Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN MULTIPLE SKLEROSIS

DISUSUN OLEH :

1. NADJA LESSY (P2113047)

2. SALLY PENI ADRIANA (P2113068)

3. SARA MAYA LATUPERRISA (P2113085)

4. MONICA METENTERU (P2113045)

5. GEBYANA LESBATTA (P2113084)

6. NANDE DJELAU (P2113048)

YAYASAN BANGUN PERSADA SEKOLAH ILMU TINGGI KESEHATAN


PASAPUA
AMBON 2022/2023
KATA PENGANTAR

puji syukur kehadirat ALLAH SWT karena atas rahmat nya kami kelompok 1 dapat
menyelesaikan makalah tentang” asuhan keperawatan MULTIPLE SKLEROSIS dengan
baik.

Makalah ini tentunya jauh dari kata sempurna tapi kami sebagai penulis ,tentunya
bertujuan untuk menjelaskan atau memaparkan point - point di makalah ini ,sesuai dengan
pengatahuan yang kami peroleh ,baik dari buku -buku mapun sumber - sumber lain .

Semoga memberikan manfat bagi kita.bila ada salah atau kata - kata dari makalah
ini ,kami dari kelompok 6 mohon maaf yang sebesar - besarnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................I

DAFTAR ISI ............................................................................................................................II

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................................................2

1.2 TUJUAN PENULISAN ......................................................................................................3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................................................4

A.DEFINISI MULTIPLE SKLEROSIS ..................................................................................5

B. ETIOLOGI ............................................................................................................................6

C. PATOFISIOLOGI ...............................................................................................................7

D. MANISFESTASI KLINIS ..................................................................................................8

E. PENATALAKSANAAN ......................................................................................................9

BAB 3 ......................................................................................................................................10

A. PENGKAJIAN ...................................................................................................................11

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN ........................................................................................12

C. INTERVENSI KEPERAWATAN .....................................................................................13

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN ...............................................................................14

E. EVALUASI KEPERAWATAN ........................................................................................15

BAB 4 PENUTUPAN .............................................................................................................16

A. KESIMPULAN ..................................................................................................................17

B. SARAN ...............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................III

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Multiple sklerosis (MS) adalah suatu penyakit dimana syaraf - syaraf dari sistem syaraf
pusat (otak dan sumsung tulang belakang atau spinal cord ) memburuk atau degenerasi.
myelin yang menyediakan suatu penutup atau isolasi untuk syaraf - syaraf dan juga adalah
penting pengantaran (konduksi) dari implus - implus sepanjang syaraf - syaraf dan juga
adalah penting memelihara kesahatan syaraf - syaraf . Pada multiple sklerosis ,peradangan
menyebabkan myelin akhirnya menghilang . Sebagai konsekensinya , implus - implus yang
berjalan sepanjang syaraf - syaraf memperlambat, yaitu menajdi lebih perlahan. Sebagai
tambahan, syaraf - syaraf sendiri menjadi rusak. Ketika semakin banyak syaraf - syaraf yang
terpengaruh, seorang pasien mengalami suatu gangguan yang progesif pada fungsi - fungsi
yang kontrol oleh sistem syaraf seperti penglihatan ,kemampuan berbicara ,berjalan ,menulis
dan ingatan.

Kira - kira 350,000 orang orang di amerika mempunyai multiple sklerosis. Biasanya
seorang pasien diagnosa multiple skelerosis berumur antara 20 - 50 tahun wanita rentan
terjangkit MS dari pada pria, MS 50% lebih sering terjadi pada wanita dari pada pria (3
banding 2) . MS adalah penyakit orang dewasa muda , rata - rata usia terjadi serangan adalah
22 - 39 tahun. Tetapi jangkauan serangan sebernya sangat luas hingga mencapai kira - kira
10 - 59 tahun.

B. Rumusan Masalah

1. apa definis multiple sklerosis ?

2. apa etiologi dari multiple sklerosis?

3. apa patofisiologi dari multiple sklerosis ?

4. apa manisfestasi klinis multiple sklerosis ?

5. apa penatalaksanaan dari multiple sklerosis ?

6. apa komplikasi dari multiple sklerosis ?


