Anda di halaman 1dari 8

KAJIAN ILMIAH

SIKAP KEPALA RUANGAN TERHADAP ISSUE PATIENT SAFETY

DISUSUN OLEH :

PETRA DIANSARI ZEGA


197046002
petradiansarizega56@gmail.com

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019
ABSTRAK

Patient safety merupakan issue nasional dan juga global di dunia keperawatan karena berhubungan
dengan mutu suatu rumah sakit. Patient safety merupakan asuhan pasien yang lebih aman dan
meminimalkan terjadinya kerjadian tidak diharapkan. Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
bagaimana sikap kepala ruangan terhadap issue patient safety. Metode yang digunakan Kajian ini
dilakukan dengan mencari sumber data baik dari jurnal maupun buku-buku serta Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia yang berhubungan dengan sikap kepala ruangan terhadap issue patient
safety. Artikel penelitian yang digunakan bersumber dari Scholar Google. Sikap kepala ruangan terhadap
issue patient safety dengan cara menggerakkan perawat di ruangan untuk memiliki motivasi
menerapkan patient safety. Kepala ruangan harus memastikan bahwa perawat benar-benar menerapkan
patient safety di ruangan dan hadir sebagai contoh ataupun panutan bagi perawat di ruangan. Diharapkan
kepala ruangan dapat menyikapi issue patient safety di ruangan dengan efektif dan optimal serta
melakukan pengawasan pada penerapannya.

Kata Kunci : Sikap kepala ruangan, issue, patient safety

A. Latar Belakang
Patient safety merupakan isu dasar dalam layanan kesehatan di rumah sakit.
Terwujudnya patient safety menunjukkan kualitas dan mutu dari suatu rumah sakit.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2017) patient safety
merupakan suatu asuhan pasien lebih aman, meliputi asesmen resiko, identifikasi dan
pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
pelaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Patient Safety didefinisikan sebagai “freedom from accidental injury” yang berfokus
pada pencegahan hasil pelayanan kesehatan yang merugikan pasien atau yang tidak
diinginkan (Kamil, 2017).
Keselamatan pasien dalam pelayanan kesehatan mendapatkan banyak perhatian
sejak Institute of Medicine (IOM) pada tahun 2000 menerbitkan laporan yang berjudul
“To Err is Human : Building a Safer Health System” yang mengemukakan Angka
Kematian Akibat Kejadian Tidak Diharapkan pada pasien rawat inap di seluruh
Amerika berjumlah 44.000-98.000 orang pertahun. Dengan menggunakan estimasi yang
lebih rendah, lebih banyak orang mati akibat kesalahan medis dalam setahun
dibandingkan kecelakaan jalan raya, kanker payudara, atau AIDS. Laporan ini disusul
dengan publikasi WHO pada tahun 2004 yang menemukan Kejadian Tidak Diharpakan
dengan rentang 3,2-16,6% dari penelitian di berbagai negara (Depkes RI, 2008 dalam
Najihah, 2018). Di Indonesia, Laporan Insiden Keselamatan Pasien menemukan adanya
pelaporan kasus KTD (14,41%) dan KNC (18,53%) yang disebabkan karena proses atau
prosedur klinik (9,26 %), medikasi (9,26%), dan Pasien jatuh (5,15%). (KKP RS, 2011
dalam Najihah, 2018).
Menurut Ismail (2015) meningkatnya keselamatan pasien (patient safety) di
rumah sakit diharapkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit dapat
meningkat. Selain itu, keselamatan pasien juga dapat mengurangi Kejadian Tidak
Diharapkan. Kepala ruangan harus menyikapi hal tersebut dengan cara berperan aktif
dalam menciptakan suasana patient safety di ruangan untuk mencerminkan mutu rumah
sakit.

B. Tujuan
Tujuan kajian ini adalah untuk melihat bagaiman sikap kepala ruangan terhadap
issue patient safety.

C. Metode
Kajian ini dilakukan dengan mencari sumber data baik dari jurnal maupun buku-
buku yang berhubungan dengan sikap kepala ruangan terhadap issue patient safety
keselamatan pasien. Artikel penelitian yang digunakan bersumber dari Google Scholar.
Selain artikel penelitian sumber data lain yaitu n Peraturan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Penelusuran dilakukan dengan kata kunci yang sesuai dengan topik
yaitu sikap kepala ruangan, issue nasional dalam keperawatan, patient safety.

D. Hasil
Berdasarkan hasil dari berbagai sumber didapatkan bahwa patient safety
merupakan issu nasional maupun global dalam dunia keperawatan. Patient safety
mencerminkan mutu suatu rumah sakit. Oleh karena itu, Kepala Ruangan harus
menyikapi hal tersebut untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang dapat membuat
pasien puas dengan layanan kesehatan yang diberikan. Sikap kepala ruangan terhadap
issue patient safety harus efektif dan optimal dalam menggerakkan perawat di ruangan
untuk memiliki motivasi menerapkan patient safety. Keberhasilan pelaksanaan patien
safety di ruangan sangat erat kaitan dengan peran kepala ruang dalam melaksanakan
melaksanakan pengawasan yang merupakan salah satu dari fungsi manajemen. Dalam
hal ini, kepala ruangan memastikan bahwa perawat di ruangan menerapkan patient
safety bahkan kepala ruangan hadir sebagai contoh dalam bentuk tindakan dalam rangka
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Seorang kepala ruangan juga harus
bisa melakukan pemecahan masalah, menilai, dan melakukan evaluasi serta mampu
mengembangkan sistem pelaporan, melakukan implementasi sistem pelaporan insiden
keselamatan pasien.

E. Pembahasan
Issue Patient safety merupakan isu terpenting dalam pelayanan kesehatan dan
telah menjadi isu nasional maupun global untuk rumah sakit. Sehingga, rumah sakit
mau tidak mau, suka tidak suka memiliki kewajiban melaksanakan patient safety.
Terlaksananya patient safety dapat meningkatkan mutu pelayanan. Semakin tinggi
keselamatan pasien maka semakin baik mutu suatu rumah sakit, ketika pasien
mengalami insiden maka pasien akan beralih ke rumah sakit lain, patient safety dan
mutu rumah sakit memiliki hubungan yang saling mempengaruhi (Sumarni, 2017).
Menurut Dwiprahasto (2017) dalam membangun dan mengembangkan budaya
safety ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:
a. Setiap rumah sakit perlu secara sistematik memperkuat prinsip pelayanan kesehatan
yang tidak saja hanya bermutu tetapi juga aman bagi pasien maupun petugas
pelayanan kesehatan. Jika perlu dapat dimulai dengan mengubah perilaku petugas
dari menghindar atas kejadian medical error menjadi suatu proses pembelajaran
yang harus dihindari di masa-masa mendatang.
b. Upaya peningkatan mutu berkelanjutan hendaknya dibarengi dengan penyadaran
akan pentingnya rasa aman bagi setiap pengguna pelayanan kesehatan.
c. Patient safety seharusnya menjadi bagian integral dari penilaian kinerja dan
akuntabilitas petugas pelayanan kesehatan.
d. Setiap rumah sakit perlu mengkomunikasikan berbagai persyaratan patient-safety
serta menetapkan standar-standar safety yang diperlukan.
Cara untuk mewujudkan keberhasilan patient safety yaitu dengan melakukan
pelayanan secara terus menerus dalam berbagai keadaan sehingga dapat mencapai hasil
seperti yang diharapkan. Oleh sebab itu, diperlukan tenaga yang terampil, sarana dan
prasarana yang baik, serta monitoring berkala yang memadai (Gulo & Saragih, 2018).
Menurut Simamora (2013) layanan kesehatan di rumah sakit yang dilakukan oleh
perawat diharapkan selalu ramah, bertabiat lembut, dapat dipercaya, terampil, cakap,
dan memiliki tangung jawab moral yang baik, sehingga patient safety dapat terlaksana
dengan baik.
Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu sistem di mana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (Iskandar, 2015). Menurut Wulandari (2019) kepala ruangan harus
memiliki sikap yang optimal dan efektif dalam menggerakkan perawat di ruangan
menciptakan patient safety. Kepala ruangan mampu memotivasi perawat karena
dengan adanya motivasi perawat dapat meningkatkan produktivitas kerja, kinerja
seorang perawat dipengaruhi oleh tingginya motivasi yang dimiliki perawat tersebut,
semakin tinggi motivasi yang dimiliki perawat maka akan semakin tinggi pula
kinerjanya sehingga produktivitas perawat pun meningkat dalam penerapan keselamatan
pasien. Kepala ruangan hadir sebagai panutan atau contoh bagi staf. Kepala ruangan
harus bisa menjadi leader diantara anggota dapat mengkoordinir, mengarahkan,
pengarahan yaitu penerapan perancanaan dalam bentuk tindakan dalam rangka
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Seorang kepala ruangan juga harus
bisa melakukan pemecahan masalah, menilai, dan melakukan evaluasi serta mampu
mengembangkan sistem pelaporan, melakukan implementasi sistem pelaporan insiden
keselamatan pasien.
Menurut Yuswardi, Anwar, & Maulina (2018) Pelaksanaan penerapan
keselamatan pasien di ruang rawat inap membutuhkan peran aktif dari kepala ruang.
Kepala ruang berperan melaksanakan hirarki fungsi manajemen yaitu Planning,
Organizing, Staffing, Directing, dan Controlling. Keberhasilan pelaksanaan patient
safety di ruang rawat inap sangat erat kaitan dengan peran kepala ruang dalam
melaksanakan melaksanakan pengawasan yang merupakan salah satu dari fungsi
manajemen penerapan patient safety yang dipengaruhi oleh persepsi perawat terhadap
fungsi pengawasan, maka semakin baik persepsi perawat maka semakin baik pula
perawat dalam menerapkan patient safety. Hal ini membuat kepala ruangan harus
memiliki sikap yang mampu melaksanakan fungsi pengawasan yang akan dapat
memberikan kepastian bahwa perawat pelaksana dibawah kepemimpinannya telah
menerapkan patient safety dalam asuhan keperawatan sesuai dengan pedoman.
Setyawan & Supriyanto (2019) peran pemimpin dalam meningkatkan
keselamatan pasien dan hal ini dapat menjadi peranan kepala ruangan khususnya dalam
menyikapi issue patient safety yaitu:
a. Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program keselamatan pasien
melalui penerapan “7 Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit”
b. Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif identifikasi risiko keselamatan
pasien dan program mengurangi KTD.
c. Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar unit dan
individu untuk berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang keselamatan pasien.
d. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur, mengkaji,
dan meningkatkan kinerja RS serta meningkatkan keselamatan pasien.
e. Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam meningkatkan
kinerja RS dan keselamatan pasien.
Pemimpin mempunyai pengaruh dalam meningkatkan keselamatan dan
menyelesaikan permasalahan keselamatan pasien yang ada dalam organisasi. Sikap
kepala ruangan terhadap patient safety yaitu menginterpretasikan, mengansumsikan dan
memberikan penilaian terhadap persoalan dan akan memberikan solusi baik
menyangkut pengetahuan, sikap maupun tindakan yang harus dijalankan. Penerapan
keselamatan pasien dilaksanakan dengan baik maka pelayanan yang mengutamakan
keselamatan dan kualitas yang optimal akan memberikan dampak yang luas. Terutama
bagi masyarakat akan mendapatkan pelayanan yang lebih berkualitas, aman dan
memenuhi harapan mereka. Bagi rumah sakit menjadi nilai tambah untuk pencapaian
pelayanan yang berstandar nasional dan internasional (Yusuf, 2017).

F. Penutup
Keberhasilan dalam menciptakan patient safety di ruangan tidak terlepas dari
peran dari perawat maupun kepala ruangan yang sama-sama saling berkontribusi.
Perawat yang memahami betapa pentingnya penerapan patient safety akan termotivasi
untuk menerapkannya dan hal ini dibutuhkan peranan aktif dari seorang kepala ruangan.
DAFTAR PUSTAKA

Bawelle, S. C., Sinolungan, . S. V., & Hamel, R. S. (2013). Hubungan Pengetahuan dan
Sikap Perawat Dengan Pelaksanaaan Keselamatan Pasien (Patient Safety) Di
Ruang Rawat Inap RSUD Liun Kendage Tahuna. E-Journal Keperawatan, Vol.
1, No.1

Dwiprahasto, I. (2017). Patient Safety Sebagai Masalah Global, Regional dan Lokal Di
Bidang Pelayanan Kesehatan.

Gulo, A. R. B., & Saragih, M. (2018). Hubungan Fungsi Manajemen Kepala Ruang
Dengan Penerapan Patient Safety Di RSUD. Dr. Pirngadi Kota Medan. Medan:
Universitas Sari Mutiara.

Iskandar, E. (2015). Tata Kelola dan Kepatuhan Penerapan Standar Patient Safety
Penyakit Stroke di Rumah Sakit Dr. Kanujoso Djatiwibowo Tahun 2015.
Jakarta: Universitas Indonesia.

Ismair, H. (2015). Keselamatan Pasien di Rumah Sakit. Yogyakarta: CV Budi Utama.

Kamil, H.(2017). Patient Safety. Idea Nursing Journal, Vol. 1, No.1, ISSN : 2087-2879.

Kementerian Kesehatan Repbulik Indonesia. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien.

Najihah. (2018). Budaya Keselamatan Pasien Dan Insiden Keselamatan Pasien Di


Rumah Sakit: Literature Review. Journal of Islamic Nursing, Vol.3, No. 1.

Setyawan, F. E. B., & Supriyanto, S. (2019). Manajemen di Rumah Sakit.


Sidoarjo:Zifatama Jawara.

Simamora, R.H. (2013). Upaya Pembinaan Perawat Di Rumah Sakit Ngesti Waluyo
Parakan Temanggung Jawa Tengah. Jurnal Keperawatan Soedirman, 8 (2).

Sumarni. (2017). Analisis Implementasi Patient Safety Terkait Peningkatan Mutu


Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit. Jurnal Ners dan Kebidanan, Vol.5, No.2,
ISSN 2503-1856.

Wulandari, M. R., Yulia, S., & Triwijayanti, R. (2019). Peningkatan Budaya


Keselamatan Pasien Melalui Peningkatan Motivasi Perawat dan Optimalisasi
Peran Kepala Ruang. Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vo.
2, No.2, e-ISSN 2621-5047

Yusuf, M. (2017). Penerapan Patient Safety Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Zainoel Abidin. Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol. 5, No.1, ISSN:
2338-6371.
Yuswardi., Anwar., & Maulina. (2018). Fungsi Pengawasan Kepala Ruang Dalam
Penerapan Patient Safety: Persepsi Perawat Pelaksana. Idea Nursing Journal,
Vol. IX, No. 1. ISSN : 2087-2879.

Anda mungkin juga menyukai