Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PA

DA PASIEN ARDS

Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Kriris


Dosen Pengampu : Ns. Amrih Widiati, M.Kep

Disusun Oleh :

Amelia Devin Krisnawati 1903009

Siti Fatimah 1903057

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEPERAWATAN


UNIVERSITAS KARYA HUSADASEMARANG
2022
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
ARDS adalah keadaan darurat medis yang dipicu oleh berbagai proses akut ya
ng berhubungan langsung ataupun tidak langsung dengan kerusakan paru. ARDS
mengakibatkan terjadinya gangguan paru yang progresif dan tiba-tiba ditandai den
gan sesak napas yang berat, hipoksemia dan infiltrat yang menyebar dikedua bela
h paru. ARDS berkembang sebagai akibat kondisi atau kejadian berbahaya berup
a trauma jaringan paru baik secara langsung maupun tidak langsung. ARDS terja
di sebagai akibat cedera atau trauma pada membran alveolar kapiler yang mengak
ibatkan kebocoran cairan kedalam ruang interstisiel alveolar dan perubahan
dalam jaring-jaring kapiler, terdapat ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi yang
jelas akibat akibat kerusakan pertukaran gas dan pengalihan ekstansif darah dalam
paru-paru.
Sindrom Gangguan Pernapasan Dewasa (ARDS) merupakan sindrom yangdita
ndai oleh peningkatan permeabilitas membrane alveolar-kapiler terhadapair, laruta
n dan protein plasma di sertai kerusakan alveolar difus danakumulasi cairan dalam
perenkim paru yang mengandung protein. Sindromklinis yang ditandai dengan pe
nurunan progresif kandungan oksigen arteriyang terjadi setelah penyakit atau cide
ra serius (Brunner &suddarth,2001).

2. Etiologi
a. Depresi Sistem Saraf Pusat
Mengakibatkan gagal nafas karena ventilasi tidak adekuat. Pusat pernapasan y
ang mengendalikan pernapasan, terletak dibawah batang otak (pons dan medul
la) sehingga pernafasan lambat dan dangkal

b. Kelainan primer neurologis


Akan memperngaruhi fungsi pernapasan. Impuls yang timbul dalam pusat  per
napasan menjalar melalui saraf yang membentang dari batang otak terus ke sar
af spinal ke reseptor pada otot-otot pernafasan. Penyakit pada saraf seperti gan
gguan medulla spinalis, otot-otot pernapasan atau pertemuan neuromuslular ya
ng terjadi  pada pernapasan akan sangat mempengaruhi ventilasi.
c. Efusi pleura, hemotoraks dan pneumothoraks
Merupakan kondisi yang mengganggu ventilasi melalui penghambatan ekspan
si  paru. Kondisi ini biasanya diakibatkan penyakti paru yang mendasari, peny
akit pleura atau trauma dan cedera dan dapat menyebabkan gagal nafas.

d. Trauma
Disebabkan oleh kendaraan bermotor dapat menjadi penyebab gagal nafas. Ke
celakaan yang mengakibatkan cidera kepala, ketidaksadaran dan perdarahan d
ari hidung dan mulut dapat mengarah pada obstruksi jalan nafas atas dan depre
si  pernapasan. Hemothoraks, pnemothoraks dan fraktur tulang iga dapat terjad
i dan mungkin meyebabkan gagal nafas. Flail chest dapat terjadi dan dapat me
ngarah pada gagal nafas. Pengobatannya adalah untuk memperbaiki patologi y
ang mendasar.

e. Penyakit akut paru


Pnemonia disebabkan oleh bakteri dan virus. Pnemonia kimiawi atau pnemoni
a diakibatkan oleh mengaspirasi uap yang mengritasi dan materi lambung yan
g bersifat asam. Asma bronkial, atelektasis, embolisme paru dan edema paru a
dalah beberapa kondisi lain yang menyababkan gagal nafas.

