Anda di halaman 1dari 5

A.

Judul video
OSCE Clinical Skills -Pregnant abdomen
Link : https://www.youtube.com/watch?v=GSshV8k3JWM
B. Rangkuman Isi Video
1. Video ini diawali dengan perawat mencuci tangan dan memperkenalkan diri kepada pasien
(mannequen) serta kontrak kepada pasien mengenai akan dijalankannya prosedur
pemeriksaan perut (pemeriksaan leopold dan pemeriksaan detak jantung janin).
2. Membuka bagian perut.
3. Pemeriksaan perut terdiri dari :
a. inspeksi, yaitu melihat bagian perut apakah ada linea atau tidak, linea adalah garis
kehamilan yang biasanya terbentang memanjang dari pusar hingga tulang kemaluan
dan melihat apakah ada bekas luka sectio caesarean atau bekas luka bedah lainnya.
b. Palpasi, dengan 6 langkah. Pertama menentukan tinggi fundus dengan cara
mempalpasi bagian atas perut bagian dalam dengan jari telunjuk lalu menekannya
dengan lembut ke arah bawah, titik ini akan bertepatan dengan fundus uterus. Untuk
mengurangi bias kita memakai pita pengukur untuk bagian fundus dan luruskan pita
pengukur dari bagian atas perut sampai ke simfisis pubis kemudian lihat berapa
hasilnya. Selanjutnya menentukan banyaknya janin, pemeriksaan ini dilakukan
dengan mempalpasi secara lateral dengan lembut dan satu tangan pada sisi kanan
dan satu tangan pada sisi kiri lalu lakukan palpasi dari atas ke bawah dan bergantian
pada sisi kanan dan kiri, rasakan adakah punggung bayi sambil melihat ekspresi
wajah pasien untuk mengetahui apakah ada nyeri yang dirasakan atau tidak. Lalu
selanjutnya mempalpasi bagian simfisis pubis dengan ibu jari dan telunjuk menekan
dengan dalam dan lembut untuk mengetahui adakah kepala bayi atau tidak dan untuk
menentukan posisi kepala apakah masih diperut atau sudah di panggul.
c. Auskultasi, yaitu mendengarkan denyut jantung janin dengan meletakan stetoskop
laennec di bagian punggung janin yang tadi sudah di palpasi atau area garis tengah
fundus 2-3 cm di atas simpisis pubis terus kearah kuadran bawah kiri (puctum
maximum). Lalu dengarkan selama 1 menit penuh.
4. Laporkan semua hasil pemeriksaan kepada pasien.
5. Menutup kembali bagian perut pasien.
6. Berpamitan.
7. Perawat mencuci tangan.
C. Aplikasi dalam memberikan Asuhan Keperawatan Pemeriksaan Leopold
1. Leopold I digunakan untuk menentukan tinggi fundus uteri, bagian janin dalam fundus,
dan konsistensi fundus. Pada letak kepala akan teraba bokong pada fundus, yaitu tidak
keras, tidak melenting dan tidak bulat. Variasi Knebel dengan menentukan letak kepala
atau bokong dengan satu tangan di fundus dan tangan lain diatas simfisis (Manuaba,
2010:118).
Langkah-langkah pemeriksaan Leopold I: Pemeriksa menghadap muka ibu dan berada
disisi kanan ibu, menentukan tinggi fundus, meraba bagian janin yang terletak difundus
dengan kedua telapak tangan dan apakah teraba bulat, besar lunak (bokong)/bulat, besar,
keras (kepala)/teraba tahanan memanjang (punggung)/teraba bagian kecil-kecil
(ekstremitas). Pada kehamilan aterm dengan presentasi kepala, pada pemeriksaan leopold I
akan teraba bulat, besar, lunak (bokong) (Marmi, 2011:126).
2. Leopold II Menentukan batas samping rahim kanan/kiri dan menentukan letak punggung.
Letak membujur dapat ditetapkan punggung anak, yang teraba rata dengan tulang iga
seperti papan cuci. Dalam Leopold II terdapat variasi Budin dengan menentukan letak
punggung dengan satu tangan menekan di fundus. Variasi Ahfeld dengan menentukan letak
punggung dengan pinggir tangan kiri diletakkan di tengah perut (Manuaba, 2010:118-119).
Langkah-langkah pemeriksaan leopold II: Pemeriksa menghadap muka ibu dan berada
disisi kanan ibu, meraba bagian janin yang terletak disebelah kanan maupun kiri uterus
dengan menggunakan kedua telapak tangan. Apakah teraba bulat, besar lunak (bokong)/
bulat, besar, keras (kepala)/ teraba tahanan memanjang (punggung)/teraba bagian kecil-
kecil (ekstremitas). Pada pemeriksaan leopold 2 akan teraba tahanan memanjang
(punggung) di satu sisi dan teraba bagian kecil-kecil (ekstremitas) disisi lain (Marmi,
2011:126).
3. Leopold III Menentukan bagian terbawah janin di atas simfisis ibu dan bagian terbawah
janin sudah masuk pintu atas panggul (PAP) atau masih bisa digoyangkan (Manuaba,
2010:119).
Langkah-langkah pemeriksaan leopold III: Pemeriksaan menghadap muka ibu dan berada
di sisi kanan ibu, meraba bagian janin yang terletak diatas simphisis pubis sementara
tangan yang lain menahan fundus untuk fiksasi. Apakah teraba bulat, besar lunak (bokong)/
bulat, besar, keras (kepala)/ teraba tahanan memanjang (punggung)/ teraba bagian kecil-
kecil (ekstremitas). Pada kehamilan aterm dengan presentasi kepala, pada pemeriksaan
leopold 3 akan teraba bulat, besar, keras (kepala) (Marmi, 2011:126).
4. Leopold IV Menentukan bagian terbawah janin dan seberapa jauh janin sudah masuk
(pintu atas panggul) PAP. Bila bagian terendah masuk PAP telah melampaui lingkaran
terbesarnya, maka tangan yang melakukan pemeriksaan divergen, sedangkan bila lingkaran
terbesarnya belum masuk PAP, maka tangan pemeriksanya konvergen (Manuaba,
2010:119).
Langkah-langkah pemeriksaan Leopold IV : Pemeriksaan menghadap kaki ibu dan
menentukan apakah bagian terbawah janin menggunakan jari-jari tangan yang dirapatkan.
apabila presentasinya:
a. Konvergen : bagian terbawah janin belum masuk ke PAP.
b. Sejajar : bagian terbawah janin sebagian telah masuk ke PAP.
c. Divergen : bagian terbawah janin telah masuk ke PAP (Marmi, 2011: 126).

