DOSEN PEMBIMBING:
Ns. Dini Maulinda, M.Kep
OLEH:
PUTRI DIANI
18301009
Keluar dari
Focus ghon
tracheobionchial
bersama sekret
Komplek primer Limfangitis lokal Limfa dengitis regional
Sembuh tanpa pengobatan
Pembentukan sputum
Membentuk keju
Distensi abdomen
Droplet infeksi
MK : Resiko infeksi
MK : Deficit nutrisi
MCP TB PADA ANAK
Edukasi :
Jelaskan tujuan dan prosedur
batuk efektif
Kolaborasi :
kolaborasi pemberian mukolitik
atau ekspentoran jika perlu.
Intervensi pendukung :
Fisio terapi dada
Observasi :
1. Identifikasi indikasi
fisioterapi dada
(mis. Hipersekresi sputum,
sputum kental, dan tertahan)
2. Identifikasi kontraindikasi
fisioterapi dada
(mis. Eksaserbasi PPOK
akut, pneumonia tanpa
produksi sputum berlebih,
kanker paru- paru)
Terapeutik :
1. Lakukan fisio terapi dada
setidaknya 2 jam setelah
makan
2. Hindari perkusi pada
tulang belakang ginjal,
payudara wanita, insisi,
dan tulang rusuk yang
patah.
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur fisioterapi dada
2. Anjurkan batuk segera
setelah prosedur selesai
3. Ajarkan inspirasi
perlahan dan dalam
melalui hidung selama
proses fisioterapi
Kolaborasi : -
2 Defisit nutrisi b.d Tujuan : Intervensi utama
kurangnya asupan setelah dilakukan Manajemen nutrisi
makanan tindakan 2x 24 jam deficit
nutrisi membaik Observasi :
1. Identifikasi status nutrisi
Kriteria hasil : 2. Identifikasi makanan yang
Porsi makan yang disukai
dihabiskan meningkat 3. Identifikasi kebutuhan kalori
Berat badan membaik dannjenis nutrisi
Indeks masa tubuh 4. Monitor berat badan
membaik
Terapeutik :
1. Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
2. Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
3. Berikan makanan tinggi
kalori dan protein
4. Berikan suplemen makanan,
jika perlu
Edukasi : -
Kolaborasi :
Kolaborasi ddengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrient yang
dibutuhkan
Intervensi pendukung
Pemantauan nutrisi
Observasi :
1. Identifikasi faktor yang
mempengaruhi asupan
gizi (mis. Pengetahuan,
ketersediaan makanan )
2. Identifikasi perubahan
berat badan
3. Identifikasi pola makan
(mis.
Kesukaan/ketidaksukaan
makanan, konsumsi
makanan cepat saji,
makan terburu-buru)
Terapeutik :
1. Timbang berat badan
2. Hitung perubahan berat
badan
3. Atur interval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
4. Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
Kolaborasi : -
3 Resiko penyebaran Tujuan : Intervensi utama
infeksi b.d peningkatan Setelah di lakukan Pencegahan infeksi
paparan organisme tindakan 2x24 jam di
pathogen lingkungan harapkan resiko Observasi :
penyebaran infeksi monitor tanda dan gejala infeksi
menurun lokal dan sistemik
Terapeutik :
1. Batasi jumlah pengnjung
2. Cucitangan setelah
Kriteria hasil : kontak dengan pasien dan
Demam menurun lingkungan pasien
Kemerahan
menurun Edukasi :
Nyeri menurun 1. Ajarkan etika batuk
2. Anjurkan meingkatkan
asupan nutrisi
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian
imunisasi, jika perlu
Intervensi pendukung
Latihan batuk efektif
Observasi :
1. Identivikasi
kemamampuan batuk
2. Monitor adanya retensi
sputum
Terapeutik :
1. Atur posisi semi fowler
atau fowler
2. Pasang perlak dan
bengkok di pangkuan
pasien
3. Buang secret pada tempat
sputum
Edukasi :
Jelaskan tujuan dan prosedur
batuk efektif
Kolaborasi :
kolaborasi pemberian mukolitik
atau ekspentoran jika perlu.