3. Patofisiologi/patways
Pelepasan dari fibri
Trauma tipe ll
nopeptida dan asa
pheocytes
m amino
Henti simpateti
k hipotalamus

Penurunan surf
Trauma endothelium actan
Vasokontriksi paru dan epithelium a
paru lveolar

Atelektasis
Perubahan volume darah
menuju sirkulasi paru Peningkatan p
ermeabilitas

Fungsi re Broncho s
Peningkatan tekanan sidu kapa pasme
hidrostatik kapiler pul sitas men
monal Edemaparu urun

Kelebihan volu Penurunanpenge


Pemenuhan
me cairan mbangan paru
paruberkura
ng

Cairan menumpuk di in Hipoksemia


testinium
Abnormalitas
ventilasi - per
Mencairkan siste Peningkatan kerja fusi
m surfaktan pernapasan

Ketidakefektifan p
Gangguan p
ola nafas
Infiltrat al Ronchi ertukaran g
veolar as

Bersihan jalan n
afas tidak efektif

4. Manifestasi klinis
Gejala klinis utama pada kasus ARDS adalah:
a. Penurunan kesadaran mental
b. Dispnea serta takipnea yang berat akibat hipoksemia
c. Terdapat retraksi interoksa
d. Sianosis
e. Hipoksemia
f. Auskultasi paru: ronkhi basah,krekels, wheezing
g. Hipotensi

5. Komplikasi
a. Infeksi paru
b. Abnormalitas obstruktif ( keterbatasan aliran udara )
c. Defek difusi sedang
d. Hipoksemia
e. Toksisitas oksigen

B. ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN ARDS


1. Studi Kasus
Asuhan keperawatan kritis pada pasien Tn.R dengan ARDS di ruang ICU
2. Pengkajian
A. Identitas
Nama : Tn.R.
Umur :52 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama :Hindu
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani
Alamat : Br.Dinas Wanasari Kec. Tabanan Kab. Tabanan.
Suku/bangsa : Indonesia
Tanggal masuk RS : 12 juni 2022
Tanggal pengkajian : 14 juni 2022
No rekam medis : 152XXX
Diagnosa medis : Acure respiratory distress syndrome, syok sepsis, Pneumonia
B. Keluhan utama
Tn.RA mengatakan sesak
C. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas. Keluarga mengatakan sesak na
fas, baruk dan sering berkeringat di malam hari sudah dirasakan 3 minggu sebelu
m masuk Rumah Sakit. Hasil foto thorax Peumonia, TB paru aktif, tidak tampak k
ardiomegali, ujung ETT setinggi v.Th.5. Saat di ICU, terlihat cemas, TD: 125/67
mmHg, MAP: 90 mmHg, HR: 104 x/menit, saturasi oksigen: 88%, suhu: 37 C, R
R: 20 x/menit on ventilator dengan mode SIMV PC+ PS, PS: 4; FiO2: 90%, PEEP
:8, 1:E rasio 1:2, Tidal Volume 450.
D. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit TB 2 tahun yang lalu pengobatan 9
bulan yang lalu dan sudah dikatakan tuntas oleh dokter, memiliki riwayat DM tipe
2 tidak terkontrol, dan riwayat penyakit jantung. Pasien perokok berat, dan pasien
memiliki riwayat mengkonsumsi alkohol.
E. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga mengatakan memiliki keturunan penyakit Diabetes Melitus.
F. Primary Survey
a. Airway
Keadaan Jalan Nafas : pernafasan cuping hidung (+), orthopneu
Pernafasan : pernafasan cuping hidung (+), orthopneu
Upaya nafas : +
Benda asing di jalan nafas : secret +
Bunyi nafas : Wheezing: +/+, Ronchi: +/+,
Hembusan nafas :+
b. Breathing
Jenis pernafasan : snoring (-), gurgling (-), stidor (+)
Frekuensi pernafasan : respirasi 25 x/menit, SPO2 = 99%

c. Circulation
Perdarahan (internal/ eksternal) : tidak ada
Nadi radial/carotis : teraba
Akral perifer : hangat
Kapilari refil : <2 detik
Pulse : 104x/menit
Blood preasure : 125/67 mmHg
d. Disability
1) Pemeriksaan neurologis
Reflex fisiologis : +
Reflex patologis : -
2) Pemeriksaan fisik ( saat di ICU)
a. Keadaan umum : CM
b. Tanda – tanda vital
Tekanan darah :
1) Sistolik : 125 mmHg
2) Diastolic : 67 mmHg
3) MAP : 90 mmHg
4) Heart rate : 104x/menit
Respirasi : 20x/menit
e. Eksposure
Kelainan dinding thoraks: simetris, perlukaan (-), jejas(-), trauma (-)

