KEPERAWATAN JIWA
Disusun Oleh:
Nadja lessy
Nurul Inaya Patty
Monica metanleru
Sami Wilfret Huunala
Polin Laisina
Prisilia Orno
Valentin korputty
Simon Obet Mirulewan
Wanda A Laumaly
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat,danhidayah -Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..II
BAB l PENDAHULUAN…………………………………………………………………...1
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………….1
C. Tujuan penulis………………………………………………………………………….1
A. Pengertian …………………………………………………………………………3
B. Elemen…………………………….………………………………………………..3
C. Manfaat Kolaborasi …………………………….…………………………………4
D. Hambatan …………………………………………………………………….…..4
E. Piramida ……………………………………………………………………..…….5
F. Jenjang ……………………………………………………………………….…...5
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………………6
A. KESIMPULAN ……………………………………………………………………..6
B. SARAN………………………………………………………………………………6
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam hal medis, kolaborasi adalah proses dimana dokter dan perawat merencanakan
dan praktek bersama sebagai kolega, bekerja saling ketergantungan dalam batasan-
batasanlingkup praktek mereka dengan berbagi nilai-nilai dan saling mengakui dan
menghargaiterhadap setiap orang yang berkontribusi untuk memberikan pelayanan
keperawatankepada individu, keluarga dan masyarakat (American MedicalAssosiation
(AMA), 1994).
Berdasarkan uraian diatas kami sangat tertarik untuk memperjelas materi tentang
pelayanan dan kolaborasi interdisiplin dalam keperawatan jiwa
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penulis
TINJAUAN PUSTAKA
Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di negara-
negaramaju, meskipun masalah kesehatan jiwa tidak dianggap sebagai gangguan
yangmenyebabkan kematian secara langsung, namun gangguan tersebut dapat
menimbulkanketidakmampuan individu dalam berperilaku yang dapat menghambat
pembangunan karenatidak produktif. Menurut penelitian (HAWARI 2010)
Pelayanan kesehatan jiwa yang kompherensif yaitu pelayanan yang difokuskan pada
pelayanan kesehatan jiwa primer, sekunder, dan tersier. Dan pelayanan kesehatan jiwa
yangholistik yaitu pelayanan yang difokuskan pada aspek bio-psiko-sosio-kultural dan
spritualdengan perawatan mandiri individu dan keluarga. Pelayanan kesehatan berperan
pentinguntuk menjalankan konsep kesehatan jiwa masyarakat. yang bertujuan untuk
mempertahankan dan meningkatkan kemampuan klien dalam memelihara kesehatan jiwa
PEMBAHASAN
Secara integral, pasien adalah anggota tim yang penting. Partisipasi pasien dalam
pengambilan keputusan akan menambah kemungkinan suatu rencana menjadi
efektif.Tercapainya tujuan kesehatan pasien yang optimal hanya dapat dicapai jika pasien
sebagai pusat anggota tim. Karena dalam hal ini pasien sakit jiwa tidak dapat berpikir dengan
nalar dan pikiran yang rasional, maka keluarga pasienlah yang dapat dijadikan pusat dari
anggotatim. Disana anggota tim dapat berkolaborasi dalam menentukan tindakan-tindakan
yang telahditentukan. Apabila pasien sakit jiwa tidak memiliki keluarga terdekat, maka
disinilah peran perawat dibutuhkan sebagai pusat anggota tim. Karena perawatlah yang
paling sering berkomunikasi dan kontak langsung dengan pasien sakit jiwa. Perawat berada
disamping pasien selam 24 jam sehingga perawatlah yang mengetahui semua masalah pasien
dan banyak kesempatan untuk memberikan pelayanan yang baik dengan tim yang baik.
Perawat adalah anggota membawa persfektif yang unik dalam interdisiplin tim.
Perawatmemfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari
praktek profesi kesehatan lain. Perawat berperan sebagai penghubung penting antara pasien
dan pemberi pelayanan kesehatan.
Kolaborasi menyatakan bahwa anggota tim kesehatan harus bekerja dengan kompak dalam
mencapai tujuan. Elemen penting untuk mencapai kolaborasi interdisiplin yang efektif
meliputi kerjasama, asertifitas, tanggung jawab, komunikasi, kewenangan dan
kordinasiseperti skema di bawah ini.
a. Kerjasama adalah menghargai pendapat orang lain dan bersedia untuk memeriksa
beberapa alternatif pendapat dan perubahan kepercayaan.
b. Ketegasan penting ketika individu dalam tim mendukung pendapat mereka
dengankeyakinan. Tindakan asertif menjamin bahwa pendapatnya benar-benar
didengar dankonsensus untuk dicapai.
c. Tanggung jawab artinya mendukung suatu keputusan yang diperoleh dari
hasilkonsensus dan harus terlibat dalam pelaksanaannya.
d. Komunikasi artinya bahwa setiap anggota bertanggung jawab untuk
membagiinformasi penting mengenai perawatan pasien sakit jiwa dan issu yang
relevan untuk membuat keputusan klinis.
e. Pemberian pertolongan artinya masing-masing anggota dapat memberikan tindakan
pertolongan namun tetap mengacu pada aturan-aturan yang telah disepakati.
f. Kewenangan mencakup kemandirian anggota tim dalam batas kompetensinya.
g. Kordinasi adalah efisiensi organisasi yang dibutuhkan dalam perawatan pasien sakit
jiwa, mengurangi duplikasi dan menjamin orang yang berkualifikasi
dalammenyelesaikan permasalahan.
h. Tujuan umum artinya setiap argumen atau tindakan yang dilakukan memiliki
tujuanuntuk kesehatan pasien sakit jiwa
Kebutuhan pelayan jiwa terbesar qadalah kebutuhan kesehatan jiwa yang dipenuhi olehmasing-
masing individu dan keluarga. Masyarakat baik individu maupun keluargadiharapkan dapat secara
mandiri memelihara kesehatan jiwanya. Pada tingkat ini sangatmungkin untuk memberdayakan
keluarga dengan melibatkan mereka dalam memiliharakesehatan anggota keluarganya.
Dukungan dari sector formal dan informal diluar sector kesehatanApabila masalah kesehatan jiwa
yang dialami individu tidak mampu diatasi secara mandiriditingkat individu dan keluarga maka upaya
solusi tingkat berikutnya adalah leader formaldan informal yang ada di masyarakat mereka menjadi
tempat rujukan. Tokoh masyarakat,kelompok formal dan informal di luar tatanan pelayanan kesehatan
merupakan target pelayanan kesehatan jiwa.kelompok yang dimaksud adalah TOMA (tokoh agama,
tokohwanita, kepala desa/lurah, RT, RW ).
Pelayanan kesehatan jiwa melalui pelan kesehatan dasar Puskesmas memiliki kesehatan jiwa untuk
rawat jalan dan kunjungan ke masyarakat sesuaiwilayah kerja masyarakat. Tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan jiwaadalah perawat yang telah dilatih CMHN atau perawat plus
CMHN dan dokter yang telahdilatih kesehatan jiwa(dokter plus kesehatan jiwa) yang bekerja secara
team yang disebutteam kesehatan jiwa puskesmas.
Tim kesehatan yang terdiri dari psikiater, psikolog klinik, perawat jiwa CMHN dan psikolog(yang
telah mendapat pelatihan jiwa) Diharapkan tingkta kabupaten atau kota menyediakan pelayanan rawat
jalan dan rawat inap bagi pasien gangguan jiwa dengan jumlah tempat tidur terbatas sesuai
kemampuan.
RSJ merupakan pelayanan spesialis jiwa yang difokuskan pada pasien gangguan jiwa yangtidak
berhasil dirawat di keluarga/puskesmas/RSU. Sistem rujukan dari RSU dan rujukankembali dari
masyarakat yaitu puskesmas harus jelas agar kesinambungan pelayanan dikeluarga dapat berjalan.
Pasien yang telah selesai dirawat di RSJ dirujuk kembali ke puskesmas. Penanggungjawaban
pelayanan kesehatan jiwa masyarakat (puskesmas) bertanggungjawab terhadap lanjutan asuhaan di
keluarga.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Untuk mencapai pelayanan perawatan pasien sakit jiwa yang efektif maka
keluarga, perawat,dokter dan tim kesehatan lainnya harus berkolaborasi satu dengan
yang lainnya. Tidak adakelompok yang dapat menyatakan lebih berkuasa diatas yang
lainnya. Masing-masing profesimemiliki kompetensi profesional yang berbeda
sehingga ketika digabungkan dapat menjadikekuatan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Kolaborasi yang efektif antara anggota timkesehatan memfasilitasi
B. SARAN
Demikian isi makalah ini, kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari katasempurna dan banyak kekurangan baik dari segi bentuk maupun materi
yang kami uraikan.Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca untuk perbaikan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Sitorus, Ratna, DR, S.Kp, M.App.Sc. 2006. Model Praktik Keperawatan Profesional
diRumah Sakit : Penataan Struktur dan Proses (Sistem) Pemberian Asuhan Keperawatan
diRuang Rawat. EGC. Jakarta
Siegler, Eugenia L, MD and Whitney Fay W, PhD, RN., FAAN , alih bahasa
IndratySecillia,2000. Kolaborasi Perawat-Dokter ; Perawatan Orang Dewasa dan Lansia,
EGC. Jakarta