Anda di halaman 1dari 6

Bed Site Teaching

PEMERIKSAAN LEOPOLD

Oleh:

Annisa Fauziah 1840312285


Riko Janukardi 1840312303

Preseptor:

Dr. dr. Vaulinne Basyir, Sp.OG (K)

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

RSUP DR M DJAMIL PADANG

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2019
Pemeriksaan Leopold

Pemeriksaan palpasi Leopold adalah suatu teknik pemeriksaan pada ibu hamil dengan
cara perabaan yaitu merasakan bagian yang terdapat pada perut ibu hamil menggunakan
tangan pemeriksa dalam posisi tertentu, Cara pemeriksaan menurut Leopold dibagi dalam 4
tahap.
LEOPOLD I
Maksud pemeriksaan Leopold I ialah untuk menentukan tinggi fundus uteri. Dengan
demikian, usia kehamilan dapat diketahui. Selain itu, dapat pula ditentukan bagian janin
mana yang terletak pada fundus uteri apakah memiliki kesan kepala atau kesan bokong.
Penilaian tinggi fundus uteri dapaat dilakukan menggunakan tali meteran dari simphisis pubis
diukur sampai fundus uteri atau menggunakan penghitungan jari, dengan hasil:

 Pada usia kehamilan 12 minggu, fundus dapat teraba 1-2 jari di atas simphisis
 Pada usia kehamilan 16 minggu, fundus dapat teraba di antara simphisis dan pusat
 Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah pusat
 Pada usia kehamilan 24 minggu, fundus dapat teraba tepat di pusat
 Pada usia kehamilan 28 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di atas pusat
 Pada usia kehamilan 32 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan antara Prosesus
Xiphoideus dan pusat
 Pada usia kehamilan 36 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah Proscessus
Xiphoideus
 Pada usia kehamilan 40 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan antara Proscessus
Xiphoideus dan pusat.

Cara pemeriksaan leopold I:

 Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu, menghadap ke arah kepala ibu


 Kedua telapak tangan pemeriksa diletakkan pada puncak fundus uteri
 Lakukan palpasi dengan menekan lembut perut ibu untuk merasakan bagian janin
yang berada pada bagian fundus.
Kesan kepala : Bulat, keras, lenting
Kesan bokong : Lunak, tidak lenting

LEOPOLD II
Pada Leopold II dapat ditentukan batas samping uterus dan dapat pula ditentukan letak
punggung janin yang membujur dari atas ke bawah menghubungkan bokong dengan kepala
apakah punggung janin di sebelah kiri ibu atau di sebelah kanan ibu.
Cara pemeriksaan :

 Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu, menghadap kepala ibu.


 Kedua telapak tangan diletakkan pada kedua sisi perut, dan lakukan tekanan yang
lembut tetapi cukup dalam untuk meraba dari kedua sisi
 kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun ke bawah sampai di samping kiri dan
kanan umbilikus.
 Secara berlahan geser telapak tangan dari satu sisi ke sisi lain untuk menentukan pada
sisi mana terletak punggung, lengan dan kaki
Kesan punggung : Panjang, tidak terputus-putus

LEOPOLD III
Pada Leopold III dapat ditentukan bagian terbawah janin.
Cara pemeriksaan:
 Meletakkan telapak tangan kiri di bagian fundus uteri, dan telapak tangan kanan
bawah perut ibu
 Menekan secara lembut dan bersamaan/bergantian untuk mentukan bagian terbawah
bayi
 Gunakan tangan kanan dengan ibu jari dan keempat jari lainnya kemudian goyang
bagian terbawah janin.

LEOPOLD IV
Menentukan bagian janin mana yang terletak di sebelah bawah, juga dapat menentukan
berapa bagian dari kepala telah masuk ke dalam pintu atas panggul (PAP).

Cara pemeriksaan:

 Pemeriksa menghadap ke kaki ibu.


 Meletakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan kanan uterus
bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis
 Menemukan kedua ibu jari kiri dan kanan kemudian rapatkan semua jari-jari tangan
yang meraba dinding bawah uterus.
 Perhatikan sudut yang terbentuk oleh jari-jari: jari tangan kanan dan kiri bertemu
(konvergen) atau jari-jari tangan kanan dan kiri tidak bertemu (divergen)
 Bila didapatkan bahwa janin sudah memasukki pintu atas panggul, lakukan perabaan
perlimaan dengan meletakkan jari-jari tangan kanan diantara bagian terbawah janin
dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah telah memasuki pintu atas
panggul.
Kesan perabaan perlimaan : 5/5 (seluruh bagian jari masih meraba kepala, kepala belum
masuk PAP), 1/5 (teraba kepala 1 jari dari lima jari, bagian kepala yang sudah masuk 4
bagian), dan seterusnya sampai 0/5 (seluruh kepala sudah masuk PAP)
DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo S. Ilmu kebidanan. Edisi 4. Jakarta: PT bina pustaka, 2016.

Anda mungkin juga menyukai