Abstrak
Keywords: Latar Belakang: Mutu pelayanan rumah sakit sebagai hasil
Dukungan dari sebuah sistem pelayanan dipengaruhi oleh komponen struktur
Manajemen dan proses yang terjadi dalam organisasi rumah sakit tersebut.
Keperawatan; Mutu Keselamatan pasien merupakan syarat untuk diterapkan di semua
Pelayanan Patient rumah sakit, dengan maksud mendorong perbaikan mutu dalam
Safety. keselamatan pasien. Aspek keselamatan pasien dilakukan dengan
dukungan manajemen keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan dukungan manajemen keperawatan dengan
mutu pelayanan patient safety di RSUD dr. Loekmonohadi Kudus.
Metode: Jenis penelitian korelasional dengan pendekatan cross
sectional. Pengumpulan data secara kuantitatif. Populasi dalam
penelitian ini adalah perawat pelaksana di RSUD dr. Loekmonohadi
Kudus. Teknik sampling dengan Proportional Random Sampling,
besar sampel 136 responden. Analisis data dengan Rank Spearman.
Hasil: Analisa data Rank Spearman mendapatkan nilai p 0.000.
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan
dukungan manajemen keperawatan dengan mutu pelayanan patient
safety di RSUD dr. Loekmonohadi Kudus dengan arah hubungan
positif dan kekuatan hubungan sangat kuat.
777
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten
778
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten
779
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten
780
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten
Sakit dalam membangun komitmen dan wewenang tim keselamatan pasien rumah
fokus yang jelas tentang patient safety sakit. Pelaksanaan program keselamatan
adalah dengan ikut bertanggungjawabnya pasien secara baik ini disebabkan tingginya
direksi dalam sistem manajemen patient pemahaman dan kesadaran responden
safety, kemauan direksi dalam tentang pentingnya penerapan prinsip
mencanangkan gerakan patient safety, keselamatan pasien yang tidak lain
laporan triwulan yang selalu dilaporkan ditentukan faktor internal dan eksternal.
kepada direksi, pembahasan langsung Penelitian Mulyana (2013) membuktikan
kepada direksi dalam kasus insiden dengan bahwa pencegahan insiden keselamatan
great merah dan kuning, mencari akar pasien dihubungkan dengan usia, tingkat
permasalahan dan mencari jalan keluar kompetensi, pengalaman dan kerjasama
insiden agar tidak terulang kembali, lintas profesi. Penelitian Yulia (2010)
pelatihan kepada minimal koordinator membuktikan bahwa penerapan program
disetiap bagian tentang patient safety. keselamatan pasien dipengaruhi oleh
pelatihan dan pengetahuan perawat. Aspek
2. Mutu Pelayanan Patient Safety karakteristik juga menentukan tingkat
Hasil penelitian mendapatkan pelaksanaan mutu pelayanan. Penelitian ini
bahwa mutu pelayanan patient safety mendapatkan rata-rata umur responden
paling banyak kategori baik sebanyak 90 adalah 31.42 tahun. Pada usia produktif
responden (66.2%). Hal ini ditunjukkan seseorang akan menunjukkan kinerja yang
dengan hasil jawaban responden yaitu profesional. Dalam berbagai variabel
dalam menerapkan prosedur keselamatan faktor usia akan sangat menentukan dan
pasien mulai sejak kontak pertama dengan mempunyai kontribusi yang jelas. Namun
pasien antara lain perawat selau terkait variabel action (bertindak) maupun
mengidentifikasi pasien secar benar, kognitif (pengetahuan), tingkat umur
melakukan komunikasi efektif dan benar, belum menunjukkan adanya kontribusi
mengidentifikasi pemberian obat secara yang pasti, karena variabel kognitif dan
benar, mengendalikan pemberian cairan action akan menuntut adanya kematangan
dan elektrolit, penggunaan alat injeksi kepribadian dan proses pikir (mind). Selain
disposible, memasang cateter, NGT tube itu variabel behavior mencakup aspek
sesuai SOP, melakukan cuci tangan secara intrinsik dan ekstrinsik sehingga variabel
benar, melaporkan kejadian tidak umur mempunyai kontribusi yang minimal
diharapkan, aktif melakukan pengkajian dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.
keamanan dan mutu pelayanan, Jenis kelamin responden paling
meminimalkan kesalahan tindakan, banyak adalah perempuan yaitu 85
meningkatkan komunikasi kepada pasien, responden (62.5%). Hal ini disebabkan
memberikan informasi kepada pasien dan karena pergeseran dan perubahan sistem
keluarga sert mendukung peningkatan negara saat ini, dimana dengan terjadinya
budaya patient safety. peralihan tersebut mengakibatkan banyak
Penelitian Sumarni (2017) tenaga kerja yang kemungkinan tidak
membuktikan bahwa mutu pelayanan tertampung di sektor industry. Sementara
patient safety dilakukan merupakan satu itu, karena adanya perbaikan pendidikan
kesatuan dalam memenuhi kebutuhan dan perhatian terhadap perempuan
masyarakat. Patient safety dan mutu rumah menyebabkan semakin meningkatnya
sakit saling berhubungan erat, hal ini tenaga kerja perempuan, baik di sektor
ditunjukan bahwa kualitas mutu rumah formal maupun informal. Berdasar
sakit akan mengakibatkan semakin sejarahnya, bahwa perawat bermula dari
tingginya tingkat keselamatan pasien. perempuan serta adanya karakter bahwa
Kualitas atau mutu sangat dipengaruhi oleh perempuan akan menunjukkan karakter
pelayanan yang berkualitas dan aman dan yang lembut dalam merawat. Sedangkan
akan berdampak pada kepuasan pasien. masa kerja paling banyak adalah < 5 tahun
Program keselamatan pasien mulai sebanyak 65 responden (47.8%). Masa
dariperencanaan hingga evaluasi menjadi kerja menunjukkan pengalaman seseorang,
781
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten
yang mana semakin lama bekerja akan berpotensi mengakibatkan cedera pada
semakin menunjukkan kematangan dan pasien. Hal ini berarti kesalahan tersebut
kehandalan dalam kinerja. dapat mengakibatkan cedera atau dapat
Mariati (2016) menjelaskan bahwa pula tidak menyebabkan cedera pada
Pelayanan keperawatan dengan berfokus pasien. Upaya menghindari cedera pada
pada patient safety merupakan salah satu pasien adalah sistem dimana rumah sakit
pelayanan yang sangat penting dan membuat asuhan pasien lebih aman yang
berorientasi pada tujuan yang berfokus meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pada penerapan asuhan keperawatan yang pengelolaan hal yang berhubungan dengan
berkualitas, sehingga dapat memberikan risiko pasien, pelaporan dan analisis
suatu pelayanan yang berkualitas kepada insiden, kemampuan belajar dari insiden
pasien yang menggunakan jasa. dan tindak lanjutnya serta implementasi
Kemampuan memberikan pelayanan solusi untuk meminimalkan timbulnya
asuhan keperawatan secara profesional risiko dan mencegah terjadinya cedera
sesuai standar keperawatan sangat yang disebabkan oleh kesalahan akibat
tergantung pada bagaimana kinerja melaksanakan suatu tindakan atau tidak
perawat rumah sakit dalam menerapkan mengambil tindakan yang seharusnya
standar asuhan keperawatan di rumah diambil (Kemenkes, 2011).
sakit. Berdasarkan penjelasan tersebut
Hasil penelitian mendapatkan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
mutu pelayanan patient safety kurang keselamatan pasien merupakan sebuah
sebanyak 46 responden (33.8%). Hal ini kinerja yang harus dilaksanakan oleh
menunjukkan bahwa kewaspadaan perawat perawat dalam memberikan pelayanan
dalam pencegahan insiden masih rendah kepada pasien. Pelaksanaan yang baik
yang terbukti perawat tidak dilakukan sesuai standar yang telah
mengidentifikasi pasin secara benar, ditentukan karena adanya pemahaman dari
komunikasi yang kurang efektif, perawat, supervisi dan motivasi yang baik.
pemberian obat tidak menggunakan prinsip Sedangkan pelaksanaan yang kurang
benar, tidak aktif dalam mencegah insiden, disebabkan beban kerja yang tinggi dari
tidak mengikuti pelatihan keselamatan perawat dan kurangnya motivasi.
pasien, serta komunikasi pasien dan
keluarga kurang baik. Penelitian Firawati
(2012) membuktikan bahwa penerapan
keselamatan pasien di rumah sakit yang
kurang ditunjukkan sikap dan tindakan
yang lalai, tidak sesuai dengan SOP dan
standar. Hal ini disebabkan banyak faktor
seperti lingkungan, dukungan pimpinan,
pengetahuan yang kurang, beban kerja
yang tinggi. Tindakan ini untuk mencegah
resiko yang mencederai pasien seperti
jatuh, kondisi yang tidak diinginkan, salah
prosedur bahkan sampai kematian. Sebuah
tindakan dalam bentuk kesalahan yang
terjadi pada pelayanan yang diberikan
C. Analisa Bivariat
782
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten
783
The 13th University Research Colloqium 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten
784