Anda di halaman 1dari 4

PEMERIKSAAN LEOPOLD

ASPEK PENGETAHUAN

Pemeriksaan palpasi teknik leopold dilaksanakan setelah melaksanakan pemeriksaan tinggi fundus uteri
dengan teknik Mc Donald, pada umur kehamilan 36 minggu, atau pada umur kehamilan 28 minggu
apabila hasil pemeriksaan tinggi fundus uteri dengan teknik Mc Donald hasilnya lebih tinggi dari umur
kehamilan berdasarkan data hari pertama haid hari terakhir (HPHT).

ASPEK KETERAMPILAN

1. Menyiapkan alat. Persiapan alat dilaksanakan bersamaan dengan persiapan alat untuk
melakukan pemeriksaan inspeksi.
2. Menyiapkan pasien :
a. Memberi tahu tujuan pemeriksaan :
- Leopold 1
Tujuan : Mengetahui umur kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri Menetukan
bagian-bagian janin yang berada pada fundus uteri.
- Leopold 2
Tujuan : Mengetahui bagian – bagian janin yang berada pada bagian samping kanan
dan samping kiri uterus
- Leopold 3
Tujuan : Menetukan bagian tubuh janin yang berada di bagian bawah uterus
Menetukan apakah bagian tubuh janin yang berada dibawah uterus sidah
masuk PAP.
- Leopold IV
Tujuan : Memastikan bagian terndah janin benar – benar sudah masuk ke PAP
- proses pemeriksaan yang akan menimbulkan perasaan geli atau tidak enak, tetapi tidak
membahayakan ibu dan janin.
b. Memposisikan ibu tidur telentang, memakai satu bantal di kepala dan lutut agak ditekuk.
3. Melakukan langkah pemeriksaan :
a. Melakukan Pemeriksaan palpasi leopold I :
- Pemeriksa berdiri disebelah kanan ibu menghadap ke bagian wajah ibu.
- Tangan kiri dan tangan kanan menetukan batas fundus uteri, dan dengan sedikit
mendorong fundus uteri ke tengah – tengah. Bila fundus uteri berada disamping akan
didorong ketengah dengan tangan kiri, bila fundus uteri berada disamping kiri didorong
dengan tangan kanan.
- Tangan kanan menahan fundus uteri, tangan kiri mengukur tinggi fundus uteri mulai
dari atas fundus uteri sampai prosesus xipoideus, menggunakan jari telunjuk, jari
tengah, jari manis, dan kelingking. Atau tangan kiri menahan fundus uteri dari batas
fundus sampai pusat.
- Meletakkan jari – jari tangan kanan dan tangan kiri pada fundus uteri untuk merasakan
bagian – bagian janin yang berada pada fundus uteri, dengan jalan menekan secara
lembut dan menggeser tangan secara bergantian, bila perlu sedikit menggoyangkan
untuk mencari apakah ada lentingan dari bagian janin yang diraba.
- Menganalisis hasil pemeriksaan. Bila dirasakan satu bagian besar, bulat, keras, ada
lentingan merupakan pertanda kepala janin berada difundus uteri dan janin tunggal. Bila
dirasakan satu bagian bulat, lunak dan tidak ada lentingan, merupakan pertanda bokong
janin berada pada fundus uteri. Bila dirasakan bagian yang datar, melebar, merupakan
pertanda punggung janin berada pada fundus uteri, atau teraba bagian yang kecil –
kecil, lunak sebagai pertanda janin letak melintang. Apabila dirasakan pada fundus uteri
ada dua atau lebih bagian yang besar, atau satu bagian besar dan satu bagian yang
mendatar, merupakan pertanda kehamilan janin ganda atau lebih dari satu.
b. Melakukan palpasi dengan teknik Leopold II
- Menggeser ujung jari tangan kiri yang dirapatkan sehingga terletak pada dinding perut
ibu dibagian samping kanan, dan ujung jari tangan kanan yang dirapatkan diletakkan
pada dinding perut ibu di bagian samping kiri, sehingga posisi tangan kiri dan kanan
sejajar pada ketinggian yang sama.
- Tangan kiri mendorong dinding perut kanan ibu dengan lebut, jari tangan kanna yang
dirapatkan meraba dinding perut ibu di bagian kiri untuk merasakan bagian janin yang
terletak pada bagian samping kiri uterus ibu.
- Menganilisis hasil pemeriksaan. Bila dirasakan bagian yang rata, memanjang dan ada
tahanan merupakan pertanda punggung janin. Bila terasa kecil lembut dan tidak ada
tahanan merupakan pertanda bagian – bagian kecil janin. Bila dirasakan bagian yang
bulat, keras, dan melenting merupakan bagian kepala janin, bila dirasakan bulat, lunak
dan tidak melenting berarti bokong janin, ini berarti janin letak lintang. Bila Di bagian
samping kanan, kiri uterus dan dibagian fundus dirasakan msing- masing satu bagan
besar janin, merupakan pertanda kehamilan ganda dengan posisi melintang dan
membujur.
c. Melakukan palpasi dengan teknik leopold III
- Menggeser tangan kiri kebagian fundus uteri, kemudian memfiksasi fundus uteri, tangan
kanan digeser ke bagian bawah uterus, ibu jari dan jari – jari lainnya meraba bagian
janin yang berada di uterus bagian bawah dan menggoyangkan.
- Menganalisa hasil pemeriksaan. Bila dirasakan bagian yang keras dan ada lentingan
merupakan pertanda kepala janin. Bila dirasakan bagian yang lunak tidak ada lentingan
merupakan pertanda bokong janin. Bila dirasakan mendatar dan dibawah kosong berarti
pada bagian bawah uterus punggung atau bagian kecil janin. Bila bagian janin
yangberada di bagian bawah uterus bisa digoyangkan, merupakan pertanda belum
masuk Pintu atas panggul. Bila bagian janin yang berada di bawah uterus tidak bisa
digoyangkan merupakan pertanda bagian tersebut sudah masuk PAP, bila bagian
janinyang berada di bagian bawah uterus susah digoyangkan, tetapi masih bisa
digoyangkan merupakan pertanda bahwa bagian janin yang berada dibawah sudah
mepet dengan tepi atas tulang simfisis pubis.
d. Melakukan palpasi dengan teknik leopold IV
- Meminta ibu meluruskan kakinya (lutut tidak ditekuk)
- Pemeriksa menghadap ke bagian kaki ibu dengan sebelumnya memberi tahu kepada ibu
- Meletakkan tangan kiri di bagian samping kiri uterus ibu, dan tangan kanan di bagian
samping kanan uterus ibu. Ujung – ujung jari kedua tangan menelusuri tepi atas tulang
simfisis pubis. Mempertemukan ibu jari kiri dan kanan. Kemudian merapatkan ujung –
ujung jari tangan kiri dan tangan kanan dan di pertemukan.
- Mengamati pertemuan ujung – ujung jari kedua tangan, bila ujung – ujung jari kedua
tangan bisa saing dipertemukan disebut konvergen, pertanda bahwa bagia janin yang
berada di bagian bawah uterus belum masuk PAP, bila ujung kedua jari tidak dapat
dipertemukan disebut divergen, pertanda bagian janin yang berada dibagian bawah
uterus sudah masuk PAP.
4. Mencatat hasil pemeriksaan pada status ibu.

