Anda di halaman 1dari 12

1

PEMBERIAN INFORMED CONSENTMENURUNKAN TINGKAT


KECEMASANPASIENPREOPERASI RUANG KENANGA
RSUD dr. H. SOEWONDO KENDAL
Menik Kustriyani1) dan Nana Rohana2) Frimandani3)

Program Studi Ners STIKES Widya Husada Semarang


Jl. Subali Raya No.12 Krapyak, Semarang, Telp. (024) 7612988 – 7612944

Email : danypram7@gmail.com

ABSTRAK

LatarBelakang: Pembedahan merupakan tindakan pengobatan yang menggunakan teknik invasif dengan membuka
bagian tubuh. Prosedur pembedahan akan menimbulkankecemasan pre operasi. Untuk mengurangi tingkat kecemasan,
pasien perlu diberikan informasi tentang penyakit dan tindakan yang akan dilakukan. Pemberian informasi dapat
dilakukan sebelum dilakukannya pembedahan berupa pemberian informed consent.Metode:Jenis penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif analitik dengan design cross sectional. Pengambilan sampelmenggunakan teknik purposive
sampling dengan jumlah sampel sebesar 96 responden. Instrumen penelitian menggunakan kuisioner dan analisa data
menggunakan uji korelasi Rank Spearman.Hasil:Penelitian dengan menggunakanuji korelasi Rank Spearman dapat
diketahui nilai ρ=- 0,640 dan p value sebesar 0,000 (α<0,05). Kesimpulan:Ada hubungan antara pemberian informed
consent dengan tingkat kecemasan pada pasien preoperasi di ruang Kenanga RSUD dr. H. Soewondo Kendal. Kekuatan
korelasi kuat dengan nilai ρ=- 0,640. Arah hubungannya negatif, yang berarti semakin baik pemberian informed consent
akan semakin berkurang tingkat kecemasan pasien.

Kata Kunci: informed consent, tingkat kecemasan

ABSTRACT
Background: Surgery is a treatment that used invasive technique by opening the body. Surgical procedure will lead to
preoperative anxiety. To reduce anxiety levels, patients need informed about the disease and actions that performed.
Provision of information can given before performed prior to surgery in the form of informed concentMethods: This
researched used quantitative analytics with cross sectional design. The sampling used purposive sampling technique
with number of samples are 96 respondents and the research instrument used questionnaire and data analysis using
Rank Spearman correlation test.Result: This researched by Rank Spearman correlation test can be known value ρ = -
0,640 and p value = 0,000 (α <0,05). Conclution: There is relationship between informed consent and patient
preoperative anxiety levels at Kenanga room RSUD dr. H. Soewondo Kendal. The correlation is strength with the value
ρ = - 0.640. The direction of relationship is negative, which means if informed consent given better, the patient's anxiety
level will decrease.

Keywords : Informed Consent, Anxiety Levels

PENDAHULUAN perbaikan yang diakhiri dengan perbaikan


luka (Sjamsuhidayat, 2013).
Pembedahan merupakan tindak pengobatan
yang menggunakan teknik invasif dengan Gangguan psikologis, seperti kecemasan
membuka atau menampilkan bagian tubuh pre operasi. Kecemasan adalah suatu kondisi
yang akan ditangani pada umumnya dengan yang menandakan suatu keadaan yang
menggunakan sayatan. Setelah yang akan mengancam keutuhan serta keberadaan
ditangani tampak, dilakukan tindakan dirinya dan dimanifestasikan dalam bentuk
2

