Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG


KESELAMATAN PASIEN DENGAN PERILAKU KEPATUHAN
MELAKSANAKAN PRINSIP PENCEGAHAN RESIKO JATUH DI RUANG
RAWAT INAP DEWASA RUBY TIMUR RUMAH SAKIT SANTOSA HOSPITAL
BANDUNG CENTRAL.

Diajukan untuk menempuh salah satu tugas mata kuliah Metode Penelitian

Diajukan oleh :

Neng Rika Sopiyanti


NIM : 312018049

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
BANDUNG 2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah Sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang bertujuan

untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang lebih baik. Rumah sakit sebagai

pemberi layanan kesehatan harus memperhatikan dan menjamin keselamatan pasien

(patient safety).

Keselamatan pasien (patient safety) merupakan hak pasien, pasien berhak

memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama masa perawatan di rumah

sakit (Kemenkes, 2009 dalam Suparna, 2015). Undang - undang Nomor 36 Tahun

2009 Pasal 53 (3) tentang kesehatan menyatakan bahwa pelaksanaan pelayanan

kesehatan harus mendahulukan nyawa pasien. Cosway (2012) dalam Suparna (2015)

menyatakan bahwa keselamatan pasien (patient safety) telah menjadi prioritas untuk

layanan kesehatan di seluruh dunia.

Program Keselamatan Pasien Rumah Sakit (patient safety) adalah suatu sistem

dimana rumah sakit membuat asuhan pasien menjadi lebih aman. Komponen-

komponen yang termasuk di dalamnya adalah pengkajian risiko, identifikasi,

pengelolan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisa

insiden, kemampuan belajar dari insiden, dan tindak lanjutnya serta implementasi

solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem ini mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak

mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

Salah satu risiko pada pasien yaitu risiko jatuh. Upaya untuk mengantisipasi

dan mencegah terjadinya pasien jatuh dengan atau tanpa cidera yaitu perlu dilakukan

pengkajian di awal maupun kemudian pengkajian ulang secara berkala mengenai

risiko pasien jatuh. Pengkajian risiko jatuh ini telah dapat dilaksanakan sejak

pasien mulai mendaftar, yaitu dengan menggunakan skala jatuh.

Pada tahun 2015 di identifikasi, terdapat publikasi ilmiah oleh Murti Wandrati,

dkk, dengan judul “Perbedaan perilaku perawat dalam pencegahan jatuh pada pasien

yang menggunakan gelang resiko jatuh dan yang tidak di Rumah Sakit Panti Wilasa

Citarum Semarang” dan ditemukan hasil bahwa perilaku perawat dalam pencegahan

jatuh pada pasien yang menggunakan gelang resiko jatuh sebagian besar perawat

berperilaku baik yaitu sebanyak 89,5% sedangkan perilaku perawat dalam

pencegahan jatuh pada pasien yang tidak menggunakan gelang resiko jatuh, perawat

yang berperilaku baik yaitu sebanyak 31,6%, ada perbedaan bermakna perilaku untuk

mencegah resiko jatuh dan yang tidak di ruang Anggrek Rumah Sakit Panti Wilasa

Citarum Semarang dengan nilai p value <0,001 (≤0.05).

Pada tahun 2018, pernah dilakukan penelitian deskritif analitik dengan

pendekatan cross sectional mengenai “Hubungan motivasi perawat dengan kepatuhan

standar operational pencegahan resiko jatuh di ruang rawat inap” oleh Ahsan, dkk

dengan terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi perawat dengan kepatuhan

pelaksanaan SPO pencegahan resiko jatuh di RSUD Kanjuruhan.

Pada tahun 2017, Ni Panjani Lacshita melakukan penelitian dengan judul “Kepatuhan

perawat melaksanakan standar prosedur operational pencegahan pasien jatuh


berdasarkan factor demografi dan motifasi”.Hasil penelitian terhadap 47 perawat,

diketahui terdapat 26 perawat (55,3%) yang kurang patuh dalam melaksanakan

Standar Prosedur Operasional (SPO).

Menurut Rowe (2012), jatuh merupakan suatu masalah yang serius dan

memerlukan biaya yang sangat tinggi bagi pasien dan juga untuk semua fasilitas

kesehatan . World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa peluang terjadinya

kecelakaan di rumah sakit adalah 1 : 300 (WHO, 2005), sehingga menuntut pelayanan

kesehatan, khususnya rumah sakit agar mengurangi risiko cedera yang dialami pasien

selaku pengguna jasa layanan.

Kerugian yang di akibatkan dari insiden jatuh yaitu dapat menyebabkan

kejadian yang tidak di harapkan, seperti kerusakan fisik dan psikologis dan juga

berdampak pada rumah sakit sendiri. Morse Fall Score (MFS) merupakan salah satu

penilaian upaya pencegahan risiko jatuh yang merupakan salah satu prinsip dari

kemampuan serta tingkah laku perawat dalam melaksanakan pekerjaan sesuai

tugasnya yang berhubungan dengan kepatuhan pelaksanaan SPO (setyarini & Herlina,

2013).

Kepatuhan merupakan suatu bentuk perilaku. Beberapa factor yang

mempengaruhi kepatuhan perawat yaitu sikap seseorang, motivasi dan persepsi

terhadap pekerjaan (nur, Noor & Irwandi, 2013).