D. Pembahasan
Pemeriksaan Leopold ialah suatu teknik untuk pemeriksaan ibu hamil dengan
menggunakan cara perabaan/palpasi yaitu merasakan/meraba bagian yang terdapat di
Rahim ibu hamil dengan menggunakan tangan dalam posisi-posisi tertentu, atau dengan
menggunakan tekan memindahkan bagian-bagian tertentu untuk menentukan bagian-
bagian tertentu. Teori berdasarkan Christian Gerhard Leopold pemeriksaan leopold ini
sebaiknya dilaksanakan setelah Usia Kehamilan 24 minggu, saat bagian janin semuanya
sudah teraba. Teknik pemeriksaan leopold tujuan utamanya untuk menentukan letak dan
posisi janin di uterus, bias juga bertujuan untuk menentukan usia kehamilan ibu dan
memperkirakan/menentukan berat janin. Pemeriksaan Leopold akan sulit dilakukan
terhadap ibu hamil gemuk yang mempunyai dinding perut tebal. Pemeriksaan leopold
juga terkadang dapat membuat ibu hamil tidak nyaman karena tidak posisi yang salah dan
tidak memadai serta tidak dipastikan dalam keadaan santai.
Sedangkan Pemeriksaan DJJ dilakukan sebagai acuan untuk mengetahui kesehatan ibu
dan perkembangan janin khususnya denyut jantung janin dalam rahim. Detak jantung
janin normal permenit yaitu : 120-60x / menit Pemeriksaan denyut jantung janin harus
dilakukan pada ibu hamil. Denyut jantung janin baru dapat didengar pada usia kehamilan
16 minggu / 4 bulan.

E. Simpulan
Pemeriksaan manuver leopold dengan cari palpasi untuk mentukan letak dan posisi janin
di uterus. Manuver leopold dapat dilakukan pada usia kehamilan 24 minggu saat bagian
janin semuanya sudah teraba. Manuver leopold akan sulit dilakukan terhadap ibu hamil
gemuk karena mempunyai dinding perut yang tebal. Sedangkan dalam pememriksaan DJJ
dilakukan sebagai acuan untuk mengethui kesehatan ibu dan perkembngan janin.

Daftar Putaka
Rachmawati, I.N., Budiati, T., & Rahmawati, C.(2012). Panduan Praktikum Prosedur
Pemeriksaan Fisik Antenatal. Depok

Anda mungkin juga menyukai