Anda di halaman 1dari 16

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Dengan Penerapan

Keselamatan pada Pasien Di RSUD Kota Tangerang

1Raymound S. Utama Simas


2Ida Faridah
3Lastri Mei Winarni

1Mahasiswa Program Profesi Ners Keperawatan STIKes YATSI Tangerang, Banten


2,3Dosen Keperawatan STIKes YATSI Tangerang, Banten

Alamat Korespondensi:

Raymound S. Utama Simas


Profesi Ners Stikes Yatsi Keperawatan Medikal Bedah
Jl. Aria Santika No.40 A Bugel Karawaci Tangerang Banten 15113
Email: raymoundsurya@gmail.com

https://doi.org/10.37362/jkph.v7i1.715 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 37


| Vol.7. No.1, Maret 2022
ABSTRAK

Latar Belakang : Keselamatan pasien telah menjadi isu global yang sangat penting dilaksanakan oleh setiap
pelayanan kesehatan. Di RSUD Kota Tangerang masih ada Insiden Keselamatan Pasien (IKP) seperti kejadian
tertusuk jarum bekas setelah dipakai, terkena pecahan akibat anampulan, terpeleset karena lantai yang, terjatuh
dari kursi, terkena pecahan tehel, pasien jatuh dari tempat tidur, terpeleset dikamar mandi dan terkena pinset
tertusuk. Tujuan : Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap terhadap penerapan standar keselamatan
pasien. Metode : Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian
sebanyak 210 responden dengan sampel 138 responden. Cara penarikan sampel yang dilakukan memilih subjek
berdasarkan kriteria spesifik yang dietapkan peneliti yaitu perawat yang bekerja di RSUD Kota Tangerang. Hasil
: Penelitian didapatkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dan sikap perawat dengan penerapan
keselamatan pasien di ruang perawatan Di RSUD Kota Tangerang 2021. Dimana nilai P Value sebesar 0,000 ( P
value > α = 0,05) tersebut dikatakan terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap perawat dengan
penerapan keselamatan pasien. Saran : Dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukkan dan
pertimbagan untuk mengembangkan program peningkatan keselamatan pasien dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan rumah sakit. Saran hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukkan dan
pertimbagan untuk mengembangkan program peningkatan keselamatan pasien dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan rumah sakit.

Kata kunci : Pengetahuan, Sikap dan Penerapan Keselamatan

ABSTRAC

Background : Patient safety has become a very important global issue implemented by every health service. At
the Tangerang City Hospital there are still Patient Safety Incidents (IKP) such as incidents of being punctured
by used needles after use, exposed to fragments due to ampoules, slipping on the floor, falling from a chair,
exposed to shards of teal, patients falling out of bed, slipping in the bathroom and getting hit by tweezers.
pierced. Objective : to determine the relationship between knowledge and attitudes towards the application of
patient safety standards. Methods : This type of research is quantitative with a cross sectional approach. The
research population was 210 respondents with a sample of 138 respondents. The sampling method used was to
select subjects based on specific criteria set by the researchers, namely nurses who worked at the Tangerang
City Hospital. Results : the study found that there was a relationship between the knowledge and attitudes of
nurses with the application of patient safety in the treatment room at the Tangerang City Hospital 2021. Where
the P Value of 0.000 (P value > = 0.05) it was said that there was a relationship between the knowledge and
attitudes of nurses. with patient safety practices. Suggestions in this study are expected to be one of the inputs
and considerations for developing patient safety improvement programs in order to improve the quality of
hospital services. Suggestions from the results of this study are expected to be one of the inputs and
considerations for developing patient safety improvement programs in order to improve the quality of hospital
services.

Keywords : Knowledge, Attitude and Application of Safety

https://doi.org/10.37362/jkph.v7i1.715 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 38


| Vol.7. No.1, Maret 2022
PENDAHULUAN mudah terbakar, radiasi, gas medik dan
Keselamatan berdasarkan kebutuhan bahan kimia yang mempunyai potensi
Maslow adalah kebutuhan dasar dan bahaya terjadi resiko kecelakaan kerja
prioritas dari manusia yang harus dipenuhi (Kumayas et al. 2019). Oleh karena itu
(Pottrer & Perry dalam Devi Darliana rumah sakit perlu perhatian khusus kepada
2016). Pasien di Rumah Sakit perawat, staf dan sumber daya manusia
membutuhkan system keamanan dan pendukung lainnya (Sadaghiani, 2001
keselamatan agar asuhan keperawatan bisa dalam Omrani dkk., 2015).
dilakukan denga naman dan nyaman Dalam penyediaaan jasa pengobatan
(Listianawati 2018). Menurut (Pratama sangat ditentukan oleh kamampuan,
yusup 2017), mengatakan bahwa kualitas kerja, tim medis yang menangani
keselamatan pasien bila dilaksanakan pasien dan kinerja tenga kesehatan
dengan baik maka akan memberikan merupakan factor yang menjadi
pelayanan yang mengutamakan keberhasilan rumah sakit. Budaya
keselamatan dan kualitas yang optimal, keselamatan kerja merupakan factor yang
terutama bagi masyarakat akan dapat mempengaruhi kinerja. Sedangkan
mendapatkan pelayanan yang lebih salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
berkualitas, aman dan memenuhi harapan kinerja yaitu budaya keselamatan kerja,
mereka. dimana budaya keselamatan merupakan
Rumah sakit sebagai salah satu sikap dalam organisasi dan individu yang
institusi penyelenggaraan kesehatan mempunyai arti penting dalam
dituntut untuk memperhatikan masalah keselamatan (Omrani 2015). Budaya
kesehatan. Lima isu penting yang keselamatan kerja wajib dilaksanakan
ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan secara benar, seksama dan rasa tanggung
Republik Indonesia tentang keselamatan di jawab karena menjadi syarat mutlak yang
Rumah Sakit yaitu keselamatan pasien, berkaitan dengan keselamatan (Yusri,
keselamatan petugas, keselamatan 2011).
bangunan dan peralatan yang ada di rumah Patient Safety Rumah Sakit adalah
sakit yang berkaitan dengan keselamatan suatu system yang ada dirumah sakit
pasien dan petugas, keselamatan dengan membuat asuhan keperawatan agar
lingkungan dan keselamatan bisnis yang lebih aman, sehingga diharapkan dapat
ada dirumah sakit (Kemenkes RI, 2015). mencegah cedera akibat keselahan
Rumah sakit memiliki potensi melakukan tindakan atau tidak melakukan
terjadinya kecelakaan kerja seperti bahan yang seharusnya dilakukan. Mutu

https://doi.org/10.37362/jkph.v7i1.715 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 39


| Vol.7. No.1, Maret 2022
pelayanan yang berkualitas dan Patient terdapat 70% kesalahan dalam pemberian
Safety bersumber dari tindakan keseharian obat (World Health Organization, 2007).
yang dilakukan dalam hal asuhan Menurut (Ballard, 2003), Bentuk Kejadian
keperawatan yang profesional dalam Tidak Diharapkan (KTD) meliputi 28%
memeberikan pelayanan (KKP-RS 2015). merupakan reaksi dari pengobatan, 42%
(World Health Organization, 2007) kejadian yang dapat mengancam
menyebutkan Kejadian Keselamatan kehidupan namun dapat dicegah, 20%
Pasien (IKP) di Amerika Serikat yang pelayanan di poliklinik, dan 10-30%
mengakibatkan kematian 1,5 juta jiwa per kesalahan di laboratorium. Penelitian yang
tahun akibat pemberian injeksi yang tidak dilakukan (Hahtela et al., 2017) didapatkan
aman. Temuan insiden serupa di New York bahwa sebanyak 86% unit melaporkan
sebanyak 3,7% dengan angka kematian KTD terkait dengan pengobatan, 50% unit
13,6%. Angka kematian akibat insiden melaporkan KTD terkait kecelakaan
pada pasien rawat inap pada seluruh pasien pasien, dan hampir sepertiga unit (29%)
di Amerika Serikat berjumlah 33,6 juta per melaporkan KTD terkait dengan
tahun. Angka kejadian tidak diharapkan di komunikasi dan kekerasan.
rumah sakit di berbagai negara yaitu Berdasarkan laporan Kemenkes 2018
Amerika, Inggris, Denmark, dan Australia bahwa di indonesia insiden keselamatan
menemukan insiden sejumlah 3,2-16,6%, pasien pada tahun 2015 ada 189 insiden
sedangkan di New Zealand insiden dari 289 laporan, pada tahun 2016 ada
dilaporkan sebesar 12,9%, di Inggris sebanyak 588 insiden dari 668 laporan ,
10,8%, Kanada 7,5%, United Kingdom dan pada tahun 2017 ada sebanyak 1647
10% dan Australia 16,6% (WHO, 2018), di laporan insiden (Kementerian Kesehatan,
Kanada sekitar 7%-12% pasien mengalami 2018). Laporan Insiden Keselamatan
kejadian kesalahan dimana 30%-40% Pasien (IKP) di Indonesia berdasarkan
diantaranya bisa dilakukan pencegahan kepemilikan rumah sakit tahun 2010 pada
(Forster., Alan, J., Dervin., Geoff., Martin., triwulan III ditemukan bahwa rumah
Claude, Jr., Papp. & Steven, 2012). sakit Pemerintah Daerah memiliki
Joint Commission International presentase lebih tinggi sebesar 16%
(JCI) dan World Health Organization dibandingkan rumah sakit swasta sebesar
(WHO) melaporkan satu dari sepuluh 12% (Widyanti, 2016).
pasien yang dirawat di rumah sakit Kesalamatan pasien menurut Komisi
mengalami insiden (World Health Akreditasi Rumah Sakit (2017) Standar
Organization, 2019). Beberapa negara Nasional Rumah Sakit dikelompokan

https://doi.org/10.37362/jkph.v7i1.715 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 40


| Vol.7. No.1, Maret 2022
menjadi enam kelompok sasaran yaitu : Kinerja perawat dapat dipengaruhi
peningkataan komunikasi yang baik dan oleh beberapa factor yaitu kepemimpinan,
efektif, identifikasi pasien dengan baik dan motivasi, disiplin dalam bekerja,
benar, pastikan obat obatan aman dan lingkungan kerja, budaya kerja,
diwaspadai (High Alert Medications), pengetahuan, perilaku, sikap, komunikasi,
pastikan tempat, proses, pasien dan posisi komitmen, kualitas dalam bekerja, jabatan
pembedahan yang benar dan yang diemban, kompensasi, beban kerja,
meminimalisir resiko infeksi karena kepuasan kerja dan yang lainnya
pelayanan kesehatan serta meminimalisir (Muhammad Iqbal, A Fachrin, and Saleh
resiko pasien karena terjatuh. 2020).
Definisi keselamatan pasien adalah Dalam penelitian ini, faktor – faktor
suatu sistem yang memeberikan asuhan yang mempengaruhi kinerja perawat
kepada pasien agar pasien merasa aman difokuskan pada pengetahuan, sikap dan
seperti identifikasi, asasmen resiko dan penerapan keselamatan pada pasien.
managemen yang berkaitan dengan Menurut (Gunibala 2015), dalam
palapor, resiko pasien dan analisa kejadian, pengambilan keputusan pengetahuan salah
proses pembelajaran dari insiden dan satu factor yang penting tetapi pengetahuan
proses pencegahan cedera akibat dari tidak selamanya menghindarkan dirinya
kesalahan dan tindaklanjut serta tindakan dari kejadian yang tidak diinginkan. Untuk
nyata solusi untuk meminimalkan adanya menghasilkan kualitas pelayanan yang baik
resiko dan pencegahan terjadinya cedera dalam pelaksanaan pelayanan diperlukan
akibat kesalahan melakukan tindakan yang pengetahuan dan sikap karena perawat
seharusnya tidak dilakukan (Permenkes RI yang banyak berhubungan langsung
No. 11 2017). Tentunya kejadian insiden dengan pasien sebagai tenaga kesehatan.
keselamatan pasien di suatu rumah sakit Sikap melibatkan pemikiran,
akan memberikan dampak yang merugikan perasaan dan gejala kejiwaan lainnya yang
bagi pihak rumah sakit, staf, dan pasien merupakan kumpulan respon yang tertutup
sebagai penerima pelayanan. Menurut terhadap stimulus atau objek (Muhammad
Muhammad Iqbal, A Fachrin, and Saleh Iqbal, A Fachrin dan Saleh 2020).
(2020) keselamatan pasien adalah system Komponen sosio-psikologis merupakan
yang dirancang dan dibuat oleh Rumah monsep yang penting dalam sikap yang
sakit dengan membuat asuhan kepada cenderung berpersepsi dan bertindak.
pasien dengan tujuan agar lebih aman Stimulus atau objek yang melibatkan
pendapat dan emosi adalah pengertian dari

https://doi.org/10.37362/jkph.v7i1.715 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 41


| Vol.7. No.1, Maret 2022
sikap, seperti senang dan tidak senang, yaitu kejadian tertusuk jarum bekas setelah
baik dan tidak baik, setuju dan tidak setuju dipakai 3 kejadian, terkena pecahan akibat
dan lainnya. Keselamatan pasien anampulan 17 kejadian, terpeleset karena
merupakan indikator yang paling utama lantai yang licin 2 kejadian, terjatu dari
dalam sistem pelayanan kesehatan, yang kursi 3 kejadian, terkena pecahan tehel 1
diharapkan dapat menjadi acuan dalam kejadian, pasien jatuh dari tempat toidur 1
menghasilkan pelayanan kesehatan yang kejadian, terpeleset dikamar mandi 1
optimal dan mengurangi insiden resiko kejadian dan terkena pinset tertusuk 1
jatuh bagi pasien. kejadian
Pada saat penilaian akreditasi Berdasarkan latar belakang diatas
nasional program keselamatan pasien lebih penulis melakukan penelitian tentang
diperhatikan tetapi pada penerapan Pengetahuan dan sikap dengan peneraan
keseharian system keselamatan pasien di keselamatan pasien.
Rumah sakit belum sepenuhnya melekat METODE PENELITIAN
pada pelayanan kesehatan yang diberikan Jenis penelitian dalam penelitian ini
kepada pasien. Penerapan system adalah kuantitatif teknik penelitian cross
keselamatan pasien difasilitas kesehatan sectional. Populasi dalam penelitian ini
seperti Rumah sakit dan puskesmas di adalah perawat yang bekerja di RSUD
Kota Tangerang masih sangat komplek dan Kota Tangerang berdasarkan data SDMK
banyak factor yang mempengaruhinya. sebanyak 210 orang. Sampel penelitian ini
Panduan Nasional System Keselamatan sebanyak 138 responden. Teknik
Pasien, Join Commission International pengambilan sampel menggunakan metode
(JCI) dan Pedoman Pelaporan Keselamatan accidental sampling. Instrumen yang
Pasien (IKP) merupakan dasar acuan digunakan dalam penelitian ini adalah
penerapan system keselamatan pasien di menggunakan lembaran Kuesioner.
Indonesia yang meliputi IPSG 1/6 (11) Kuesioner yang berterkaitan pernyataan
(Muhammad Iqbal, A Fachrin, and Saleh keselamatan pasien, pengetahuan dan
2020). sikap. Penelitian ini menggunakan analisa
Kemudian data yang didapatkan chi square.
peneliti bahwa masih ada Insiden HASIL PENELITIAN
Keselamatan Pasien (IKP) di RSUD Kota Berdasarkan tabel 1 menunjukkan
Tangerang yaitu dapat dilihat dari data diketahui bahwa dari 138 responden
kecelakan yang terjadi pada tahun 2020 di perawat seluruhnya mempunyai umur
ruang rawat inap di RSUD Kota Tangerang dewasa 26 – 45 tahun sebanyak 73

https://doi.org/10.37362/jkph.v7i1.715 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 42


| Vol.7. No.1, Maret 2022
(53,9%), pendidikan perawat sebagian Syarianingsih Syam pada tahun 2017 di
besar D3 Keperawatan sebanyak 102 (73,9 RSUD Yogyakarta bahwa sebanyak 43
%) dan lama masa kerja > 3 tahun responden (53,75%) umur perawat diatas
sebanyak 123 (89,1%). Berdasarkan tabel 34 tahun dan serupa penelitian yang
2 diketahui bahwa dari 138 responden dilakukan oleh Muhammad Iqbal pada
perawat seluruhnya mempunyai tahun 2020 di RSUD Sinjai bahwa umur
pengetahuan baik sebanyak 125 (90,6%). 36 – 45 Tahun mendominasi sebanyak 97
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa dari responden (85,1%)
138 (100%) responden perawat seluruhnya Pendapat Wawan & Dewi (2017)
mempunyai sikap yang mendukung. bahwa Umur adalah usia individu mulai
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa dari kelahiran sampai berulang tahun dan
dari 138 responden perawat seluruhnya kematangan serta pengalaman seseorang
mempunyai pengetahuan baik sebanyak baik jiwa dan fisik seseorang akan diliat
125 (90,6%). Berdasarkan tabel 5 dari usia karena akan semakin matang
menunjukkan bahwa pengetahuan perawat dalam berpikir. Maka dari itu, dengan
baik dengan penerapan keselamatan umur yang memasuki dewasa diharapkan
paseien baik. Dengan nilai P Value sebesar dapat berpikir dan bertindak lebih matang,
0,001 ( P value > α = 0,05) tersebut terutama dalam pengetahuan perawat dan
dikatakan terdapat hubungan antara sikap perawat terhadap penerapan
pengetahuan dengan penerapan keselamatan pasien di RSUD Kota
keselamatan pasien. Tanggerang.
Berdasarkan tabel 6 menunjukkan Pada hasil penelitian diketahui
bahwa sikap perawat mendukung dengan bahwa dari 138 responden perawat
penerapan keselamatan paseien baik. mempunyai tingkat pendidikan D3
Dengan nilai P Value sebesar 0,001 ( P Keperawatan sebanyak 102 responden
value > α = 0,05) tersebut dikatakan (73,9%). Hal ini sesuai dengan penelitian
terdapat hubungan antara sikap dengan yang oleh Asri Prasasti pada tahun 2017 di
penerapan keselamatan pasien. Puskesmas Balarejo Kabupaten Madiun
PEMBAHASAN bahwa seluruh responden 34 orang (100%)
Dari hasil penelitian diketahui bahwa memiliki latar belakang pendidikan D3
dari 138 responden perawat mempunyai Keperawatan dan juga sejalan dengan
umur Dewasa (26-45 tahun) sebanyak 73 penelitian yang telah dilakukan oleh
responden (53,9%). Hal ini sejalan dengan Muhammad Iqbal pada tahun 2020 di
penelitian yang dikemukakan oleh Nur RSUD Sinjai bahwa mayoritas jumlah

https://doi.org/10.37362/jkph.v7i1.715 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 43


| Vol.7. No.1, Maret 2022
pendidikan D3 Keperawatan 48 responden yang disampaikan oleh Putri Elshadai
(42,1%). Kumayas dalam penelitian pada tahun
Menurut Wawan & Dewi (2017) 2019 di Rumah Sakit Bhayangkara Tk III
bahwa informasi dapat didapatkan melalui Manado terdapat 70 responden (63,15%)
pendidikan karena dengan pendidikan pengetahuan baik dan penelitian oleh
motivasi, sikap dan pola hidup dapat Muhammad Iqbal pada tahun 2020 di
dipengaruhi dalam peran serta kehidupan RSUD Sinjai bahwa sebanyak 70
bermasyarakat. Dengan kata lain semakin responden (61,4%) berpengetahuan baik.
tinggi Pendidikan yang didapat maka Tetapi, penelitan tersebut berbeda dengan
semakin mudah menerima informasi yang apa yang telah dilakukan oleh Devi
didapat. Darliana menyatakan terdapat 29
Hasil penelitian diatas menyebutkan responden (43%) berpengetahuan cukup di
terdapat 123 responden (89,1%) lama masa RSUD DR. Zainoel Abidin Banda Aceh
kerja lebih dari 3 tahun. Dalam hasil dan juga penelitian yang dilakukan oleh
tersebut berbeda dengan apa yang sudah Henok Biresaw pada tahun 2020 di
disapaikan pada penelitian yang dilakukan University Of Gondar Specialized Hospital
oleh Putri Elshadai Kumayas pada tahun Ethiophia yang menyatakan bahwa
2019 di Rumah Sakit Bhayangkara Tk III pengetahuan perawat kurang sebasar
Manado bahwa sebanyak 36 reponden (51,6%)
(32,4%) dengan lama kerja 2 tahun. Pengetahuan seseorang dihasilkan
Wawan & Dewi (2017) pernah dari penggunaan panca indranya seperti
menngatakan lingkungan adalah kondisi pendengaran, penglihatan, perasa,
disekitarnya yang dapat memepengaruhi penciuman dan perabaan menurut Wawan
perilaku dan perkembangan seseorang baik and Dewi (2017). Menurut Nursalam
langsung ataupun tidak langsung. Dengan (2016) pengetahuan seseorang dapat
demikian, masa kerja juga dipengaruhi diinterpretasikan dengan skala yang
oleh adanya faktor external yang dapat bersifat kualitatif, dari penjelasan
mempengaruhi seseorang dalam bersikap penelitian tersebut mayoritas pengetahuan
terutama dalam penerepan keselamatan di perawat di RSUD Kota Tanggerang
RSUD Kota Tanggerang. berpengetahuan baik. Hal tersebut sangat
Dalam penelitian yang telah berguna dalam penerapan keselamatan
didapatkan menunjukan hasil pengetahuan pasien yang berlangsung secara optimal.
baik dengan jumlah 125 responden Hasil penelitian yang telah
(90,6%). Hasil tersebut sesuai dengan apa dilakukan oleh peneliti pada variabel sikap

https://doi.org/10.37362/jkph.v7i1.715 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 44


| Vol.7. No.1, Maret 2022
didapatkan sebanyak 138 responden disimpulkan bahwa sikap perawat dalam
(100%) mayoritas memiliki sikap yang kategori mendukung sangat mendominasi
mendukung. Hasil tersebut sejalan dengan di RSUD Kota Tanggerang.
penelitian yang disampaikan oleh Putri Dalam hasil penelitian menunnjukan
Elshadai Kumayas dalam penelitian pada bahwa sebanyak 123 responden (89,1%)
tahun 2019 di Rumah Sakit Bhayangkara dalam penerapan keselamatan pasien
Tk III Manado terdapat 83 responden menyatakan baik. Penelitian tersebut
(78,4%) memiliki sikap yang baik dan searah dengan yang dipublikasikan oleh
penelitian oleh Muhammad Iqbal pada Putri Elshadai Kumayas dalam penelitian
tahun 2020 di RSUD Sinjai bahwa pada tahun 2019 di Rumah Sakit
sebanyak 67 responden (58,8%) bersikap Bhayangkara Tk III Manado terdapat 92
baik. Penelitian tersebut sejalan dengan responden (92,9%) memiliki penerapan
dengan yang dilakukan oleh Henok yang baik. Akan tetapi berbeda dengan
Biresaw pada tahun 2020 di University Of penelitian yang dihasilkan oleh Devi
Gondar Specialized Hospital Ethiophia Darliana menyatakan terdapat 43
yang menyatakan bahwa sikap perawat responden (64,2%) penerapan kurang di
baik dengan nilai sebsar (56,1%). RSUD DR. Zainoel Abidin Banda Aceh.
Menurut Damiati, dkk (2017) sikap Menurut PERMENKES RI No 11
merupakan suatu ekpressi perasaan Tahun 2017 bahwa keselamatan pasien
seseorang yang merefleksikan adalah metode yang memberikan layanan
kesukaannya atau ketidaksukaannya berupa asuhan kesehatan secara nyaman
terhadap suatu objek. Sikap adalah respon dan aman seperti identifikasi pasien,
seseorang terhadap stimulus objek tertentu asesmen resiko pasien, pengelolaan resiko
yang mempengaruhi factor pendapat dan yang terjadi, pelaporan dan insiden analisa,
psikologis serta emosi seseorang (senang- kemampuan bekajar dari insiden
tidak senang, setuju-tidak setuju, baik- kecelakaan dan tidak lanjut serta jalan
tidak baik, dan sebagainya). Tingkatan keluar untuk mengurangi timbulnya resiko
sikap menurut Notoatmodjo (2012) dan pencegahan terjadinya cedera akibat
terdapat 4 yaitu menerima, merespon, dari kesalahan pelaksanaan tindakan atau
menghargai dan bertanggung jawab. tindakan yang tidak seharusnya. Maka dari
Menurut Wawan and Dewi (2017) Sikap itu, sangat pentingnya penerapan yang baik
berdasarkan sifatnya dibagi menjadi 2 agar terhindar dari cedera maupun hal yang
yaitu sikap positif dan sikap negatif. dapat merugikan pasien.
Dengan hasil penelitian dan teori tersebut

https://doi.org/10.37362/jkph.v7i1.715 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 45


| Vol.7. No.1, Maret 2022
Hubungan Pengetahuan dengan dari penggunaan panca indranya seperti
Penerapan Keselamatan Pasien
pendengaran, penglihatan, perasa,
Berdasarkan nilai yang telah
penciuman dan perabaan menurut Wawan
didapatkan menunjukkan 123 responden
and Dewi (2017). Menurut Nursalam
(98,4%) bahwa pengetahuan perawat baik
(2016) pengetahuan seseorang dapat
dengan penerapan keselamatan paseien
diinterpretasikan dengan skala yang
baik. Dengan nilai P Value sebesar 0,001 (
bersifat kualitatif. Keselamatan pasien
P value < α = 0,05) tersebut dikatakan
adalah hasil dari penginderaan, perbaikan
terdapat hubungan antara pengetahuan
dan pencegahan akibat hal yang buruk dari
dengan penerapan keselamatan pasien.
proses perawatan kesehatan Vincent
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan
(2008) dalam Tutiany, dkk (2017 : 2).
Putri Elshadai Kumayas dalam penelitian
Akan hal tersebut, sangat pentingnya
pada tahun 2019 terdapat 63 responden
pengetahuan guna penerapan keselamatan
(56,8%) memiliki pengetahuan yang baik
pasien yang optimal. Faktor yang
dengan penerapan yang baik. Dengan niai
menghambat dalam pengetahuan juga akan
P Value sebesar 0,019 ( P value < α =
berpengaruh dalam penerapan keselamatan
0,05) yang artinya terdapat hubungan
pasien dalam menghindari cedera maupun
antara pengetahuan dengan penerapan K3
resiko bahaya lainnya.
pada perawat di Rumah Sakit
Hubungan Sikap dengan Penerapan
Bhayangkara Tk III Manado. Serta
Keselamatan Pasien
penelitan yang dilakukan oleh Devi Berdasarkan nilai yang telah
Darliana menyatakan terdapat 29 didapatkan menunjukkan 123 responden
responden (43,3%) berpengetahuan cukup (89,1%) bahwa bersikap perawat
dan 22 (32,8%) perawat dengan upaya mendukung dengan penerapan keselamatan
penerapan patient safety kurang. paseien baik. Dengan nilai P Value sebesar
Dengan nilai P Value 0,001 ( P value 0,001 ( P value < α = 0,05) tersebut
< α = 0,05) dengan demikian dapat dikatakan terdapat hubungan antara sikap
disimpulkan bahwa terdapat hubungan dengan penerapan keselamatan pasien.
yang signifikan antara pengetahuan Penelitian ini sejalan dengan Putri Elshadai
perawat pelaksana dengan upaya Kumayas dalam penelitian pada tahun
penerapan keselamatan pasien (patient 2019 terdapat 62 responden (55,9%)
safety) di rawat inap kelas III di RSUD memiliki sikap yang baik dengan
DR. Zainoel Abidin Banda Aceh. penerapan yang baik. Dengan niai P Value
Pengetahuan seseorang dihasilkan sebesar 0,001 ( P value < α = 0,05) yang

https://doi.org/10.37362/jkph.v7i1.715 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 46


| Vol.7. No.1, Maret 2022
artinya terdapat hubungan antara sikap penerapan keselamatan pasien terutama di
dengan penerapan K3 pada perawat di RSUD Kota Tanggerang.
Rumah Sakit Bhayangkara Tk III Manado. KESIMPULAN dan SARAN
Menurut Damiati, dkk (2017) sikap Berdasarkan penelitian yang telah
merupakan suatu ekpressi perasaan dilakukan mengenai pengetahuan dan
seseorang yang merefleksikan sikap dengan penerapan keselamatan
kesukaannya atau ketidaksukaannya pasien di RSUD Kota Tangerang maka
terhadap suatu objek. Sikap adalah respon dapat disimpulkan sebagai berikut. Ada
seseorang terhadap stimulus objek tertentu hubungan pengetahuan dan sikap dengan
yang mempengaruhi factor pendapat dan penerapan keselamatan pasien di RSUD
psikologis serta emosi seseorang (senang- Kota Tangerang.
tidak senang, setuju-tidak setuju, baik- Saran penelitian ini dapat menjadi
tidak baik, dan sebagainya). Tingkatan salah satu masukkan dan pertimbagan
sikap menurut Notoatmodjo (2012) untuk mengembangkan program
terdapat 4 yaitu menerima, merespon, peningkatan keselamatan pasien dalam
menghargai dan bertanggung jawab. rangka meningkatkan mutu pelayanan
Menurut Wawan and Dewi (2017) Sikap rumah sakit. Selain itu penelitisn ini
berdasarkan sifatnya dibagi menjadi 2 memberikan kontribusi sebagai informasi
yaitu sikap positif dan sikap negatif. untuk pengembangan ilmu di institusi
Menurut PERMENKES RI No 11 pendidikan khususnya tentang peningkatan
Tahun 2017 bahwa keselamatan pasien keselamatan pasien sebagai mutu
adalah metode yang memberikan layanan pelayanan keperawatan.
berupa asuhan kesehatan secara nyaman DAFTAR PUSTAKA
dan aman seperti identifikasi pasien, Arikunto, S. (2016). Prosedur Penelitian
asesmen resiko pasien, pengelolaan resiko Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
yang terjadi, pelaporan dan insiden analisa, Rineka Cipta.
kemampuan bekajar dari insiden Azwar, S. 2010. Sikap Manusia Teori dan
kecelakaan dan tidak lanjut serta jalan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
keluar untuk mengurangi timbulnya resiko Pelajar.
dan pencegahan terjadinya cedera akibat Bachtiar, R.R., & Madjid, B. (2016). Buku
dari kesalahan pelaksanaan tindakan atau panduan Pendidikan keterampilan
tindakan yang tidak seharusnya. klinik. Fakultas kedokteran universitas
Dengan hal itu, hasil sikap yang hasanudin.
mendukung akan baik juga dalam

https://doi.org/10.37362/jkph.v7i1.715 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 47


| Vol.7. No.1, Maret 2022
Damiati, dkk. 2017. Perilaku Konsumen. https://doi.org/10.1016/j.ijans.2020.1
Depok: RajaGrafindo Persada 00229 Di unduh pada tanggal 2
Devi Darliana (2016) Hubungan Oktobeer 2021.
Pengetahuan Perawat Dengan Upaya Iqbal, dkk (2020). Hubungan Antara
Penerapan Patient Safety Di Ruang Pengetahuan, Sikap dan Kualitas
Rawat Inap Rumah Sakit Umum Kerja Dengan Kinerja Perawat
Daerah Dr. Zainoel Abidin Banda Dalam Penerapan Sistem
Aceh. idea nursing journal. Vol VII. Keselamatan Pasien Di RSUD Sinjai
No.I. ISSN : 2087-2879. Tahun 2020.
Forster., Alan, J., Dervin., Geoff., Martin., KEMENKES RI. (2016). Peraturan
Claude, Jr., Papp. & Steven,M. Menteri Kesehatan RI No 66
(2012). Improving patient safety Tentang Keselamatan dan Kesehatan
through the systematic evaluation of Kerja Rumah Sakit.
patient outcomes. Canadian Journal Kemenkes. Rencana Strategis Kementerian
of Surgery, 55(6), 418-25. Retrieved Kesehatan Tahun 2015-2019.
from Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
http://search.proquest.com/docview/1 2015.
282102486?accountid=17242. Di Kementerian Kesehatan RI. Peraturan
unduh pada tanggal 1 Desember Menteri Kesehatan Republik
2015. Indonesia Nomor 11 Tahun 2017
Gunibala MT, Yusuf ZK, Y.Dulahu W. Tentang Keselamatan Pasien.
(2015). Hubungan Pengetahuan Dan Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
Sikap Perawat Dengan Penerapan 2017.
Patient Safety Di Rsud Prof. Dr. H. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan
Aloei Saboe Kota Gorontalo. Menteri Kesehatan Republik
Heni, Yusri. 2011. Improving Out Safety Indonesia Nomor 11 Tahun 2017
Culture. (Jakarta : PT Gramedia Tentang Keselamatan Pasien.
Pustaka Utama). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
Henok, B et. Al. (2020). Knowledge and 2017.
attitude of nurses towards patient Komisi Akreditasi Rumah Sakit, (2017)
safety and its associated factors. Standar Nasional Akreditasi Rumah
International Journal of Africa Sakit (SNARS) edisi 1, Jakarta :
Nursing Sciences 13. 1-7. Retrieved KARS.
from

https://doi.org/10.37362/jkph.v7i1.715 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 48