4 Gangguan pertukaran Tujuan : Intervensi utama
gas b.d Ketidak setelah dilakukan tindakan Pemantauan respirasi
seimbangan ventilasi 1x24 jam pertukaran gas
perfusi meningkat Observasi :
1. Monitor frekuensi, irama,
Kriteria hasil : kedalaman dan upaya
1. Bunyi nafas nafas
tambahan menurun 2. Monitor pola napas
2. Pusing menurun 3. Monitor kemampuan
3. Penglihatan kabur batuk efektif
menurun 4. Monitr adanya produksi
4. Pola napas sputum
membaik 5. Monitor adanya sumbatan
jalan napas
Terapeutik :
1. Atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi
pasien
2. Dokumntasi hasil
pemantauan
Edukasi :
Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Kolaborasi : -
Intervensi pendukung
Fisio terapi dada
Observasi :
1. Identifikasi indikasi
fisioterapi dada
(mis. Hipersekresi
sputum, sputum kental,
dan tertahan)
2. Identifikasi
kontraindikasi fisioterapi
dada
(mis. Eksaserbasi PPOK
akut, pneumonia tanpa
produksi sputum
berlebih, kanker paru-
paru)
3. Monitor status
pernapasan (mis.
Kecepatan, irama, suara
nafas, dan kedalaman
nafas)
Terapeutik :
1. Lakukan fisio terapi dada
setidaknya 2 jam setelah
makan
2. Hindari perkusi pada
tulang belakang ginjal,
payudara wanita, insisi,
dan tulang rusuk yang
patah.
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur fisioterapi dada
2. Anjurkan batuk segera
setelah prosedur selesai
3. Ajarkan inspirasi
perlahan dan dalam
melalui hidung selama
proses fisioterapi
Kolaborasi : -
LAPORAN KASUS KEPERAWATAN ANAK DENGAN
TUBERKULOSIS
DOSEN PEMBIMBING:
Ns. Dini Maulinda, M.Kep
OLEH:
PUTRI DIANI
18301009
NIM : 18301009
INFORMASI UMUM
Nomor RM : ........................................................................................................................
Masuk Ruang Rawat : Anak .......... Kelas : ......... Tanggal / Jam : 30 j u n i 2021/10.00.......
Anak masuk dengan keluhan batuk produktif, diare, kelelahan dan keringat malam sejak 4 bulan
yang lalu. Pasien pernah dirawat dengan diagnosa bronchitis
Genogram (3 generasi)
Kategori ....................
0 1 2 Nilai
1. Indeks Masa Tubuh (IMT = BB/TB2 18.5-22.9 17- <8.5 <17 /≥ 23
dalam meter
2. Kehilangan Berat Badan dalam waktu 3 < 5 % 5-10 >10%
bulan terakhir
3. Asupan makanan pasien dalam 5 hari Baik Kurang Tidak
terakhir adekuat
4. Kondisi penyakit pasien yang Tidak Ya
mempunyai risiko nutrisi
5. Pasien sedang mendapat diet Tidak Ya
makanan tertentu
Total Skor
Jika Total Skor :
0 = Risiko Rendah, pemberian nutrisi rutin, dilakukan screening ulang 1 minggu sekali 1 =
Risiko sedang, dilakkan screening lebih lanjut oleh dietisen, dievaluasi 3 hari sekali
bila dalam 3 hari asupan sangat kurang konsul dokter spesialis gizi
≥2= Risiko tinggi, diperlukan terapi nutrisi oleh dr. SpGK dievaluasi setiap hari oleh
dietiser
NUTRISI - METABOLIK
Gangguan menelan :
BAB
Pola BAB :
Penggunaan Laksatif :
Konsistensi Feses :
Riwayat Perdarahan : Hemoroid
:
BAK BALANCE CAIRAN:
Frekuensi : Volume : ml/
Retensi :
Karakteristik Urin : Penggunaan Diuretik :
IWL :
EWL : Drain : WSD:
Muntah :
Pola Tidur/Istirahat :
TIDUR - ISTIRAHAT
Bahasa :
Sosial :
Hambatan tumbuh kembang :
Citra Tubuh :
KONSEP DIRI
Harga Diri :
Peran :
Identitas :
Form at Pengkajian
PROFESI NERS STIKES PAYUNG Page 8
TINJAUAN SISTEM TUBUH
RAMBUT
Warna/panjang/pendek/tanpa rambut/distribusi/tekstur rambut/mudah rontok/gatal-gatal/lesi
Berwarna hitam, distribusi normal
MATA
Anemis/ikterik/midriasis/ kaca mata/contact lens/gangguan penglihatan/simetris/strabismus/nistagmus/
katarak/ glukoma
Tidak anemis
HIDUNG
Simetris/perdarahan/sinusitis/gangguan penciuman/malformasi/terpasang NGT/O2/cuping hidung/secret
Simetris
BIBIR
kering/pecah-pecah/sianosis/simetris
Terdapat sariawan dan kemerahan, bibir simetris
GIGI
Gigi palsu/kotor/kawat gigi/karies/tidak ada gigi
Gigi bersih
TELINGA
Perdarahan/infeksi/gang. pendengaran/kotor/bersih telinga
bersih
INSPEKSI
Warna/bentuk dada/simetris/kedalaman pernapasan/Pola napas/irama pernapasan/ penggunaan
otot bantu pernapasan/ictus kordis/payudara
Dada simetris, menggunakan otot bantu pernapasan, pola pernapasan cepat (28x/i)
PALPASI
Hangat/dingin/nyeri tekan/massa/taktil fremitus/denyut apical/ekskursi pernapasan/
ekspansi pernafasan
hangat
PERKUSI
Sonor
AUSKULTASI
Suara nafas : terdengar suara napas
tambahan wheezing
Bunyi Jantung : s1 diikuti s2 (tidak ada
suara tambahan
Irama Jantung : regular
LEHER TANGAN
Pembesaran KGB/kaku kuduk/JVP/ terpasang Utuh/luka/sianosis/clubbing finger/dingin/
trakeostomi/ Terpasang neck colar fraktur/ edema/CRT/turgor kulit/LILA
Format Pengkajian
simetris utuh
PROFESI NERS STIKES PAYUNG NEGERI Page 8
INSPEKSI
Warna/simetris/kontur/keadaan kulit/letak umbilicus/stoma/asites
PALPASI
Hangat/dingin/nyeri tekan/massa
ABDOMEN
hangat
AUSKULTASI
Bising usus : kali/menit
PERKUSI
GENITALIA
Perdarahan/terpasang kateter/trauma/malformasi/menstruasi/infeksi
KAKI INSPEKSI
Warna/simetris/kontur/keadaan kulit/letak umbilicus/stoma/asites
Fraktur/malformasi/luka/infeksi/keganasan/sianosis/dingin/foot drop/elastisitas/varises/pulsasi arteri/atrofi
__________________________________________________________________________
normal
__________________________________________________________________________
PALPASI
Hangat/dingin/nyeri tekan/massa
OMEN_ _ __ _ __ __ __ _ __ __ __ __ _ _ __ _ __ __ __ _ __ __ __ __ _
__ __ _ __ __ __ _ __ __ __ __ _ __ __ _ __ __ __ _ __ __ __ __ _
_________________________________________________________________
ABD AUSKULTASI
KEKUATAN OTOT :
Bising usus : kali/menit
TONUS OTOT :
PUNGGUNG
Lordosis/kiposis/skledosis/luka/dekubitus/infeksi/nyeri
PERKUSI
Ginjal
REFLEKS - MENINGEAL
2. Babinski :
3. Chaddock :
4. Kaku Kuduk :
5. Point to point movement :
6. Kernig Sign’s :
7. Laseque Sign’s :
8. Brudzinski Sign’s :
Nervus I :
NERVUS CRANIALIS
Nervus II :
Nervus III, IV, & VI :
Nervus V :
Nervus VII :
Nervus VIII :
Nervus IX &X : Nervus XI
:
Nervus XII :
Albumin 2,00
_
Tanggal :
HASIL PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
pemeriksaan rongent menunjukkan adanya infiltrat lobus kanan atas yang luas
Tes Mantoux menghasilkan indurasi 25 mm dengan tandatanda kavitasi (artinya Tes Mantoux positif
pasien terpapar virus penyebab TB)
_
Pasien diberikan terapi isoniazid (INH), rifampisin, pirazinamid, dan etambutol (dengan dosis 15
mg / kg / hari).
Kesimpulan:
Membutuhkan edukasi perencanaan pulang
(………………………………….)
RENCANA PULANG
(………………………………….)
Pediatric Nursing STIKes Payung Negeri Pekanbaru
Comprehensive Clinical Skill Analysis
SKENARIO KASUS TB
Anak laki-laki berusia 15 tahun dirawat dirumah sakit sejak 5 hari yang lalu dengan keluhan batuk produktif, diare,
kelelahan dan keringat malam sejak 4 bulan yang lalu. Dua bulan yang lalu anak tersebut dirawat diruang yang sama
dengan diagnosa medis bronchitis. Pasien tampak sesak dan berbaring ditempat tidur. CRT 4 detik. Penggunaan
otot bantu napas dan tidak nafsu makan, tampak sariawan dan kemerahan di mukosa mulut. Hasil pemeriksaan fisik
diperoleh Frekuensi napas 28 kali/menit, frekuensi nadi 110 kali/menit dan suhu tubuh 38 ºC, auskultasi paru
terdengar bunyi napas tambahan. Pasien tampak pucat dan lemah. Hasil pemeriksaan rongent menunjukkan adanya
infiltrat lobus kanan atas yang luas. Tes Mantoux menghasilkan indurasi 25 mm dengan tandatanda kavitasi. Pasien
diberikan terapi isoniazid (INH), rifampisin, pirazinamid, dan etambutol (dengan dosis 15 mg / kg / hari). Hasil
pemeriksaan laboratorium menunjukkan hemoglobin 10,6 g/dl, leukosit 3.930 sel/mm3 (55% neutrofil, 25% limfosit,
15% monosit, 2% eosinofil), trombosit 311.000 sel/mm, albumin 2,00 g/dl, pemeriksaan fungsi hati berada dalam
kisaran normal.
TUGAS
1. Data tambahan
- Pemeriksaan AGD (Analisa gas darah)
- pemeriksaan tekanan darah
- pemeriksaan konjungtiva
2. Diagnose
Keluhan utama : batuk produktif, diare, kelelahan, dan keringat sejak 4 bulan terakir.
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan secret
2. Deficit nutrisi b.d kurangnya asupan makanan
3. Resiko penyebaran infeksi b.d peningkatan paparan organisme pathogen lingkungan
FORMAT INTERVENSI
KEPERAWATAN
Nama Pasien : An. Y Nama preseptee : Putri Diani
Ruangan : Anak NIM 18301009
No. RM :
Data objektif :
1. Frekuensi nafas 28x/menit
2. Terdengar suara napas tambahan
3. Menggunakan otot bantu napas
4. Sputum berlebih/obstruksi dijalan nafas
SLKI SIKI
Tujuan : Intervensi utama :
Setelah dilakukan Latihan batuk efektif
Tindakan 2x24 jam bersihan jalan nafas
meningkat Observasi :
1. Identivikasi kemamampuan batuk
Kriteria hasil : 2. Monitor adanya retensi sputum
Mempertahankan jalan napas pasien
Terapeutik :
Mengeluarkan secret tanpa bantuan
1. Atur posisi semi fowler atau fowler
2. Pasang perlak dan bengkok di pangkuan
pasien
3. Buang secret pada tempat sputum
Edukasi :
Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
Kolaborasi :
Terapeutik :
Edukasi : -
Kolaborasi :
Kolaborasi ddengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan
Intervensi pendukung
Pemantauan nutrisi
Observasi :
Intervensi pendukung
Latihan batuk efektif
Observasi :
1. Identivikasi kemamampuan batuk
2. Monitor adanya retensi sputum
Terapeutik :
1. Atur posisi semi fowler atau fowler
2. Pasang perlak dan bengkok di pangkuan
pasien
3. Buang secret pada tempat sputum
Edukasi :
Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
Kolaborasi :
kolaborasi pemberian mukolitik atau
ekspentoran jika perlu.
FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN
Planning
Intervensi di lanjutkan
2. Defisit nutrisi 28/05/21 Manajemen nutrisi Subjektif
b.d kurangnya 09.00 1. Diharapkan nafsu
asupan Observasi : makan pasien meningkat
makanan
1. Mengidentifikasi status nutrisi
2. Diharapkan sariawan sudah
2. Mengidentifikasi mulai membaik
makanan yang disukai
3. Mengidentifikasi Objektif
kebutuhan kalori dannjenis 1. Diharapkan pasien
nutrisi menghabiskan makanannya
4. Memonitor berat
2. Diharapkan nafsu makan
badan Terapeutik :
meningkat
1. Menyajikan makanan 3.Sariawan dan kemerahan
secara menarik dan suhu
di mukosa mulut membaik
yang sesuai
2. Memberikan makanan tinggi 4.BB pasien
serat untuk mencegah mengalami
konstipasi
penambahan
3. Memberikan makanan tinggi
kalori dan protein Analisis
4. Memberikan
suplemen makanan, Setelah di lakukan implementasi
jika perlu selama 2x24 jam diharapkan
Edukasi : - kondisi pasien membaik
Kolaborasi : Planing
Intervensi di lanjutkan
Kolaborasi ddengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan
3. Resiko 28/05/21 Pencegahan infeksi Data subjektif :
penyebaran 09.00 Observasi : 1. Diharapkan Batuk
infeksi b.d
Memonitor tanda dan gejala produktif BERKURANG
peningkatan
infeksi lokal dan sistemik
paparan 2. Diharapkan keringat
organisme Terapeutik : malam berkurang
pathogen
1. Membatasi jumlah pengnjung Data objektif :
lingkungan
2. Mencuci tangan setelah Diharapkan panas menurun
kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
Analisis
Edukasi :
Setelah di lakukan implementasi
1. Mengajarkan etika batuk
selama 2x24 jam diharapkan
2. Menganjurkan untuk
meingkatkan asupan nutrisi kondisi pasien membaik
Kolaborasi :
Planing
Kolaborasi pemberian imunisasi,
jika perlu Intervensi di lanjutkan
LAPORAN ANALISIS TINDAKAN KEPERAWATAN
NIM 18301009
1. Identitas pasien
Nama Pasien : An. Y
No. RM :
Diagnosa Medis :
Tanggal pelaksanaan:
3. Diagnosa Keperawatan
1. Persiapan pasien
2. Persiapan alat-alat
3. Prosedur kerja :
1. Atur posisi semifowler atau duduk
2. Minta pasien melettakkan satu tangan di dada dan satu di perut
3. Melatih pasien melakukan nafas perut (menarik nafas dalam melalui hidung hingga
3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup)
4. Meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen (cegah lengkungan pada
puggung)
5. Meminta pasien menahan nafas hingga 3 hitungan
6. Meminta pasien menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hidtungan melalui mulut
seperti meniup
7. Memasang perlak/alas dan bengkok (di pangkuan pasine)
8. Meminta pasien untuk melakukan nafas 2 kali, yang ke 3 : inspirasi, tahan nafas dan
batukkan dengan kuat
9. Menampung lendir di dalam sputum pot
10. Mengevaluasi tindakan
11. Merapikan alat dan pasien
12. Mencuci tangan
7. Hasil yang didapat dan makna (Apakah tujuan pelaksanaan tindakan tercapai)
1. Pasien mampu mengeluarkan dahaknya
2. Pasien mampu bernafas dngan lega
1. Mengukur TTV
2. Mengkaji status pernafasan
1. Melakukan
2. Melakukan tindakan dengan baik dan pasien mampu bernafas dengan lega
Referensi (minimal 5 buku referensi)
Nastiti Noenoeng, A. N. (2016). PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN DAN
TATALAKSANA TB ANAK. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Jakarta: DPP
PPNI.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). Jakarta: DPP
PPNI.
PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI). Jakarta: DPP PPNI.
Pratama, Y. A. (2021). Karakteristik Klinis Penyakit Tuberkulosis Paru Pada Anak.
Jurnal Penelitian Perawat Profesiona, 237.
DAFTAR PUSTAKA