Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PEMERIKSAAN FISIK IBU HAMIL

(PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN TEKNIK PALPASI LEOPOLD)

KELOMPOK 1 :

HILMATIANA (PO7124322007)

NURUL MAGFIRA (PO7124322014)

PUTRI MAWARNI (PO7124322016)

MELIANA BATJO (PO7124322023)

Dosen pengampuh : Mercy Joice Kaparang. SKM.,M.Kes

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

TAHUN AJARAN 2022/2023


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Palpasi leopold merupakan pemeriksaan obstetric secara palpasi pada abdomen
dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan janin dengan menilai letak dan
presentasi janin dalam kandungan. Dalam kebidanan perasat ini dikenal dengan
“Palpasi Leopold”. Palpasi Leopold dilakukan dengan 4 langkah yaitu : leopold 1,
leopold II, Leopold III, dan Leopold IV. Masing-masing langkah mempunyai
tujuan tersendiri.
Menentukan Tinggi Fundus Uteri di ukur dengan midline atau pita ukur dari atas
sympisis sampai dasar Rahim. Dari ukuran TFU ini bisa diketahui pula umur
kehamilan. Dari hasil riset, cara yang paling tepat adalah USG, tetapi dalam
praktik klinik kebidanan, penentuan TFU yang disarankan adalah dengan pita
ukur untuk mengukur tepi atas sympisis pubis sampai dengan fundus uteri dalam
cm.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana cara mengetahui TFU dan bagian janin yang ada di fundus
b. Bagaimana cara mengetahui bagian janin yang ada disebelah kanan atau
kiri ibu.
c. Bagaimana cara mengetahui bagian janin yang ada dibawah uterus
d. Bagaimana cara mengetahui bagian janin yang ada dibawah dan
mengetahui apakah kepala sudah masuk panggul atau belum
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui TFU dan bagian janin yang ada difundus
b. Untuk mengetahui bagian janin yang ada disebelah kanan dan kiri ibu
c. Untuk mengetahui bagian janin yang ada dibawah uterus
d. Untuk mengetahui bagian janin yang ada dibawah dan mengetahui apakah
kepala sudah masuk panggul atau belum
BAB II

PEMBAHASAN

Pemeriksaan palpasi leopold merupakan pemeriksaan obstetric secara


palpasi pada abdomen dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan janin dengan
menilai letak dan presentasi janin dalam kandungan pada kehamilan sangat
diperlukan untuk dan mendeteksi apakah persalinan dapat dilakukan secara
normal ataukah Caesar.

Dalam melakukan pemeriksaan leopold ibu hamil disuruh berbaring, kepala dan
dan bahu sedikit ditinggikan dengan memakai bantal. Pemeriksa (seorang bidan)
berdiri disebelah kanan ibu hamil. Dengan sikap hormat lakukanlah Palpasi
bimanual terutama pada pemeriksaan perut dan payudara. Pada pembahasan ini
dibahas tentang cara pemeriksaan leopold abdomen yang terdiri dari leopold 1, 2,
3, dan leopold 4.

a. Leopold 1
Leopold I digunakan untuk menentukan tinggi fundus uteri, bagian
janin dalam fundus, dan konsistensi fundus. Pada letak kepala akan teraba
bokong pada fundus, yaitu tidak keras, tidak melenting dan tidak bulat.
Variasi Knebel dengan menentukan letak kepala atau bokong dengan satu
tangan di fundus dan tangan lain diatas simfisis (Manuaba, 2010:118).

1. Posisikan ibu dengan lutut sedikit ditekuk dan pemeriksa berdiri


menghadap kearah ibu hamil.
2. Lakukan palpasi pada abdomen dengan menyusuri tangan dari
abdomen bagian bawah sampai ke fundus.
3. Pastikan apakah bagian yang dipalpasi pada fundus ibu itu bagian
kepala janin atau bokong janin dengan memantau konsistensi, bentuk
dan mobilitasnya. Jika bagian kepala akan teraba keras membulat,
jika teraba lunak itu kemungkinan bagian bokong.
4. Mengukur Tinggi Fundus Uteri (TFU) dengan menggunakan pita
ukur (centimeter) mulai dari bagian simpisis ke fundus.
b. Leopold 2
Menentukan batas samping rahim kanan/kiri dan menentukan letak
punggung. Letak membujur dapat ditetapkan punggung anak, yang teraba
rata dengan tulang iga seperti papan cuci. Dalam Leopold II terdapat
variasi Budin dengan menentukan letak punggung dengan satu tangan
menekan di fundus. Variasi Ahlfeld dengan menentukan letak punggung
dengan pinggir tangan kiri diletakkan di tengah perut (Manuaba,
2010:118-119).

(Pemeriksaan menggunakan perasat leopold)

1. Letakkan kedua tangan di samping kanan dan kiri perut ibu hamil.
2. Tahan satu tangan disatu sisi abdomen ibu, sementara permukaan
jari tangan yang lain secara bertahap mempalpasi ibu pada sisi yang
lain dari bagian bawah uterus sampai dengan fundus.
3. Rasakan bagian-bagian yang di palpasi, jika bagian yang di palpasi
teraba keras seperti papan maka itu merupakan bagian punggung
janin. Jika tidak teraba keras atau teraba bagian kecil maka itu
bagian ekstremitas janin.
4. Ulangi tindakan no.3 pada sisi abdomen yang lain. Tangan yang
telah digunakan untuk mempalpasi tetap diam di tempat dan tangan
lainnya melakukan palpasi pada sisi yang lain.
5. Tentukan bagian mana yang teraba keras, jika teraba keras
memanjang seperti papan pada bagian kanan ibu maka letak
punggung kanan (Pu-Ka), jika yang teraba keras memanjang seperti
papan pada bagian kiri, maka posisi janin punggung kiri (Pu-Ki).
c. Leopold 3
Menentukan bagian terbawah janin di atas simfisis ibu dan bagian
terbawah janin sudah masuk pintu atas panggul (PAP) atau masih bisa
digoyangkan (Manuaba, 2010:119).

1. Letakkan tangan kiri menahan fundus, tangan kanan meraba bagian


bawah abdomen.
2. Pegang bagian bawah abdomen secara mantap, tepat diatas simpisis
pubis di antara ibu jari dan jari lainnya.
3. Tekan ibu jari dan jari-jari tangan lainnya secara bersamaan sebagai
usaha untuk memegang presentasi janin bagian bawah.
4. Rasakan apakah bagian terbawah janin sudah masuk pintu atas
panggul (PAP).
d. Leopold 4
Menentukan bagian terbawah janin dan seberapa jauh janin sudah
masuk (pintu atas panggul) PAP. Bila bagian terendah masuk PAP telah
melampaui lingkaran terbesarnya, maka tangan yang melakukan
pemeriksaan divergen, sedangkan bila lingkaran terbesarnya belum masuk
PAP, maka tangan pemeriksanya konvergen (Manuaba, 2010:119).

1. Posiskan ibu dengan kedua kaki diluruskan, pemeriksa menghadap


ke arah kaki klien
2. Letakkan ujung jari kedua tangan pada kedua sisi garis tengah
sekitar 2 inci diatas ligament inguinal.
3. Beri tekanan menurun dan searah dengan saluran lahir, gerakan jari
bersamaan.
4. Tentukan apakah bagian bawah janin sudah masuk pintu atas
panggul (PAP).
5. Jika kedua tangan didapatkan divergen berarti kepala sudah
melewati pintu atas panggul (PAP).
6. Jika kedua tangan pada pinggir kepala konvergen berarti kepala
belum masuk pintu atas panggul (PAP).

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemeriksaan diagnostic kebidanan menggunakan cara leopold bertujuan


untuk mengetahui letak janin adalah letak sumbu panjang anak terhadap sumbu
panjang ibu, misalnya memanjang atau melintang. Sikap janin menunjukkan
hubungan bagian-bagian janin terhadap sumbunya. Khususnya terhadap tulang
punggungnya, misalnya fleksi atau defleksi. Umunya janin dalam keadaan fleksi
dimana kepala, tulang punggung dan kaki dalam keadan fleksi serta kedua lengan
bersilang di dada. Posisi janin dipakai untuk menetapkan apakah bagian janin
yang ada dibagian bawah uterus berada disebelah kanan, kiri, belakang, atau
depan terhadap sumbu tubuh ibu (ubun-ubun kecil kiri depan). Presentasi janin
digunakan untuk menentukan bagian janin yang ada di bagian uterus, seperti
presentasi kepala atau bokong.

B. Saran

Ketika usia kehamilan memasuki trimester 3 sebaiknya ibu hamil


memeriksakan secara rutin kandungannya agar tahu secara dini letak posisi janin
apakah membujur atau melintang. Jika letak janin dalam posisi melintang pada
awal trimester 3 ibu dapat segera melakukan terapi dengan cara posisi kneck
cheast secara rutin. Jika posisi bayi dalam keadaan melintang pada usia kehamilan
trimester 3 akhir maka ibu bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi persalinan
dengan SC. Sebagai seorang bidan keterampilan dalam menangani pasien sangat
diutamakan. Bidan harus lebih teliti dalam menentukan diagnose agar tidak
membahayakan pasien. Tangan seorang bidan harus peka agar tidak salah
menentukan posisi janin saat melakukan palpasi pemeriksaan leopold agar tidak
salah memberikan diagnose kepada pasien

DAFTAR PUSTAKA
Murtiningsi. 2020. Pemeriksaan Fisik Ibu Hamil Palpasi Abdomen Leopold.
Jakarta: Sekolah tinggi Ilmu Kesehatan Jayakarta.

Manuaba, IAC., I Bagus, dan IB Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit


Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Edisi kedua. Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai