Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
M Muhaimin
202373079
1
2.1 Definisi
Adult Respiratory Distress Syndrome (ARDS) merupakan sindrom yang
ditandai oleh peningkatan permeabilitas membrane alveolar-kapiler terhadap
air, larutan dan protein plasma di sertai kerusakan alveolar difus dan
akumulasi cairan dalam perenkim paru yang mengandung protein.Sindrom
klinis yang ditandai dengan penurunan progresif kandungan oksigen arteri
yang terjadi setelah penyakit atau cidera serius (Brunner &
suddarth,2001).Kondisi paru yang tiba-tiba dan bentuk kegagalan nafas
berat,biasanya terjadi pada orang yang sebelumnya sehat yang telah terpajan
pada berbagai penyebab pulmonal dan non pulmonal (Hudak & gallo,1997)
Merupakan sindrom yang ditandai oleh peningkatan permabililitas
membrane alveolar kapiler terhadap air,larutan, dan protein plasma disertai
kerusakan alvoler difus dan akumulasi cairan dalam parenkim paru yang
mengandung protein (Aru W,dkk,2006)
Gagal nafas akut /ARDS adalah ketidakmampuan sistem pernafasan
untuk mempertahankan oksigenasi darah normal (PaO2), eliminasi karbon
dioksida (PaCO2) dan pH yang adekuat disebabkanoleh masalah ventilasi
difusi atau perfusi (Susan Martin T, 1997)
2.2 Etiologi
a. Depresi Sistem Saraf Pusat
Mengakibatkan gagal nafas karena ventilasi tidak adekuat. Pusat
pernapasan yang mengendalikan pernapasan, terletak dibawah batang otak
(pons dan medulla) sehingga pernafasan lambat dan dangkal
2
c. Efusi pleura, hemotoraks dan pneumothoraks
Merupakan kondisi yang mengganggu ventilasi melalui
penghambatan ekspansi paru. Kondisi ini biasanya diakibatkan penyakti
paru yang mendasari, penyakit pleura atau trauma dan cedera dan dapat
menyebabkan gagal nafas.
d. Trauma
Disebabkan oleh kendaraan bermotor dapat menjadi penyebab gagal
nafas. Kecelakaan yang mengakibatkan cidera kepala, ketidaksadaran dan
perdarahan dari hidung dan mulut dapat mengarah pada obstruksi jalan
nafas atas dan depresi pernapasan. Hemothoraks, pnemothoraks dan
fraktur tulang iga dapat terjadi dan mungkin meyebabkan gagal nafas. Flail
chest dapat terjadi dan dapat mengarah pada gagal nafas. Pengobatannya
adalah untuk memperbaiki patologi yang mendasar.
2.3 Patofisiologi
Pelepasan dari
Trauma tipe ll
fibrinopeptida dan
pheocytes
asam amino
3
Henti
simpatetik
hipotalamus
Penurunan
Trauma endothelium surfactan
Vasokontriksi paru dan epithelium
paru alveolar
Atelektasis
Perubahan volume
darah menuju sirkulasi Peningkatan
paru permeabilitas
Fungsi Broncho
Peningkatan tekanan residu spasme
hidrostatik kapiler kapasitas
pulmonal Edemaparu menurun
Kelebihan Penurunanpenge
Pemenuhan
volume cairan mbangan paru
paruberkur
ang
Hipoksemia
Cairan menumpuk di
intestinium
Abnormalitas
ventilasi -
Mencairkan Peningkatankerj perfusi
sistem surfaktan apernapasan
Ketidakefektifan
Gangguan
pola nafas
Infiltrat Ronchi pertukaran
alveolar gas
Ketidakefektifa
n bersihan jalan Gambar 2.3 Patofisiologi Nanda NIC NOC
nafas
4
b. Dispnea serta takipnea yang berat akibat hipoksemia
c. Terdapat retraksi interoksa
d. Sianosis
e. Hipoksemia
f. Auskultasi paru: ronkhi basah,krekels, wheezing
g. Hipotensi
2.6 Komplikasi
a. Infeksi paru
b. Abnormalitas obstruktif ( keterbatasan aliran udara )
c. Defek difusi sedang
d. Hipoksemia
e. Toksisitas oksigen
2.7 Penatalaksanaan
Tujuan utama pengobatan adalah untuk memperbaiki masalah ancaman
dengan segera antara lain :
5
a. Terapi Oksigen
Oksigen adalah obat dengan sifat terapeutik yang penting dan secara
potensial mempunyai efek samping toksik. Pasien tanpa riwayat penyakit
paru-paru tampak toleran dengan oksigen 100% selama 24-27 jam tanpa
abnormalitas fisiologis yang spesifik.
b. Vetilasi Mekanik
Aspek penting perawatan ARDS adalah ventilasi mekanik. Terapi
modalitas ini bertujuan untuk memberikan dukungan ventilasi sampai
integritas membran alveolakapiler kembali mmebaik. Dua tujuan
tambahan adalah :
1) Memelihara ventilasi adekuat dan oksigen selema periode kritis
hipoksemia berat.
