Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR MAMAE

A. Defenisi
Tumor mamae adalah adalah karsinoma yang berasal dari parenkim, stroma, areola
dan papilla mamma (Lab. UPF Bedah RSDS, 2010). Tumor mammae adalah adanya
ketidakseimbangan yang dapat terjadi pada suatu sel / jaringan di dalam mammae dimanba
ia tumbuh secara liar dan tidak bias dikontol ( Dr.Iskandar,2007 )

B. Etiologi
Menurut Dr.Iskandar (2007) Sampai saat ini, penyebab pasti tumor payudara
belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor resiko yang telah teridentifikasi, yaitu
:
1. Jenis kelamin
Wanita lebih beresiko menderita tumor payudara dibandingkan denga
n pria.Prevalensi tumor payudara pada pria hanya 1% dari seluruh tumor payudara.
2. Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu penderita tumor payudara
beresiko tiga kali lebih besar untuk menderita tumor payudara.
3. Faktor genetik
Mutasi gen BRCA1pada kromosom 17 dan BRCA2 pada kromosom 13
dapat meningkatkan resiko tumor payudara sampai 85%. Selain itu, gen p53,
BARD1, BRCA3, dan noey2 juga diduga meningkatkan resiko terjadinya
kanker payudara.
4. Faktor usia
Resiko tumor payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia.
5. Faktor hormonal
Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif, terutama jika ti
dak diselingi oleh perubahan hormon akibat kehamilan, dapat meningkatkan
resiko terjadinya tumor payudara.
6. Usia saat kehamilan pertama
Hamil pertama pada usia 30 tahun beresiko dua kali lipat dibanding
kan dengan hamil pada usia kurang dari 20 tahun.

7. Terpapar radiasi
8. Intake alkohol
9. Pemakaian kontrasepsi oral
Pemakaian kontrasepsi oral dapat meningkatkan resiko tumor payudar
a. Penggunaan pada usia kurang dari 20 tahun beresiko lebih tinggi
dibandingkan dengan penggunaan pada usia lebih tua.

C. Patofisiologi
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri-ciri:
proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh struktur
jaringan sekitarnya. Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan
proliferasi yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan
menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ
yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam intinya.
Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi
maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel normal.
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:
1. Fase induksi: 15-30 tahun
Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi factor
lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada
manusia. Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun
samapi bisa merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung
dari sifat, jumlah, dan konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai
karsinogen, lamanya terkena, adanya zat-zat karsinogen atau ko-karsinogen
lain, kerentanan jaringan dan individu.
2. fase in situ: 1-5 tahun
pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-
cancerous yang bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru,
saluran cerna, kandung kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di payudara.
3. fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui
membrane sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe. Waktu
antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa minggu sampai beberapa
tahun.
4. fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-
tempat lain bertambah.

D. Tanda dan Gejala


Penemuan tanda-tanda dan gejala sebagai indikasi tumor mamae masih sulit
ditemukan secara dini. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika sudah teraba, biasanya oleh
wanita itu sendiri.
1. Terdapat massa utuh (kenyal) Biasanya pada kuadran atas dan bagian dalam,
di bawah lengan, bentuknya tidak beraturan dan terfiksasi (tidak dapat
digerakkan)
2. Nyeri pada daerah massa
3. Adanya lekukan ke dalam/dimping, tarikan dan retraksi pada area
mammae.Dimpling terjadi karena fiksasi tumor pada kulit atau akibat distorsi
ligamentum cooper. Cara pemeriksaan: kulit area mammae dipegang antara ibu
jari dan jari telunjuk tangan pemeriksa l;alu didekatkan untuk menimbulkan
dimpling.
4. Edema dengan Peaut d’oramge skin (kulit di atas tumor berkeriput seperti kulit
jeruk)
5. Pengelupasan papilla mammae
6. Adanya kerusakan dan retraksi pada area putting susu serta keluarnya cairan
secara spontan kadang disertai darah.
7. Ditemukan lesi atau massa pada pemeriksaan mamografi.

E. Penentuan Ukuran Tumor


TUMOR SIZE (T)
TX Tidak ada tumor
T0 Tidak dapat ditunjukkan adanya tumor primer
T1 Tumor dengan diameter 2 cm atau kurang
T1a diameter 0,5cm atau kurang, tanpa fiksasi terhadap fascia
dan/muskulus pectoralis
T1b >0,5 cm tapi kurang dari 1 cm, dengan fiksasi terhadap fascia
dan/muskulus pectoralis
T1c >1 cm tapi < 2 cm, dengan fiksasi terhadap fascia dan/muskulus
pectoralis
T2 Tumor dengan diameter antar 2-5cm
T2a tanpa fiksasi terhadap fascia dan/muskulus pectoralis
T2b dengan fiksasi
T3 Tumor dengan diameter >5 cm
T3a tan pa fiksasi, T3b dengan fiksasi
T4 Tumor tanpa memandang ukurannya telah menunjukkan perluasan secar
langsung ke dalam dinding thorak dan kulit
REGIONAL LIMFE NODES (N)
NX Kelenjar ketiak tidak teraba
N0 Tidak ada metastase kelenjar ketiak homolateral
N1 Metastase ke kelenjar ketiak homolateral tapi masih bisa digerakkan
N2 Metastase ke kelenjar ketiak homolateral yang melekat terfiksasi satu sama
lain atau terhadap jaringan sekitarnya
N3 Metastase ke kelenjar homolateral supraklavikuler atau intraklavikuler
terhadap edema lengan
METASTASE JAUH (M)
M0 Tidak ada metastase jauh
M1 Metastase jauh termasuk perluasan ke dalam kulit di luar payudara
G. Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium meliputi:
a. Morfologi sel darah

b. Laju endap darah

c. Tes faal hati

d. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau


plasma

e. Pemeriksaan sitologik

2. Tes diagnosis lain


a. Non invasif
1). Mamografi Yaitu radiogram jaringan lunak sebagai pemeriksaan
tambahan yang penting. Mamografi dapat mendeteksi massa yang
terlalu kecil untuk dapat diraba. Dalam beberapa keadaan dapat
memberikan dugaan ada tidaknya sifat keganasan dari massa yang
teraba. Mamografi dapat digunakan sebagai pemeriksaan penyaring
pada wanita-wanita yang asimptomatis dan memberikan keterangan
untuk menuntun diagnosis suatu kelainan.
2). Radiologi (foto roentgen thorak)
3). USG
Teknik pemeriksaan ini banyak digunakan untuk membedakan
antara massa yang solit dengan massa yang kistik. Disamping itu dapat
menginterpretasikan hasil mammografi terhadap lokasi massa pada
jaringan patudar yang tebal/padat.
4). Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Pemeriksaan ini menggunakan bahan kontras/radiopaque melaui
intra vena, bahan ini akan diabsorbsi oleh massa kanker dari massa
tumor. Kerugian pemeriksaan ini biayanya sangat mahal.
5). Positive Emission Tomografi (PET)
Pemeriksaan ini untuk mendeteksi ca mamae terutama untuk
mengetahui metastase ke sisi lain. Menggunakan bahan radioaktif
mengandung molekul glukosa, pemeriksaan ini mahal dan jarang
digunakan.
b. Invasif
1). Biopsi
Pemeriksaan ini dengan mengangkat jaringan dari massa
payudara untuk pemeriksaan histology untuk memastikan
keganasannya. Ada 4 tipe biopsy, 2 tindakan menggunakan jarum dan 2
tindakan menggunakan insisi pemmbedahan.
a). Aspirasi biopsy
Dengan aspirasi jarum halus sifat massa dapat dibedakan antara
kistik atau padat, kista akan mengempis jika semua cairan dibuang. Jika
hasil mammogram normal dan tidak terjadi kekambuhan pembentukan
massa srlama 2-3 minggu, maka tidak diperlukan tindakan lebih lanjut.
Jika massa menetap/terbentuk kembali atau jika cairan spinal
mengandung darah,maka ini merupakan indikasi untuk dilakukan
biopsy pembedahan.
b). Tru-Cut atau Core biopsy
Biopsi dilakukan dengan menggunakan perlengkapan
stereotactic biopsy mammografi dan computer untuk memndu jarum
pada massa/lesi tersebut. Pemeriksaan ini lebih baik oleh ahli bedah
ataupun pasien karena lebih cepat, tidak menimbulkan nyeri yang
berlebihan dan biaya tidak mahal.
c). Insisi biopsy
Sebagian massa dibuang
d). Eksisi biopsy
Seluruh massa diangkat Hasil biopsy dapat digunakan
selama 36 jam untuk dilakukan pemeriksaan histologik secara frozen
section.

H. Komplikasi
Komplikasi utama dari cancer payudara adalah metastase jaringan sekitarnya dan
juga melalui saluran limfe dan pembuluh darah ke organ-organ lain. Tempat yang
sering untuk metastase jauh adalah paru-paru, pleura, tulang dan hati. Metastase ke
tulang kemungkinan mengakibatkan fraktur patologis, nyeri kronik dan hipercalsemia.
Metastase ke paru-paru akan mengalami gangguan ventilasi pada paru-paru dan
metastase ke otak mengalami gangguan persepsi sensori.
I. Penatalaksanaan medis
Penanganan secara medis dari pasien dengan kanker mamae ada dua macam yaitu
kuratif (dengan pembedahan) dan paliatif (non pembedahan)

Tabel Penanganan Tumor Mamae


Penanganan Keterangan
Pembedahan (kuratif)
Mastektomi parsial (eksisi Mulai dari lumpektomi (pengangkatan jaringan yang
tumor local dan penyinaran) luas dengan kulit yang terkena) sampai kuadranektomi
(pengangkatan seperempat payudara), pengangkatan
atau pengambilan contoh jaringan dari kelenjar limfe
aksila untuk penentuan stadium; radiasi dosis tinggi
mutlak perlu (5000-6000 rad)
Seluruh payudara, semua kelenjar limfe di lateral otot
pektoralis minor
Seluruh payudara, semua atau sebagian jaringan aksila
Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor di
Mastektomi total dengan bawahnya, seluruh isi aksila
diseksi aksila rendah
Sama seperti masektomi radikal ditambah kelenjar
Mastektomi radikal yang limfe mamaria interna
dimodifikasi

Mastektomi radikal

Mastektomi radikal yang


diperluas
Non Pembedahan (paliatif)
Penyinaran Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak
dapat direseksi pada kanker lanjut, pada metastase
tulang, metastase kelenjar limfe, aksila, kekambuhan
tumor local atau regional setelah mastektomi

Kemoterapi Adjuvan sistemik setelah mastektomi; paliatif pada


penyakit yang lanjut

Terapi hormaon dan endokrin Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen,
androgen, progesterone, anti estrogen, ooforektomi,
adrenalektomi, hipofisektomi

J. Fokus Pengkajian
1. Identitas, (lihat factor-faktor predisposisi)
2. Keluhan utama ada benjolan pada payu dara dan lain-lain keluahan serta sejak kapan ,
riwayat penyakit ( perjalanan penyakit, pengobatan yang telah diberikan), faktro
etiologi/resiko.
3. Konsep diri mengalami perubahan pada sebagian besar klien dengan kanker mamma.
4. Pemeriksaan klinis, mencari benjolan karena organ payudara dipengaruhi oleh faktor
hormone antara lain estrogen dan progesterone, maka sebaiknya pemeriksaan ini
dilakukan saat pengaruh hormonal ini seminimal mungkin/setelah menstruasi + 1
minggi dari hari akhir menstruasi. Klien duduk dengan tangan jatuh ke samping dan
pemeriksa berdiri didepan dalam posisi yag lebih kurang sama tinggi.
a. Inspeksi
a) Simetri mamma kiri-kanan
b) Kelainan papilla, letak dan bentuk, adakah putting susu, kelainan kulit, tanda
radang, dimpling, ulserasi dan lain-lain. Inspeksi ini juga dilakukan dalam
keadaan kedua lengan diangkat ke atas untuk melihat apakah ada bayangan
tumor doio bawah kulit yang ikut bergerak atau adakah bagian yang tertinggal,
dimpling dan lain-lain.
b. Palpasi
a) Kien berbaring dan diusahakan agar payudara tersebar rata atas lapangan dada,
jika perlu punggung diganjal bantal kecil.
b) Konsistensi, banyak, lokasi, infiltrasi, besar, dan batas .
c) Pembesaran kelenjar getah bening (kelenjar aksila)
d) Adakah metastase Nodus (regional) atau organ jauh)
e) Stadium kanker

K. Diagnosa Keperawatan
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembedahan, mis;
anoreksia
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses pembedahan
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan bedah jaringan
4. Ansietas berhubungan dengan diagnosa, pengobatan, dan prognosanya .
5. Kurang pengetahuan tentang Kanker mammae berhubungan dengan kurang
pemajanan informasi
6. Gangguan body image berhubungan dengan kehilangan bagian dan fungsi tubuh
7. Potensial disfungsi seksual berhubungan dengan kehilangan bagian tubuh,
perubahan dalam citra diri
L. Perencanaan Keperawatan
DIAGNOSA KEP. NOC NIC
Nutrisi kurang dari NOC : NIC :
kebutuhan tubuh v Nutritional Status : Nutrition Management
berhubungan dengan food and Fluid Intake § Kaji adanya alergi makanan
pembedahan, mis; Kriteria Hasil : § Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
anoreksia v Adanya peningkatan menentukan jumlah kalori dan
berat badan sesuai nutrisi yang dibutuhkan pasien.
dengan tujuan § Anjurkan pasien untuk
v Berat badan ideal meningkatkan intake Fe
sesuai dengan tinggi § Anjurkan pasien untuk
badan meningkatkan protein dan vitamin C
v Mampu § Berikan substansi gula
mengidentifikasi § Yakinkan diet yang dimakan
kebutuhan nutrisi mengandung tinggi serat untuk
v Tidak ada tanda mencegah konstipasi
tanda malnutrisi § Berikan makanan yang terpilih (
v Tidak terjadi sudah dikonsultasikan dengan ahli
penurunan berat badan
gizi)
yang berarti
§ Ajarkan pasien bagaimana
membuat catatan makanan harian.
§ Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
§ Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
§ Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan

Nutrition Monitoring
§ BB pasien dalam batas normal
§ Monitor adanya penurunan berat
badan
§ Monitor tipe dan jumlah aktivitas
yang biasa dilakukan
§ Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan
§ Monitor lingkungan selama
makan
§ Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam makan
§ Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
§ Monitor turgor kulit
§ Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
§ Monitor mual dan muntah
§ Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
§ Monitor makanan kesukaan
§ Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
§ Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
§ Monitor kalori dan intake nuntrisi
§ Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papila lidah dan cavitas
oral.
§ Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet

Gangguan rasa nyaman


NOC : NIC :
nyeri berhubungan
v Pain Level, Pain Management
dengan proses
v Pain control, § Lakukan pengkajian nyeri secara
pembedahan
v Comfort level komprehensif termasuk lokasi,
Kriteria Hasil : karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
v Mampu mengontrol § Observasi reaksi nonverbal dari
nyeri (tahu penyebab ketidaknyamanan
nyeri, mampu § Gunakan teknik komunikasi
menggunakan tehnik terapeutik untuk mengetahui
nonfarmakologi untuk pengalaman nyeri pasien
mengurangi nyeri, § Kaji kultur yang mempengaruhi
mencari bantuan) respon nyeri
v Melaporkan bahwa § Evaluasi pengalaman nyeri masa
nyeri berkurang dengan lampau
menggunakan § Evaluasi bersama pasien dan tim
manajemen nyeri kesehatan lain tentang
v Mampu mengenali ketidakefektifan kontrol nyeri masa
nyeri (skala, intensitas, lampau
frekuensi dan tanda § Bantu pasien dan keluarga untuk
nyeri) mencari dan menemukan dukungan
v Menyatakan rasa § Kontrol lingkungan yang dapat
nyaman setelah nyeri mempengaruhi nyeri seperti suhu
berkurang ruangan, pencahayaan dan
v Tanda vital kebisingan
dalam rentang normal
§ Kurangi faktor presipitasi nyeri
§ Pilih dan lakukan penanganan
nyeri (farmakologi, non
farmakologi dan inter personal)
§ Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
§ Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
§ Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
§ Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
§ Tingkatkan istirahat
§ Kolaborasikan dengan dokter jika
ada keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil
§ Monitor penerimaan pasien
tentang manajemen nyeri

Analgesic Administration
§ Tentukan lokasi, karakteristik,
kualitas, dan derajat nyeri sebelum
pemberian obat
§ Cek instruksi dokter tentang jenis
obat, dosis, dan frekuensi
§ Cek riwayat alergi
§ Pilih analgesik yang diperlukan
atau kombinasi dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
§ Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan beratnya nyeri
§ Tentukan analgesik pilihan, rute
pemberian, dan dosis optimal
§ Pilih rute pemberian secara IV,
IM untuk pengobatan nyeri secara
teratur
§ Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
pertama kali
§ Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
§ Evaluasi efektivitas analgesik,
tanda dan gejala (efek samping)
Kerusakan integritas NOC : NIC :
kulit berhubungan Tissue Integrity : Pressure Management
dengan pengangkatan Skin and Mucous - Anjurkan pasien untuk
bedah jaringan Membranes menggunakan pakaianyang
Kriteria Hasil : longgar
v Integritas kulit yang - Hindari kerutan padaa tempat
baik bisa dipertahankan tidur
(sensasi, - Jaga kebersihan kulit agar
elastisitas, temperatur, tetap bersih dan kering
hidrasi, pigmentasi) - Mobilisasi pasien (ubah posisi
v Tidak ada luka/lesi pasien) setiap dua jam sekali
pada kulit - Monitor kulit akan adanya
v Perfusi jaringan baik kemerahan
v Menunjukkan - Oleskan lotion atau
pemahaman dalam minyak/baby oil pada derah
proses perbaikan kulit yang tertekan
dan mencegah - Monitor aktivitas dan
terjadinya sedera mobilisasi pasien
berulang - Monitor status nutrisi pasien
v Mampu melindungi
kulit dan
mempertahankan
kelembaban kulit dan
perawatan alami
Ansietas berhubungan NOC : NIC :
dengan diagnosa, v Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan
pengobatan, dan v Coping kecemasan)
prognosanya. Kriteria Hasil : · Gunakan pendekatan yang
v Klien mampu menenangkan
mengidentifikasi dan · Nyatakan dengan jelas
mengungkapkan gejala harapan terhadap pelaku pasien
cemas · Jelaskan semua prosedur dan
v Mengidentifikasi, apa yang dirasakan selama prosedur
mengungkapkan dan
menunjukkan tehnik · Temani pasien untuk
untuk mengontol cemas memberikan keamanan dan
v Vital sign dalam mengurangi takut
batas normal · Berikan informasi faktual
v Postur tubuh, mengenai diagnosis, tindakan
ekspresi wajah, bahasa prognosis
tubuh dan tingkat · Dorong keluarga untuk
aktivitas menunjukkan menemani anak
berkurangnya · Lakukan back / neck rub
kecemasan · Dengarkan dengan penuh
perhatian
· Identifikasi tingkat
kecemasan
· Bantu pasien mengenal
situasi yang menimbulkan
kecemasan
· Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
· Instruksikan pasien
menggunakan teknik relaksasi
· Barikan obat untuk
mengurangi kecemasan
Kurang pengetahuan NOC : Teaching : Dissease Process
tentang penyakit, v Kowlwdge : disease - Kaji tingkat pengetahuan
perawatan,pengobatan process klien dan keluarga tentang
kurang paparan v Kowledge : health proses penyakit
terhadap informasi Behavior - Jelaskan tentang patofisiologi
Kriteria Hasil : penyakit, tanda dan gejala
v Pasien dan keluarga serta penyebabnya
menyatakan - Sediakan informasi tentang
pemahaman tentang kondisi klien
penyakit, kondisi, - Berikan informasi tentang
perkembangan klien
prognosis dan program - Diskusikan perubahan gaya
pengobatan hidup yang mungkin
v Pasien dan keluarga diperlukan untuk mencegah
mampu melaksanakan komplikasi di masa yang akan
prosedur yang datang dan atau kontrol proses
dijelaskan secara benar penyakit
v Pasien dan keluarga - Jelaskan alasan
mampu menjelaskan dilaksanakannya tindakan
kembali apa yang atau terapi
dijelaskan perawat/tim - Gambarkan komplikasi yang
kesehatan lainnya mungkin terjadi
- Anjurkan klien untuk
mencegah efek samping dari
penyakit
- Gali sumber-sumber atau
dukungan yang ada
- Anjurkan klien untuk
melaporkan tanda dan gejala
yang muncul pada petugas
kesehatan
Gangguan body image 1) Klien tidak malu Diskusikan dengan klien atau
berhubungan dengan dengan keadaan orang terdekat respon klien terhadap
kehilangan bagian dan dirinya. penyakitnya.
fungsi tubuh 2) Klien dapat Rasional : membantu dalam
menerima efek
pembedahan. memastikan masalah untuk memulai
proses pemecahan masalah
Tinjau ulang efek pembedahan
Rasional : bimbingan antisipasi
dapat membantu pasien memulai
proses adaptasi.
Berikan dukungan emosi klien.
Rasional : klien bisa menerima
keadaan dirinya.
Anjurkan keluarga klien untuk
selalu mendampingi klien.
Rasional : klien dapat merasa masih
ada orang yang memperhatikannya.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2012. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC

Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2013).Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi


10.Jakarta:EGC

Lab. UPF Bedah, 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi , RSDS-FKUA, Surabaya

Mansjoer, Arif. 2008. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius

Marilyan, Doenges E. 2014. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk perencanaan


dan pendokumentasian perawatyan px) Jakarta : EGC

NANDA. (2015). Nursing Diagnosis 2015-2017: Definitions and classification. Philadelphia:


Mosby.
Junaedi, Iskandar dr., (2007) Kanker. Jakarta : PT. Buana Ilmu Populer

Anda mungkin juga menyukai