BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
dan fasislitas lainnya bagi kesejahteraan lansia. Hal ini karena pada usia lanjut
individu akan mengalami perubahan fisik, mental, sosial ekonomi dan spiritual
yang mempengaruhi kemampuan fungsional dalam aktivitas kehidupan sehari-
hari sehingga menjadikan lansia menjadi lebih rentan menderita gangguan
kesehatan baik fisik maupun mental. Walaupun tidak semua perubahan struktur
dan fisiologis, namun diperkirakan setengah dari populasi penduduk lansia
mengalami keterbatasan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, dan 18%
diantaranya sama sekali tidak mampu beraktivitas. Berkaitan dengan kategori
fisik, diperkirakan 85% dari kelompok umur 65 tahun atau lebih mempunyai
paling tidak satu masalah kesehatan.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Agar mahasiswa /mahasiswi keperawatan memperoleh informasi dan
gambaran tentang Askep Agregat dalam Komunitas Kesehatan Lansia.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mampu menjelaskan konsep teori tentang kelompok khusus lansia.
2. Mampu melaksanakan pengkajian pada kelompok khusus lansia dengan
masalah yang ada.
3. Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada komunitas kelompok khusus
lansia.
4. Mampu membuat rencana tindakan asuhan keperawatan komunitas pada
kelompok khusus lansia.
5. Mampu menerapkan rencana keperawatan pada asuhan keperawatan
komunitas pada kelompok khusus lansia.
4
1.4 Manfaat
Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Lansia dan Masyarakat Umum
Memberikan gambaran kesehatan guna meningkatkan status kesehatan
lansia di komunitas.
2. Mahasiswa / Penyusun
Menambah pengetahuan dan mampu membuat serta memberikan asuhan
keperawatan lansia sehingga nantinya diharapkan mampu mengembangkan
asuhan keperawatan terhadap lansia dimasa mendatang.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Masa dewasa tua (lansia) dimulai setelah pensiun, biasanya antara usia 65
dan 75 tahun. Jumlah kelompok usia ini meningkat drastic dan ahli demografi
memperhitungkan peningkatan populasi lansia sehat terus menigkat sampai abad
selanjutnya (Potter & Perry, 2005).
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam
mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek
biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial. Secara biologis penduduk lanjut usia
adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang
ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap
serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan
terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ.
Secara ekonomi, penduduk lanjut usia lebih dipandang sebagai beban dari pada
sebagai sumber daya. Banyak orang beranggapan bahwa kehidupan masa tua tidak
lagi memberikan banyak manfaat, bahkan ada yang sampai beranggapan bahwa
kehidupan masa tua, seringkali dipersepsikan secara negatif sebagai beban
keluarga dan masyarakat (Ismayadi, 2004).
Menurut Constantinidies menua (menjadi tua) adalah suatu proses
menghilangnya secara perlahan – lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri / mengganti diri dan mempertahankan fungsi formalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Menurut
organisasi dunia (WHO) lanjut usia meliputi usia pertengahan (middleage) adalah
kelompok usia 45-59 tahun, Usia lanjut (elderly) adalah kelompok usia 60-74
tahun, Usia lanjut (old) adalah kelompok usia 75-90 tahun, dan usia sangat tua
(very old) adalah kelompok usia diatas 90 tahun.
Asuhan keperawatan lansia mengahadapi tantangan khusus karena
perbedaan fisiologis, kognitif, dan kesehatan psikososial. Lansia bervariasi pada
tingkat kemampuan fungsional. Mayoritas merupakan anggota komunitas yang
5
6
aktif, terlibat, dan produktif. Hanya sedikit yang telah kehilangan kemampuan
untuk merawat diri sendiri, bingung atau merusak diri, dan tidak mampu mebuat
keputusan yang berkaitan dengan kebutuhan mereka.
2.1.1 Kebutuhan Hidup Orang Lanjut Usia
Setiap orang memiliki kebutuhan hidup. Orang lanjut usia juga memiliki
kebutuhan hidup yang sama agar dapat hidup sejahtera. Kebutuhan hidup orang
lanjut usia antara lain kebutuhan akan makanan bergizi seimbang, pemeriksaan
kesehatan secara rutin, perumahan yang sehat dan kondisi rumah yang tentram
dan aman, kebutuhan-kebutuhan sosial seperti bersosialisasi dengan semua orang
dalam segala usia, sehingga mereka mempunyai banyak teman yang dapat diajak
berkomunikasi, membagi pengalaman, memberikan pengarahan untuk kehidupan
yang baik. Kebutuhan tersebut diperlukan oleh lanjut usia agar dapat mandiri.
Kebutuhan tersebut sejalan dengan pendapat Maslow menyatakan bahwa
kebutuhan manusia meliputi (1) Kebutuhan fisik (physiological needs) adalah
kebutuhan fisik atau biologis seperti pangan, sandang, papan, seks dan
sebagainya. (2) Kebutuhan ketentraman (safety needs) adalah kebutuhan akan rasa
keamanan dan ketentraman, baik lahiriah maupun batiniah seperti kebutuhan akan
jaminan hari tua, kebebasan, kemandirian dan sebagainya (3) Kebutuhan sosial
(social needs) adalah kebutuhan untuk bermasyarakat atau berkomunikasi dengan
manusia lain melalui paguyuban, organisasi profesi, kesenian, olah raga,
kesamaan hobby dan sebagainya (4) Kebutuhan harga diri (esteem needs) adalah
kebutuhan akan harga diri untuk diakui akan keberadaannya, dan (5) Kebutuhan
aktualisasi diri (self actualization needs) adalah kebutuhan untuk mengungkapkan
kemampuan fisik, rohani maupun daya pikir berdasar pengalamannya masing-
masing, bersemangat untuk hidup, dan berperan dalam kehidupan. Sejak awal
kehidupan sampai berusia lanjut setiap orang memiliki kebutuhan psikologis dasar
(Setiati,2000). Kebutuhan tersebut diantaranya orang lanjut usia membutuhkan
rasa nyaman bagi dirinya sendiri, serta rasa nyaman terhadap lingkungan yang
ada. Tingkat pemenuhan kebutuhan tersebut tergantung pada diri orang lanjut
usia, keluarga dan lingkungannya . Jika kebutuhankebutuhan tersebut tidak
terpenuhi akan timbul masalah-masalah dalam kehidupan orang lanjut usia yang
akan menurunkan kemandiriannya (Ismayadi, 2004).
7
3. Sistem Pendengaran
a. Prebiakusis ( gangguan dalam pendengaran ), hilangnya kemampuan atau
daya pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi dan atau
nada – nada tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata, 50% terjadi
pada usia diatas 65 tahun.
b. Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis
c. Terjadinya pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkanya
kreatin
d. Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami
ketegangan jiwa atau stres
4. Sistem penglihatan
a. Spingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar
b. Kornea lebih berbentuk sferis atau bola, lensa lebih suram atau kekeruhan
pada lensa menjadi katarak, jelas menyebabkan gangguan penglihatan
c. Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan
menjadi lebih lambat, dan susah melihat dalam cahaya gelap
d. Hilangnya daya akomodasi, menurunya lapang pandang, menurunnya
membedakan warna biru atau hijau.
5. Sistem kardiovaskuler
a. Elastisitas dinding vaskuler menurun,katup jantung menebal dan menjadi
kaku.
b. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun, menyebabkan kontraksi dan volumenya.
c. Kehilangan elestisitas pembuluh darah, kurangnya efektifitas pembuluh
darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk, atau
dari duduk ke berdiri bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65
mmHg ( mengakibatkan pusing mendadak).
d. Tekanan darah meningkat diakibatkan meningkatnya resistensi pembuluh
darah perifer, sistolik normal kurang lebih 170 mmHg, diastolik normal
kurang lebih 90 mmHg
10
seseorang untuk masa depan yang lebih luas dan lebih panjang daripada
yang dapat dicakup oleh ego seseorang.” manusia menyelesaikan hal ini
melalui warisan mereka, anak-anak mereka, kontribusi mereka pada
masyarakat, dan persahabatan mereka. Mereka ”ingin membuat hidup lebih
aman, lebih bermakna, atau lebih bahagia bagi orang-orang yang
meneruskan hidup setelah kematian.” Untuk mengklarifikasi, ”individu
yang panjang umur cenderung lebih khawatir tentang apa yang mereka
lakukan daripada tentang siapa mereka sebenarnya, mereka hidup di luar
diri mereka sendiri daripada kepribadian mereka sendiri secara egosentris.