Setelah melakukan pemeriksaan palpasi dengan teknik leopold, dilanjutkan dengan pemeriksaan
auskultasi untuk mendegar DJJ.

ASPEK SIKAP

Sikap pemeriksa dalam melaksanakan palpasi dengan teknik leopold.

1. Berhati – hati. Dalam melaksanakan pemeriksaan palpasi pada kehamilan harus betul – betul
berhati – hati. Lakukan sentuhan sehalus mungkin, hindarkan melakukan goyangan yang terlalu
keras pada bagian – bagian janin, supaya tidak sampai menganggu kesejahteraan janin yang ada
dalam kandungan. Usahakan melakukan palpasi pada saat uterus ibu tidak dalam keadaan
kontraksi sebab apabila uterus berkontraksi dinding rahim akan tegang, sehingga sulit meraba
bagian – bagian tubuh janin. Disamping itu, si ibu akan merasa kesakitan. Lakukan pemeriksaan
palpasi pada saat letak janin sudah menetap pada kehamilan normal, yaitu mulai umur
kehamilan 36 minggu. Kecuali apabila dari hasil pemeriksaan tinggi fundus uteri dengan teknik
Mc Donald ditemukan ukurannya lebih tinggi dari umur kehamilan bila diperhitungkan dengan
HPHT. Dalam kondisi ini kita dapat melakukan palpasi pada umur kehamilan 28 minggu keatas.
Pemeriksaan palpasi yang dilakukan pada usia kandungan di bawah usia 36 minggu dipandang
sia –sia, sebab letak janin kemungkinan masih bisa berubah, bahkan dengan melakukan palpasi
kita akan menganggu kesejahteraan janin yang berada didalam kandungan, oleh karena saat
palpasi kemungkinan kita memberi sentuhan yang kasar secara tidak disadari dan melakukan
goyangan terhadap bagian – bagian tubuh janin.
2. Cermat. Cermati dalam merba bagian – bagian tubuh janin, supaya bisa betul – betul dihayati
tanda – tanda, bagian tubuh janin yang dirasakan. Ulangi meraba apanila ada keragu- raguan,
bahkan kalau perlu lakukan kolaborasi dengan sejawat apabila ada ketidakjelasan hasil yang di
temukan.
3. Tanggap. Selama melakukan pemeriksaan palpasi, pemeriksa harus tanggap terhadap reaksi ibu
hamil yang sedang diperiksa. Amati reaksi ibu apabila menunjukkan reaksi kesakitan, ajaklah
berkomunikasi apakah dampak perabaan tangan kita menimbulkan rasa geli, sakit, dan lain
sebagainnya. Kalau demikian rabaan tangan perlu lebih diperhalus. Mungkin juga ibu yang
pertama kali hamil mersa malu perutnya dilihat. Semua raksi ini hendaknya diamati dengan
penuh rasa tanggap dalam arti pemeriksa hendaknya jangan memksa, dan kondisi ibu yang
menjadi perhatian utama.
4. Melindungi dan menjaga privasi. Pemeriksa melakukan pemeriksaan palpasi perlu melindungi
ibu dari perasaan malu, dengan menyiapkan tempat pemeriksaan yang terlindung dari
pandangan orang lain selain pemeriksa. Menutupi bagian tubuh ibu yang tidak diperiksa
menggunakan pakainnya atau selimut yang disediakan pemeriksa. Melindungi ibu dari rasa tidak
nyaman saat melakukan pemeriksaan, dengan membuka pakaian dalam yang menghalangi saat
melakukan pemeriksaan, misalnya bra dan selana dalam. Dengan demikian pemeriksa
hendaknya perlu menyiapkan baju atasan yang modelnya longgar dan kain panjang atau sarung
ibu.

Anda mungkin juga menyukai