perilaku seperti rasa tidak berdaya, rasa tidak berperan serta dalam pengambilan keputusan
mampu, rasa takut, fobia tertentu (Nursalam, yang menyangkut dirinya (Achadiat, 2007).
2014).
Hasil penelitian Budikasi (2015) di RSUP
Rasa cemas dikaitkan dengan takut akan Prof. Dr. R.D. Kandou Manadodidapatkan
sesuatu yang belum diketahui, nyeri, sebagian besar pemberian informed consent
perubahan citra tubuh, perubahan fungsi dengan kategori baik memiliki tingkat
tubuh, kehilangan kendali, dan kematian. kecemasan ringan. Sedangkan pemberian
Hasil penelitian oleh Rochmawati (2011) informed consent dengan kategori kurang baik
menyatakan dari 32 orang yang akan memiliki tingkat kecemasan berat. Sehingga
menjalani pembedahan mayor di RSUD dapat dikatakan bahwa ketika informed
Kajen Kabupaten Pekalongan didapatkan consent diberikan dengan baik tingkat
hasilsebagian besar pasien (62,5%) kecemasan pasien akan berkurang, sedangkan
mengalami kecemasan ringan, (33,3%) jika pemberian informed consent kurang baik
mengalami kecemasan sedang dan (4,2%) tingkat kecemasan pasien akan meningkat.
mengalami kecemasan berat.Joint Commision
Dari hasil pengambilan data awal di ruang
on Accreditation of Health Care Organization
Kenanga RSUD dr. H. Soewondo Kendal,
(JCHAO) menyatakan bahwa perawat
didapati bahwa selama bulan Maret dan April
professional mempunyai tanggung jawab
2017 rata-rata terdapat 127 pasien yang akan
membantu pasien dan keluarganya atau orang
melakukan tindakan operasi. Pengamatan
yang penting baginya untuk mengidentifikasi
dilakukan pada 5 orang pasien yang akan
sumber rasa cemas dan membantu mereka
menjalani operasi yang telah diberikan
memakai mekanisme koping yang efektif.
informed consent, dan didapati pasien
Riset menunjukkan bahwa penyuluhan
tersebut tampakcemas, tegang, gelisah,takut
praoperasi dikaitkan dengan penurunan
serta pernafasan cepat.
tingkat kecemasan. Informasi penting yang
perlu dijelaskan kepada pasien adalah Dari identifikasi masalah tersebut peneliti
prosedur praoperasi, pembedahan itu sendiri, tertarik untuk meneliti hubungan antara
dan apa yang diharapkan dari pembedahan. pemberian informed consent dengan tingkat
Kebanyakan pasien kecemasannya menjadi kecemasan pada pasien pre operasi di ruang
lebih ringan apabila pasien mengetahui apa Kenanga RSUD dr. H. Soewondo Kendal.
tujuan pemeriksaan, dan prosedur operasi apa
yang akan dilaksanakan (Baradero, 2009).
METODE PENELITIAN
Untuk mengurangi tingkat kecemasan pre
operasi, pasien perlu diberikan informasi Jenis penelitian yang dilakukan adalah
tentang penyakit dan tindakan yang akan penelitian kuantitatif analitik dengan design
dilakukan. Pemberian informasi dapat cross sectional, yaitu peneliti mempelajari
hubungan antara variabel bebas (independent
dilakukan sebelum dilakukannya
variabel) dengan variabel terikat (dependent
pembedahan berupa pemberian informed variabel) dengan melakukan pengukuran
concent oleh pasien. Informed concent adalah sekali pada waktu yang sama (Riyanto, 2011).
suatu pemikiran tentang keputusan
pemberian pengobatan atas pasien harus Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
terjadi secara kerja sama atau kolaborasi pasien yang akan dilakukan operasi yang
antara tenaga medis dan pasien. Secara dirawat inap di ruang Kenanga RSUD dr. H.
prinsip bahwa setiap manusia berhak untuk Soewondo Kendal dengan jumlah pasien
3

rata-rata pada bulan Maret dan April yaitu Wiraswasta 20 20.8


127 pasien.Sampel adalah sebagian atau Buruh 26 27.1
wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010). Total 96 100
Dengan menggunakan rumus slovin
didapatkan sampel sebanyak 96 responden. Tabel 4.Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Teknik sampling yang digunakan dalam Pendidikan Frekuensi Persentase
penelitian ini adalah purposive samplingyaitu (f) (%)
pengambilan sampel didasarkan pada suatu SD 70 72.9
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh SMP 4 4.2
peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat- SMA 13 13.5
sifat yang sudah diketahui sebelumnya Perguruan 9 9.4
(Notoatmodjo, 2012).Pada penelitian ini Tinggi
kriteria inklusinya adalah : Pasien dengan Total 96 100
rencana tindakan operasi yang dirawat inap di
ruang Kenanga RSUD dr. H. Soewondo
Kendal, pasien dewasa (berumur ≥ 21 tahun B. Gambaran Pemberian Informed
atau sudah menikah), bersedia untuk menjadi Consent di Ruang Kenanga RSUD dr.
responden penelitian. Kriteria ekslusinya H. Soewondo Kendal
adalah pasien dengan penurunan kesadaran.
Tabel 5.Distribusi Frekuensi Pemberian
Informed Consent di RuangKenanga
HASIL PENELITIAN RSUD dr. H. Soewondo Kendal
Pemberian Frekuensi Persentase
A. Karakteristik Responden
Informed (f) (%)
Consent
Tabel1. Distribusi Frekuensi
Baik 75 78.1
RespondenBerdasarkan Umur
Cukup 21 21.9
Umur Frekuensi Persentase
Total 96 100
(f) (%)
< 21 tahun 8 8.3
≥ 21 tahun 88 91.7 C. Gambaran Tingkat Kecemasan Pasien
Total 96 100 Pre Operasi di Ruang Kenanga
RSUDdr. H. Soewondo Kendal
Tabel2.Distribusi Frekuensi
RespondenBerdasarkan Jenis Kelamin Tabel6.Distribusi Frekuensi
Jenis Frekuensi Persentase TingkatKecemasan Pasien Preoperasi di
Kelamin (f) (%) Ruang Kenanga RSUD dr.H. Soewondo
Laki-laki 47 49 Kendal
Perempuan 49 51 Tingkat Frekuensi Presentase
Total 96 100 Kecemasan (f) (%)
Tidak Ada 2 2.1
Tabel 3.Distribusi Frekuensi Responden Cemas
Berdasarkan Jenis Pekerjaan Cemas Ringan 48 50.0
Pekerjaan Frekuensi Persentase Cemas Sedang 29 30.2
(f) (%) Cemas Berat 17 17.7
PNS 8 8.3 Total 96 100
Petani 42 43.8
4