C.Tujuan

1. untuk mengatahui definis multiple sklerosis ?

2. untuk mengatahui etiologi dari multiple sklerosis ?

3. untuk mengatahui patofisiologi dari multiple sklerosis ?

4. utnuk mengatahui manisfestasi klinis dari multiple sklerosis ?

5. utnuk mengatahui penatalaksanaan dari multiple sklerosis ?

6. untuk
BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi

Multiple sklerosis yang dulu disebut juga sklerosis diseminasi adalah penyakit degeneratif,
bersifat kronis dan progresif yang merusak myelin pada susunan saraf pusat .

Multiple sklerosis (MS) merupakan keadaan kronis ,penyakit degeneratif dikarakteristikan


menunjukan kerusakan myelin yakni adanya material lunak dan protein disekitar serabut -
serabut saraf otak . Myelin adalah subtansi putih menutupi serabut – serabut yang berperan
dalam konduksi saraf normal (konduksi salutstory).

MS merupakan salah satu gangguan neurologik dimana onset terjadinya multiple sklerosis
rata – rata terjadi diusia 20 dan 40 tahun .Multiple sklerosis umumnya terjadi pada usia
dewasa muda dan sekitar 20% mengalami onset awal di usia 40 dan 50 tahun .Penyakit ini
lebih sering terjadi diwanita dari pada pria .Sklerosis multiple berasal dari banyaknya daerah
jaringan parut (sclerosis) yang mewakili bergagai bercak demielinasi dalam sistem saraf
pertanda neurologis yang munking dan gejala dari sklerosis multiple sangat beragam
sehingga penyakit ini tidak terdiagnosis ketika gejala pertamanya muncul.

B.Etiologi

Penyebab terjadi multiple sklerosis nasih dibelum diketahui secara pasti. Nanum ,para
ilmuwan memperkirakan bahwa terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya multiple
sklerosis , penyebab MS belum diketahui secara pasti namun ada dugaan yang berkaitan
dengan virus mekanisme autoimun .

Kerusakan nyelin pada MS munking terjadi akibat respon abnormanl dari sistem
kekebalan tubuh , yang seharusnya melindungi tubuh dari serangan organisme berbahaya
(bakteri dan virus).

- Gangguan autoimun (kemungkinan dirangsang /infeksi virus)


- Genetik
- Kelainan pada unsur pokok lipid milin
Ada beberapa faktor pemicu dan yang dapat memperburuk (eksaserbasi) multiple
sklerosis yaitu :
- Kehamilan - stres emosional
- Infeksi yang disertai deman - cedera

C.Patofisilogi

Patofisiologi multiple sclerosis didahului dengan pembentukan lesi awal berupa infiltrat
mononuklear dengan cuffing di sekitar pembuluh darah vena dan infiltrasi di sekitar substansi
alba. Proses peradangan tersebut menyebabkan disfungsi sawar darah otak.

Pada kasus multipel sklerosis pemicu terjadinya kerusakan myelin belum diketahui secara
pasti. Namun suatu teori menyatakan bahwa adanya serangan reaksi autoimun yang
disebabkan oleh infeksi virus dan toksin lingkungan serta dipengaruhi oleh faktor genetik
individu. Respon imun memicu kerusakan selaput myelin yang menyelimuti saraf pusat.
Proses yang disebut demyelinasi ini disertai dengan edema dan inflamasi. Adanya inflamasi
kronis dan terbentuknya jaringan parut menyebabkan konduksi impuls saraf menjadi
terganggu atau menjadi lambat. Antibodi myelin protein spesifik ditemukan di serum dan
cairan serebrospinal pada pasien yang menderita multipel sklerosis. Sel T limfosit merusak
myelin juga dilibatkan dalam proses autoimun untuk merusak myelin dan terjadi inflamasi.
Remyelinasi sel saraf dapat terjadi tapi prosesnya lambat dan dapat terjadi perbaikan
sehingga gejala yang terjadi dapat berkurang.