(Stanley & Beare, 2006).
Perubahan akan terlihat pada jaringan organ tubuh seperti: kulit menjadi
kering dan keriput, rambut beruban dan rontok, penglihatan menurun
sebagian dan menyeluruh, pendengaran juga berkurang, daya penciuman
berkurang,tinggi badan menyusut karena proses ostoporosis yang
berakibat badan bungkuk, tulang keropos masanya berkurang, kekuatan
berkurang dan mudah patah, elastisitas jaringan paru berkurang, nafas
menjadi pendek, terjadi pengurangan fungsi organ di dalam perut,
dinding pembuluh darah menebal dan terjadi peningkatan tekanan darah,
otot bekerja tidak efisien, terjadi penurunan fungsi organ reproduksi
terutama ditemukan pada wanita, otak menyusut dan reaksi menjadi
lambat terutama pada pria dan sexsualitas tidak selalu menurun
b. Terjadi perubahan abnormal pada fisik lansia
Perubahan fisik pada lansia dapat diperbaiki dan dapat dihilangkan
melalui nasehat atau tindakan medik. Perubahan yang terjadi misalnya:
katarak, kelainan sendi, kelainan prostat dan inkotenensia.
2.4 Sikap perawat terhadap lansia
Perawatan gerontologi atau gerontik adalah ilmu yang mempelajari dan
memberikan pelayanan kepada orang lanjut usia yang dapat terjadi di berbagai
tatanan dan membantu orang lanjut usia tersebut untuk mencapai dan
mempertahankan fungsi yang optimal. Perawat gerontologi mengaplikasikan dan
ahli dalam memberikan pelayanan kesehatan utama pada lanjut usia dank
keluarganya dalam berbagai tatanan pelayanan. Peran lanjut perawat tersebut
independen dan kolaburasi dengan tenaga kesehatan profesional.
Lingkup praktek keperawatan gerontologi adalah memberikan asuhan
keperawatan, malaksanakan advokasi dan bekerja untuk memaksimalkan
kemampuan atau kemandirian lanjuy usia, meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan, mencegah dan meminimalkan kecacatan dan menunjang proses
kematian yang bermartabat. Perawat gerontologi dalam prakteknya menggunakan
managemen kasus, pendidikan, konsultasi , penelitian dan administrasi.
Penting bagi perawat untuk mengkaji sikapnya pada penuaan karena sikap
tersebut mempengaruhi asuhan keperawatan. Untuk memberi asuhan yang efektif,
perawat harus menciptakan sikap positif terhadap lansia. Sikap negatif dapat
15
2. Data subsistem
a. Lingkungan fisik
1) Kualitas udara
Keadaan udara di daerah tempat tinggal lansia beriklim sejuk atau panas,
apakah terdapat polusi udara yang dapat mengganggu pernafasan warga atau
tidak.
2) Kualitas air
Sumber air yang digunakan warga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,
keadaan saluran air disekitar rumah.
3) Tingkat kebisingannya
Adanya sumber suara / bising yang dapat mengganggu keadaan lansia,
contohnya seperti pabrik.
4) Jarak antar rumah/ kepadatan
Jarak antar rumah satu dengan yang lainnya, apakah saling berdempetan.
b. Pendidikan
Riwayat pendidikan, pendidikan terakhir dan juga apakah ada sarana
pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan warga.
c. Keamanan dan transportasi
Keadaan penjagaan lingkungan sekitar seperti adanya siskamling, satpam
atau polisi. Apakah dari keamaan tersebut menimbulkan stress atau tidak.
Sarana transportasi yang digunakan warga untuk mobilisasi sehari
menggunakan kendaraan umum atau kendaraan pribadi.
d. Politik dan pemerintahan
Kebijakan yang ada didaerah tersebut apakah cukup menunjang sehingga
memudahkan komunitas mendapat pelayanan di berbagai bidang termasuk
kesehatan.
e. Pelayanan social dan kesehatan
Tersedianya tempat pelayanan kesehatan (rumah sakit, puskesmas, balai
pengobatan) untuk melakukan deteksi dini gangguan atau merawat atau
memantau apabila gangguan sudah terjadi serta karakteristik pemakaian
fasilitas pelayanan kesehatan.
