2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu alat ukur atau indikator untuk
praktik klinis yang aman, dan lingkungan perawatan yang aman. Terdapat 6 poin
International Patient Safety Goals (IPSG)/ sasaran keselamatan pasien, yaitu: (1)
ketepatan identifikasi pasien, (2) peningkatan komunikasi efektif, (3) peningkatan
keamanan obat yang perlu diwaspadai, (4) kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, dan
tepat pasien saat operasi, (5) pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan,
dan (6) pengurangan risiko pasien jatuh. Setiap poin dari sasaran keselamatan pasien
tersebut sangat penting bagi pasien. Kesalahan yang terjadi pada setiap poin diatas
insiden keselamatan pasien terbagi menjadi 4, yaitu: Kondisi Potensial Cedera (KPC),
Kejadian Tidak Cedera (KTC), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak
Menurut data WHO, setiap tahun banyak pasien yang menderita cedera atau
meninggal karena perawatan kesehatan yang berkualitas buruk dan tidak aman.
Diharapkan (KTD) sebesar 8%, dimana 83% dapat dicegah, dan 30% mengakibatkan
kematian. Diperkirakan 421 juta rawat inap terjadi di dunia setiap tahun, dan sekitar
42,7 juta kejadian buruk terjadi pada pasien selama rawat inap tersebut. Dua per tiga
kejadian tersebut terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah.2 Pada tahun
2013, angka kejadian keselamatan pasien di Malaysia sebanyak 2.769 kasus. Pada
kasus.5 Data mengenai Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), dan Kondisi Nyaris
DKI Jakarta menempati urutan pertama yaitu 37,9% diantara delapan provinsi
lainnya, yaitu Jawa Tengah 15,9%, D.I. Yogyakarta 13,8%, Jawa Timur 11,7%,
Sumatera Selatan 6,9%, Jawa Barat 2,8%, Bali 1,4%, Sulawesi Selatan 0,69%, dan
Aceh 0,8%. Data laporan insiden keselamatan pasien berdasarkan kepemilikan rumah
sakit tahun 2010, rumah sakit pemerintah memiliki presentasi sebesar 16%, lebih
tinggi dibandingkan dengan rumah sakit swasta sebesar 12%. 6 Berdasarkan penelitian
Budiono di Surabaya, Jawa Timur (2016), terdapat 429 kasus insiden keselamatan
Insiden keselamatan pasien sangat penting dan perlu untuk terus dilaporkan.
meminimalisir insiden keselamatan pasien dipengaruhi oleh lima faktor, yaitu: faktor
individu, faktor kinerja perawat, faktor lingkungan kerja, faktor pasien, faktor
dapat dipengaruhi oleh hal lainnya. Perawat menjadi salah satu profesi yang berperan
mengenali potensi bahaya yang mungkin akan muncul agar dapat mencegah
terjadinya cedera.8
Sebagai suatu profesi, seorang perawat memiliki beban kerja. Beban kerja
perawat merupakan waktu kerja yang dibutuhkan perawat untuk menangani pasien
per hari. Beban kerja dapat dijadikan dasar untuk mengetahui kapasitas kerja perawat
agar terdapat keseimbangan antara tenaga perawat dan beban kerja rumah sakit
tersebut. Tingginya beban kerja perawat di suatu rumah sakit dapat menurunkan
prestasi kerja perawat tersebut.9 Perawat yang memiliki beban kerja yang tinggi
pasien saat bertugas. Beban kerja yang tinggi akan mengakibatkan komunikasi yang
buruk antara pasien dan perawat, kegagalan kolaborasi antara perawat dan dokter,
dalam pekerjaan serta jabatan. Masa kerja yang tinggi berkaitan dengan adanya
pengalaman kerja yang dirasakan oleh seorang individu. 11 Semakin lama masa kerja
prosedur pun semakin banyak, dan dapat menjadi salah satu faktor kunci dalam
Perilaku atau perbuatan yang didasarkan atas pengetahuan akan lebih baik
keselamatan pasien maka langkah yang diperlukan bagi tenaga kesehatan adalah
perilaku terbuka.13
Rumah sakit merupakan salah satu layanan jasa yang memiliki peran penting
bagi masyarakat. Rumah sakit merupakan tempat kompleks yang didalamnya terdapat
berbagai macam obat, tes, prosedur, alat, teknologi, dan berbagai jenis tenaga kerja
yang siap memberikan pelayanan bagi masyarakat yang membutuhkan. 14 Salah satu
bagian pelayanan yang tersedia di rumah sakit adalah unit rawat inap. Unit Rawat
Inap merupakan salah satu bagian dari pelayanan klinis yang melayani pasien yang
membutuhkan observasi, diagnosis, terapi, atau rehabilitasi yang perlu menginap dan
mendapatkan pelayanan perawat terus menerus selama satu hari atau lebih. Unit
rawat inap juga menjadi layanan rumah sakit yang melibatkan perawat didalamnya.
Ketika seorang pasien mengalami sakit yang cukup berat, ia akan disarankan untuk
Barat (2019), ditemukan bahwa unit rawat inap adalah unit yang paling banyak terjadi
KTD sebesar 44,4%.15 Sehingga sangat penting untuk meneliti dan menelaah lebih
jauh bagaimana beban kerja, masa kerja, dan pengetahuan perawat di unit rawat inap.
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Hasan Sadikin merupakan rumah sakit
tipe A. Rumah sakit hasan sadikin merupakan rumah sakit rujukan tingkat ketiga di
Provinsi Jawa Barat dengan pasien rujukan yang sangat banyak dan membutuhkan
perawatan rawat inap.16 Sehingga sangat penting untuk meneliti dan menelaah lebih
jauh bagaimana implementasi keselamatan kerja (IPSG) di RSUP Dr. Hasan Sadikin.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, penelitian ini
Standar Keselamatan Pasien (IPSG) di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Hasan Sadikin
Tahun 2020”. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk meningkatkan dan
B. Rumusan/Identifikasi Masalah
1. Bagaimana gambaran beban kerja perawat di Unit Rawat Inap RSUP Dr.
Unit Rawat Inap RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2020?
keselamatan pasien (IPSG) di Unit Rawat Inap RSUP Dr. Hasan Sadikin
C. Tujuan Penelitian
Unit Rawat Inap RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2020.
Unit Rawat Inap RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2020.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Manfaat akademis yang diharapkan oleh peneliti adalah hasil penelitian ini
manajemen operasional dan manajemen sumber daya secara umum, dan dapat
2. Manfaat Praktis
Sadikin, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam
2. Organization WH. Patient safety: making health care safer. World Health
Organization; 2017.
2018;6(2):149–55.
Gowa. Thesis Makasar, 2014, http://www. repository. unhas. ac. id, akses 15
Maret; 2011.
International Patient Safety di Rumah Sakit “X” di Kota Surabaya. Adi Husada
Nurs J. 2016;2(1):21–7.
8. Yudi D, Tangka JW, Wowiling F. Hubungan Beban Kerja Fisik dan Mental
Perawat dengan Penerapan Patient Safetudi IGD dan ICU RSU GMIM
9. Purba YS. Hubungan Beban Kerja Mental Dan Peerilaku Perawat Pelaksana
11. Septiana VA. Pengaruh faktor masa kerja, kompensasi dan pendidikan
terhadap motivasi kerja pegawai dinas bina marga provinsi jawa tengah dengan
Keperawatan. 2016;4(2).
6.
14. Keles AW. Analisis pelaksanaan standar sasaran keselamatan pasien di unit
gawat darurat RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano sesuai dengan akreditasi
16. Profil Singkat Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Hasan Sadikin Bandung