D. Manifestasi Klinis
Sindrom klinis pada MS secara klasik ditemukan adanya gangguan yang bersifat relaps
dan remisi yang mengenai traktus-traktus sistem saraf dengan onset pada usia muda , dengan
variasi gambaran klinis yang ditemukan sering beragam, variasi ini termasuk dalam hal onset
usia,manifestasi awal, frekuensi, berat ringannya penyakit dan gejala sisa relaps, tingkat
progresifitas dan banyaknya gejala neurology yang timbul.
Variasi gambaran klinis ini menggambarkan banyaknya atau luasnya daerah system saraf
yang rusak (MS plak). Secara umum seorang dokter mencurigai suatu kasus MS bila
ditemukan gejala :
- Pasien mendapat 2 serangan dari gangguan neurologi (tiap serangan lebih dari 24 jam
dan berlangsung lebih dari 1 bulan, atau
- Perkembangan gejala yang progresif secara perlahan selama periode paling sedikit 6
bulan
Multiple sclerosis memiliki kondisi yang sangat variabel dan gejala-gejalanya
bergantung pada area sistem syaraf pusat yang terserang. Tidak ada pola khusus pada MS dan
setiap penderita MS memiliki kekhasan gejalanya sendiri-sendiri, yang bentuknya dari waktu
ke waktu bervariasi dan tingkat keparahan serta jangka waktunya pun dapat berubah, dan
semua variasi dan perubahan itu dapat terjadi bahkan pada penderita yang sama. Gejala-
gejala umum tersebut adalah:

1. Gangguan Sensorik
Gangguan sensorik merupakan gejala awal yang paling sering ditemukan pada MS (21-
55%) dan berkembang/timbul hampir pada semua pasien MS. Biasanya pasien sering datang
dengan keluhan rasa baal atau kesemutan dimulai pada satu kaki yang merambat keatas
(ascending) pada satu sisi kemudian kesisi yang lain (kontra sisi).
- Penglihatan kabur
- Penglihatan membayang (diplopia)
- Neuritis optikal
- Pergerakan mata yang tak terkontrol
- kebutaan (sangat jarang terjadi)
- Hipestesi (baal), parestesi (kesemutan), disestesi (rasa terbakar). Hipestesi merupakan
gejala yang tersering muncul. Gangguan ini dapat timbul disemua daerah distribusi,
satu atau lebih dari satu anggota gerak,wajah atau badan (trunkal).
2. Gangguan Motorik
Gejala awal motorik ditemukan pada 32-41% kasus MS dan lebih dari 60% kasus MS
mempunyai gejala motorik.Gangguan motorik terjadi akibat terlibatnya traktus piramidalis
yang menyebabkan kelemahan,spastisitas, gangguan gerakan tangkas, dan hiperfleksi.
Gangguan ini dapat timbul akut atau kronik progresif dengan kelemahan satu atau lebih
anggota gerak, kelemahan otot wajah, kekakuan tungkai yang dapat menyebabkan gangguan
dalam berjalan dan keseimbangan atau terjadi suatu spastisitas. Latihan atau panas biasanya
menyebabkan gejala memburuk.
- hilang keseimbangan tubuh
- Gemetar (tremor)
- ketidakstabilan kemampuan berjalan (ataksia)
- kekakuan anggota tubuh
- gangguan koordinasi
- perasaan lemah: pada kasus tertentu hal ini dapat mempengaruhi kaki dan
kemampuan berjalan

3. Gangguan indra perasa


- perasaan geli di beberapa bagian tubuh
- perasaan seperti di tusuk-tusuk jarum
- kebas (paraesthesia)
- perasaan seperti terbakar
o nyeri dapat menyertai penyakit MS, contohnya, nyeri di wajah (seperti trigeminal
neuralgia), dan nyeri otot
4. Gangguan kemampuan berbicara
- perlambatan cara berbicara
- berbicara seperti menggumam
- perubahan ritme berbicara
- sulit menelan (dysphagia)
5. Gangguan berkemih dan BAB
Gangguan berkemih merupakan salah satu gejala MS yang sering ditemukan.Pada saat
awal terjadi “urgency dan frekuensi” kemudian terjadi inkontinensia urin. Konstipasi lebih
sering ditemukan (39-53%) dibandingkan inkontinensia alvi. Hal diatas merupakan masalah
yang serius bagi penderita MS karena dapat menyebabkan infeksi pada saluran kemih.
- Gangguan kandung kemih meliputi: sering buang air kecil, tidak dapat buang air kecil
secara tuntas atau tidak bisa menahan air kecil.
- Gangguan usus meliputi: konstipasi/sembelit, dan kadang-kadang diare.
6. Gangguan Seksual
Gangguan seksual terjadi pada lebih dari 70% pasien MS. Disfungsi seksual merupakan
gabungan dari berbagai masalah yang timbul baik masalah motorik dan sensorik maupun
masalah psikologis penderita.
- impoten
- Berkurangnya kemampuan seksual
- kehilangan gairah
7. Gangguan Kognitif dan Emosi
Masalah kognitif seperti kesulitan berkonsentrasi,gangguan memori, dan gangguan
mental terdapat pada 40-70 % pasien MS. Banyak penderita MS meninggalkan pekerjaannya
akibat masalah diatas. Pada ± 10% kasus, disfungsi mental berat dan demensia dapat tejadi.
Gangguan ini mungkin berhubungan dengan depresi yang dilaporkan ditemukan pada 25-
50% kasus MS.
Ada beberapa penelitian yang mengatakan bahwa depresi pada MS bukan karena masalah
psikologi,umur atau lamanya menderita penyakit tetapi dipengaruhi oleh jumlah lesi yang
ditemukan pada gambaran MRI (Swirsky-Sacchetti T et al 1992). Atrofi otak, pembesaran
ventrikel dan menipisnya korpus kalosum juga penyebab gejala gangguan kognitif diatas.
8. Gangguan Nervus Cranialis
- Gangguan Penciuman : Gangguan penciuman sering ditemukan terjadi pada kasus MS.
- Gangguan Penglihatan :
Neuritis Optika (ON) adalah gangguan penglihatan yang paling sering terjadi 14-23%
kasus dan 50% ,biasanya muncul secara akut atau subakut dan unilateral dengan diikuti rasa
nyeri pada mata terutama dengan adanya gerakan bola mata. Neuritis Optika bilateral sangat
jarang terjadi, bila ditemukan biasanya asimetris dan lebih berat pada satu mata. Neuritis
optika bilateral biasanya terjadi pada anak dan ras Asia.
- Gangguan Gerakan Bola Mata
Gangguan gerakan bola mata sering terjadi pada pasien MS biasanya berhubungan
dengan gangguan saraf penggerak bola mata, Nervus cranial VI,III dan jarang pada nervus
VI. Nistagmus adalah gejala yang paling sering muncul (Dell’Osso,Daroff,Troost,1990)
berupa “jelly like nystagmus”berupa gerakan cepat dengan amplitudo kecil, pendular.
Internuklear ophtalmoplegia (INO) juga sering ditemukan, dan bila ditemukan bilateral
biasanya didapatkan juga adanya nistagmus vertical dan upward gaze.
- Gangguan Nervus Kranial lain.
Gangguan sensasi pada wajah ,subjektif maupun objektif sering ditemukan. Ditemukannya
trigeminal neuralgia pada dewasa muda mungkin merupakan gejala awal dari MS. Hemifasial
spasme,paresis wajah tanpa adanya gangguan pengecap dapat ditemukan.Vertigo dilaporkan
merupakan gejala yang ditemukan pada 30-50% kasus MS dan biasanya berhubungan dengan
kelainan nervus kranialis, biasanya ditemukan hipo atau hiperakusis. Bisa juga terjadi
gangguan pendengaran dan biasanya unilateral. Gangguan yang berhubungan dengan Nervus
Kranial IX,X dan XII biasanya terjadi disfagia.dan biasanya merupakan gejala akhir yang
muncul.
E. Penatalaksanaan

Tujuan dari pengobatan atau penatalaksanaan multiple sklerosis adalah menghilangkan


gejala dan membantu fungsi klien.

