Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
2.1.3 Klasifikasi
Klasifikasi Combustio/ Luka Bakar :
1. Berdasarkan penyebab:
a. Luka bakar karena api
b. Luka bakar karena air panas
c. Luka bakar karena bahan kimia
d. Luka bakar karena listrik
e. Luka bakar karena radiasi
f. Luka bakar karena suhu rendah (frost bite)
2. Berdasarkan kedalaman luka bakar:
a. Luka bakar derajat I (super ficial partial-thickness)
Luka bakar derajat pertama adalah setiap luka bakar yang di dalam proses
penyembuhannya tidak meninggalkan jaringan parut. Luka bakar derajat pertama
tampak sebagai suatu daerah yang berwarna kemerahan, terdapat gelembung
gelembung yang ditutupi oleh daerah putih, epidermis yang tidak mengandung
pembuluh darah dan dibatasi oleh kulit yang berwarna merah serta hiperemis.
Luka bakar derajat pertama ini hanya mengenai epidermis dan biasanya sembuh
dalam 5-7 hari, misalnya tersengat matahari. Luka tampak sebagai eritema
dengan keluhan rasa nyeri atau hipersensitifitas setempat. Luka derajat pertama
akan sembuh tanpa bekas.
b. Luka bakar derajat II (Deep Partial-Thickness)
Kerusakan yang terjadi pada epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi
inflamasi akut disertai proses eksudasi, melepuh, dasar luka berwarna merah atau
pucat, terletak lebih tinggi di atas permukaan kulit normal, nyeri karena
ujungujung saraf teriritasi. Luka bakar derajat II ada dua:
1) Derajat II dangkal (superficial)
Kerusakan yang mengenai bagian superficial dari dermis, apendises kulit
seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih utuh.
Luka sembuh dalam waktu 10-14 hari.
2) Derajat II dalam (deep)
Kerusakan hampir seluruh bagian dermis. Apendises kulit seperti folikel
rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea sebagian masih utuh.
Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung apendises kulit yang tersisa.
Biasanya penyembuhan terjadi dalam waktu lebih dari satu bulan.
c. Luka bakar derajat III ( Full Thickness)
Kerusakan meliputi seluruh ketebalan dermis dan lapisan yang lebih dalam,
apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea rusak,
tidak ada pelepuhan, kulit berwarna abu-abu atau coklat, kering, letaknya lebih
rendah dibandingkan kulit sekitar karena koagulasi protein pada lapisan
epidermis dan dermis, tidak timbul rasa nyeri. Penyembuhan lama karena tidak
ada proses epitelisasi spontan.
3. Berdasarkan tingkat keseriusan luka
a. Luka bakar ringan/ minor
1) Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa
2) Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia lanjut
3) Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala usia (tidak mengenai muka,
tangan, kaki, dan perineum.
b. Luka bakar sedang (moderate burn)
1) Luka bakar dengan luas 15 – 25 % pada dewasa, dengan luka bakar derajat
III kurang dari 10 %
2) Luka bakar dengan luas 10 – 20 % pada anak usia < 10 tahun atau dewasa >
40 tahun, dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %
3) Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak maupun dewasa yang tidak
mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum.
c. Luka bakar berat (major burn)
1) Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di bawah 10 tahun atau di atas usia
50 tahun
2) Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain disebutkan pada butir
pertama
3) Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan perineum
4) Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi) tanpa memperhitungkan
luas luka bakar
5) Luka bakar listrik tegangan tinggi
6) Disertai trauma lainnya
7) Pasien-pasien dengan resiko tinggi.
4. Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh yang Terbakar
Dalam menentukan ukuran luas luka bakar kita dapat menggunakan beberapa metode
yaitu :
a. Rule of Nine
1) Kepala dan leher : 9%
2) Lengan masing-masing 9% : 18%
3) Badan depan 18%, badan belakang 18% : 36%
4) Tungkai maisng-masing 18% : 36%
5) Genetalia/perineum : 1%
i. Total : 100%
b. Diagram
Penentuan luas luka bakar secara lebih lengkap dijelaskan dengan diagram Lund
dan Browder sebagai berikut :
A. Fase Combustio/Luka Bakar
1. Fase akut.
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderita akan mengalami
ancaman gangguan airway (jalan nafas), brething (mekanisme bernafas), dan
circulation (sirkulasi). Gnagguan airway tidak hanya dapat terjadi segera atau
beberapa saat setelah terbakar, namun masih dapat terjadi obstruksi saluran
pernafasan akibat cedera inhalasi dalam 48-72 jam pasca trauma. Cedera inhalasi
adalah penyebab kematian utama penderiat pada fase akut. Pada fase akut sering
terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat cedera termal yang
berdampak sistemik.