D. Hubungan Pemberian Informed PEMBAHASAN


Consent dengan Tingkat Kecemasan
pada Pasien Preoperasi di Ruang A. Karakteristik Pasien Pre Operasi di
Kenanga RSUD dr. H. Soewondo Ruang Kenanga RSUD dr. H.
Kendal. Soewondo Kendal
1. Karakteristik responden berdasarkan
Tabel 7. Hubungan Pemberian Informed umur di ruang Kenanga RSUD dr. H.
Consent dengan Tingkat Kecemasan pada Soewondo Kendal
Pasien Preoperasi di Ruang Kenanga RSUD Berdasarkan hasil penelitian dengan
dr. H. Soewondo Kendal. jumlah sampel 96 responden diketahui
Tingkat Kecemasan Pasien
responden yang berusia < 21 tahun
Pemberia
n Tidak
P sebanyak 8 responden (8,3%) dan
Total Val ρ (rho)
Informed ada Cemas Cemas Cemas
ue responden yang berusia ≥ 21 tahun
Consent Kecema Ringan Sedang Berat
san sebanyak 88 responden (91,7%). Usia
Cukup
0 0 8
13
(13.5
21 mempengaruhi kecemasan individu
(0%) (0%) (8.3%) (21.9%)
%) karena berhubungan dengan tugas
Baik
2 48 21 4 75 0,0
- 0,640 perkembangan seseorang yang berbeda.
(2.1%) (50%) (21.9%) (4.2%) (78.1%) 00
Karena semua responden termasuk
17
Total
2 48 29
(17.7
100 kategori dewasa, maka hal ini sesuai
(2.1%) (50%) (30.2%) (100%)
%)
dengan teori yang dikemukakan oleh
pendapat Hawari (2001) dikutip dalam
Berdasarkan hasil uji Rank Spearman Aulia (2016) bahwa tingkat kecemasan
dapat diketahui p value sebesar 0,000 < 0,05, dapat terjadi pada semua tingkat usia,
maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti tetapi lebih sering terjadi pada usia
ada hubungan antara pemberian informed dewasa.
consent dengan tingkat kecemasan pada
pasien preoperasi di ruang Kenanga RSUD dr. 2. Karakteristik Responden berdasarkan
H. Soewondo Kendal. Hasil korelasi ρ sebesar jenis kelamin di ruang Kenanga RSUD
- 0,640, yang berarti kekuatan korelasi antara dr. H. Soewondo Kendal
pemberian informed consent dengan tingkat Berdasarkan hasil penelitian dengan
jumlah sampel 96 responden diketahui
kecemasan pasien adalah kuat. Arah
bahwa responden yang berjenis kelamin
hubungannya negatif, yang berarti semakin perempuan yakni sebanyak 49 responden
baik pemberian informed consent maka akan (51%) dan yang berjenis kelamin laki-laki
semakin berkurang tingkat kecemasan pasien. sebanyak 47 responden (49%). Menurut
Berdasarkan tabel tersebut diketahui dari Stuart (2016), gangguan cemas dua kali
lebih sering terjadi pada wanita dari pada
total 21 orang yang diberikan informed
pria.
consent dalam kategori cukup, terdapat 8
orang (8.3%) yang mengalami cemas sedang Hal ini sesuai dengan teori yang
dan 13 orang (13.5%) mengalami kecemasan dikemukakan oleh Prawirohusodo (1998)
berat. Sementara itu dari total 75 orang yang dikutip dalam Aulia (2016) jenis kelamin
diberikan informed consent dalam kategori dapat mempengaruhi tingkat kecemasan
baik, terdapat 2 orang (2.1%) yang tidak seseorang dalam menghadapi stresor
mengalami kecemasan, 48 orang (50%) tertentu hal ini bisa disebabkan adanya
mengalami kecemasan ringan, 21 orang faktor hormonal pada wanita, sedangkan
(21.9%) mengalami kecemasan sedang dan 4 karakterisitk maskulin pada laki-laki
orang (4.2%) mengalami kecemasan berat. cenderung untuk dominan, aktif dan bebas
5

seperti percaya diri, terus terang asertif Pendidikan pada umumnya berguna
dan penuh keyakinan. dalam mengubah pola pikir, pola tingkah
laku dan pola pengambilan keputusan.
3. Karakteristik Responden berdasarkan Semakin tinggi tingkat pendidikan
pekerjaan di ruang Kenanga RSUD dr. seseorang akan membuat semakin peka
H. Soewondo Kendal dan smakin kritis pengetahuanya tentang
Berdasarkan hasil penelitian dengan tindakan medis. Tindakan medis operasi
jumlah sampel 96 responden diketahui dapat menyebabkan rasa cemas karena
sebagian besar responden bekerja sebagai dikaitkan dengan rasa takut akan sesuatu
petani yakni sebanyak 42 responden
yang belum diketahui, nyeri, perubahan
(43,8%) dan paling sedikit bekerja sebagai
citra tubuh, perubahan fungsi tubuh,
PNS yakni sebanyak 8 responden (8,1%).
Peneliti berasumsi pekerjaan secara tidak kehilangan kendali dan kematian
langsung mempengaruhitingkat (Baradero, 2008).
kecemasansebagian besar pasien bekerja
sebagai petani yang tidak memiliki B. Gambaran Pemberian Informed
penghasilan yang tetap. Selama proses Consent di ruang Kenanga RSUD dr.
penyembuhan mereka tidak dapat bekerja H. Soewondo Kendal
yang menyebabkan penghasilannya Berdasarkan hasil penelitian dari
menurun. Selain itu sebagian besar menunjukkan bahwa sebagian besar
mereka tidak memiliki asuransi kesehatan pemberian informed consent dalam
dan kebutuhan selama masa perawatan kategori baik dengan jumlah 75 orang
meningkat sehingga pasien banyak (78.1%). Hasil penelitian Ardiansa (2014)
memikirkan biaya yang harus dikeluarkan tentang hubungan pemberian informed
dan hal itu menjadi salah satu pemicu consent dengan tingkat kecemasan pada
timbulnya kecemasan. pasien pra operasi hernia di RSUD
Salewangan Maros dengan sampel
4. Karakteristik Responden berdasarkan sebanyak 31 orang didapatkan hasil
tingkat pendidikan di ruang Kenanga bahwa sebagian besar informed consent
RSUD dr. H. Soewondo Kendal telah disampaikan, yang meliputi 7
Berdasarkan hasil penelitian sebagian responden (22,6%) tidak diberikan
besar berpendidikan SD, yakni sebanyak informed consent dan 24 responden (77,4
70 responden (72,9%). Tingkat %) diberikan informed consent.
pendidikan secara tidak langsung
Pemberian informed consent yang
mempengaruhi tingkat kecemasan
baik, sudah memuat informasi tentang
seseorang, menurut Stuart & Sundeen,
deskripsi atau gambaran tentang tindakan
(1998 dalam Aulia 2015) bahwa semakin atau prosedur yang akan dilakukan, nama
rendah tingkat pendidikan seseorang akan dan kualifikasi orang yang akan
mudah mengalami kecemasan, ini memberikan tindakan, menjelaskan
dikarenakan akan berpengaruh terhadap gambaran alternatif tindakan atau
kemampuan berpikir, semakin tinggi prosedur, penjelasan juga mencakup
pendidikan sesorang akan semakin mudah potensial buruk yang mungkin dapat
berpikir rasional dan menangkap terjadi dan mendeskripsikan kemungkinan
informasi baru termasuk dalam dampak yang akan terjadi apabila
memecahkan masalah baru. tindakan tidak dilakukan (Sumijatun,
2011)
6

Pemberian informed consent yang cukup sectio caesarea diruang IBS RSUD dr.
disebabkan oleh beberapa pasien belum Soediran Mangun Sumarso Wonogiri ”
memperoleh informasi yang lengkap paling banyak mengalami cemas ringan
mengenai pembedahannya dari dokter sebanyak 20 orang (32,8%).
yang akan melakukan tindakan operasi.
Terkadang mereka malah mendapatkan Kecemasan pasien pre operasi
informasi pembedahan dari perawat yang disebabkan oleh nyeri atau rasa tidak
jaga. Sebenarnya hal ini bukan menjadi nyaman, perubahan citra dan fungsi tubuh,
tanggung jawab perawat, perawat tidak ketergantungan diri terhadap orang lain,
berwenang dalam memberikan informasi kehilangan kendali, perubahan pola hidup
mengenai suatu tindakan medik (operasi), dan masalah finansial (Baradero, 2009).
informasi ini hanya boleh dilakukan oleh Selain itu pasien pra operasi mengalami
dokter yang akan melakukan operasi kecemasan terhadap kerentanan selama
(Sumijatun, 2011). kondisi tidak sadar, ancaman hilangnya
pekerjaan, hilangnya peran di keluarga
Dalam hal ini perawat bisa melakukan dan masyarakat, berpisah dengan orang
terdekat, keharusan untuk mengubah gaya
perannya sebagai advokat, melindungi
hidup yang biasa dialami dan kematian
pasien terhadap tindakan malpraktik Black & Hwaks (2014).
dokter, melindungi pasien mendapatkan
pengobatan yang benar, pembela dan Kecemasan ringan ditandai dengan
pelindung terhadap hak-hak pasien. sesekali nafas pendek, nadi naik, gejala
Perawat harus memberikan pengetahuan ringan pada lambung, muka berkerut dan
kepada pasien bahwa pasien dalam bibir bergetar serta ditandai dengan repon
perilaku dan emosi yang tidak dapat
informed consent pasien mempunyai hak
duduk tenang, tremor halus pada tangan
untuk mendapatkan informasi, menerima dan suara kadang-kadang meninggi.
ganti rugi bila merasa dirugikan, memilih Dalam hal ini hal yang bisa dilakukan
dokter dan perawat, mendapatkan serta perawat pada pasien yang mengalami
menolak pengobatan maupun pelayanan, kecemasan ringan agar tidak mengalami
menerima maupun menolak persetujuan kecemasan adalah dengan menganjurkan
tindakan. Sehingga ketika pasien belum pasien untuk makan makanan yang bergizi
memperoleh informasi yang lengkap dan seimbang, tidur yang cukup, dan
mengenai pembedahannya, pasien dapat memberikan psikoterapi suportif
langsung menanyakan hal tersebut kepada (Manurung, 2016).
dokter yang akan melakukan tindakan Kecemasan sedang ditandai dengan sering
operasi (Mahmud, 2009). nafas pendek, nadi ekstra systole dan
tekanan darah naik, mulut kering,
B. Gambaran tingkat kecemasan pasien anoreksia, diare dan gelisah disertai
pre operasi di ruang Kenanga RSUD dengan respon perilaku dan emosi yang
dr. H. Soewondo Kendal sering melakukan gerakan tersentak-
Berdasarkan hasil penelitian sentak (meremas tangan), bicara banyak
menunjukkan bahwa sebagian besar dan lebih cepat serta perasaan tidak
pasien mengalami kecemasan ringan nyaman. Kecemasan berat ditandai
dengan jumlah 48 orang (50%). Sejalan dengan sering nafas pendek, nadi dan
dengan penelitian yang dilakukan oleh tekanan darah naik, berkeringat dan sakit
Sukartinah (2016) tentang “hubungan kepala sampai penglihatan kabur, disertai
tingkat kecemasan dengan status dengan respon perilaku dan emosi
hemodinamik pada pasien pre operasi
7

perasaan ancaman meningkat, verbalisasi Beberapa pasien tidak mengalami


cepat dan blocking (Stuart, 2007). Sejalan kecemasan karena pasien tersebut pernah
dengan penelitian yang dilakukan oleh mengalami operasi yang sama, selain itu
Apriansyah (2014) tentang “hubungan dalam pemberian informed consent pasien
antara tingkat kecemasan pre operasi juga sudah memperoleh informasi yang
dengan derajat nyeri post sectio caesarea lengkap tentang manfaat, tujuan, resiko
di Rumah Sakit Muhammadiyah
dan gambaran hasil akhir dari operasi
Palembang”, sebagian besar 24 pasien
tersebut. Pasien akan beranggapan bahwa
(58,6%) mengalami kecemasan sedang
dan berat. operasinya akan membawa penyembuhan,
bisa mengurangi gejala yang menyulitkan,
Pada pasien pre operasi yang atau bisa memberi perbaikan pada
mengalami kecemasan sedang dan berat, penampilannya. Sehingga pasien dapat
hal yang dapat dilakukan perawat untuk mempersiapkan diri secara fisik maupun
membantu menurunkan kecemasan ialah mental untuk menghadapi tindakan
dengan : (1) menganjurkan pasien untuk operasi yang akan dilakukan sehingga
makan makanan yang bergizi dan pasien tersebut tidak mengalami
seimbang, tidur yang cukup, (2) kecemasan (Baradero, 2009)
memberikan terapi suportif, untuk
memberikan motifasi, semangat dan C. Hubungan Pemberian Informed
dorongan agar pasien yang bersangkutan Consent dengan Tingkat Kecemasan
tidak merasa putus asa dan diberi Pada Pasien Pre Operasi di Ruang
keyakinan serta percaya diri, (3) Kenanga RSUD dr. H. Soewondo
Psikoterapi re-edukatif, memberikan Kendal
pendidikan ulang dan koreksi bila dinilai Berdasarkan hasil analisa data dengan
bahwa ketidakmampuan mengatasi menggunakan uji statistik Rank Spearman
kecemasan, (4) memberikan psikoterapi menunjukkan nilai p value = 0,000
re-konstruktif yaitu memperbaiki kembali (<α=0,05). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan antara pemberian
kepribadian yang telah mengalami
informed consent dengan tingkat
goncangan akibat stressor, (5) kecemasan pada pasien pre operasi
memberikan psikoterapi kognitif untuk diruang Kenanga RSUD dr. H. Soewondo
memulihkan fungsi kognitif pasien yaitu Kendal. Hasil korelasi ρ sebesar – 0,640,
kemampuan untuk berpikir secara yang berarti kekuatan korelasi antara
rasional, konsentrasi dan daya ingat, (6) pemberian informed consent dengan
Psikoterapi psiko-dinamik, untuk tingkat kecemasan pasien adalah kuat.
menganilsa dan menguraikan proses Arah hubungannya adalah negatif, artinya
dinamika kejiwaan yang dapat semakin baik pemberian informed consent
menjelaskan mengapa seseorang tidak maka akan semakin berkurang tingkat
mampu menghadapi stressor psikososial kecemasan pasien.
sehingga mengalami kecemasan, (7)
Hasil penelitian ini sejalan dengan
memberikan terapi psikoreligius untuk
penelitian yang dilakukan oleh Ardiansa,
meningkatkan keimanan seseorang yang
(2014), tentang “hubungan informed
erat hubungannya dengan kekebalan dan
concent terhadap kecemasan pada pasien
daya tahan dalam menghadapi berbagai
pra operasi hernia di RSUD Salewangang
problem kehidupan yang merupakan
Maros”, yang menunjukkan bahwa
stressor psikososial (Manurung, 2016).
8

terdapat hubungan antara informed consent yang cukup disebabkan oleh


consent terhadap kecemasan pasien pre beberapa pasien belum memperoleh
operasi hernia di RSUD Salewangang informasi yang lengkap mengenai
Maros dengan nilai p = 0,012 < α:0,05. pembedahannya, terkadang mereka
mendapatkan informasi pembedahan dari
Penelitian yang lain dilakukan oleh
perawat. Sebenarnya hal ini bukan
Rochmawati (2011) tentang “Hubungan
menjadi tanggung jawab perawat, perawat
Pemberian Informed Consent dengan
tidak berwenang dalam memberikan
Tingkat Kecemasan pada Pasien Pre
informasi mengenai suatu tindakan medik
Operasi di Instalasi Rawat Inap RSUD
(operasi), informasi ini hanya boleh
Kajen Kabupaten Pekalongan”,
dilakukan oleh dokter yang akan
disimpulkan ada hubungan pemberian
melakukan operasi (Sumijatun, 2011).
informed consent dengan tingkat
kecemasan pada pasien pre operasi di Dalam hal ini perawat bisa melakukan
ruang rawat inap RSUD Kajen Kabupaten perannya sebagai advokat, melindungi
Pekalongan dengan nilai p value sebesar pasien terhadap tindakan malpraktik
0,026 < 0,05. dokter, melindungi pasien mendapatkan
pengobatan yang benar, pembela dan
Penelitian lain yang sejalan juga
pelindung terhadap hak-hak pasien.
dengan penelitian ini dilakukan oleh
Perawat harus memberikan pengetahuan
Budikasi (2015) tentang “Hubungan
kepada pasien bahwa dalam informed
pemberian informed consent dengan
consent pasien mempunyai hak untuk
tingkat kecemasan pasien pre operasi
mendapatkan informasi, menerima ganti
kategori status fisik ASA I-II di Instalasi
rugi bila merasa dirugikan, memilih
Gawat Darurat RSUP Prof. Dr. R. D.
dokter dan perawat, mendapatkan serta
Kandou Manado” disimpulkan bahwa ada
menolak pengobatan maupun pelayanan,
hubungan pemberian informed consent
menerima maupun menolak persetujuan
dengan tingkat kecemasan pasien pre
tindakan. Sehingga ketika standar
operasi di Instalasi Gawat Darurat RSUP
operasional prosedur pemberian informed
Prof. Dr. R.D. Kandou Manado dengan
consent dilakukan dengan baik oleh pihak
nilai p = 0,003 <α:0,05. Berdasarkan hasil
yang berwenang, kecemasan pasien
penelitian ini dan penelitan-penelitian
preoperasi dapat berkurang (Mahmud,
yang lain dapat dikatakan bahwa
2009).
pemberian informed consent berhubungan
dengan tingkat kecemasan pasien pre Hasil penelitian ini juga didapatkan
operasi, ketika informed consent diberikan dalam pemberian informed consent pada
dengan baik maka tingkat kecemasan akan kategori baik terdapat pasien yang
berkurang. mengalami cemas sedang 21 orang
(28.0%) dan cemas berat 4 orang (5,3%).
Hasil penelitian di ruang Kenanga
Meskipun menghadapi masalah yang
RSUD dr. H. Soewondo Kendal didapati
sama, tingkat kecemasan seseorang
bahwa dalam pemberian informed consent
berbeda-beda. Menurut Black & Hwaks
pada kategori cukup terdapat pasien yang
(2014) pasien pra operasi mengalami
mengalami cemas sedang sebanyak 8
kecemasan terhadap kerentanan selama
orang (38,1%) dan cemas berat sebanyak
kondisi tidak sadar, ancaman hilangnya
13 orang (61,9%). Pemberian informed
pekerjaan, hilangnya peran di keluarga
9

dan masyarakat, berpisah dengan orang


terdekat, keharusan untuk mengubah gaya SARAN
hidup yang biasa dialami dan kematian.
Bagi rumah sakit supaya dapat
Penelitian yang dilakukan oleh Winda mempertahankan dan meningkatkan kwalitas
(2013) bahwa ada hubungan status sosial pelayanan keperawatan perioperatif terutama
ekonomi dengan tingkat kecemasan dalam hal pemberian informed consent. Bagi
pasien fraktur tulang panjang praoperasi perawat di ruang Kenanga, untuk membantu
yang di rawat di RSUD Arifin Achmad menurunkan tingkat kecemasan pasien pre
Pekanbaru dengan nilali p value : 0,049 < operasi dapat diberikan berbagai macam
α:0.05. Berdasarkan teori dan hasil psikoterapi, salah satunya adalah terapi
penelitian sebelumnya menunjukkan suportif untuk memberikan motifasi,
bahwa tingkat kecemasan pasien pre semangat dan dorongan agar pasien yang
operasi dapat disebabkan berbagai faktor, bersangkutan tidak merasa putus asa dan
diberi keyakinan serta percaya diri. Bagi
sehingga perawat harus dapat membantu
pasien pre operasi di ruang Kenanga yang
menemukan mekanisme koping yang
akan menjalani operasi diharapkan lebih kritis
efektif untuk dapat menurunkan dalam menggunakan hak dan kewajibannya
kecemasan pasien pre operasi. yang dimiliki dengan menggali informasi
terkait operasinya sebelum memberikan
KESIMPULAN informed consent.Bagi peneliti selanjutnya
yang mungkin akan meneliti tentang informed
Dari hasil penelitian mengenai hubungan
concent terhadap kecemasan diharapkan agar
pemberian informed consent dengan tingkat
lebih mengkaji lebih dalam lagi tentang
kecemasan pada pasien pre operasi di ruang
konsep kecemasan, mekanisme koping yang
Kenanga RSUD dr. H. Soewondo Kendal
efektif dan informed concent itu sendiri.
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pemberian informed consentdi ruang
Kenanga RSUD dr. H. Soewondo
Kendalpada bulan Juli tahun 2017 DAFTAR PUSTAKA
sebagian besar diberikan dalam kategori
baik yaitu sebanyak 75 responden Akbarzadeh, Fariborz. 2009. Journal Effect of
(78.1%). Preopertive Information and
2. Tingkat kecemasan pasien preoperasi di Reassurance in Decreasing Anxiety of
ruang Kenanga RSUD dr. H. Soewondo Patients are Candidate for Coronary
Kendal pada bulan Juli tahun 2017 sesuai Artery Bypass Graft Surgery. Iran
dengan HRSA (Hamilton Rating Scale for :University of Medical Science
Anxiety) sebagian besar mengalami Ardiansa. 2014. Hubungan Informed Consent
tingkat kecemasan ringan dengan jumlah Terhadap Kecemasan Pada Pasien Pra
48 orang (50.0%) dari total 96 responden Operasi Hernia Di RSUD Salewangan
yang diteliti.
Maros.http://library.stikesnh.ac.id/files/di
3. Berdasarkan hasil uji statistik Rank
sk1/9/elibrarystikesnanihasanuddinardian
Spearman dapat diketahui p value sebesar
0,000 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha saer-434-1-411456619.pdf. Diperoleh 30
diterima yang berarti ada hubungan yang Juli 2017.
signifikan antara pemberian informed Aulia, Dita. 2016. Pengaruh Pemberian
consent dengan tingkat kecemasan pada Informasi Informed Consent Terhadap
pasien preoperasi di ruang Kenanga Perubahan Kecemasan Pasien yang Akan
RSUD dr. H. Soewondo Kendal
10