A. Penatalaksanaan farmakoterapi
1. Terapi obat untuk fase akut :
Kortikosteroid dan ACTH : Digunakan sebagai agens anti-inflamasi yang dapat
meningkatkan konduksi saraf. Pemberian awal dapat dimulai dari Metilprednisolon 0.5-1
g IV selama 3 -7 hari dan dosisnya diturunkan 60mg perhari selama 3 hari berturut-turut
sampai 10 mg per hari. Dosis oral dapat diberikan sama dengan IV kecuali penurunan
dosis 60 mg selama 5-7 hari.
2. Terapi obat untuk menurunkan jumlah kekambuhan
- Beta interferon ( betaseron ) : Digunakan dalam perjalanan relapsing-remittting, dan
juga menurunkan secara signifikan jumlah dan beratnya eksaserbasi. Interferon tidak
dapat diberikan dengan dosis tunggal tetapi harus di kombinasikan dengan 3 jenis
obat yaitu alfa, beta dan gamma interferon. Alfa dan beta diproduksi dari sel yang
terinfeksi virus. Beta interferon menurunkan frekuensi kambuhnya MS. Rute
pemberian obat melalui subkutan dan lebih baik lagi pemberian melalui intratekal
atau IM. Dosis pada orang dewasa 3-9 juta unit SC 3x/minggu selama 6 bulan.  Obat
lain yang dapat menurunkan frekuensi kambuhnya MS adalah : copolymer 1 dan
azathioprine.

3. Baklofen : sebagai agens antispasmodic merupakan pengobatan yang dipilih untuk


spastisitas. Klien dengan spastisitas beret dan kontraktur memerlukan blok saraf dan
intervensi pembedahan untuk mencegah kecacatan lebih lanjut.
4. Imunosupresan (immunosuppressant) dapat menstabilkan kondisi penyakit
5. Terapi obat lain : cycloscospamid, total limpoid irradiation ( TLI).
B. Terapi suportif
Terapi suportif diberikan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan mempertahankan
kondisi pasien agar tetap stabil. Fisioterapi dan terapi okupasi diberikan untuk
mempertahankan tonus dan kekuatan otot serta ditambah dengan obat untuk relaksasi otot
untuk mengurangi ketidaknyamanan dan nyeri karna spastik.
C. Blok saraf dan pembedahan : Dilakukan jika terjadi spastisitas berat dan kontraktur
untuk mencegah kerusakan lebih lanjut

F. Komplikasi
Komplikasi yang biasanya terjadi pada multiple skleriosis adalah :
1. Disfungsi pernafasan
2.  Infeksi kandung kemih, system pernafasan dan sepsis
3.  Komplikasi dari imobilitas
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

Contoh Kasus
Ny A usia 28 tahun datang ke poli neurologi RSCM dengan keluhan kelemahan kedua
tungkai sejak ±1,5 tahun SMRS. Pada awalnya (Januari 2022) pasien merasakan kelemahan
pada kaki kiri dan tangan kiri disertai rasa tebal sampai di lutut. Pasien tidak dapat bekerja
lagi karena kelemahan kakinya, bila berjalan kaki kiri diseret. Rasa tebal menghilang sendiri
2 bulan kemudian tetapi rasa lemah masih tetap ada. Oleh keluarga dibawa berobat kedokter
saraf dan dikatakan terkena virus, pasien diberi obat (nama obat tidak ingat) dan menurut
keluarga keadaan pasien membaik. Kemudian pasien dapat bekerja lagi walaupun kelemahan
tungkai masih ada. 1 bulan kemudian kaki kanan terasa lemah dan tebal diikuti oleh rasa tebal
pada lengan kiri, rasa tebal dirasakan sampai dikepala. Oleh keluarga dibawa ke RS dan
dirawat, pasien kemudian pulang dan dikatakan penyakit tidak dapat diobati. Pasien pulang
kerumah dan berjalan sudah harus dipapah karena keempat anggota gerak sudah lemah
terutama kedua tungkai. Pasien juga mulai mengeluhkan penglihatan mulai terganggu, pasien
mengatakan penglihatan seperti ada kabut dan silau bila kena sinar, dan beberapa bulan
kemudian pandangan pasien menjadi dobel bila melihat jauh dan pasien sering merasa
berputar, keluhan penglihatan ini dirasakan pasien semakin memberat. Kelemahan kedua
tungkai makin bertambah dan selama 1 tahun pasien hanya dapat duduk di tempat tidur dan
menggunakan kursi roda bahkan sejak 6 bulan SMRS pasien sudah tidak dapat duduk lagi
karena lemah. Sejak 2 bulan SMRS pasien mulai bicara tidak jelas dan pasien mengeluh sulit
menelan dan sering tersedak, disekitar mulut pasien juga dirasakan tebal. Kesulitan BAB dan
BAK pasien sering ngompol dan menurut keluarga pasien sering lupa terhadap sesuatu yang
sudah dikerjakan sebelumnya. Pandangan pasien juga semakin kabur. Oleh keluarga pasien
dibawa ke RSCM.

1. PENGKAJIAN
IDENTITAS
Nama : Ny. A
Umur : 28 Tahun
Jenis Kelamin :P
Suku / Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Alamat : Ambon
Tgl Pengkajian : 23 Mei 2022
Diagnosa Medis : Multipel Sklerosis
Keluhan utama :
Klien datang dengan keluhan kelemahan kedua tungkai sejak ±1,5 tahun SMRS.
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada awalnya (Januari 2022) pasien merasakan kelemahan pada kaki kiri dan tangan kiri
disertai rasa tebal sampai di lutut, rasa tebal menghilang sendiri 2 bulan kemudian tetapi
rasa lemah masih tetap ada. Oleh keluarga dibawa berobat kedokter saraf dan dikatakan
terkena virus, pasien diberi obat (nama obat tidak ingat). 1 bulan kemudian kaki kanan
terasa lemah dan tebal diikuti oleh rasa tebal pada lengan kiri, rasa tebal dirasakan
sampai dikepala, oleh keluarga dibawa ke RS dan dirawat, pasien kemudian pulang dan
dikatakan penyakit tidak dapat diobati. Kelemahan kedua tungkai makin bertambah
selama 1 tahun pasien hanya dapat duduk di tempat tidur dan menggunakan kursi roda.
Sejak 2 bulan SMRS pasien mulai bicara tidak jelas dan pasien mengeluh sulit menelan
dan sering tersedak, disekitar mulut pasien juga merasakan tebal, oleh keluarga pasien
dibawa ke RSCM.
b. Riwayat Kesehatan Terdahulu
Riwayat sakit kepala sejak 8 tahun yang lalu dan dirasakan di belakang kepala, pasien
minum obat-obat warung. Riwayat vaksinasi : Menurut orang tua pasien tidak
mendapatkan vaksinasi saat balita.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Orangtua pasien (bapak) pernah mengalami kelemahan kedua tungkai disertai rasa baal
yang menjalar keatas tetapi sembuh tanpa pengobatan medis (pengobatan alternatif)

3. PEMERIKSAAN FISIK
Tanda – Tanda vital
 Kesadaran : komposmentis
 keadaan umum : lemah
 TD : 100/80 mmHg
 Nadi : 80 x/menit
 Suhu : 37 C
 RR : 18 x/menit
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

A. Analisa data

No Data Etiologi Masalah


1 DS :  kurang  hambatan
 kelemahan kedua pengatahuan mobilitas fisik
tungkai tentangnilai
 bicara pasien tidak jelas aktivitas fisik
 pasien mengeluh sulit  penurunan
menelan dan sering kendali otot
tersedak, disekitar mulut  kurang
pasien juga dirasakan dukungan
tebal. lingkungan
 Kesulitan BAB dan (fisik,sosial)
BAK pasien sering  gaya hidup
ngompol monoton
 menurut keluarga,  fisik tidak
pasien sering lupa bugar
terhadap sesuatu yang
sudah dikerjakan
sebelumnya.
DO :
 kesadaran :
komposmentis
 keadaan umum :
lemah
 TD : 100/80 mmHg
 ND : 80 ksli/menit
 Suhu : 37 C
 pasien menggunakan
kursi roda

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

gangguan multiple sklerosis yang ditandai dengan :

1. hambatan mobilitas fisik

2. kurang pengatahuan tentang nilai aktivitas fisik

3. penurunan kendali otot

4. fisik yang tidak bugar

5. kurang dukungan lingkugan (fisik,sosial)


D. INTERVENSI KEPERAWATAN

NIC NOC
Intervensi Aktivitas Indikator
Terapi latihan : ambulasi - bantu pasien untuk setelah lakukan tindakan
- peningkatakan dari duduk di tempat keperawatan hambatan
pemberian bantuan tidur / di kursi mobilitas fisik pasien
dengan cara - pastikan alat bantu teratasi dengan kriteria
berjalan untuk dalam kondisi baik hasil:
mempertahankan - sediakan alat bantu - berjalan dengan
fungsi tubuh ambulasi seperti langkah yang pelan
selama pasien walker (alat bantu - meningkatkan
dirawata dan fase jalan) mobilitas
peneyembuhan - jelaskan kepasien - meningkatkan
mobilitas tentang kemanan kemandirian
- pergerakan tubuh berpindah posisi - memprkuat
baik aktif untuk serta teknik kontraksi otot
memelihara atau ambulasi - mengontrol
mengambalikan - tingkatkan pergerakan
fleksibilitas pembatasan - keseimbangan
pergerakan dan - koordinasi
efeknya - berjalan
- jelaskan kepada
keluarga pasien
tujuan dan rencana
untuk berlatih
- motivasi melakukan
pergerakan
walaupun ditempat
- evaluasi
kemmapuan untuk
melakukan
mobilisasi secara
aman

E. IMPLEMNTASI KEPERAWATAN

Tgl/ Implementasi Prf


Jam

- membantu pasien untuk duduk ditempat tidur maupun dikursi


- memastikan alat bantu kondisi baik
- menyediakan alat bantu seperti walker (alat bantu jalan)
- menjelaskan pada pasien tentang keaman berpindah posisi
- meningkatkan ambulasi mandiri dengan seikit bantuan
- menjelaskan kepada pasien/keluarga tujuan rencana untuk
berlatih
- memotivasi untuk tetap melakukan pergerakan walaupun
ditempat tidur atau dikursi dorong ambulasi jika mampu
- mengevaluasi kemampuan untuk melakukan mobilisasi secara
aman dan berikan alat bantu berjalan
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Sklerosis multipel  merupakan  penyakit degenerasi yang menyerang sistem saraf pusat
yaitu otak dan medula spinalis . Penyakit ini ditandai dengan adanya kelemahan, mati rasa,
hilangnya fungsi pendengaran dan penglihatan  yang biasanya terjadi pada umur 18-40 tahun.
Banyak pasien yang menderita multipel sklerosis hidup normal diantara periode kambuhnya
penyakit. Beberapa pasien yang penyakitnya lebih parah dibutuhkan perawatan yang intensif
di rumah. Kebanyakan pasien yang menderita multipel sklerosis mengalami kelemahan,
penurunan imunitas, gangguan perkemihan, disfungsi sexual, kelemahan, perubahan interaksi
social. Pasien membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan penyakit yang
dialaminya, dan beberapa pasien perlu dilakukan konseling dan psikotherapi untuk mengatasi
perubahan tubuh yang dialaminya. Walaupun obat untuk kesembuhan belum ada namun 
penanganan medis dan  asuhan keperawatan yang tepat diperlukan agar pasien dapat
menjalani aktifitas sehari-hari dengan optimal.

B. Saran

Demikian makalah yang telah kami susun ,semga dengan makala ini dapat menambah
pengatahuan serta lebih bisa memahami tentang pokok bahasan makalah ini bagi para
pembaca ,semoga makala ini dapat dapat bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

www.google.co.id

www.wikipedia.co.id

Scribd

Francis GS, D Pierre,Antel PJ. Neurology in Clinical Practise: Multiple Sclerosis,2 nd ed, Washington,
Butterworth Heinemann,1996: p 1308-35

Pirko I,Noseworthy JH, Demyelinating Disorder of The Central Nervous System.Dalam : Goetz CG :
Textbook of Clinical Neurology,2nd ed, Pennsylvania, The Curtis Center Independence Square West
Philadelphia,2003,p 1060-76

Multiple Sclerosis : What is Multiple Sclerosis, available from : http/www.Multiple Sclerosis.org


Nowack JW, Multiple Sclerosis, available from : http/ www,emedicine.com

Anda mungkin juga menyukai