PROPOSAL
Oleh :
NIM : 1903009
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2018).
yang sering terjadi pada pasien ketika mereka berada di rumah sakit dan
sangat berbahaya bagi pasien dan sistem medis, adalah sesuatu yang ingin
dan keselamatan bisnis rumah sakit. Setiap rumah sakit dan fasilitas lain
utama yang harus dilakukan karena berkaitan dengan mutu dan citra
dan rendah, frekuensi KTD berkisar 8% dengan 83% KTD tersebut dapat
hospitalisasi setiap tahun di dunia adalah sebesar 421 juta dengan sekitar
(IOM) menyatakan pada tahun 2020 bahwa ada 98.000 kasus kematian di
(JCI). Hong Kong memiliki kasus terbanyak, dengan total 31%, diikuti oleh
Australia dengan 25%, India dengan 23%, Amerika Serikat dengan 12%,
dan Kanada dengan 10%. Menurut data tahun 2019, terdapat 7.465 kejadian
keselamatan pasien di Indonesia, antara lain 171 korban jiwa, 80 luka berat,
372 luka sedang, 1183 luka ringan, dan 5659 tanpa cedera. Hanya 12% dari
negara ini. Ini terdiri dari 38% kejadian near-injury (KNC), 31% non-injury
events (KTC), dan 31% kejadian tak terduga (KTD).(Toyo et al., 2022).
tanggung jawab serta dengan mengacu pada standar profesi berdampak pada
tujuan pelayanan keperawatan di rumah sakit (UU No. 36 Tahun 2009, pasal
24). Setiap petugas kesehatan, terutama perawat yang melayani sebagai staf
garis depan sistem, harus memainkan peran terbaik mereka agar layanan
kesehatan berkualitas tinggi dan aman. Untuk mempromosikan gerakan
perawat sangat penting untuk kemajuan kualitas. Pada tahun 2000, Institute
dan yang lainnya adalah untuk memainkan fungsi ini dengan menerapkan
jauh lebih baik daripada tindakan yang tidak didasarkan pada pengetahuan
sesuatu yang salah dan tidak boleh mengabaikan informasi klinis penting.
petugas kesehatan terbagi dokter 4, perawat IGD 6, perawat rawat inap 17,
tidak tersedianya fall risk di dalam pelayanan rawat inap adanya kejadian
perawat pada pelayanan rawat inap sebagian belum terlaksana dengan baik
inap mencapai 3,42 % pada tahun 2022. Dengan adanya kejadian tersebut
tinggi, mengingat pada standar yang telah ditetapkan Kepmenkes No. 129
Tahun 2008 untuk kejadian infeksi nosocomial yang bisa ditolerir adalah
kurang dari 1,5 %, selain data kejadian infeksi nosocomial didapatkan
saat pergantian penjaga. Beberapa perawat juga masih egois dan hanya
perlunya perbaikan masih rendah dan tidak ada upaya yang dilakukan untuk
pasien dan menyebabkan insiden terus terjadi karena tidak ada upaya yang
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan umum
Brati.
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
2. Bagi Puskesmas
3. Bagi Peneliti
Pasient Safety
E. Originalitas Penelitian
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Teori
1. Pasient Safety
bebas dari cedera yang tidak disengaja atau menghindari cedera pada
2020)
1) Hak pasien
keselamatan pasien
c. Tujuan Pasient Safety(Adventus et al., 2019)
1) Karakteristik
2) Lama bekerja
3) Pengetahuan perawat
4) Motivasi perawat
5) Supervise
6) Pengaruh organisasi
pasien
2. Pengetahuan / Pemahaman
a. Pengertian
pasien adalah hasil dari merasakan sesuatu, dan ini terjadi setelah
untuk mendeteksi objek. Mata dan telinga adalah indera utama yang
perilaku terbuka dan akan muncul dari rasa ingin tahu melalui proses
Notoatmodjo, 2012b).
b. Tingkat Pengetahuan
berikut :
1) Mengetahui (know)
2) Memahami (comprehension)
3) Aplikasi (application)
4) Analisis (analysis)
5) Sintesis (synthesis)
6) Evaluasi (evaluation)
dan jika tidak berhasil, potensi yang berbeda dicoba. Coba lagi
pengetahuan saat ini lebih metodis, rasional, dan ilmiah, dan dikenal
1) Faktor Internal
a) Jasmani
b) Rohani
2) Faktor Eksternal
a) Pendidikan
proposal tersebut.
b) Pekerjaan
c) Umur
e) Pengalaman
terpapar media massa (TV, radio, majalah, pamflet, dll) lebih sering
3. Pelatihan
a. Manfaat Pelatihan
2016)
a) Ceramah kelas
b) Case study
keputusan mereka.
c) Simulasi
d) Praktek laboratorium
e) Role playing
f) Behavior modelling
lain.
4. Tenaga Kesehatan
yang diatur dalam Pasal 2 ayat (2) sampai dengan ayat (8) Peraturan
dari :
7. Terapis wicara
maupun penguasaannya.
B. Kerangka Teori
Bagan 2 1Kerangka Teori
1. Dokter 1. Lingkungan
2. Perawat (rawat Eksternal
inap,gigi,IGD) 2. Kepemimpinan
3. Bidan 3. Budaya
rekam organisasi
medis 4. Praktek
4. Fisioterapi
manajemen
5. laboratorium 5. System struktur
6. Pengetahuan dan
keterampilan
individu
7. Lingkungan kerja
dan motivasi
Pengetahuan Pasient
Safety
Insiden Pasient
Safety Meliputi: Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) :
2008).
D. Variabel Penelitian
untuk dipelajari dengan cara apa pun untuk mengumpulkan data dari
E. Hipotesa Penelitian
Grobogan.
METODE PENELITIAN
1. Waktu Penelitian
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di puskesmas Brati Grobogan
C. Definisi Operasional
1. populasi
2. Sampel
Sugiyono, 2012).
3. Teknik sampling
sipil
Term Of Reference
1. Jenis Data
a. Data Primer
b. Data Sekunder
a. Tahap persiapan
Semarang.
Grobogan
b. Tahap pelaksanaan
responden
2) Peneliti memberi penjelasan terkait tujuan
dilakukan
dimulai
pretest
menit.
mengisinya kembali
responden
posttest
menit.
mengisinya kembali
c. Tahap penyelesaian
2019) :
2. Skoring (Penilaian)
nilai (score) : jika jawaban Benar akan diberi Skore 1 dan jika
Kategori :
penelitian.
5. Entry Data
H. Analisa Data
1. Analisa Univariat
variabel(Sugiyono, 2010).
X = 𝑓 ×100%
𝑁
Keterangan :
X = Hasil presentase
pengetahuan perawat
2. Analisa Bivariat
sebuah data
I. Etika Penelitian
menjadi responden.
2. Tanpa nama (anonimity)
3. Kerahasiaan (confidential)
lain.
4. Manfaat (beneficience)