernanah bisa menandakan adanya suasu yang serius, salah satunya
adalah kanker payudara. Biasanya kanker ini memengaruhi saluran di
dalam payudara lalu menyebar ke permukaan papilla, dan selanjutnya
menyebar ke areole hingga menimbulkan lingkaran gelap di sekitar
payudara serta terasa nyeri.
 Masalah putting susu yang umum
1. Ektasia
Ektasia adalah kondisi pelebaran kelenjar susu yang letaknya ada
di bawah puting. Umumnya, kodisi ini terjadi di usia mendekati
menopause, sekitar usia 40-an atau 50-an. Ektasia adalah kondisi yang
bukan kanker kanker. Pada beberapa kasus, jaringan di bawah kelenjar
susu bisa berubah dan menyumbat saluran susu.cairan yang
menumpuk dapat mengendap dan bocor ke jaringan payudara sekitar.
Inilah yang dapat menyebabkan infeksi, peradangan kronis, atau
infeksi yang berisi nanah yang disebut abses.
2. papilloma intraductal
papilloma intraductal adalah benjolan kecil seperti kutil tumbuh
di dekat putting, benjolan ini bukan bersifat kanker. Namun biasanya
akan mengeluarkan darah atau cairan lengket.
3. Lecet saat menyusui
Putting lecet atau cracked nipple merupakan masalah yang sering
dialami ibu baru saat menyusui. Ini bisa disebabkan karena cara
menyusui yang salah dan ibu tidak merawat pillanya. Untuk mengatasi
ini, umumnya tidak diperlukan perawatan khusus, karena papilla akan

10
sembuh dengan sendirinya. Ibu juga bisa menggunakan krim pelembab
khusus payudara ibu menyusui yang bisa meredakan perih di papilla.

5. Kelainan pada payudara


1. Kista
Kista adalah benjolan pada payudara yang berbentuk bundar,
dapat bergerak, dan terasa lembut ketika di sentuhdan dapat terjadi
pada wanita dari segala usia.
2. Fibrosis
Fibrosis adalah pertumbuhan jaringan berlebih yang membentuk
benjolan kecil pada payudara tersa kenyal, padat, dan keras ketika di
sentuh biasanya terjadi pada wanita berusia 20-50 tahun.
3. Fibroadenoma ( tumor jinak)
Tumor ini berbentuk bundar dengan tepi tumor yang jelas, tidak
terasa sakit, dan bertekstur kenyal atau agak keras serta mudah
digerakkan ketika di sentuh.
4. Mastitis (peradangan payudara)
Mastitis di tandai dengan payudara terasa sakit, berwarna merah,
dan hangan ketika di sentuh biasanya di sebabkan oleh infeksi
payudara karena bakteri yang masuk ke dalam saluran payudara.
5. Kanker payudara
Kanker payudara adalah tumor ganas yang terbentuk di jaringan
payudara yang merupakan kumpulan sel kanker yang berkembang
secara cepat ke jaringan di sekitarnya atau menyebar kebagian tubuh
yang lebih jauh. Edward.2011

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemeriksaan payudara merupakan prosedur untuk mencari
kelainan pada payudara. Pemeriksaan payudara merupakan salah satu
pemeriksaan yang digunakan untuk skrining keganasan payudara.
Pemeriksaan fisik payudara dan axill bisa di lakukan dengan cara inspeksi
dan palpasi yaitu dengan cara di lihat dan di raba. Dengan adanya
pemeriksaan fisik tersebut bisa di ketahui adanya penyakit atau tidak,
seperti : penyakit kanker payudara.
B. Saran
Kami sadar bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari
kesempurnaan maka keritik dan saran yang dapat membangun sangat
diperlukan untuk menjadikan makalah ini menjadi baik. Lain dari pada itu
makalah ini dapat menjadikan suatu refrensi bagi para pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

Tanujaya Edward.2011. Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta:


salemba medika

Lynn S, Bickley.2008. Buku Saku Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan Bate.
Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC

Lynn S. Bickley.2013. Bates’ Guide to Physical Examination and History Taking –


11th ed.Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia

Yuli Yarsa kristanto, dkk. 2019. Pedoman Keterampilan Klinis Pemeriksaan


Payudara. Surakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai