Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH TERAPI GUIDED IMAGERY

TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN


PRE OPERASI LAPARATOMI
DI RSUD MARDI WALUYO KOTA BLITAR

NURLAILY IRFA ZUHRIANA


NIM. 1501460040

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN MALANG
2018
PENDAHULUAN
1 2
Kecemasan prabedah yang dirasakan pasien Menurut penilitian (Makmuri, 2007) tentang tingkat
secara umum takut adanya penyuntikan kecemasan pasien preoperasi fraktur femur dengan
anastesi, nyeri luka, pembedahan anggota spinal anestesi di Rumah Sakit Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto menunjukkan bahwa dari 40
tubuh. Kecemasan pasien merupakan sikap orang responden terdapat 16 orang yang memiliki
emosional atau sentiment terhadap masa tingkat kecemasan dalam kategori sedang, 15 orang
depan, dikarenakan perubahan yang tidak dalam kategori ringan, responden dengan tingkat
menyenangkan atau campuran rasa takut kecemasan berat sebanyak 7 orang dan responden
dengan harapan individu yang tidak merasa cemas sebanyak 2 orang

Untuk menurunkan efek dari penggunaan obat-obatan 4


3 Menurut data World Health Organization, jumlah
dalam mengatasi kecemasan diperlukan terapi
pasien dengan tindakan operasi mencapai angka
komplementer atau nonfarmakologis yang dapat
peningkatan yang sangat signifikan. Pada tahun 2011
menangani tingkat kecemasan. Terapi komplementer
terdapat 140 juta pasien di seluruh rumah sakit dunia,
merupakan terapi holistik atau terapi nonbiomedis.
dan pada tahun 2012 diperkirakan meningkat menjadi
Salah satu dari terapi komplementer yang sedang
148 juta jiwa. Pada tahun 2012 di Indonesia, tindakan
banyak dikembangkan di bidang kesehatan saat ini
operasi mencapai 1,2 juta jiwa dan diperkirakan 32%
adalah terapi guided imagery.
diantaranya merupakan tindakan bedah laparatomi

Dalam penelitian yang dikakukan (Aprianto, 2013) 5 Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan
6
tentang efektifitas teknik relaksasi imajinasi terbimbing peneliti pada tanggal 26 Oktober 2018 di Ruang
dan nafas dalam terhadap penurunan kecemasan pada Dahlia (bedah) RS Mardi Waluyo Kota Blitar, peniliti
pasien pre operasi, bahwa relaksasi imajinasi terbimbing mendapatkan ijin untuk melakukan penelitian tentang
diperoleh rata-rata penurunan kecemasan sebesar 9,07 pengaruh terapi guided imagery terhadap tingkat
lebih tinggi dibandingkan dengan sesudah dikalukan kecemasan pada pasien pre operasi laparatomi,
terapi nafas dalan dengan rata-rata 8,3 dengan demikian sepanjang tidak melakukan tindakan invasive di
relaksasi imajinasi terbimbing lebih efektif dibandingkan Ruang Dahlia.
terapi nafas dalam
Rumusan
Masalah Adakah pengaruh teknik guided imagery terhadap
tingkat kecemasan pasien pre operasi laparatomi
di Rumah Sakit Mardi Waluyo Kota Blitar?

Tujuan
Umum Untuk mengetahui pengaruh teknik guided imagery
terhadap tingkat kecemasan pasien pre operasi
laparatomi di Rumah Sakit Mardi Waluyo Kota Blitar
TUJUAN KHUSUS
Mengidentifikasi tingkat kecemasan sebelum dilakukan teknik
guided imagery di Rumah Sakit Mardi Waluyo Kota Blitar.

Mengidentifikasi tingkat kecemasan sesudah dilakukan teknik


guided imagery di Rumah Sakit Mardi Waluyo Kota Blitar.

Menganalisis pengaruh teknik guided imagery terhadap tingkat


kecemasan di Rumah Sakit Mardi Waluyo Kota Blitar.
TINJAUAN TEORI

Konsep
Konsep Konsep
Guided
Laparatomi Kecemasan Imagery
HIPOTESIS

Ada Pengaruh Teknik Guided Imagery Terhadap Tingkat


Kecemasan Pasien Pre Operasi Laparatomi Di RS Mardi
Waluyo Kota Blitar.
KERANGKA KONSEP
METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini berupa quasi experimental karena design ini menguji pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Penelitian ini menggunakan pre test post test
design yakni melibatkan dua kelompok subjek dimana dalam rancangan ini kelompok
perlakuan diberi perlakuan sedangkan kelompok kontrol tidak. Pada kedua kelompok
perlakuan diawali dengan pretest dan setelah pemberian perlakuan diadakan pengukuran
kembali (potstest).
KERANGKA KERJA
PENELITIAN
Populasi, Sampel, Sampling
jumlah populasi 102 Kriteria inklusi:
besar sampel dalam
dalam 3 bulan penelitian sejumlah 30 1. Pasien pre ops
terakhir yakni bulan orang pasien yang laparatomi
Agustus sampai terdiri 15 pasien pada
Oktober 2018 kelompok perlakuan 2. Bersedia menjadi
dan 15 pasien pada responden
kelompok control. 3. Laki dan perempuan
4. Umur > 15 tahun
5. Mengalami
kecemasan pre ops

Kriteria ekslusi:
nonprobability
sampling jenis 1. Menolak menjadi
insidental responden
sampling 2. Kritis dan tidak kooperatif
3. tuli
Variabel Penelitian

Variabel Dependen Variabel Independen


(terikat/akibat) : (bebas/penyebab) :
Tingkat kecemasan Teknik Guided Imagery
Definisi Operasional
Tempat Dan Waktu Penelitian

Ruang Dahlia (Bedah)


RSUD Mardi Waluyo 10 desember 2018-10 januari 2019
Kota Blitar
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
5

Cleaning
1 4
Entry
Editing
Data

2 3

Coding Scoring
Analisa Data
Analisa Univariat Analisa Bivariat

 Dalam penelitian ini analisa univariat  Analisa bivariat menggunakan uji


menyajikan data distribusi frekuensi Wilcoxon Signed Rank Test.
jenis kelamin, usia, tingkat  Apabila harga p value > harga α (0,05),
pendidikan, tingkat kecemasan, dan maka kesimpulan adalah H0 diterima dan
pengalaman operasi. H1 ditolak sehingga tidak ada pengaruh
 Menganalisis tingkat kecemasan pemberian terapi guided imagery
sebelum dan sesudah diberi tindakan terhadap kecemasan.
terapi guided imagery, dengan  Apabila harga p value < harga α (0,05),
klasifikasi : maka kesimpulan adalah H0 ditolak dan
 Skor <6 (tidak ada kecemasan)
H1 diterima sehingga ada pengaruh
 Skor 7-14 (kecemasan ringan)
pemberian terapi guided imagery
 Skor 15-27 (kecemasan sedang)
terhadap kecemasan.
 Skor >27 (kecemasan berat)
Menghormati Privasi
Menghormati Harkat Dan Kerahasiaan
Dan Martabat Manusia Subjek Penelitian

Etika
Keadilan DanPenelitian
Memperhitungkan
Keterbukaan Manfaat Dan Kerugian
Yang Ditimbulkan
Semoga Penelitian Ini Dapat Membuka
Wawasan Dan Pembelajaran Bagi
Semua Pihak
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai