Disusun Oleh :
RATRIANI KUSUMANINGRUM
201403052
Mahasiswa
(Ratriani Kusumaningrum)
1. KONSEP PERSALINAN
A. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup
bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari
tubuh ibu (Ambarwati, 2010).
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus
ibu atau proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uerus melalui
vagina ke dunia luar (Johariyah, 2012).
B. Proses Persalinan
(1) Kala I (Kala pembukaan serviks)
Menurut Johariyah (2012), kala I dimulai dari his persalinan yang pertama sampai
pembukaan servik menjadi lengkap. Berdasarkan kemajuan pembukaan servik dibagi
menjadi :
a) Fase Laten
(a) Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
serviks secara bertahap.
(b) Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.
(c) Pada umumnya, fase laten berlangsung hampir atau 8 jam.
(d) Kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih antara 20-30 detik.
b) Fase Aktif
(a) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap
(kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam
waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih).
(b) Dari pembukaan 4 cm sampai dengan 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan
rata-rata 1 cm per jam (nullipara atau primigravida) atau lebih dari 1 cm
hingga 2 cm pada multipara.
(c) Terjadi penurunan bagian terbawah janin
Fase aktif dibagi dalam 3 fase, yaitu:
1) Fase akselerasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4cm.
2) Fase dilatasi maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung
sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
3) Fase deselerasi, pembukaan menjadi lambat. Dalam waktu 2 jam
pembukaan 9 cm menjadi lengkap.
(2) Kala II (Kala pengeluaran)
Menurut Rohani, dkk (2011:138-142), kala II atau kala pengeluaran janin adalah
tahap persalinan di mulai dengan pmbukaan servik lengkap sampai bayi keluar dari
uterus.
Perubahan yang terjadi pada kala II yaitu sebagai berikut:
a) Kontraksi (his). His pada kala 2 lebih terkoordinasi, Sifat kontraksi uterus
simetris, fundus dominan, diikuti relaksasi.
b) Uterus. Pada saat kontraksi, otot uterus menguncup sehingga menjadi tebal
dan lebih pendek, kavum uterus lebih kecil serta mendorong janin dan
kantong amnion ke arah segmen bawah uterus dan serviks.
c) Pergeseran organ dasar panggul. Organ yang ada dalam panggul adalah
vesika urinaria, dua ureter, kolon, uterus, rektum, tuba uterina, uretra,
vagina, anus, perineum, dan labia. Pada saat persalinan, peningkatan
hormon relaksin menyebabkan peningkatan mobilitas sendi, dan kolagen
menjadi lunak sehingga terjadi relaksasi panggul. Karena adanya kontraksi,
kepala janin yang sudah masuk rongga panggul menekan otot-otot dasar
panggul sehingga terjadi tekanan di rektum dan menimbulkan rasa ingin
meneran, anus membuka, labia membuka, perineum menonjol, dan
kemudian kepala tampak divulva pada saat his.
d) Asuhan sayang ibu
Asuhan sayang ibu pada kala II meliputi hal-hal berikut:
(a) Menganjurkan agar ibu selalu didampingi oleh keluarganya selama
proses persalinan dan kelahiran bayinya.
(b) Menganjurkan keluarga ikut terlibat dalam asuhan.
(c) Memberikan dukungan dan semangat kepada ibu dan keluarganya
dengan menjelaskan tahapan dan kemajuan persalinan atau kelahiran
bayi pada mereka.
(d) Membantu ibu memilih posisi meneran yang aman.
(e) Menganjurkan ibu untuk meneran bila ada dorongan yang kuat dan
spontan untuk meneran pada saat pembukaan sudah lengkap.
(f) Menganjurkan pada ibu untuk minum selama kala II persalinan.
(g) Memberikan rasa aman dan semangat serta tentramkan hatinya selama
proses persalinan berlangsung.
e) Tanda Gejala pada kala II persalinan
Menurut Johariyah (2012:5-6) tanda gejala pada kala II persalinan,
antara lain:
(a) His semakin kuat, dengan interval 2-3 menit, dengan durasi 50-100
detik.
(b) Menjelang akhir kala I ketuban pecah yang ditandai dengan
pengeluaran cairan secara mendadak.
(c) Ibu merasakan ingin meneran bersama dengan terjadinya kontraksi.
(d) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan vagina.
(e) Perineum menonjol
(f) Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah
(g) Tanda pasti kala II : Pembukaan serviks telah lengkap atau terlihatnya
bagian terendah janin di introitus vagina.
Tabel 2.1
Tabel lamanya persalinan
Lama persalinan
Primipara Multipara
Kala I 13 jam 7 jam
Kala II 1 jam ½ jam
Kala III ½ jam ¼ jam
TOTAL 14 ½ jam 7 ¾ jam
Sumber : (Johariyah, Ema Wahyu. N. 2012).
(7) Perinium
Segera setelah melahirkan, perinium menjadi kendur karena sebelumnya
teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari ke-5,
perinium sudah mendapatkan kembali sebagian tonus-nya, sekalipun tetap
lebih kendur dari pada keadaan sebelum hamil.
A. Pengkajian
a. Identitas pasien
Dalam pengkajian, hal-hal yang perlu dikaji seperti : nama pasien, umur, alamat,
pekerjaan, agama, suku, nama penanggung jawab, hubungan penanggung jawab dengan
klien dan sebagainya.
b. Keluhan utama
Merupakan alasan utama pasien masuk atau datang ketempat pelayanan kesehatan
dan apa-apa saja yang dirasakan pasien. dalam kasus inpartu biasanya perut ibu akan
terasa kencang-kencang,nyeri.
Riwayat kesehatan
c. Riwayat Kontrasepsi
Mengetahui apa jenis kontrasepsi yang digunakan ibu, berapa lamanya, apa masalahnya,
atau efek samping yang dirasakan ibu, serta apa alasan ibu untuk berhenti memakai
kontrasepsi.
d. Pemeriksaan fisik
1) Aktifitas
kelelahan, aktivitas menurun karena perut terasa tegang dan lebih berat dari biasanya
2) Sirkulasi
TD dan nadi mungkin menurun yang berhubungan dengan kompresi vena kava
DJJ sulit terdengar
Waspada terhadap adanya deselerasi variebel yang dapat berindikasi prolaps tali
pusat
Sionasis
3) Integritas ego
Kehamilan biasanya direncanakan.
4) Eliminasi
Konstipasi, Oliguria berat
5) Makanan dan carian
Sirkulasi pada daerah ekstremitas bawah menurun, sehingga kemungkinan ada
edema karena uterus yang terus menerus menegang akan menekan diafragma dan
pembuluh darah pelvis
6) Neurosensori
Dapat mengalami kesulitan fungsi otot ( misal sklerosis multiple, miastenia gravis,
paralisis)
7) Pernapasan
Sesak nafas yang parah
8) Seksualitas
Fundus uteri lebih tinggi dari tuanya kehamilan sesungguhnya
Vulva dan perineum membengkak
Kaji diameter pelvis
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut
2. Ansietas
C. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut
Kriteria hasil (NOC) :
1. Mengenali kapan nyeri terjadi
2. Ekspresi wajah ringan
3. Skala nyeri ringan
Rencana (NIC) :
1. Manajemen nyeri
a. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi karakteristik,
onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor
pencetus.
b. Pastikan perawatan analgesic bagi pasien dilakukan dengan pemantauan
yang ketat.
c. Kurangi atau eliminasi faktor – faktor yang dapat mencetuskan atau
meningkatkan nyeri.
d. Ajarkan prinsip – prinsip manajemen nyeri.
e. Gunakan tindakan pengontrol nyeri sebelum nyeri bertambah berat.
f. Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk membantu penurunan nyeri.
2. Pemberian analgesik
a. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan keparahan nyeri sebelum
mengobati pasien.
b. Cek perintah pengobatan meliputi obat, dosis dan frekuensi obat analgesik
yang diresepkan.
c. Cek adanya riwayat alergi obat.
d. Monitor tanda vital sebelum dan setelah memberikan analgesic
e. Berikan kebutuhan kenyamanan dan aktivitas lain yang dapat membantu
relaksasi untuk memfasilitasi penurunan nyeri.
3. Manajemen lingkungan : kenyamanan
a. Hindari gangguan yang tidak perlu dan berikan waktu untuk istirahat.
b. Ciptakan lingkungan yang tenang dan mendukung.
c. Sediakan lingkungan yang aman dan bersih.
d. Posisikan pasien untuk memfasilitasi kenyamanan.
2. Ansietas
Kriteria hasil (NOC) :
a. mengontrol ansietas
b. koping yang bagus
Rencana (NIC) :
1. gunakan pendekatan yang menenangkan
2. temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
3. dengarkan penuh perhatian
4. identifikasi tingkat kecemasan
5. dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan,ketakutan.
6. kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan oleh perawat dank lien. Hal-hal
yang harus diperhatikan ketika melakukan implementasi adalah intervensi dilaksanakan
sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi. Penguasaan ketrampilan interpersonal,
intelektual, intervensi, harus dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat,
keamanan fisik dan psikologi dilindungi dan didokumentasi keperawatan berupa pencatatan
dan pelaporan.
B. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang bertujuan melihat
sejauh mana diagnose keperawatan, intervensi keperawatan dan mengevaluasi kesalahan
yang terjadi selama pengkajian, analisa, intervensi, mengimplementasikan keperawatan.
Kriteria keberhasilan :
a. Berhasil
Tuliskan kriteria keberhasilannya dan tindakan dihentiakan
b. Tidak berhasil
Tuliskan mana yang belum berhasil dan lanjutkan tindakan
DAFTAR PUSTAKA