| Vol.7. No.1, Maret 2022
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian
(KKP-RS) (2015), Pedoman Ilmu Keperawatan. Jakarta: Selemba
Pelaporan Insiden Keselamatan Medika.
Pasien (IKP), Jakarta: KKPRS. Nursalam. 2016. Metodologi Penelitian
Kumayas et al. (2019). Hubungan Ilmu Keperawatan Pendekatan
Pengetahuan Dan Sikap Dengan Praktis Edisi.4. Jakarta : Salemba
Penerapan Kesehatan Dan Medika.
Keseamatan Kerja (K3) Pada Prasasti (2017). Hubungan antara
Perawat. pengetahuan petugas kesehatan
Kumayas, Putri Elshadai et al. 2019. terhadap penerapan keselamatan
“Hubungan Pengetahuan Dan Sikap pasien di Puskesmas Balerejo
Dengan Penerapan Kesehatan Dan Kabupaten Madiun.
Keselamatan Kerja (K3) Pada Sadaghiani. 2001. dalam Omrani dkk.
Perawat Di Rumah Sakit 2015.Occupational accidents among
Bhayangkara Tk Iii Manado.” Kesmas hospital staff, client centered nursing
8(7): 366–71. care.
listianawati, (2018). Hubungan Sari. N.A (2016). Hubungan Pengetahuan
Pengetahuan Perawat Tentang Dengan Sikap Mengenai Perilaku
Keselamatan Pasien (Patient Seksual Remaja Di SMK Kesehatan
Safety) Dengan Sikap Perawat Donohudan Boyolali Tahun 2016.
Terhadap Pemberian Obat Di Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Ruang Rawat Inap Kelas Iii Rsud Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Dr. Loekmono Hadi Kudus Bandung: PT Alfabet.
Notoatmodjo . 2012. Metode Penelitian Syarianingsih dkk (2018). Relationship
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Between Knowledge and Attitude
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Pendidikan with Implementation of Patient
dan perilaku kesehatan. Jakarta: Safety Targets in RSUD Yogyakarta.
Rineka Cipta Tutiany, dkk. (2017). Bahan Ajar
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Pendidikan Keperawatan-Manajemen
dan perilaku kesehatan. Jakarta: Keselamatan Pasien edisi pertama.
Rineka Cipta. Jakarta. Kementerian Kesehatan
Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Republik Indonesia; 2017.
Ilmu Keperawatan. Jakarta: Selemba
Medika.

https://doi.org/10.37362/jkph.v7i1.715 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 49


| Vol.7. No.1, Maret 2022
Wardhani, Viera (2017). Buku Ajar
Manajemen Keselamatan Pasien.
Malang: UB Press; 2017.
Wawan & Dewi M. (2016). Teori dan
Pengukuran Pengetahuan , Sikap,
dan Perilaku Manusia. Cetakan II.
Yogyakarta : Nuha Medika.

https://doi.org/10.37362/jkph.v7i1.715 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 50


| Vol.7. No.1, Maret 2022
Tabel 1. Karakteristik Perawat di Ruang Perawatan Di RSUD Kota Tangerang
KarakteristikResponden Frekuensi Persentase
Umur
Remaja (11-19 tahun) 14 10,1
Dewasa (20-60 tahun) 73 53,9
Lansia (> 60 tahun). 51 37,0
Pendidikan
D3Keperawatan 102 73,9
S1Keperawatan 36 26,1
Masa Kerja
Baru (<3 tahun). 15 10,9
Lama (> 3 tahun) 123 89,1
Total 138 100,0

Tabel 2. Gambaran Pengetahuan Perawat di Ruang Perawatan Di RSUD Kota


Tangerang
Pengetahuan Frekuensi Presentase (%)
Kurang 5 3,6
Cukup 8 5,8
Baik 125 90,6
Total 138 100

Tabel 3. Gambaran Sikap Perawat di Ruang Perawatan Di RSUD Kota Tangerang


Sikap Frekuensi Presentase
(%)
Tidak Mendukung 0 0
Mendukung 138 100
Total 138 100

https://doi.org/10.37362/jkph.v6i1.381 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 51


| Vol.7. No.1, Maret 2022
Tabel 4. Gambaran Penerapan Keselamatan Pasien Oleh Perawat di Ruang Perawatan
Di RSUD Kota Tangerang
Penerapan Keselamatan Pasien Frekuensi Presentase
Kurang 5 3,6
Cukup 10 7,2
Baik 123 89,1
Total 138 100

Tabel 5. Hubungan Pengetahuan Perawat dengan Penerapan Keselamatan Pasien di


Ruang Perawatan Di RSUD Kota Tangerang

Penerapan Keselamatan Total P Value


Pengetahuan Pasien
Kurang Cuku Baik
p
n % n % n % n %
Kurang 5 100 0 42,9 0 42,9 5 100
Cukup 0 0 8 10 0 0 8 100 0,001
0
Baik 0 0 2 1,6 123 98,4 125 100
Total 5 3,6 10 7,2 123 89,1 138 100

Tabel 6. Hubungan Sikap Perawat dengan Penerapan Keselamatan Pasien di Ruang


Perawatan Di RSUD Kota Tangerang

Penerapan Keselamatan Pasien Total P Value


Sikap Kurang Cukup Baik
n % n % n % n %
Tidak 0 0 0 0 0 0 0 0
Mendukung 0,001
Mendukung 5 3,6 10 7,2 123 89,1 138 100
Total 5 3,6 10 7,2 123 89,1 138 100

https://doi.org/10.37362/jkph.v7i1.715 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 52


| Vol.7. No.1, Maret 2022

Anda mungkin juga menyukai