Santosa Hospital Bandung Central yang beralamatkan di Jalan Kebon Jati Nomor

38 Bandung adalah rumah sakit umum yang beroperasi sejak tahun 2006. Saat ini,

Santosa Hospital Bandung Central memiliki 11 (sebelas) instalasi yaitu Instalasi

Laboratorium, Instalasi Farmasi, Instalasi Rekam Medis, Instalasi Radiologi, Instalasi

Gizi, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Intensif Anak, Instalasi Rawat Intensif
Dewasa, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, dan Instalasi Pemeliharaan

Sarana dan Prasarana Rumah Sakit.

Santosa Hospital Bandung Central yang telah terakreditasi dengan predikat

paripurna oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) tentunya telah menerapkan

indikator yang menjadi penilaian, salah satunya mengenai keselamatan pasien.

Standar keselamatan pasien mengacu pada sasaran keselamatan pasien yang telah

ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO)

pada tahun 2007 mengenai Nine Life-Saving Patient Safety Solutions (Komisi

Akreditasi Rumah Sakit, 2017). Tujuan dari sasaran keselamatan pasien adalah untuk

mendorong rumah sakit agar melakukan perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien.

Berdasarkan penjabaran diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang keselamatan

pasien dengan perilaku kepatuhan melaksanakan prinsip pencegahan pasien resiko

jatuh di ruang rawat inap dewasa rungan ruby timur Rumah Sakit Santosa Hospital

Bandung Central.

A. Rumusan masalah

Jatuh merupakan suatu masalah yang serius dan memerlukan biaya yang sangat

tinggi bagi pasien dan juga untuk semua fasilitas kesehatan (Rowe, 2012). World

Health Organization (WHO) menyatakan bahwa peluang terjadinya kecelakaan di

rumah sakit adalah 1 : 300 (WHO, 2005), sehingga menuntut pelayanan kesehatan,

khususnya rumah sakit agar mengurangi risiko cedera yang dialami pasien selaku

pengguna jasa layanan.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah bagaimanakah “mengenai hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang


keselamatan pasien dengan perilaku kepatuhan melaksanakan prinsip pencegahan

pasien resiko jatuh di ruang rawat inap dewasa ruby timur Rumah Sakit Santosa

Hospital Bandung Central”.

B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis sejauh

mana tingkat tingkat pengetahuan dan perilaku perawat mengenai kepatuhan

melaksanakan prinsip pencegahan pasien resiko jatuh selama perawatan pasien di

ruang rawat inap dewasa ruby timur Rumah Sakit Santosa Hospital Bandung

Central.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui pengetahuan perawat dalam pencegahan pasien risiko jatuh di

ruang rawat inap dewasa ruby timur Rumah Sakit Santosa Hospital Bandung

Central.
b. Mengetahui perilaku perawat dalam pencegahan pasien risiko jatuh di ruang

rawat inap dewasa ruby timur Rumah Sakit Santosa Hospital Bandung

Central.
c. Mengetahui kepatuhan perawat dalam pencegahan pasien risiko jatuh di ruang

rawat inap dewasa ruby timur Rumah Sakit Santosa Hospital Bandung

Central.
d. Menganalisa hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang keselamatan

pasien dengan perilaku kepatuhan melaksanakan prinsip pencegahan pasien

resiko jatuh di ruang rawat inap dewasa ruby timur Rumah Sakit Santosa

Hospital Bandung Central.

C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya ilmu

pengetahuan di bidang keperawatan mengenai prinsip pencegahan pasien resiko

jatuh.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Evidence Based Nursing
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah bahan bacaan dan

referensi dunia keperawatan, mengenai hubungan tingkat pengetahuan perawat

tentang keselamatan pasien dengan perilaku kepatuhan melaksanakan prinsip

pencegahan pasien resiko jatuh di ruang rawat inap dewasa ruby timur Rumah

Sakit Santosa Hospital Bandung Central.


b. Bagi Santosa Hospital Bandung Central
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk Santosa Hospital

Bandung Central dalam melakukan standar keselamatan pasien (patien

safety)yaitu tentang risiko jatuh pasien yang harus selalu diterapkan agar

terciptanya lingkungan rumah sakit yang aman dan nyaman.

DAFTAR PUSTAKA

Murti Wandrati & Swanny Trikajanti W. 2015. Perbedaan perilaku perawat dalam
pencegahan jatuh pada pasien yang menggunakan gelang resiko jatuh dan tidak di
Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang. Studi ilmu keperawatan STIKES
telogorejo Semarang. (Di akses melalui https://scholar.google.co.id).
Sutoto, 2017, Standar nasional akreditasi rumah sakit edisi 1.
Ni Panjawi Lacshita Jati. 2017. Kepatuhan perawat melaksanakan standar prosedur
operasional pencegahan pasien jatuh berdasarkan factor demografi dan motivasi,.
Jurnal ilmih keshatan mediahusada Volum 06/02 Oktober 2017. (Di akses melalui
https://scholar.google.co.id).
Ahsan, Niko Dima & Ni Luh Putu Ayu Prasiska. 2018. Hubungan motivasi perawat dengan
kepatuhan pelaksanaan standar prosedur operasional pencegahan risiko jatuh di
ruang rawat inap. Jurnal kesehatan mesencephalon volume 4/2, Oktober 2018. (Di
akses melalui https://scholar.google.co.id).

Anda mungkin juga menyukai