MULTIPLE SCLEROSIS
Disusun Oleh :
Kelompok 5
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmatnya penulis dapat menulis makalah ini yang
berjudul “Laporan Pendahuluan pada Sistem Imunologi Multiple Sclerosis”
hingga selesai. Meskipun dalam makalah ini penulis mendapat banyak yang
menghalangi, namun mendapat pula bantuan dari beberapa pihak baik secara
moral, materi maupun spiritual.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih pada dosen
pembimbing serta semua pihak yang telah memberikan sumbangan dan saran atas
selesainya penulis makalah ini. Di dalam penulisan makalah ini penulis menyadari
bahwa masih ada kekurangan mengingat keterbatasannya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh sebab itu, sangat di harapkan kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun untuk melengkapkan makalah ini dan
berikutnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Masalah 2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Definisi Multiple Sclerosis 3
2.2 Etiologi Multiple Sclerosis 4
2.3 Klasifikasi Multiple Sclerosis 4
2.4 Patofisiologi Multiple Sclerosis 5
2.5 Manifestasi Klinis Multiple Sclerosis 5
2.6 Komplikasi Multiple Sclerosis 8
2.7 Pemeriksaan Penunjang Multiple Sclerosis 8
2.8 Penatalaksanaan Multiple Sclerosis 9
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan 11
3.2 Saran 11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
'remyelinisasi' saraf yang rusak dan memperlambat atau menghentikan proses
kerusakan lebih lanjut masih terus dilakukan. Pada makalah ini, akan dibahas
tentang tatalaksana dari penyakit multiple sklerosis sehingga dapat menambah
pengetahuan dalam mengurangi morbiditas bagi penderita.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa definisi multiple sclerosis?
1.2.2 Apa etiologi multiple sklerosis?
1.2.3 Apa klasifkasi multiple sklerosis?
1.2.4 Bagaimana patofisiologi multiple sklerosis ?
1.2.5 Apa manifestasi klinis multiple sklerosis?
1.2.6 Apa komplikasi multiple sklerosis?
1.2.7 Apa pemeriksaan penunjang multiple sklerosis ?
1.2.8 Bagaimana penatalaksanaan multiple sklerosis?
1.3 Tujuan Masalah
1.3.1 Untuk mengetahui definisi multiple sclerosis
1.3.2 Untuk mengetahui etiologi multiple sclerosis
1.3.3 Untuk mengetahui klasifikasi multiple sclerosis
1.3.4 Untuk mengetahui patofisiologi multiple sclerosis
1.3.5 Untuk mengetahui manifestasi klinis multiple sclerosis
1.3.6 Untuk mengetahui komplikasi multiple sclerosis
1.3.7 Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang multiple sclerosis
1.3.8 Untuk mengetahui penatalaksanaan multiple sclerosis
2
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
2.2 Etiologi
Penyebab terjadi multipel sklerosis masih belum diketahui
secara pasti. Namun, para ilmuwan memperkirakan bahwa
terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya multipel sklerosis.
Penyebab MS belum diketahui secara pasti namun ada dugaan
berkaitan dengan virus dan mekanisme autoimun.
Kerusakan myelin pada MS mungkin terjadi akibat respon
abnormal dari sistem kekebalan tubuh, yang seharusnya
melindungi tubuh dari serangan organisme berbahaya (bakteri
dan virus).
a. Gangguan autoimun (kemungkinan dirangsang / infeksi
virus)
b. Genetik
c. Kelainan pada unsur pokok lipid mielin
d. Racun yang beredar dalam CSS
e. Infeksi virus pada SSP
Ada beberapa Faktor-faktor pemicu dan yang dapat
memperburuk (eksaserbasi ) multipel sklerosis yaitu :
a. Kehamilan
b. Infeksi yang disertai demam
c. Stress emosional
d. Cedera
2.3 Klasifikasi
Berdasarkan perbedaan klinis dan gejala, terdapat beberapa tipe MS:
2.3.1 Relapsing remitting MS (RRMS)
Tipe ini ditandai dengan episode relaps atau eksaserbasi yang diikuti dengan
episode remisi (perbaikan). Sekitar 85% pasien MS memiliki tipe RRMS,
65 % diantaranya akan berkembang menjadi tipe secondary progressive MS
(SPMS)
2.3.2 Secondary progressive MS (SPMS)
6
2.6 Komplikasi
Pasien dapat mengalami infeksi rekuren atau ekaserbasi gejala atau
keduanya. Disfungsi neurologik progresif dapat menyebabkan gangguan
pernafasan yang memerlukan bantuan pernafasan agresif. Pasien juga dapat
mengalami depresi dengan keinginan bunuh diri, demensia, nyeri kronik,
gangguan bicara dan menelan, serta disfungsi cara berjalan. (Williams&Wilkins,
2008).
Defisit neurologia berat yang mencakup hilangnya pengelihatan,
peningkatan keletihan dan deteriorasi intelektual dapat terjadi pada proses
penyakit (Corwin, 2009).
Menurut Fransisca B. Batticaca (2006) komplikasi yang biasanya sering
terjadi pada multpel sclerosis adalah :
a. difungsi pernapasan
b. Infeksi kandung kemih, system pernapasan dan sepsis
c. Komplikasi dari imobilitas
10
Pungsi lumbal ini dilakukan bila hsil pemeriksaan MRI tidak jelas akibat
dikarenakan adanya penyakit Lyme, enselofalopati akut diseminata dan
perubahan karena hipertensi yang mungkin menyerupai Multipel
Sklerosis. Pada Multipel Sklerosis cairan serebrospinal mungkin mungkin
memperlihatkan peningkatan nilai gammaglobulin (paling sering IgG,
tetapi sering IgA, IgM). Kemungkinan lain yang dapat terjadi pada pasien
ini pada hasil pemeriksaan cairan serebrospinalnya adalah meningkatnya
protein total, meningkatnya leukosit moononuklear dan adanya protein
mielin basal, hal ini menunjukkan bahwa adanya kerusakan pada mielin.
2.8.3 Elektroforesis agarose
Pada pemeriksaan ini memperlihatkan pita ”oligoklonal” yang
tersembunyi pada daerah gamma pada sekitar 90% pasien, termaksud
beberapa pasien dengan kadar IgG normal.
2.8.4 Farmakologi
a. Pengobatan sebaiknya diberikan sedini mungkin, ketika inflamasi jelas dan
belum terjadi kehilangan kehilangan akson yang ireversibel. Pengobatan
farmakologik mula-mula ditujukan untuk meringankan eksaserbasi akut
dengan metil-prenidsolon melalui intravena dengan dosisi tinggi (selama 5
hari pada dosis 1000 mg/hari;dosis alternatif adalah 15 mg/kg/hari).
b. Bcta interferon (Betaseron) disetujui untuk digunakan dalam perjalanan
relapsing-remitting. Betaseron telah diketahui efektif dalam menurunkan
secara signifikan jumlah dan beratnya eksaserbasi akut dengan pemindaian
MRI yang menunjukkan area demielinasi yang lebih kecil pada jaringan
otak. Natalizumab, suatu antagonis integrin α-1, telah memperlihatkan
dapat mengurangi jumlah lesi inflamatorik otak dan relaps pada pasien
dengan Multipel Sklerosis yang sedang kambuh.
c. Lelah adalah keluhan yang sering terjadi pada penderita Multipel Sklerosis
ini dapat diobati dengan amantadine 100 mg dua kali sehari selama 2
sampai 3 minggu sebelum menentukan apakah ini efektif atau. Pomoline
12
3.1 Kesimpulan
Multiple sklerosis adalah suatu penyakit autoimun kronik yang menyerang
myelin otak dan medulla spinalis. Penyakit ini menyebabkan kerusakan myelin
dan juga akson yang mengakibatkan gangguan transmisi konduksi saraf.
peradangan yang terjadi di otak dan sumsum tulang belakang yang menyerang
daerah substansia alba dan merupakan penyebab utama kecacatan pada dewasa
muda. Penyebabnya dapat disebabkan oleh banyak faktor, terutama proses
autoimun. Focal lymphocytic infiltration atau sel T bermigrasi keluar dari lymph
node ke dalam sirkulasi menembus sawar darah otak (blood brain barrier) secara
terus-menerus menuju lokasi dan melakukan penyerangan pada antigen myelin
pada sistem saraf pusat seperti yang umum terjadi pada setiap infeksi.
Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya inflamasi, kerusakan pada myelin
(demyelinisasi), neuroaxonal injury, astrogliosis, dan proses degenerative. Akibat
demyelinasi neuron menjadi kurang efisien dalam potensial aksi. Transmisi
impuls yang disampaikan oleh neuron yang terdemyelinisasi akan menjadi buruk.
Akibat 'kebocoran' impuls tersebut, terjadi kelemahan dan kesulitan dalam
mengendalikan otot atau kegiatan sensorik tertentu di berbagai bagian tubuh
3.2 Saran
3.2.1 Bagi perawat
Perawat yang menjalankan perawatan hendaknya sudah memiliki SIP,
harus kompeten dalam bidangnya, bertanggung jawab terhadap tugasnya.
3.2.2 Bagi pasien dan keluarga
Hendaknya pasien dan keluarga dapat bersifat terbuka terhadap perawat
home care, mengikuti anjuran dari perawat, membantu dalam proses tindakan
keperawatan, dan dapat bersifat kooperatif dalam menerima informasi dari
perawat.
13
DAFTAR PUSTAKA