Oleh:
MAULIA HERMITA
1912101020020
A. KONSEP
1. Pengertian
ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome) adalah gangguan pernafasan
berat yang disebabkan oleh penumpukan cairan di alveoli atau kantung udara
kecil di paru-paru. Gejala utamanya yaitu sesak napas berat dan sulit bernapas.
sehingga darah tidak dapat mengambil oksigen untuk dibawa ke seluruh tubuh
dan dapat menyebabkan organ-organ seperti ginjal atau otak tidak berfugsi
gagal nafas akut yang ditandai dengan : hipoksemia, penurunan fungsi paru-paru,
dispnea, edema paru-paru bilateral tanpa gagal jantung, dan infiltrate yang
2. Etiologi
menjaga cairan tetap di dalam pembuluh darah. Namun, pada ARDS, cedera atau
termasuk otak dan ginjal. Jika dibiarkan, kondisi ini akan mengancam nyawa
penderitanya (Mayo Clinic 2018). Beberapa kondisi dan penyakit yang bisa
Sepsis
Luka bakar
Pankreatitis
3. Manifestasi Klinis
Sindrom ini merupakan suatu edema paru yang berbeda dari edema paru karena
endothelium kapiler paru dan epitel alveoli yang mengakibatkan edema paru
Membran alveoli terdiri atas dua tipe sel yaitu sel tipe 1 ( tipe A) sel
penyokong yang tidak mempunyai mkrovili dan amat tipis. Sel tipe II (tipe B)
berbentuk hamper seperti kubus dengan mikrovili dan merupakan sumber utama
surfaktan alveoli. Sekat pemisah udara dan pembuluh darah disusun dari sel tipe I
Sel pneumosit tipe I amat peka terhadap kerusakan yang disebabkan oleh
berbagai zat yang terinhalasi. JIka terjadi kerusakan sel-sel yang menyusun 95%
dari permukaan alveoli ini, akan amat menurunkan keutuhan sekat pemisah
interstitial, edema, dan perdarahan yang disertai dengan profilasi sel tipe II yang
rusak. Keadaan ini dapat membaik secara lambat atau membentuk fibrosis paru
secara luas.
Sel endotel mempunyai celah yang dapat menjadi lebih besar daripada 60
amstrong sehingga terjadi perembesan cairan dan unsure-unsur lain dari darah ke
dalam alveoli dan terjadi edema paru. Mekanisme kerusakan endotel pada ARDS
dimulai dengan aktivitas komplemen sebagai akibat trauma, syok, dan lain-lain.
proteolisis protein plasma dalam sirkulasi seperti faktor Hageman, fibrinogen, dan
atelekstatis kogestif yang luas. Terjadi pengurangan volume paru, paru menjadi
darah mengalir ke alveoli yang kolpas) dan kelainan difusi alveoli kapiler akibat
(residu) pada paru di akhir eskpirasi normal dan kapasitas residu fiungsional
Pelepasan dari
Trauma tipe ll
Henti fibrinopeptida dan
pheocytes
simpatetik asam amino
hipotalamus
Penurunan
Trauma endothelium surfactan
Vasokontriksi paru dan epithelium
paru alveolar
Atelektasis
Perubahan volume darah
menuju sirkulasi paru Peningkatan
permeabilitas
Fungsi Broncho
Peningkatan tekanan
residu spasme
hidrostatik kapiler
kapasitas
pulmonal Edemaparu
menurun
Kelebihan Penurunanpenge
volume cairan mbangan paru Pemenuhan
paruberkurang
Ketidakefektifan
Gangguan
pola nafas
Infiltrat Ronchi pertukaran
alveolar gas
Ketidakefektifan
Gambar 2.3 Patofisiologi Nanda NIC NOC
bersihan jalan
nafas
6. Pemeriksaan diagnostik
a. Laboratorium
1) Analisa gas darah:
a) Hipoksemia (penurunan PaO2)
b) Hipokapnia (penurunan PCO2) Pada tahap awal karena hiperventilasi
c) Hiperkapnia (peningkatan PC02) menunjukan gagal ventilasi
d) Alkalosi respiratori (pH >7,45) pada tahap dini
e) Asedosis respiratori/metabolic terjadi pada tahap lanjut.
2) Leukosit (pada sepsis), anemia, trombositopenia (refleksi implamasi
sistemik dan injuri endotel), peningkatan kadar amilasee (pada pancreatitis).
7. Komplikasi
Penderita ARDS dapat mengalami komplikasi, baik akibat ARDS itu sendiri
maupun akibat efek samping dari pengobatannya (Mayo Clinic, 2018). Beberapa
DVT (deep vein thrombosis) atau penggumpalan darah pada pembuluh darah
napas
Selain komplikasi di atas, penderita ARDS yang berhasil sembuh bisa mengalami
Depresi
8. Penatalaksanaan
b. Pengkajian Sekunder
1) Identitas Pasien
Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Suku, Agama, Alamat, Tanggal
Pengkajian.
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Kaji apakah klien sebelum masuk rumah sakit memiliki riwayat penyait
yang sama ketika klien mauk rumah sakit.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Kaji apakah klien pernah menderita riwayat penyakit yang sama
sebelumnya.
4) Pemeriksaan Fisik
a) B1 (Breath)
Sesak nafas, nafas cepat dan dangkal, apakah terdapat suara tambahan
seperti krekel, ronchi, wheezing.
b) B2 (Blood)
Takikardi, tekanan darah bisa normal atau meningkat (terjadinya
hipoksemia).
c) B3 (Brain)
Tingkat kesadaran menurun (seperti bingung atau agitasi), pingsan, nyeri
kepala (penyebabnya karena adanya trauma), mata berkunang-kunang,
berkeringat banyak.
d) B4 (Bowel)
Adakah penurunan prouksi urine (berkurangnya produksi urine
menunjukkan adanya gangguan perfusi ginjal).
e) B5 (Bladder)
Status cairan dan nutrisi penting dikaji karena bila ada gangguan status
nutrisi dan cairan akan memperberat keadaan seperti cairan yang
berlebihan dan albumin yang rendah akan memperberat edema paru.
f) B6 (Bone)
Kelemahan otot, mudah lelah
2. Diagnosa dan Intervensi keperawatan
airway
Diagnosa : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
peningkatan secret pulmonal
Intervensi :
a. Kaji kesadaran pasien dengan menyentuh, menggoyang dan memanggil
namanya
b. Lakukan panggilan untuk pertolongan darurat
c. Beri posisi telentang pada permukaan rata yang tidak keras, kedua lengan
pasien disamping tubuhnya
d. Berikan pertolongan dengan nafas buatn
e. Buka jalan nafas dengan teknik tengadahkan kepala, topang dagu untuk
membuka jalan nafas, jari tengah, jari manis dan kelengking bisa digunakan
untuk menopang dagu sedangkan jari telunjuk untuk mengeluarkan benda
asing yang ada dalam mulut.
Breathing (pernafasan)
Dalam mengkaji pernafasan pasien gawat darurat dengan ARDS, akan
menjumpai pasien mengalami sesak dan irama pernafasannya tidak teratur. Ini
dikarenakan karena adanya peningkatan secret pada organ paru. Akan
dijumpai takipnea, penggunaan otot-otot bantu pernafasan dan suara nafas
tambahan (ronkhi)
Diagnosa :
Gangguan pertukarang gas berhubungan dengan penumpukan cairan di
alveoli, alveolar hipoventilasi
Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan pertukarang gas tidak
adekuat, penurunan kemampuan untuk oksigenasi
Intervensi :
a. Kaji pernafasan pasien dengan mendekatkan telinga diatas mulut/hidung
pasien sambil mempertahankan pembukaan jalan nafas
b. Perhatikan dada pasien dengan melihat gerakan naik turunnya dada
pasien
c. Auskultasi udara yang keluar waktu ekspirasi, merasakan adanya aliran
udara
d. Berikan nafas bantuan
e. Setelah itu observasi kembali naik turunnya dada, mendengar dan
merasakan udara yang keluar pada waktu ekshalasi
Circulation
Karena adanya masalah pada organ paru, maka akan terjadi penurunan
balik vena (cardio pulmonary), yang kemudian akan menyebabkan
penurunan curah jantung. Sehingga dalam mengobservasi tekanan darah,
akan didapatkan hasil pasien mengalami hipotensi. Tekanan darah yang
rendah ini akan menyebabkan darah sulit sampai pada pembuluh
darah/jaringan-jaringan perifer, sehingga tidak jarang akan mendapat
pasien dengan sianosis, dan edema.
Diagnosa :
Resiko gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan
penurunan aliran balik vena, penurunan curah jantung
Intervensi :
a. Tentukan ada tidaknya denyut nadi
b. Hubungi system darurat dengan memberikan informasi tentang hal-
hal yang terjadi dan peralatan yang dibutuhkan
c. Kompresi dada luar akan menyebabkan sirkulasi ke paru-paru dan
ikuti dengan ventilasi
Disability
Pada pasien ARDS, biasanya akan mengalami penurunan kesadaran.
Ini mungkin diakibatkan transport oksigen ke otak yang kurang/tidak
mencukupi (menurunnya curah jantung hipotensi) yang akhirnya darah
akan sulit mencapai jaringan otak. Pada pasien ARDS kesadaran
memang mungkin akan menurun tetapi GCS nya masih sekitar 12-13.
Sehingga kita lebih memprioritaskan pernafasan dan pemompaan
jantungnya, karena apabila pernafasan dan pemompaan jantungnya
sudah tertangani dengan baik maka secara otomatis kesdarannya akan
membaik.
Exposure (pengkajian secara menyeluruh)
Setelah kita mengkaji secara menyeluruh dan sistematis mulai dari
airway, breathing, circulation dan disability, sekarang kita mengkaji
secara menyeluruh untuk melihat apakah ada organ lain yang
mengalami gangguan, sehingga dapat diberikan perawatan
DAFTAR PUSTAKA
Allen, S., & Boskey, E. Healthline (2018). Acute Respiratory Distress Syndrome.
Martin. (2016). Acute respiratory distress syndrome. Indonesian Journal of Chest (Critical
and Emergency Medicine), 3(2), 54-57.