Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PEMERIKSAAN LEOPOLD IV

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

1. AYU .W.M. SOMAR


2. FREINELITA ORNO
3. LAMBERTINA LEISUBUN
4. SUNDUSIA RENWARIN
5. ROSITA RAHAKBAUW
6. TEDI .B. NARWADANJANAN
TINGKAT : II B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TUAL
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Palpasi Leopold merupakan pemeriksaan obstetric secara palpasi
pada abdomen dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan janin
dengan menilai letak dan presentasi janin dalam kandungan. Dalam
kebidanan perasat ini dikenal “Palpasi Leopold”. Palpasi Leopold
dilakukan dengan 4 langkah yaitu ; Leopold 1, leopold 2, leopold 3
dan leopold 4. Masing-masing langkah mempunyai tujuan
tersendiri.
Menentukan Tingginya Fundus Uteri di ukur dengan midLine
atau pita ukur dari atas syimpisis sampai dasar rahim. Dari ukuran
TFU ini bisa diketahui pula umur kehamilan. Dari hasil riset, cara
yang paling tepat adalah dengan USG, tetapi dalam praktik
kebidanan di Indonesia, penentuan TFU yang disarankan adalah
dengan pita ukur untuk mengukur tepi atas syimpisis pubis sampai
dengan fundus uteri dalam cm.
(ANC Asuhan Kebidanan pada Ibu hamil Normal, Istri Bartini).

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana cara mengetahui TFU dan bagian janin yang ada
di fundus.
b. Bagaimana cara mengetahui bagian janin yang ada di
sebelah kanan atau kiri ibu.
c. Bagaimana cara mengetahui bagian janin yang ada di
bawah uterus.
d. Bagaimana cara mengetahui bagian janin yang ada di
bawah dan mengetahui apakah kepala sudah masuk
panggul atau belum.

2
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui TFU dan bagian janin yang ada di fundus.
b. Untuk mengetahui bagian janin yang ada di sebelah kanan
atau kiri ibu.
c. Untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah uterus.
d. Untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah dan
mengetahui apakah kepala sudah masuk panggul atau
belum.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Leopold


Pemeriksaan palpasi leopold merupakan pemeriksaan obstetric
secara palpasi pada abdomen dilakukan untuk mengetahui
pertumbuhan janin dengan menilai letak dan presentasi janin dalam
kandungan. Pada kehamilan sangat diperlukan untuk dan mendeteksi
apakah persalinan dapat dilakukan secara normal ataukah dengan
caecesar.
Dalam melakukan pemeriksaan leopold ibu hamil disuruh
berbaring, kepala dan bahu sedikit lebih tinggi dengan memakai
bantal. Pemeriksa (seorang bidan) berdiri di sebelah kanan ibu hamil.
Dengan sikap hormat lakukanlah palpasi bimanual terutama pada
pemeriksaan perut dan payudara.
Ada 4 tahap pemeriksaan Leopold , yaitu Leopold I, Leopold II,
Leopold III, & Leopold IV.

2.2. Pemeriksaan Leopold IV


Pada tahap terakhir, dokter akan meraba bagian bawah perut
Bunda dengan kedua telapak tangannya. Cara ini dapat membantu
dokter mengetahui apakah kepala bayi sudah turun sampai rongga
tulang panggul (jalan lahir) atau masih di area perut. Bila sudah
masuk penuh sampai rongga panggul, seharusnya kepala bayi akan
sulit atau tidak lagi bisa diraba.

4
Konvergen, Kepala Belum Masuk Panggul
- Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah dan
untuk mengetahui apakah kepala sudah masuk panggul atau
belum.
- Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut.
1) Pemeriksa menghadap kaki pasien.
2) Kedua tangan meraba bagian janin yang ada dibawah.
3) Jika teraba kepala, tempatkan kedua tangan di dua belah
pihak yang berlawanan di bagian bawah.
4) Jika kedua tangan konvergen (dapat saling bertemu) berarti
kepala belum masuk panggul.
5) Jika kedua tangan divergen (tidak saling bertemu) berarti
kepala sudah masuk panggul.

5
SOP PEMERIKSAAN LEOPOLD IV

Suatu teknik pemeriksaan pada ibu hamil dengan cara


PENGERTIAN perabaan yaitu merasakan bagian yang terdapat pada
perut ibu hamil menggunakan tangan pemeriksa
dalam posisi tertentu, atau memindahkan bagian-
bagian tersebut dengan cara-cara tertentu
menggunakan tingkat tekanan tertentu. Teori ini
dikembangkan oleh Christian Gerhard Leopold.
1. Menentukan tinggi Fundus uteri dan Usia Kehamilan
TUJUAN 2. Mentukan letak punggung dan bagian – bagian
terkecil dari janin
3. Menentukan letak janin didalam rahim
4. Menentukan bagian terendah janin dan menilai
apakah sudah masuk dalam rongga panggul
5. Mengetahui lebih awal adanya kelainan serta rujukan
tepat waktu

PROSEDUR PERSIAPAN
1. Persiapan Pasien
 Jelaskan prosedur pemeriksaan ini kepada
Ibu
 Jelaskan tujuan atau hasil yang diharapkan
dari pemeriksaan ini
 Jelaskan pemeriksaan ini kadang-kadang
menimbulkan rasa kuatir atau tidak enak
tetapi tidak akan membahayakan bayi yang
ada dalam kandungan
 Bila Ibu mengerti apa yang disampaikan
mintalah persetujuan lisan tentang
pemeriksaan yang akan dilakukan

2. Persiapan Alat
 Tempat Tidur
 Selimut/kain penutup
 Pita centimeter/ Metline
 Alat tulis
 Status Ibu Hamil dan Buku KIA
 Buku register / kohort Ibu
 Sarana cuci tangan

6
3. Lingkungan: ruangan yang nyaman, penerangan
yang cukup, tutup skeren atau kain layar/pintu

PELAKSANAAN
1. Menyapa Ibudan mempersilahkan Ibu duduk
2. Memberitahukan Ibu tentang pemeriksaan yang
akan dilakukan
3. Mencuci tangan 7 langkah
4. Mengatur posisi ibu berbaring dan menekuk lutut
5. Menyisihkan pakaian ibu sampai seluruh bagian
perut ibu terlihat  jelas
6. Menutup paha dan kaki ibu dengan selimut
7. Melakukan Palpasi Leopold I: Untuk menentukan
Tinggi Fundus Uteri dan bagian janin yang
terdapat di fundus uteri.

8. Melakukan Palpasi Leopold II:

9. Melakukan Palpasi Leopold III:

7
10. Melakukan Palpasi Leopold IV:

 Posisi membelakangi pasien


 Raba bagian janin yang terletak di sebelah
bawah dengan kedua telapak tangan dan
seberapa jauh bagian tersebut telah masuk ke
dalam pintu atas panggul
 Tentukan bagian janin yang berada di bawah
 Perkirakan apakah ada disproporsi kepala
janin dengan panggul
 Tentukan seberapa jauh bagian bawah janin
tersebut telah masuk pintu atas panggul.
 Catat hasil :
- Apabila kedua jari-jari tangan pemeriksa
bertemu (konvergen) berarti bagian
terendah janin belum memasuki pintu
atas panggul, sedangkan apabila kedua
tangan pemeriksa membentuk jarak atau
tidak bertemu (divergen) mka bagian
terendah janin sudah memasuki Pintu
Atas Panggul (PAP)
- Penurunan kepala dinilai dengan: 5/5
(kepala masih dapat di raba dengan lima
jari di atas simphysis dan mudah

8
digerakkan), 4/5 (sebagian besar kepala
janin belum masuk PAP dan sulit
digerakkan), 3/5 (bagian terbesar janin
belum masuk panggul), 2/5 (hampir
seluruh kepala sudah masuk panggul dan
tidak dapat digerakkan), 1/5 (sebagian
kecil kepala dapat diraba dan sudah di
dasar panggul), 0/5 (kepala  janin tidak
teraba dari luar dan sudah di perineum)

11. Mempersilahkan ibu untuk bangun dan duduk.


12. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
13. Membereskan alat-alat
14. Mencuci tangan 7 langkah
15. Mendokumentasikan hasil Pemeriksaan pada
Buku KIA, Kartu Ibu (Rekam medik), Register
kunjungan, Kohor Ibu.

HAL-HAL YANG
PERLU
DIPERHATIKAN

BAB III

9
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pemeriksaan Diagnostik Kebidanan menggunakan cara Leopold
bertujuan untuk mengetahui letak janin adalah letak sumbu panjang
anak terhadap sumbu panjang ibu, misalnya memanjang atau
melintang. Sikap Janin menunjukkan hubungan bagian-bagian janin
terhadap sumbunya, khususnya terhadap tulang punggungnya,
misalnya fleksi atau defleksi. Umumnya janin dalam keadaan fleksi
dimana kepala, tulang punggung, dan kaki dalam keadaan fleksi
serta kedua lengan bersilang di dada. Posisi janin dipakai untuk
menetapkan apakah bagian janin yang ada di bagian bawah uterus
berada di sebelah kanan, kiri, belakang, atau depan terhadap sumbu
tubuh ibu (ubun-ubun kecil kiri depan). Presentasi janin digunakan
untuk menetukan bagian janin yang ada di bagian uterus, seperti
presentasi kepala atau bokong.

3.2. Saran
Ketika usia kehamilan memasuki trimester 3 sebaiknya ibu hamil
memeriksakan secara rutin kandungannya agar tahu secara dini
letak posisi janin apakah membujur atau melintang. Jika letak janin
dalam posisi melintang pada awal trimester 3 ibu dapat segera
melakukan terapi dengan cara posisi kneck chest secara rutin. Jika
posisi bayi dalam keadaan melintang pada usia kehamilan trimester
3 akhir maka ibu bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi
persalinan dengan tindakan SC. Sebagai seorang Bidan
keterampilan dalam menangani pasien sangat diutamakan. Bidan
harus teliti dalam menentukan diagnosa agar tidak membahayakan
pasien. Tangan seorang Bidan harus peka agar tidak salah
menentukan posisi janin saat melakukan palpasi pemeriksaan
Leopold agar tidak salah memberikan diagnosa kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA

10
Prof . Dr.Rustam Mochtar,MPH, (1998), Sinobsis Obstetri (obstetri
fisiologi & obstetri patologi), penerbit Buku
Kedokteran,Jakarta.
Istri Bartini,(2012), ANC Asuhan KEBIDANAN pada Ibu Hamil
Normal,medical book,Yogyakarta
Ari Sulistyawati, Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan,
Jakarta: Salemba Medika,2009

11

Anda mungkin juga menyukai