Menjalani Tindakan Operasi di SMC RS Operasi di Instalasi Rawat Inap RSUD


Telogorejo.http://aplikasi.stikestelogorejo Kajen Kabupaten Pekalongan.
.ac.id/ejournal/index.php/jikk/article/dow http://docplayer.info/38759440.
nload/388/409. Diperoleh 28 Juli 2017 Diperoleh 17 Januari 2017
Baradero, Mary.2009. Prinsip & Praktik Rumilia, Erna. 2009. Hubungan antara
Keperawatan Perioperatif. Jakarta : EGC Peranan Perawat dengan Sikap Perawat
Black, Joyce M. 2014. Keperawatan Medikal pada Pemberian Informed Consent
Bedah. Singapura : Elsevier Sebagai Upaya Perlindungan Hukum
Budikasi, Friscilia I. E. 2015. Hubungan Bagi Pasien di RS PKU Muhammadiyah
Pemberian Informed Concent dengan Yogyakarta.http://journal.umy.ac.id/index
Tingkat Kecemasan Pasien Preoperasi .php/mm/article/viewFile/1605/1650.
Kategori Status Fisik ASA I-II di Instalasi Diperoleh 15 Januari 2017
Gawat Darurat RSUP Prof. Dr. R. D. Sjamsuhidayat, dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu
KandouManado.http://docplayer.info/335 Bedah. Jakarta : EGC
61647-Friscilia-imeldaengelbudikasi- Soelistyowatie, Titiek. 2011. Penerapam
mulyadi-reginusmalara.html. Diperoleh Hukum Informed Concent Terhadap
18 Januari 2017 Pelayanan Keluarga Berencana di
Dalami, Ermawati. 2010. Etika Keperawatan. Rumah Sakit Tugurejo
Jakarta : Trans Info Medika Semarang.jurnal.abdihusada.ac.id/index.
Hawari, Dadang. 2013. Manajemen Stress php/jurabdi/article/download/3/3.
Cemas Dan Depresi. Jakarta : FKUI Diperoleh 25 Januari 2017
M. Achadiat, Chrisdiono. 2007. Dinamika Stuart. G. W. 2007. Buku Saku Keperawatan
etika dan hukum kedokteran dalam Jiwa. Jakarta : EGC
tantangan zaman. Jakarta: EGC Sugiarti, ida. 2010. Perbandingan Hukum
Mahmud. 2009. Peran perawat dalam Informed Concent Indonesia dan
informed consent pre operasi di ruang AmerikaSerikat.http://download.portalgar
bedah rumah sakit umum pemangkat uda.org/article.php?article.Diperoleh 20
kalimantan barat. Diperoleh tanggal 30 Januari 2017
Juli2017. Sukartinah. 2016. hubungan tingkat
http://eprints.undip.ac.id/10595/1/Artikel. kecemasan dengan status hemodinamik
pdf pada pasien pre operasi sectio caesarea
Manurung, Nixson. 2016. Terapi Reminiscene diruang IBS RSUD dr. Soediran Mangun
Solusi Pendekatan Sebagai Upaya Sumarso.Wonogiri.Digilib.stikeskusumah
Tindakan keperawatan Dalam usada.ac.id/download.php?id=1571.Diper
Menurunkan Kecemasan, Stress dan oleh 30 juli 2017
Depresi. Jakarta : Trans Info Medika Sumijatun . 2011. Membudayakan Etika
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Dalam Praktik Keperawatan. Jakarta :
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Salemba Medika
Cipta Winda, R.I. 2014. Faktor-faktor yang
Nursalam. 2014. Managemen Keperawatan Mempengaruhi Tingkat Kecemasan
Dalam Praktek Keperawatan Pasien Faktur Tulang Panjang
Profesional. Jakarta: Salemba Medika Praoperasi Yang Di Rawat Di Rsud
Riyanto, A. 2011. Aplikasi Metodologi Arifin
Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha AchmadPekanbaru.https://jom.unri.ac.id/
Medika ndex.php/JOMPSIK/article/view/3375.Di
Rochmawati, Ana. 2011. Hubungan peroleh tanggal 30 Juli 2017
Pemberian Informed Concent dengan
Tingkat Kecemasan pada Pasien Pre
11
3

Anda mungkin juga menyukai