2) Mengatsi faktor etiologi yang mengawali penyebab distress
pernafasan.
c. Positif and Expiratory Breathing (PEEB)
Ventilasi dan oksigen adekuat diberikan melalui volume ventilator
dengan tekanan dan kemampuan alira yang tinggi, dimana PEEB dapat di
tambahkan .positif and expiratory breathing (PEEB) dipertahankan dalam
alveoli melalui siklus pernafasan untuk mecegah alveoli kolaps pada akhir
ekpirasi.Komplikasi utama PEEB adalah penurunan curah jantung da
barotrauma. Hal tersebut seringkali terjadi jika pasien diventilasi dengan
tidal volume di atas 15ml/kg atau PEEB tingkat tinggi. Peralatan selang
dada torakstomi darurat harus siap sedia.
e. Terapi farmakologi
6
Penggunaan kortisteroid untuk terapi masih kontroversial. Tapi
sebealumnya terapi antibiotik diberikan untuk profilaksis, tetapi
pengalaman menujukkan bahwa hal ini tidak dapat mencegah sepsis gram
negatife yang berbahaya. Akhirnnya antibiotik profilaksis tidak lagi
digunakan.
g. Pencegahan Infeksi
Perhatian penting terhadapa sekresipada saluran pernafasan bagian
atas dan bawah serta pencegahan infeksi melalui teknik penghisapan yang
tealh dilakukan. Infeksi nosocomial adalah infeksi yang disapatkan di
rumah sakit.
h. Dukungan Nutrisi
Malnutrisi merupakan masalh umu pada paseien dengan masalah
kritis. Nutrisi parental total (hiperalimentsi intravena) atau pemberian
makanan melalui selang dapat memperbaiki malnutrisi dan kemungkinan
pasien untuk menghindari gagal nafas sehubugan dengan nutrisi buruk
pada otot inspirsi.
7
3.1 Pengkajian
a. Pengkajian primer
1) Airway
a) Peningkatan sekresi pernapasan
8
b) Bunyi nafas krekels, ronki dan mengi
c) Jalan napas adanya sputum, secret, lendir, darah, dan benda asing,
d) Jalan napas bersih atau tidak
2) Breathing
a) Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung,
takipneu/bradipneu, retraksi.
b) Peningkatan frekuensi nafas.
c) Nafas dangkal dan cepat
d) Kelemahan otot pernapasan
e) Reflek batuk ada atau tidak
f) Penggunaan otot Bantu pernapasan
g) Penggunaan alat Bantu pernapasan ada atau tidak
h) Irama pernapasan : teratur atau tidak
i) Bunyi napas Normal atau tidak
3) Circulation
a) Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia
b) Sakit kepala
c) Gangguan tingkat kesadaran
4) Disability
a) Keadaan umum : GCS, tingkat kesadaran, nyeri atau tidak
b) Adanya trauma atau tidak pada thoraks
5) Exposure
a) Enviromental control
b) Buka baju penderita tetapi cegah terjadinya hipotermia
b. Pengkajian Sekunder
1) Identitas Pasien
9
Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Suku, Agama, Alamat, Tanggal
Pengkajian.
4) Pemeriksaan Fisik
a) B1 (Breath)
Sesak nafas, nafas cepat dan dangkal, apakah terdapat suara
tambahan seperti krekel, ronchi, wheezing.
b) B2 (Blood)
Takikardi, tekanan darah bisa normal atau meningkat (terjadinya
hipoksemia).
c) B3 (Brain)
Tingkat kesadaran menurun (seperti bingung atau agitasi), pingsan,
nyeri kepala (penyebabnya karena adanya trauma), mata
berkunang-kunang, berkeringat banyak.
d) B4 (Bowel)
Adakah penurunan prouksi urine (berkurangnya produksi urine
menunjukkan adanya gangguan perfusi ginjal).
e) B5 (Bladder)
Status cairan dan nutrisi penting dikaji karena bila ada gangguan
status nutrisi dan cairan akan memperberat keadaan seperti cairan
yang berlebihan dan albumin yang rendah akan memperberat
edema paru.
f) B6 (Bone)
10
Kelemahan otot, mudah lelah
11
3.3 Intervensi Keperawatan
12
041522 Suara nafas tambahan 2 5
041531 Batuk 3 5
Keterangan :
1 : Deviasi Berat dari Kisaran Normal
2 : Deviasi yang Cukup Berat dari Kisaran Normal
3 : Deviasi Sedang dari Kisaran Normal
4 : Deviasi Ringan dari Kisaran Normal
5 : Tidak Ada Deviasi dari Kisaran Normal
13
3.4 Implementasi dan Evaluasi
No Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
1 Ketidakefektifan pola nafas 1. Memposisikan pasien S : Klien mengatakan sesaknya berkurang
berhubungan dengan sindrom Untukmemaksimalkan ventilasi. O : TTV dalam batas normal, sesak
hipoventilasi (00032) 2. Menginstruksikan bagaimana agar bisa berkurang
melakukan batuk efektif. A : Masalah teratasi
3. Melakukan fisioterapi dada sebagaimana Status Pernapasan ( 0415 )
mestinya. Kode Indikator SA ST
4. Membuang secret dengan memotivasi 04150 Frekuensi 2 5
pasien untukmelakukan batuk atau 1 pernapasan
menyedot lender. 04150 Irama pernapasan 2 5
5. Mengauskultasi suara nafas, catat area yang 2
ventilasinya menurun atau tidak ada dan 04150 Suara auskultasi 3 5
adanya suara tambahan. 4 nafas
6. Memberikan nebulizer. 04151 Sianosis 2 5
3
04151 Dyspnue dengan 2 5
5 aktivitas ringan
04151 Gangguan 3 5
14
9 kesadaran
04152 Akumulasi sputum 2 5
0
04152 Suara nafas 2 5
2 tambahan
04153 Batuk 3 5
1
15
DAFTAR PUSTAKA
16
17