3. Analisa data

No Data Etiologi Problem


1 DS : Pasien on ETT Sekresi yang terta Bersihan jalan n
DO: han afas tidak efekti
a. Tampak penumpukan secret f
pada selang ETT dan mulut p
asien
b. Wheezing :+/+ , ronchi : +/+
c. N: 104x/menit
D :125/67 mmHg
Suhu : 370C
2 DS : Pasien on ETT Perubahan memb Gangguan pertu
DO : rane alveolus - ka karan gas
a. Skor CPOT 4 : nyeri sedang piler
b. Oksigenasi memburuk (SaO
2 : 88%)

4. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif ( D.0001 )berhubungan dengan sekresi yang tert
ahan ditandai dengan produksi secret pulmonal, wheezing.
2. Gangguan pertukaran gas (D. 0003) berhubungan dengan perubahan membran alv
eolus- kapiler ditandai dengan terpasang ventilator
5. Rencana tindakan keperawatan

No Diagnosa keperawa Tujuan Intervensi (SIKI)


DX tan (SLKI)
1 Bersihan jalan nafas Setelah dilakukam tinda Manajemen jalan napas
tidak efektif berhubu kan keperawatan secara (I.01011):
ngan dengan sekresi intensif, diharpakan ber 1. Monitor pola napas
yang tertahan ditand sihan jalan nafas(L.010 ( frekuensi, kedalaman,
ai dengan produksi s 01) meningkat dengan k usaha napas)
ecret pulmonal, whee riteria hasil : 2. Lakukan penghisap
zing. 1. Wheezing menu an lender kurang da
run (5) ri 15 detik
2. Dyspnea menuru 3. Anjurkan asupan ca
n (5) iran 2000ml/hari, ji
3. Frekuensi naps ka tidak kontraindik
membaik (5) asi
4. Pola napas mem 4. Kolaborasi pemberi
baik (5) an bronkodilator, ek
spekteron, mukoliti
k jika perlu
2 Gangguan pertukara Setelah dilakukam tinda Pemantauan respirasi (I.0
n gas berhubungan d kan keperawatan secara 1014):
engan perubahan me intensif, diharpakan pert 1. Monitor saturasi ok
mbran alveolus- kapi ukaran gas (L.01003) m sigen
ler ditandai dengan t eningkat dengan kriteria 2. Atur interval peman
erpasang ventilator hasil : tauan respirasi sesu
1. Bunyi napas tam ai kondisi pasien
bahan menurun 3. Jelaskan tujuan dan
(5) prosedur pemantaua
2. Napas cuping hi n
sung menurun
(5)

6. Implementasi

No Hari/tanggal Waktu Implementasi


1 Senin, 14 jun 08.00 – 09. a. memonitor pola nafas ( frekuensi, kedalama
i 2022 00 WIB n, usaha napas)
b. melakukan pengisapan lender kurang dari 1
5 detik
c. menganjurkan asupan cairan 2000ml/hari, ji
ka tidak kontraindikasi
d. mengkolaborasi pemberian bronkodilator, e
kspekteron, mukolitik jika perlu

2 Selasa, 15 ju 10.30-11.30 a. Memonitor saturasi oksigen


ni 2022 WIB b. mengatur interval pemantauan respirasi ses
uai kondisi pasien
c. menjelaskan tujuan dan prosedur pemantau
an

7. Evaluasi

No Hari / Tangg Diagnosa keperawatan Evaluasi


al
1 Senin, 14 juni Bersihan jalan nafas tidak efekt S : Pasien on ETT
2022 if berhubungan dengan sekresi O : pasien menunjukkan be
yang tertahan ditandai dengan rkurangnya secret di pulmo
produksi secret pulmonal, whe
ezing. nal
A : masalah teratasi sebagi
an
P : lanjutan intervensi
2 Selasa 15 juni Gangguan pertukaran gas berh S : pasien on ETT
2022 ubungan dengan perubahan me O : Hasil AGD sudah dala
mbran alveolus- kapiler ditand m nilai normal
ai dengan terpasang ventilator A : masalah teratasi sebagi
an
P : lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai