PERNAPASAN
ARDS
Ns.HANDI RUSTANDI,MAN
PENDAHULUAN
• Sindrom gagal pernafasan merupakan gagal
pernafasan mendadak yang timbul pada
penderita tanpa kelainan paru yang mendasari
sebelumnya. Sindrom Gawat Nafas Dewasa
(ARDS) juga dikenal dengan edema paru
nonkardiogenik merupakan sindroma klinis
yang ditandai penurunan progresif kandungan
oksigen arteri yang terjadi setelah penyakit
atau cedera serius
• Dalam sumber lain ARDS merupakan
kondisi kedaruratan paru yang tiba-tiba
dan bentuk kegagalan nafas berat, biasanya
terjadi pada orang yang sebelumnya sehat
yang telah terpajan pada berbagai
penyebab pulmonal atau nonpulmonal
• ARDS sering terjadi dalam kombinasi
dengan cidera organ multiple dan mungkin
menjadi bagian dari gagal organ multiple
EVIDENCE BASED PENANGANAN ARDS
• PROBLEM
• Pasien dengan sindrom gangguan
pernapasan akut (ARDS) membutuhkan
ventilasi mekanis dan dukungan lainnya
untuk memastikan oksigenasi dan
ventilasi yang memadai.
NURSING IMPLICATIONS
• Perawat harus bekerja sama dengan terapis
pernapasan yang intensif dalam menentukan
manajemen terbaik yang mencakup volume tidal
rendah yang dapat membantu dalam pelaksanaan
praktek-praktek yang meningkatkan keadaan
umum pasien. Beberapa perawat khawatir bahwa
ventilasi dengan volume tidal yang rendah
dikaitkan dengan ketidaknyamanan pasien,
takipnea, dan hiperkapnia. Perawat dapat
membantu dengan menilai pasien secara teratur
untuk hasil potensial ventilasi volume rendah
pasang surut dan memberikan sedasi yang
sesuai.
ARDS (Acute Respiratory Distress
Syndrome)
• merupakan ketidakmampuan atau kegagalan
sistem pernapasan oksigen dalam darah
sehingga pertukaran oksigen terhadap
karbondioksida dalam paru - paru tidak dapat
memelihara laju konsumsi oksigen dan
pembentukan karbondioksida dalam sel–sel
tubuh,sehingga tekanan oksigen berkurang
dan akan peningkatan karbondioksida akan
menjadi lebih besar.
ETIOLOGI
a. Depresi Sistem saraf pusat
Mengakibatkan gagal nafas karena
ventilasi tidak adekuat. Pusat
pernafasan yang mengendalikan
pernapasan, terletak dibawah batang
otak (pons dan medulla) sehingga
pernafasan lambat dan dangkal.
b. Kelainan neurologis primer
Antibiotil
Agen
profilaksis
Antiinflamasi
Mengeluarkan substansi mediator vasoaktif
(serotonin, histamin,bradikin)
•Batuk
•Asidosis respiratori
•Crackles Permebilitas membran alveolar meningkat
•Takipnea
•Hipoksemia Kerusakan epitel alveolar
•Dispnea (Pneumosit Tipe II)
•Sputum kental Hemoptisis
Hipoventilasi
Seringkali menimbulkan jaringan
parut dan menurunkan fungsi paru
Hipoksemia
FAKTOR RESIKO
Trauma langsung pada paru Trauma tidak langsung
Pneumonia virus,bakteri,fungal Sepsis
Contusio paru Shock
Aspirasi cairan lambung DIC (Dissemineted Intravaskuler
Coagulation)
Inhalasi asap berlebih
Pankreatitis
Inhalasi toksin
Uremia
Menghisap O2 konsentrasi tinggi
dalam waktu lama Overdosis Obat
Idiophatic (tidak diketahui)
Bedah Cardiobaypass yang lama
Transfusi darah yang banyak
PIH (Pregnand Induced Hipertension)
Peningkatan TIK
Terapi radiasi
MANIFESTASI KLINIK
Gejala klinis utama pada kasus ARDS :
Peningkatan jumlah pernapasan
Klien mengeluh sulit bernapas, retraksi dan sianosis
Pada Auskultasi mungkin terdapat suara napas tambahan
Penurunan kesadaran mental
Takikardi, takipnea
Dispnea dengan kesulitan bernafas
Terdapat retraksi interkosta
Sianosis
Hipoksemia
Auskultasi paru : ronkhi basah, krekels, stridor, wheezing
Auskultasi jantung : BJ normal tanpa murmur atau gallop
• Patofisiologi
Pemeriksaan Diagnostik
2. Pemeriksaan status oksigen
a. Pemeriksaan labor 3.
4.
Pemeriksaan status asam-basa
Arteri gas darah (AGD) menunjukkan
1. Pemeriksaan fungsi ventilasi penyimpangan dari nilai normal pada PaO2,
• Frekuensi pernafasan per PaCO2, dan pH dari pasien normal; atau
PaO2 kurang dari 50 mmHg, PaCO2 lebih
menit dari 50 mmHg, dan pH < 7,35.
• Volume tidal 5. Oksimetri nadi untuk mendeteksi penurunan
• Ventilasi semenit SaO2
• Kapasitas vital paksa 6. Pemantauan CO2 tidal akhir (kapnografi)
menunjukkan peningkatan
• Volume ekspirasi paksa 7. Hitung darah lengkap, serum elektrolit,
dalam 1 detik urinalisis dan kultur (darah, sputum) untuk
• Daya inspirasi maksimum menentukan penyebab utama dari kondisi
pasien.
• Rasio ruang mati/volume 8. Sinar-X dada dapat menunjukkan penyakit
tidal yang mendasarinya.
• PaCO2, mmHg 9. EKG, mungkin memperlihatkan bukti-bukti
regangan jantung di sisi kanan, disritmia.
b. Pemeriksaan hasil Analisa Gas Darah :
a. Syok
b. Trauma (kontusio pulmonal, fraktur multipel, trauma kepala)
c. Cedera sistem saraf yang serius. spt trauma,CVA, tumor dan PTIK.
d. Gangguan metabolik (pankreastitis, uremia)
e. Emboli lemak dan cairan amnion
f. Infeksi paru difusi (bakteri,viral, fungal)
g. Inhalasi gas racun (rokok, oksigen konsentrasi tinggi, gas klorin, NO2
ozon)
h. Aspirasi (sekresi gastrik, tenggelam, keracunan hidrokarbon)
i. Drug Ingestion dan over dosis narkotik/non narkotik ( heroin,opioid,
aspirin)
j. Hemolytic disorder, spt DIC , multiple blood tenfusion dan
cardiopulmonary by pass.
k. Major surgery.
l. Respon imunologik terhadap antigen penjamu (goodpasture syndrome,
SLE)
Pengkajian primer
a. Airway
Peningkatan sekresi pernapasan
Bunyi nafas krekels, ronki dan mengi
b. Breathing
Distress pernapasan: pernapasan cuping hidung,
takipneu/bradipneu, retraksi.
Menggunakan otot aksesori pernapasan
Kesulitan bernafas : lapar udara, diaforesis, sianosis
c. Circulation
Penurunan curah jantung : gelisah, letargi,
takikardia
Sakit kepala
Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah,
kacau mental, mengantuk
Papiledema
Penurunan haluaran urine
Pemeriksaan Fisik
Fase eksudatif (Exudative Phase)
Kelemahan, menurun kesadaran, tdk mampu berkonsentrasi,
takipnea, dan alkalosis respiratori.
Hasil inspeksi dada didapatkan penggunaan otot bantu
pernapasan dan adanya peningkatan tekanan darah arteri.
Fase Fibroproliferatif (Fibroproliferative Phase)
Peningkatan tekanan darah arteri, peningkatan workload
ventrikel kiri, suara napas crackles/rales, Agitasi yg b/d hipoksia,
hiperventilasi, hiperkarbia, peningkatan kerja napas, asidosis
laktat (b/d metabolisme aerob), perubahan dalam perfusi (denyut
jantung meningkat, penurunan tekanan darah, perubahan
temperatur dan warna kulit, penurunan capillary refill).
Disfungsi pada organ seperti :
• Otak terjadi perubahan kesadaran, agitasi dan
halusinasi.
• Jantung, terjadi penurunan curah jantung (cardiac
output) yg mengakibatkan angina, CHF, disritmia, dan
Miokard infark.
• Ginjal, terjadi penurunan produksi urine atau laju
filtrasi glomerulus (LFG)/Glomerulus filtration Rate
(GFR)
• Kulit, terdapat bintik-bintik dan tanda iskemik.
• Hati, didapati adanya peningkatan SGOT, biliriubin,
alkalin fosfat dan penurunan albumin.
Penatalaksanaan
Tujuan Terapi :
• Support pernapasan
• Mengobati penyebab jika mungkin
• Mencegah komplikasi.
TERAPI :
1. Intubasi untuk pemasangan ETT
2. Pemasangan Ventilator mekanik (Positive end expiratory pressure) untuk mempertahankan
keadekuatan level O2 darah.
3. Sedasi untuk mengurangi kecemasan dan kelelahan akibat pemasangan ventilator
4. Pengobatan tergantung klien dan proses penyakitnya :
– Inotropik agent (Dopamine ) untuk meningkatkan curah jantung & tekanan darah.
– Antibiotik untuk mengatasi infeksi
– Kortikosteroid dosis besar (kontroversial) untuk mengurangi respon inflamasi dan
mempertahankan stabilitas membran paru
a. Kirimkan jumlah oksigen yang adekuat ke jaringan vital, tetapi tekankanlah resiko
kerusakan iatrogenic pada paru-paru.
b. Pemeriksaan ulang yang sering mengenal kebutuhan akan PEEP, tingkat kebutuhan
ventilatorterakhir, FiO2 adlah penting
c. Jagalah pasien dengan observasi ketat di sepanjang waktu dan pantau dengan
cermat adanya perkembangan yang merugikan.
d. Ingatlah kegagalan oksigenasi seringkali merupakan penyakit multisistem.
Pembatasan cairan yang berat dapat menurunkan cairan paru – paru dan
meningkatkan pertukaran oksigen tetapi secara bersama – sama mengganggu
perfusi keginjal dan usus. (Cherniack, 1997)
PRIORITAS KEPERAWATAN
• Memperbaiki/mempertahankan fungsi respirasi
optimal dan oksigenasi
• Meminimalkan/mencegah komplikasi
• Mempertahankan nutrisi adekuat untuk
penyembuhan/membantu fungsi pernafasan
• Memberikan support emosi kepada pasien dan
keluarga
• Memberikan informasi tentang proses penyakit,
prognose, dan kebutuhan pengobatan
Dx. Keperawatan