2. Fase sub akut.
Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah kerusakan atau
kehilangan jaringan akibat kontak denga sumber panas. Luka yang terjadi
menyebabkan:
a. Proses inflamasi dan infeksi.
b. Problempenuutpan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang atau tidak
berbaju epitel luas dan atau pada struktur atau organ – organ fungsional.
c. Keadaan hipermetabolisme.
3. Fase lanjut.
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan
pemulihan fungsi organ-organ fungsional. Problem yang muncul pada fase ini adalah
penyulit berupa parut yang hipertropik, kleoid, gangguan pigmentasi, deformitas dan
kontraktur
2.1.4 Patofisiologi
Luka bakar (Combustio) disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber panas
kepada tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik.
Destruksi jaringan terjadi akibat koagulasi, denaturasi protein atau ionisasi isi sel. Kulit dan
mukosa saluran nafas atas merupakan lokasi destruksi jaringan. Jaringan yang dalam
termasuk organ visceral dapat mengalami kerusakan karena luka bakar elektrik atau kontak
yang lama dengan burning agent. Nekrosis dan keganasan organ dapat terjadi.
Kedalam luka bakar bergantung pada suhu agen penyebab luka bakar dan lamanya
kontak dengan gen tersebut. Pajanan selama 15 menit dengan air panas dengan suhu sebesar
56.10 C mengakibatkan cidera full thickness yang serupa. Perubahan patofisiologik yang
disebabkan oleh luka bakar yang berat selama awal periode syok luka bakar mencakup
hipoperfusi jaringan dan hipofungsi organ yang terjadi sekunder akibat penurunan curah
jantung dengan diikuti oleh fase hiperdinamik serta hipermetabolik. Kejadian sistemik awal
sesudah luka bakar yang berat adalah ketidakstabilan hemodinamika akibat hilangnya
integritas kapiler dan kemudian terjadi perpindahan cairan, natrium serta protein dari ruang
intravaskuler ke dalam ruanga interstisial.
Curah jantung akan menurun sebelum perubahan yang signifikan pada volume darah
terlihat dengan jelas. Karena berkelanjutnya kehilangan cairan dan berkurangnya volume
vaskuler, maka curah jantung akan terus turun dan terjadi penurunan tekanan darah. Sebagai
respon, system saraf simpatik akan melepaskan ketokelamin yang meningkatkan
vasokontriksi dan frekuensi denyut nadi. Selanjutnya vasokontriksi pembuluh darah perifer
menurunkan curah jantung.
Umumnya jumlah kebocoran cairan yang tersebar terjadi dalam 24 hingga 36 jam
pertama sesudah luka bakar dan mencapai puncaknya dalam tempo 6-8 jam. Dengan
terjadinya pemulihan integritas kapiler, syok luka bakar akan menghilang dan cairan mengalir
kembali ke dalam kompartemen vaskuler, volume darah akan meningkat. Karena edema akan
bertambah berat pada luka bakar yang melingkar. Tekanan terhadap pembuluh darah kecil
dan saraf pada ekstremitas distal menyebabkan obstruksi aliran darah sehingga terjadi
iskemia. Komplikasi ini dinamakan sindrom kompartemen.
Volume darah yang beredar akan menurun secara dramatis pada saat terjadi syok luka
bakar. Kehilangan cairan dapat mencapai 3-5 liter per 24 jam sebelum luka bakar ditutup.
Selama syok luka bakar, respon luka bakar respon kadar natrium serum terhadap resusitasi
cairan bervariasi. Biasanya hipnatremia terjadi segera setelah terjadinya luka bakar,
hiperkalemia akan dijumpai sebagai akibat destruksi sel massif. Hipokalemia dapat terhadi
kemudian dengan berpeindahnya cairan dan tidak memadainya asupan cairan. Selain itu juga
terjadi anemia akibat kerusakan sel darah merah mengakibatkan nilai hematokrit meninggi
karena kehilangan plasma. Abnormalitas koagulasi yang mencakup trombositopenia dan
masa pembekuan serta waktu protrombin memanjang juga ditemui pada kasus luka bakar.
Kasus luka bakar dapat dijumpai hipoksia. Pada luka bakar berat, konsumsi oksigen oleh
jaringan meningkat 2 kali lipat sebagai akibat hipermetabolisme dan respon lokal. Fungsi
renal dapat berubah sebagai akibat dari berkurangnya volume darah. Destruksi sel-sel darah
merah pada lokasi cidera akan menghasilkan hemoglobin bebas dalam urin. Bila aliran darah
lewat tubulus renal tidak memadai, hemoglobin dan mioglobin menyumbat tubulus renal
sehingga timbul nekrosis akut tubuler dan gagal ginjal.
Kehilangan integritas kulit diperparah lagi dengan pelepasan faktor-faktor inflamasi
yang abnormal, perubahan immunoglobulin serta komplemen serum, gangguan fungsi
neutrofil, limfositopenia. Imunosupresi membuat pasien luka bakar bereisiko tinggi untuk
mengalmai sepsis. Hilangnya kulit menyebabkan ketidakmampuan pengaturan suhunya.
Beberapa jam pertama pasca luka bakar menyebabkan suhu tubuh rendah, tetapi pada jam-
jam berikutnya menyebabkan hipertermi yang diakibatkan hipermetabolisme.
Pathway
1.
Bahan Kimia Termis Radiasi Listrik/petir
Masalah Keperawatan:
Biologis LUKA BAKAR Psikologis
Gangguan Citra Tubuh
Defisiensi pengetahuan
Anxietas
Pada Wajah Di ruang tertutup Kerusakan kulit
Resiko infeksi
Nyeri akut
Kerusakan integritas kulit
Oedema laring CO mengikat Hb Peningkatan pembuluh darah
kapiler
Cairan intravaskuler
menurun
Masalah Keperawatan:
Hipovolemia dan
hemokonsentrasi Kekurangan volume cairan
Gangguan sirkulasi
makro
- + - + - - - -
11. Ekstermitas bawah : simetris kanan dan kiri, tidak terdapat lesi dan nyeri tekan.
Kekuatan otot 5.
Tgl Kanan Kiri
Selasa Kesemutan Edema Baal Nyeri Kesemutan Edema Baal Nyeri
9 April
2013
- - - - - - - -
Kimia klinik
Infus RL 500ml IV Indikasi : mengembalikan keseimbangan Ringer laktat menjadi kurang disukai Edema jaringan pada
12 tpm elektrolit pada keadaan dehidrasi dan syok karena menyebabkan hiperkloremia penggunaan volume yang
hipovolemik. dan asidosis metabolik, karena akan besar, biasanya paru-
menyebabkan penumpukan asam paru.
Cara kerja : keunggulan terpenting dari larutan laktat yang tinggi akibat
Ringer Laktat adalah komposisi elektrolit dan metabolisme anaerob.
konsentrasinya yang sangat serupa dengan yang
dikandung cairan ekstraseluler. Natrium
merupakan kation utama dari plasma darah dan
menentukan tekanan osmotik. Klorida
merupakan anion utama di plasma darah. Kalium
merupakan kation terpenting di intraseluler dan
berfungsi untuk konduksi saraf dan otot.
Elektrolit-elektrolit ini dibutuhkan untuk
menggantikan kehilangan cairan pada dehidrasi
dan syok hipovolemik termasuk syok
perdarahan.
IbuProfe 400mg Oral Meredakan demam. Penderita gangguan fungsi ginjal, mual, muntah, diare,
n Mengurangi rasa nyeri pada sakit kepala, gagal jantung, hipertensi, dan konstipasi, nyeri
sakit gigi, nyeri otot, nyeri setelah operasi penyakit lain yang mengakibatkan lambung, ruam kulit,
pada gigi dan dismenore.
retensi cairan tubuh, asma, gangguan pruritus, sakit kepala,
Terapi simptomatik rematoid artritis dan
pembekuan darah, lupus ertematosus
osteoarthritis. sistemik. pusing dan heart burn.
Cefotaxi 1gr IV Infeksi berat yang disebabkan oleh patogen- Penderita dengan riwayat Reaksi hipersensitifitas,
me patogen yang sensitif terhadap Cefotaxime hipersensitif terhadap antibiotik eosinofilia, neutropenia,
seperti : cephalosporin. Penderita ginjal yang leukopenia yang bersifat
- Infeksi saluran napas, termasuk hidung dan berat. sementara, flebitisefek
tenggorokan. pada lambung-usus,
- Infeksi pada telinga. superinfeksi.
- Infeksi kulit dan jaringan lunak. Peradangan iritatif dan
- Infeksi tulang dan sendi. nyeri pada tempat
- Infeksi genitalia, termasuk gonore non- penyuntikan.
komplikata.
- Infeksi abdominal.
Burnazin Cream Indikasi : Luka bakar semua derajat Burnazin tidak boleh digunakan pada dapat terjadi reaksi
10 : lokal seperti rasa
mg/g x Cara kerja : Burnazin krim adalah sediaan terbakar, gatal dan kulit
35 g antimikroba topikal yang mengandung silver Penderita yang peka terhadap kemerahan.
sulphadiazine dalam dasar krim hidrofilik yang golongan sulphonamide.
lunak. Silver sulphadiazine mempunyai aktivitas Wanita hamil tua, bayi baru Leukopenia,
lahir, karena dapat gangguan darah lain,
antibakteri yang luas terhadap bakteri gram
menimbulkan resiko hepatitis, dan nekrosis
positif dan gram negatif. kernicterus hepatoseluler.
Gentami 3mg Infeksi : Gram negatif (Pseudomonas, Proteus, Hipersensitif terhadap Gentamisin > 10% Susunan syaraf
sin Serratia) dan Gram positif (Staphylococcus), dan Aminoglikosida lain pusat : Neurotosisitas
infeksi tulang, infeksi saluran nafas, infeksi kulit (vertigo, ataxia)
dan jaringan lunak, infeksi saluran urin,
Neuromuskuler dan
abdomen, endokarditis dan septikemia ,
skeletal : Gait instability
penggunaan topical, dan profilaksis untuk bakteri
endokarditis dan tindakan bedah. Otic : Ototoksisitas
(auditory), Ototoksisitas
(vestibular)
Ginjal : Nefrotoksik (
meningkatkan klirens
kreatinin)
1% –
10%Cardiovaskuler :
Edeme
< 1%
Agranulositosis
Reaksi alergi
Dyspnea
Granulocytopenia
Fotosensitif
Pseudomotor Cerebral
Trombositopeni
2.2.1.8 Analisa Data
DO :
DO : Ht 39,80%
1 Senin 8 Nyeri Setelah dilakukan Mandiri - Nyeri hampir selalu ada pada beberapa peraw
April 2013 berhubungan tindakan selama 3x - Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi/ derajat beratnya keterlibatan jaringan/ at
18.30 dengan 24jam diharapkan karakter dan intensitas (0-10) kerusakan tetapi biasanya paling berat
kerusakan pasien mampu : - Jelaskan prosedur/ berikan informasi selama penggantian balutan dan
kult, seiring dengan tepat, khususnya debridemen
- Memperlihatkan
pembentukan selama perawata luka - Dukungan empati dapat membantu
penurunan skala
edema - Dorong penggunaan teknik menghilangkan nyeri/ meningkatkan
nyeri (skala 7-2)
manajemen stres, contoh relaksasi relaksasi. Mengetahui apa yang
- Memperlihatkan
progresif, nafas dalam, bimbingan diharapkan memberikan kesempatan
tindakan untuk
imajinasi dan visualisasi pada pasien untuk menyiapkan diri dan
mengendalikan
kolaborasi meningkatkan rasa kontrol
nyeri
- Berikan analgesik sesuai indikasi - Memfokuskan kembali perhatian,
- Melaporkan nyeri
meningkatkan relaksasi, dan
yang
meningkatkan rasa kontrol, yang dapat
dirasakannya
menurunkan ketergantungan
farmakologis
- Metode IV sering digunakan pada awal
untuk memaksimalkan efek obat
2. Kerusakan Setelah dilakukan Mandiri -pengkajian terhadap ukuran, warna ,
integritas tindakan selama 2x kedalaman luka akan menentukan
- Kaji/catat ukuran, warna, kedalaman
kulit 24jam diharapkan intervensi lanjutan.
luka, perhatikan jaringan nekrotik
berhubungan pasien mampu :
dan kondisi sekitar luka -perawatan yang tepat akan mempercepat
denganluka
- Menunjukan - Berikan perawatan luka bakar yang proses penyembuhan luka.
bakar terbuka
regenerasi tepat dan tindakan kontrol infeksi
jaringan
- Mencapai
penyembuhan
tepat waktu pada
area luka bakar
3 Resiko tinggi Setelah dilakukan Mandiri Mandiri
infeksi tindakan selama 2x
- Tekankan pentingnya teknik cuci - Mencegah kontaminasi silang
berhubungan 24jam diharapkan
tangan yang baik untuk semua menurunkan resiko infeksi
dengandisinte pasien mampu :
individu yang datang kontak dengan - Mencegah terpajan pada organisme
gritas
Mencapai pasien infeksius
jaringan kulit
penyembuhan luka - Gunakan sarung tangan, masker, dan
tepat dan tidak teknik aseptik ketat selama
- Mencegah kontaminasi silang dari
perawatan luka langsung dan berikan
demam pakaian steril/ linen pengunjung. Masalah resiko infeksi
- Awasi/batasi pengunjung. Jelaskan harus seimbang melawan kebutuhan
prosedur isolasi terhadap pasien untuk dukungan keluarga dan
pengunjung bila perlu. Periksa area sosialisasi
yang tak terbakar (seperti lipat paha,
lipatan leher, membran mukosa)
- Infeksi oportinistik (jamur) seringkali
secara rutin
terjadi sehubungan dengan depresi
- Ganti balutan dan bersihkan area
sistem imun, dan/atau proliferasi
terbakar.
floral normal tubuh selama terapi
- Bersihkan jaringan nekrotik/ yang
antibiotik sistemik
lepas dengan gunting. Jangan
- Air melembutkan dan membantu
pecahkan lepuh yang utuh bila lebih
membuang balutan dan jaringan parut
kecil dari 2-3 cm, jangan pengaruhi
(lapisan kulit mati atau jaringan)
fungsi sendidan jangan pajankan
- Meningkatkannpenyembuhan.
luka yang terinfeksi.
Mencegah autokontaminasi lepuh
- Periksa luka tiap hari,
yang kecil membantu melindungi
perhatikan/catatnperubahan
kulit dan meningkatkan kecepatan
penampilan, bau, atau kuantitas
reepitelisasi kecuali luka bakar akibat
drainase.
kimia (dimana kasus cairan lepuh
- Awasi tanda vital untuk demam,
peningkatan frekuensi/kedalaman mengandung zat yang dapat
pernafasan sehubungan dengan menyebabkan kerusakan jaringan )
perubahan sensori, adanya diare, - Mengidentifikasinadanya
penurunan jumlah trombosit, dan penyembuhan (granulasi jaringan) dan
hiperglikemia memberikan deteksi dini infeksi luka
- Berikan obat sesuai indikasi bakar. Infeksi pada luka bakar
ketebalan ketebalan sebagian dapat
menyebabkan perubahan luka bakar
menjadi cedera ketebalan penuh.
IMPLEMENTASI
Selasa 9 DP 1 Mengobservasi nyeri pasien DS : klien masih mengeluh nyeri pada area luka
April 19.00 bakarnya.
Memberikan Injeksi :
2013 DO: skala nyeri 4, Wajah klien sedikit lebih tenang
14.00 - Cefotaxime1A x1 gram (IV) DS : klien menyatakan mau diberikan injeksi
DO : klien terlihat gelisah, obat masuk dan tidak ada
tanda tanda alergi
DP 2 - Mengkaji/mencatat ukuran, warna, kedalaman luka, DS : klien menyatakan bersedia untuk dikaji
perhatikan jaringan nekrotik dan kondisi sekitar luka DO : luas luka bakar 14,5% luka bewarna kehitaman di
memberikan perawatan luka bakar (oles burnazin) area wajah dan leher, berwarna merah di lengan bawah
DS : klien menyatakan bersedia untuk diberi perawatan
luka
DO : klien tampak tenang saat dilakukan perawatan
luka.
DP3 -memeriksa luka dan mencatat perubahan penampilan, bau, atau DS: klien menyatakan bersedia untuk diperiksa lukanya.
kuantitas drainase. DO: luka di wajah masih tampak kehitaman, tidak
terdapat bau pada luka pasien
-MengukurTTV, mengkaji adanya diare dan demam ,
DS: klien mengatakan tidak merasakan demam, tidak
-memberikan injeksi Ceftriakson 1x1A mengalami diare
DP 2 - memberikan perawatan luka bakar (oles burnazin) DS : klien menyatakan bersedia untuk dilakukan
perawatan luka
DO : klien tampak tenang dan nyaman saat diberikan
perawatan luka
DP2 memberikan perawatan luka bakar (oles burnazin) DS : klien menyatakan bersedia untuk dilakukan
perawatan luka
DO : klien tampak tenang dan nyaman saat diberikan
perawatan luka
DP3 - memeriksa luka tiap hari, perhatikan/catat perubahan DS: klien menyatakan bersedia untuk diperiksa lukanya.
penampilan, bau, atau kuantitas drainase. DO: luka di wajah masih tampak kehitaman, tidak
- mengawasi ttv terdapat bau pada luka pasien
0
DO : TD: 120/80 mm/Hg Suhu : 36,4 CNadi :
74x/menit RR : 20 kali/menit
EVALUASI
P : Lanjutkan intervensi
2 S:
O: luas luka bakar 13.5 % luka bewarna kehitaman di area wajah dan leher, berwarna merah di lengan
bawah
P: lanjutkan intervensi
P : lanjutkan intervensi
Rabu, 1 S : klien mengatakan nyeri luka bakarnya berkurang
O: luka di wajah masih tampak kehitaman, tidak terdapat bau pada luka pasien
P : lanjutkan intervensi
O : luas luka bakar 13,5% luka bewarna kehitaman di area wajah dan leher, berwarna merah di lengan
bawah
P :lanjutkan interevensi
P : hentikan intervensi
2 S: -
O: klien tampak tenang dan nyaman saat diberikan perawatan luka. Luka klien yang memrah di tangan
lengan atas itu sudah ada perbaikan
A: masalah teratasi
P : hentikan intervensi
O: luka di wajah masih tampak kehitaman, tidak terdapat bau pada luka pasien
P : lanjutkan intervensi
Kesimpulan
Luka bakar tak boleh dianggap sepele, meskipun terdapat luka kecil penanganan harus cepat diusahakan. Penderita luka bakar
memerlukan penanganan secara holistik dari berbagai aspek dan disiplin ilmu. Perawatan luka bakar didasarkan pada luas luka bakar,
kedalaman luka bakar, faktor penyebab timbulnya luka dan lain-lain. Pada luka bakar yang luas dan dalam akan memerlukan
perawatan yang lama dan mahal. Dampak luka bakar yang dialami penderita dapat menimbulkan berbagai masalah fisik, psikis dan
sosial bagi pasien dan juga keluarga. Dengan makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka makin berkembang pula
teknik/cara penanganan luka bakar sehingga makin meningkatkan kesempatan untuk sembuh bagi penderita luka bakar.
Saran
Dalam menangani korban luka bakar harus tetap memegang prinsip steril dan sesuai medis, tidak boleh dilakukan sembarangan
karena bisa mempengaruhi waktu kesembuhan luka bakar. Setiap individu baik tua, muda, maupun anak-anak diharapkan selalu
waspada dan berhati-hati setiap kali melakukan kegiatan/aktivitas terutama pada hal-hal yang dapat memicu luka bakar.