18
f. Komunikasi
Sarana komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di komunitas
tersebut untuk saling berkomunikasi antar warga atau untuk mendapatkan
informasi dari luar misalnya televisi, radio, koran, atau leaflet yang
diberikan kepada komunitas.
g. Ekonomi
Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan, masih bekerja atau
tidak, bagaimana dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
h. Rekreasi
Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah biayanya
terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan
komunitas untuk mengurangi stress.
2.5.2 Analisis data
a. Diagnosa keperawatan
Untuk menentukan masalah kesehatan pada masyarakat dapatlah
dirumuskan diagnosa keperawatan komunitas yang terdiri dari :
1. Masalah (Problem)
Yaitu kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang
terjadi.
2. Penyebab (Etiologi)
Yang meliputi perilaku individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, lingkungan fisik dan biologis, psikologis dan sosial serta
interaksi perilaku dengan lingkungan.
3. Tanda dan Gejala (Sign and Sympton)
Yaitu informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa serta
serangkaian petunjuk timbulnya masalah.
b. Analisa Data
No Data Problem Etiologi
.
1 Ds: Hiperglikemi pada Kebiasaan hidup lansia yang tidak
- Kader posyandu lansia terkontrol
mengatakan 35%
19
lansia menderita
diabetes namun jarang
memeriksakan
kondisinya.
Do:
- Lansia menkonsumsi
makanan dengan tidak
terkontrol dan hanya
berada di rumah setiap
harinya
2 DS: Bidan desa Hipertensi Ketidakpatuhan lansia dalam mengikuti
mengatakan lansia posyandu lansia
banyak yang menderita
hipertensi dan lansia
malas mengikuti
posyandu lansia yang
diselengarakan setiap
bulannya.
3. Ds: Resiko kerusakan Perubahan status kesehatan
- Banyak warga yang integritas kulit
mengeluh gatal-gatal
pada tubuhnya.
Do:
- Tubuh terlihat bintik-
bintik merah.
2.5.3 Diagnosa
20
ulkus penyuluhan,
diabetik, diit, pasin
obat melaksanakan
program diet,
dan menerima
obat resep
Hipertensi Setelah dilakukan
berhubungan tindakan
dengan keperawatan
ketidakpatuhan Selama 4 minggu,
lansia dalam diharapkan
mengikuti masakah pasien
posyandu dapat teratasi
lansia. dengan kriteria
hasil :
1. Tekanan darah
dalam rentang
normal ( 140/90
mmHg )
Resiko Setelah dilakukan
kerusakan tindakan
integritas kulit keperawatan
berhubungan Selama 4 minggu,
dengan diharapkan masalah
penurunan pasien dapat
status dengan kriteria
kesehatan. hasil :
1. Intergritas kulit
membaik dan
tidak terjadi
perluasan
kerusakan
22
DAFTAR PUSTAKA
23
Anderson, E.T. (2006). Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik.
Jakarta : EGC.
Basford, Lynn. & Slevin, Oliver. (2006). Teori & Praktik Keperawatan
Pendekatan Integral pada Asuhan Pasien. Jakarta : EGC
Ismayadi. (2004). Asuhan Keperawatan Dengan Reumatik (Artritis Treumatoid)
Pada Lansia. Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Kushariyadi. (2008). Asuhan Keperawatan Klien Lanjut Usia dengan Demensia
pada Home Care. Universita Muhammadiyah Malang
Kushariyadi. (2009). Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta :
Salemba Medika
Nugroho, Wahyudi. (2000). Keperawatan Gerontik Edisi kedua. Jakarta: EGC
Potter, Patricia. A. & Anne Griffin Perry.(2005). Buku Ajar Fundamental
Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC
Riyadi. Sugeng (2007), Keperawatan Kesehatan Masyarakat, retieved may 12nd
Stanlet, Mickey. & Beare, Patricia Gauntlett. (2006). Buku Ajar Keperawatan
Gerontik Edisi kedua. Jakarta : EGC